OLEH :
Mardiah
P07124217147
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS
Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus Asuhan Kebidanan dengan
judul “Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil dengan haemorargic
Antepartum di Ruang Nifas RSUD Dr Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun
2020”.
Nama : Ny. W
Umur : 40 tahun
Alamat : Kuripan
Mengetahui,
2. Solusio Plasenta
a. Pengertian Solusio Plasenta
Menurut Nugroho (2012), solusio plasenta adalah terlepasnya
plasenta yang letaknya normal di korpus uteri yang terjadi setelah
kehamilan 20 minggu dan sebelum janin dilahirkan. Definisi lain dari
solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada fundus/korpus uteri sebelum janin lahir.
b. Klasifikasi Solusio Plasenta
Menurut (Nugroho, 2012) klasifikasi solusio plasenta yaitu :
1) Solusio plasenta ringan
Salah satu tanda kecurigaan solusio plasenta adalah perdarahan
pervaginam yang kehitam-hitaman, berbeda dengan perdarahan
pada plasenta previa yang berwarna merah segar.
2) Solusio plasenta sedang
a) Plasenta telah lepas ¼ - ½ bagian.
b) Walaupun perdarahan pervaginam tampak sedikit, seluruh
perdarahannya mungkin telah mencapai 1000 ml.
c) Dinding uterus teraba tegang terus menerus dan nyeri terasa.
3. Solusio plasenta berat
a) Plasenta telah terlepas lebih dari ½ permukaannya
b) Dapat terjadi syok, dan janin meninggal
c) Uterus tegang seperti papan, dan sangat nyeri
7) Solusio Traumatic
Pada beberapa kasus trauma eksternal, biasanya berkaitan
dengan kecelakaan kendaraan bermotor atau kekerasan fisik, dapat
terjadi pemisahan plasenta. Namun, seiring menurunnya insiden
solusio plasenta selama beberapa tahun ini, solusio traumatic telah
menjadi relative leboh lazim.
8) Leiomioma
Tumor-tumor ini khususnya jika terletak dibelakang tempat
implantasi plasenta merupakan prediposisi terjadinya solusio.
9) Solusio Berulang
Seorang yang pernah mengalami solusio plasenta khususnya
yang menyebabkan kematian janin memiliki angka rekurensi yang
tinggi. Jadi, Tatalaksana kehamilan setelah terjadinya solusio
merupakan hal yang sulit karena mendadak dapat terjadi solusio
berikutnya, bahkan pada kehamilan yang masih jauh dari aterm.
Pada banyak kasus frekuensi ini, hasil pemeriksaan kesejahteraan
janin sebelumnya terjadi solusio umunya baik. Dengan demikian,
pemeriksaan janin antepartum biasanya tidak prediktif.
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2008. Buku Pengantar Obtetri. Jakarta : EGC
Norma, Nita, dkk, 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Kasus.
Yogyakarta : Nuha Medika
PENKAJIAN
Hari / tanggal :Jum`at , 07 Januari 2020
Jam : 10.30 WITA
No.RMK : 443xxx
IDENTITAS
Istri Suami
Nama Ny. W Tn. M
Umur 40 thn 57 thn
Suku/bangsa Islam Islam
Pendidikan SMP S1
Pekerjaan Swasta Pengacara
Alamat Kuripan
PROLOG
Pasien datang ke IGD PONEK tanggal 6 Januari 2020 pukul 15.00 WITA, dan
masuk Ruangan Nifas I pukul 16.00 WITA, pada jam 19.00 WITA ibu
mengatakan keluar darah segar. Riwayat obstetri G5P3A1 dengan keluhan keluar
bercak-bercak darah pervaginam sejak pagi tadi,dan riwayat melakukan
perjalanan jauh. HPHT : 07-08-2019, TP : 14-05-2020. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit degeneratif seperti hipertensi, asma, jantung, diabetes melitus.
pasien tidak memiliki riwayat penyakit menular seksual seperti AIDS, Hepatitis,
Sifilis dan Gonorhea, dan pasien tidak memiliki alergi obat. Ibu sudah terpasang
infus
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan Ada keluar darah pervaginam berwarna merah segar sejak malam
tadi disertai nyeri perut bagian bawah dan nyeri pinggang.
DATA OBJEKTIF
KU : baik, Kesadaran : Composmetis , TD : 90 /80 mmHg, Nadi : 88x/menit,
RR : 22x/menit, Suhu : 36,9 oC,konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik, tidak
ada closma dan odem pada wajah, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid pada
leher, tidak ada benjolan abnormal pada payudara, puting susu menonjol,
abdomen tidak ada bekas luka oprasi. Palpasi Leopold I : pada fundus teraba
lunak dan TFU 17 cm, Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba bagian
keras dan memanjang, pada bagian kiri perut ibu teraba bagian –bagia terkecil,
Leopold III pada bagan terendah janin teraba bulat, keras, dan tidak melenting,
Leopold IV pada bagian terbawah janin belum masuk PAP, DJJ 158x/ menit, dan
Ekstremitas tidak ada odem.
ANALISA
G5P3A1 Hamil 24 minggu dengan HAP Suspek Plasenta Previa
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik.
TD : 90 /80 mmHg, Nadi : 88x/menit, RR : 22x/menit, Suhu : 36,9 oC. Ibu
mengerti
2. Menganjurkan ibu untuk bed rest total
3. Memberikan KIE :
a. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan
makan- makanan yang bergizi.
b. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan cairannya dengan minum
yang cukup
c. Menganjurkan ibu untuk rileks tenang dan jangan terlalu cemas, karna jika
ibu cemas maka akan berdampak pada ibu dan janinnya.
4. Melakukan kolaborasi dengan Dokter SpOG, untuk
- Dilakukan Ultrasonografi
- Pemasangan Dower Cateter dan
- Pemberian obat Oral Ultrageston 2x 200
- Asam Tranexcamat 2x500 mg
- Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/ Tanggal Catatan Perkembangan
Sabtu, 8 Februari 2020 S : ibu mengatakan tidak ada keluhan dan
Pukul : 15.00 WITA perdarahan tidak ada lagi
O : Keadaan Umum ibu baik TD 120/80
mmHg, R : 20x/menit, N : 80x/ menit, S :
36, 4 oC, konjungtiva tidak pucat, sclera
tidak ikterik, tidak ada closma dan odem
pada wajah, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid pada leher. , DJJ 140x/ menit, dan
Ekstremitas tidak ada odem.
A : G5P3A1 hamil 24 minggu dengan HAP
P:
1. Memberitahukan ibu hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janin baik. baik TD 120/80 mmHg, R
: 20x/menit, N : 80x/ menit, S : 36, 4
o
C, dan DJJ 140x/menit. Ibu
mengerti.
2. Menganjurkan ibu untuk bed rest
total
3. Memberikan KIE :
a. Menganjurkan ibu untuk tetap
memenuhi kebutuhan nutrisinya
dengan makan- makanan yang
bergizi.
b. Menganjurkan ibu untuk
memenuhi kebutuhan cairannya
dengan minum yang cukup
c. Menganjurkan ibu untuk rileks
tenang dan jangan terlalu cemas,
karna jika ibu cemas maka akan
berdampak pada ibu dan
janinnya. Ibu mengerti
4. Pemasangan Dower Cateter telah
dilakukan, untuk mengurangi
aktivitas gerak ibu
5. Melanjutkan advice Dokter SpOG
untuk pemerian obat , yaitu :
- obat Oral Ultrageston 2x1
- Asam Tranexcamat 2x500 mg
- Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
P:
1. Memberitahukan ibu hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janin baik. baik TD 120/70 mmHg,
R : 20x/menit, N : 78x/ menit, S : 36,
45oC, dan DJJ 144x/menit. Ibu
mengerti.
2. Memberikan KIE :
a. Menganjurkan ibu untuk tetap
memenuhi kebutuhan nutrisinya
dengan makan- makanan yang
bergizi.
b. Menganjurkan ibu untuk
memenuhi kebutuhan cairannya
dengan minum yang cukup
c. Menganjurkan ibu untuk rileks
tenang dan jangan terlalu cemas,
karna jika ibu cemas maka akan
berdampak pada ibu dan
janinnya. Ibu mengerti
3. Dower Cateter telah dilepas
4. Infus telah dilepas
5. Pasien diperbolehkan pulang atas
izin Dokter
6. Ibu dianjurkan untuk kontrol ulang 1
bulan lagi.
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jl. Haji Mistarcukrokusumo No. IA Banjarbaru 70174
Telp(0511) 4773267-4780516-471619 Fax(0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekkesbjm@yahoo.co.id
Kesling (0511) 4781133 ; Keperawatan (0511)4772517 ; Kebidanan (0511) 4772517
Gizi (05110 4368621 ; Kepgi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 47772718
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN
Nama : Mardiah
NIM : P07124217147