Disusun oleh :
...........................................................
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kehadiran Allah SWT, karena hanya dengan Rahmat dan
hidayahNya manejemen asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan plasenta previa ini dapat kami
selesaikan dengan baik.
Adapun tujuan penulisan menejemen asuhan kebidanan ini adalah untuk memenuhi tugas
kompetensi. Selain itu, untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan kami tentang
kehamilan dengan plasenta previa
Dalam kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan keikhlasan kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada :
1. Direktur RS Aura Syifa Kediri
2. Ibu ----------------- selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
3. Ibu -----------------.selaku Ketua Program Studi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang
4. Ibu --------------------------- selaku ketua kelompok praktik klinik
5. Ibu ---------------------------, selaku koordinator praktik
6. Ibu --------------------------, selaku pembimbing klinik
7. Dan pihak-pihak terkait yang telah membantu proses pembuatan manajemen asuhan kebidanan
ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa menejemen kebidanan komprehensif ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan kelengkapan tugas selanjutnya.Kami
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Plasenta previa merupakan salah satu kegawat daruratan dalam kehamilan. Klasifikasi
dari plasenta previa ini terdiri dari plasenta previa totalis, marginalis, parsialis, dan totalis.
Penyebab dari plasenta previa ini adalah kondisi vaskularisasi endometrium yang kurang bagus.
Adapun tanda gejala dari plasenta previa ini diantaranya perdarahan yang tiba-tiba dari
jalan lahir, tanpa ada rasa nyeri, berwarna merah segar, dan berulang. Terkadang perdarahan ini
tanpa disadari oleh klien. Untuk menegakkan diagnosa dari kasus plasenta previa adalah dengan
melakukan anamnesa pada klien tentang riwayat perdarahan selama kehamilan, pemeriksaan
USG, dan pemeriksaan dalam jika sudah siap dengan meja operasi.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada plasenta previa adalah syok hipovolemik, anemia
berat, infeksi, dan terjadi gawat janin. Oleh karena itu kondisi ini perlu diketahui oleh
masyarakat, khususnya ibu hamil, sehingga jika ditemukan tanda gejala seperti kasus di atas
pasien dapat segeera datang ke fasilitas layanan kesehatan
Penanganan dari kasus ini adalah dengan tindakan terminasi jika UK >37 minggu dan
terjadi gawat janin dan perdarahan terjadi terus-menerus. Sedangakan tindakan ekspektatif
dilakukan pada UK<37 minggu, janin masih terlalu kecil untuk hidup di luar kandungan, dan
kondisi janin masih baik.
Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah praktek klinik kebidanan diharapkan mahasiswa mampu melakukan perawatan
dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada ibu hamil dengan plasenta previa dengan
pendekatan manajemen kebidanan
b. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian kepada kasus kehamilan dengan plasenta previa
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu hamil dengan palsenta previa
c. Dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penangananya
terhadap semua yang mungkin muncul pada ibu hamil dengan plasenta previa
d. Menetapkan kebutuhan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan plasenta previa
e. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu hamil dengan plasenta previa
f. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan masalah pada ibu
hamil dengan plasenta previa
g. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Manfaat
a. Bagi penulis : penulis dapat menambah pengetahuan tentang dan keterampilan dalam
melakukan perawatan dan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan plasenta previa
b. Bagi pelayanan kesehatan: dapat memberikan pelayanan dan penanganan yang tepat pada ibu
hamil dengan plasenta previa
1.1 Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak di bagian atas uterus.
(Sarwono Prawirohardjo. 2007)
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik
posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupi os
serviks.
(Helen Varney. 2007)
1.2 Etiologi
Mengapa plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat
diterangkan. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi pada
desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa didapati untuk
sebagian besar pada penderita dengan paritas tinggi. Memang dapat dimengerti bahwa
apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup atau diperlukan lebih banyak seperti pada
kehamilan kembar, plasenta yang letaknya normal sekalipun akan memperluaskan
permukaannya, sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir.
(Sarwono Prawirohardjo. 2007. 367)
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan – keadaan yang endometriumnya
kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi
desidua.
Keadaan ini bias ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.
2. Mioma uteri.
3. Kuretasi yang berulang.
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio sesarea.
6. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakaian
kokain. Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi dengan
hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama pada perokok berat (lebih dari 20 batang
sehari).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi
luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan mendekati
atau menutup ostium uteri internum.
Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi
yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah dekat ostiumuteri internum.
