Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PLASENTA PREVIA

Nama :Leygus Arga B. NIM : 11.15401.0013 Prodi : S1 Keperawatan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MERDEKA SURABAYA DI JEMBER 2012-2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran kami panjatkan kepada allah SWT karna hanya izin dari dialah saya dapat menyelesaikan makalah ini tentang plasenta previa , tugas ini sangat membantu saya terutama para mahasiswa kesehatan mengetahui tentang bahayanya dan juga bagai mana cara dalam menjaga kesehatan reproduksi. Dari penyusunan makalh ini takkan pernah luput dari kesalahan maka dari itu penulis menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan, baik dari penulisan bahasa serta peringkasannya. Oleh karna itu saya sangat berterimakasih pada dosen yang telah membibing saya dalam memberikan tugas makalah ini, sehingga saya tahu tentang berbagai penyakit pada genetalia internal, pada kesempatan ini saya mohon dan mengaharap masukan yang positif agar dapat membimbing saya untuk lebih baik lagi dalam menyelasaikan tugas makalah.

DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................i Daftar isi...............................................................................................................ii Bab 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang..................................................................................................1 1.2 tujuan penulisan..............................................................................................1 1.3 manfaat penulisan...........................................................................................1 Bab II Pembahasan 2.1 pengertian.......................................................................................................2 2.2 etiologi............................................................................................................3 2.3 Diagnosa.........................................................................................................3 2.4 Terapi..............................................................................................................6 2.5 Komplikasi......................................................................................................7 2.6 Cara dalam menyelesaikan persalinan Dengan plasenta previa..................................................................................7 Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9 3.2 Saran...............................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Suatu kejadian dimana plasenta yang berfungsi sebagai pemenuh seluruh kebutuhan fetus yang ada dalam kandungan, dapat menyababkan suatu masalah yang harus cepat di tangani karna dapat membahayakan terutama ibu dan jani. Plasenta yang menutupi pintu keluarnya janin yang disebut dalam baha medis yaitu plasenta privea. Plasenta privea ini dapat menimbulkan gejala klinis yang sangat berbahaya bagi si ibu. Seseorang yag mengalami plasenta privea ini dapat mengakibatkan tidak dapatnya dengan kondisi lahir normal, harus dengan cara sc. Jadi setiap ibu yang mengalami plasenta privea tidaklah dapat melahirkan secara normal. 1.2 Tujuan penulisan Untuk mengatahui pengertian plasenta previa Untuk mengatahui jenis-jenis plasenta Untuk mengetahui etiologinya Untuk mengetahui gejala dan tanda plasenta previa Untuk mengetahui terpinya

1.3 Manfaat penulisan Bagi mahasiswa dapat belajar dengan mudah untuk mengetahui tentang kejadiankejadian atau gejala klinik yang dialami oleh seorang ibu hamil dengan plasenta previa, dan juga dapat juga mempelajari serta mengantisipasi dan menangani masalah yang biasanya yang terjadi pada ibu hamil.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Plasenta previa adalah plasenta yang ber implantasi pada SBR - segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Terdapat 4 jenis plasenta previa 1. Plasenta previa totalis : ostium uteri internum tertutup oleh plasenta 2. Plasenta previa partialis : sebagian ostium uteri internum tertutup oleh plasenta 3. Plasenta previa marginalis : tepi plasenta berada ditepi ostium uteri internum 4. Plasenta letak rendah : implantasi plasenta pada SBR sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak mencapai ostium uteri interum

A. Implantasi plasenta normal. B. Plasenta letak rendah C. Plasenta previa partialis D.Plasenta Previa totalis Derajat plasenta previa tergantung pada dilatasi servik saat pemeriksaan. Plasenta letak rendah pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta previa partialis pada dilatasi 8 cm. Sebaliknya plasenta previa yang terlihat menutupi seluruh ostium uteri internum sebelum, terdapat dilatasi servik, pada pembukaan 4 cm ternyata adalah plasenta previa partialis. Vaginal toucher untuk menegakkan diagnosa dan menentukan jenis plasenta previa harus dlakukan di kamar operasi yang sudah siap untuk melakukan tindakan SC ( Double Setup).

2.2 Etiologi Angka kejadian PP meningkat dengan semakin bertambahnya usia pasien, multiparitas dan riwayat seksio sesar sebelumnya ; sehingga etiologi plasenta previa diperkirakan adalah : 1. 2. 3. 4. Vaskularisasi daerah endometrium yang buruk atau adanya jaringan parut. Ukuran plasenta besar Plasentasi abnormal (lobus succenteriata atau plasenta difusa) Jaringan parut

Faktor Resiko Riwayat plasenta previa (4-8%) Kehamilan pertama setelah sectio caesar Multiparitas ( 5% kejadian pada grandemultipara) Usia ibu tua Kehamilan kembar Riwayat kuretase abortus Merokok

Perdarahan pada plasenta previa terjadi oleh karena : 1. Separasi mekanis plasenta dari tempat implantasinya saat pembentukan SBR atau saat terjadi dilatasi dan pendataran servik. 2. Plasentitis 3. Robekan kantung darah dalam desidua basalis 2.3 Diagnosa Semua kasus yang diduga plasenta previa harus dirawat di rumah sakit rujukan. Hindarkan pemeriksaan vaginal atau rektal untuk menghindari perdarahan masif lebih lanjut A. Gejala dan Tanda 1. Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa rasa nyeri. 2. Episode perdarahan pertama terjadi pada sekitar minggu 28 30 dan ditandai dengan: 1. Perdarahan mendadak saat istirahat 2. Perdarahan dengan warna merah segar 3. Perdarahan tidak terlalu banyak dan jarang bersifat fatal 4. Perdarahan berhenti sendiri 3. Perdarahan berikutnya sering terjadi dengan jumlah semakin banyak. 4. Bagian terendah janin masih tinggi dan sering disertai dengan kelainan letak (oblique atau lintang).

B. Pemerikasaan Ultrasonografi Pada pertengan trimester II, plasenta menutup ostium internum pada 30% kasus. Dengan perkembangan segmen bawah rahim, sebagai sebesar implantasi yang rendah tersebut terbawa ke lokasi yang lebih atas. Pengguanaan color doppler dapat menyingkirkan kesalaham pemeriksaan USG transvaginal secara akurat dapat menentukan adanya plasenta letak rendah pada segmen bawah uterus.

USG yang menunjukkan adanya plasenta previa totalis, P = plasenta ; F = janin ; AF = cairan amnion ; B = Kandung kemih ; Cx = Cervix. Diagsona plasenta secara definitif dilakukan dengan PDMO, yaitu melakukan perabaan plasenta secara langsung melalui pembukaan serviks. Pada perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO sebagai upaya menentukan diagnosa.

PLASENTA PREVIA Perdarahan tanpa nyeri Tanda vital Denyut jantung bayi Konsentrasi Hb jenis dan uji Silang salah L/S rasio dan usia Gestasi profil biofisik bayi

Rawat

Inspekulo Perdarahan dinding Vagina atau serviks dari kavum uteri tentukan usia gestasi Di bawah 37 minggu sedikit intermiten Banyak dan aktif Sedikit intermiten tirah baring pantau ketat diatas 37 minggu

komfirmasi USG Profilbiofisik PDMO

Plasenta privea Parsialis/totalis Plasenta marginalis atau plasenta letak rendah Implantasi atau migrasi plsenta

EKSPEKTATIF

Perdarahan Ulang

SEKSIO SESARIA

INDUKSI atau AKSELERASI

Gambar : penilaian klinik plasenta previa

2.4 Terapi A.Terapi ekspektatif ( mempertahankan kehamilan ) Sedapat mungkin kehamilan dipertahankan sampai kehamilan 36 minggu. Pada kehamilan 24 34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau banyak dan keadaan ibu dan anak baik maka kehamilan sedapat mungkin dipertahankan dengan pemberian : 1. Betamethasone 2 x 12 mg i.m selang 24 jam 2. Tokolitik untuk mencegah adanya kontraksi uterus 3. Antibiotik. B. Terapi Aktif [tindakan segera] Langsung melakukan tindakan Sectio Caesar Dilakukan pada kasus : Perdarahan banyak dan atau Keadaan umum ibu dan atau anak buruk Pemeriksaan Double Setup [pemeriksaan vaginal toucher di kamar operasi yang sudah dipersiapkan untuk melakukan tindakan seksio sesar dan penanganan masalah perinatal] Dilakukan pada kasus : Kehamilan > 36 minggu dan Perdarahan minimal atau cenderung berhenti dan Keadaan umum ibu dan anak baik Pemeriksaan diawali dengan pemeriksaan inspekulo. Pemeriksaan vaginal toucher selanjutnya dilakukan dengan cara seperti biasa. Bila hasil vaginal toucher terba adanya plasenta, maka diputuskan untuk melakukan seksio seser. Bila hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya plasenta pada ostium uteri, lakukan aminotomi dan observasi kemajuan persalinan selanjutnya. Oksitosin drip pada kasus implantasi plasenta di segmen bawah rahim adalah tindakan berbahaya oleh karena bagian tersebut merupakan bagian dengan jumlah miometrium minimal dan pada plasenta privea sangat rapuh sehingga mudah berdarah. Pemilihan tehnik operasi pada pada seksio sesar sangat penting. Seksio sesar dengan menembus plasenta pada SBR depan akan menyebabkan janin banyak kehilangan darah. Bila plasenta berada SBR belakang, SC jenis transperitoneal profunda dapat dilakukan dengan tanpa kesulitan. Bila perlu dapat dilakukan insisi uterus secara vertkal ( seksio sesar klasik ) tempat implantasi plasenta kadang perlu dijahit untuk menghentikan perdarahan. Histerektomi perlu dilakukan bila terdapat plasenta inkreta infeksi nifas dan anemia sering merupakan komplikasi obstetri.

2.5Komplikasi A. MATERNAL Perdarahan Syok Kematian B. FETAL. Prematuritas akibat plasenta previa adalah penyebab dari 60% kematian pada masa perinatal Kematian terjadi akibat:
A. B. C.

Asfiksia intrauterin Perdarahan janin akibat manipulasi obstetrik Jumlah darah berhubungan langsung antara rentang waktu antara kerusakan kotiledon dan penjepitan takipusat

PROGNOSIS

A.Maternal Tanpa melakukan tindakan Double setup, langsung melakukan tindakan seksio sesar dan pemberian anaestesi oleh tenaga kompeten, maka angka kematian dapat diturunkan sampai < 1% B.Fetal Mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta previa kira-kira 10% Meskipun persalinan prematur, solusio plasenta, cedera talipusat serta perdarahan yang tak terkendali tak dapat dihindari, angka mortalitas dapat sangat diturunkan melalui perawatan obstetrik nenatus dan yang ideal. 2.6 Cara menyelasaikan persalinan dengan plasenta previa Seksio sesarea a. Prinsip pertama dalam melakukan seksio ssarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilaksanakan. b. Tujuan seksio sesarea : 1. Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan. 2. Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pad servik uteri, jikan janin dilahirkan pervaginam. c. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskulirisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek, selain itu bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan karne adanya perbedaan vaskulirisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri. 7

d. Siapkan darah untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu. e. Lakukan perawatan lanjut pasca bedah temaasuk pemantauan perdarahan, infeksi dan keseimbangan cairan masuk keluar. Melahirakan pervaginam Perdarahan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat di lakukan dengan berbagai cara sebagai berikut : a. Anatomi dan akselerasi Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis / marginalis dengan pembukaan > 3 serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, plaenta akan mengikuti segmen bawah rahim dan di teakna oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada aatau masih lemah, akselerasi dengan infus oksitisin. b. Versi braxton hicks Tujuan melakukan versi braxton hicks ialah mengadakan tomponade plasenta dengan bokong ( dan kaki ) janin. Versi barxton hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup. c. Traksi dengan Cunam Willet Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban secukupnya samapi perdarahan berhenti. Tindakan kurang efektif untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan perdarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggaldan perdarahan yang tidak aktif.

BAB III PENTUP

3.1 Kesimpulan Plasenta previa adalah suatu masalah yang terjadi pada kondisi lahir yang tidak dapat bersalin dengan normal, yang dimana plasenta menutupi jalan lahir sehingga janin tidak dapat keluar dengan normal, harus dilakukan dengan tidakan seksio sesaria atau dengan melahirkan dengan pervaginam. Perlu diktahui masalah plasenta previa ini sangant berbahaya bagi seorang ibu yang sudah waktunya bersalin.

3.2 Saran Saran dari makalah ini diharapkan bagi mahasiswa bidan untuk mengerti betapa pentingnya dalam mempelajari tentang plasenta previa yang biasanya yang menjadi hambatan bagi para ibu untuk melahirkan , jadi kita harus tau gejal gejala tesebut agar sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.dan juga saya sebagai penyusun makalah ini harap kritikannya yang mebangun agar saya dapat meningkatkan kualiatas dan kuantitas untuk mengasah ilmu lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Beck WW. Obstetrics and Gynecology. Tokyo: harwal Publ; 1993 Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta: YBP-SP Prawirohardjo, Sarwono. 2008. . Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai