Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MATERNITAS

SOLUTION PLASENTA

DISUSUN OLEH : Kesya fegita (22250063 )


Ramanda fitria ningsih (22250065)
Mira Dea Amanda (22250062)
Rubbilna Tul'aini (22250067)
Wanti Marza Yulita (22250066)
Guna Putri (21250067)
Pelza polandia (21250012)

DOSEN PEMBIMBING : NS.Mariza Arfianti,S.Kep,MAN

FALKULTAS ILMU KESEHATAN ( FIKES )


UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hasirat Allah SWT., karena berkat limpahan rahmat serta
hidayahNya,kami diberikan kekuatan untuk dapat menyusun makalah ini
dengan judul asuhan keperawatan maternitas pada pasien dengan solutio
plasenta. Makalah yg kami buat inidapat menjadi salah satu referensi untuk
para pembaca, dan menambahkan wawasantentang sejarah teori-teori yang
ada dalam keperawatan melalui makalah yang kami buat,yang tentunya bisa
membantu para pembaca untuk tahu lebih lanjut mengenai
asuhankeperawatan maternitas.
Meskipun telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan, kami menyadari
juga bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan sebagai
kekurangannya. Karena itu, kami berharap agar pembaca berkenan
menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan danketerbukaan, kami
menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Akhir kata,kami
berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat kepada pembaca.

Bengkulu 6 Maret 2024.

i
DAFTAR ISI

BAB 1............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN..............................................................................................................................5
A.Latar Belakang........................................................................................................................ 5
BAB II............................................................................................................................................. 7
TINJAUAN TEORITIS....................................................................................................................... 7
A.SOLUSIO PLASENTA.................................................................................................................7
2.Etilogi...................................................................................................................................... 8
3.Pathofisiologi.......................................................................................................................... 9
4.Pathway................................................................................................................................ 10
5.Klasifikasi Solusio Plasenta....................................................................................................11
6.Tanda dan Gejala...................................................................................................................12
7.Manifestasi Klinis.................................................................................................................. 13
BAB III.......................................................................................................................................... 16
ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................................. 16
A.SOLUSIO PLASENTA...............................................................................................................16
1. Pengkajian............................................................................................................................ 16
Intervensi dan rasional :...........................................................................................................19
BAB IV.......................................................................................................................................... 22
PENUTUP..................................................................................................................................... 22
Kesimpulan...............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................23

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perdarahan obstetri merupakan salah satu penyebabterbesar kematian maternal
dan mengakibatkan morbiditasdan mortalitas perinatal yang tinggi. Hal ini
masihmenjadi masalah kesehatan di negara maju terlebih dinegara berkembang.
Perdarahan obstetri di Indonesiamasih menduduki peringkat pertama sebagai
penyebabkematian maternal. Pendarahan obstetri secara umumdibagi menjadi
perdarahan antepartum dan postpartum.Perdarahan antepartum adalah perdarahan
yang terjadisetelah minggu ke 28 masa kehamilan. Plasenta previamerupakan
penyebab utama perdarahan antepartum yangseringkali memerlukan bedah sesar
darurat. Selain itu banyak ibu dan janin jatuh pada keadaan yangmengancam jiwa.

Kelainan implantasi plasenta dapat berupa plasentayang implantasi di bagian


bawah uterus atau gangguankedalaman implantasi plasenta. Implantasi di bagian
bawah uterus meliputi berbagai macam jenis plasenta previa ditambah plasenta
letak rendah. Plasenta previadidefinisikan sebagai plasenta yang berimplantasi
padasegmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagianatau seluruh ostium
uteri internum. Angka kejadiannya berkisar 4-5 per 1000 kehamilan.

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi seluruhatau sebagian dari ostium uteri internum.
Plasentaberbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal
2,5 cm, berat rata-rata 500 gram.Plasenta previa dapat dibagi menjadi beberapa
jenis.Plasenta Previa totalis, yaitu apabila seluruh pembukaantertutup oleh jaringan
plasenta atau ari-ari. Plasenta Previamarginalis yaitu apabila pinggir plasenta atau
ari-ari berada tepat pada pinggir permukaan jalan ari. PlasentaLetak Rendah yaitu
apabila letak tidak normal padasegmen bawah rahim akan tetapi belum sampai
menutupi pembukaan jalan.