Plasenta previa juga dapat terjadi plasenta yang besar dari yang luas, seperti pada
eritroblastis, diabetes mellitus, atau kehamilan multiple.
(Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 2005)
1.3 Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
Disebut plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan
plasenta. Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan
plasenta, dan Plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan. Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum
sampai menutupi pembukaan jalan lahir, disebut Plasenta letak rendah. Pinggir plasenta
berada kira – kira 3 atau 4 cm di atas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada
pembukaan jalan lahir.
Karena klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomik melainkan fisiologik,
maka klasifikasinya akan berubah setiap waktu. Umpamanya, plasenta previa totalis pada
pembukaan 4 cm mungkin akan berubah menjadi plasenta previa parsialis pada pembukaan 8
cm. Tentu saja observasi seperti ini akan terjadi dengan penanganan yang baik.
(Sarwono Prawirohardjo. 2007)
Gejala – gejala
1. Gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa nyeri.
Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun; baru
waktu ia bangun, ia merasa bahwa kainnya basah. Biasanya perdarahan karena plasenta
previa baru timbul setelah bulan ketujuh. Hal ini disebabkan oleh :
a. Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari
abortus.
b. Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara plasenta dan dinding
rahim. Keterangannya sebagai berikut :
Setelah bulan ke-4 terjadi regangan pada dinding rahim karena isi rahim lebih
cepat tumbuhnya dari rahim sendiri; akibatnya istmus uteri tertarik menjadi bagian
dinding korpus uteri yang disebut segmen bawah rahim.
Pada plasenta previa, tidak mungkin terjadi tanpa pergeseran antara plasenta
dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung pada kekuatan insersi plasenta dan
kekuatan tarikan pada istmus uteri. Jadi, dalam kehamilan tidak perlu ada his untuk
menimbulkan perdarahan, tetapi sudah jelas dalam persalinan his pembukaan
menyebabkan perdarahan karena bagian plasenta di atas atau dekat ostium akan
terlepas dari dasarnya. Perdarahan pada plasenta previa terjadi karena terlepasnya
plasenta dari dasarnya.
Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang – ulang karena setelah
terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Oleh karena itu, regangan
dinding rahim dan tarikan pada serviks berkurang, tetapi dengan majunya kehamilan
regangan bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru.
Darah terutama berasal dari ibu ialah dari ruangan intervilosa, tetapi dapat
juga berasal dari anak jika jonjot terputus atau pembuluh darah plasenta yang lebih
besar terbuka.
2. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim
sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggul.
3. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plsenta previa lebih
sering disertai kelainan letak jika perdarahan disebabkan oleh plasenta previa lateral dan
marginal serta robekannya marginal, sedangkan plasenta letak rendah, robekannya
beberapa sentimeter dari tepi plasenta.
4. Perdarahan berulang.
5. Warna perdarahan merah segar
6. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
7. Timbulnya perlahan-lahan.
8. Waktu terjadinya saat hamil
9. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
10. Denyut jantung janin ada
11. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
12. Presentasi mungkin abnormal
1.5 Patofisiologi
1. Proses patologi tampaknya berhubungan dengan kondisi – kondisi yang
mengubah fungsi normal desidua uterus dan vaskularisasinya.
2. Perdarahan yang terjadi akibat robekan vili plasenta dari dinding uterus karena
kontraksi dan dilatasi segmen bawah uterus,dapat terjadi ringan atau berat.
( Straight Barbara R.2005)
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat
segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi
pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan.
Pelebaran SBR dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan
tak dapat dihindarikan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
( FKUI.2005)
1.8 Diagnosa
Anamnesis perdarahan tanpa keluhan, perdarahan berulang. Klinis kelainan letak dari
perabaan fornises teraba bantalan lunak pada presentasi kepala.
Pemeriksaan dalam pada plasenta previa hanya dibenarkan bila dilakukan di kamar
operasi yang telah siap untuk melakukan operasi segera.
Diagnosis palsenta previa ( dengan perdarahan sedikit ) yang terapi ekspektatif
ditegakkan dengan pemeriksaan USG.
( Unpad.2005 )
Anamnesis. Pedarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa
rasa nyeri, tanpa alasan terutama pada multigravida. Banyaknya perdarahan tidak dapat di
nilai dari anamnesa, melainkan dari pemeriksaan hematokrit.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar
Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku dan
sebagainya
- Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
- Sering dijupai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala masih
goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul
- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim
terutama pada ibu yang kurus.
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali
fasilitas operasi segera tersedia.
