ALEXANDRE A. M. S. GUSMAO
1420118008R
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny. “P” Dengan
Abrupsio Plasenta sudah disetujui dan diresponsi pada : ………………2021
Mahasiswa
Alexandre A. M. S. Gusmao
1420118008R
Mengetahui
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan Daring Asuhan
Keperawatan Pada Ny.“P” Dengan Abrupsio Plasenta dengan baik. Dalam menyelesaikan
laporan ini penulis menemui banyak kendala, namun atas kerjasama dan bantuan dari beberapa
pihak akhirnya kendala tersebut dapat teratasi.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Markus Kore, S.Kep.,M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara
Kupang.
2. Bapak Syahrir, S.Kep.,M.Si, selaku Ketua Program Studi S1-Keperawatan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Nusantara Kupang.
3. Ibu Nandraeni P. Yakub, S.Kep.Ns.M.Kes, selaku dosen pembimbing mata kuliah
keperawatan maternitas II.
4. Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara
Kupang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan Daring.
5. Keluarga tercinta, Bapak Alarico Soares, Mama Maria Skolastika, Kakak dan Adik yang
dengan kasih sayang selalu mendoakan penulis pada setiap kesempatan serta atas segala
dukungannya kepada penulis.
6. Semua teman-teman yang telah turut mengambil bagian dalam penyelesaian Laporan Praktek
Kerja Lapangan Daring ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan
demi penyempurnaan penyusunan laporan-laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
2.2 Klasifikasi
a. Klasifikasi dari solusio plasenta adalah sebagai berikut :
1. Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat
perlengketannya.
2. Solusio plasenta totalis (komplek) : bila seluruh plasenta sudah terlepas dari
tempat perlengketannya.
3. Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba
pada pemeriksaan dalam.
b. Solusio plasenta dibagi menurut tingkat gejala klinik yaitu :
1. Kelas 0 : asimptomatik
Diagnosis ditegakkan secara retrospektif dengan menemukan hematoma atau
daerah yang mengalami pendesekan pada plasenta. Rupture sinus marginal juga
dimasukkan dalam kategori ini.
2. Kelas 1 : gejala klinis ringan dan terdapat hamper 48% kasus
Solusio plasenta ringan yaitu : rupture sinus marginalis atau terlepasnya sebagian
kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi
keadaan ibu atau janinnya.
3. Kelas II : gejala klinik sedang dan terdapat hampir 27% kasus
Solusio plasenta sedang dalam hal ini plasenta telah lebih dari seperempatnya
tetapi belum sampai dua pertiga luas permukaannya.
4. Kelas III : gejala berat dan terdapat hamper 24% kasus
Solusio plasenta berat, plasenta lebih dari dua pertiga permukaannya, terjadinya
sangat tiba-tiba biasanya ibu masuk syok dan janinnya telah meninggal.
c. Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam
1. Solusio plasenta ringan
Perdarahan pervaginam < 100 – 200 cc.
2. Solusio plasenta ringan
Perdarahan pervaginam > 200 cc, hipersensitivitas uterus atau peningkatan tonus,
syok ringan, dapat terjadi fetal distress.
3. Solusio plasenta berat
Perdarahan pervaginam luas > 500 ml, uterus tetanik, syok maternal sampai
kematian janin dan koagulopati.
d. Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam
1. Solusio plasenta yang nyata/tampak (revealed)
Terjadi perdarahan pervaginam, gejala klinis sesuai dengan jumlah kehilangan
darah, tidak terdapat ketegangan uterus atau hanya ringan.
2. Solusio plasenta yang tersembunyi (concealed)
Tidak terdapat perdarahan pervaginam, uterus tegang dan hipertonus, sering
terjadi fetal distress berat. Tipe ini sering disebut perdarahan Retroplasental.
3. Solusio plasenta tipe campuran (mixed)
Terjadi perdarahan baik retroplasental atau pervaginam, uterus tetanik.
e. Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas dari uterus
1. Solusio plasenta ringan
Plasenta yang kurang dari ¼ bagian plasenta yang terlepas. Perdarahan kurang
dari 250 ml.