1
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta /ablasia placenta adalah separasi
prematur plasenta denganimplantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam
masakehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir.Dalam plasenta
terdapat banyak pembuluh darah yangmemungkinkan pengantaran zat nutrisi dari
ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalammasa
kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahanyang hebat.

Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta


previa oleh karena padakejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar
melaluivagina hampir tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan yang
berlangsung internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu inilah yang
sebenarnya yangmembuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalamkeadaan
demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yangtelah keluar sukar
diperhitungkan, padahal janin telah matidan ibu berada dalam keadaan syok.

2.Rumusan Masalah
1.Apa definisi solusio plasenta ?

2.Apa etiologi solusio plasenta ?

3.Bagaimana patofisiologi dari solusio plasenta ?

4.Apa saja klasifikasi dari solusio plasenta ?

3.TujuanTujuan umum :
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasiendengan solusio plasenta

Tujuan khusus :

1.Untuk mengetahui definisi solusio plasenta

.2.Untuk mengetahui etiologi dari solusio plasenta

3.Untuk mengetahui patofisiologi dan solusio plasenta

4.Untuk mengetahui kalsifikasi dari solusio plasenta

2
5.Untuk mengetahui manifestasi klinis dari solusio plasenta

6.Untuk mengetahui pemeriksaan pemnunjang untuk solusio plasenta

7.Untuk mengetahui klasifikasi dari solusio plasenta

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A.SOLUSIO PLASENTA
1.Pengertian Solusio
3
PlasentaSolutio Plasenta adalah lepasnya plasenta denganimplantasi normal
sebelum waktunya pada kehamilanyang berusia di atas 28 minggu. (Arif Mansjoer.
KapitaSelekta edisi 3 jilid 1, Media Aeskulapius. 20010).

Solusio plasenta adalah Pemisahan sebagian/seluruh plasenta normal yang


menempel di uterus.Pemisahan terjadi di daerah desidua basalis setelah 20mgg
kehamilan dan sebelum kelahiran bayi.(Lowdermik, 2013)

Solutio Plasenta adalah terlepasnya plasenta yangletaknya normal pada


korpus uteri sebelum janin lahir.(Prof. Dr. Hanifa Wikryosastro. Ilmu
KebidananJakarta. PT Gramedia. 2011 )

.Solutio Plasenta adalah suatu keadaan dalamkehamilan viable, dimana


plasenta yang tempatimplantasinya normal (pada fundus atau korpus
uteri)terkelupas atau terlepas sebelum kala III. (Dr.Chrisdiono. M.
Achadiat,SP.2013)

Solutio Plasenta adalah pelepasan sebagian atauseluruh plasenta yang


normal implantasinya antaraminggu 22 dan lahirnya anak. (Obstetri dan
Ginekologi,FKU Padjadjaran Bandung, 2004)

Jadi solution plasenta adalah terlepasnya plasentayang letaknya normal pada


korpus uteri sebelum janinlahir, dengan masa kehamilan 22 minggu sampai
28minggu / berat janin di atas 500 gr.

4
2.Etilogi
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahuisecara pasti, namun ada
beberapa faktor yang menjadi predisposisi :

a.Faktor kardiovaskuler, Glomerulonefritis kronik,hipertensi essensial, sindroma


preeklamsia daneklamsia.

b.Faktor trauma

Trauma yang dapat terjadi antara lain :

Dekompresi uterus pada hidramnion dan gemeli.Tarikan pada tali pusat yang
pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas, versi luar atautindakan
pertolongan persalinan. Trauma langsung,seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.

c.Faktor paritas ibu

Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara.

d. Faktor usia ibu

Dalam penelitian dilaporkan bahwa terjadinya peningkatan kejadian solusio


plasenta sejalan denganmeningkatnya umur ibu, Makin tua umur ibu, makintinggi
frekuensi hipertensi menahun.

e.Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamildapat Menyebabkan solusio


plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang
mengandungleiomioma.

f.Faktor penggunaan kokainPenggunaan kokain mengakibatkan peninggiantekanan


darah dan peningkatan pelepasankatekolamin, yang mana bertanggung jawab
atasterjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dandapat berakibat terlepasnya
plasenta

g.Faktor kebiasaan merokok Ibu yang perokok juga merupakan penyebab


peningkatan kasus solusio plasenta sampai dengan25% pada ibu yang merokok ≤ 1
(satu) bungkus per hari Pada ibu yang perokok plasenta menjaditipis, diameter
lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikro sirkulasinya.

