Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN CASE CONFERENCE

IBU POST PARTUM SECSIO CAESAREA DENGAN ANEMIA


SERTA RIWAYAT PRETEREM LABOR DAN FETAL DISTRESS

DI PAVILIUN ASTER ATAS

Laporan Case Conference Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas PPN Stase Maternitas
Pembimbing Akademik : Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., Ph.D
Pembimbing Ruangan: Maulinda Sadari Lubis, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh :

Afrizal Nur Kadir 41211095000001

Agistiya Titaniya Taufik 41211095000047

Ajeng Siti Rachmah F. 41211095000054

Alfy Fatchur Rizky 41211095000018

Alkamela Qisthi 41211095000034

Anabella Jasmine Nurnadhira 41211095000037

Andini Zahra 41211095000019


Anis Nursela 41211095000020

Anisa Dwi Ningrum 41211095000042

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji hanya bagi Sang Pencipta Allah


Subhanahuwata’ala, yang atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan Case Conference pasien di Ruang Aster mengenai
Ibu Post Partum Secsio Caesarea dengan Riwayat Hipertensi Dalam kehamilan
dan Gawat Janin. Laporan ini disusun sebagaimana untuk memenuhi target
pencapaian Program Profesi Ners Stase Maternitas di Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang. Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan
yang rapi, sistematik dan sesuai dengan kondisi klien sehingga mudah dipahami
oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian laporan ini jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman,
dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada,
serta mengeluarkan gagasan ataupunsaran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang berguna untuk menyempurnakan makalah ini akan penulis terima
dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
D. Manfaat......................................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................................8
A. Definisi......................................................................................................................................9
B. Etiologi......................................................................................................................................9
C. J Patofisiologi.............................................................................................................................7
D. Rentang Respon.........................................................................................................................9
E. Tanda dan Gejala.....................................................................................................................10
F. Akibat .....................................................................................................................................10
G. Komplikasi…………………………………………………………………………………… 11
H. Mpenalatalaksanaan Keperawatan dan Medis........................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................................13
A. PENGKAJIAN DAN GAMBARAN UMUM ........................................................................13
B. ANALISA DATA....................................................................................................................24
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………………………………….25
D. RENCANA KEPERAWATAN..............................................................................................26
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN.....................................................31
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................................60
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................................64
A. Kesimpulan..............................................................................................................................42
B. Saran........................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................43

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Post-partum adalah masa sesudah persalinan atau masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah kelahiran bayi, plasentam serta selaput yang diperlukan untuk pulihnya
kembali organ kandung reproduksi seperti sebelum hamil yang lamanya kurang lebih 6
minggu (Saleha dalam Nasrudin, 2020). Kondisi post partum biasanya ditentukan dari
proses persalinan yang terjadi entah itu spontan pervaginam atau melalui operasi sesar,
akan tetapi hal yang kini menjadi lumrah dan kerap kali menjadi opsi utama dalam
proses kelahiran pada kondisi kehamilan dan janin dengan kasus tertentu yang beresiko
adalah melaui operasi sesar. Sectio caesaria adalah proses persalinan yang dilakukan
dengan membuat sayatan dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina
(Gurusinga,2015). Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh (Ilmu
Kebidanan, 2014). Ada berapa indikasi untuk dilakukan tindakan SC adalah Gawat
janin, CPD (cephalopelvic disportion), persalinan tidak maju, plasenta previa, prolapsus
tali pusat, mal presentase janin/letak, panggul sempit dan preeklamsia (Jitowiyono S
&Kristiyanasari W, 2010).

Selain kondisi bayi, kondisi ibu juga turut andil dalam pertimbangan pelaksanaan
operasi sesar, seperti hipertensi, diabetes melitus, dan berbagai penyakit penyerta yang
dapat memperberat kondisi kemahilan ibu. Salah satu kondisi yang kerap kali kasat
mata dan beresiko tinggi adalah kondisi ibu dengan kekurangan darah atau anemia.
Proporsi ibu hamil dengan anemia berdasarkan data riskesdas 2018 mengalami
kenaikan angka presentase dari data tahun 2013 yakni dari 37,1% naik menjadi 48,9%
dengan setengah dari angka ini merupakan ibu hamil yang berada pada rentang usia 15-
24 tahun (Riskesdas, 2018). Banyak factor yang memengaruhi kejadian anemia pada
ibu hamil, salah satunya adalah kurangnya paparan informasi mengenai pentingnya gizi
dalam mempersiapkan proses kehamilan yang dimana hal ini berbanding lurus dengan
pengalaman dan usia ibu. Semakin muda usia ibu saat memulai rumah tangga, bisa jadi
semakin rendah pula pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki mengenai persiapan
proses kehamilan. Hal ini dapat memicu kondisi yang beresiko tinggi dalam kehamilan,
hal ini tentunya dapat membahayakan ibu dan
4 juga janin yang dikandungnya. Salah satu
contoh adalah proporsi remaja putri dalam mengonsumsi tablet tambah darah.
Berdasarkan data riskesdas tahun 2018, provinsi Banten memiliki persentase penduduk
remaja putri yang pernah memperoleh tablet tambah darah hanya sebesar 17,7% atau
sekitar 4.233 orang. Jauh jika dibandingkan provinsi lain yang dapat mencapai angka
presentase berkisar antara 30 – 47% (Riskesdas, 2018).

Kondisi ibu saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
selama masa kehamilan. Hal ini akan berujung pada kelahiran bayi yang berada
dibawah ambang bayi baru lahir normal. Kondisi seperti berat badan lahir rendah,
ketidaksempurnaan pertumbuhan organ saat lahir, hingga kematian janin dapat menjadi
dampak dari kelalaian ibu dalam memperhatikan kondisinya baik sebelum maupun
selama hamil. Perawatan bayi dengan kondisi tertentu terutama anemia yang tidak
teratasi dapat berbahaya bagi ibu. Ditambah lagi, ibu pada masa post partum tanpa
adanya kondisi adekuat seperti pemantauan intensif, kontraksi uterus untuk mencegah
perdarahan post partum, kadar hemoglobin dalam darah juga dapat mempengaruhi
kejadian perdarahan. Oleh karena itu, layanan keperawatan ibu baik dari post-partum
sangat perlu perhatian yang utama untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok merumuskan permasalahan
“Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ibu Post Partum Secsio Caesarea dengan
Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan maternitas pada Ibu Post
Partum Secsio Caesarea dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal
Distress.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pada Ibu Post Partum Secsio Caesarea
dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress
b. Mampu membuat analisa data pada pada Ibu Post Partum Secsio Caesarea
dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress
c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada Ibu Post Partum Secsio
Caesarea dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress.
5
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan Ibu Post Partum Secsio
Caesarea dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress.

