Laporan Case Conference Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas PPN Stase Maternitas
Pembimbing Akademik : Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., Ph.D
Pembimbing Ruangan: Maulinda Sadari Lubis, S.ST., M.Keb
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
D. Manfaat......................................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................................8
A. Definisi......................................................................................................................................9
B. Etiologi......................................................................................................................................9
C. J Patofisiologi.............................................................................................................................7
D. Rentang Respon.........................................................................................................................9
E. Tanda dan Gejala.....................................................................................................................10
F. Akibat .....................................................................................................................................10
G. Komplikasi…………………………………………………………………………………… 11
H. Mpenalatalaksanaan Keperawatan dan Medis........................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................................13
A. PENGKAJIAN DAN GAMBARAN UMUM ........................................................................13
B. ANALISA DATA....................................................................................................................24
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………………………………….25
D. RENCANA KEPERAWATAN..............................................................................................26
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN.....................................................31
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................................60
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................................64
A. Kesimpulan..............................................................................................................................42
B. Saran........................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................43
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Post-partum adalah masa sesudah persalinan atau masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah kelahiran bayi, plasentam serta selaput yang diperlukan untuk pulihnya
kembali organ kandung reproduksi seperti sebelum hamil yang lamanya kurang lebih 6
minggu (Saleha dalam Nasrudin, 2020). Kondisi post partum biasanya ditentukan dari
proses persalinan yang terjadi entah itu spontan pervaginam atau melalui operasi sesar,
akan tetapi hal yang kini menjadi lumrah dan kerap kali menjadi opsi utama dalam
proses kelahiran pada kondisi kehamilan dan janin dengan kasus tertentu yang beresiko
adalah melaui operasi sesar. Sectio caesaria adalah proses persalinan yang dilakukan
dengan membuat sayatan dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina
(Gurusinga,2015). Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh (Ilmu
Kebidanan, 2014). Ada berapa indikasi untuk dilakukan tindakan SC adalah Gawat
janin, CPD (cephalopelvic disportion), persalinan tidak maju, plasenta previa, prolapsus
tali pusat, mal presentase janin/letak, panggul sempit dan preeklamsia (Jitowiyono S
&Kristiyanasari W, 2010).
Selain kondisi bayi, kondisi ibu juga turut andil dalam pertimbangan pelaksanaan
operasi sesar, seperti hipertensi, diabetes melitus, dan berbagai penyakit penyerta yang
dapat memperberat kondisi kemahilan ibu. Salah satu kondisi yang kerap kali kasat
mata dan beresiko tinggi adalah kondisi ibu dengan kekurangan darah atau anemia.
Proporsi ibu hamil dengan anemia berdasarkan data riskesdas 2018 mengalami
kenaikan angka presentase dari data tahun 2013 yakni dari 37,1% naik menjadi 48,9%
dengan setengah dari angka ini merupakan ibu hamil yang berada pada rentang usia 15-
24 tahun (Riskesdas, 2018). Banyak factor yang memengaruhi kejadian anemia pada
ibu hamil, salah satunya adalah kurangnya paparan informasi mengenai pentingnya gizi
dalam mempersiapkan proses kehamilan yang dimana hal ini berbanding lurus dengan
pengalaman dan usia ibu. Semakin muda usia ibu saat memulai rumah tangga, bisa jadi
semakin rendah pula pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki mengenai persiapan
proses kehamilan. Hal ini dapat memicu kondisi yang beresiko tinggi dalam kehamilan,
hal ini tentunya dapat membahayakan ibu dan
4 juga janin yang dikandungnya. Salah satu
contoh adalah proporsi remaja putri dalam mengonsumsi tablet tambah darah.
Berdasarkan data riskesdas tahun 2018, provinsi Banten memiliki persentase penduduk
remaja putri yang pernah memperoleh tablet tambah darah hanya sebesar 17,7% atau
sekitar 4.233 orang. Jauh jika dibandingkan provinsi lain yang dapat mencapai angka
presentase berkisar antara 30 – 47% (Riskesdas, 2018).
Kondisi ibu saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
selama masa kehamilan. Hal ini akan berujung pada kelahiran bayi yang berada
dibawah ambang bayi baru lahir normal. Kondisi seperti berat badan lahir rendah,
ketidaksempurnaan pertumbuhan organ saat lahir, hingga kematian janin dapat menjadi
dampak dari kelalaian ibu dalam memperhatikan kondisinya baik sebelum maupun
selama hamil. Perawatan bayi dengan kondisi tertentu terutama anemia yang tidak
teratasi dapat berbahaya bagi ibu. Ditambah lagi, ibu pada masa post partum tanpa
adanya kondisi adekuat seperti pemantauan intensif, kontraksi uterus untuk mencegah
perdarahan post partum, kadar hemoglobin dalam darah juga dapat mempengaruhi
kejadian perdarahan. Oleh karena itu, layanan keperawatan ibu baik dari post-partum
sangat perlu perhatian yang utama untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok merumuskan permasalahan
“Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ibu Post Partum Secsio Caesarea dengan
Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan maternitas pada Ibu Post
Partum Secsio Caesarea dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal
Distress.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pada Ibu Post Partum Secsio Caesarea
dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress
b. Mampu membuat analisa data pada pada Ibu Post Partum Secsio Caesarea
dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress
c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada Ibu Post Partum Secsio
Caesarea dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress.
5
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan Ibu Post Partum Secsio
Caesarea dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress.
D. Manfaat
1. Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan informasi dan pedoman bagi pembuatan makalah atau penulisan
berikutnya khususnya pada asuhan keperawatan Ibu Post Partum Secsio Caesarea
dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh
(Astriana, 2017). Anemia dapat terjadi pada ibu hamil dengan kondisi kekurangan sel
darah merah pada trimester I dan II yakni kadar hemoglobin (Hb) < 11 g/dl dan
trimester III <10,5 g/dl, kondisi kekurangan sel darah merah ini berpotensi berbahaya
bagi ibu dan janin (Tampubolon dkk, 2021). Gawat janin dapat terjadi bila janin tidak
menrima cukup oksigen, sehingga mengalami hipoksia (Muaningsih, 2020).
Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pemabwa oksigen ke seluruh jaringan. Anemia pada wanita hamil yang
disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru
sehingga tubuh mengalami kekurangan sel darah merah, dinamakan anemia
hipoplastik dalam kehamilan. Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat
hiposelularitas (Astuti, 2018).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun dan menurunnya
hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ
vital pada ibu hamil dan janin menjadi berkurang. Rendahnya kapasitas darah untuk
membawa oksigen memacu jantung meningkatkan curah jantung. Jantung yang terus-
menerus dipacu bekerja keras dapat mengakibatkan gagal jantung dan komplikasi lain
seperti preeklampsia. Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai peluang
mengalami perdarahan pada saat melahirkan yang dapat berakibat pada kematian.
Anemia bukan hanya berdampak pada ibu, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
menderita defisiensi zat besi atau anemia kemungkinan besar mempunyai cadangan
zat besi yang sedikit atau tidak mempunyai persediaan sama sekali di dalam tubuhnya
walaupun tidak menderita anemia. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fungsi
kognitif saat remaja dan dewasa (Dai, 2021).
7
Tingkatan anemia (Syaiful, 2019):
1. Anemia ringan : 9 – 10 gr/dL
2. Anemia sedang : 7 – 8 gr/dL
3. Anemia berat : <7 gr/dL
B. Klasifikasi
1. Anemia defisiensi besi :
a. Defisiensi besi
1) Feritin serum darah turun
2) Hemosiderin sumsum tulang turun
3) Parameter status besi normal
4) Reabsorpsi meningkat
b. Eritropoesis defisiensi besi
1) Cadangan besi kosong (sangat kurang)
2) Transportasi besi menurun (serum besi turun)
3) Saturasi transferin dan protoporfirin meningkat
4) Hemoglobin dan hamtokrit normal
5) Secara klinis tidak dijumpai anemia
c. Anemia defisiensi besi
2. Anemia karena infeksi
a. Infeksi cacing tambang : terjadi perdarahan menahun, kehilangan darah
melalui intestinum
b. Infeksi malaria : kehilangan darah karena terjadi hemolisis eritrosit dalam
proses infeksi
c. Infeksi HIV : menimbulkan gangguan sistem eritropoitik dan mengurangi
reaksi terhadap obat antianemia
3. anemia karena kekurangan asam folat
a. Megaloblastik anemia
b. Ganggian proses pembentukan eritrosit
c. Asam folate makanan kurang karena terlalu lama direbus
d. Memanaskan makanan berulang
4. Anemia karena kelainan hemoglobin
a. Siklus sel anemia 8
b. Talasemia anemia
C. Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil (Kemenkes, 2020) :
1. Pola makan yang kurang beragam dan bergizi seimbang, ibu hamil setiap kali
makan harus mengonsumsi makanan yang mengandung protein, karbohidrat
dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
2. Kurangnya asupan makanan kaya zat besi seperti hati, ikan, telur, daging,
sayuran dan buah berwarna
3. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat (jarak kehamilan berikutnya <
2 tahun)
4. Ibu hamil mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) dengan Lingkar Lengan
Atas (LiLA) < 23.5 cm
5. Mengalami infeksi yang menyebabkan kehilangan zat besi, seperti kecacingan
dan malaria (terutama daerah endemik malaria)
D. Patofisiologi
9
E. Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala anemia pada ibu hamil (Kemenkes, 2020) :
F. Akibat
Akibat anemia pada masa kehamilan (Manuaba, 2001) :
1. Hamil muda (trimester pertama)
a. Abortus
b. Missed abortus
c. Kelainan kongenital
2. Trimester kedua
a. Persalinan premature
b. Perdarahan antepartum
c. Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
d. Asfiksia intrauterine sampai kematian
e. Berat badan lahir rendah
f. Gestosis dan mudah terkena infeksi
g. IQ rendah
h. Dekompensasio kodis-kematian ibu
3. Saat inpartu
a. Gangguan his primer dan sekunder
b. Janin lahir dengan anemia
c. Persalinan dengan tindakan tinggi (ibu cepat Lelah, gangguan perjalanan
persalinan perlu tindakan operatif)
4. Pasca partu
10
a. Atonia uteri menyebabkan perdarahan
b. Retensio plasenta
c. Perlukaan sukar sembuh
d. Mudah terjadi febris puerperalis
e. Gangguan involusi uteri
f. Kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi puerperalis, dan gestosis)
G. Komplikasi
Anemia yang terjadi selama hamil dapat menimbulkan berbagai masalah yang
mengancam ibu maupun janin. Adapun komplikasi anemia gravidarum baik
pengaruhnya pada ibu maupun janin antara lain :
1. Perdarahan intrapartum dan postpartum
2. Abortus
3. Kelahiran premature
4. IUGR
5. IUFD
6. BBLR
7. Bayi lahir dengan cacat bawaan
8. Bayi lahir dengan anemia
9. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi setelah lahir
10. Ibu rentan terkena infeksi masa nifas
11. Pengeluaran ASI berkurang
Tatalaksana khusus dilakukan pada tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
seperti puskesmas atau rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap.
12
c. Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memantau
pertambahan TFU, DJJ dan USG secara berkala.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Gambaran Umum Kasus
Pasien dilakukan operasi SC pada tanggal 6 Juni 2022 pukul 00:25 atas indikasi
gawat janin 31 minggu dengan ibu anemia (hb 10,6 g/dl). Tanggal 6/6/2022 pukul
01:25 WIB. lahir bayi perempuan BB 1760 gr, PB 40 cm, A/S 6/7. ketuban jernih dan
jumlah cukup. Lahir Plasenta lengkap dilakukan insersi IUD. SBU dijahit 2 lapis
dengan PGA no 1 pada eksplorasi kedua Tiba dan ovarium normal . Abdomen ditutup
lapis demi lapis. Tidak ada perdarahan aktif. Tindakan operasi selesai pada pukul 01:25
WIB. Pada pukul 03:10 WIB pasien di pindah ke ruang rawat aster. Bayi di rawat di
ruang perina atas atas indikasi BBLR.
Saat dilakukan pengkajian tanggal 6 juni 2022 dinas siang, keadaan umum pasien
sakit sedang, compos mentis. TTV : 122/86 mm/Hg. Nadi 80x/mnt, suhu 36,3 oC, RR:
20x/menit. Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala 3 (0-4) nyeri seperti
tetusuk-tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 3 menit.
Terdapat luka operasi yang di jahit perlapis dari dinding Rahim ke abdomen dengan di
tutup kassa. Balutan luka operasi SC tidak ada darah yang merembes, tidak ada
bengkak, tidak kemerahan sekitar balutan, tidak ada hematoma. Pasien tampak
13
meringis, bersikap protektif menghindari nyeri, gelisah, berfokus pada diri sendiri.
Pasien merintih kesakitan dan memegang area yang sakit.
Pasien pulang pada tanggal 7 Juni 2022 pukul 15:45WIB dijemput oleh keluarga.
Keadaan pasien waktu pulanh dengan suhu 36,5 0C, TD;110/85 mmHg, N 95x/menit,
RR 20x/menit, SpO2 : 100% dengan membawa obat Cefazoline 2x1, Asam mefenamat
1x1, Ferrous Sulfate 1x1.
14
PENGKAJIAN POSTPARTUM
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MATERNITAS
Nama Mahasiswa :
15
Tempat Praktek : RSU Kabupaten Tanggerang Ruang Aster (Post Partum)
I. DATA UMUM
A. Keluhan utama:
Pasien datang ke IGD RSU Kabupaten Tanggerang pada tanggal 5/5/2022 pukul
20:00 dengan rujukan Puskesmas Kemiri dengan Preterm labor. Pasien mengaku hamil
G1 26 minggu dengan HPHT lupa. control di Bidan 3x, puskesmas 1, USG tidak
pernah. Pasien datang dengan mules sejak pukul 17:00WIB, Lendir (+), keluar air-air
(-), keputihan (+) sejak 1 bulan, tidak diobati. Riwayat mes pertama umur 12 tahun, 5-7
hari. riwayat menikah 1x pada tahun 2021. Riwayat obstetric G1 hamil ini.
Saat ini pasien post OP SC dan dilakukan insersi IUD tanggal 6/6/2022 pukul 01:25
WIB. lahir bayi perempuan BB 1760 gr, PB 40 cm. ketuban jernih dan jumlah cukup.
Plasenta lengkap. Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala 3 (0-4) nyeri seperti
tetusuk-tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 3 menit.
Terdapat luka operasi yang di jahit perlapis dari dinding Rahim ke abdomen dengan di
tutup kassa. Balutan luka operasi SC tidak ada darah yang merembes, tidak ada
bengkak, tidak kemerahan sekitar balutan, tidak ada hematoma.
16
B. Riwayat Kehamilan dan persalinan yang lalu : ANAK PERTAMA
waktu lahir
D. Riwayat Persalinan
1. Jenis persalinan : Sectio Caesarea
a/i gawat janin pada G1 hamil 31 minggu, ibu dengan anemia
Tanggal/jam 6/6/2022 jam 01:25.
2. Jenis Kelamin Bayi : Perempuan,BB/PB 1760 gram/ 40 cm, A/S : 6/7
3. Pendarahan 200cc
4. Masalah dalam persalinan Tidak ada
E. Riwayat Ginekologi
1. Masalah Ginekologi: Tidak ada keluhan
2. Riwayat KB: Tidak pernah KB
17
I. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
1. Status Obstetri : H1P1A0
Bayi rawat gabung : tidak, bayi di perina atas
Jika tidak alasan : BBLR (1760gram)
2. Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
3. Pasien tampak meringis, bersikap protektif menghindari nyeri, gelisah, berfokus pada
diri sendiri. Pasien merintih kesakitan dan memegang area yang sakit
4. BB/TB 55kg /165 cm
5. Tanda vital
Tekanan darah 122/86 mm/Hg. Nadi 80x/mnt: suhu 36,3 oC
Pernapasan 20x/menit
6. Kepala leher
Kepala : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada hematom, tidak ada nyeri,
tidak pusing, tidak pening, tidak ada krepitasi, persebaran rambut merata,
rambut tidak rontok, rambut bersih
Mata : mata simetris, konjungtiva merah, sklera anikterik,pupil isokor, mata
berfungsi dengan baik,
Hidung : hidung simetris, bersih tidak ada secret, tidak ada perdarahan, tidak
ada polip, hidung berfungsi dengan baik
Mulut : bibir lembab, tidak stomatitis, tidak berbau, tidak ada perdarahan
dimulut, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada gigi berlubang, lidah
bersih, tidak ada pembengkakan di gusi.
Telinga : Telinga simetris, tidak ada polip, tidak ada cairan didalam telinga
atau di sekitar teling, tidak ada nyeri, kedua telinga dapat mendengar dengan
baik.
Leher : tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri, tidak ada kaku kuduk,
tidak ada nyeri menelan, tidak ada peningkatan JVP.
Masalah Khusus : Tidak ada
7. Dada
Jantung : bunyi jantung s1/s2 normal, irama jantung teratur, pergerakan dada
simetris, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Paru : tidak ada sesak, irama paru teratur, pergerakan dada simetris, bunyi
nafas vesikuler, ronchi-/-, wheezing18
-/-, mengi-/-
Payudara : payudara simetris dan lembek, bersih tidak ada hiperpigmentasi,
bentuk papilla menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada hematom, tidak ada
pembengkakan yang berlebihan
Putting susu : Putting susu simetris, putting menonjol, bentuk normal , putting
berada di tengah-tengah areola, tidak ada benjolan, tidak ada hematom, tidak
ada lecet, dada membesar, keras dan nyeri ditandai dengan sekresi air susu
Pengeluaran : Pengeluaran ASI baik
Masalah Khusus : Tidak ada masalah
8. Abdomen
Involusi uterus
Fundus uteri : 2 jari dibawah pusat Kontraksi baik
Kandung kemih : Teraba keras
Diastasis Rektus Abdominis 2x3 cm
Fungsi pencernaan : Bising usus 12x/menit, tidak teraba skibala, tidak ada
mual, tidak ada muntah
Perut: terdapat striae albicans disekitar abdomen bagian bawa berwarna
merah seperti luka parut, hasil cubitan kembali kurang dari 3 detik.
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala 3 (0-4) nyeri seperti
tetusuk-tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 3
menit.
Dilakukan insersi IUD. SBU dijahit 2 lapis dengan PGA no 1 pada eksplorasi
kedua Tiba dan ovarium normal . Abdomen ditutup lapis demi lapis.
Terdapat luka operasi yang di jahit perlapis dari dinding Rahim ke abdomen
dengan di tutup kassa.
Balutan luka operasi SC tidak ada darah yang merembes, tidak ada bengkak, tidak
kemerahan sekitar balutan, tidak ada hematoma.
Masalah khusus :Tidak ada
11. Eliminasi
Urine : bening kebiasaan BAK 10-15x dalam sehari
BAK saat ini: Menggunakan kateter urine, pengeluaran urine 500cc, berwarna
kuning jernih, konsistensi cair
BAB : lunak kebiasaan BAB 2x sehari
BAB saat ini Belum BAB semenjak di RS kontisipasi: tidak
16. Kemampuan menyusui : belum dapat menyusui langsung karena bayi di rawat di
ruang perina atas
21
17. Obat-obatan
Ondansentron 4 mg IV
Oxytocin 30ml drip
Ketorolac 3x30 mg
Tramadol 100 drip
Paracetamol 1 gr drip
Ceftriaxon 2x2 gram
Profenid 3x 1
Dexamethaxone 2x1
Nifedipine 4x10
Cefodroxil 2x1
Asam mefenamat 3x1
Ferrous Sulfate 1x1
18. Keadaaan umum ibu kesadaran compos mentis tanda vital 122/86 mm/Hg
19. Jenis Persalinan : Sectio Caesarea
20. Proses persalinan : Kala I : …………………… jam
Perencanaan Pulang
23
Pasien pulang pada tanggal 7 Juni 2022 pukul 15:45WIB dijemput oleh keluarga. Keadaan
pasien waktu pulanh dengan suhu 36,5 0C, TD;110/85 mmHg, N 95x/menit, RR 20x/menit,
SpO2 : 100% dengan membawa obat Cefazoline 2x1, Asam mefenamat 1x1, Ferrous Sulfate
1x1.
24
ANALISA DATA
Nama klien : Ny WP
Umur : 19 Tahun
No Rekam Medis : 00299XXX
Diagnosa : Anemia
N DATA MASALAH
O
Data Objektif :
26
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny WP
Umur : 19 Tahun
No Rekam Medis : 00299XXX
Diagnosa : Anemia
11. Proses berfikir membaik (4) 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
12. Fokus membaik (4) 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
9) Suhu kulit membaik (5) 2) Ajarkan meminimalkan tekanan pada tempat insisi
3) Ajarkan cara merawat area insisi
Observasi
Edukasi
1) Informasikan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan bayi
2) Ajarkan latihan ekstrimitas, perubahan posisi, batuk dan napas
dalam
3) Anjurkan ibu cara menyusui, jika memungkinkan
4) Anjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi TKTP
3 Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan asuhan Perawatan Pasca Persalinan (I.07225)
Berhubungan keperawatan selama 2x24 jam
Observasi
Dengan Efek diharapkan tingkat infeksi menurun
Prosedur Invasif dengan kriteria hasil: 1) Monitor tanda-tanda vital
SC, kerusakan 2) Monitor keadaan lokia (mis. warna, jumlah, bau dan bekuan)
1) Kebersihan tangan
integritas kulit post 3) Periksa perenium atau robekan (kemerahan, edema, ekimosis,
meningkat (5)
SCdan Penurunan pengeluaran, penyatuan, jahitan)
2) Kebersihan badan
Hemoglobin 4) Monitor nyeri
meningkat (5)
5) Monitor status pencernaan
3) Nafsu makan meningkat (5)
4) Kemerahan sedang (3) 6) Monitor tanda Homan
5) Nyeri sedang (3) 7) Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
6) Kadar sel darah putih140- 8) Identifikasi adanya masalah adaptasi psikologis ibu postpartum
144x10^3ul
Terapeutik
7) Kultur darah membaik (5)
1) Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
2) Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
3) Berikan kenyamanan pada ibu
4) Fasilitasi ibu berkemih secara normal
5) Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara optimal
6) Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa
postpartum
7) Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis ibu postpartum
8) Diskusikan seksualitas masa postpartum
Edukasi
33
7) Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Pasien dan keluarag tampak paham terkait
penjelasan oleh perawat dan bidan
8) Memberikan TND untuk mengurangi rasa nyeri
Pasien bisa melakukan TND
9) Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Pasien bisa melakukan TND
10) Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
11) Memberikan Profenid melalui anus
15:40 Obat sudah diberikan
12) Memonitor efek samping penggunaan analgetik
Tidak ada reaksi alergi, tidak ada gatal-gatal,
tidak ada pembengkakan di seluruh badan
13) Memfasilitasi istirahat dan tidur
34
pasien terkait pembedahan
Pasien mengatakan lega, bersyukur sudah
melahirkan bayi melalui SC, tidak ada kendala
saat operasi, berjalan dengan lancar
5) Memotivasi mobilisasi dini 6 jam setelah
Pasien mengatakakn sudah bisa miring kanan
kiri, duduk di tempat tidur
6) Menganjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi TKTP
Pasien mengerti terkait nutrisi yang harus
dikonsumsi
Bau: Amis
Bekuan : tidak ada bekuan
2) Memeriksa perenium atau robekan (kemerahan,
edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan, jahitan)
R : kemerahan: tidak
E : bengkak; tidak
E : echimosis : tidak
D: Discharge : tidak ada
A: approximate : baik
3) Memonitor status pencernaan
Pasien mengatakan tidak ada mual dan tidak
muntah
Pasien mengatakan sudah makan 2x
menghabiskan ½ porsi
4) Memonitor tanda Homan
Tanda Homan : -/ -
5) Mengidentifikasi adanya masalah adaptasi psikologis
ibu postpartum
Letting go, ibu menerima perubahan pada
diri sendiri, ibu merasa puas dan akan
35
menjadi ibu yang baik
6) Mendukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
Ibu sudah melakukan miring kanan kiri, duduk
di tempat tidur
7) Memberikan kenyamanan pada ibu
8) Mendiskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat
selama masa postpartum
9) Mendiskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis
ibu postpartum
10) Menjelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
Pasien dan keluarga tampak paham terkait
penjelasan tanda bahaya nifas
18:00 1&3 11) Memberikan obat oral Ferrous Sulfate 1x1, asam
mefenamat 3x1 setelah makan sore
Obat sudah diminum
Tidak ada reaksi alergi, tidak ada gatal-gatal,
tidak ada bengkak
18:05 1 12) Memberikan obat Dexamethaxone 2x1 melalui IV
Obat sudah diberikan melalui IV
Tidak ada reaksi alergi, tidak ada gatal-gatal,
tidak ada bengkak
36
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny WP
Umur : 19 Tahun
No Rekam Medis : 00299XXX
Diagnosa : Anemia
2) Mengidentifikasi nyeri
Pasien mengatakan masih nyeri pada luka
operasi skala 2 (0-4) nyeri seperti tetusuk-
tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri
hilang timbul setiap 15 menit
3) Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
Pasien sudah tidak meringis, bersikap protektif
menghindari nyeri,sudah tidak gelisah,
berfokus pada diri sendiri dan lingkungan.
Pasien tidak merintih kesakitan
4) Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Pasien mengatakan nyeri saat banyak gerak dan
tidak nyeri saat berbaring dan duduk
5) Mengevaluasi TND untuk mengurangi rasa nyeri
Pasien masih mengingat TND
6) Memberikan Profenid melalui anus
Obat sudah diberikan
7) Memonitor efek samping penggunaan analgetik
Tidak ada reaksi alergi, tidak ada gatal-gatal,
37
tidak ada pembengkakan di seluruh badan
38
9) Mengajarkan cara merawat area insisi
Pasien tampak paham terkait penjelasan cara
merawat area insisi
Bau: Amis
Bekuan : tidak ada bekuan
2) Memeriksa perenium atau robekan (kemerahan,
edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan, jahitan)
R : kemerahan: tidak
E : bengkak; tidak
E : echimosis : tidak
D: Discharge : tidak ada
A: approximate : baik
3) Memonitor status pencernaan
Pasien mengatakan tidak ada mual dan tidak
muntah
Pasien mengatakan sudah makan 2x
menghabiskan 1 porsi
4) Memonitor tanda Homan
Tanda Homan : -/ -
5) Mengidentifikasi adanya masalah adaptasi psikologis
ibu postpartum
Letting go, ibu menerima perubahan pada diri
sendiri, ibu merasa puas dan akan menjadi ibu
yang baik
6) Mendukung ibu untuk melakukan mobilisasi
Ibu sudah berjalan dari tempat tidur ke kamar
mandi dan berjalan sekitar kamar
7) Memberikan kenyamanan pada ibu
8) Menganjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi TKTP
39
Pasien mengerti terkait nutrisi yang harus
dikonsumsi
40
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Ny WP
Umur : 19 Tahun
No Rekam Medis : 00299XXX
Diagnosa : Anemia
7/6/22 1 S
15:10
1) Pasien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
Anis N
skala 2 (0-4) nyeri seperti tetusuk-tusuk, menyebar
dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 15
menit
2) Pasien mengatakan semalam bisa tidur dari jam
22:00-05:00 dengan sering terbangun karena terasa
nyeri
O
7/6/22 2 S
15:20
1) Pasien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
Anis N
skala 2 (0-4) nyeri seperti tetusuk-tusuk, menyebar
41
dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 15
menit
O
7/6/22 3 S:
15:30
1) Pasien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
Anis N
skala 2 (0-4) nyeri seperti tetusuk-tusuk, menyebar
dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 15
menit
2) Pasien mengatakan sudah makan 2x menghabiskan 1
porsi
O:
42
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny WP 19 tahun Pasien datang ke IGD RSU Kabupaten Tanggerang pada tanggal
5/5/2022 pukul 20:00 dengan rujukan Puskesmas Kemiri dengan Preterm labor. Pasien
mengaku hamil G1 26 minggu dengan HPHT lupa. control di Bidan 3x, puskesmas 1, USG
tidak pernah. Pasien datang dengan mules sejak pukul 17:00WIB, Lendir (+), keluar air-air
(-), keputihan (+) sejak 1 bulan, tidak diobati. Riwayat mens pertama umur 12 tahun, 5-7
hari. riwayat menikah 1x pada tahun 2021. Riwayat obstetric G1 hamil ini. Pasien dilakukan
pemeriksaann Laboratorium tanggal 05/06/2022 jam 20:38:15 dengan hasil Hemoglobin :
10,6 g/dl (↓), Trombosit : 19,67 x10^3ul (↑), Hematokrit : 31 % (↓), Leukosit : 377 x10^3ul
(n), Basofil 0 %, Eosionofil : 1 % (↓), Batang 0 %(↓), Segmen 81 %(↑), Limfosit12 % (↓),
Monosit6 % (N).
43
disebabkan kurangnya oksigen yang akhirnya akan mengganggu suplai oksigen pada
metabolisme tubuh.
Pasien dilakukan operasi SC pada tanggal 6 Juni 2022 pukul 00:25 atas indikasi
gawat janin 31 minggu dengan ibu anemia (hb 10,6 g/dl). Tanggal 6/6/2022 pukul 01:25
WIB. lahir bayi perempuan BB 1760 gr, PB 40 cm, A/S 6/7. ketuban jernih dan jumlah
cukup. Lahir Plasenta lengkap dilakukan insersi IUD. SBU dijahit 2 lapis dengan PGA no 1
pada eksplorasi kedua Tiba dan ovarium normal . Abdomen ditutup lapis demi lapis. Tidak
ada perdarahan aktif. Tindakan operasi selesai pada pukul 01:25 WIB. Pada pukul 03:10 WIB
pasien di pindah ke ruang rawat aster. Bayi di rawat di ruang perina atas atas indikasi BBLR
karena kelahiran preterm. Pada bayi premature belum terjadi kematangan organ janin ketika
dilahirkan yang mengakibatkan banyaknya organ tubuh yang belum dapat bekerja dengan
sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi premature sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan
luar Rahim, sehingga mengalami gangguan kesehatan. Oleh karena itu saat lahir bayi dirawat
di Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
44
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan kasus yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa Ny.WP
usia 19 tahun mengalami anemia pada kehamilan dengan Hb 10,6 gr/dl yang
menyebabkan bayi yang dilahirkan premature dan BBLR. Sesuai pada teori yang telah
dibahas bahwasannya pada ibu hamil dengan anemia dapat terjadi gangguan penyaluran
oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin yang mempengaruhi fungsi
plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang janin, meningkatkan resiko berat badan lahir rendah dan premature, sesuai pada
kasus yang terjadi pada Ny.WP bayi yang dilahirkan mempunyai indikasi gawat janin
dengan usia gestasi 31 minggu dan BBLR 1760 gr. Maka diagnose keperawatan yang
ditegakkan pada kasus ini yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan fisik
prosedur operasi SC, Gangguan Integritas Kulit Berhubungan Dengan Faktor mekanis
prosedur operasi SC, Resiko Infeksi Berhubungan Dengan Efek Prosedur Invasif SC,
kerusakan integritas kulit post SC dan Penurunan Hemoglobin, dengan intervensi
keperawatan manajemen nyeri, perawatan Area insisi, perawatan pasca SC dan perawatan
pasca persalinan.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Pada Rumah Sakit diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan
asuhan keperawatan pada ibu post partum agar dapat mempercepat proses pemulihan
khususnya pada ibu yang mengalami masalah pada proses persalinan nya.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Pada institusi Pendidikan Pendidikan diharapkan dapat lebih meningkatkan
dan menambah referensi terkait berbagai permasalahan post partum sehingga dapat
membantu penulis atau mahasiswa yang membahas kasus serupa.
3. Bagi Profesi
45
Pada profesi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengkaji
serta melakukan asuhan keperawatan pada ibu post partum terutama yang mengalami
permasalahan ataupun komplikasi pasca persalinan.
Daftar Pustaka
Astuti, Reni Yuli dkk. 2018. Anemia dalam Kehamilan. : Pustaka Abadi
Dai, Nilam Fitriani. 2021. Anemia pada ibu hamil. Makassar : NEM
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri, ginekologi,
dan KB. Jakarta EGC
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi
2. Jakarta : EGC.
Muaningsih, dkk. 2020. Maternitas dalam Ilmu Keperawatan. Yogyakarta : Rizmedia Pustaka
Indonesia
Syaiful, Yuanita dan Lilis Fatmawati. 2019. Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya :
jakad Media Publishing
Tarwoto. 2010. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan Penatalaksanaan. Jakarta
Trans Info Media
46