Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ DISTOSIA KELAINAN ALAT KANDUNGAN ”

DISUSUN OLEH :
1. Atikah Rezky Nasution ( PO7224221 2057 )
2. Bella Veronica ( PO7224221 2060 )
3. Leoni Arza Laura ( PO7224221 2070 )
4. Megawati ( PO7224221 2073 )
5. Puja Rotua Simangunsong ( PO7224221 2077 )
6. Sarvioni ( PO7224221 2083 )
7. Siti Arifah Umaira ( PO7224221 2086 )

Dosen Pengampu : Rahmadona, M. keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI DIII KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah
“Distosia Kelainan Alat Kandungan” ini dengan memanfaatkan pengetahuan dan
kemampuan yang saya miliki. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu yang telah membimbing dan
memberikan kesempatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan akhirnya membawa hikmah
untuk semuanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang
kurang berkenan.

Tanjungpinang, 09 Februari 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II ......................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.2 Pengertian Distosia Kelainan Alat Kandungan
2.1 Macam-Macam Distosia Kelainan Alat Kandungan........................................ 2
BAB III ...................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau abnormal
yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan 5 faktor persalinan.
Setiap keadaan berikut dapat menyebabkan distosia:
1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat
upaya mengedan ibu (kekuatan power).
2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/ passage).
3. Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi maupun kelainan posisi,
bayi besar dan jumlah bayi (passanger).
4. Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan.
5. Respon psikologis ibu selama persalinan yang berhubungan dengan pengalaman,
persiapan, budaya dan warisannya, serta sistem pendukung
Kelima faktor ini bersifat interdependen. Dalam mengkaji pola persalinan
abnormal wanita, seorang bidan mempertimbangkan interaksi kelima faktor ini dan
bagaimana kelima faktor tersebut mempengaruhi proses persalinan. Distosia diduga
terjadi jika kecepatan dilatasi serviks, penurunan dan pengeluaran (ekspulsi) janin
tidak menunjukan kemajuan, atau jika karakteristik kontraksi uterus menunjukan
perubahan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Distosia Kelainan Alat Kandungan?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Bagaimana Distosia Kelainan alat kandungan.
2. Tujuan Khusus
1) Dapat mendiagnosis ibu dengan distosia karena kelainan alat kandungan.
2) Dapat mengetahui penyebab distosia karena kelainan alat kandungan.
3) Dapat mengetahui tanda dan gejala distosia karena kelainan alat kandungan.
4) Dapat memberikan penanganan awal pada ibu dengan distosia kelainan alat
kandungan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Distosia Kelainan alat kandungan


Distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandai adanya hambatan kemajuan
dalam persalinan. Persalinan yang normal (Eutocia) ialah persalinan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung spontan dalam 24 jam, tanpa
menimbulkan kerusakan yang berlebih. Istilah distosia atau persalinan yang sulit
kita pergunakan kalau tidak ada kemajuan dari persalinan.
Distosia alat kandungan adalah istilah yang digunakan pada kasus tidak adanya
kemajuan persalinan atau gangguan dalam proses persalinan yang disebabkan oleh
adanya kelainan pada alat kandungan. Alat kandungan yang akan dibahas yaitu
vulva, vagina, portio dan uterus.

2.2 Macam-macam Distosia Kelainan Alat Kandungan


1. Vulva
Kelainan yang bisa menyebabkan kelainan vulva adalah oedema vulva,
stenosis vulva, kelainan bawaan, varises, hematoma, peradangan, kondiloma
akuminata dan fistula.
a. Oedema vulva
Bisa timbul pada waktu hamil, biasanya sebagai gejala preeclampsia
akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain misalnya gangguan gizi.
Pada persalinan lama dengan penderita dibiarkan mengejan terus, dapat
pula timbul oedema pada vulva. Kelainan ini umumnya jarang
merupakan rintangan bagi kelahiran pervaginam.
Diagnosa :
-Diagonsa subjektif
Ibu mengatakan terjadi pembengkakan pada alat kelaminnya
(vulva),sehingga timbul ketidaknyamanan pada ibu,bengkak
tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan
keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat,
pandangan mata kabur.
-Diagnosa objektif
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menginspeksi adanya
pembengkakan pada daerah vulva.

Penatalaksanaan
1) Istirahat cukup
2) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung protein dan mengurangi makanan yang

2
mengandung karbohidrat serta lemak.
3) Kalau keadaan memburuk,kemungkinan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi
keselamatan ibu dan bayi.

b. Stenosis vulva
Biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang
menyebabkan ulkus-ulkus yang sembuh dengan parut-parut yang dapat
menimbulkan kesulitan. Walaupun pada umumnya dapat diatasi dengan
mengadakan episiotomy, yang cukup luas, Kelainan congenital pada
vulva yang menutup sama sekali hingga hanya orifisium uretra
eksternum yang tampak dapat pula terjadi. Penanganan ini ialah
mengadakan sayatan median secukupnya untuk melahirkan kepala.

c. Kelainan bawaan
Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan
hematokolpos,hematometra dan atresia vagina dapat menghalangi
konsepsi.
Diagnosa
-Diagnosa subjektif :Nyeri pada daerah vulva
-Diagnosa objektif :Adanya penutupan pada daerah
vulva,ataupun hanya terlihat bagian orifisium uretra eksternum
saja
Penatalaksanaan
Walaupun umumnya dapat diatasi dengan mengadakan episiotomi
yang cukup luas namun penanganan dengan sayatan median
secukupnya untuk melahirkan kepala juga dapat dilakukan.Dan
biasa tindakan persalinan dengan operasi merupakan pilihan utama.

d. Varises
Wanita hamil sering mengeluh melebarnya pembuluh darah di
tungkai, vagina, vulva dan wasir, tetapi dapat menghilang setelah
kelahiran. Hal ini karena reaksi sistem vena pembuluh darah seperti otot-
otot di tempat lain melemah akibat hormone steroid. Bahaya varises
dalam kehamilan dan persalinan adalah bila pecah dapat menjadi fatal
dan dapat pula terjadi emboli udara. Varises yang pecah harus dijahit baik
dalam kehamilan maupun setelah lahir.
Diagnosa
- Diagnosa subjektif
Wanita hamil sering mengeluh melebarnya pembuluh darah di
tungkai, vagina, vulva dan terjadi wasir.
- Diagnosa objektif
Pembuluh darah vena akan menonjol di permukaan kulit yang

3
berwarna ungu atau biru gelap biasa tampak seperti tali sepatu,
Jika varises sudah kronik maka akan tampak pembuluh darah
vena yang menyerupai jaring laba – laba (spider navy).
Penatalaksanaan
1) Kurangi konsumsi garam dan makan yang mengandung
kolesterol tinggi.
2) Perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi dan
makanan yang dapat merangsang sirkulasi darah, seperti
bawang merah, bawang putih, bawang bombay, jahe dan cabai
merah. Juga makanan yang kaya dengan vitamin B kompleks,
vit C, vit E, vit B6, magnesium, asam folat, kalsium dan zinc
seperti gandum dan kacang kedelai (susu kedelai).
3) Perbanyak makanan dan minuman yang mengandung
antioksidan tinggi seperti sayur – sayuran hijau, buah apel,
wortel dan jeruk. Dianjurkan minum susu kedelai karena
mengandung tinggi flavonoid yang mengandung antioksidan,
vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6, magnesium, asam
folat, kalsium dan zinc yang sangat bermanfaat untuk
mencegah dan membantu pemulihan pembuluh darah vena.
4) Jangan berdiri atau duduk terlalu lama. Jika pekerjaan anda
dituntut untuk berdiri lama maka usahakan tidak diam namun
sekali – sekali anda berjalan agar otot anda tidak statis (diam)
dan sekali – kali anda duduk istirahat.
5) Pada saat tidur, tinggikan kaki anda, lebih tinggi dari posisi
pinggul atau jantung anda. Posisi kaki yang lebih tinggi dari
jantung akan memudahkan aliran darah vena kembali ke
jantung.
6) Jangan memakai ikat pinggang terlampau kencang (ketat)
7) Jalan-jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran
darah
8) Dapatdiberikan obat-obatan : Venosan,Glyvenol,Venoruton,dan
Varemoid.
9) Dengan beberapa pertimbangan pada kasus dengan varises
vulva maupun vagina yang besar dapat dianjurkan persalinan
dengan seksio sesarea.
10) Dan untuk wanita hamil dengan keluhan wasir untuk sementara
dapat diatasi dengan pengobatan sampai persalinan
berlangsung.Setelah persalinan berakhir,keluhan wasir
berkurang sampai menghilang dan tidak memerlukan tindakan
lain.

