MAKALAH
Oleh :
Kelompok II :
1. David pratudi
2. Ikhsan dinil haq
3. Meriza dahlia putri
4. Prima jela tiara putri
5. Riva handayani
Dosen Pembimbing
Ns. Yelmi Reni Putri,S.Kep.MAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang merupakan salah
satu prasarat tugas perkuliahan .
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu mulai dari awal sampai tersusunnya makalah ini.
Semoga bantuan, petunjuk dan dukungan yang telah diberikan menjadi amal
dan ibadah serta mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari makalah ini
jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran yang
membangun dari pembaca. Mudah-mudahan makalah ini memberikan manfaat bagi
pembaca terutama sekali bagi mahasiswa.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian ……………………………………………………….
2. Klasifikasi …………………………………………..…………….…
3. Etiologi .……..……………………………………………………….
5. Patofisiologi …………………………………………………………
7. Insiden ………………………………………………………………
8. Komplikasi…………………………………………………………..
9. Pemeriksaan penunjang……………………………………………..
10. Penatalaksanaan…………………………………………………….
PREVIA
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA..……………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia
saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak
dari pada kehamilan sebelum 22 minggu . Oleh karena itu perlu penanganan
yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang
ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut ;
1. Menjelaskan konsep dasar dari plasenta previa
2. Membuat asuhan keperawatan pada plasenta previa
BAB II
PEMBAHASAN
6. Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinik dari plasenta previa adalah :
Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu
Darah segar atau kehitaman dengan bekuan
Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi
Braxton Hicks atau koitus
Perdarahan permulaan jarang begitu berat. Biasanya perdarahan akan berhenti
sendiri dan terjadi kembali tanpa diduga.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum
masuk pintu atas panggul. ada kelainan letak janin Pemeriksaan inspekulo :
Perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.
7. Insiden plasenta previa
8. Komplikasi
9. Pemeriksaan penunjang
a. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placenta tapi
apakah placenta melapisi cervik tidak biasa diungkapkan
b. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan
bagian-bagian tubuh janin.
c. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada
umumnya di dalam batas normal.
d. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi
seharusnya ditunda jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup
tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula
prosedur susunan ganda (double setup procedure). Double setup adalah
pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi
dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
10. Penatalaksanaan umum plasenta previa
Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut
( misalnya batuk, mengedan karena sulit buang besar )
Perhatian: Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan
antepartum sebelum tersedia persiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo
secara hati-hati, dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis serviks
atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi atau trauma).Meskipun
demikian, adanya kelainan di atas menyingkirkan diagnosa plasenta previa.
Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberi infuse cairan I.V (NaCl 0,9 %
atau Ringer Laktat).
Lakukan penilaian jumlah perdarahan :
Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus, persiapan sseksio sesarea
tanpa memperhitungkan usia kehamilan/prematuris.Jika perdarahan sedikit dan
berhenti dan fetus hidup tetap preatur, pertimbangkan terapi ekspektatif sampai
persalinan atau terjadi perdarahan banyak.
Terapi Ekspektatif
Tujuan : supaya janin tidak terlahir premature dan upaya diagnosis dilakukan secara
non invasive.
Syarat terapi ekspektatif :
Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
Belum ada tanda inpartu.
Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas norma).
Janin masih hidup.
Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika profilaksis.
Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan,
profil biofisik, letak, presentasi janin.
Perbaiki anemia dengan pemberian sulfas ferosus atau ferosus fumarat per oral 60
mg selama 1 bulan.Pastikan tersedianya sarana untuk melakukan transfuse.
Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama,
pasien dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau diperlukan waktu
>2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera kembali ke RS jika terjadi
perdarahan.
Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi kehamilan.
Terapi Aktif
Rencanakan terminasi kehamilan jika :
Janin matur
Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangii
kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali).
Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa
memandang maturitas janin. Jika terdapat plasenta previa letak rendah dan
perdarahan yang terjadi sangat sedikit, persalinan pervaginan masih mungkin.
Jika tidak, lahirkan dengan seksio sesarea. Jika persalinan dengan seksio
sesarea dan terjadi perdarahan dari tempat plasenta
Jahit tempat perdarahan dengan benang.