D. Manfaat
1. Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan informasi dan pedoman bagi pembuatan makalah atau penulisan
berikutnya khususnya pada asuhan keperawatan Ibu Post Partum Secsio Caesarea
dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress

2. Instansi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang


a. Sebagai bahan masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik pelayanan
keperawatan khususnya keperawatan maternitas pada Ibu Post Partum Secsio
Caesarea dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal Distress
b. Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat kebijakan
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan pada Ibu
Post Partum Secsio Caesarea dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan
Fetal Distress
3. Penulis
a. Sebagai tambahan wawasan tentang asuhan keperawatan Ibu Post Partum
Secsio Caesarea dengan Anemia serta Riwayat Preterm Labor dan Fetal
Distress

6
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh
(Astriana, 2017). Anemia dapat terjadi pada ibu hamil dengan kondisi kekurangan sel
darah merah pada trimester I dan II yakni kadar hemoglobin (Hb) < 11 g/dl dan
trimester III <10,5 g/dl, kondisi kekurangan sel darah merah ini berpotensi berbahaya
bagi ibu dan janin (Tampubolon dkk, 2021). Gawat janin dapat terjadi bila janin tidak
menrima cukup oksigen, sehingga mengalami hipoksia (Muaningsih, 2020).
Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pemabwa oksigen ke seluruh jaringan. Anemia pada wanita hamil yang
disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru
sehingga tubuh mengalami kekurangan sel darah merah, dinamakan anemia
hipoplastik dalam kehamilan. Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat
hiposelularitas (Astuti, 2018).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun dan menurunnya
hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ
vital pada ibu hamil dan janin menjadi berkurang. Rendahnya kapasitas darah untuk
membawa oksigen memacu jantung meningkatkan curah jantung. Jantung yang terus-
menerus dipacu bekerja keras dapat mengakibatkan gagal jantung dan komplikasi lain
seperti preeklampsia. Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai peluang
mengalami perdarahan pada saat melahirkan yang dapat berakibat pada kematian.
Anemia bukan hanya berdampak pada ibu, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
menderita defisiensi zat besi atau anemia kemungkinan besar mempunyai cadangan
zat besi yang sedikit atau tidak mempunyai persediaan sama sekali di dalam tubuhnya
walaupun tidak menderita anemia. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fungsi
kognitif saat remaja dan dewasa (Dai, 2021).
7
Tingkatan anemia (Syaiful, 2019):
1. Anemia ringan : 9 – 10 gr/dL
2. Anemia sedang : 7 – 8 gr/dL
3. Anemia berat : <7 gr/dL
B. Klasifikasi
1. Anemia defisiensi besi :
a. Defisiensi besi
1) Feritin serum darah turun
2) Hemosiderin sumsum tulang turun
3) Parameter status besi normal
4) Reabsorpsi meningkat
b. Eritropoesis defisiensi besi
1) Cadangan besi kosong (sangat kurang)
2) Transportasi besi menurun (serum besi turun)
3) Saturasi transferin dan protoporfirin meningkat
4) Hemoglobin dan hamtokrit normal
5) Secara klinis tidak dijumpai anemia
c. Anemia defisiensi besi
2. Anemia karena infeksi
a. Infeksi cacing tambang : terjadi perdarahan menahun, kehilangan darah
melalui intestinum
b. Infeksi malaria : kehilangan darah karena terjadi hemolisis eritrosit dalam
proses infeksi
c. Infeksi HIV : menimbulkan gangguan sistem eritropoitik dan mengurangi
reaksi terhadap obat antianemia
3. anemia karena kekurangan asam folat
a. Megaloblastik anemia
b. Ganggian proses pembentukan eritrosit
c. Asam folate makanan kurang karena terlalu lama direbus
d. Memanaskan makanan berulang
4. Anemia karena kelainan hemoglobin
a. Siklus sel anemia 8
b. Talasemia anemia

C. Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil (Kemenkes, 2020) :
1. Pola makan yang kurang beragam dan bergizi seimbang, ibu hamil setiap kali
makan harus mengonsumsi makanan yang mengandung protein, karbohidrat
dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
2. Kurangnya asupan makanan kaya zat besi seperti hati, ikan, telur, daging,
sayuran dan buah berwarna
3. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat (jarak kehamilan berikutnya <
2 tahun)
4. Ibu hamil mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) dengan Lingkar Lengan
Atas (LiLA) < 23.5 cm
5. Mengalami infeksi yang menyebabkan kehilangan zat besi, seperti kecacingan
dan malaria (terutama daerah endemik malaria)
D. Patofisiologi

Kehamilan menyebabkan kebutuhan oksigen menjadi lebih tinggi daripada


keadaan normal sehingga hal ini memicu peningkatan produksi eritopoetin. Akibat
meningkatkan produksi eritropoetin ini menyebabkan volume plasma bertambah dan
jumlah eritrosit (sel darah merah) meningkat. Akan tetapi, bertambahnya volume
plasma darah lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah eritrosit sehingga
hal ini mengakibatkan menurunnya kadar haemoglobin.

Peningkatan volume plasma darah dalam kehamilan ini menyebabkan anemia


fisiologis pada ibu hamil. Artinya, jika pada wanita yang tidak hamil kadar hb normal
adalah 12gr/dl, maka pada wanita hamil kadar hb normal adalah 11gr/dl. Volume
plasma pada ibu hamil mulai meningkat dimulai dari usia kandungan 6 minggu dan
mencapai puncaknya pada usia kandungan 24 minggu akan tetapi dapat pula terus
meningkat sampai usia kandungan 37 minggu. Volume plasma dapat meningkat
hingga 40% lebih tinggi pada wanita hamil jika dibandingkan dengan wanita tidak
hamil (Astuti, 2018).

9
E. Tanda dan Gejala

Beberapa tanda dan gejala anemia pada ibu hamil (Kemenkes, 2020) :

1. Lesu, lelah, letih, lemah, lunglai (5L)


2. Kelopak mata pucat
3. Mata berkunang-kunang
4. Pusing dan sering sakit kepala
5. sulit berkonsentrasi
6. napas terasa pendek
7. sering mengalami kram kaki

F. Akibat
Akibat anemia pada masa kehamilan (Manuaba, 2001) :
1. Hamil muda (trimester pertama)
a. Abortus
b. Missed abortus
c. Kelainan kongenital
2. Trimester kedua
a. Persalinan premature
b. Perdarahan antepartum
c. Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
d. Asfiksia intrauterine sampai kematian
e. Berat badan lahir rendah
f. Gestosis dan mudah terkena infeksi
g. IQ rendah
h. Dekompensasio kodis-kematian ibu
3. Saat inpartu
a. Gangguan his primer dan sekunder
b. Janin lahir dengan anemia
c. Persalinan dengan tindakan tinggi (ibu cepat Lelah, gangguan perjalanan
persalinan perlu tindakan operatif)
4. Pasca partu
10
a. Atonia uteri menyebabkan perdarahan
b. Retensio plasenta
c. Perlukaan sukar sembuh
d. Mudah terjadi febris puerperalis
e. Gangguan involusi uteri
f. Kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi puerperalis, dan gestosis)

G. Komplikasi
Anemia yang terjadi selama hamil dapat menimbulkan berbagai masalah yang
mengancam ibu maupun janin. Adapun komplikasi anemia gravidarum baik
pengaruhnya pada ibu maupun janin antara lain :
1. Perdarahan intrapartum dan postpartum
2. Abortus
3. Kelahiran premature
4. IUGR
5. IUFD
6. BBLR
7. Bayi lahir dengan cacat bawaan
8. Bayi lahir dengan anemia
9. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi setelah lahir
10. Ibu rentan terkena infeksi masa nifas
11. Pengeluaran ASI berkurang