5
h. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensigizi, tekanan uterus pada
vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanyakehamilan,
dan lain-lain.

i.Riwayat Solusio plasenta sebelumnya.

3.Pathofisiologi
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis
yang kemudianterbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada
mometrium sehingga terbentuk hematomadesidual yang menyebabkan pelepasan,
kompresi danakhirnya penghancuran plasenta yang berdekatandengan bagian
tersebut.

Ruptur pembuluh arteri spiralis desiduamenyebabkan hematoma retro


plasenta yang akanmemutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan
plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi
denganadanya janin, uterus tidak mampu berkontraksioptimal untuk menekan
pembuluh darah tersebut.Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapatmelepaskan
selaput ketuban..

4.Pathway
Trauma

Perdarahan ke dalam desidualbasalis

Terbelah & meninggal lapisan tipis pada miometrium

6
Terbentuk hematoma desidual

Penghancuran plasenta

Ruptur pembuluh arteri spinalis desidua

Hematoma retroplasenta

Pelepasan plasenta lebih banyak

Uterus tidak mampu berkontraksi optimal

Darah mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban

Syok hipovolemik

5.Klasifikasi Solusio Plasenta


Plasenta yang terlepas semuanya disebut SolutioPlasenta Totalis. Plasenta
yang terlepas sebagian disebutSolutio Plasenta Parsial. Plasenta yang terlepas
hanyasebagian kecil pinggir plasenta disebut Ruptura SinusMarginalis. Solutio
Plasenta dibagi menjadi :

a.Solusio plasenta menurut derajat pelepasan plasenta:

1)Solusio plasenta totalis, plasenta terlepasseluruhnya

.2)Solusio plasenta partialis, plasenta terlepassebagian.

3)Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas

7
b.Solusio plasenta menurut bentuk perdarahan:

1)Solusio plasenta dengan perdarahan tertutup perdarahan terjadi di belakang


plasenta, tetapimemiliki batas tegas karena posisi hematom

2)Solusio plasenta dengan perdarahan terbuka perdarahan yang terlihat ketika


pemisahan / pemotongan membran juga lapisanendometrium dan darah mengalir
keluar melaluivagina.

3) Cunningham danGasong masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan


solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu:

(a) Ringan : perdarahan kurang 100-200 cc,uterus tidak tegang, belum ada
tandarenjatan, janin hidup, pelepasan plasentakurang 1/6 bagian permukaan,
kadar fibrinogen plasma lebih 150 mg%.

(b) Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterustegang, terdapat tanda pre ,
gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian
permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.(c)Berat : Uterus tegang
dan berkontraksitetanik, terdapat tanda renjatan, janin matipelepasan
plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.

6.Tanda dan Gejala


a) Solusio Plasenta ringan :

1) Perdarahan pervaginam, warnanya akankehitam-hitaman dan sedikit sakit

2) Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus.

8
b) solusio plasenta sedang :

1) Sakit perut terus menerus, yang tidak lamakemudian disusul dengan


perdarahan pervaginam

2) Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok,demikian pula janinnya yang jika masih
hidupmungkin telah berada dalam keadaan gawat.

3) Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dannyeri tekan sehingga bagian-


bagian janin sukar untuk diraba. Apabila janin masih hidup, bunyi jantung sukar
didengar

c). Solusio plasenta berat

1) .Plasenta telah terlepas lebih dari dua per tiga permukaannnya Terjadi sangat
tiba-tiba.

2). Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal

3) .Uterusnya sangat tegang seperti papan dansangat nyeri

4) .Perdarahan pervaginam tampak tidak sesuaidengan keadaan syok ibu,


terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja belum sempat terjadi.

7.Manifestasi Klinis
a) Anamnesis

Perdarahan biasanya pada trimester ketiga, perdarahan pervaginan berwarna


kehitam-hitamanyang sedikit sekali dan tanpa rasa nyeri sampaidengan yang
disertai nyeri perut, uterus tegang perdarahan pervaginan yang banyak, syok
dankematian janin intra uterin.

b) Pemeriksaan fisik

13Tanda vital dapat normal sampai menunjukkan tanda syok

c) Pemeriksaan obstetric

9
Nyeri tekan uterus dan tegang, bagian-bagian janinyang sukar dinilai, denyut
jantung janin sulit dinilai /tidak ada, air ketuban berwarna kemerahan
karenatercampur darah.

8.Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium darah : hemoglobin,hemotokrit, trombosit, waktu
protombin, waktu pembekuan, waktu tromboplastin, parsial, kadar fibrinogen, dan
elektrolit plasma

b) Cardiotokografi untuk menilai kesejahteraan janin

c) USG untuk menilai letak plasenta, usia gestasi dankeadaan janin.

9.Komplikasi
a)Langsung (immediate)

1)Perdarahan

2) Infeksi

3) Emboli dan syok abtetric.

b) Tidak langsung (delayed)

1) Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik,menyebabkan perdarahan post


partum.

2) Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.

3) Nikrosis korteks neralis, menyebabkan anuriadan uremia.

4) Kerusakan-kerusakan organ seperti hati,hipofisis.

c) Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanyasolusio plasenta


berlangsung. Komplikasi pada ibuialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar
fibrinogen kurang dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat), oliguria,
gagal ginjal,gawat janin, kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta (uterus

10
couvelar). Bila janin dapatdiselamatkan, dapat terjadi komplikasi asfiksia, berat
badan lahir rendah dan sindrom gagal nafas.

d) Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)

Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahandalam otot-otot rahim dan di
bawah perimetriumkadang-kadang juga dalam ligamentum latum.Perdarahan ini
menyebabkan gangguan kontraktilitasuterus dan warna uterus berubah menjadi
biru atauungu yang biasa disebut Uterus couvelaire. Tapiapakah uterus ini harus
diangkat atau tidak,tergantung pada kesanggupannya dalam
membantumenghentikan perdarahan.

10.Penatalaksanaan
a ) Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitasoperasi.

b) Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
ke kiri , tidak melakukan senggama , menghindari peningkatantekanan rongga
perut.

c) Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan . berikan cairan
peroral

b) Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15menit untuk mendeteksi adanya
hipotensi / syk akibat perdarahan . pantau pula BJJ & pergerakan janin.

e) Bila terdapat renjatan , segera lakukan resusitasicairan dan tranfusi darah , bila
tidak teratasi ,upayakan penyelamatan optimal . bila teratasi perhatikan keadaan
janin.

f) Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksiosesarea bila janin masih hidup atau
persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama . bila renjatan tidak
dapat diatasi , upayakan tindakan penyelamatan optimal.

g) Setelah syk teratasi dan janin mati , lihat pembukaan . bila lebih dari 6 cm
pecahkan ketubanlalu infus oksitosin . bila kurang dari 6 cm lakukanseksio sesarea.

h) Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestasi kurangdari 37 minggu / taksiran
berat janin kurang dari2.500 gr . penganganan berdasarkan berat /ringannya
penyakit yaitu:
11
(a) Solusi plasenta ringan

Ekspektatif , bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus tidak ada ,
janinhidup) dengan tirah baring atasi anemia , USG& KTG serial , lalu tunggu
persalinanspontan.Aktif,bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus , uterus
berkontraksi , dapatmengancam ibu / janin ) usahakan partus pervaginam dengan
amnintomi / infus oksitosin. bila memungkinan . jika terus perdarahan skor pelvik
kurang dari 5 / ersalinan masih lama ,lakukan seksi sesarea .

(b) Slusio plasenta sedang / berat

Resusitasi cairan..Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah.Partus


pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam perabdominam bila
tidak dapat renjatan ,usia gestasi 37 minggu / lebih / taksiran berat
janin2.500gr/lebih,pikirkan partus perabdominam bila persalinan pervaginam di
perkirakan berlangsung lama.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
A.SOLUSIO PLASENTA

1. Pengkajian
a) Anemnesis

1) Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut;kadang-kadang pasien bisa melokalisir


tempat manayang paling sakit,dimana plasenta terlepas.

