Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PLASENTA PREVIA

Untuk Memenuhi Tugas

Mata kuliah : Teknologi Dalam Kesehatan

Dosen Pengampu : Indra Gunawan,S.Kep.,NS.,MSN

Disusun Oleh :

Huwaida Aufa Rafiqi

(E21105401050)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERASITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAY

2023/2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………… I

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. II

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. . III

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 4


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………. 5
1.3 Tujuan……………………………………………………………………… 5

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi…………………………………………………………………….. 6

2.2 Penyebab…………………………………………………………………... 6

2.3 Gejala………………………………………………………………………. 6

2.4 Faktor Resiko………………………………………………………………. 7

2.5 Penatalaksanaan……………………………………………………………. 7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….. 9

3.2 Saran……………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGATAR

Puji serta syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT. Yamg telah melimpahkan rahmat dan
karunianya,sehingga penyusunan dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “PLASENTA
PREVIA”ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Teknologi Dalam Kesehatan di semester III pada Program Studi DIII
Kebidanan.Dalam penulisan makalah ini, saya mengucapkan terimakasih pada Bapak Indra
Gunawan,S.Kep.,NS.,MSN Selaku Dosen Pengampu mata kuliah Teknologi Dalam
Kesehatan.

Dalam penulisan Makalah ini, penulis menyadari bahwa Makalah ini tidak sepenuhnya
sempurna baik dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki masih terbatas. Penulis berharap laporan ini akan berguna bagi para pembaca
sekarang atau dimasa depan dan menjadi pengalaman yang berharga bagi penulis dalam
proses perbuatanya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Tasikmalaya, 16 januari 2023

Huwaida Aufa Rafiqi

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Plasenta previa merupakan
salah satu penyebab perdarahan antepartum yang mana perdarahan antepartum adalah
perdarahan pervaginam yang terjadi pada kehamilan diatas 28 minggu.Berdasarkan
Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012 sebanyak 40-60% penyebab kematian
ibu adalah perdarahan dan 3-4% diantaran lainya adalah perdarahan antepartum.
Perdarahan antepartum juga merupakan penyabab peningkatan angka kejadian kesakitan
dan kematian ibu dan janin. Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia
adalah penyebab obsetri langsung yaitu perdarahan 28%, preeklamsia/eklampsia 24%,
infeksi 11 %, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obsetri 5% dan lain-lain
11%.5Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan tersebut adalah
plasenta previa. Beberapa rumah sakit umum pemerintah angka kejadian plasenta previa
berkisar 1,7% sampai 2,9%, sedangkan di negara maju kejadiannya lebih rendah yaitu
<1%.
Belum diketahui secara pasti penyebab plasenta previa namun kerusakan dari
endometrium pada persalinan sebelumnya dan gangguan vaskularisasi desidua dianggap
sebagai mekanisme yang menjadi faktor penyebab plasenta previa.3 Ada beberapa faktor
risiko yang mempengaruhi terjadinya plasenta previa yaitu ibu hamil yang umurnya telah
mencapai lebih dari 35 tahun dan ibu hamil yang umurnya kurang dari 20 tahun, Paritas
adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan seseorang wanita yang pernah
melahirkan keturunan baik yang mampu hidup atau tidak.6 Banyaknya paritas
meningkatkan terjadinya faktor risiko plasenta previa, Riwayat seksio sesarea dapat
meningkatkan terjadinya plasenta previa dikarenakan adanya perlukaan uterus disegmen
bawah rahim. dan riwayat kuretase, Kuretase merupakan salah satu faktor risiko untuk
kejadian plasenta previa ibu dengan riwayat kuretase memiliki peluang 3,4 kali untuk
kejadian plasenta previa pada kehamilan berikutnya disbandingkan dengan ibu yang tidak

iv
memiliki riwayat kuretase .4 Plasenta previa dapat menimbulkan komplikasi antara lain
prolaps plasenta, plasenta melekat sehingga harus dikeluarkan secara manual dan
dibersihkan dengan kerokan, peningkatan risiko kelahiran premature dan kematian janin
mendadak, pada ibu dapat menyebabkan maternal syok sampai kematian pada ibu akibat
perdarahan.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa Definisi Plasenta Previa?


2.Apa Penyebab Plasenta Previa?
3.Apa Gejala Plasenta Previa?
4.Apa Faktor Resiko Plasenta Previa?
5.Apa Penataklasaan Plasenta Previa?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Definisi Plasenta Previa.

2. Untuk Mengetahui Penyebab Plasnta Previa.

3. Untuk Mengetahui Gejala Plasenta Previa.

4.Untuk Mengetahui Faktor Resiko Plasenta Previa.

5.Untuk Mengetahui Penatalaksaan Plasenta Previa.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Plasenta previa adalah komplikasi kehamilan di mana plasenta terletak di bagian bawah
rahim, sebagian atau seluruhnya menutupi leher rahim. Hal ini menyebabkan perdarahan
vagina tanpa rasa sakit dan beberapa mengarah ke perdarahan. Perdarahan yang mungkin
cukup besar untuk mengancam kehidupan ibu janin membuat persalinan segera, baik secara
elektif maupun darurat.
Istilah plasenta previa mengacu pada plasenta yang terletak di atas atau dekat dengan os
serviks internal. Plasenta biasanya tertanam di segmen atas rahim. Pada plase nta previa,
plasenta seluruhnya atau sebagian terletak di segmen bawah rahim. Secara tradisional,
plasenta previa telah diklasifikasikan menjadi 4 jenis (Gbr.1):
1. Plasenta previa lengkap, dimana plasenta menutupi seluruh os interna.
2. Plasenta previa parsial, dimana sebagian plasenta menutupi os interna. Karena itu, skenario
ini hanya terjadi ketika os internal diregangkan ke tingkat tertentu.
3. Plasenta previa marginal, yang baru mencapai os interna, tetapi tidak menutupinya.
4. Plasenta rendah, yang meluas ke segmen bawah rahim tetapi tidak mencapai os interna.
2.2 Penyebab
Plasenta previa adalah komplikasi kehamilan di mana plasenta terletak di bagian bawah
rahim, sebagian atau seluruhnya menutupi leher rahim. Hal ini menyebabkan perdarahan
vagina tanpa rasa sakit dan beberapa mengarah ke perdarahan. Perdarahan yang mungkin
cukup besar untuk mengancam kehidupan ibu janin membuat persalinan segera, baik secara
elektif maupun darurat.
2.3 Gejala
plasenta previa yaitu perdarahan dari jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri,
tanpa sebab, dan berulang kadang terjadi pada bangun tidur pagi hari.
Keluhan keluarnya darah tanpa rasa sakit secara tiba-tiba dan terus menerus merupakan
gejala dari plasenta previa totalis (Cunningham, 2011). Menurut Saifuddin (2014) KB

vi
hormonal menyebabkan perubahan pada endometrium dan implantasi blastokista menjadi
terganggu sehingga dapat terjadi plasenta previa. Kondisi ibu yang lupa atau berhenti
menggunakan KB menyebabkan multiparitas. Plasenta previa lebih sering terjadi pada ibu
yang sudah beberapa kali
melahirkan daripada ibu yang baru sekali melahirkan (Nugroho, 2012).

2.4 Faktor Resiko


Faktor risiko untuk plasenta previa termasuk persalinan sesar sebelumnya, terminasi
kehamilan, operasi intrauterin, merokok, kehamilan multifetal, peningkatan paritas, dan usia
ibu. Modalitas diagnostik pilihan untuk plasenta previa adalah ultrasonografi transvaginal,
dan wanita dengan plasenta previa lengkap harus dilahirkan melalui operasi caesar. Studi
kecil menunjukkan bahwa, ketika jarak plasenta ke os serviks lebih besar dari 2 cm, wanita
dapat dengan aman melakukan persalinan pervaginam. Anestesi regional untuk persalinan
sesar pada wanita dengan plasenta previa aman.
2.5 Penatalaksanaan
Teori Saifuddin (2014) bahwa kebutuhan terhadap tindakan segera pada kasus ibu
hamil dengan plasenta previa totalis adalah kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan
dan kandungan untuk pemberian terapi kotikosteroid 24 mg/IV dosis tunggal untuk
pematangan paru dan pemantauan ketat kondisi janin. Berdasarkan dari teori yang ada
dan hasil penatalaksanaan yang dilakukan di lahan tidak didapatkan adanya kesenjangan.