H. Penatalaksanaan (Medik dan Keperawatan)


1. Tatalaksana umum
a. Program pencegahan anemia gravidarum yang dilakukan oleh pemerintah
indonesia adalah pemberian tablet zat besi (sulfas ferosus) 65mg sebanyak 1x1
tablet selama 90 hari (selama kehamilan).
b. Anjurkan ibu untuk meminum tablet zat besi pada malam hari untuk
mencegah terjadinya efek samping mual akibat mengkonsumsi zat besi.
c. Anjurkan ibu untuk meminum tablet zat besi bersamaan dengan jus jeruk atau
buah lain yang mengandung vitamin c agar membantu proses absorpsi zat besi
dalam tubuh serta ingatkanibu untuk tidka meminum tablet zat besi bersamaan
11
dengan teh atau kopi karena hal tersebut dapat menghambat penyerapan zat
besi dalam tubuh.
d. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang banyak mengandung zat besi
selama kehamilan. Kandungan zat besi banyak terkandung dalam
sumbermakanan hewani seperti daging, ayam dan ikan. Kemudia untuk
sumber makanan nabati seperti sereal, telur, kacang-kacangan, kedelai,
sayuran berwarna gelap atau hijau, dan beberapa jenis buah kering seperti
plum dan kismis.
e. Apabila ibu terdiagnosa menderita anemia, maka bidan memberikan suplemen
zat besi dan asam folat. Berikan tablet fe 60mg dan asam folat 250microgram
sebanyak 3x1 tablet, apabila dalam 90 hari keadaan anemia ibu membaik,
lanjutkan pemberian tersebut sampai 42 hari postpartum. Namun apabila
keadaan anemia ibu tidak membaik, maka lakukan rujukan ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mengetahui penyebab pasti
anemia yang dialami ibu.
2. Tatalaksana khusus

Tatalaksana khusus dilakukan pada tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
seperti puskesmas atau rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap.

a. Apabila terdapat pemeriksaan penunjang, lakukan pemeriksaan darah untuk


mengetahui secara pasti penyebab anemia.
1) Anemia defisiensi besi : lakukan pemeriksaan ferritin. Jika kadar ferritin
<15ng/ml, maka berikan terapi zat besi 180mg perhari. Jika kadar ferritin
normal maka lakukan pemeriksaan tibc dan si.
2) Anemia defisiensi asam folat dan vitamin b12 : berikan asama folat 1x2
mg dan vitamin b12 1x250-1000microgram.
3) Thalasemia : ibu yang dicurigai menderita thalasemia perlu dilakukan
tatalaksana dengan dokter spesialis penyakit untuk mendapatkan
pengobatan yang lebih spesifik.
b. Lakukan transfusi darah untuk kondisi pasien dengan
1) Kadar Hb <7g/dl atau hematokrit <20%
2) Kadar Hb <7g/dl dengan gejala klinis pusing, pandangan berkunang-
kunang, dan takikardia.

12
c. Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memantau
pertambahan TFU, DJJ dan USG secara berkala.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Gambaran Umum Kasus

Ny WP 19 tahun Pasien datang ke IGD RSU Kabupaten Tanggerang pada tanggal


5/5/2022 pukul 20:00 dengan rujukan Puskesmas Kemiri dengan Preterm labor. Pasien
mengaku hamil G1 26 minggu dengan HPHT lupa. control di Bidan 3x, puskesmas 1,
USG tidak pernah. Pasien datang dengan mules sejak pukul 17:00WIB, Lendir (+),
keluar air-air (-), keputihan (+) sejak 1 bulan, tidak diobati. Riwayat mens pertama
umur 12 tahun, 5-7 hari. riwayat menikah 1x pada tahun 2021. Riwayat obstetric G1
hamil ini. Pasien dilakukan pemeriksaann Laboratorium tanggal 05/06/2022 jam
20:38:15 dengan hasil Hemoglobin : 10,6 g/dl (↓), Trombosit : 19,67 x10^3ul (↑),
Hematokrit : 31 % (↓), Leukosit : 377 x10^3ul (n), Basofil 0 %, Eosionofil : 1 % (↓),
Batang 0 %(↓), Segmen 81 %(↑), Limfosit12 % (↓), Monosit6 % (N).

Pasien dilakukan operasi SC pada tanggal 6 Juni 2022 pukul 00:25 atas indikasi
gawat janin 31 minggu dengan ibu anemia (hb 10,6 g/dl). Tanggal 6/6/2022 pukul
01:25 WIB. lahir bayi perempuan BB 1760 gr, PB 40 cm, A/S 6/7. ketuban jernih dan
jumlah cukup. Lahir Plasenta lengkap dilakukan insersi IUD. SBU dijahit 2 lapis
dengan PGA no 1 pada eksplorasi kedua Tiba dan ovarium normal . Abdomen ditutup
lapis demi lapis. Tidak ada perdarahan aktif. Tindakan operasi selesai pada pukul 01:25
WIB. Pada pukul 03:10 WIB pasien di pindah ke ruang rawat aster. Bayi di rawat di
ruang perina atas atas indikasi BBLR.

Saat dilakukan pengkajian tanggal 6 juni 2022 dinas siang, keadaan umum pasien
sakit sedang, compos mentis. TTV : 122/86 mm/Hg. Nadi 80x/mnt, suhu 36,3 oC, RR:
20x/menit. Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala 3 (0-4) nyeri seperti
tetusuk-tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 3 menit.
Terdapat luka operasi yang di jahit perlapis dari dinding Rahim ke abdomen dengan di
tutup kassa. Balutan luka operasi SC tidak ada darah yang merembes, tidak ada
bengkak, tidak kemerahan sekitar balutan, tidak ada hematoma. Pasien tampak
13
meringis, bersikap protektif menghindari nyeri, gelisah, berfokus pada diri sendiri.
Pasien merintih kesakitan dan memegang area yang sakit.

Ditegakan Diagnosa perawat nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan


fisik prosedur operasi SC dengan tujuan tingkat nyeri menurun dan di intervensi
manajemen nyeri. Diagnosa perawat kedua yaitu Gangguan Integritas Kulit
Berhubungan Dengan Faktor mekanis prosedur operasi SC dengan tujuan integritas
Kulit dan Jaringan meningkat dan di intervensi dengan perawatan Area insisi dan
perawatan pasca SC. Diagnosa keperawtan yang ketiga yaitu Resiko Infeksi
Berhubungan Dengan Efek Prosedur Invasif SC, kerusakan integritas kulit post SCdan
Penurunan Hemoglobin dengan tujuan tingkat infeksi menurun dan di intervensi dengan
perawatan pasca persalinan.

Terapi farmakologis yang diberikan selama di RSU yaitu Ondansentron 4 mg IV,


Oxytocin 30ml drip, Ketorolac 3x30 mg, Tramadol 100 drip, Paracetamol 1 gr drip,
Ceftriaxon 2x2 gram, Profenid 3x 1, Dexamethaxone 2x1, Nifedipine 4x10, Cefodroxil
2x1 , Asam mefenamat 3x1, Ferrous Sulfate 1x.

Pasien pulang pada tanggal 7 Juni 2022 pukul 15:45WIB dijemput oleh keluarga.
Keadaan pasien waktu pulanh dengan suhu 36,5 0C, TD;110/85 mmHg, N 95x/menit,
RR 20x/menit, SpO2 : 100% dengan membawa obat Cefazoline 2x1, Asam mefenamat
1x1, Ferrous Sulfate 1x1.

14
PENGKAJIAN POSTPARTUM
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MATERNITAS

Nama Mahasiswa :

1. Afrizal Nur Kadir 41211095000001

2. Alfy Fatchur Rizky 41211095000018

3. Andini Zahra 41211095000019

4. Anis Nursela 41211095000020

5. Alkamela Qisthi 41211095000034

6. Anisa Dwiningrum 41211095000042

7. Agistiya Titania Taufik 41211095000047

8. Anabella Jasmine Nurnadhira 41211095000048

9. Ajeng Siti Rachmah 41211095000054

15
Tempat Praktek : RSU Kabupaten Tanggerang Ruang Aster (Post Partum)

Tanggal : 6-18 Juni 2022

I. DATA UMUM

Inisial klien : Ny. WP Inisial Suami : Tn E


Umur : 19 Tahun 4 Bulan Usia : 25 tahun
Alamat : Kec. Kemiri Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Kariyawan.
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Suku Bangsa :Betawi
Status Perkawinan :Kawin
Pendidikan Terakhir :SMK

A. Keluhan utama:

Pasien datang ke IGD RSU Kabupaten Tanggerang pada tanggal 5/5/2022 pukul
20:00 dengan rujukan Puskesmas Kemiri dengan Preterm labor. Pasien mengaku hamil
G1 26 minggu dengan HPHT lupa. control di Bidan 3x, puskesmas 1, USG tidak
pernah. Pasien datang dengan mules sejak pukul 17:00WIB, Lendir (+), keluar air-air
(-), keputihan (+) sejak 1 bulan, tidak diobati. Riwayat mes pertama umur 12 tahun, 5-7
hari. riwayat menikah 1x pada tahun 2021. Riwayat obstetric G1 hamil ini.

Saat ini pasien post OP SC dan dilakukan insersi IUD tanggal 6/6/2022 pukul 01:25
WIB. lahir bayi perempuan BB 1760 gr, PB 40 cm. ketuban jernih dan jumlah cukup.
Plasenta lengkap. Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala 3 (0-4) nyeri seperti
tetusuk-tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 3 menit.
Terdapat luka operasi yang di jahit perlapis dari dinding Rahim ke abdomen dengan di
tutup kassa. Balutan luka operasi SC tidak ada darah yang merembes, tidak ada
bengkak, tidak kemerahan sekitar balutan, tidak ada hematoma.

16
B. Riwayat Kehamilan dan persalinan yang lalu : ANAK PERTAMA

No Tahun Tipe Penolong Jenis BB Lahir Keadaan Masalah

Persalinan Kelamin bayi Kehamilan

waktu lahir

Pengalaman menyusui : tidak berapa lama :-

C. Riwayat Kehamilan saat ini :


1. Berapa kali periksa hamil : 4x (3x Bidan, 1x puskesmas, USG tidak pernah)
2. Masalah kehamilan: Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama hamil

D. Riwayat Persalinan
1. Jenis persalinan : Sectio Caesarea
a/i gawat janin pada G1 hamil 31 minggu, ibu dengan anemia
Tanggal/jam 6/6/2022 jam 01:25.
2. Jenis Kelamin Bayi : Perempuan,BB/PB 1760 gram/ 40 cm, A/S : 6/7
3. Pendarahan 200cc
4. Masalah dalam persalinan Tidak ada

E. Riwayat Ginekologi
1. Masalah Ginekologi: Tidak ada keluhan
2. Riwayat KB: Tidak pernah KB

17
I. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
1. Status Obstetri : H1P1A0
Bayi rawat gabung : tidak, bayi di perina atas
Jika tidak alasan : BBLR (1760gram)
2. Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
3. Pasien tampak meringis, bersikap protektif menghindari nyeri, gelisah, berfokus pada
diri sendiri. Pasien merintih kesakitan dan memegang area yang sakit
4. BB/TB 55kg /165 cm
5. Tanda vital
 Tekanan darah 122/86 mm/Hg. Nadi 80x/mnt: suhu 36,3 oC
 Pernapasan 20x/menit
6. Kepala leher
 Kepala : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada hematom, tidak ada nyeri,
tidak pusing, tidak pening, tidak ada krepitasi, persebaran rambut merata,
rambut tidak rontok, rambut bersih
 Mata : mata simetris, konjungtiva merah, sklera anikterik,pupil isokor, mata
berfungsi dengan baik,
 Hidung : hidung simetris, bersih tidak ada secret, tidak ada perdarahan, tidak
ada polip, hidung berfungsi dengan baik
 Mulut : bibir lembab, tidak stomatitis, tidak berbau, tidak ada perdarahan
dimulut, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada gigi berlubang, lidah
bersih, tidak ada pembengkakan di gusi.
 Telinga : Telinga simetris, tidak ada polip, tidak ada cairan didalam telinga
atau di sekitar teling, tidak ada nyeri, kedua telinga dapat mendengar dengan
baik.
 Leher : tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri, tidak ada kaku kuduk,
tidak ada nyeri menelan, tidak ada peningkatan JVP.
 Masalah Khusus : Tidak ada
7. Dada
 Jantung : bunyi jantung s1/s2 normal, irama jantung teratur, pergerakan dada
simetris, tidak ada murmur, tidak ada gallop
 Paru : tidak ada sesak, irama paru teratur, pergerakan dada simetris, bunyi
nafas vesikuler, ronchi-/-, wheezing18
-/-, mengi-/-
 Payudara : payudara simetris dan lembek, bersih tidak ada hiperpigmentasi,
bentuk papilla menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada hematom, tidak ada
pembengkakan yang berlebihan
 Putting susu : Putting susu simetris, putting menonjol, bentuk normal , putting
berada di tengah-tengah areola, tidak ada benjolan, tidak ada hematom, tidak
ada lecet, dada membesar, keras dan nyeri ditandai dengan sekresi air susu
 Pengeluaran : Pengeluaran ASI baik
 Masalah Khusus : Tidak ada masalah

8. Abdomen
 Involusi uterus
Fundus uteri : 2 jari dibawah pusat Kontraksi baik
 Kandung kemih : Teraba keras
 Diastasis Rektus Abdominis 2x3 cm
 Fungsi pencernaan : Bising usus 12x/menit, tidak teraba skibala, tidak ada
mual, tidak ada muntah
 Perut: terdapat striae albicans disekitar abdomen bagian bawa berwarna
merah seperti luka parut, hasil cubitan kembali kurang dari 3 detik.
 Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala 3 (0-4) nyeri seperti
tetusuk-tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 3
menit.
 Dilakukan insersi IUD. SBU dijahit 2 lapis dengan PGA no 1 pada eksplorasi
kedua Tiba dan ovarium normal . Abdomen ditutup lapis demi lapis.
Terdapat luka operasi yang di jahit perlapis dari dinding Rahim ke abdomen
dengan di tutup kassa.
 Balutan luka operasi SC tidak ada darah yang merembes, tidak ada bengkak, tidak
kemerahan sekitar balutan, tidak ada hematoma.
 Masalah khusus :Tidak ada

9. Perineum dan genital


 Vagina :
 integritas kulit Baik
edema tidak ada
memar tidak ada 19
hematom tidak ada
 cerviks : Tidak ada peregangan serviks karena persalinan section cesaria
 Perineum : Utuh
Tanda REEDA : R : kemerahan: tidak
E : bengkak; tidak
E : echimosis : tidak
D: Discharge : tidak ada
A: approximate : baik
Kebersihan : Masih keluar darah dari vagina sekitar 200cc
 Lokia
Jumlah 200cc
Jenis/warna Lochea rubra/merah pekat
Konsistensi Cair dan ada yang bergumpal berisi darah segar
 Hemorroid : Tidak ada
 Masalah khusus :Tidak ada

10. Ekstremitas Bawah


 Ekstremitas kanan : edema; tidak; nyeri ; tidak; Refleks patella: + /+,
Varises: - / - ; Tanda Homan : -/ -

 Ekstremitas kiri : edema; tidak; nyeri ; tidak; Refleks patella: + /+,


Varises: - / - ; Tanda Homan : - / -
 Masalah khusus : Tidak ada

11. Eliminasi
 Urine : bening kebiasaan BAK 10-15x dalam sehari
BAK saat ini: Menggunakan kateter urine, pengeluaran urine 500cc, berwarna
kuning jernih, konsistensi cair
 BAB : lunak kebiasaan BAB 2x sehari
BAB saat ini Belum BAB semenjak di RS kontisipasi: tidak

12. Istirahat dan kenyamanan


 Pola tidur : kebiasaan tidur, lama 5 jam tidur malem, 1 jam tidur siang
20
Pola tidur saat ini: pasien mengatakan baru tidur jam 3:30 setelah dipindah
dari ruang operasi bangun jam 6, tidur siang 1 jam dari jam 13:00-14:00.
Pasien mengatakan sulit tidur semenjak trimester 3 dan 3 hari terakhir
jarang tidur karena merasa nyeri hebat
 Keluhan ketidaknyamanan : ya lokasi perut bagian bawa, luka post SC
Sifat seperti ditusuk-tusuk intensitas hilang timbul

13. Mobilisasi dan latihan


 Tingkat mobilisasi : bed rest, dibantu, bertahap
 Latihan/senam : pasien mengatakan tidak pernah mengikuti latihan senam
 Latihan saat ini : Mobilisasi bertahap dengan melakukan pengaturan posisi
semi fowler lalu abngun dari tidur, duduk di pinggir Kasur, berdiri, berjalan
sekitar kamar
 Masalah khusus: Tidak ada

14. Nutrisi dan cairan


 Asupan Nutrisi : pasien baru makan 2x (pagi dan siang). diet nasi biasa 1900
kalori, protein 71,2 gram, nafsu makan: baik
 Asupan Cairan : Pasien mengatakan hari ini sudah minum 600 ml air mineral,
terpasang IVFD: 20tetes/menit RL 500ml
 Masalah khusus Tidak ada

15. Keadaan mental


 Adaptasi psikologi ;Letting go, ibu menerima perubahan pada diri sendiri, ibu
merasa puas dan akan menjadi ibu yang baik
 Penerimaan terhadap bayi: Ibu menerima bayi dengan senang hati, ibu
mengatakan ingin menggending bayinya
 Masalah khusus: Tidak ada

16. Kemampuan menyusui : belum dapat menyusui langsung karena bayi di rawat di
ruang perina atas

21
17. Obat-obatan
 Ondansentron 4 mg IV
 Oxytocin 30ml drip
 Ketorolac 3x30 mg
 Tramadol 100 drip
 Paracetamol 1 gr drip
 Ceftriaxon 2x2 gram
 Profenid 3x 1
 Dexamethaxone 2x1
 Nifedipine 4x10
 Cefodroxil 2x1
 Asam mefenamat 3x1
 Ferrous Sulfate 1x1
18. Keadaaan umum ibu kesadaran compos mentis tanda vital 122/86 mm/Hg
19. Jenis Persalinan : Sectio Caesarea
20. Proses persalinan : Kala I : …………………… jam

Kala II : …………………… menit

Kala III : …………………… menit

21. Komplikasi persalinan : Ibu Tidak ada janin Tidak ada


22. Lamanya ketuban pecah: kondisi ketuban jernih jumlah cukup

II. KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


1. Lahir tanggal: 6/6/62022 jam 01:25 sex : perempuan
2. Kelahiran : tunggal
3. Tindakan resusitasi : membersihkan jalan nafas dengan suction.
4. Plasenta : Berat…………………….. Tali pusat : panjang :
…………………………..
Ukuran……………………………….. Jumlah pembuluh
darah……………………..
Kelainan Tidak ada
22
NILAI APGAR

TANDA NILAI JUMLA


H
0 1 2

Denyut ( ) O tidak ada ( ) O <100 ( ) O <100


jantung

Usaha Nafas ( ) O Tidak ada ( ) O Lambat ( ) O Mengangis


kuat

Tonus Otot ( ) O Lumpauh ( ) O Ekatremitas fleksi ( ) O Gerakan aktif


sedikit

Refleks ( ) O Tidak ( ) O Gerakan sedikit ( ) O Reaksi


bereaksi melawan

Warna ( ) O biru/pucat ( ) O Tubuh kemerahan ( ) O Kemerahan

Tangan dan kaki biru

Hasil Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan Laboratorium tanggal 05/06/2022 jam 20:38:15
Hemoglobin : 10,6 g/dl (↓)
Trombosit : 19,67 x10^3ul (↑)
Hematokrit : 31 % (↓)
Leukosit : 377 x10^3ul (n)
Basofil 0 %
Eosionofil : 1 % (↓)
Batang 0 %(↓)
Segmen 81 %(↑)
Limfosit12 % (↓)
Monosit6 % (N)

Perencanaan Pulang
23
Pasien pulang pada tanggal 7 Juni 2022 pukul 15:45WIB dijemput oleh keluarga. Keadaan
pasien waktu pulanh dengan suhu 36,5 0C, TD;110/85 mmHg, N 95x/menit, RR 20x/menit,
SpO2 : 100% dengan membawa obat Cefazoline 2x1, Asam mefenamat 1x1, Ferrous Sulfate
1x1.

24
ANALISA DATA
Nama klien : Ny WP
Umur : 19 Tahun
No Rekam Medis : 00299XXX
Diagnosa : Anemia

N DATA MASALAH
O

1 Data Subjektif : Nyeri Akut


Berhubungan
1) Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala 3 (0-4) nyeri
Dengan agen
seperti tetusuk-tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri
pencederaan
hilang timbul setiap 3 menit
fisik prosedur
2) Pasien mengatakan sulit tidur semenjak trimester 3 dan 3 hari
operasi SC
terakhir jarang tidur karena merasa nyeri hebat

Data Objektif :

1) Keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran


compos mentis
2) TTV : 122/86 mm/Hg. Nadi 80x/mnt, suhu 36,3 oC, RR:
20x/menit
3) Pasien tampak meringis, bersikap protektif menghindari
nyeri, gelisah, berfokus pada diri sendiri
4) Pasien merintih kesakitan dan memegang area yang sakit
5) Terdapat luka operasi yang di jahit perlapis dari dinding
Rahim ke abdomen dengan ditutup kassa.

2 Data Subjektif : Gangguan


Integritas Kulit
1) Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala 3 (0-4) nyeri
Berhubungan
seperti tetusuk-tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri
Dengan Faktor
hilang timbul setiap 3 menit
mekanis
Data Objektif : prosedur

1) Terdapat luka operasi yang di jahit perlapis dari dinding operasi SC

Rahim ke abdomen dengan ditutup


25dengan kassa
2) Balutan luka operasi SC tidak ada darah yang merembes,
tidak ada bengkak, tidak kemerahan sekitar balutan, tidak ada
hematoma.

3 Data Subjektif: Resiko Infeksi


Berhubungan
1) Pasien Mengatakan nyeri pada luka SC
Dengan Efek
2) Pasien mengatakan bahwa dirinya lemas
Prosedur
Data Objektif : Invasif SC,

1) Terdapat luka operasi yang di jahit perlapis dari dinding kerusakan

Rahim ke abdomen dengan ditutup kassa integritas kulit

2) Lochea 200cc warna merah pekat bau amis post SCdan

3) TFU 2 jari di bawa pusat Penurunan

4) Hasil Laboratorium tanggal 05/06/2022 jam 20:38:15 Hemoglobin

a. Hemoglobin : 10,6 g/dl (↓)


b. Trombosit : 19,67 x10^3ul (↑)
c. Hematokrit : 31 % (↓)
d. Leukosit : 377 x10^3ul (n)

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencederaan Fisik Prosedur Operasi SC


2) Gangguan Integritas Kulit Berhubungan Dengan Faktor mekanis prosedur operasi SC
3) Resiko Infeksi Berhubungan Dengan Efek Prosedur Invasif SC, kerusakan integritas
kulit post SCdan Penurunan Hemoglobin

26
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny WP

Umur : 19 Tahun
No Rekam Medis : 00299XXX
Diagnosa : Anemia

NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI


KEPERAWATAN

1 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan asuhan MANAJEMEN NYERI


Berhubungan keperawatan selama 2x24 jam Observasi :
Dengan Agen diharapkan nyeri pada pasien 1. Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Pencederaan Fisik berkurang dengan kriteria hasil: nyeri
Prosedur Operasi 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri sedang (3)
SC 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
2. Meringis menurun (5)
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
3. Sikap protektif menurun (5)
5. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
4. Gelisah menurun (5)
6. Monitor efek samping penggunaan analgetik
5. Kesulitan tidur sedang (3)
6. Menarik diri menurun (5) Terapeutik :
7. Berfokus pada diri sendiri
menurun (5) 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
8. Frekuensi nadi 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
80-100x/menit (4)
Edukasi :
9. Pola nafas 15-20x/menit (4)
10. Tekanan darah 90/60 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

mmHg- 120/95 mmHg (4) 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

11. Proses berfikir membaik (4) 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

12. Fokus membaik (4) 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :

1) Kolaborasi pemberian Profenid 3x 1

2) Kolaborasi pemberian asam mefenamat 3x1

3) Kolaborasi pemberian Dexamethaxone 2x1

3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan asuhan Perawatan Area Insisi (I.14558)


Integritas Kulit keperawatan selama 2x24 jam
Observasi
Berhubungan diharapkan integritas kulit dan
Dengan Faktor jaringan meningkat dengan kriteria 1) Periksa lokasi insisi adanya kemerahan, bengkak, atau tanda-tanda

mekanis prosedur hasil: dehisen atau eviserasi

operasi SC 2) Monitor proses penyembuhan area insisi


1) Elastisitas sedang (3)
2) Hidrasi sedang (5) 3) Monitor tanda dan gejala infeksi
3) Kerusakan jaringan cukup
Terapeutik
menurun (2)
4) Kerusakan lapisan kulit 1) Bersihkan area insisi dengan pembersih yang tepat
cukup menurun (2) 2) Usap area sisi dari area yang bersih menuju area yang kurang bersih
5) Nyeri sedang (3) 3) Berikan salep gentamicin 0,1%
6) Perdarahan menurun (5) 4) Ganti balutan luka sesuai jadwal
7) Kemerahan sedang (3)
Edukasi
8) Hematoma cukup menurun
(2) 1) Jelaskan prosedur kepada pasien, dengan menggunakan alat bantu

9) Suhu kulit membaik (5) 2) Ajarkan meminimalkan tekanan pada tempat insisi
3) Ajarkan cara merawat area insisi

Perawatan Pasca Seksio Sesaria (I.14567)

Observasi

1) Identifikasi riwayat kehamilan dan persalinan


2) Monitor tanda-tanda vital ibu
3) Monitor respon fisiologis (mis. nyeri, perubahan uterus, kepatenan
jalan napas dan lokia)
4) Monitor kondisi lokal dan balutan
Terapeutik

1) Diskusikan perasaan, pertanyaan dan perhatian pasien terkait


pembedahan
2) Motivasi mobilisasi dini 6 jam

Edukasi

1) Informasikan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan bayi
2) Ajarkan latihan ekstrimitas, perubahan posisi, batuk dan napas
dalam
3) Anjurkan ibu cara menyusui, jika memungkinkan
4) Anjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi TKTP

3 Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan asuhan Perawatan Pasca Persalinan (I.07225)
Berhubungan keperawatan selama 2x24 jam
Observasi
Dengan Efek diharapkan tingkat infeksi menurun
Prosedur Invasif dengan kriteria hasil: 1) Monitor tanda-tanda vital

SC, kerusakan 2) Monitor keadaan lokia (mis. warna, jumlah, bau dan bekuan)
1) Kebersihan tangan
integritas kulit post 3) Periksa perenium atau robekan (kemerahan, edema, ekimosis,
meningkat (5)
SCdan Penurunan pengeluaran, penyatuan, jahitan)
2) Kebersihan badan
Hemoglobin 4) Monitor nyeri
meningkat (5)
5) Monitor status pencernaan
3) Nafsu makan meningkat (5)
4) Kemerahan sedang (3) 6) Monitor tanda Homan
5) Nyeri sedang (3) 7) Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
6) Kadar sel darah putih140- 8) Identifikasi adanya masalah adaptasi psikologis ibu postpartum
144x10^3ul
Terapeutik
7) Kultur darah membaik (5)
1) Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
2) Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
3) Berikan kenyamanan pada ibu
4) Fasilitasi ibu berkemih secara normal
5) Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara optimal
6) Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa
postpartum
7) Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis ibu postpartum
8) Diskusikan seksualitas masa postpartum

Edukasi

1) Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga


2) Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
3) Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
4) Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara nonfarmakologis (mis. teknik
distraksi, imajinasi)
5) Ajarkan ibu mengurangi masalah trombosis vena
6) Kolaborasi pemberian Ferrous Sulfate 1x1
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny WP
Umur : 19 Tahun
No Rekam Medis : 00299XXX
Diagnosa : Anemia

HARI/ NO. TINDAKAN KEPERAWATAN PARA


TANGGAL DX F
MHS

6/6/2022 1,2,3 1) Memonitor tanda-tanda vital


14:45  TTV : 122/86 mm/Hg. Nadi 80x/mnt, suhu
36,3 oC, RR: 20x/menit Anis N

15:05 - 1 2) Mengidentifikasi nyeri


15:20  Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi
skala 3 (0-4) nyeri seperti tetusuk-tusuk,
menyebar dari perut ke panggul, nyeri hilang
timbul setiap 3 menit
3) Mengidentifikasi skala nyeri
 Pasien mengatakan nyeri skala 3 (0-4)
4) Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
 Pasien tampak meringis, bersikap protektif
menghindari nyeri, gelisah, berfokus pada diri
sendiri.
 Pasien merintih kesakitan dan memegang area
yang sakit
5) Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Pasien mengatakan nyeri saat banyak gerak dan
tidak nyeri saat berbaring
6) Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Pasien dan keluarag tampak paham terkait
penjelasan oleh perawat dan bidan

33
7) Menjelaskan strategi meredakan nyeri
 Pasien dan keluarag tampak paham terkait
penjelasan oleh perawat dan bidan
8) Memberikan TND untuk mengurangi rasa nyeri
 Pasien bisa melakukan TND
9) Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Pasien bisa melakukan TND
10) Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
11) Memberikan Profenid melalui anus
15:40  Obat sudah diberikan
12) Memonitor efek samping penggunaan analgetik
 Tidak ada reaksi alergi, tidak ada gatal-gatal,
tidak ada pembengkakan di seluruh badan
13) Memfasilitasi istirahat dan tidur

6/6/2022 2 1) Mengidentifikasi riwayat kehamilan dan persalinan


16:00-16:15  Pasien hamil anak pertama, Melahirkan anak
pertama dan tidak pernah keguguran Anis N

2) Memonitor respon fisiologis


 Pasien mengatakan nyeri di lka Op SC
 Pasien mengatakan tidak sesak
 Jalan nafas pasien paten, tidak ada sumbatan
jalan nafas
 Lokea : berwarna merah pekat jumlah 200 cc
tidak ada bekuan dan berbau amis
 Fundus uteri : 2 jari dibawah pusat Kontraksi
baik
3) Memonitor kondisi luka operasi SC
 Balutan luka operasi SC tidak ada darah yang
merembes, tidak ada bengkak, tidak kemerahan
sekitar balutan, tidak ada hematoma.
4) Mendiskusikan perasaan, pertanyaan dan perhatian

34
pasien terkait pembedahan
 Pasien mengatakan lega, bersyukur sudah
melahirkan bayi melalui SC, tidak ada kendala
saat operasi, berjalan dengan lancar
5) Memotivasi mobilisasi dini 6 jam setelah
 Pasien mengatakakn sudah bisa miring kanan
kiri, duduk di tempat tidur
6) Menganjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi TKTP
 Pasien mengerti terkait nutrisi yang harus
dikonsumsi

6/6/2022 3 1) Memonitor keadaan lokia


17:05-17:25  warna : Lochea rubra/merah pekat
 Jumlah : 200 cc Anis N

 Bau: Amis
 Bekuan : tidak ada bekuan
2) Memeriksa perenium atau robekan (kemerahan,
edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan, jahitan)
 R : kemerahan: tidak
 E : bengkak; tidak
 E : echimosis : tidak
 D: Discharge : tidak ada
 A: approximate : baik
3) Memonitor status pencernaan
 Pasien mengatakan tidak ada mual dan tidak
muntah
 Pasien mengatakan sudah makan 2x
menghabiskan ½ porsi
4) Memonitor tanda Homan
 Tanda Homan : -/ -
5) Mengidentifikasi adanya masalah adaptasi psikologis
ibu postpartum
 Letting go, ibu menerima perubahan pada
diri sendiri, ibu merasa puas dan akan
35
menjadi ibu yang baik
6) Mendukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
 Ibu sudah melakukan miring kanan kiri, duduk
di tempat tidur
7) Memberikan kenyamanan pada ibu
8) Mendiskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat
selama masa postpartum
9) Mendiskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis
ibu postpartum
10) Menjelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
 Pasien dan keluarga tampak paham terkait
penjelasan tanda bahaya nifas
18:00 1&3 11) Memberikan obat oral Ferrous Sulfate 1x1, asam
mefenamat 3x1 setelah makan sore
 Obat sudah diminum
 Tidak ada reaksi alergi, tidak ada gatal-gatal,
tidak ada bengkak
18:05 1 12) Memberikan obat Dexamethaxone 2x1 melalui IV
 Obat sudah diberikan melalui IV
 Tidak ada reaksi alergi, tidak ada gatal-gatal,
tidak ada bengkak

36
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny WP
Umur : 19 Tahun
No Rekam Medis : 00299XXX
Diagnosa : Anemia

HARI/ NO. TINDAKAN KEPERAWATAN PARA


TANGGAL DX F
MHS

7/6/2022 1 1) Memonitor tanda-tanda vital


14:05-14:15  TD;110/85 mmHg, N 95x/menit, RR
20x/menit, SpO2 : 100% Anis N

2) Mengidentifikasi nyeri
 Pasien mengatakan masih nyeri pada luka
operasi skala 2 (0-4) nyeri seperti tetusuk-
tusuk, menyebar dari perut ke panggul, nyeri
hilang timbul setiap 15 menit
3) Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
 Pasien sudah tidak meringis, bersikap protektif
menghindari nyeri,sudah tidak gelisah,
berfokus pada diri sendiri dan lingkungan.
Pasien tidak merintih kesakitan
4) Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Pasien mengatakan nyeri saat banyak gerak dan
tidak nyeri saat berbaring dan duduk
5) Mengevaluasi TND untuk mengurangi rasa nyeri
 Pasien masih mengingat TND
6) Memberikan Profenid melalui anus
 Obat sudah diberikan
7) Memonitor efek samping penggunaan analgetik
 Tidak ada reaksi alergi, tidak ada gatal-gatal,

37
tidak ada pembengkakan di seluruh badan

7/6/2022 2 1) Menjelaskan prosedur kepada pasien


14:20-14:40  Pasien paham terkait penjelasan perawat dna
bidan Anis N

2) Memeriksa lokasi insisi adanya kemerahan, bengkak,


perdarahan
 Tidak ada bengkak, tidak ada perdarahan yang
keluar dari jahihatan
 Kemerahan pada jahitan tetapi tidak menyebar
3) Memonitor proses penyembuhan area insisi
 Tidak ada bengakk, perdarah
4) Memonitor tanda dan gejala infeksi
 Tidak ada bengkak, tidak ada perdarahn yang
keluar dari jahihatan
 Kemerahan pada jahitan tetapi tidak menyebar
5) Membersihkan area insisi dengan pembersih yang
tepat
 Ibu tampak meringis, gelisah.
 tidak ada darah keluar saat dibersihkan
6) Mengusap area sisi dari area yang bersih menuju area
yang kurang bersih
 Pasien tampak meringis, merintih kesakitan
 tidak ada darah yang keluar saat dibersihkan,
jahitan rapat
7) Memberikan salep gentamicin 0,1
 tidak ada reaksi alergi, tidak ada kemerahan
berlebih setelah diberikan salep
 Luka dibalut kassa
8) Mengajarkan meminimalkan tekanan pada tempat
insisi
 Pasien boleh mandi tetapi di boleh digosok-
gosok

38
9) Mengajarkan cara merawat area insisi
 Pasien tampak paham terkait penjelasan cara
merawat area insisi

7/6/2022 3 1) Memonitor keadaan lokia


14:45-15:00  warna : Lochea rubra/merah pekat
 Jumlah : 200 cc Anis N

 Bau: Amis
 Bekuan : tidak ada bekuan
2) Memeriksa perenium atau robekan (kemerahan,
edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan, jahitan)
 R : kemerahan: tidak
 E : bengkak; tidak
 E : echimosis : tidak
 D: Discharge : tidak ada
 A: approximate : baik
3) Memonitor status pencernaan
 Pasien mengatakan tidak ada mual dan tidak
muntah
 Pasien mengatakan sudah makan 2x
menghabiskan 1 porsi
4) Memonitor tanda Homan
 Tanda Homan : -/ -
5) Mengidentifikasi adanya masalah adaptasi psikologis
ibu postpartum
 Letting go, ibu menerima perubahan pada diri
sendiri, ibu merasa puas dan akan menjadi ibu
yang baik
6) Mendukung ibu untuk melakukan mobilisasi
 Ibu sudah berjalan dari tempat tidur ke kamar
mandi dan berjalan sekitar kamar
7) Memberikan kenyamanan pada ibu
8) Menganjurkan ibu mengkonsumsi nutrisi TKTP

39
 Pasien mengerti terkait nutrisi yang harus
dikonsumsi

40
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Ny WP
Umur : 19 Tahun
No Rekam Medis : 00299XXX
Diagnosa : Anemia

TGL NO DX SOAP Paraf &


Nama

7/6/22 1 S
15:10
1) Pasien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
Anis N
skala 2 (0-4) nyeri seperti tetusuk-tusuk, menyebar
dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 15
menit
2) Pasien mengatakan semalam bisa tidur dari jam
22:00-05:00 dengan sering terbangun karena terasa
nyeri
O

1) Pasien tampak sakit sedang


2) Keadaan umum compos Mentis GCS 15
3) TTV : TD;110/85 mmHg, N 95x/menit, RR
20x/menit, SpO2 : 100%
4) Pasien sudah tidak meringis, bersikap protektif
menghindari nyeri,sudah tidak gelisah, berfokus pada
diri sendiri dan lingkungan. Pasien tidak merintih
kesakitan
A : Nyeir akut belum teratasi
P : Manajemen Nyeri Secara Mandiri

7/6/22 2 S
15:20
1) Pasien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
Anis N
skala 2 (0-4) nyeri seperti tetusuk-tusuk, menyebar
41
dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 15
menit
O

1) Tidak ada bengkak, tidak ada perdarahan yang keluar


dari jahitan
2) kemerahan hanay di bagain yang dijahit
3) Tidak ada hematoma
4) Luka OP SC ditutup rapat dengan elastis perban,
tidak ada rembesan darah, bersih.
A : Gangguan integritas kulit dan ajringan belum teratasi
P : control ulang untuk perawatan area insisi

7/6/22 3 S:
15:30
1) Pasien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
Anis N
skala 2 (0-4) nyeri seperti tetusuk-tusuk, menyebar
dari perut ke panggul, nyeri hilang timbul setiap 15
menit
2) Pasien mengatakan sudah makan 2x menghabiskan 1
porsi
O:

1) badan pasien bersih


2) Hasil Laboratorium tanggal 05/06/2022 jam 20:38:15
 Hemoglobin : 10,6 g/dl (↓)
 Trombosit : 19,67 x10^3ul (↑)
 Hematokrit : 31 % (↓)
 Leukosit : 377 x10^3ul (n)
A: Resiko infeksi belum teratasi
P: Pencegahan infeksi secara mandiri

42
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny WP 19 tahun Pasien datang ke IGD RSU Kabupaten Tanggerang pada tanggal
5/5/2022 pukul 20:00 dengan rujukan Puskesmas Kemiri dengan Preterm labor. Pasien
mengaku hamil G1 26 minggu dengan HPHT lupa. control di Bidan 3x, puskesmas 1, USG
tidak pernah. Pasien datang dengan mules sejak pukul 17:00WIB, Lendir (+), keluar air-air
(-), keputihan (+) sejak 1 bulan, tidak diobati. Riwayat mens pertama umur 12 tahun, 5-7
hari. riwayat menikah 1x pada tahun 2021. Riwayat obstetric G1 hamil ini. Pasien dilakukan
pemeriksaann Laboratorium tanggal 05/06/2022 jam 20:38:15 dengan hasil Hemoglobin :
10,6 g/dl (↓), Trombosit : 19,67 x10^3ul (↑), Hematokrit : 31 % (↓), Leukosit : 377 x10^3ul
(n), Basofil 0 %, Eosionofil : 1 % (↓), Batang 0 %(↓), Segmen 81 %(↑), Limfosit12 % (↓),
Monosit6 % (N).

Pada hasil pengkajian mengalami anemia dengan Hb 10,6 gr/dl. Kehamilan


menyebabkan kebutuhan oksigen menjadi lebih tinggi daripada keadaan normal sehingga hal
ini memicu peningkatan produksi eritopoetin. Akibat meningkatkan produksi eritropoetin ini,
menyebabkan volume plasma bertambah dan jumlah eritrosit (sel darah merah) meningkat.
Akan tetapi, bertambahnya volume plasma darah lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan jumlah eritrosit sehingga hal ini mengakibatkan menurunnya kadar
haemoglobin. Volume plasma pada ibu hamil mulai meningkat dimulai dari usia kandungan 6
minggu dan mencapai puncaknya pada usia kandungan 24 minggu akan tetapi dapat pula
terus meningkat sampai usia kandungan 37 minggu.

Menurut Manuaba (2010) bahaya anemia terhadap janin, akan mengurangi


kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim. Menurut Karashian et al., (2012) pada ibu hamil dengan anemia terjadi
gangguan penyaluran oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin yang
mempengaruhi fungsi plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan
gangguan tumbuh kembang janin, meningkatkan resiko berat badan lahir rendah, premature,
abortus, partus lama, sepsis puerpalis, dan asfiksia neonatorum. Akibat anemia akan terjadi
salah satunya pada kasus ini yaitu persalinan prematuritas dan akan meningkatkan resiko bayi
mudah mendapat infeksi. Menurut Tarwoto (2010) persalinan premature pada inbu anemia

43
disebabkan kurangnya oksigen yang akhirnya akan mengganggu suplai oksigen pada
metabolisme tubuh.

Pasien dilakukan operasi SC pada tanggal 6 Juni 2022 pukul 00:25 atas indikasi
gawat janin 31 minggu dengan ibu anemia (hb 10,6 g/dl). Tanggal 6/6/2022 pukul 01:25
WIB. lahir bayi perempuan BB 1760 gr, PB 40 cm, A/S 6/7. ketuban jernih dan jumlah
cukup. Lahir Plasenta lengkap dilakukan insersi IUD. SBU dijahit 2 lapis dengan PGA no 1
pada eksplorasi kedua Tiba dan ovarium normal . Abdomen ditutup lapis demi lapis. Tidak
ada perdarahan aktif. Tindakan operasi selesai pada pukul 01:25 WIB. Pada pukul 03:10 WIB
pasien di pindah ke ruang rawat aster. Bayi di rawat di ruang perina atas atas indikasi BBLR
karena kelahiran preterm. Pada bayi premature belum terjadi kematangan organ janin ketika
dilahirkan yang mengakibatkan banyaknya organ tubuh yang belum dapat bekerja dengan
sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi premature sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan
luar Rahim, sehingga mengalami gangguan kesehatan. Oleh karena itu saat lahir bayi dirawat
di Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

44
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan kasus yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa Ny.WP
usia 19 tahun mengalami anemia pada kehamilan dengan Hb 10,6 gr/dl yang
menyebabkan bayi yang dilahirkan premature dan BBLR. Sesuai pada teori yang telah
dibahas bahwasannya pada ibu hamil dengan anemia dapat terjadi gangguan penyaluran
oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin yang mempengaruhi fungsi
plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang janin, meningkatkan resiko berat badan lahir rendah dan premature, sesuai pada
kasus yang terjadi pada Ny.WP bayi yang dilahirkan mempunyai indikasi gawat janin
dengan usia gestasi 31 minggu dan BBLR 1760 gr. Maka diagnose keperawatan yang
ditegakkan pada kasus ini yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan fisik
prosedur operasi SC, Gangguan Integritas Kulit Berhubungan Dengan Faktor mekanis
prosedur operasi SC, Resiko Infeksi Berhubungan Dengan Efek Prosedur Invasif SC,
kerusakan integritas kulit post SC dan Penurunan Hemoglobin, dengan intervensi
keperawatan manajemen nyeri, perawatan Area insisi, perawatan pasca SC dan perawatan
pasca persalinan.

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Pada Rumah Sakit diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan
asuhan keperawatan pada ibu post partum agar dapat mempercepat proses pemulihan
khususnya pada ibu yang mengalami masalah pada proses persalinan nya.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Pada institusi Pendidikan Pendidikan diharapkan dapat lebih meningkatkan
dan menambah referensi terkait berbagai permasalahan post partum sehingga dapat
membantu penulis atau mahasiswa yang membahas kasus serupa.
3. Bagi Profesi

45
Pada profesi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengkaji
serta melakukan asuhan keperawatan pada ibu post partum terutama yang mengalami
permasalahan ataupun komplikasi pasca persalinan.

Daftar Pustaka
Astuti, Reni Yuli dkk. 2018. Anemia dalam Kehamilan. : Pustaka Abadi

Dai, Nilam Fitriani. 2021. Anemia pada ibu hamil. Makassar : NEM

Karasahin et al. 2012. Antenatal Steroid in Preterm Of Neonatal Deaths Due to


Complications of Preterm Birth, Vol 39. International Journa; Of Epidemiology.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri, ginekologi,
dan KB. Jakarta EGC

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi
2. Jakarta : EGC.

Muaningsih, dkk. 2020. Maternitas dalam Ilmu Keperawatan. Yogyakarta : Rizmedia Pustaka
Indonesia

Syaiful, Yuanita dan Lilis Fatmawati. 2019. Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya :
jakad Media Publishing

Tarwoto. 2010. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan Penatalaksanaan. Jakarta
Trans Info Media

Tim Pokja.2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPPPPNI.

Tim Pokja 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta. DPPPPNI.

Tim Pokja 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta. DPPPPNI.

46

Anda mungkin juga menyukai