Pemeriksaan dengan Alat
- Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum
- Pemeriksaan USG
1. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100 % identifikasi
plasenta previa
2. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %
- MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan
plasenta perkreta .
1.9 Penatalaksanaan
1. Perawatan konservatif berupa :
- Istirahat.
- Memberikan hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia.
- Memberikan antibiotik bila ada indikasi.
- Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit
2. Pemantauan tanda – tanda vital.
(Ladewick Patricia.2006)
3. Terapi, Pengobatan plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu :
o Ekspektatif : Dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di
dunia luar banginya kecil sekali.
Syarat terapi ini : - keadaan ibu dan anak masih baik ( Hb- nya normal )
- perdarahan tidak banyak.
(Obstetri Patologi.2005)
- kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit.
- belum ada tanda – tanda inpartu.
Pada terapi ini, pasien dirawat di rumah sakit sampai berat anak ± 2500 gram atau
kehamilan sudah sampai 37 minggu. Selama terapi dilakukan pemeriksaan USG untuk
menentukan letak plasenta.Pemberian antibiotic mengingat kemungkinan terjadi infeksi
yang besar akibat perdarahandan tindaka – tidakan intrauterine serta diberikan
Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin.
o Terminasi : Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa maut,
miksalnya : kehamilan cukup bulan, perdaraha banyak,parturien, dan anak mati.Dengan
cara :
a. Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu,
sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini
tetap dilakukan.
Tujuan seksio sesarea :
- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan
menghentikan perdarahan. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak
vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan
mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber
perdarahan karena adanya vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri
- Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin
dilahirkan pervaginam
Persiapan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu dan perawatan
lanjut pascabedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi, dan keseimbangan
cairan masuk-keluar.
b. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
- Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/marginalis dengan pembukaan > 3
cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, plasenta akan mengikuti
segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada
atau masih lemah, akselerasi dengan infus oksitosin
- Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade plasenta dengan
bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih
hidup.
- Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban secukupnya
sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk menekan plasenta dan
seringkali menyebabkan pendarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya
dikejakan pada janin yang telah meninggal dan perdarahan tidak aktif.
(FKUP.2005.hal.88 – 91 )
1.10 Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan,anemia karena
perdarahan, plasentitis, endometritis pascasalin.
Pada Janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi seperti asfiksia
berat.
( FK UI.2005)
Plasenta akreta. Pada kondisi ini, plasenta implantasi terlalu dalam dan kuat pada
dinding uterin, yang menyebabkan sulitnya plasenta terlepas secara spontan plasenta
saat melahirkan. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan hebat dan perlu operasi
histerektomi. Keadaan ini jarang, tetapi sangat khas mempengaruhi wanita dengan
plasenta previa atau wanita dengan sesar sebelumnya atau operasi uterus lainnya.
Bahaya untuk ibu pada plasenta previa, yaitu :
- Syok hipovolemik
- Infeksi – sepsis
- Emboli udara ( jarang )
- Kelainan Koagulopati sampai syok
- Kematian
Bahaya untuk anak, yaitu :
- Hipoksia
- Anemi
- Gawat janin
( FKUP.2005)
1.11 Prognosis
Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karena plasenta previa rendah
sekali,atau tidak sama sekali. Sejak diperkenalkannya penanganan pasif pada tahun 1945 ,
kematian perinatal berangsur – angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian, hingga kini
kematian perinatal yang disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama.
Penanganan pasif maupun aktif memerlukan fasilitas tertentu , yang belum dicukupi pada
banyak tempat di tanah air kita,sehingga beberapa tindakan yang sudah lama ditinggalkan
oleh dunia kebidanan mutakhir masih terpaksa dipakai juga seperti pemasangan cunam
Wiilett , dan versi Braxton – Hicks. Tindakan – tindakan ini juga sekurang – kurangnya
masih dianggap penting untuk menghentikan perdarahan dimana fasilitasseksio sesarea
belum ada. Dengan demikian tindakan – tindakan itu lebih banyak ditujukan demi
keselamatan ibu daripada janinnya.
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DENGAN
PLASENTA PREVIA
Tempat :
Tanggal/waktu :
No. Register :
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Biodata
Umur :- Plasenta Previa paling banyak terjadi pada wanita hamil usia lebih dari
35 tahun.
( Helen Varney. 2007)
- Frekuensi Plasenta Previa pada primigravida yang berusia lebih dari
35 tahun kira – kira 10 kali lebih sering dibanding primigravida yang
berumur kurang dari 25 tahun.