4
e. Hematoma
Pembuluh darah pecah sehingga hematoma di jaringan ikat yang
renggang di vulva, sekitar vagina atau ligamentum latum. Hematoma
vulva dapat juga terjadi karena trauma misalnya jatuh terduduk pada
tempat yang keras atau koitus kasar, bila hematoma kecil resorbsi sendiri,
bila besar harus insisi dan bekuan darah harus dikeluarkan.
Diagnosa
- Diagnosa subjektif
- Hematoma vulva mudah didiagnosis dengan adanya
rasa nyeri perineum yang hebat dan tumbuh infeksi
yang menyeluruh dengan ukuran yang bervariasi
- Adanya keputihan yang berlangsung lama dan
perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan
yang disebabkan oleh jaringan yang melapisi gumpalan
hematoma dapat menghilang karena mengalami
nekrosis akibat penekanan,sehingga terjadi perdarahan
yang banyak.
- Diagnosa objektif
Inspeksi : pada kehamilan uterus akan teraba lebih besar
Palpasi : pada kehamilan uterus lebih lunak daripada
keadaan normalnya.

Penatalaksanaan
1) Pada kehamilan, peradangan tersebut harus diobati. Obat yang
diberikan harus dipikirkan apakah mempunyai efek buruk
terhadap anak terutama dalam proses pertumbuhan
organogenensis.
2) Dalam pertolongan persalinan menghadapi peradangan
sebaiknya mengirimkan penderita ke tempat yang dapat
memberikan pertolongan yang adekuat.

f. Peradangan
Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan vagina dan
dapat terjadi akibat infeksi spesifik, seperti sifilis,
gonorrhea,trikomoniasis.

g. Kondiloma akuminata
Merupakan pertumbuhan pada kulit selaput lendir yang menyerupai
jengger ayam jago. Berlainan dengan kondiloma akuminata permukaan
kasar papiler, tonjolan lebih tinggi. warnanya lebih gelap. Sebaiknya
diobati sebelum bersalin. Banyak penulis menganjurkan insisi dengan
elektrokauter atau dengan tingtura podofilin. Kemungkinan ada

5
penyebab rangsangan tidak diberantas lebih dahulu atau penyakit
primernya kambuh.
Diagnosa
- Diagnosa Subjectif : Mengeluh mengalami keputihan
- Diagnose Objectif :Umumnya diagnosis Kondiloma
Akuminata tidak sukar dibuat dan dapat dibedakan dari
kondilomata lata, satu manifestasi dari sifilis.

d. Penatalaksanaan
- Kondiloma Akuminata yang kecil dapat disembuhkan dengan
larutan 10% podofili dalam gliseril atau dalam alcohol. Pada
waktu pengobatan daerah sekitarnya harus dilindungi dengan
vaselin, dan setelah beberapa jam tempat pengobatan harus
dicuci dengan air dan sabun.
- Pada Kondiloma Akuminata yang luas, terapinya terdiri atas
pengangkatan dengan pembedahan atau kauterisasi. Untuk
mencegah timbulnya residif, harus diusahakan kebersihan pada
tempat bekas Kondiloma Akuminata, dan leukoria harus
diobati. Sebaiknya diobati sebelum bersalin, banyak penulis
menganjurkan insisi dengan elektrocavter atau dengan tingtura
podofilin.

h. Fistula vesikovaginal atau fistula rektovaginal


Biasanya terjadi pada waktu bersalin sebagai tindakan operatif
maupun akibat nekrosis tekanan. Tekanan lama antara kepala dan tulang
panggul gangguan sirkulasi sehingga terjadi kematian jaringan lokal
dalam 5-10 hari lepas dan terjadi lubang. Akibatnya terjadi inkontinensia
alvi. Fistula kecil yang tidak disertai infeksi dapat sembuh dengan
sendirinya. Fistula yang sudah tertutup merupakan kontra indikasi
pervaginam.
Penatalaksanan
- Fistula kecil yang tidak disertai infeksi dapat sembuh dengan
sendirinya. Fistula yang sudah tertutup merupakan kontra
indikasi per vaginam.
- Untuk menghindari terjadinya fistula postpartum,selalu di
pasang daure kateter sehingga vaskularisasi jaringan yang
tertekan membaik dan terhindar dari nekrosis dan fistula.
- Operasi rekonstruksi fistula sulit dan keberhasilannya belum
memuaskan.
- Untuk mengurangi kejadian fistula maka persalinan harus telah
dirujuk pada saat mencapai garis waspada,sehinggan dapat
dilakukan tindakan tepat dan cepat untuk dapat menurunkan
morbilitas dan mortalitas.

6
2. Vagina

Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah:


1. Kelainan vagina
Pada aplasia vagina tidak ada vagina ditempatnya introitus vagina dan
terdapat cekungan yang agak dangkal atau yang agak dalam. Terapi terdiri
atas pembuatan vagina baru beberapa metode sudah dikembangkan untuk
keperluan itu, operasi ini sebaiknya dilakukan pada saat wanita bersangkutan
akan menikah. Dengan demikian vagina dapat digunakan dan dapat dicegah
bahwa vagina buatan dapat menyempit. Pada atresia vagina terdapat
gangguan dalam kanalisasi sehingga terdapat satu septum yang horizontal,
bila penutupan vagina ini menyeluruh, menstruasi timbul namun darahnya
tidak keluar, namun bila penutupan vagina tidak menyeluruh tidak akan
timbul kesulitan kecuali mungkin pada partus kala II.

2. Stenosis vagina kongenital


Jarang terdapat, lebih sering ditemukan septum vagina yang memisahkan
vagina secara lengkap atau tidak lengkap pada bagian kanan atau bagian kiri.
Septum lengkap biasanya tidak menimbulkan distosia karena bagian vagina
yang satu umumnya cukup lebar, baik untuk koitus maupun lahirnya janin.
Septum tidak lengkap kadang-kadang menahan turunnya kepala janin pada
persalinan dan harus dipotong dahulu. Stenosis dapat terjadi karena parut-
parut akibat perlukaan dan radang. Pada stenosis vagina yang tetap laku dalam
kehamilan dan merupakan halangan untuk lahirnya janin perlu ditimbangkan
sectio caesarea.

3. Tumor vagina
Dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janin pervaginam, adanya
tumor vagina dapat juga menyebabkan persalinan pervaginam dianggap
mengandung terlampau banyak resiko. Tergantung dari jenis dan besarnya
tumor perlu dipertimbangkan apakah persalinan dapat berlangsung secara
pervaginam atau diselesaikan dengan sectio caesare.

4. Kista vagina
Kista vagina berasal dari duktus gartner atau duktus muller, letak lateral
dalam vagina bagian proksimal, ditengah, distal dibawah orifisium uretra
eksternal. Bila kecil dan tidak ada keluhan dapat dibiarkan tetapi bila besar
dilakukan pembedahan. Marsupialisasi sebaiknya 3 bulan setelah lahir.
Penatalaksanaan
- Kehamilan muda : diekstirpasi setelah kehamilan 3-4
bulan
- Dalam persalinan : jika kecil maka tidak menghalangi
turunnya kepala, tidak mengganggu persalinan. Bila besar dan

7
menghalangi turunnya kepala untuk mengecilkannya dilakukan
aspirasi cairan tumor

3. Uterus
Kelainan yang penting berhubungan dengan persalinan adalah distosia
servikalis. Karena disfungsional uterine action atau karena parut pada serviks
uteri. Kala | serviks uteri menipis akan tetapi pembukaan tidak terjadi sehingga
merupakan lembaran kertas di bawah kepala janin. Diagnosis dibuat dengan
menemukan lubang kecil yakni ostium uteri eksternum ditengah-tengah lapisan
tipis atau disebut dengan konglutinasio orifisii eksterni bila ujung, dimasukan ke
orifisium ini biasanya serviks yang kaku pada primi tua sebagai akibat infeksi atau
operasi.
a. Retrofleksi Uteri
Kehamilan dengan retrofleksi uteri tidak banyak dijumpai karena
kemampuan mobilisasi uterus selama hamil dan melepaskan diri dari
ruangan pelvis minor. Kehamilan dengan uterus retrofleksi jarang sampai
aterm (cukup bulan).
Penatalaksanaan
- Salah satu penanganan yang masih dianjurkan adalah
melakukan tidur dengan kedudukan dada-kaki beberapa waktu
dengan harapan agar retrofleksi uteri gravidi dapat lepas dari
ruangan pelvis minor. Disamping itu dapat pula dilepaskan
dengan kedudukan tidur dada-kaki dan mendorong uterus
gravidus keluar dari ruangan pelvis minor.
- Bila tidak terjadi perlekatan dapat dilakukan :
- Reposisi digital jika perlu dalam narkosa
- Koreksi dengan posisi genu-pektoral selama 3 x 15
perhari atau langsung dikoreksi melalui vagina dengan
2 jari mendorong korpus uteri kearah atas keluar rongga
panggul
- Posisi trendelenberg dan istirahat

b. Prolapsus Uteri
Prolapsus uteri atau turunnya uterus dapat dibagi menjadi 3 tingkat:
 Tingkat 1: Uterus turun dengan Serviks uteri sampai introitus vagina
 Tingkat II: Sebagian uterus keluar dari vagina
 Tingkat III: Uterus keluar seluruhnya dari vagina dengan inversio
Prolapsus uteri terjadi karena kelemahan ligament endopelvik
terutama ligamentum transversal.

c. Kelainan Bawaan Uterus


Secara embriologis uterus, vagina, Serviks dibentuk dari kedua
ductus muller yang dalam pertumbuhan mudigah mengalami proses

8
penyatuan, Kelainan bawaan dapat terjadi akibat gangguan dalam
penyatuan, dalam berkembangnya kedua saluran muller dan dalam
kanalisasi. Kelainan bawaan uterus terdiri dari :
 Arcuate uterus
Kelainan pada rahim ini tidak terlalu tampak, artinya masih
terlihat normal. Perbedaanya, ada sedikit lekukan di bagian atas
rahim. Kelainan rahim ini biasanya tidak menimbulkan
kesulitan pada kehamilan.
 Bicornuate uterus
Pada kelainan ini, rahim wanita berbentuk seperti hati dengan
lekukan dalam di bagian atas. Oleh karena itu, kelainan ini
sering disebut sebagai uterus dengan dua tanduk. Bicornuate
uterus tidak mempengaruhi kesuburan, namun risiko keguguran
menjadi lebih tinggi, begitu juga dengan kelahiran prematur.
 Unicornuate uterus
Kondisi ini terjadi ketika rahim wanita hanya berukuran
setengah dari normal dan memiliki satu saluran tuba falopi.
Kelainan yang disebut dengan uterus satu tanduk ini disebabkan
oleh jaringan yang membentuk rahim tidak berkembang dengan
baik. Pada unicornuate uterus, jumlah indung telur sama seperti
biasa (dua buah), tapi hanya satu yang akan terhubung ke rahim.
Kehamilan dapat terjadi, namun risiko keguguran akan lebih
besar.
 Uterus didelphys
Merupakan kondisi di mana rahim wanita memiliki dua rongga
bagian dalam, dua Serviks, dan dua vagina. Wanita dengan
rahim ganda mampu hamil dan melahirkan, namun terkadang
rentan mengalami ketidaksuburan, keguguran, melahirkan
prematur, dan kelainan ginjal.
 Septate uterus
Kondisi ini terjadi di mana bagian dalam rahim wanita dibagi
oleh dinding otot atau jaringan ikat fibrosa (septum). Septum
bahkan dapat memanjang hingga ke dalam rahim (septum
parsial) atau Serviks (septum lengkap). Septate uterus dapat
mengakibatkan kesulitan hamil dan meningkatkan risiko
keguguran.

9
4. Serviks
Jenis-jenis kelainan pada Serviks uteri :
a. Serviks kaku merupakan suatu keadaan dimana seluruh Serviks kaku.
Keadaaan ini sering dijumpai pada primigravida tua atau karena adanya parut-
parut bekas luka atau bekas infeksi atau pada karsinoma Serviks.
b. Serviks gantung (hanging cervix) adalah suatu keadaan dimana ostium uteri
eksternum terbuka lebar, sedangkan ostium uteri internum tidak membuka.
Serviks akan menggantung seperti corong.
c. Serviks konglumer (conglumeratio cervix) suatu keadaan dimana ostium uteri
eksternum tidak mau membuka. Keadaan ini sering dijumpai pada ibu dengan
prolaps uteri. Pada kasus ini Serviks dapat menipis, namun ostium uteri
eksternum tidak membuka atau hanya membuka 5 cm.
d. Edema Serviks Jika terdapat edema diServiks disertai hematoma dan nekrosis
merupakan tanda adanya obstruksi. Biasanya terjadi karena kesempitan
panggul, Serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir sehingga terjadi
gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema Serviks.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Distosia alat kandungan adalah istilah yang digunakan pada kasus tidak adanya
kemajuan persalinan atau gangguan dalam proses persalinan yang disebabkan oleh
adanya kelainan pada alat kandungan. Alat kandungan yang akan dibahas yaitu vulva,
vagina, portio/ Serviks dan uterus.
Vulva Kelainan yang bisa menyebabkan distosia ialah oedema vulva, kelainan
bawaan, varises, hematoma, peradangan, kondiloma akuminata, fistula.
Kelainan Vagina (Aplasia vagina), Stenosis Vagina Kongenital,Vagina tumor
Kista vagina, Uterus Serviks,Retroflexio Uteri,Prolap uteri.

3.2 Saran
1. Untuk Mahasiswa
Untuk mahasiswa kebidanan atau tenaga kesehatan Mahasiswa kebidanan harus
bisa berfikir secara kritis dan harus memberi asuhan kebidanan yang intensif
bagi ibu hamil dengan Distosia karena kelainan alat Kandungan.
2. Untuk ibu hamil dengan Distosia karena kelainan alat kandungan :
1. Banyak istirahat
2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan akan mengurangi
makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak.

11
DAFTAR PUSTAKA
Widiastini, Luh Putu. (Pertama) . Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan Bayi
Baru Lahir.
Ma'rifah, Umi, dkk. 2022. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin & Bayi Baru Lahir.
Umi Ma’rifah, dkk. 2022. ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI
BARU LAHIR
Dina Dewi Anggraini, dkk. 2022. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal
Ninik Rochmah, dkk. 2022. Metode Intrathecal Labor Analgesia untuk Persalinan
Normal Tanpa Rasa Sakit
Cuningham, Leveno, dkk. 2013. Obstetri William Volume 1. Jakarta: EGC.
Pipih Salanti, SST, MKM . 2020 MODUL ASUHAN KEBIDANAN PADA
KASUS KOMPLEKS
Azizah, Ninik. Vivin eka rahmawati, dkk. 2022. Penyakit dan kelainan dari
kehamilan.
Luh Putu Widiastini, 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan
Bayi Baru Lahir
Sulis Diana, M.Kes., dkk. 2019. BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN,
PERSALINAN, DAN BAYI BARU LAHIR

12

Anda mungkin juga menyukai