2. Solusio plasenta sedang
Plasenta yang terlepas ¼ - ½ bagian. Perdarahan < 1000 ml, uterus tegang,
terdapat fetal distress akibat insufisiensi uteroplasenta.
3. Solusio plasenta berat
Plasenta yang terlepas > ½ bagian, perdarahan > 1000 ml, terdapat fetal distress
sampai dengan kematian janin, syok maternal serta koagulopati.
2.3 Etiologi
Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun
demikian, beberapa hal dibawah ini diduga merupakan faktor-faktor yang berpengaruh
pada kejadiannya, antara lain sebagai berikut :
a. Hipertensi esensial atau preeclampsia.
b. Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.
c. Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup, tendangan anak yang sedang di
gendong.
d. Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.
e. Uterus yang sangat kecil.
f. Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun).
g. Ketuban pecah sebelum waktunya.
h. Mioma uteri.
i. Defisiensi asam folat.
j. Merokok, alcohol dan kokain.
k. Perdarahan retroplasenta.
l. Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.
m. Peredarahan darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada.
n. Pengecilan yang tiba-tiba pada hidromnion dan gamely.
2.4 Patofisiologi
Solusio plasenta diawali perdarahan kedalam desidua basalis. Desidua kemudin
terpisah, meninggalkan satu lapisan tipis yang melekat ke endometrium. Akibatnya,
proses ini pada tahapnya yang paling awal memperlihatkan pembentukan hematom
desidua yang menyebabkan pemisahan, penekanan dan akhirnya destruksi plasenta yang
ada di dekatnya. Pada tahap awal mungkin belum ada gejala klinis.
Pathway
Robekan pada
Arterioloitis sinus-sinus vena
Fagosit berkumpul di
bawah intima dr
Pertumpukan fibrinoid
Proliferase fibroblastic
Mempersempit lumen
arteriola
Supply darah ke
endometrium dan
plasenta
Hipoksia berat
Disidua neksrosi
Perdarahan
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Klien mengatakan keluar darah lender dari kemaluan dan nyeri yang hebat pada
abdomen.
2. Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
Dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti yang diderita klien.
4. Riwayat Obstetri
- Riwayat Pernikahan :
Klien menikah satu kali pada umur 20 tahun.
- Riwayat Haid :
Menarche umur 15 tahun, siklus haid 28 hari, lama haid 7 hari.
- Riwayat Kehamilan :
Kehamilan 63P2A1
5. Riwayat Psikososial Spiritual
- Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
Klien adalah seorang ibu rumah tangga berusia 35 tahun, tinggal bersama suami
dan seorang anak laki-lakinya, sekarang klien sedang mengandung anak
keduanya. Klien mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit sama seperti klien.
- Status Emosional :
Klien dan keluarga cemas dengan keadaan klien.
- Pola Interaksi :
Klien dapat mengungkapkan perasaannya, hubungan klien dengan keluarga
baik dan juga dengan klien lainnya.
- Data Spiritual :
Klien beragama islam dan selama dirawat klien tidak pernah mengerjakan
sholat.
- Aktivitas Sehari-hari :
No Aktivitas SMRS Saat MRS
1. Pola nutrisi
a. Makan
1. Jenis Nasi biasa Nasi biasa
2. Frekuensi 3 x sehari 2 x sehari
3. Porsi ½ porsi ½ porsi
4. Masalah Tidak ada Tidak ada
b. Minum
1. Frekuensi 5 – 6 gelas / hari 5 – 4 gelas / hari
2. Jenis Air putih Air putih
3. Masalah Tidak ada Tidak ada
2. Pola eliminasi
a. BAB
1. Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari
2. Konsistensi Padat Padat
3. Masalah Tidak ada Tidak ada
b. BAK
1. Frekuensi 4 – 5 x sehari 3 – 4 x sehari
2. Konsistensi Cair Cair
3. Warna Kuning Kuning jernih
4. Bau Khas Khas
5. Masalah Tidak ada Tidak ada
3. Pola istirahat
a. Tidur malam 6 – 7 jam sehari 4 – 5 jam sehari
b. Tidur siang 1 – 2 jam sehari 1 – 2 jam sehari
c. Masalah Tidak ada Tidak ada
4. Pola aktivitas
a. Pergerakan Aktif Terbatas karena
terpasang IVFD,
b. Keadaan Klien dapat aktivitas dibantu oleh
melakukan aktivitas perawat dan keluarga.
sendiri
5. Personal hygiene
a. Mandi 2 x sehari Dilap 2 x sehari
b. Ganti pakaian 2 x sehari 2 x sehari
c. Gosok gigi 2 x sehari 1 x sehari
6. Pola seks
a. Frekuensi 2 x seminggu Tidak ada
b. Masalah Tidak ada Tidak ada masalah
c. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- TB : 122 cm
- BB : 44 kg
- TTV
a) TD : 100/80 mmHg
b) Suhu : 38oC
c) Nadi : 85 x / menit
d) Pernapasan : 22 x / menit
2. Pemeriksaan Khusus
- Kepala
a) Bentuk : Simetris
b) Warna rambut : Hitam
c) Kebersihan : Cukup
- Mata
a) Konjungtiva : Tidak anemis
b) Sclera : Tidak ikterik
c) Pupil : Isokor
d) Edema : (-)
- Hidung
a) Bentuk : Simetris
b) Penciuman : Baik
c) Secret : Tidak ada
d) Kebersihan : Cukup
- Mulut
a) Bentuk : Simetris
b) Secret : Tidak ada
c) Mukosa : Iritasi dan merah
d) Lidah : Kering
e) Kebersihan : Cukup
- Telinga
a) Bentuk : Simetris
b) Pendengaran : Baik
c) Secret : Tidak ada
d) Kebersihan : Cukup
- Dada
a) Bentuk : Simetris
b) Areola mamae : Hiperpigmentasi
c) Putting susu : Erektil
- Abdomen
a) Palpasi : Adanya nyeri epigastrum
b) Auskultasi : Bising usus (+)
- Kulit
a) Turgor : Tidak elastis
b) Kebersihan : Cukup
- Genetalia
a) Edema : Tidak ada
b) Kateter : (+)
c) Kebersihan : Cukup
- Ekstremitas atas
a) Kanan : Baik
b) Kiri : Terpasang IVFD
c) Masalah : Aktivitas terbatas
- Ekstremitas bawah
a) Kanan : Simetris
b) Kiri : Simetris
c) Edema : (-)
d. Data Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium tanggal 14 Juli 2021
- Hb : 7,8 gr/dl N : LK : 14 – 18 PR : 12 – 16 gr/dl
- Ht : 30 Vol % N : LK : 40 – 48 PR : 37 – 43 vol %
2. Pemeriksaan laboratorium tanggal 15 Juli 2021
- Hb : 8 gr/dl N : LK : 14 – 18 PR : 12 – 16 gr/dl
- Ht : 32 Vol % N : LK : 40 – 48 PR : 37 – 43 vol %
- Leukosit : 11000 mm3 N : 5000 – 10.000 mm3
- Trombosit : 272.000/mm3 N : 200.000 – 500.000/mm3
- Monosit : 6 gr N : 2 – 8%
3. Pemeriksaan urinalis tanggal 15 Juli 2021
pH : N : 4,5 – 8,0
protein : (-) N : (-)
K.
e. Therapy
1. Observasi TTV
2. Bedrest
3. IVFD RL : D5 : NALL = 1 : 1 : 1
4. Transfusi darah
Perdarahan
berlebih
5.2 Saran
Demikian laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan yang penulis buat.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai ilmu pengetahuan
atau wawasan umum tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Abrupsio
Plasenta. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak memiliki kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan sarana yang penulis miliki, untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun selalu penulis harapkan sehingga dimasa mendatang
makalah ini dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Yeyeh, Ai Rukiyah. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta : Trans Info Media
Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku Ajar : Keperawatan Maternitas edisi – 4. Jakarta :
EGC.
International, Nanda. 2011. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014.
Jakarta : EGC.