Pasang infuse oksitosin 10 unit 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat)
dengan kecepatan 60 tetes permenit.
penanganan yang sesuai .Hal tersebut meliputi ligasi arteri atau histerektomi Jika
perdarahan terjadi pasca persalinan, segera lakukan.
Penanganan plasenta previa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. E DENGAN INDIKASI PLASENTA
PREVIA
Pengkajian dilakukan pada hari selasa,Mai 2015 pada pukul 18.00 WIB
dengan melihat status klien.
Identitas:
Klien
Nama : Ny.E
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Agama : Islam
Alamat : Karanganyar
Status : Kawin
Pekerjaan : PNS
Penanggung Jawab:
Nama : Tn.D
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Karanganyar
Hubungan : Suami
Pekerjaan : PNS
Sumber biaya : Askes Sosial
Medis
Dx Medis : Post Partum SC Placenta Previa Totalis
Tgl Masuk : 5 Mai 2015
Bangsal/ Kelas : Mawar-Melati/ 1508
No. Reg : 1.0611.000
Dokter yang merawat : Dr. Daniel Kartipin, Sp.OG
Riwayat Penyakit:
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama.Klien
mengatakan hamil 38 minggu, namun klien belum merasakan kenceng-
kenceng di perutnya/ kontraksi, pada saat dilakukan pemeriksaan diperkirakan
HPL (Hari Perkiraan Lahir) tanggal 12 Mai 2015.Kehamilan I belum partus
(G1P0A0). Klien mengatakan pada tanggal 5 Mai periksa di Poliklinik Rumah
Sakit Dr.Oen Surakarta pada jam 20.20 WIB, klien diperiksa oleh Dr.
Kartipin, Sp.OG dan diindikasikan untuk SC (Section Caesarea) karena
adanya plasenta previa totalis. Klien masuk ruang bersalin pada tanggal 5 Mai
2015 pada jam 20.00 WIB dari pemeriksaan diperoleh TD = 120/90 mmHg, N
= 83 x/mnt, R = 20 x/mnt, S = 36,5 0C. Perawat melaporkan pada Dr. Kartipin,
Sp.OG, besok pada tanggal 6 Mai 2015 jam 14.00 WIB ada operasi SC atas
nama Ny.E.
Dari ruang bersalin klien dipindahkan ke ruang Mawar-Melati tanggal 5 Mai
2015 jam 21.00 WIB, di ruang Mawar-Melati klien hanya diobservasi dan tidak
terpasang infus dan kateter, klien disuruh puasa jam 24.00 WIB sampai jam 14.00
WIB. Pukul 13.30 WIB klien dibawa ke kamar operasi dan operasi dimulai pada jam
14.00 WIB. Dokter edah Dr. Kartipin, Sp.OG, anestesi dr. Sugeng Sp.An.
Anestesinya spinal.
Setelah di operasi klien dibawa ke bangsal Mawar-Melati kamar 1S0 8 pada
tanggal 6 Mai 2015 jam 17.30 WIB. Di bangsal mendapatkan terapi :
Infus : Asering 30 tpm
Injeksi : Alinamin F 250 mg/8 jam
Dynastat 40 mg/12 jam
Pronalges sup 1/ hari
Cefazol 1 gr/12 jam
Vit C 500 mg/ 12 jam
Bayi lahir pada jam 15.30 WIB, bayi lahir hidup segera menangis dengan
jenis kelamin laki-laki BB = 3100 gram, PB = 50 cm.
Apgar Score 1 menit 5 menit 10 menit
Denyut jantung 2 2 2
Pernafasan 2 2 2
Tonus otot 2 2 2
Peka rangsang 1 2 2
Warna 1 1 2
Jumlah 8 9 10
Saat dikaji klien mengatakan luka bekas jahitan terasa nyeri, skala nyeri 7,
terasa diremas-remas, nyeri bertambah bila untuk bergerak (alih baring), berkurang
bila untuk tidur, nyeri terasa hilang timbul ± 10 menit.
Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak punya riwayat penyakit yang berat. Klien baru
kali ini sakit dan di rawat di rumah sakit dan melahirkan dengan operasi SC
pada kehamilannya yang pertama.
Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit menurun.