- Pada Grandemulti yang berumur lebih dari 35 tahun kira – kira 4 kali
lebih sering di banding dengan grandemulti yang berusia kurang dari
25 tahun.
( Sarwono Prawiroharjo.2007)
Gejala :
- Perdarahan bersifat berulang
- Tanpa rasa nyeri ,darah merah segar
Perdarahan hanya bercak / ringan dan berhenti secara spontan,terjadi
setelah usia kehamilan 22 minggu.
- Perdarahan biasanya terjadi saat bangun tidur.
( Sarwono Prawiroharjo. 2006)
- Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak
berberda dengan abortus.
( Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.2005)
Riwayat Kesehatan :
- Plasenta Previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan luas ,
seperti pada eritroblastocis, Diabetus Melitus atau Kehamilan
Multipel.
( FKU Padjadjaran.2005)
Perilaku Kesehatan :
- Dapat terjadi pada perokok berat ( lebih dari 20 batang perhari )
(FKU Padjdjaran.2005)
B. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
- Kaji tanda – tanda syok jika ada perdarahan
- Penurunan tekanan darah
- Peningkatan Frekuensi nadi
- Kulit berkeringat dingin
- Muka pucat
(Ladewig, Patricia W. 2006.)
Inspeksi
- Perdarahan pervaginam encer sampai bergumpal
- Pada perdarahan yang banyak, ibu tampak anemis.
Palpasi :
- Bagian terendah janin biasanya belum masuk PAP , ada kelainan letak
janin.
( FK UI 2005. 277 )
- Abdomen lembek , tidak keras, relaksasi diantara kontraksi (jika ada )
(Ladewig, Patricia W. 2006)
- dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim terutama
pada ibu yang kurus
Pemeriksaan Inspekulo : Perdarahan berasal dari ostium uteri internum
PDMO: - Perabaan Fornik.Hanya bermakna bila janin presentasi kepala
- Pemeriksaan melalui kanalis servikalis, setelah pada perabaan
fornik dicurigai adanya plasenta previa.
Pemerikasaan Penunjang :
- USG untuk diagnosis pasti, yaitua menentukan letak plasenta.
- Pemeriksaan darah : hemoglobin,hematokrit.
(FK UI.2005)
IV. KEBUTUHAN :
Dukungan emosional untuk memfasilitasi proses berduka jika diperlukan.
Informasi / penyuluhan klien dan keluarga
(Ladewig, Patricia W. 2006)
V. INTERVENSI
Tujuan:
- Menjaga kehamilan sampai cukup bulan.
- Menjaga kondisi janin agar tetap baik sampai aterm.
Kriteria Hasil
Keadaan umum ibu dan janin baik sampai usia kehamilan aterm
1. Anemia dapat teratasi
2. Perdarahan pervaginam dapat berkurang/ berhenti
Dx/ Masalah/
No Intervensi Rasional
Kebutuhan
Dx: 1. Jalin komunikasi terapeutik dengan 1.Dengan menjalin komunikasi
G…P…UK… klien terapeutik akan menumbuhkan
mnggdengan kepercayaan klien terhadap
plasenta previa tenaga kesehatan dan
memudahkan pemberian
intervensi
VI. IMPLEMENTASI
1.Menjalin komunikasi terapeutik dengan klien
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga dan tindakan yang akan dilakukan
pada klien
3.Memotivasi klien untuk MRS
4.Melakukan kolaborasi dengan Sp.OG
5.Melakukan observasi DJJ dan TTV ibu
6.Memberikan dukungan mental dan emosional pada klien
VII. EVALUASI
Seuai dengan diagnosa dan tujuan
DAFTAR PUSTAKA
FKUI. 2005.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius
Ladewig, Patricia W. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi BAru Lahir,Ed.5.Jakarta :EGC
Prawiroharjo,Sarwono.2006. Ilmu Kandungan.Jakarta : YBP - SP
Prawiroharjo,Sarwono.2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta :YBP – SP
Prawiroharjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP
Stright,Barbara R.2005.Keperawatan Ibu – Bayi Baru Lahir.E / 5.Jakarta : EGC
Varney,Helen.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan,Ed.4 Vol.1.Jakarta : EGC
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN PLASENTA PREVIA
DI VK RS AURA SYIFA
I. PENGKAJIAN
3.1.1 DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama : Ny. Siti Nama : Tn.Bagio
Umur : 24 th Umur : 34 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : Islam Pendidikan : D3
Pekerjaan :Guru SD Pekerjaan : Tani
Alamat :Ds.Gembongan-
Ponggok-Blitar
3. Riwayat Menstruasi
HPHT : 26-02-2011
Lama : 6-7 hari
Banyaknya :2-3 kali ganti pembalut/ hari
Siklus : 28 hari
Teratur : ya
Dismenorea : tidak ada
Fluor albus : tidaka ada
Haid sebelumnya : 26-01-2011
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/ hari
HPL : 05-12-2011
7. Pola eliminasi
BAB : 1x sehari
BAK : 4-5 x/hari
8. Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada
Rencana kontrasepsi yang akan datang: belum direncanakan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka: simetris, terdapat cloasma gravidarum
Mata: sklera putih keabu-abuan, konjunctiva merah muda
Hidung: tidak ada sekret
Mulut dan Gigi: bibir tidaka ada tanda sianosis, tidak ada caries, tidak ada epulis
Telinga: simetris, tidak ada serumen
Leher: tidak tampak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Axilla: tidak tampak adanya pembesaran kelenjar limfe
Payudara
Putting susu: menonjol(ka/ki)
Hyperpigmentasi: ada (ka/ki)
Colostrum: ada (ka/ki)
Strie: tidak ada (ka/ki)
Abdomen
Pembesaran : tampak membujur
Linea alba : tidak ada
Linea nigra : ada
Strie lividae : tidak ada
Strie albica : tidaka ada
Punggung: sedikit lordosis
Ekstremitas: simetris (ka/ki), tidak ada varises (ka/ki)
Vulva dan vagina: terdapat perdarahan pervaginam kurang lebih 25cc
b. Palpasi
- Muka: tidak ada oedem
- Mata: kelopak mata tidak oedem
- Leher: tidak teraba ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
- Axilla: tidak teraba ada pembesaran kelenjar limfe
- Payudara: tidak teraba adanya massa,
- Abdomen
Leopold I : TFU ½ pusat-px, teraba bokong di fundus uteri
Leopold II : teraba punggung di uterus bagian kiri
Leopold III : teraba kepala di uterus bagian bawah, kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : sebagian kecil kepala sudah masuk PAP
His: jarang
- Ekstremitas: tidak oedem (ka/ki)
c. Auskultasi
DJJ : 132 x/mnt
Punctum maximum: abdomen kiri bawah pusat
d.Perkusi
Reflek patella: positif (ka/ki)
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG dilakukan pada 17 November 2011, dengan hasil:
Usia kehamilan 36-37 minggu, keadaan janin baik, letak kepala, letak plasenta merupakan
plasenta previa letak rendah
Kesimpulan:
G1P0000 UK 36-37 minggu, hidup, tunggal, letak membujur, presentasi kepala, intra uterine,
kesan jalan lahir normal, KU ibu baik dengan plasenta letak rendah
1. DS: Dx:
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya G1P0000 UK 36-37 minggu
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya pada dengan plasenta letak rendah
26-02-2011
Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah dari
kemaluannya sejak tadi pagi pukul 05.30 pada 21-11-
2011, namun tidak merasakan adanya nyeri pada
perutnya
DO :
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 100/70 mmHg S : 365 °C
N : 76x/mnt R : 20 x/mnt
Inspeksi:
Mata: Konjunctiva: merah muda
Vulva dan vagina: Pengeluaran darah ± 25 cc
Palpasi:
Leopold I : TFU ½ pusat-px, teraba bokong di
fundus uteri
Leopold II : teraba punggung di uterus bagian
kiri
Leopold III : teraba kepala di uterus bagian
bawah, kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : sebagian kecil kepala sudah masuk
PAP
His: jarang
Auskultasi:
DJJ : 132 x/mnt
Punctum maximum: abdomen kiri bawah pusat
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan USG dilakukan pada 21 November
2011, dengan hasil:
Usia kehamilan 36-37 minggu, keadaan janin
baik,letak kepala, letak plasenta merupakan plasenta
letak rendah
DS:
Ibu mengatakan merasa cemas dengan kondisinya Masalah:
Cemas
DO : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 100/70 mmHg
S : 365 °C
R : 18 x/mnt
N : 76 x/mnt
Inspeksi
Muka pucat: tidak ada
Masalah Potensial
Anemia akibat perdarahan
Nyeri perut bawah, dispareunia,nyeri haid akibat endometritis
Gawat janin ( asfiksi berat )
Plasenta akreta
Dx/ Masalah/
No Intervensi Rasional
Kebutuhan
Dx: Tujuan:
G1P0000 UK 36-37 - Menjaga kondisi kehamilan tetap
minggu dengan baik sampai aterm
plasenta letak KH:
rendah KU: baik
Kesadaran: composmentis
TTV :
TD : 110/70-120/80 mmHg
76x/mnt
S : 365-375 °C
R : 16-18 x/mnt
N : 60-80 x/mnt
Auskultasi:
DJJ : 120-160 x/mnt
Perdarahan: berkurang atau berhenti
His: (-)
1.Dengan menjalin komunikasi
1. Jalin komunikasi terapeutik dengan terapeutik akan menumbuhkan
klien kepercayaan klien terhadap
tenaga kesehatan dan
memudahkan pemberian
intervensi
4.Dengan berkolaborasi
4.Kolaborasi dengan dokter Sutoko, dengan dokter Sp.OG akan
Sp.OG untuk melakukan advice dapat dilakukan tindakan dan
dokter terapi yang tepat
- Terapi Ekspektatif
- Pemasangan cairan per IV
- Tirah baring / istirahat
-Memberikan antibiotik bila ada
indikasi.
-Memberikan terapi untuk
pematangan paru-paru janin
5.Dengan pemantauan kondisi
5. Observasi kondisi ibu dan janin ibu dan janin secara berkala
akan dapat diketahui
kesejahteraan janin dan juga
kondisi umum ibu secara terus
menerus
Masalah:
Cemas Tujuan:
Cemas ibu dapat berkurang
KH:
KU: baik
Ibu dapat mengerti penjelasan yang
telah diberikan tentang kondisinya
Ibu dapat mengulang informasi yang
diberikan
1.Dengan menjalin komunikasi
1.Jalin komunikasi terapeutik dengan terapeutik akan menumbuhkan
klien kepercayaan klien terhadap
tenaga kesehatan dan
memudahkan pemberian
intervensi
2.Dengan memberikan
2.Beritahu ibu tentang kondisi penjelasan pada ibu akan
kehamilannya saat ini mengurangi kecemasan ibu
S:
Ibu mengatakan perdarahannya sudah berkurang
O:
KU: baik
Kesadaran: composmentis
TD:110/70 mmHg
N :80 x/mnt
S : 365 °C
RR:18 x/mnt
Perdarahan kurang lebih 25 cc
DJJ: 128 x/mnt
His: jarang
A:
G1P0000 UK 36-37 minggu dengan plasenta letak rendah
P:
-Berikan inj.dexamethasone ke dua pada 22-11-2011 pukul 21.00WIB dengan dosis 3 ampl/IV
-Observasi kondisi umum ibu, janin,dan perdarahan
-Bila KU ibu baik pindahkan pasien ke ruang nifas
Masalah: cemas
21-11-2011/20.45 WIB
S:
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan tentang kondisi kehamilannya
O:
Ibu dapat mengulang beberapa informasi yang diberikan
A:
Cemas ibu berkurang
P:
Motivasi ibu untuk bed rest total dan tidak terlalu memikirkan kondisinya
Anjurkan ibu untuk berdoa dan yakinkan ibu dengan niat yang tulus bahwa kondisinya dan
bayinya akan baik-baik saja
Catatan Perkembangan
22-110-2011 Dx : S:
13.00 WIB G1P0000 UK 36-37 Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan flek-
minggu dengan plasenta flek darah lagi dari kemaluannya
letak rendah
O:
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TD : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36, 60 C
Terpasang infuse RL di tangan kanan pasien ± 200
cc
DJJ 141 x/mnt
His: jarang
Perdarahan: (-)
P:
Lanjutkan advice dokter untuk memberikan terapi
A/P dr.Sutoko,Sp.OG observasi His dan DJJ,
kalau kondisi baik pasien besok boleh pulang
P:
-Siapkan pasien untuk konsul dokter Sutoko,
Sp.OG besok pagi pkl.07.00 WIB
23-11-2011 Dx :
08.00 G1P0000 UK 36-37
minggu dengan plasenta S: ibu mengatakan sudah tidak keluar flek-flek
letak rendah darah lagi dari kemaluannya
O:
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TD : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36, 70 C
Terpasang infuse di tangan kanan pasien ± 100
cc
DJJ 136 x/mnt
His: jarang
Hasil USG:
Plasenta previa letak rendah, kondisi janin baik
P:
-Siapkan pasien untuk pulang
-Motivasi klien untuk bed rest di rumah
-Beritahu klien untuk segera datang ke fasilitas
layanan kesehatan jika timbul flek-flek lagi