Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

KEHAMILAN DENGAN PREVIOUS SECTIO CAESARIA

“Laporan kasus ini dibuat sebaagai salah satu persyaratan untuk melengkapi
Kepaniteraaan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan”

Disusun Oleh :

Muhammad Fajrir Halim (71220891044)


Rini Fadilla (71220891040)

Pembimbing :
dr. Riza H Nasution, Sp.OG

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dibacakan tanggal :


Nilai :

Pembimbing

dr. Riza H Nasution, Sp.OG

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Kehamilan
dengan Previous Sectio Caesaria” guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan
Klinik Senior di bagian Ilmu Penyakit Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr.
Pirngadi Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Riza


H Nasution, Sp.OG yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Penyakit Obstetri dan
Ginekologi RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari


kelengkapan isi, variasi sumber referensi, penuturan bahasa, maupun cara
penulisan dalam laporan kasus ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran baik dari pembimbing yang terhormat khususnya dan pembaca
umumnya untuk dijadikan tolak ukur bagi penulis dalam menulis suatu karya di
kemudian hari. Harapan penulis laporan kasus ini dapat diterima oleh
pembimbing sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Senior di bagian Ilmu Penyakit Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Pirngadi
Medan dan juga bermanfaat bagi pembaca baik untuk menambah ilmu
pengetahuan atau wawasan, ataupun untuk di jadikan sebagai salah satu sumber
referensi.

Medan, __________________

(Penulis)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
BAB II............................................................................................................2
2.1 Sectio Caesarea.................................................................................2
2.1.1 Definisi....................................................................................2
2.1.2 Indikasi.............................................................................................
2.1.3 Deteksi Dini Kehamilan dengan Risiko Tinggi...............................
2.1.4 Faktor - Faktor Internal Ibu yang Dapat Meningkatkan Risiko
Persalinan Sectio Caesarea..............................................................
2.1.5 Faktor - Faktor Eksternal Ibu yang Dapat Meningkatkan
Risiko Persalina Sectio Caesarea...................................................

BAB III.........................................................................................................22
BAB IV.........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan dapat berlangsung secara fisiologis dan patologis. Salah satu dari persalinan
paotologis yaitu sectio caesarea. Operasi Sectio Caesaria merupakan tindakan melahirkan janin yang
sudah mampu hidup beserta plasenta dan selaput ketuban secara transabdominal melalui insisi
uterus. Di Indonesia, persentase Sectio Caesarea cukup besar. Di rumah sakit pemerintah pada tahun
2008 rata-rata persalinan dengan Sectio Caesarea sebesar 11%, sementara di Rumah Sakit Swasta
bisa lebih dari 30%. Dan tercatat dari 17.665 angka kelahiran terdapat 35,7% - 55,3% ibu
melahirkan dengan proses sectio caesarea.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sectio Caesarea

2.1.1 Definisi
Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada
dinding abdomen dan uterus.1

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding dan perut, seksio caesarea juga dapat didefinisikan sebagai suatu
histerotomia untuk melahirkan janin dalam rahim.2

Riwayat Seksio Caesarea adalah ibu yang pernah mengalami seksio caesarea 1 kali atau
lebih pada persalinan sebelumnya.3 Ibu dengan riwayat operasi seksio casarea biasanya
dianjurkan untuk bersalin dan melahirkan di rumah sakit. Sebab, ibu dengan riwayat operasi
seksio caesarea merupakan ibu dengan kehamilan resiko tinggi dan membutuhkan penanganan
secara intensif oleh dokter kandungan (SpOG).3

Alasan terjadinya kenaikan persalinan dengan sectio caesarea :

1. Sectio caesarea berulang secara bermakna meningkatkan total jumlah persalinan section
caesarea.
2. Pengurangan Parietas : Hal ini menyebabkan separuh dari wanita yang hamil adalah
nullipara. Oleh karena itu,peningkatan jumlah Sectio Caesarea dapat di perkirakan pada
beberapa keadaan yang lebih lazim dijumpai pada wanita nullipara, khususnya distosia dan
kehamilan dengan hipertensi.
3. Wanita cenderung mempunyai anak pada usia yang lebih tua. Usia ibu hamil diatas 35 tahun
dapat meningkatkan indikasi section caesarea.
4. Pemantauan janin secara elektronik, meningkatkan peluang untuk mendeteksi gawat janin
dan meningkatkan kenaikan jumlah section caesarea.
5. Bayi dengan presentasi bokong dan letak lintang sering dilakukan section caesarea.

2.1.2 Indikasi

5
Menurut pedoman Association of Scientific Medical Societies in Germany (AWMF), indikasi
dilakukannya section caesaria terbagi atas dua yaitu4 :
1. Indikasi mutlak
- Disproporsi mutlak
Panggul ibu yang kecil yang dapat membuat persalinan pervaginam tidak mungkin
dilakukan
- Chorioamnionitis (sindrom infeksi ketuban)
Infeksi pada plasenta ataupun pada janin memerlukan persalinan segera
- Kelainan panggul ibu
Malformasi anatomi dapat membuat kelahiran normal tidak mungkin dilakukan
- Eklampsia dan Sindrom HELLP
Komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa, biasanya menyebabkan persalinan secara
sesar
- Asfiksia janin atau asidosis janin
Merupakan situasi yang mengancam jiwa janin yang dapat menyebabkan hipoksia janin
sehingga mengharuskan untuk dilakukan persalinan segera secara section caesarea
- Prolaps tali pusat
Prolaps tali pusat antara kepala janin dan lubang vagina, yang dapat menyebabkan
asfiksia pada janin
- Plasenta previa :
Posisi plasenta yang tidak normal, menghambat persalinan pervaginam
- Presentasi yang tidak normal
Kelainan posisi janin yang membuat persalinan pervaginam tidak mungkin dilakukan
- Ruptur uteri
Keadaan akut yang mengancam nyawa ibu dan janin sehingga memerlukan persalinan
segera melalui operasi Caesar.
2. Indikasi relative
- Cardiotocography (CTG) patologis
Dapat memberikan indikasi hipoksia akut atau asfiksia janin, Jika terjadi asidosis janin,
persalinan harus diselesaikan dengan persalinan instrumental (vacuum dan/atau forceps)
atau dengan operasi caesar.

6
- Partus tak maju (persalinan lama, henti jantung sekunder)
Persalinan yang tertunda atau terhentinya proses persalinan dapat berakibat buruk bagi
janin atau bayi yang baru lahir.
- Riwayat operasi Caesar sebelumnya
Diasumsikan secara luas bahwa satu kali perasi Caesar tidak memungkinkan terjadinya
persalinan pervaginam pada kehamilan berikutnya.4

2.1.3 Deteksi Dini Kehamilan dengan Risiko Tinggi

Kehamilan dengan resiko tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya kehidupan
atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan kehamilan yang kebetulan.

Menurut Poedji Rochjati, mengemukakan kriteria kehamilan resiko tinggi sebagai berikut :

a. Resiko

Resiko adalah suatu cara statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu
keadaan kegawat daruratan yang diinginkan pada masa mendatang, seperti kematian,
kesakitan, ketidak nyamanan, atau keyidak puasan pada ibu dan bayi.

Ukuran resiko dapat dilihat dalam bentuk angka yang disebut SKOR. Digunakan angka bulat
di bawah 10 sebagai angka dasar 2,4, dan 8 pada setiap faktor untuk mebedakan resiko yang
rendah, resiko menengah, dan resiko tinggi. Berdasarkan jumlah skor kehamilan di bagi
menjadi tiga kelompok :

1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2


Kehamilan tanpa masalah/ faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh
persalinan normal dengan ibu dan bayi selamat.
2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6- 10
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya
yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki
resiko kegawatan tetapi tidak darurat.
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) denga jumlah skor ≥ 12
Kehamilan dengan faktor risiko :

7
- Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu dan
atau bayinya membutuhan dirujuk tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan
adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya.
- Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatdaruratannya lebih
meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh dokter
spesialis.5
b. Batasan faktor risiko/masalah
1. Ada potensi gawat obstetric / APGO
Kehamilan yang perlu di waspadai
1) Primimuda
Ibu hamil pertama pada usia < 16 tahun, rahim dan panggul belum tumbuh mencapai
ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam
kandungan. Selain itu mental ibu yang belum cukup dewasa. Bahaya yang mungkin
terjadi antara lain: bayi lahir belum cukup umur (Premature), Perdarahan bisa terjadi
sebelum bayi lahir, perdarahan dapat terjadi sesudah bayi lahir.5
2) Primitua
Lama perkawinan > 4 tahun : ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih
dengan kehidupan perkawinan biasa (suami istri tinggal serumah, suami istri tidak
sering keluar kota, suami istri tidak memakai KB). Bahaya yang terjadi pada primi
tua : Selama hamil dapat timbul masalah, faktor resiko lain oleh karena
kehamilannya, misalnya preeklamsia, persalinan tidak lancer.
3) Pada umur ibu >35 tahun
Ibu yang hamil pertama pada umur > 35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi
penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir juga bertambah
kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi
persalinan macet dan terjadi perdarahan. Bahaya yang mungkin terjadi antara lain :
hipertensi / tekanan darah tinggi, preeklamsia, ketuban pecah dini, persalinan tidak
lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat lahir dengan
tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa, perdarahan setelah bayi lahir, bai lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr.5
4) Anak terkecil <2 tahun

8
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan
fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu masih
menyusui. Selain itu anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuannya. Bahaya
yang dapat terjadi: Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah, bayi
prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu, bayi lahir dengan berat
badan rendah (BBLR) , 2500 gr.5
5) Primi tua sekunder
Ibu hamil dengan persalinan terakhir > 10 tahun yang lalu. ibu dalam kehamilan dan
persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama lagi. Kehamilan ini
bisa terjadi pada: anak pertama mati, janin di dampakan dengan nilai sosial tinggi,
anak terkecil hidup 10 tahun lebih, ibu tidak ber KB. Bahaya yang dapat terjadi :
persalinan dapat berjalan tidak lancar, perdarahan pasca persalinan, penyakit ibu:
hipertensi(tekanan darah tinggi), diabetes, dan lain-lain.5
6) Grande multi
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan maka
kemungkinan akan banyak ditemui keadaan: kesehatan terganggu: anemia, kurang
gizi, kekendoran pada dinding perut, tampak ibu dengan perut menggantung,
kekendoran dinnding rahim. Bahaya yang dapat terjadi : Kelainan letak, persalian
letak lintang, robekan rahim pada kelainan letak lintang, persalinan lama, perdarahan
pasca persalinan.5
7) Tinggi badan ≤ 145
Terdapat tiga batasan pada kelompok resiko ini : ibu hamil pertama sangat
mebutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin
tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi: panggul ibu
sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala besar, ibu hamil kedua,
dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati dalam waktu (umur bayi 7
hari atau kurang, ibu hamil dan kehamilan sebelumnya belum pernah melahirkan
cukup bulan, dan berat badan lahir rendah <2500 gram. Bahaya yang dapat terjadi :
persalinan berjalan tidak lancer, bayi sukar lahir, dalam bahaya. Kebutuhan
pertolongan medic : persalinan operasi section caesaria.5
8) Bekas operasi Caesar

9
Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi Seksio Caesarea. Oleh karena
itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat luka bekas operasi. Bahaya pada robekan
rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi
2. Terdapat gawat obstetric
Tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan dan nifas
1) Penyakit pada ibu hamil
a. Anemia
Keluhan yang dirasakan ibu hamil : badan lemah, lesu, mata berkunang – kunang,
dan jantung berdebar – debar.
Dari inspeksi di dapatkan keadaan ibu hamil : pucat pada wajah, konjungtiva,
lidah dan telapak tangan. Dari hasil laboratorium didapatkan kadar Hb <11 gr/dl
Pengaruh anemia pada kehamilan : menurunkan daya tahan ibu hamil, sehingga
ibu mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin, sehingga janin lahir dengan
berat badan lahir rendah, persalinan premature.
b. Hipertensi / preeklampsi
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 15% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
bersalin. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hpertensi dalam kehamilan juga
masih tinggi.3
2) Kelainan letak janin pada kehamilan
a. Letak lintang
Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (usia
kehamilan 8-9 bulan) dengan posisi kepala ada di samping kanan atau kiri dalam
rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena
sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu ibu.
Pada janin letak lintang yang baru mengalami kematian dalam proses
persalinan, bayi dapat dilahirkan dengan alat melalui jalan lahir biasa. Sedanhkan
pada janin kecil dan sudah beberapa waktu masih ada kemungkinan dapat lahir
secara biasa.
Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan yang tidak
di tangani dengan benar, dapat terjadi robekan rahim, dan akibatnya:

10
1. Janin bagi ibu : perdarahan yang mengakibatkan anemia berat, infeksi, ibu
syok dan dapat mati.
2. Bahaya bagi janin : kematian janin
b. Letak sungsang
Letak sungsang : pada kehamilan tua (8-9 bulan), letak janin dalam rahim dengan
kepala diatas dan bokog atau kaki di bawah.
Bahaya yang dapat terjadi : gawat napas yang berat, bayi dapat mati
3. Terdapat gawat darurat obstetric
- Perdarahan antepartum
Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan terjadi sebelum kelahiran bayi. Tiap perdarahan
keluar dari vagina pada ibu hamil setelah 28 minggu, disebut perdarahan antepartum.
Pedarahan antepartum harus dapat perhatian penuh, karena dapat membahayakan nyawa ibu
dan bayi jika tidak ditangani dengan benar dan tepat.
2.1.4 Faktor – Faktor Internal Ibu yang Dapat Meningkatkan Risiko Persalinan Sectio
Caesaria
1. Usia
Faktor usia si ibu mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Ibu yang
berumur di bawah 20 tahun diatas 35 tahun sangat beresiko untuk persalinan patologis
sebagai indikasi persalinan sectio caesarea. Kehamilan ibu dengan usia dibawah 20 tahun
berpengaruh kepada kematangan fisik dan mental dalam menghadapi persalinan. Rahim
dan panggul ibu seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan
kesehatan dan keselamatan janin dalam kandungan.
Selain itu mental ibu belum cukup dewasa sehingga sangat meragukan pada
ketrampilan perawatan diri ibu dan bayinya.
Bahaya yang dapat terjadi antara lain : bayi lahir belum cukup bulan, perdarahan
dapat terjadi sebelum bayi lahir ataupun setelah bayi lahir. Kebutuhan pertolongan
medik, bila terdapat kelainan yaitu:
a. Janin tidak dapat lahir normal, biasa dengan tenaga ibu sendiri.
b. Persalinan membutuhkan tindakan kemungkinan operasi sectio caesarea.
c. Bayi yang baru lahir kurang bulan membutuhkan perawatan khusus.

11
Sebaliknya usia ibu diatas 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi
perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu
ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu.
Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini adalah :
1) Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsi.
2) Ketuban pecah dini yaitu ketuban pecah sebelum persalinan dimulai.
3) Persalinan tidak lancar atau macet.
4) Perdarahan setelah bayi lahir
Kebutuhan pertolongan medik yang dilakukan adalah : 1) perawatan kehamilan
teratur agar dapat ditemukan penyakit/faktor risiko lain secara dini dan mendapat
pengobatan. 2) pertolongan persalinan membutuhkan tindakan sectio caesarea.
Usia hamil yang ideal bagi seorang wanita adalah antara umur 20- 35 tahun. Karena
pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental juga sudah matang dan
sudah mampu merawat sendiri bayi dan dirinya.
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik yang hidup maupun
mati. Paritas digolongkan menjadi 3 bagian yaitu :
1) Golongan primipara adalah ibu dengan paritas1.
2) Golongan multipara adalah ibu dengan paritas 2-4.
3) Golongan grande multipara yaitu paritas lebih dari 4
Paritas berpengaruh pada ketahuan uterus. Pada grande multipara yaitu ibu dengan
kehamilan/ melahirkan 4 kali atau lebih merupakan risiko persalinan patologis. Keadaan
kesehatan yang sering ditemukan pada ibu grande multipara adalah;
1) Kesehatan terganggu karena anemia dan kurang gizi.
2) Kekendoran pada dinding perut.
3) Tampak ibu dengan perut menggantung.
4) Kekendoran dinding rahim (Rochjati,2006).
Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini adalah :
1) Kelainan letak dan persalinan letak lintang.
2) robekan rahim pada kelainan letak lintang.
3) persalinan lama.

12
4) perdarahan pasca persalinan
3. Jarak antara kelahiran
Kehamilan sebelum 2 tahun sering mengalami komplikasi dalam persalinan. Kesehatan
fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui.
Selain itu anak tersebut masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang
mungkin terjadi bagi ibu antara lain ;
1) perdaharan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah.
2) bayi prematur/ lahir belum cukup bulan sebelum 37 minggu.
3) bayi dengan berat badan lahir rendah/BBLR
4. Riwayat komplikasi
Riwayat persalinan ibu dengan persalinan tidak normal merupakan risiko tinggi untuk
persalinan berikutnya. Riwayat persalinan tidak normal sepertri; perdarahan, abortusm,
kematian janin dalam kandungan, preeklamsi/eklamsi, ketuban pecah dini, kelainan
letak pada hamil tua dan riwayat sectio caesarea sebelumnya merupakan keadaan yang
perlu diwaspadai, karena kemungkinan ibu akan mendapatkan kesulitan dalam
kehamilan dan saat proses persalinan.5

2.1.5 Faktor – Faktor Eksternal Ibu Bersalinan yang Dapat Meningkatkan Risiko Persalinan
Sectio Caesarea
1. Pelayanan antenatal
Pedoman pelayanan kebidanan dasar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standa pelayanan antenatal seperti
yang ditetapkan dalam buku pedoman pelayanan Antenatal bagi petugas puskesmas.
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional untuk
ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang
telah ditetapkan. Pelayanan antenatal care meruppakan upaya peningkatan untuk menjaga
kesehatan ibu pada masa kehamilan. Pelayanan antenatal mencakup banyak hal yang
meliputi anamnesis, pemriksaan fisik,pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi
dasar dan khusus. Hal ini meliputi konseling gizi, pemantauan berat badan, penemuan
penyimpangan kehamilab, pemerian intervensi dasar seperti pemberian imunisasi Tetanus

13
Toksoid (TT) dan tablet zat besi serta mendidik dan memotivasi ibu agar dapat merawat
dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinan (Depkes RI,2005).
Dengan demikian maka secara operasional pelayanan antenatal yang tidak memenuhi
standar minimal “5 T” tersebut belum dianggap suatu pelayanan antenatal. Pemeriksaan
antenatal care pertama dilakukan pada bulan pertama kehamilan. Selanjutnya periksa ulang 1
kali sebulan dan periksa ulang 1 kali setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
Jadwal pemeriksaan antenatal
a. Trimester I dan II : dilakukan setiap bulan dengan pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan ultrasonografi, penyuluhan diet, observasi penyakit yang berhubungan
dengan kehamilan dan komplikasi kehamilan, pengobatan penyakit dan imunisasi TT
pertama.
b. Trimester III : dilakukan setiap minggu atau dua minggu sampai ada tanda- tanda
kelahiran, evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan, bimbingan diet,
pemeriksaan USG, imunisasi TT ke II, observasi penyakit dan komplikasi kehamilan
trimester III serta nasehat dan petunjuk tentang tanda inpartus serta kemana harus datang
untuk melahirkan.
Tujuan pelayanan antenatal
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial janin.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dengan pemberian ASI ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dan menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal (Depkes,2005).

14
BAB III
LAPORAN KASUS

ANAMNESA PRIBADI

Nama : Ny. Morlan Situmorang, 37 tahun, G2P1A0, Kristen, SMA, Batak , Ibu
Rumah Tangga, menikah umur 28 Istri dari Tn.Goppar Sitorus ,39 thn, kristen, Batak,
Wiraswasta, SMA.
Umur : 37 Tahun
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
Alamat : Jl. Setia Budi No 80 LK 7 Medan Tembung
Pekerjaan : Ibu Rumah tngga
Pendidikan : SLTA
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk : 15 Agustus 2023 Jam Masuk : 16.48 WIB
15
Paritas : G2P1A0
ANAMNESA KELUHAN

Keluhan Utama : Mules-mules ingin melahirkan


Telaah : Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Pirngadi dengan keluhan Mules-mules
ingin melahirkan . Dan pasien juga merasakan keram pada perut sejak
pagi hari ini, keluar lendir darah sejak malam hari kemarin, riwayat
minum alkohol (-), riwayat jatuh (-) riwayat kusuk(+), Riwayat keluar
darah (-), Riwayat keluar jaringan (-), riwayat keluar air-air (-) mual (-)
dan muntah (-) dalam seminggu ini
BAB : (+)
BAK : (+)
RPO : (-)
RPT : (-)
RPK : (-)
RA : (-)
Riwayat Operasi : (-)

16
RIWAYAT KEHAMILAN

HPHT : 20 Desember 2022


TTP : 27 Oktober 2023
ANC : 5x Dokter Sp. OG

RIWAYAT MENSTRUASI

Menarche usia 15 tahun, siklus menstruasi teratur 28 hari, lama menstruasi 3-4 hari,
dismenore (-)

RIWAYAT MENIKAH

Status : Menikah
Umur waktu pertama menikah : 28 tahun
Menikah dengan suami pertama : 28 tahun
RIWAYAT PERSALINAN

1. Laki-Laki, aterm, 2500 gram, SC, Dokter, 2020, 3tahun, sehat.


2. Hamil saat ini

Status Presens
Sensorium : Compos Mentis Anemia :-/-
Tekanan darah : 125/72 mmHg Ikterik :-/-
Nadi : 80 x/i Sianosis :-/-
Nafas : 20 x/i Oedema :-/-
Temperatur : 36,50C Dyspnoe :-

STATUS GENERALISATA

Kepala

Mata : Konjungtiva palpebra superior inferior anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Dalam batas normal
17
Mulut : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal

Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)

Thorax

Inspeksi : - Bentuk : Simetris fusiformis


- Mammae : Payudara membesar kanan = kiri
- Areola mammae : Hiperpigmentasi (+/+)
- Puting susu : ASI (-/-), Darah (-/-), Nanah (-/-)
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : SP: Vesikular (+/+)
ST: Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)

Jantung : S1 > S2, murmur (-), HR : 80x/menit


Abdomen

Inspeksi : Membesar asimetris


Palpasi : Soepel (+), hepar dan lien sulit dinilai
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

STATUS OBSTETRIKUS

Abdomen

Inspeksi : Membesar asimetris


Palpasi :
1. Leopold I : 3 jari dibawah proxessus xyphoideus
2. Leopold II : Teraba punggung terletak pada sisi kanan
3. Leopold III: Teraba kepala pada bagian bawah
18
4. Leopold IV: Divergen (5/5)
Gerak Janin : (+)
Auskultasi : Denyut Jantung Janin: (+), 145x/i
HIS : (-)

PEMERIKSAAN DALAM

VT : Cervix (-) dilatasi

Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap (15 Agustus 2023)

PARAMETERS NILAI NORMAL


WBC 28,03 [10^3/uL] 4.0 - 10.0

RBC 4,43 [10^6/uL] 3.50 - 5.50


HGB 12,70 - [g/dL] 11 - 16
HCT 38,30 - [%] 37.0 - 54.0
MCV 86.50- [fL] 80.0 - 100.0

MCH 28,70 - [pg] 27.0 - 34.0


MCHC 33,20 - [g/dL] 32.0 - 36.0
PLT 261 [10^3/uL] 100 - 300
RDW-CV 13,4 + [%] 11.0 - 16.0

RDW-SD 41,9 [fL] 35 - 56


PDW 16,0 [fL] 15.0 - 17.0
MPV 7,80 [fL] 6.5 - 12.0
P/LCR 14,0 [%] 11.0 - 45.0

PCT 0.204 [%] 0.108 - 0.282

19
Diagnostic HIV (15 Agustus 2023 )

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


Hasil tes R1 Non Reaktif - Non Reaktif
Hasil tes R2 Non Reaktif - Non Reaktif
Hasil tes R3 Non Reaktif - Non Reaktif

Urinalisa (14 Agustus 2023)


20
URINALISA Hasil Nilai Normal

Warna Kuning Kuning

Kekeruhan Keruh Jernih

Berat Jenis 1.010 1.001-1.035

PH 6.0 4.6-4.8

Protein Negatif Negatif

Reduksi Negatif Negatif

Bilirubin Negatif Negatif

Urobilinogen Positif Positif

Eritrosit 0/lpb <3/ lpb

Leukosit 5-10 lpb <5/ lpb

Epitel Negatif Negatif

Silinder Negatif Negatif

Kristal Negatif Negatif

Hematologi (15 Agustus 2023)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Waktu Protrombin 13,3 detik 9,0 – 12,2

INR 0,93 detik 1-1,3

21
APTT 33.3 detik 28,6 – 42,2

Glukosa Adrandom 88,00 mg/dl. <140

22
Radiologi (USG TAS)
BPD : 94,6 mm
AC : 341,2 mm
FL : 72,8 mm
HC : 334,5 mm
DJJ: 135 bpm
Kesimpulan : Janin Tunggal + Intrauterine + KDR (37-38 minggu)+ PK + AH

Diagnosa Kerja : Prev SC 1x + SG + KDR (38-39) minggu + PK + AH

Rencana Terapi

 Loading dose 4gr MgSO4 20% - 20 cc /i


 Inj. Ceftriaxone 2gr (profilaksis)

Rencana

 Sectio Caesaria
 Konsul dengan Anastesi
 Konsul dengan Perinatologi

LAPORAN OPERASI

 Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang dengan baik
 Operator cuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
 Prosedur antiseptic dan aseptic dilakukan menggunakan povidone iodine dan
alcohol 70 %di lapangan perut, lalu ditutup dengan duk steril kecuali lapangan
operasi.

 Dilakukan Tindakan spinal anastesi.


 Dibawah anestesi spinal, dilakukan insisi Pfannenstiel pada bekas operasi
sebelumnya dari kutis, subkutis, sampai ke fascia. Subkutis di iris tajam sampai
lapisan fascia terlihat. Lapisan otot terpisah hingga terlihat lapisan peritoneal
23
 Lapisan peritoneal di jepit di dua sisi dan setelah menyesuaikan tidak ada organ
intra abdomen di bawahnya
 Dibuat sayatan cekung di uterus sampai ke lapisan sub endometrium. Endometrium
ditembus secara tumpul dan melebar sesuai dengan insisi.
 Terlihat kepalanya. Lahir bayi perempuan 3255 gr, panjang badan 49 cm, A/S : 8/9 ,
anus (+), tali pusat di jepit di dua sisi dan di potong diantaranya
 Rongga Rahim dibersihkan dengan kain kasa
 Uterus dijahit secara kontinu, evaluasi, perdarahan terkontrol
 Mengevaluasi kedua adnexa (DBN)
 Dilakukan sterilisasi pomeroy
 Cavum uterus di cuci menggunakan NaCl 0,09%
 Peritoneum paretal dijahit secara kontinu dengan catgut plain no 2.0
 Rectus abdominis di jahit dengan catgut plain 2.0
 Keduanya berakhir di fascia yang dijepit dengan klem kocher, dan dijahit kontinu
dengan vicryl no 1
 Subkutan jahit dengan jahitan simple dengan catgut plain no 2.0
 Kutis dijahit dengan vicryl no 3.0 dengan jahitan subkutikuler
 Lali operasi ditutup dengan sofratulle, kassa steril dan hypafix
 Vagina dibersihkan dari sisa darah dan stoll cell dengan kassa
 Status post operasi stabil dan di pindahkan ke ruang recovery
Tanda Vital
Sensorium : Compos Mentis

TD : 125/75mmHg
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,50c
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : (+) baik. Perdarahan pervaginam: (-)

Terapi:
- IVFD RL 500 cc + oksitosin 10 IU  20 gtt/i
24
- IVFD RL 500 cc + MgSO4 40% 6 gr (15 cc)  14 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ranitidine 50mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Rencana:

- Monitoring vital sign


- Perdarahan pervaginam
- Kontraksi uterus
- Cek darah Lengkap 2 jam post op

25
FOLLOW UP

15 Agustus 2023
S Nyeri luka setelah operasi (+)
O Status Presens
Sensorium : Compos
Mentis TD : 110/54 mmHg
HR : 102 x/i
RR : 20 x/i
TEMP : 36.5oC
Status Lokalisata
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) Normal
TFU : 2 jari dibawah pusat, Kontraksi adekuat
P/V : (-), Lochea (+)
L/O : Kering, tertutup verban
BAB : (-), flatus (-)
BAK : (+), melalui urin kateter, UOP : 60cc/jam
A Post SC a/I Prev. SC 1x + NH-0
P - IVFD RL 500 cc  20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ranitidine 50mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam

26
16 Agustus 2023

S Nyeri luka setelah operasi (+)


O Status Presens
Sensorium : Compos Mentis
TD : 110/80 mmHg
HR : 84 x/i
RR : 20 x/i
TEMP : 36.7oC
Status Lokalisata
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) Normal
TFU : 3 jari dibawah pusat, Kontraksi adekuat
P/V : (-)
L/O : Kering, tertutup verban
BAB : (-), flatus (+)
BAK : (+), melalui urin kateter, UOP : 60cc/jam
A Post SC a/I Prev. SC 1x + NH-1

P - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
- Inj. Ranitidine 50mg/12 jam

27
17 Agustus 2023
S Nyeri luka setelah operasi (+)
O Status Presens
Sensorium : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHg
HR : 82 x/i
RR : 20x/i
TEMP : 36.5oc
Status Lokalisata
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) Normal
TFU : 3 jari dibawah pusat
P/V : (-)
L/O : Kering, tertutup verban
BAB : (-), flatus (+)
BAK : (+), melalui urin kateter, UOP : 70cc/jam
A Post SC a/I Prev. SC 1x + NH-2
P - Cefadroxil 2x500mg
- Asam mefenamat 3x500mg
- Vit B Complex 2x1

28
S Tidak ada kelainan
O Status Presens
Sensorium : Compos Mentis
TD : 110/80 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 20x/i
TEMP : 36.5oc
Status Lokalisata
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) Normal
TFU : 3 jari dibawah pusat
P/V : (-)
L/O : Kering, tertutup verban
BAB : (-), flatus (+)
BAK : (+), melalui urin kateter, UOP : 70cc/jam
A Post SC a/I Prev. SC 1x + NH-3
P - Cefixime 2x500mg
- Asam mefenamat 3x500mg
- Vit B Complex 2x1

18 Agustus 2023

BAB IV

27
PEMBAHASAN
Teori Temuan
Sectio Caesarea adalah suatu cara Pasien usia 37 tahun (G2P1A0) dengan
melahirkan janin dengan membuat sayatan usia kehamilan 37-38 minggu di hitung
pada dinding uterus melalui dinding dan dari HPHT. Pasien datang dengan keluhan
perut, seksio caesarea juga dapat mules-mules ingin melahirkan dan selama
didefinisikan sebagai suatu histerotomia kehamilan ini, pasien memiliki riwayat sc
untuk melahirkan janin dalam rahim sebelumnya.

Indikasi mutlak Pada pasien ini memiliki usia diatas 35 tahun


dan ditemukan riwayat sc sebelumnya
- Disproporsi mutlak
dengan malformasi anatomi pada panggul
Panggul ibu yang kecil yang dapat
yang dapat membuat kelahiran normal tidak
membuat persalinan pervaginam tidak
mungkin dilakukan, dan juga pada pasien ini
mungkin dilakukan
diketahui kelahiran anak terkecil sebelum 2
- Chorioamnionitis (sindrom infeksi
tahun atau jarak antar kelahiran masih
ketuban)
kurang dari 2 tahun.
Infeksi pada plasenta ataupun pada janin
memerlukan persalinan segera
- Kelainan panggul ibu
Malformasi anatomi dapat membuat
kelahiran normal tidak mungkin dilakukan
- Eklampsia dan Sindrom HELLP
Komplikasi kehamilan yang mengancam
jiwa, biasanya menyebabkan persalinan
secara sesar
- Asfiksia janin atau asidosis janin
Merupakan situasi yang mengancam jiwa
janin yang dapat menyebabkan hipoksia
janin sehingga mengharuskan untuk
dilakukan persalinan segera secara section

28
caesarea
- Prolaps tali pusat
Prolaps tali pusat antara kepala janin dan
lubang vagina, yang dapat menyebabkan
asfiksia pada janin
- Plasenta previa :
Posisi plasenta yang tidak normal,
menghambat persalinan pervaginam
- Presentasi yang tidak normal
Kelainan posisi janin yang membuat
persalinan pervaginam tidak mungkin
dilakukan
- Ruptur uteri
Keadaan akut yang mengancam nyawa ibu
dan janin sehingga memerlukan persalinan
segera melalui operasi Caesar.

Indikasi relative

- Cardiotocography (CTG) patologis


Dapat memberikan indikasi hipoksia akut
atau asfiksia janin, Jika terjadi asidosis
janin, persalinan harus diselesaikan
dengan persalinan instrumental (vacuum
dan/atau forceps) atau dengan operasi
caesar.
- Partus tak maju (persalinan lama, henti
jantung sekunder)
Persalinan yang tertunda atau terhentinya
proses persalinan dapat berakibat buruk
bagi janin atau bayi yang baru lahir.

29
- Riwayat operasi Caesar sebelumnya
Diasumsikan secara luas bahwa satu kali
perasi Caesar tidak memungkinkan
terjadinya persalinan pervaginam pada
kehamilan berikutnya.4

30
BAB V
KESIMPULAN

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding dan perut, seksio caesarea juga dapat
didefinisikan sebagai suatu histerotomia untuk melahirkan janin dalam rahim.
Menurut pedoman Association of Scientific Medical Societies in Germany
(AWMF), indikasi dilakukannya section caesaria terbagi atas dua yaitu :
1. Indikasi mutlak
Disproporsi mutlak , chorioamnionitis (sindrom infeksi ketuban),kelainan
panggul ibu, eklampsia dan sindrom HELLP, asfiksia janin atau asidosis
janin, prolaps tali pusat, plasenta previa, presentasi yang tidak normal,
ruptur uteri.
2. Indikasi relative
Cardiotocography (CTG) patologis, partus tak maju (persalinan lama,
henti jantung sekunder), riwayat operasi Caesar sebelumnya

Pada Ny. M 37 tahun, G2P1A0 dengan post op sectio caesarea dengan indikasi
jarak kelahiran dam panggul yang tidak adekuat dari tanggal 15 Aguustus-18
Agustus di ruang Mawar RSUD PIRNGADI MEDAN dengan ini penulis dapat
menyimpulkan bahwa pentingnya melakukan pelayanan antenatal kepada ibu
hamil dengan bekas seksio sesarea, mengingat kehamilan dengan bekas seksio
sesarea merupakan kehamilan dengan risiko tinggi, maka perlu ditekankan dan
diinformasikan kepada ibu hamil dengan bekas seksio sesarea dan pentingnya
melaksanakan persalinan di rumah sakit dengan fasilitas yang memadai , maka
dari itu datang ke rumah sakit beberapa hari sebelum taksiran persalinan , dan
melakukan rujukan dini berencana.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Oxorn HWRF. Ilmu Kebidanan Patologi Dan Persalinan. Yayasan Esentia


Medika; 2010.
2. Mochtar. Sinopsis Obstetri Fisiologi Dan Obstetri Patologi Jilid 1. EGC;
2015.
3. Chapman V, Cathy Charles. Persalinan & Kelahiran : Asuhan Kebidanan.
2nd ed. (Eka Anisa Mardella, ed.). EGC; 2013.
4. Mylonas I, Friese K. Indications for and Risks of Elective Cesarean
Section. Published online 2015. doi:10.3238/arztebl.2015.0489
5. Rochjati P. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil.; 2003.

32

Anda mungkin juga menyukai