2)Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebatdan sekonyong-konyong (Non-


recurrent) terdiridari darah segar dan beku-bekuan darah.

3) Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
(anak tidak bergerak lagi).

12
4) Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan berkunang-kunang, ibu
kelihatan anemis tidak sesuai banyaknya darah yang keluar.

5) Kadang-kadang ibu dapat menceritakan traumadan factor kausal yang lain.

b) Inspeksi

1) Pasien gelisah,sering mengerang karenakesakitan.

2) Pucat,sianosis,keringat dingin.

3) Kelihatan darah pervaginam

c) Palpasi

1) Fundus uteri tambah naik karena terbentuknyaretroplasenter hematoma;uterus


tidak sesuaidengan tuanya kehamilan.

2) Uterus teraba tegang dan keras seperti papanyang di sebut uterus in bois
(woondenuterus) baik waktu his maupun di luar his.

3) Nyeri tekan terutama di tempat plasenta taditerlepas

4) Bagian –bagian janin susah di kenali,Karena perut (uterus) tegang

d) Auskultasi

Sulit karena uterus tegang.Bila denyut jantung janinterdengar biasanya di atas


140,kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yangterlepas
lebih dari sepertiga

e) Pemeriksaan dalam

1) Serfiks bisa telah terbuka atau masih tertutup

2) Kalo sudah terbuka maka ketuban dapat terabamenonjol atau tegang,baik


sewaktu his atau diluar his.

3) Kalo ketuban sudah pecah dan plasenta sudahterlepas seluruhnya,plasenta ini


akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, di sebut prolapsus plasenta,ini
sering di kacaukan dengan plasenta previa.

13
f) Pemeriksaan Umum

1) Tensi semula mungkin tinggi karena pasiensebelumnya menderita penyakit


vaskuler,tetapilambat laun turun dan pasien jatuh syok.

2) Nadi cepat,kecil,filiformis

g) Pemeriksaan laboratorium

1) Urin à Albumin(+) ,pada pemeriksaan sedimenterdapat silinder dan lekosit

2) Darah à Hb menurun (anemia),pemeriksaangolongan darah,kalo bisa cross


matchtest.Karena pada solusio plasenta sering terjadikelainan pembekuan
daraha/hipofibrinogenemia,maka di periksakan pulaCOT (Clot Observation
test)tiap 1 jam ,testkualitatif fibrinogen (fiberidex), dan teskuantitatif fibrinogen
(kadar normalnya 150 mg%)

h) Pemeriksaan plasenta

Sesudah bayi dan plasenta lahir,kita periksa plasentanya.Biasanya tampak tipis dan
cekung di bagian plasenta yang terlepas (krater) dan terdapatkoagulum atau darah
beku di belakang plasenta,yang di sebut hematoma retroplasenter.(Mochtar
rustam,sinobsis obstetri Jilid I, edisi IIEGC:2008,hal282-284)

2.Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d tekanan darahmeningkat.

b) Defisist volume cairan tubuh b/d perdarahan.

c) Gangguan perfusi jaringan tubuh b/d terlambatnya peredaran darah ke jaringan


bagian distal.d)Resti cedera terhadap janin b/d insufiensi plasenta

e) Ansietas b/d ancaman kematian terhadap dirisendiri dan janin

3. Intervensi Keperawatan
a) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d tekanan darahmeningkat

Tujuan : Klien akan menunjukan nyeri/ketidak nyamanan hilang

14
Kriteria Hasil : Nyeri hilang, TTV dalam batasnormal dan Nyeri tekan hilang atau
berkurang.Intervensi dan rasional :

1) Tentukan sifat dan lokasi dan durasi nyeri,kajikontraksi uterus hemoragi atau
nyeri abdomen.R/Membantu di dalam mendiagnosa dalammemilihtindakan,solusio
plasenta dengannyeri hebat ,khususnya bila terjadi hemoragirenoplasenta
tersembunyi.

2) Kaji stress psikologi klien atau pasangan danrespon emosional terhadap


kejadian.R/ Ansietas sebagai respon terhadap situasidarurat dapat memperberat
derajat ketidak

3) Berikan lingkungan yang tenang untuk mengalihkan rasa nyeri, instruksikan


klienmenggunakan metoderelaksasi (misalnya napasdalam dan distraksi).R/ Dapat
membantu dalam menurunkantingkatan ansietas dan karenanya mereduksi ketidak
nyamanan

4) Kolaborasi pengosongan rahim secepat mungkindengan pemecahan ketuban


dan pemberian infusdan oksytoksin.R/Pemecahan ketuban tidak dimaksudkan
untuk menghentikan perdarahan tapi untuk mempercepat persalinan dan
mengurangiregangan dinding Rahim.

5) Berikan obat sesuai indikasi.

R/ mengurangi rasa nyeri

b) Defisit volume cairan tubuh b/d perdarahan

Tujuan : Klien akan mempertahankankeseimbangan tubuh yang adekuat.

Kriteria hasil : TTV dalam batasnormal, Pengisian kapiler cepat, Tidak anemia
pucat

Intervensi dan rasional :


1) Evaluasi,laporkan dan catat jumlah sertakehilangan darah.R/ Perkiraan
kehilangan darah membantumembedakan diagnose.

15
2) Catat tanda-tanda vital,pengisian kapiler padadasar kuku,arna membran
mukosa atau kulit dansuhu.R/ sianosis dan perubahan pada tekanan darahdan nadi
adalah tanda-tanda lanjut darikehilangan sirkulasi atau terjadinya syok.

3) Pantau aktivitas uterus,dan adanya nyeri tekanabdomen.R/Membantu


menentukan sifat hemoragi dankemungkinan hasil dan peristiwa hemoragi.

4) Pantau masukan atau keluaran cairan.R/ menentukan luasnya kehilangan cairan.

5) Kolaborasi berikan larutan intravena,ekspander plasma dan darah lengkap atau


sel-sel kemasansesuai indikasi.R/ Meningkatkan volume
darah,sirkulasi,danmengatasi gejala-gejala syok

c) Gangguan perfusi jaringan tubuh b/d terlambatnya peredaran darah ke jaringan


bagian distal.

Tujuan : klien akan menunjukan perfusi jaringanyang adekuat

Kriteria hasil : TTV dalam batas normal, Perdarahan berkurang atau


hilangIntervensi dan Rasional :

1) Perhatikan status psikologi ibu ,status sirkulasi danvolume


darah.R/Kejadian perdarahan potensial merusak
hasilkehamilan,kemungkinan menyebabkanhipodemia atau hipoksia
urgioplasenta.
2) Auskultasi dan laporan DJJ, bradikardia dantakikardia catat perubahan pada
aktivitas janin.R/Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin.Padaawalnya janin
berespon pada enurunan kadar oksigen dengan takikardia dan
peningkatangerakan.
3) Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanyakontraksi uterus.R/
Kehilangan darah ibu secara berlebihanmenurunkan perfusi plasenta.
4) Catat perkiraan tanggal Kehilangan (PTK) dantinggal fundus.R/PTK
memberikan perkiraan untuk menentukanviabilitas janin.
5) Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri.R/ menghilangkan tekanan
pada vena inferior danmeningkatkan sirkulasi plasenta (janin dan pertukaran
oksigen )
6) Kolaborasi berikan suplemen oksigen klien.R/ Meningkatkan ketersediaan
oksigen utnuk janin

16
d) Resti cedera terhadap janin b/d insufiensi plasenta

Tujuan : Klien akan menunjukan berkurangnyaketakutan dan pencegahan cidera

Kriteria hasil : Tidak takut, Tidak gelisah,Intervensi dan Rasional :

