Oleh:
Lidia Nakul Jelahu
BOB0151708
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil patologi dengan
plasenta previa
Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang
diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan diatas .Kami sadari makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demikesempurnaannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman
dan kami khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi.
BAB I PENDAHULUAN..
1.1 Latar Belakang..
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Tujuan ..
BAB II TINJAUAN TEORI.
A. Plasenta previa..
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
2.4 Patofisiologi
2.5 tanda dan gejala..
2.6 Diagnosa
2.7 Komplikasi.
2.8 Penanganan
B. Konsep manajamen varney.
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN..
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan patologis. Kehamilan juga
merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru
bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya
menstruasi (Wulanda, 2011).
Adapun penyebab dari tingginya angka kematian ibu di dunia dapat dikelompokan
menjadi dua yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung
meliputi perdarahan (11%), partus lama (9%), dan penyebab lainnya (15%). Sedangkan
penyebab tidak langsung diantaranya: faktor pendidikan rendah, sosial, ekonomi rendah,
sistem pelayanan kesehatan yang kurang memadai dan lain -lain (Manuaba,2008)
Penyebab langsung kematian ibu oleh karena perdarahan sampai saat ini masih
memegang peran penting sebagai penyebab utama kematian maternal, sekalipun dinegara
maju, terutama pada kelompok sosial ekonomi lemah. Perdarahan dapat terjadi sebelum
persalinan (antepartum bleeding) seperti abortus, plasenta previa, dan solusio plasenta, dan
inversi uterus (Hadijanto, 2008).
Plasenta previa adalah plasenta yang implantasi atau letaknya tidak normal, tumbuh
pada segmen bawah rahim, pada zona dilatasi, sehingga menghubungkan atau menutupi
seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Plasenta yang normal terletak atau
berimplantasi lebih dari 2 cm dari ostium uteri internum. Sejalan dengan bertambah
membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim kearah proksimal memungkinkan
plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan
segmen bawah rahim setelah plasenta tersebut bermigrasi (Wardana GA, Karkata MK, 2007).
Angka kematian ibu berkaitan erat dengan tingginya kasus kehamilan resiko tinggi,
yaitu yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi besar yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan maupun
pada masa nifas (Hadijanto, 2008).
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Plasenta Previa
2.1 Definisi Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian
rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.( Sarwono
Prawirohardjo ,hlm 495)
Plasenta previa adalah keadaan dimana implantasi plasenta terletak pada atau di dekat
serviks( Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal ,hlm M-20)
Plasenta Previa artinya ialah plasenta yang ada di depan jalan lahir (Prae = di depan ,Vias =
jalan ). Jadi yang dimaksud ialah plasenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali
hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. ( Obstetri Patologi ,hlm 110 )
Implantasi yang normal ialah pada dinding depan atau belakang rahim di daerah fundus
uteri.
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim kea rah
prosikmalnya memungkinkan plasenta yang beimplantasi pada segmen bawah rahim ikut
berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta itu bermigrasi.
Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala I bisa
mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta .
2.2 Klasifikasi
Kadang-kadang dipergunakan istilah plasenta previa centralis dan yang dimaksud ialah
plasenta yang terletak central,terhadap ostium internum.Ada juga plasenta letak rendah , ialah
plasenta yang implantasinya rendah tetapi tidak sampai ke ostium uteri internum.
2.3 Etiologi
Plasenta previa lebih sering terdapat pada ibu multigravida daripada primigravida dan pada
umur lanjut,paritas tinggi,cacat rahim misalnya bekas bedah sesar,kerokan,miomektomi,hal ini
terjadi Karena adanya vaskularisasi desidua yang tidak memadai sebagai akibat dari proses
radang atau atrofi di endometrium yang semuanya dapat dipandang sebagai faktor resiko
terjadinya plasenta previa.
Cacat bekas bedah sesar berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali.Pada perempuan
perokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat .Hipksemia akibat karbon
monoksida hasil pembakaran rokok menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya
kompensasi.
Plasenta previa bisa terjadi Karena keadaan endometrium yang kurang baik yang
menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin.karena
luasnya ,mendekati atau menutupi ostium internum. Plasenta previa juga disebabkan oleh
implantasi telur yang rendah.
2.4 Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut ,umumnya pada trimester III dan mungkin juga lebih
awal, oleh Karena telah terbentuknya segmen bawah rahim ,tapak plasenta akan mengalami
pelepasan.Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian
desidua basalis yang bertumbuh menjadi bagian dari uri.Dengan melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen bawah rahim , maka segmen yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan
mengalami laserasi akibat plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan mengalami
laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta. Demikian pula pada waktu
serviks mendatar ( effacement) dan membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang
terlepas.Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal
yaitu dari ruangan intervillus dari plasenta.Oleh Karena fenomena pembentukan segmen bawah
rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapa pun pasti akan terjadi.Perdarahan di tempat itu
relative lebih mudah dan diperbanyak oleh Karena segmen bawah rahim dan serviks tidak
mampu berkontraksi dengan kuat Karena elemen otot yang dimiliki sangat minimal,dengan
akibat pembuluh darah pada tempat iu tidak akan tertutup dengan sempurna.Perdarahan akan
berhenti Karena terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar dari
plasenta pada mana perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama.Oleh Karena
pembekuan segmen bawah rahim itu akan lebih progresif dan bertahap,maka laserasi baru akan
mengulang kejadian perdarahan.Demikianlah perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab
lain.Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa nyeri.Pada plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum perdarahan terjadi pada bagian terbawah yaitu pada ostium uteri
internum.Sebaliknya pada plasenta previa parsialis atau letak rendah ,perdarahan baru terjadi
pada waktu mendekati atau mulai persalinan.Perdarahan awal biasanya sedikit tapi cenderung
lebih banyak pada waktu mendekati atau mulai persalinan.Perdarahan awal sudah bisa terjadi
pada usia kehamilan dibawah 30 minggu sampai lebih separuh kejadiannya pada usia hamil 34
minggu keatas.Berhubung tempat perdarahan letaknya dekat dengan ostium uteri internum
,maka perdarahan lebih mudah mengalir keluar rahim dan tidak membentuk hematoma
retroplasenta yang mampu merusak jaringan lebih luas dan melepaskan tromboplastin kedalam
sirkulasi maternal .Dengan demikian sangat jarang terjadi koagulapati pada plasenta previa.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang tipis mudah
diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblas ,akibatnya plasenta melekat lebih kuat pada
dinding uterus.Lebih sering terjadi plasenta akreta dan inkreta bahkan perkreta yang
pertumbuhan vilinya bisa sampai menembus ke buli-buli dan rectum bersama plasenta
previa.Plasenta akreta dan inkreta lebih sering tejadi pada uterus yang sebelumnya pernah
SC.Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab kekurangan elemen
otot yang ada.
2.5 Tanda dan Gejala
1. Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri.
Terjadi saat pasien tidur dan sama sekali tidak terbangun ,dan saat bangun pasien akan
merasa bahwa kainnya basah.Biasanya timbul perdarahan Karena plasenta previa baru
timbul setelah bulan ketujuh
Penyebabnya:
a. Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak ada bedanya dengan
abortus
b. Perdarahan plasenta previa diakibatkan oleh Karena pergerakan antara plasenta dan
dinding rahim
Setelah bulan keempat terjadi regangan pada dinding rahim Karena isi rahim lebih cepat
tumbuhnya dari rahim sendiri,akibatnya adalah bahwa isthmus uteri tertarik menjadi
dinding cavum uteri.
Pada plasenta previa tidak mungkin terjadi tanpa geseran antara plasenta dan
dinding rahim , saat perdarahan tergantung pada kekuatan insersi plasenta dan kekuatan
tarikan pada isthmus uteri.Jadi dalam kehamilan tidak perlu ada his untuk menimbulkan
perdarahan tapi sudah jelas dalam persalinan his dilatasi menyebabkan perdarahan
Karena bagian plasenta di atas akan terlepas dari dasarnya.Sifat perdarahan plasenta
previa berulang-ulang
Setelah terjadi peregangan antara plasenta dan dinding rahim maka regangan
dinding rahim dan tarikan pada serviks berkurang tapi dengan majunya kehamilan
regangan bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru.
Darah dapat berasal dari ibu jatuh dari ruangan intervilla akan tetapi dapat juga
berasal dari anak jika jonjot terputus atau pembuluh darah plasenta yang lebih besar
terbuka.
2. Kepala anak sangat tinggi Karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim kepala tidak
dapat mendekati PAP
3. Karena Kepala anak sangat tinggi dan ukuran panjang rahim mengurang maka akan mudah
terjadinya kelainan letak
4. Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi ,aktivitas fisik,kontraksi Braxton hicks
atau koitus
Jika perdarahan disebabkan oleh plasenta previa atau plasenta letak rendah maka
robekan selaput harus marginal (Jika persalinan terjadi secara pervaginam)
Juga harus dikemukakan bahwa pada plasenta previa mungkin sekali terjadi
perdarahan post partum Karena :
a. Kadang kadang plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim (plasenta accreta)
b. Daerah permukaan luas
c. Daya berkontraksi segmen bawah rahim kurang
Kemungkinan infeksi nifas besar , Karena luka placenta lebih dekat pada ostium dan
merupakan porte dentre yang mudah tercapai lagi pula pasien biasanya anemis Karena
perdarahan hingga daya tahan pasien lemah.
2.6 Diagnosis
Perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam kehamilan lanjut biasanya
mengalami plasenta previa atau solusio plasenta.Gambaran klinik yang sangat menolong
membedakan keduanya .Dahulu untuk diagnose pada kasus perdarahan yang banyak pasien
dimasukkan dalam kamar operasi legkap dengan Persiapan anastesinya untuk pembedahan
sesar.Pasien diposisikan litotomi diatas meja operasi untuk pemeriksaan dalam( vagina
toucher) dalam lingkungan yang steril dan secara hati- hati saat dua jari tangan dimasukkan
untuk meraba forniks posterior untuk mengetahui adanya atau tidak ada bantalan antara jari
dengan bagian terbawah janin.Dewasa ini telah dilakukan pemeriksaan transabdominal yaitu
USG dimana kandung kemih harus dalam keadaan kosong untuk memastikan diagnose yang
tepat.
2.7 Komplikasi
1. Komplikasi Pada Ibu
Ada beberapa komplikasi utama yang terjadi pada ibu hamil dengan plasenta previa
,diantaranya ada yang bisa menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan fatal.
1. Oleh Karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik maka pelepasan
plasenta dari tempatnya di uterus dapat berulang dan semakin banyak dan
perdarahan yang terjadi tidak dapat cegah sehingga membuat pasien syok
2. Oleh Karena plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifatnya yang
tipis memudahkan jaringan trophoblast dengan kemampuan invasinya menerobos ke
dalam myometrium bahkan sampai perimetrium dan menjadi sebab kejadian
plasenta previa inkreta ataupun perkreta.Paling ringan adalah plasenta akreta yang
implantasinya lebih kuat tetapi vilinya masih belum masuk dalam myometrium
3. Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat
potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak
4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi
5. Kelahiran premature dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian oleh Karena
tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum
aterm
6. Anemia
Oleh karena pembekuan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan
plasenta dari tempat melekatnya diuterus dapat berulang dan semakin banak,
dan perdarahan yang terjadi itu tidak dapat dicegah sehingga penderita menjadi
anemia bahkan syok
b. Pengobatan ekspetatif
Adalah jika janin masih kecil hingga kemungkinan hidup di dunia luar baginya kecil
sekali
Sikap ekspetatif tentu hanya dapat dibenarkan kalua keadaan ibu hamil baik dan perdarahan
sudah berhenti atau sedikit sekali
Syarat bagi terapi ekspetatif adalah bahwa keadaan ibu baik dimana Hbnya normal dan
perdarahan tidak banyak.
Pada penderita plasenta previa selalu harus diberikan antibiotic mengingat kemungkinan
infeksi yang besar disebabkan perdarahan-perdarahan dan tindakan tindakan intrauterine
Faktor faktor yang mempengaruhi tindakan pemilihan pengobatan plasenta previa
adalah sebagai berikut:
1. Perdarahan banyak atau sedikit
2. Keadaan ibu dan anak
3. Besarnya pembukaan
4. Tingkat plasenta previa
5. Paritas
3. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan bahwa perdarahan yang dialami oleh ibu adalah
dikeranakan oleh placenta previa yaitu dengan dilakukan pemeriksaan
USG, pemeriksaan Lab yaitu haemoglobin untuk mengetahui kadar Hb
(Achadiyat, 2008).
b. Langkah Kedua : Interpretasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah
yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan
dalam lingkup praktek kebidanan memenuhi standart nomenklatur diagnose
kebidanan.
c. Langkah Ketiga : Identifikasi Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain.
Berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil
mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah
potensial ini benar-benar terjadi.
Masalah potensial yang akan terjadi pada plasenta previa adalah
Perdarahan,Syok,Gawat Janin dan kematian
d. Langkah Keempat : Identifikasi Kebutuhan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan hanya selama asuhan
primer, periodik, atau kunjungan perinatal saja, tetapi selama wanita tersebut bersama
bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Kebutuhan segera dala kasus plasenta previa adalah:
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
2. Pemberian Infus
e. Langkah Kelima : Intervensi
Membuat suatu rencana asuhan yang menyeluruh atau komprehensif adalah suatu
pengembangan dari masalah atau diagnosa yang sedang terjadi dan terantisipasi
mengumpulkan informasi tambahan dan berlandaskan teori yang berkaitan. Langkah
ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan yang diindentifikasikan atau diantisipasi.
Rencana ini meliputi:
Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pada pasien
a. Observasi keadaan umum dan tanda vital.
b. Observasi DJJ, His dan banyaknya perdarahan.
c. Beri dukungan psikologi kepada ibu tentang keadaan kehamilannya.
d. Lakukan kolaborasi dengan dokter obgyne untuk pemberian terapi.
e. Lakukan penanganan secara konservatif atau secara aktif sesuai dengan umur
kehamilan.
f. Langkah Keenam : Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan oleh klien atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. Dalam situasi ini dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan kebidanan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang
efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien
g. Langkah Ketujuh : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah
dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah
efektif sedang sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan
ini merupakan suatu kontinum maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa
proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan
tersebut. Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian
yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorienatasi
(Varney, 2007).
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Tanggal : 22 Maret 2017
Jam : 09.00 WIB
a. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Ny. S Nama Suami : Tn. T
Umur : 36 tahun Umur Suami : 40 tahun
Agama : Katolik Agama Suami : Katolik
Suku : Jawa Suku Suami : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan Suami : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan Suami : Wiraswasta
Penghasilan : - Penghasilan Suami : Rp. 1.000.000
Alamat : Arjosari Jl. Panji Suroso
2. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan diri dan kehamilannya Karena tiba tiba ada perdarahan yang
asma.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis,TBC,dan
asma.
6. Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya dan di dalam keluarga suaminya tidak ada yang
11. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan KB suntik setelah kehamilan anak ketiganya
12. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nurtisi
Ibu makan 3x sehari (nasi, sayur, lauk pauk)
Minum : 8 gelas / hari
b. Eliminasi
BAB : 1-2x/hari
BAK : 5-6x/hari dan pernah keluar darah saat BAK
c. Istirahat
Tidur Siang : 1-2jam
Tidur Malam : 7-8jam/hari
d. Pekerjaan
Ibu melakukan pekerjaan rumah ringan seperti menyapu,mencuci,dan memasak.
e. Personal Hygiene
Ibu mandi dan gosok gigi 2x/hari, ganti baju tiap kali mandi
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Pucat
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,8 C
RR : 20 x/menit
BB bulan lalu : 55 kg
BB sekarang : 57 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a Inspeksi
Wajah : Pucat dan lemah
Mata : Simetris, sclera pucat, konjungtiva anemis
Mulut : kering dan pucat
Payudara : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi areola
Mammae, puting susu menonjol.
Abdomen : TFU masih terlihat rendah tidak sesuai usia kehamilan
Ada bekas luka operasi
Ektremitas :
Atas : reflek melemah
Bawah : reflek melemah
b Palpasi
Payudara : tidak ada nyeri tekan
Abdomen :
Leopold I : teraba lunak,dan tidak melenting bokong janin
Leopold II : teraba bagian panjang ,keras seperti papan (punggung)
Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan melenting dan bisa
3. Pemeriksaan Penunjang
HB : 8 gr/dl
II. Identifikasi Diagnosa
DX : Ny.Y usia 36 tahun G 4P3003A000 Usia Kehamilan 28 Minggu janin hidup intra
sadari saat terbangun dari tidur ,ibu merasa perdarahan itu tidak nyeri
f
Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT :6 september 2016 TP : 13 juni 2017
Gerakan janin : Ya
Tanda bahaya/penyulit : Perdarahan tiba-tiba tanpa nyeri
Obat obatan yang dikonsumsi (termasuk jamu) :Tidak ada
Imunisasi toxoid (TT) : Ya
Kekhawatiran khusus : takut keguguran
Keluhan umum yang dirasakan : lemas,letih ,pusing
f. Eliminasi
BAB : 1-2x/hari
BAK : 5-6x/hari dan pernah keluar darah saat BAK
3. DO :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Pucat
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,8 C
RR : 20 x/menit
BB bulan lalu : 55 kg
BB sekarang : 57 kg
2. Pemeriksaan Fisik
3. Inspeksi
Wajah : Pucat dan lemah
Mata : Simetris, sclera pucat, konjungtiva anemis
Mulut : kering dan pucat
Payudara : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi areola
Mammae, puting susu menonjol.
Abdomen : TFU masih terlihat rendah tidak sesuai usia kehamilan
Ada bekas luka operasi
Ektremitas :
Atas : reflek melemah
Bawah : reflek melemah
4. Palpasi
Payudara : tidak ada nyeri tekan
Abdomen :
Leopold I : teraba lunak,dan tidak melenting bokong janin
Leopold II : teraba bagian panjang ,keras seperti papan (punggung)
Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan melenting dan bisa
9. Pendokumentasian
R/Sebagai data yang harus disimpan
VI. Implementasi
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Memberikan KIE Pada ibu tentang plasenta previa
3. Memberikan support dan dukungan pada ibu dan keluarga
4. Memberikan ibu tablet fe
5. Memberi tahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti
bayam dan kacang-kacangan
6. Memberitahu ibu untuk diUSG
7. Merujuk ibu di RS
8. Melakukan pendokumentasian
VII. Evaluasi
1. Ibu dan keluarga mengetahui keadaan kehamilannya
2. Ibu dan keluarga memahami tentang plasenta previa sebagai penyebab perdarahan
3. Ibu dan keluarga merasa terhibur
4. Ibu mau mengkonsumsi tablet Fe dan mau mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi seperti bayam dan kacang-kacangan
5. Ibu mau melakukan pemeriksaan USG
6. Ibu dan keluarga bersedia dirujuk kerumah sakit
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.Y G 4P3003A000 usia kehamilan 28
minggu ,janin tunggal ,hidup,intra uteri,letak memanjang ,presentasi bokong.punggung
kiri bagian terbawah belum masuk PAP dan berada sedikit diatas symphisis melalui tahap
pengumpulan data dengan anamnesa ,observasi,pemeriksaan umun dan pemeriksaan fisik
serta pemeriksaan Lab sebagai pemeriksaan penunjang antara tinjauan kasus dan teori
pada dasarnya adalah sama,sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan prakteknya
dalam kasus.
Sedangkan pada prakteknya tidak terjadi penyimpangan antara teori dan kasus
dalam penatalaksanaanya mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
Pada pengkajian data terdapat data subyektif dan data obyektif telah dilakukan
sesuai dengan teori.Data subyektif meliputi alasan datang,keluhan utama.serta data
obyektif yang meliputi pemeriksaan umum dan fisik,telah dilakukan pada Ny.Y
Pada penegakakan diagnose Ny.Y didapatkan berdasarkan hasil anamnesa dimana
ibu didiagnosa mengalami komplikasi kehamilan yaitu plasenta previa.Ibu dengan
plasenta previa penyebabnya adalah terlalu tua usia hamil,multi gravida, dan usia
kehamilan yang dekat dan tanda gejalanya adalah perdarahan yang terjadi pada usia
kehamilan 28 minggu atau 7 bulan keatas yang tidak disertai rasa nyeri dan terjadi secara
tiba tiba ,sesuai dengan hasil anamnesa dimana usia ibu 36 tahun dengan kehamilan
anak ketiga dan jarak ketiga anak pun sangat dekat.Gejala yang dirasakan ibu juga sama
dengan teori yang menjelaskan tentang plasenta previa yaitu perdarahan yang terjadi
secara tiba- tiba tanpa disertai rasa nyeri. Ibu juga mengatakan saat persalinan
sebelumnya ibu dioperasi sesar.Berdasarkan teori operasi sesar juga mempengaruhi
terjadinya plasenta previa.
Sementara hasil dari data objektif menunjukan data yang mengatakan bahwa benar
ibu mengalami komplikasi yaitu plasenta previa yang ditandai dengan pada pemeriksaan
tekanan darah yang rendah ,Ibu terlihat pucat, TFU lebih rendah dari usia kehamilan dan
pada pemeriksaan genetalia terdapat darah yang keluar dari vagina.Pada pemeriksaan
penunjang juga hasil tes hemoglobin ibu rendah yang disebabkan oleh perdarahan yang
banyak.
Berdasarkan kasus dan disesuaikan dengan kewenangan bidan maka dalam
intervensi dan implementasi ibu dianjurkan untuk segera dirujuk untuk segera mendapat
penanganan , dan usia kehamilannya masih 28 minggu atau 7 bulan.Penatalaksanaan juga
disertai dengan pemberian motivasi dan semangat pada ibu,menganjurkan mengkonsumsi
zat besi sebagai penambah darah Karena ibu mengalami kehilangan darah akibat anemia
yang disebabkan oleh perdarahan.
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan
antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi
(Sulistyawati, 2012) Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) di hitung dari haid
pertama dan haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester 1 sampai 4
bulan, trimester kedua bulan ke 4 sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ke 7 sampai 9
bulan (Saifuddin, dkk., 2006).
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
( Sarwono Prawirohardjo ,hlm 495)
Plasenta previa adalah keadaan dimana implantasi plasenta terletak pada atau di
dekat serviks( Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal ,hlm M-20)
Plasenta Previa artinya ialah plasenta yang ada di depan jalan lahir (Prae = di
depan ,Vias = jalan ). Jadi yang dimaksud ialah plasenta yang implantasinya tidak normal
ialah rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. ( Obstetri
Patologi ,hlm 110 )
Implantasi yang normal ialah pada dinding depan atau belakang rahim di daerah
fundus uteri.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.Penemuan-
penemuan,keterampilan dalam,rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu
keputusan yang berfokus pada klien.Manajemen kebidanan terdir dari beberapa langkah
melalui pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi,langkah-langkah tersebut
membentuk kerangka yang lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi,akan
tetapi setiap langkah tersebut bisa di pecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien
(Varney,2007
asuhan kebidanan pada Ny.Y G4P3003A000 usia kehamilan 28 minggu ,janin
tunggal ,hidup,intra uteri,letak memanjang ,presentasi bokong.punggung kiri bagian
terbawah belum masuk PAP dan berada sedikit diatas symphisis melalui tahap
pengumpulan data dengan anamnesa ,observasi,pemeriksaan umun dan pemeriksaan fisik
serta pemeriksaan Lab sebagai pemeriksaan penunjang antara tinjauan kasus dan teori
pada dasarnya adalah sama,sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan prakteknya
dalam kasus.
Sedangkan pada prakteknya tidak terjadi penyimpangan antara teori dan kasus
dalam penatalaksanaanya mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
6.2 Saran
Mahasiswa dapat membuat asuhan kebidanan pada kasus plasenta previa
DAFTAR PUSTAKA