Rencana tindakan yang dilakukan di RSUD Pandanarang, Boyolali untuk penanganan


kasus Ny. W dengan plasenta previa totalis adalah pemberian informasi pada ibu dan
keluarga tentang hasil pemeriksaan, dukungan moril pada ibu, anjuran ibu bedrest total,
observasi KU, kesadaran, vital sign, his, perdarahan pervaginam ibu, dan DJJ,
berkolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi dan dengan tim gizi untuk
pemberian diit makanan, serta dokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan.
Tindakan yang dilakukan sesuai dengan teori Varney (2007) bahwa perlu dilakukan
observasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, dan pengeluaran pervaginam ibu untuk
menentukan pertolongan segera. Pada langkah perencanaan asuhan yang menyeluruh
tidak didapatkan kesenjangan.

dengan Efisien dan Aman Pelaksanaan asuhan pada kasus Ny. W dengan plasenta previa
totalis di RSUD Pandanarang, Boyolali yaitu menginformasikan pada ibu dan keluarga

vii
bahwa ibu mengalami plasenta previa totalis sehingga memberikan dukungan moril pada ibu
dengan melibatkan suami atau keluarga dalam perawatan, menganjurkan ibu bedrest total,
melakukan observasi KU, kesadaran, vital sign, his, perdarahan pervaginam ibu, dan DJJ,
melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi infus RL 20 tpm dan
injeksi kortikosteroid, antifibrinolitik (masing-masing 1 gram/IV/12 jam) serta pemberian
antiinflamasi 500 mg, melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan
cukup protein.
Pelaksanaan asuhan pada Ny. W telah dilaksanakan sesuai dengan rencanaan asuhan.
Menurut Hakimi (2010) ibu hamil dengan plasenta previa perlu dilakukan perawatan di
rumah sakit untuk pemantauan kondisi ibu. Penanganan plasenta previa yang dilakukan bidan
yaitu berkolaborasi dengan dokter spesialis obstetri ginekologi dan melaksanakan advis dari
dokter, namun bidan
tetap bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan (Sulistyawati, 2009).Teori yang ada
dan hasil penatalaksanaan yang dilakukan di lahan, pada langkah pelaksanaan langsung
asuhan
dengan efisien dan aman tidak didapatkan kesenjangan.

viii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Plasenta previa adalah letak implantasi plasenta abnormal pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Perdarahan sebagai salah satu
komplikasi dalam kehamilan yang menyumbang kematian ibu dan janin, salah satunya diakibatkan
oleh plasenta previa. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan antepartum dan postpartum
serta histerektomi, dan untuk janin bisa menyebabkan BBLR, gangguan pernafasan dan lainnya.
Buruknya dampak yang ditimbulkannya, sehingga kehamilan dengan komplikasi plasenta previa
perlu mendapat perhatian yang serius guna mencegah hasil yang merugikan. Faktor risiko kejadian
plasenta previa bisa dialami oleh wanita dengan riwayat operasi sesar, usia >35 tahun, paritas,
riwayat kuretase dan riwayat plasenta previa. Plasenta previa yang dilaporkan, penting bagi tenaga
kesehatan untuk menangani kehamilan yang beresiko supaya dapat membantu dalam penanganan
kondisi tersebut. Hasil atau dampak ibu dan janin yang merugikan karna plasenta previa, dapat
dikurangi dengan pencegahan faktor risiko yang berkaitan. Dari sekian banyak faktor risiko yang
diteliti terhadap kejadian plasenta previa, diketahui operasi sesar adalah yang paling dominan. Hal
ini bisa disebabkan karna kerusakan lapisan endotel Rahim, sehingga plasenta tertanam dilapisan
yang belum ada jaringan paru.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyarankan untuk ibu-ibu Perlu meningkatkan
pengetahuan mengenai kejadian plasenta previa pada multiparitas sehingga bisa mewaspadai
kemungkinan terjadinya plasenta previa serta pentingnya Ante Natal Care secara rutin.

ix
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=gejala+plasenta+previa&oq=#d=gs_qabs&t=1674020679817
&u=%23p%3Dog2vktq_9sgJ

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penyebab+plasenta+previa&oq=#d=gs_qabs&t=1674020857
614&u=%23p%3DOaW7UjCaGF4J

Anda mungkin juga menyukai