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Tanda-tanda vital:
TD : 110/60 mmHg
S : 36,50C
N : 74 x/mnt
R : 20 x/mnt
B. Pemeriksaan Fisik
kepala
Kepala : tidak ada hematom
Rambut : hitam, lembab, berombak
Kulit kepala : bersih, tidak ada ketombe
Hidrasi kulit : baik, turgor baik
Mata
Palpebrae : coklat kehitaman, tidak ada edema, tidak ada peradangan
Sclera : warna putih
Conjungtiva : pink tidak ada pendarahan
Pupil : bentuk bulat normal, tidak ada kelainan, isokor
TIO : tekanan infra okuler baik
Telinga : bersih, tidak ada nanah atau tanda-tanda peradangan
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada pendarahan/ benda asing
Mulut
Rongga mulut : tidak ada peradangan, ada bau mulut
Gigi : tidak ada kelainan, bersih
Lidah : normal/ bersih
Tonsil : 1 (ukuran normal)
Kelenjar tyroid: tidak ada pembesaran
Thorax
Inspeksi : bentuk normal, simetris, pernafasan teratur, tidak ada gangguan nafas
Payudara : keras dan simetris,ASI tidak keluar
Palpasi : vocal vremitus : normal, pengembangan paru normal
Perkusi : suara paru sonor/ normal, bunyi jantung normal
Auskultasi : suara nafas normal, suara jantung normal
Abdomen
Inspeksi : abdomen tidak buncit, terdapat luka pembedahan SC bentuk vertikal,
ada linea nigra dan strie gravidarum
Auskultasi : peristaltic 8x/mnt
Palpasi : abdomen teraba sakit, agak tegang, kontraksi uterus kuat,tfu setinggi
pusat
Suara : abdomen tympani
Genetalia : ada pendarahan, anus bersih, terpasang kateter, bentuk genetalia luar
tidak ada perubahan.
Kulit : bersih tak kering, keringat tidak keluar, warna coklat, wajah pucat
Lengan dan tungkai
Tangan kiri : baik, kekuatan otot baik, terpasang infuse
Tangan kanan : baik, kekuatan otot baik
Kaki kiri : baik tak oedem, kekuatan otot baik
Kaki kanan : baik tak oedem, kekuatan otot baik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 6 Mai 2015
Jam 17.30 WIB
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hematologi
Haemoglobin 10,8 g/dl L = 13-16, P = 12-14
Hematokrit 34,0 vol% L = 40-48, P = 37-43
Terapi Medik
Obat oral :
Cefspan 2 x 1
Dansera 2 x 1
Tramol 2 x 1
Maloco 3 x 1
Biosanbe 1 x 1
DATA FOKUS
Data Subyektif
Klien mengatakan luka bekas jahitan terasa nyeri, skala nyeri 7, terasa
diremas-remas.
Klien mengatakan nyeri bertambah bila untuk bergerak (alih baring),
berkurang bila untuk tidur, nyeri terasa hilang timbul ± 10 menit.
Klien mengatakan ASI belum keluar.
Klien mengatakan belum mampu menyusui bayinya.
Klien mengatakan masih lemah untuk bergerak-gerak, di tempat tidur.
Klien mengatakan saat mandi/ hygiene perlu dibantu orang lain
(perawat).
Klien mengatakan belum bisa turun dari tempat tidur.
Klien mengatakan belum tahu cara menyusui yang benar.
Klien mengatakan belum tahu cara perawatan bayi dan payudara.
Data Obyektif
Klien tampak menahan sakit
Terdapat luka jahitan di abdomen (vertikal)
Klien tampak melindungi daerah jahitan
Areola menghitam
Klien tampak pucat dan lemah
Perawatan diri ADL mandi 2 (memerlukan bantuan /pengawasan
orang lain)
Klien belum bisa merawat bayinya, karena kelahiran pertama.
Puting susu vertid (keluar/ menonjol)
ASI belum keluar
Abdomen terdapat luka jahitan post SC
Abdomen terasa sakit, agak tegang,kontraksi uterus kuat, FU satinggi
pusat, perdarahan.
ANALISA DATA
No. Tanggal Data Problem Etiologi Ttd
Dx
1 6 Mai DS : Nyeri akut Reflek spasme
2015 - Klien mengatakan luka otot sekunder
bekas jahitan terasa nyeri, terhadap tindakan
skala nyeri 7, terasa pembedahan SC
diremas-remas .
- Nyeri bertambah bila untuk
bergerak (alih baring),
berkurang bila untuk tidur,
nyeri terasa hilang timbul
±10 menit
DO :
- Klien tampak menahan
sakit
- Terdapat luka jahitan di
abdomen (vertikal)
- Klien tampak melindungi
daerah jahitan
- Klien tampak pucat dan
pucat.
2 6 Mai DS : - Nyeri akut Kontraksi uterus
2015 DO : Abdomen terasa sakit,
agak tegang, kontraksi
uterus kuat, FU setinggi
pusat, perdarahan 1 tella
penuh
3 6 Mai DS : Kurang Keterbatasan
2015 - Klien mengatakan saat perawatan diri gerak sekunder
mandi/ hygiene dibantu (mandi/hygiene) terhadap post
orang lain(perawat) pembedahan SC
- Klien mengatakan belum
bisa turun dari tempat tidur
DO :
- Perawatan diri ADL mandi
2 (bantuan / pengawasan
orang lain)
4 6 mai DS : Kurang Kurangnya
2015 - Klien mengatakan belum pengetahuan informasi
tahu cara menyusui yang tentang
benar perawatan
- Klien mengatakan belum payudara dan
tahu cara perawatan bayi perawatan bayi
dan payudara.
DO :
- Klien belum bisa merawat
bayinya, karena kelahiran
yang pertama
- Puting susu vertid (keluar/
menonjol) ASI belum keluar
5 6 Mai DS : Menyusui tidak Ketidakefektifan
2015 - Klien mengatakan masih efektif produksi ASI
lemah kalau bergerak di
tempat tidur
- klien mengatakan belum
mampu menyusui bayinya
- klien mengatakan ASI
belum keluar
DO :
- Puting susu vertid (keluar/
menonjol)
- Aerola kehitaman
6 6 Mai DS : - Resiko infeksi Kerusakan
2015 jaringan dan
DO : peningkatan
- Pada abdomen terdapat luka paparan dengan
jahitan post SC lingkungan
sekitar pada luka
post SC
DAFTAR MASALAH
PERENCANAAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Tindakan Ttd
Dx (disertai data Nama
pendukung)
1 Nyeri akut yang : Klien dapat mengontrol nyeri setelah1. Observasi TTV
berhubungan dengan dilakukan tindakan keperawatan selama2. Observasi tingkat
reflek spasme otot 3x24 jam nyeri klien meliputi
sekunder terhadap Kriteria P,Q,R,S,T
tindakan pembedahan Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan 3. Berikan posisi yang
Klien dapat Ö 1. Tidak
SC nyaman dengan tidur
menyebutkan pernah
DS : faktor 2. Jarang terlentang memakai
- Klien mengatakan luka penyebab 3. Kadang- bantal
bekas jahitan terasa nyeri kadang
4. Berikan terapi alih
Klien Ö 4. Sering
nyeri, skala nyeri 7, baring secara
menyebutkan 5. Selalu
terasa diremas-remas . durasi nyeri bertahap
- Nyeri bertambah bila Klien Ö 5. Ajarkan klien teknik
untuk bergerak (alih menggunakan
tindakan relaksasi dengan
baring), berkurang bila
pencegahan nafas dalam
untuk tidur, nyeri
Klien Ö 6. Berikan injeksi obat
terasa hilang timbul menggunakan
±10 menit tindakan non
analgetik
DO : analgetik
Klien Ö
- Klien tampak menahan
melaporkan
sakit nyeri
- Terdapat luka jahitan
di abdomen (vertikal)
- Klien tampak
melindungi daerah
jahitan
- Klien tampak pucat
dan pucat.
2 Nyeri akut Tujuan
yang : Klien dapat mengontrol nyeri setelah1. Observasi TTV
berhubungan dengan dilakukan tindakan keperawatan selama2. Observasi tingkat
kontraksi uterus 3x24 jam nyeri klien meliputi
DS : - Kriteria P,Q,R,S,T
: Abdomen terasa sakit, Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan 3. Observasi tinggi
agak tegang, kontraksi Klien dapat Ö 1. Tidak
fundus uteri
uterus kuat, FU menyebutkan pernah
setinggi pusat, faktor 2. Jarang 4. Observasi kontraksi
perdarahan 1 tella penyebab 3. Kadang- uterus
penuh nyeri kadang
5. Observasi
Klien Ö 4. Sering
menyebutkan 5. Selalu perdarahan
durasi nyeri 6. Berikan massage
Klien Ö uterus
menggunakan
tindakan 7. Ajarkan klien teknik
pencegahan relaksasi dengan
Klien Ö nafas dalam
menggunakan
tindakan non
8. Berikan injeksi obat
analgetik analgetik
Klien Ö
melaporkan
nyeri
Tinggi TFU Ö
1-2 jari di
atas simpisis
Perdarahan Ö
Kontraksi Ö
kuat
3 Kurang perawatan diri : Kemampuan klien dalam perawatan diri1. Bantu pasien dalam
= mandi/ hygiene = mandi meningkat setelah dilakukan perawatan mandi/
keterbatasan gerak tindakan keperawatan selama 3x24 jam hygiene
sekunder terhadap post Kriteria 2. Monitor kebersihan
SC Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan kuku, kulit dan
Membasahi Ö 1.
DS : tubuh
tubuhnya Tergantung
- Klien mengatakan saat Memakai Ö 2. Alat dan 3. Kolaborasi ke
mandi/ hygiene dibantu deodorant orang fisioterapi untuk
orang lain(perawat) Membersihka Ö 3. Orang meningkatkan
n daerah 4. Alat
- Klien mengatakan pergerakan klien
perineal 5. Mandiri
belum bisa turun dari
4. Monitor
tempat tidur
kemampuan klien
DO : Menjaga Ö dalam perawatan diri
kebersihan
- Perawatan diri ADL ketika memandikan
hidung/ wajah
mandi 2 (bantuan / Melakukan 5. Berikan talk pada
Ö
pengawasan orang oral hygiene liputan kulit
lain)
4 Kurang pengetahuan : Klien dapat mengetahui tentang1. Kaji pengetahuan
tentang perawatan perawatan payudara dan bayi setelah klien tentang
payudara dan dilakukan tindakan keperawatan selama perawatan payudara
perawatan bayi yang 30 menit 2. Bantu klien
berhubungan dengan melakukan
kurang informasi Kriteria perawatan payudara
DS : Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan 3. Ajarkan cara
Tahu Ö1. Tidak
- Klien mengatakan perawatan payudara
perawatan pernah
belum tahu cara payudara dan 2. Jarang tujuan dan waktu
menyusui yang benar bayi 3. Kadang- perawatan
- Klien mengatakan Tahu tujuan Ö kadang
4. Kolaborasi dengan
belum tahu cara perawatan 4. Sering
payudara dan 5. Selalu keluarga untuk
perawatan bayi dan
perawatan melakukan
payudara. bayi
perawatan payudara
DO : Tahu kapan Ö
- Klien belum bisa perawatan
payudara dan
merawat bayinya,
perawatan
karena kelahiran yang bayi
pertama
- Puting susu vertid
(keluar/ menonjol) ASI
belum keluar
5 Menyusui tidak efektif : Klien mampu menyusui bayinya setelah1. Observasi
yang berhubungan dilakukan tindakan keperawatan selama keluarganya air susu
dengan 3x24 jam pada ibu
ketidakefektifan Kriteria 2. Bantu ibu menyusui
produksi ASI Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan baiyi dengan benar
ASI dapat Ö1. Tidak pernah
DS : 3. Ajarkan ibu untuik
keluar 2. Jarang
- Klien mengatakan melakukan
masih lemah kalau
bergerak di tempat Ibu mampu Ö 3. Kadang-kadang perawatan payudara
melakukan 4. Sering
tidur 1x sehari
perawatan 5. Selalu
- klien mengatakan payudara 4. Anjurkan ibu makan
belum mampu Ibu dapat Ö makanan yang
menyusui bayinya menyusui
bergizi
- klien mengatakan ASI anaknya
5. Kolaborasi dengan
belum keluar
dokter untuk
DO :
pemberian perlancar
- Puting susu vertid
(keluar/ menonjol) ASI
- Aerola kehitaman
6 Resiko infeksi yang : Klien mampu mengotrol resiko infeksi1. Observasi TTV
berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan keperawatan2. Observasi tanda dan
kerusakan jaringan dan selama 3x24 jam gejala infeksi
peningkatan paparan Kriteria 3. Lakukan perawatan
dengan lingkungan Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan luka dengan prinsip
Mengontrol Ö1. Tidak
sekitar dari luka post aseptik
resiko pernah
SC Monitor Ö 2. Jarang 4. Tingkatkan intake
DS : - faktor resiko 3. Kadang- nutrisi
lingkungan kadang
DO : 5. Ajarkan klien agar
Mengubah Ö 4. Sering
- Pada abdomen 5. Selalu menjaga luka tetap
gaya hidup
terdapat luka jahitan untuk kering
post SC mengurangi
6. Berikan terapi
resiko
Meningkatka Ö
antibiotik
n status
kesehatan
Tanda-tanda Ö
infeksi tidak
muncul
(kalor, dolor,
rubor, tumor,
fungsiolesa
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tgl/ No Evaluasi Ttd
Jam Dx (SOAP) Nama
Sabtu, 9- 1 : Klien mengatakan masih nyeri di perut bawah terasa
05-2015 senut-senut, skala 3
12.00 : Klien memegang perutnya, ekspresi wajah kesakitan
:
Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan
Klien dapat Ö 1. Tidak
menyebutkan faktor pernah
penyebab nyeri 2. Jarang
Klien menyebutkan Ö 3. Kadang-
durasi nyeri kadang
Klien menggunakan Ö 4. Sering
tindakan pencegahan 5. Selalu
Klien menggunakan Ö
tindakan non analgetik
Klien melaporkan nyeri Ö
Klien belum dapat mengontrol nyeri secara maksimal
: Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan
9-05-2015 2 : Klien mengatakan masih nyeri di perut bawah terasa
senut-senut, skala 3
: Klien memegang perutnya, ekspresi wajah kesakitan
:
Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan
Klien dapat Ö1. Tidak pernah
menyebutkan faktor 2. Jarang
penyebab nyeri 3. Kadang-kadang
Klien menyebutkan Ö 4. Sering
durasi nyeri 5. Selalu
Klien menggunakan Ö
tindakan pencegahan
Klien menggunakan Ö
tindakan non analgetik
Klien melaporkan Ö
nyeri
Tinggi TFU 1-2 jari di Ö
atas simpisis
Perdarahan Ö
Kontraksi kuat Ö
Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan
Tahu perawatan payudara Ö 1. Tidak
dan bayi pernah
Tahu tujuan perawatan Ö 2. Jarang
payudara dan perawatan 3. Kadang-
bayi kadang
Tahu kapan perawatan Ö 4. Sering
payudara dan perawatan 5. Selalu
bayi
Klien belum sepenuhnya tahu tentang tata cara
perawatan payudara
: Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan
5 : Klien mengatakan belum menyusui bayinya
: Air susu belum keluar
Bayi belum menyusu
:
Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan
ASI dapat keluar Ö 1. Tidak
Ibu mampu melakukan Ö pernah
perawatan payudara 2. Jarang
Ibu dapat menyusui Ö 3. Kadang-
anaknya kadang
4. Sering
5. Selalu
Klien belum mampu menyusui bayinya
: Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan
6 : Klien mengatakan daerah jahitan tidak panas dan sakit
: Jahitan luka merembes
Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan
Mengontrol resiko Ö 1. Tidak
Monitor faktor resiko Ö pernah
lingkungan 2. Jarang
Mengubah gaya hidup Ö 3. Kadang-
untuk mengurangi resiko kadang
Meningkatkan status Ö 4. Sering
kesehatan 5. Selalu
Tanda-tanda infeksi tidak Ö
muncul (kalor, dolor,
rubor, tumor, fungsiolesa
Klien belum mampu mengontrol resiko infeksi
: Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat
menyebabkan kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya.
Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah
kehamilan setelah menjalani seksio sebelumnya ,kejadian plasenta previa
meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat seksio. Kematian ibu
disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated
Intravascular Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu dapat
disebabkan karena komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran
kencing, pneumonia post operatif dan meskipun jarang dapat terjadi
embolisasi cairan amnion (Hanafiah, 2004).
Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan
kongenital dan pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan
memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu
yang tidak menderita plasenta previa. Risiko kematian neonatal juga
meningkat pada bayi dengan plasenta previa (Hanafiah, 2004).
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
kehidupan sehari-hari.
plasenta previa.
DAFTAR PUSTAKA