Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “I” G2P1A0H1


KEHAMILAN 34-35 MINGGU DENGAN PLASENTA PREVIA DI ROYAL
PRIMA JAMBI

Disusun Oleh:

Titha Aza Radita


193001070009

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya

sehingga laporan tentang “Ny.I G2 P1 A0 H1 Usia Kehamilan 34-35 Minggu

Dengan Plasenta Previa” dapat tersusun hingga selesai. Penulis bersyukur kepada

Allah yang telah memberikanhidayahnya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan laporan ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman. Penulis masih

banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan laporan ini.

Jambi, 5 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1

1.1. Latar Belakang...................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................4

1.3. Tujuan................................................................................................4

1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................4

1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................4

1.4. Manfaat.............................................................................................4

1.5. Ruang Lingkup..................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................5

2.1. Plasenta Previa...................................................................................4

2.1.1 Definisi..............................................................................................4

2.1.2 Epidemiologi ....................................................................................4

2.1.3 Klasifikasi .........................................................................................4

2.1.4 Etiologi .............................................................................................4

2.1.5 Faktor Resiko ....................................................................................4

2.1.6 Patofisiologi ......................................................................................4

2.1.7 Manifestasi Klinis .............................................................................4

2.1.8 Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan dan Persalinan ......4

2.1.9 Diagnosis ..........................................................................................4

2.1.10 Prognosis.........................................................................................4

2.1.11 Komplikasi .....................................................................................4


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang
normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan
oleh seorang bidan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan
pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi
selama hamil (Walyani, 2021).
Plasenta praevia adalah kelainan yang terjadi selama kehamilan
ketika plasenta terletak secara tidak normal di segmen bawah rahim, yang
terkadang menutupi leher rahim. Insidensi plasenta previa adalah 3-5 per
1000 kehamilan di seluruh dunia dan masih terus meningkat karena
meningkatnya angka operasi Caesar (Adere et al., 2020).
Kelainan plasenta seperti plasenta previa, plasenta akreta, dan vasa
previa semuanya berhubungan dengan perdarahan vagina pada paruh
kedua kehamilan. Penyakit ini juga merupakan penyebab penting
morbiditas dan bahkan kematian janin dan ibu yang serius. Selain itu,
angka kejadian previa dan akreta semakin meningkat, kemungkinan
disebabkan oleh meningkatnya angka kelahiran sesar, usia ibu, dan
teknologi reproduksi berbantuan. Penggunaan ultrasonografi obstetrik
secara rutin serta peningkatan teknologi ultrasonografi memungkinkan
diagnosis antenatal untuk kondisi ini (Silver, 2015).
Plasenta previa adalah tertutupnya sebagian atau seluruh ostium
interna serviks dengan plasenta. Hal ini merupakan faktor risiko utama
perdarahan postpartum dan dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas
ibu dan bayi baru lahir. Situasi ini menghalangi persalinan pervaginam
yang aman dan mengharuskan persalinan neonatus melalui persalinan
sesar. Sebagian besar kasus didiagnosis sejak awal kehamilan melalui
sonografi dan kasus lainnya mungkin datang ke ruang gawat darurat
dengan pendarahan vagina tanpa rasa sakit pada trimester kedua atau
ketiga kehamilan. Adanya plasenta previa juga dapat meningkatkan risiko
seorang wanita terkena spektrum plasenta akreta (PAS). Spektrum kondisi
ini meliputi plasenta akreta, inkreta, dan perkreta. Kegiatan ini mengulas
evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan plasenta previa (Bagga &
Sze, 2023).
Dalam pengambilan kasus di Rumah Sakit Royal Prima Jambi,
penulis menemukan ibu hamil yang memiliki masalah pada kehamilan
dengan plasenta previa. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis
tertarik mengambil kasus Pada Ny.I G2 P1 A0 H1 Usia Kehamilan 34-35
Minggu Dengan Plasenta Previa.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas bahwa rumusan masalah dari laporan ini
yaitu: bagaimana kajian asuhan kebidanan ibu hamil Pada Ny.I G2 P1 A0
H1 Usia Kehamilan 34-35 Minggu Dengan Plasenta Previa Di Rumah
Sakit Royal Prima Jambi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kajian asuhan kebidanan ibu hamil Pada Ny.I
G2 P1 A0 H1 Usia Kehamilan 34-35 Minggu Dengan Plasenta
Previa Di Rumah Sakit Royal Prima Jambi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan
dan literasi atau banding jurnal tentang plasenta previa,
1.4 Manfaat
a. Untuk menambah pengetahuan tentang berbagai macam komplikasi
kehamilan dan persalinan.
b. Tugas laporan ini dapat menjadi sumber informasi yang nantinya bagi
mahasiswa lainnya dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
penelitian terkait dengan kasus kasus Plasenta Previa yang ada di
pelayanan terutama rumah sakit.
1.5 Ruang Lingkup
Dalam laporan kasus ini, penulis membahas tentang bagaimana
asuhan Kebidanan pada Pada Ny.I G2 P1 A0 H1 Usia Kehamilan 34-35
Minggu Dengan Plasenta Previa Di Rumah Sakit Royal Prima Jambi
dimulai dengan pengumpulan data, interpetasi data, diagnosa potensial dan
tindakan segera, mengidenfikasi kebutuhan dan penanganan segera,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asuhan yang diberikan, serta
asuhan yang diberikan dengan pendekatan kolaborasi interprofesi (Dokter,
Bidan dan Perawat diruangan).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Plasenta Previa

Plasenta previa adalah kelainan yang terjadi selama kehamilan yang


ditandai dengan adanya jaringan plasenta di dekat atau menutupi leher
rahim (Ramadhan, 2022).
2.2. Faktor Risiko

Faktor risiko yang berkorelasi dengan plasenta previa adalah:

1. Usia ibu lanjut

2. Multiparitas

3. Perokok
4. Penggunaan kokain

5. Riwayat vakum dan kuretase sebelumnya

6. Teknologi reproduksi bantuan

7. Riwayat operasi Caesar

8. Riwayat plasenta previa

2.3. Epidemiologi

2.4. Komplikasi

2.1.1. Klasifikasi

(HANAFIAH, 2014). Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan

anatomik melainkan fisiologik. Sehingga klasifikasinya akan berubah setiap

waktu. Umpamanya, plasenta previa total pada pembukaan 4 cm mungkin akan

berubah menjadi plasenta previa pada pembukaan 8 cm.

Beberapa klasifikasi plasenta previa:

a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4 -5 cm 1.

1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba

plasenta menutupi seluruh ostea.

2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian

pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :

 Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian

belakang.

 Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian depan.
 Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea yang

ditutupi plasenta.

b. Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat :

 Plasenta previa totalis ; seluruh ostea ditutupi uri.

 Plasenta previa partialis ; sebagian ditutupi uri.

 Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan

Pada periksa dalam tak teraba.

c. Menurut Browne:

1. Tingkat I, Lateral plasenta previa : Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai

ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.

2. Tingkat II, Marginal plasenta previa: Plasenta mencapai pinggir pembukaan

(Ostea).

2.1.2. Etiologi

Etiologi pasti dari plasenta previa tidak diketahui. Kondisi ini mungkin

multifaktorial dan diduga terkait dengan faktor risiko berikut:

1. Usia ibu yang lanjut (>35 tahun)

2. Pengobatan infertilitas

3. Multiparitas (5% pada pasien grand multipara)

4. Kehamilan ganda

5. Interval kehamilan yang pendek

6. Operasi rahim sebelumnya, penghinaan atau cedera rahim


7. Persalinan sesar sebelumnya, termasuk kehamilan pertama berikutnya setelah

persalinan sesar .

8. Aborsi sebelumnya atau berulang

9. Plasenta previa sebelumnya (4-8%)

10. Etnis bukan kulit putih

11. Status sosial ekonomi rendah

12. Merokok

13. Penggunaan kokain

Tidak seperti perdarahan pada trimester pertama, perdarahan pada trimester kedua

dan ketiga biasanya disebabkan oleh implantasi plasenta yang abnormal.

Pendarahan, jika berhubungan dengan persalinan, akan menjadi sekunder akibat

dilatasi serviks dan gangguan implantasi plasenta dari serviks dan segmen bawah

rahim. Seperti disebutkan sebelumnya, segmen bawah rahim tidak efisien dalam

berkontraksi dan dengan demikian tidak dapat menyempitkan pembuluh darah

seperti pada korpus uteri, mengakibatkan perdarahan lanjutan (Bakker, 2018 )

2.1.3. Faktor Resiko

Faktor Resiko Menurut (HANAFIAH, 2014):

1. Multiparitas dan umur lanjut ( >/ = 35 tahun).

2. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan atrofik dan

inflamatorotik.

3. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC, Kuret, dll).

4. Chorion leave persisten.


5. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil

konsepsi.

6. Konsepsi dan nidasi terlambat.

7. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.

2.1.4. Patofisiologi

(Bakker, 2018 ) Implantasi plasenta diprakarsai oleh embrio (lempeng embrio) yang

menempel pada rahim bagian bawah. Dengan perlekatan dan pertumbuhan

plasenta, plasenta yang berkembang dapat menutupi ostium servikalis. Namun,

diperkirakan bahwa vaskularisasi desidua yang rusak terjadi di atas serviks,

kemungkinan sekunder akibat perubahan inflamasi atau atrofi. Dengan demikian,

bagian plasenta yang mengalami perubahan atrofi dapat bertahan sebagai vasa

previa.

Penyebab utama perdarahan trimester ketiga, plasenta previa secara klasik muncul

sebagai perdarahan tanpa rasa sakit. Perdarahan diperkirakan terjadi sehubungan

dengan perkembangan segmen bawah rahim pada trimester ketiga. Perlekatan

plasenta terganggu karena area ini secara bertahap menipis sebagai persiapan

untuk permulaan persalinan; Hal ini menyebabkan pendarahan di tempat

implantasi karena rahim tidak dapat berkontraksi secara memadai dan

menghentikan aliran darah dari pembuluh darah yang terbuka. Pelepasan trombin
dari tempat perdarahan mendorong kontraksi uterus dan menyebabkan lingkaran

setan perdarahan-kontraksi-pemisahan plasenta-perdarahan.

2.1.5. Manifestasi Klinis

Ciri khas plasenta previa adalah perdarahan uterus melalui vagina yang tidak

disertai rasa nyeri. Perdarahan ini terjadi pada akhir trimester kedua hingga

menjelang persalinan. Perdarahan pertama tidak banyak dan akan berhenti sendiri.

Perdarahan muncul berulang tanpa sebab yang jelas. Berhubung plasenta terletak

pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen sering ditemui bagian terbawah

janin masih tinggi di atas simfisis. Palpasi abdomen tidak membuat nyeri dan

perut tegang.

2.1.6. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan dan Persalinan

2.1.7. Diagnosis

(Bakker, 2018 ) Komplikasi maternal plasenta previa dirangkum sebagai

berikut:

1. Perdarahan, termasuk perdarahan ulang (Perencanaan persalinan dan

pengendalian perdarahan sangat penting dalam kasus plasenta previa serta

plasenta akreta, inkreta, dan perkreta.)

2. Tingkat transfusi darah yang lebih tinggi

3. Solusio plasenta

4. Kelahiran prematur

5. Peningkatan insiden endometritis postpartum


6. Tingkat kematian (2-3%); Di AS, angka kematian ibu adalah 0,03%,

sebagian besar terkait dengan perdarahan uterus dan komplikasi koagulopati

intravaskular diseminata.

2.1.8. Prognosis

Plasenta previa mempersulit sekitar 0,5% dari semua kehamilan. Kemajuan

teknologi dalam ultrasonografi telah meningkatkan diagnosis dini plasenta previa,

dan beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar diagnosis dini

ini tidak bertahan sampai persalinan. 90% dari semua plasenta yang ditunjuk

sebagai "berbaring rendah" pada sonogram awal tidak lagi ada pada pemeriksaan

ulang pada trimester ketiga.

Namun, komplikasi ibu dan janin dari plasenta previa didokumentasikan dengan

baik. Kelahiran prematur sangat terkait dengan plasenta previa, dengan 16,9%

wanita melahirkan kurang dari 34 minggu dan 27,5% melahirkan antara 34 dan 37

minggu dalam studi berbasis populasi dari 1989 hingga 1997. Ada peningkatan

yang signifikan dalam risiko postpartum perdarahan dan kebutuhan histerektomi

darurat pada wanita dengan plasenta previa (Bakker, 2018 ).

2.1.9. Komplikasi

Komplikasi plasenta previa pada neonatus/bayi dirangkum sebagai berikut:

1. Malformasi kongenital

2. Retardasi pertumbuhan intrauterin janin (IUGR)

3. Anemia janin dan isoimunisasi Rh


4. Presentasi janin abnormal

5. Berat badan lahir rendah (<2500 g)

6. Sindrom gangguan pernapasan neonatus

7. Penyakit kuning

8. Masuk ke unit perawatan intensif neonatal (NICU)

9. Tinggal di rumah sakit lebih lama

10. Peningkatan risiko keterlambatan perkembangan saraf bayi dan sindrom

kematian bayi mendadak (SIDS)

Angka kematian neonatus: Setinggi 1,2% di Amerika Serikat

2.5. Asuhan Kebidanan Menurut Varney

Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan

semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap,

yaitu:

a. Riwayat kesehatan

b. pemeriksaan fisik pada kesehatan

c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

d. Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi

Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data

dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu

dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan

melakukan konsultasi.
Langkah II (kedua): Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa

atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-

data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di

interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Masalah

sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di identifikasikan oleh bidan.

Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada

trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang

sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori

“nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah

yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan

untuk mengurangi rasa sakit.

Langkah III (ketiga): Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atu

masalah potensial benar-benar terjadi.

Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang

Memerlukan Penanganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang

lain sesuai kondisi klien.


Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen

kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau

kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus

menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.

Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data

mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak

segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.

Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang

memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari

seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya bisa saja tidak

merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan

dokter.

Langkah V(kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya.

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau

masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/

data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi

juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang

diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan


apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg berkaitan dengan sosial

ekonomi,kultur atau masalah psikologis.

Semua keputusan yg dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus

rasional dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yg up to date

serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh

klien.

Langkah VI (keenam) : Melaksanaan perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan

ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi

oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya

sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya.

Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan

mutu dari asuhan klien.

Langkah VII(Terakhir) : Evaluasi

Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah

terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan

diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah

efektif sedang sebagian belum efektif.

2.6. Women Center Care


Suatu filosofi dasar dan pendekatan praktis yang secara sadar dipilih dalam

pengelolaan asuhan pada perempuan usia Reproduksi

• Hubungan yang kolaboratif antara perempuan dan bidan

• Dibangun melalui interaksi yang baik dan saling terbuka

• Mengakui keahlian dan saling menghormati kekuatan/kelebihan masing-masing

• Memiliki fokus yang seimbang antara ‘pengalaman perempuan’ dan juga

kesehatan/kesejahteraan dari ibu dan bayinya

2.7. Pathway Plasenta Previa

BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “R”


KEHAMILAN 27-29 MINGGU DENGAN PLASENTA PREVIA DI ROYAL
PRIMA JAMBI 17-29 Februari 2022

Tempat Praktek:

Nomor :

Tanggal Masuk :

1. Pengkajian Data
1.1 Identitas

Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. A

Umur : 35 th Umur : 40 th

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS

Alamat : Kebon Kopi Alamat : Kebon Kopi

2. ANAMNESE ( Data SUbjektif)

a. Alasan Datang: ibu mengeluh ada pengeluaran darah dari jalan lahir secara tiba-

tiba.

b. Keluhan Utama :

1) Keluhan dialami sejak jam: 11.30 Wita

2) Ibu mengatakan pernah keluar darah dari jalan lahir pada waktu umur

kehamilan 23 minggu dalam jumlah yang hanya sedikit.

3) Ibu mengatakan kali ini keluar darah berwarna merah segar, ada gumpalan

tanpa disertai rasa nyeri.

4) Darah yang keluar tidak terlalu banyak, tapi ibu tetap merasa sangat cemas

karena perdarahan ini terjadi untuk yang kedua kalinya.

c. Riwayat kehamilan sekarang

1. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ketiga dan tidak pernah mengalami

keguguran pada kehamilan sebelumnya

2. HPHT: 13 Juli 2021


3. HTP: 20 April 2022

4. Ibu mengatakan kehamilannya memasuki usia 7 bulan

5. Pergerakan janin dirasakan ibu sejak umur kehamilan 16 minggu sampai

sekarang.

6. Pergerakan janin dirasakan ibu terutama pada perut sebelah kanan.

7. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat selama hamil.

8. Ibu merasa cemas dan khawatir dengan kehamilannya

9. Ibu mengeluh agak pusing ketika terjadi pengeluaran darah dari jalan lahir.

d. Riwayat Obstetri

UK Penolong Bayi Nifas

Proses BBL JK H/M Pndarah Penyulit

Persalinan an

2019 Aterm Bidan 2700 LK Hidup - -

2017 Aterm bidan 2900 LK Hidup - -

e. Kontrasepsi Terakhir

 Alat : Pil Kb

 Mulai : 2006

 Berhenti : 2011

 Alasan : Ingin Punya anak lagi

f. Riwayat Kesehatan Ibu

 Penyakit yang diderita : Tidak ada


 Penyakit Menular yang diderita : Tidak ada

Riwayat Kesehatan keluarga

BAB IV

ANALISA KASUS

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran
Daftar Pustaka

Adere, A., Mulu, A., & Temesgen, F. (2020). Neonatal and Maternal Complications of
Placenta Praevia and Its Risk Factors in Tikur Anbessa Specialized and Gandhi
Memorial Hospitals: Unmatched Case-Control Study. Journal of Pregnancy, 2020,
1–9. https://doi.org/10.1155/2020/5630296

Bagga, F. M. A., & Sze, A. (2023). Placenta Previa. Treasure Island (FL): StatPearls.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539818/#__NBK539818_ai__

Ramadhan, B. R. (2022). Plasenta Previa : Mekanisme dan Faktor Risiko. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 11, 208–219. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.735

Silver, R. M. (2015). Abnormal placentation. Obstetrics and Gynecology, 126(3), 654–


668. https://doi.org/10.1097/AOG.0000000000001005

Walyani, E. S. (2021). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai