Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPETAWATAN MATERNITAS II
TENTANG : MATERI PLASENTA PREVIA

Disusun
Oleh:
Fitria Gosal (1814201266)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
2020

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga sayandapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul ” PLASENTA PREVIA“. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mandiri dari mata kuliah  Keperawatan Maternitas.
       
 Selain itu, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangan dan banyak kesalahan. Oleh karena itu dimohon kritik dan sarannya.

Manado, 18 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover
Kata pengantar
Daftar isi

BAB I
Pendahuluan :
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II
Pembahasan :
A. Pengertian
B. Ciri – ciri plasenta previa
C. Etiologi
D. Diagnosis plasenta previa
E. Plasenta previa
F. Indikasi melakukan sesksio sesar.

BAB III

3
Penutup :
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Plasenta previa adalah plasenta ada didepan jalan lahir (prae =didepan
; vias: jalan ). Jadi yang di maksud adalah plasenta yang implantasinya
tidak normal ialah rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebaian
ostium internum. Implantasi plasenta yang normal adalah pada dinding
depan atau dinding belakang rahim didaerah fundus uteri. (winknjosastro,
1999).
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari
ostrium uteri interernum. Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim
dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah proksimal memumngkinkan
plasenta yang berimplamentasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah
mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut
bermigrasi.
Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam
persalinan kala satu bisa menubah luas permukaan serviks yang tertutup
oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari
plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan baik dalam massa antenatal
maupun dalam massa intranatal, baik dengan ultrasonografi maupun
pemeriksaan digital. Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi perlu

4
diulang secara berkala dalam asuhan antenatal ataupun intranatal ( ilmu
kebidanan hal ; 495 )

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari plasenta previa ?
2. Apa ciri – ciri dari plasenta previa ?
3. Apa etiologi atau penyebab dari plasenta previa ?
4. Bagaimana diagnosis pada plasenta previa?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada plasenta previa?
6. Apa saja indikasi dalam melakukan seksio sesar.

C. Tujuan
1. Memahami apa itu plaseta previa!
2. Mengetahui apa ciri – ciri dari plasenta previa!
3. Mengetahui apa etiologi atau penyebab dari plasenta
previa!
4. Mengetahui diagnosis pada plasenta previa!
5. Memahami bagaimana penatalaksanaan pada plasenta
previa!
6. Mengetahui apa saja indikasi dalam melakukan seksio
sesar! )

D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti apa itu
plasenta previa
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa ciri – ciri dari
plasenta previa

5
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa penyebab atau
etiologi dari plasenta previa
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan pada plasenta
previa
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja indikasi
dalam melakukan seksio sesar.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir (ostium uteri internum).
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu :
1. Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh
plasenta.
2. Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir
tertutup oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan jalan lahir.
4. Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan jalan lahir.

B. CIRI – CIRI PLASENTA PREVIA


1. Perdarahan tanpa nyeri

6
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12. Presentasi mungkin abnormal.

C. ETIOLOGI
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada
beberapafaktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya
bekasoperasi rahim (bekas sesar atau operasi mioma), sering mengalami
infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau
kelainan bawaan rahim.

D. DIAGNOSIS PLASENTA PREVIA :


1. Anamnesis : adanya perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih
20 minggu dan berlangsung tanpa sebab.
2. Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak
kepala maka kepala belum masuk pintu atas panggul.
3. Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum.
4. USG untuk menentukan letak plasenta.
5. Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan
langsung melalui kanalis servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh
karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi.

7
E. PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA :
1. Konservatif bila :
a. Kehamilan kurang 37 minggu.
b. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
c. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
perjalanan selama 15 menit).
2. Penanganan aktif bila :
a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
b. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
c. Anak mati

Perawatan konservatif berupa :


- Istirahat.
- Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
- Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
- Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.

Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan


konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap
tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan
tidak boleh melakukan senggama.

Penanganan aktif berupa :


- Persalinan per vaginam.
- Persalinan per abdominal.

Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi


(double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan
dalam didapatkan :
1. Plasenta previa marginalis
2. Plasenta previa letak rendah

8
3. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks
sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada
perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi
yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam bila
gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi
perdarahan banyak, lakukan seksio sesar.

F. INDIKASI MELAKUKAN SEKSIO SESAR :


- Plasenta previa totalis
- Perdarahan banyak tanpa henti.
- Presentase abnormal.
- Panggul sempit.
- Keadaan serviks tidak menguntungkan (beelum matang).
- Gawat janin

Pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio sesar maka


lakukan pemasangan cunam Willet atau versi Braxton Hicks.

9
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Dari beberapa bahasan materi diatas maka saya memberi
kesimpulan yaitu;
 Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).
 Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada
beberapafaktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta
previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau operasi
mioma), sering mengalami infeksirahim (radang panggul),
kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan
rahim.
 Ada pun dalam penanganan terhadap plasenta previa bila terjadi

10
perdarahan banyak maka df dilakukan Indikasi seksio sesar, yaitu
sebagai berikut :
- Plasenta previa totalis
- Perdarahan banyak tanpa henti.
- Presentase abnormal.
- Panggul sempit.
- Keadaan serviks tidak menguntungkan (beelum matang).
- Gawat janin.

 Saran
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik
dan saran sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

1. Pengurus Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Perdarahan


Antepartum. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi Bag. I.
Jakarta. 1991 : 9-13.
2. Gasong MS, Hartono E, Moerniaeni N, Rambulangi J. Penatalaksanaan
Perdarahan Antepartum. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNHAS,
Ujung Pandang, 1997.

11
12

Anda mungkin juga menyukai