Anda di halaman 1dari 20

Case Report

G3P2A0H1 Gravid 36-37 Minggu, PPI, BSC 1x,Varicella Zooster

By:

ADITYA MH PRATAMA
2211901001

Preceptor:
dr. Fadler Hidayat, Sp.OG, Subsp.Obginsos, MMRS

SENIOR CLINICAL CLERKSHIP DEPARTMENT OF GYNECOLOGY


AND OBSTETRICS
FACULTY OF MEDICINE ABDURRAB UNIVERSITY
REGIONAL PUBLIC HOSPITAL OF KECAMATAN MANDAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus
dengan “G3P2A0H1 Gravid 36-37 Minggu, Varicella Zooster, BSC 1x, PPI”
yang diajukan sebagai persyaratan untuk mengikuti kepaniteraan klinik senior
bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Program Studi Kedokteran Universitas
Abdurrab Pekanbaru.
Penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada dokter pembimbing
dr. Fadler Hidayat, Sp.OG, Subsp.Obginsos, MMRSatas bimbingannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan laporan kasus ini masih terdapat banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
karenanya, penulis memohon maaf atas segala kekurangan serta diharapkan kritik
dan saran yang membangun dalam rangka perbaikan penulisan laporan kasus.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak demi
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Demikian yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan laporan kasus ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi kami yang sedang
menempuh pendidikan.

Duri, 21 Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
1.1 Persalinan Prematus.........................................................................................4
1.1.1 Definisi .....................................................................................................2
1.1.2 Faktor resiko Prematurius...................................................................4
1.1.3 Kriteria Diagnosis...............................................................................5
1.1.4 Pemeriksaan Penunjang .....................................................................6
1.1.5 Penata Laksanaan...............................................................................6
1.1.6 Kontraindikasi penundaan..................................................................6
1.1.7 Komplikasi..........................................................................................6
1.2 Varicella..........................................................................................................9
1.2.1 Definisi...............................................................................................9
1.2.2 Gambaran Klinis ................................................................................9
1.2.3 Tatalaksana.........................................................................................9

BAB II STATUS PASIEN...................................................................................11


3.1 Identitas Pasien............................................................................................11
3.2 Anamnesis....................................................................................................11
3.3 Pemeriksaan Fisik........................................................................................12
3.4 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................14
3.5 Dignosis.......................................................................................................15
3.6 Follow Up....................................................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................26

iii
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Persalinan Prematur


1.
2.
2.1.
1.1.1 Definisi
Persalinan prematur adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Persalinan prematur merupakan
hal yang berbahaya karena berpotensi meningkatkan kematian perinatal sebesar
70%. Pada persalinan ini, seringkali bayi prematur mengalami gangguan tumbuh
kembang organ-organ vital yang menyebabkan bayi masih belum mampu untuk
hidup di luar kandungan, sehingga sering mengalami kegagalan adaptasi yang
dapat menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas yang tinggi.1 
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti persalinan prematur tidak
diketahui. Berbagai sebab dan faktor demografik diduga sebagai penyebab
persalinan preterm, seperti: eklamsi, preeklamsi, plasenta previa, solusio plasenta,
kehamilan ganda, kelainan uterus, polihidramnion, kelainan kongenital janin,
ketuban pecah dini, DM dan lain-lain. Penyebab persalinan preterm bukan tunggal
tetapi multikompleks, antara lain karena infeksi. Infeksi pada kehamilan akan
menyebabkan suatu respon imunologik spesifik melalui aktifasi sel limfosit B dan
T dengan hasil akhir zat-zat yang menginisiasi kontraksi uterus. Terdapat makin
banyak bukti yang menunjukkan bahwa mungkin sepertiga kasus persalinan
preterm berkaitan dengan infeksi membran korioamnion. Dari penelitian Lettieri
dkk.(2003), didapati 38% persalinan preterm disebabkan akibat infeksi
korioamnion.

1.1.2 Faktor Risiko Prematuritas


Mayor3
1. Kehamilan multipel
2. Hidramnion
4
3. Anomali uterus
4. Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu
5. Serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32
minggu
6. Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali
7. Riwayat persalinan preterm sebelumnya
8. Operasi abdominal pada kehamilan preterm
9. Riwayat operasi konisasi
10. Iritabilitas uterus

Minor3
1. Penyakit yang disertai demam
2. Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu
3. Riwayat pielonefritis
4. Merokok lebih dari 10 batang perhari
5. Riwayat abortus pada trimester II
6. Riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.

Pasien tergolong risiko tinggi bila dijumpai satu atau lebih faktor
risiko mayor; atau dua atau lebih faktor risiko minor; atau keduanya.

1.1.3 Kriteria Diagnosis3


1. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu lengkap atau antara 140 dan
259 hari
2. His 1x/10’/30”
3. Dilatasi serviks ≥2cm atau perubahan dilatasi dalam waktu 1 jam.
4. Pendataran serviks lebih dari 50-80%
5. Sebelum persalinan berlangsung dapat dirasakan tanda sebagai berikut:
 nyeri pinggang belakang
 rasa tertekan pada perut bagian bawah
 terdapat kontraksi irreguler sejak sekitar 24-48 jam

5
 terdapat pembawa tanda seperti bertambahnya cairan vagina atau
terdapat lendir bercampur darah.

1.1.4 Pemeriksaan Penunjang3,4


1. Pemeriksaan ultrasonografi
Usia gestasi, jumlah janin, besar janin, aktivitas biofisik, cacat
kongenital, letak dan maturasi plasenta, volume cairan ketuban, dan
kelainan uterus.

1.1.5 Penatalaksanaan3,4,5
Ibu hamil yang diidentifikasi memiliki risiko persalinan preterm dan
yang mengalami gejala persalinan preterm membakat harus ditangani
seksama untuk meningkatkan keluaran neonatal.
1. Akselerasi pematangan fungsi paru
Pemberian kortikosteroid jika usia kehamilan <35 minggu untuk
pematangan paru. Pemberian steroid tidak diulang karena dapat
menyebabkan IUGR (pertumbuhan janin terhambat)
 Betametasone : 12 mg/hari i.m untuk 2 hari (2 dosis)
 Dexametason : 2x6 mg i.m dengan jarak setiap 12 jam, pemberian
hanya untuk 2 hari (4 dosis).

1.1.6 Kontraindikasi Penundaan Persalinan3,4,5
Mutlak
Gawat janin, korioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak.

Relatif
Gestosis, diabetes mellitus, pertumbuhan janin terhambat, pembukaan
serviks lebih dari 4 cm.

6
1.1.7 Komplikasi3,4,5
1. Pada ibu, setelah persalinan preterm, infeksi endometrium lebih sering
terjadi mengakibatkan sepsis dan lambatnya penyembuhan luka
episiotomi. Bayi-bayi preterm memiliki risiko infeksi neonatal lebih
tinggi. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita anmionitis memiliki
risiko mortalitas 4 kali lebih besar, dan risiko distres pernafasan,
sepsis neonatal, necrotizing enterocolitis dan perdarahan
intraventrikuler 3 kali lebih besar.Sindroma gawat pernafasan
(penyakit membran hialin).
2. Paru-paru yang matang sangat penting bagi bayi baru lahir. Agar bisa
bernafas dengan bebas, ketika lahir kantung udara (alveoli) harus
dapat terisi oleh udara dan tetap terbuka. Alveoli bisa membuka lebar
karena adanya suatu bahan yang disebut surfaktan, yang dihasilkan
oleh paru-paru dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Bayi
prematur seringkali tidak menghasilkan surfaktan dalam jumlah yang
memadai, sehingga alveolinya tidak tetap terbuka. Diantara saat-saat
bernafas, paru-paru benar-benar mengempis, akibatnya terjadi
Sindroma Distres Pernafasan. Sindroma ini bisa menyebabkan
kelainan lainnya dan pada beberapa kasus bisa berakibat fatal. Kepada
bayi diberikan oksigen; jika penyakitnya berat, mungkin mereka perlu
ditempatkan dalam sebuah ventilator dan diberikan obat surfaktan
(bisa diteteskan secara langsung melalui sebuah selang yang
dihubungkan dengan trakea bayi).
3. Ketidak matangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan
gangguan refleks menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya
perdarahan otak atau serangan apneu. Selain paru-paru yang belum
berkembang, seorang bayi prematur juga memiliki otak yang belum
berkembang. Hal ini bisa menyebabkan apneu (henti nafas), karena
pusat pernafasan di otak mungkin belum matang. Untuk mengurangi
mengurangi frekuensi serangan apneu bisa digunakan obat-obatan.
Jika oksigen maupun aliran darahnya terganggu. otak yang sangat

7
tidak matang sangat rentan terhadap perdarahan (perdarahan
intraventrikuler) atau cedera .
4. Ketidak matangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi
pemberian makanan. Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil
mungkin akan membatasi jumlah makanan/cairan yang diberikan,
sehingga pemberian susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan
bayi muntah. Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil mungkin
akan membatasi jumlah makanan/cairan yang diberikan, sehingga
pemberian susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan bayi muntah.
5. Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia
retrolental)
6. Displasia bronkopulmoner.
7. Penyakit jantung seperti paten duktus arteriosus
8. Jaundice.
Setelah lahir, bayi memerlukan fungsi hati dan fungsi usus yang
normal untuk membuang bilirubin (suatu pigmen kuning hasil
pemecahan sel darah merah) dalam tinjanya. Kebanyakan bayi baru
lahir, terutama yang lahir prematur, memiliki kadar bilirubin darah
yang meningkat (yang bersifat sementara), yang dapat menyebabkan
sakit kuning (jaundice). Peningkatan ini terjadi karena fungsi hatinya
masih belum matang dan karena kemampuan makan dan kemampuan
mencernanya masih belum sempurna. Jaundice kebanyakan bersifat
ringan dan akan menghilang sejalan dengan perbaikan fungsi
pencernaan bayi.
9. Infeksi atau septikemia.
Sistem kekebalan pada bayi prematur belum berkembang sempurna.
Mereka belum menerima komplemen lengkap antibodi dari ibunya
melewati plasenta.
Resiko terjadinya infeksi yang serius (sepsis) pada bayi prematur lebih
tinggi. Bayi prematur juga lebih rentan terhadap enterokolitis
nekrotisasi
(peradangan pada usus).
8
10. Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-
ubah, bisa tinggi (hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia).
11. Anemia
12. Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat.
13. Keterbelakangan mental dan motorik.

1.2 Varicella
3.
4.
4.1.
1.2.1 Definisi
lnfeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa, manifestasi klinis didahului gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
1.2.2 Gejala Klinis
Masa inkubasi varicella selama 10-21 hari pada anak yang
imunokompeten, namun pada anak imunokompromais akan lebih singkat
kurang dari 14 hari. Virus ini masuk dalam tubuh manusia dengan cara
inhalasi dari sekresi pernapasan (droplet) ataupun kontak langsung dengan
lesi pada kulit. VZV akan masuk melalui mukosa pernapasan bagian atas,
orofaring maupun konjungtiva. Anak yang menderita varicella akan
berpotensi menularkan varicella kepada yang lain saat 2 hari sebelum hingga
5 hari setelah timbulnya lesi di kulit.
Penyebaran terutama di daerah badan kemudian menyebar secara
sentrifugal ke wajah dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir
mata, mulut, dan saluran napas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder
terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional. Penyakit ini biasanya
disertai rasa gatal.
lnfeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat
menimbulkan kelainan kongenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa
hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela kongenital pada
neonatus.
9
1.2.3 Penatalaksanaan
Indikasi pemberian antivirus adalah bila sebelumnya telah ada anggota
keluarga serumah yang menderita varisela, atau pada pasien
imunokompremais, antara lain pasien dengan keganasan, infeksi hiv/aids,
atau yang sedang mendapat pengobatan imunosupresan, misalnya
kortikosteroid jangka panjang, atau sitostatik dan pada kehamilan.
Pemberian dosis asiklovir sebagai berikut:

10
BAB II
STATUS PASIEN

3.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. N
Umur : 37 tahun
Pendidikan :-
Pekerjaan : IRT
Agama :-
Alamat : Jl. Penghulu Tua, RT 001 RW 002
No MR : 10.93.44

3.2 Anamnesis
 Keluhan Utama
Demam sejak 2 hari yang lalu SMRS
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke PONEK IGD RSUD Mandau pada tanggal 01 Juli
2023 dengan G3P2A0H1 gravid 36-37 minggu datang dengan keluhan
demam sejak 2 hari yang lalu SMRS, demam dirasakan terus
memerus,pasien juga merasa keluar bintil-bintil bewarna kemerahan
berisi cairan disleuruh tubuh. nyeri pinggang dari jalan lahir (+) , keluar
darah dari jalan lahir (-). Saat awal terjadi keluhan pasien berobat ke
klinik bidan, pasien diberi obat, namun pasien lupa nama obatnya, setelah
minum obat tersebut keluhan tidak berkurang.
riwayat trauma (-),pusing (-), sesak (-)
 Riwayat Pre Natal Care

11
Menarche : 11 tahun
Siklus haid : Teratur, setiap bulan
Lama haid : 7 hari
ANC : Bidan, USG(-)
 Riwayat Pre Natal Care
Pasien kontrol kehamilannya di bidan
 Riwayat Makan Obat
Pasien mengonsumsi vitamin yang didapat saat kontrol ke bidan.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-), Penyakit jantung (-), Penyakit ginjal (-), DM (+), Penyakit
hati (-), Penyakit paru (-), Riwayat Operasi (+)
 Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), DM (-), Penyakit menular (-), Cacat Bawaan (-),
Gangguan kejiwaan (-)
 Riwayat Haid
Pasien pertama kali haid saat umur 11 tahun, lama haid 6-7 hari dengan
siklus haid 28 hari, haid teratur dengan ganti pembalut 2-3 kali dalam 1
hari. Nyeri haid (-). HPHT : -
 Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah 1x
 Riwayat Kehamilan
o 2004/aterm/3000 gr/perempuan/ normal/bidan/hidup
o 2018/prematur/1500 gr/perempuan / sc/dokter/meninggal
o Hamil saat ini
 Riwayat KB
pernah menggunakan KB (3 bulan)

3.3 Pemeriksaan Fisik


 Tanda Vital
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 127/73 mmHg
12
Nadi : 102 x/mnt
Temperature : 37,6˚ C

Respirasi : 21 x/mnt

 Status Generalis
 Kepala : Normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera tidak ikterik
THT : Bentuk normal, secret (-), darah (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : Pengembangan dinding dada simetris, tidak ada
Retraksi
Pulmo : Auskultasi vesikular (+), rhonki (-), wheezing (-)
Cor : Bunyi jantung S1 dan S2, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Status Obstetrikus, bising usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CTR < 2 detik, edema (-)
 Status Obstetrikus
Muka : Chloasma gravidarum (-)
Mamae : Hiperpigmentasi mamae (+)

 Status Deramtologis

13
Tampak papul dan vesikle pada seluruh tubuh

3.4 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Darah Lengkap (02/07/2023) Hematologi

Pemeriksaan Gula darah


KGD AD Random : 76 mg/dl
HBSAG : Negatif HIV Test (Rapid Test): Non-reaktif Siphilis : Negatif

Pemeriksaan USG (02/07/23)

14
Kesan: JTHIU ,usia 36-37 minggu

3.5 Diagnosis
Diagnosis: G3P2A0H1gravid 36-37 minggu,PPI, BSC 1x, Vricella Zooster

Tertapi :
• IVFD RL 20 tpm
• Inj Dexamethasone 2x6mg (dalam 2 hari)
• Microgest 1x1 (po)
• Paracetamol tab 3x500mg (po)

Terapi Sp.KK
• Kompres Nacl 0,9% 3x1
• Momentason cream 3x1
• Mupirocin cream (dioleskan setelah dikompres)

15
3.6 Follow Up

Tanggal Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan


2 Juli 2023 • Demam (+), bintil TD: 126/70 G3P2A0H1gravid - IVFD RL 20 tpm
36-37
merah diseluruh N: 80x/mnt - Inj Dexamethasone
minggu,PPI, BSC
tubuh (+) S: 37,7 oC 1x, Vricella 2x6mg (dalam 2 hari)
P: 21x/mnt Zooster - Microgest 1x1 (po)
- Paracetamol tab
3x500mg (po)
Terapi Sp.KK
• Kompres Nacl
0,9% 3x1
• Momentason cream
3x1
• Mupirocin cream
(dioleskan setelah
dikompres)

3 Julu 2023 • Demam (-), bintil TD:120/80 mmHg G3P2A0H1gravid - IVFD RL 20 tpm
merah diseluruh N: 90x /menit 36-37
- Inj Dexamethasone
tubuh (+) minggu,PPI, BSC
S: 36,3 C 1x, Vricella 2x6mg (dalam 2
P: 20 x/ menit Zooster hari)
- Microgest 1x1 (po)
- Paracetamol tab
3x500mg (po)
Terapi Sp.KK
• Kompres Nacl
0,9% 3x1
• Momentason cream
3x1
• Mupirocin cream
(dioleskan setelah
dikompres)
BAB III
PEMBAHASAN

Diagnosis pada kasus ini adalah G3P2A0H1 gravid 36-37 minggu, PPI,
BSC 1x, Varicella. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil anamnesis Pasien datang ke PONEK IGD RSUD Mandau pada
tanggal 01 Juli 2023 dengan G3P2A0H1 gravid 36-37 minggu datang dengan
keluhan demam sejak 2 hari yang lalu SMRS, demam dirasakan terus
memerus,pasien juga merasa keluar bintil-bintil bewarna kemerahan berisi cairan
disleuruh tubuh. nyeri pinggang dari jalan lahir (+) , keluar darah dari jalan lahir
(-). Saat awal terjadi keluhan pasien berobat ke klinik bidan, pasien diberi obat,
namun pasien lupa nama obatnya, setelah minum obat tersebut keluhan tidak
berkurang.. Hal ini sesuai dengan teori dimana pasien yang mengalami varicella
mengeluhkan demam disertai adanya keluar bintil bintil merah berisi cairan,
serta pada pasien ini juga mengalami nyeri pinggang dari jalan lahir, yang
merupakan salah satu diagnosis dari PPI
Pada pemeriksaaan fisik ditemukan hemodinamik pasien stabil. Status
Dermatologi tampak papul dan vesikel disleuruh tubuh yang mengarah ke gejala
varicella .Pada pemeriksaan penunjang USG didapatkan usia janin 36-37
minggu.
Terapi yang diberikan pasien ini untuk diagnosa PPI yaitu Inj Dexamethasone
2x6mg (dalam 2 hari), Microgest 1x1 (po), Paracetamol tab 3x500mg
(po) ,sedangkan untuk varicella dari dokter spesial kulit & kelamin memberikan terapi
Kompres Nacl, 0,9% 3x1 Momentason cream 3x1, Mupirocin cream (dioleskan
setelah dikompres)
DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham M.D, et al. Preterm Birth. In: Williams Obstetrics. 23 rd ed. USA:
McGraw- Hill; 2005.
2. Goepfert A.R. Preterm Delivery. In: Obstetrics and Gynecology Principle
for Practise. USA: McGraw-Hill; 2011.
3. Iams J.D. Preterm Labor and Delivery. In: Maternal-Fetal Medicine 5 th ed. USA:
Saunders; 2007.
4. Jafferson Rompas. Persalinn Preterm [Online]. 2004. Available from:URL:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/145 11Persalinanpreterm.pdf/145.30.
5. Saifuddin AB, dkk. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo edisi 4. Jakarta: PT
Bina Pustaka; 2011.

Anda mungkin juga menyukai