1) Pantau denyut jantung janin, konseling nutrisiR/Mengurangi resiko cidera


pada janin danmengelola asupan nutrisi yang seimbang
2) Diskusikan situasi dan pemahaman tentang situasidengan klien dan
pasangan. Memberikan informasi tentang reaksi individuterhadap apa yang
terjadi
3) .Pantau respon verbal dan nonverbal klien/pasangan.R/ Menendakan tingkat
rasa takut yang sedang dialami klien/pasangan.
4) Dengarkan masalah klien.R/ Memberikan kesempatan
mengungkapkanketakutan atau masalah dan untuk mengembangkan solusi
sendiri.
5) Berikan jaaban yang jujur.R/ jawaban yang jujur dapat meningkatkan
pemahaman dengan baik

e) Ansietas b/d ancaman kematian terhadap diri sendiridan janin.

e) Ansietas b/d ancaman kematian terhadap diri sendiridan janin

Tujuan : klien akan menunjukan perubahan perilakuatau gaya hidup untuk


menekan kadar resiko dalammelindungi diri serta janin :

Kriteria hasil : Tidak takut, Tidak ada perdarahan

Intervensi dan Rasional :

1) Perhatikan kondisi ibu yang berdampak padasirkulasi janin seperti anemia


atau hemoragi.R/ factor yang mempengaruhi atau menurunkansirkulasi
oksegenasi ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen janin /
plasenta.

2) Tentukan penyalagunaan zat seperti tembakaualcohol dan obat-obatan


lain.R/ Penggunaan /penyalagunaan dapatmengakibatkan sindrom alcohol janin
sampai kelainan/perlambatan perkembangan yangkhusus.

17
3) Kaji adanya potensial resiko pada janin.R/ Bayi yang lahir dari ibu solusio
plasenta bersifat prematuritas ,berat badan lahir rendahdan trauma kelahiran.

4) Kolaborasi singkirkan masalah maternal atau obat-obatan yang dapat


mempengaruhi peningkatanDJJ (mis:anemia)R/ factor-faktor dapat
meningkatkan frekuensi jantung ibu dan janin.

BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan
Pada solusio plasenta darah dari tempat pelepesan akan mencari jalan keluar
antara selaput janin dan dinding Rahim hingga akhirnya keluar dari serviks
hingga terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan terbuka. Terkadang darah
tidak keluar tetapi berkumpul dibelakang plasentamembentuk hematom
retroplasenta. Perdarahansemacam ini disebut perdarahan ke dalam atau
perdarahan tersembunyi.

18
Placenta previa adalah keadaan dimana berimplantasi pda tempat yang
abnormal yaitu pada segmen bawah Rahim sehingga menutupisebagian atau
seluruh permukaan jalan lahir ,( Oustium Utari Interume ).

Penyebab terjadinya plasenta previa belumdiketahui secara pasti, tetapi ada


beberapa factor yang meningkatkan resiko terjadinya placenta previa, misalnya
bekas oprasi rahim yang seringmengalami infeksi rahim. Gejala yang
seringterjadi pada placenta previa adalah berupa perdarahan jadi kejadian yang
paling khas pada placenta previa yaitu perdarahan tanpa nyeri biasanya baru
terlihat setelah trisemester II atausesudahnya.

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, dkk,. 2010. Obstetrical haemorrhage.Wiliam obstetrics
21th edition. Lange USA: Prentice HallInternational Inc Appleton.Standar
intervensi keperawatan Indonesia, PPNI, Edisi1.Resiko cidera pada janin.Edisi
1. perawatan maternarnal/bayi

Edisi 2, jakarta :2018

Manuaba, Chandarnita, dkk,. 2008. Gawat-darurat obstetri-ginekologi &


obstetriginekologi sosial untuk profesi bidan.

Jakarta: EGC.

19
Prawirohardjo S, Hanifa W. 2011. Kebidanan Dalam MasaLampau, Kini dan
Kelak. Dalam: Ilmu Kebidanan, edisi III.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Wong, Dona L, dkk,. 2002. Maternal child nursing care 2ndedition. Santa
Luis: Mosby Inc.

Mansjoer Arif dkk.2001.Kapita Selekta Kedokteran

.Edisi 3Jilid 1.FK UI.

Jakarta.Smeltzer, Suzanne. C, Bare, Brenda. G. 2001. Buku Ajar


Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8

Vol. 2. Jakarta: EGC.Buku Acuan Nasional PelayananKesehatan Maternal


dan Neonatal. Editor : Abdul

20

Anda mungkin juga menyukai