Tingkat 2 C
Kelompok 5
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Keperawatan Maternitas tentang “Macam-Macam Refleks Bayi” dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami berterima kasih pada ibu Dina Indrati
DS, M.Kep, Sp. Mat selaku Dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas di Poltekkes
Kemenkes Semarang yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita tentang Macam-Macam Refleks Bayi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dan untuk masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR PUSTAKA 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit yang disebabkan oleh
kehamilan walaupun belum jelas bagaimana terjadi. Diindonesia preeclampsia, eklampsia,
disamping perdarahan dan infeksi masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab
kematian perinatal yang tinggi. (professor dotor dokter sarwono prawirhadjo, DSOG).
Angka kematian Ibu dan bayi saat ini masih sangat tinggi. Terutama untuk ibu hamil
yang tinggal di desa-desa, selain karena pengetahuan ibu hamil yang kurang dan tidak begitu
mengerti tentang kesehatan juga karena perawatan dalam persalinan masih di tangani oleh
petugas non medik dan sistem rujukan yang belum sempurna. (Prof. dr.H. Muh.Dikman Angsar,
SpOG, tahun 2005).
Salah satu penyebab dari tingginya mortalitas dan morbiditas ibu bersalin adalah
hipertensi yang karena tidak di tangani dengan benar berujung pada preeklsamsia dan eklamsia.
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 15 % penyulit kehamilan. Oleh karena itu,
ditekankan bahwa pengetahuan tentang pengelolaan sindroma preeklamsi ringan dengan
hipertensi, odema dan protein urine harus benar–benar dipahami dan ditangani dengan benar
oleh semua tenaga medis. (Prof. dr.H. Muh.Dikman Angsar, SpOG, tahun 2005).
Preeklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh
kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum
20 minggu bila terjadi. Preeklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada
multipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja
belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun.
Eklampsia merupakan kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas, yang
ditandai dengan timbulnya kejang dan / atau koma. Biasanya Sebelumnya wanita hamil itu
menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia (kejang-kejang dipastikan BUKAN timbul akibat
kelainan neurologik lain).
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
2. Sebutkan macam-macam Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
3. Jelaskan etiologi dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
4. Jelaskan patofisiologi dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
5. Sebutkan apa saja tanda dan gejala dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
6. Sebutkan komplikasi dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
7. Jelaskan penatalaksanaan dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Pre-Eklampsia dan Eklampsia ?
9. Membuat asuhan keperawatan Pre-Eklampsia secara umum ?
10. Membuat asuhan keperawatan Eklampsia secara umum ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mampu menerapkan asuhan keperawatan pasien dengan preeklampsia dan eklampsi
b. Menganalisa hubungan antara beberapa faktor risiko terhadap terjadinya PE dan E pada saat
kehamilan
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian secara langsung pada pasien dengan preeklampsia dan eklampsia.
b. Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada pasien dengan
preeklampsia dan eklampsi.
c. Dapat membuat perencanaan pada pasien dengan preeklampsia dan eklampsia.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu mengevaluasi tindakan yang telah
dilakukan pada pasien dengan preeklampsia dan eklampsia.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai salah satu sumber informasi bagi mahasiswa, serta sebagai salah satu persyaratan dalam
untuk memenuhi tugas perkuliahan kami.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi perawat, maupun tenaga kesehatan lainnya dalam
menangani kasus khususnya yang berkaitan dengan PE dan E.
3. Manfaat Institusi
Sebagai acuan yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan institusi dan penulisan
asuhan keperawatan pada PE dan E.
4. Manfaat bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan pengalaman yang sangat
berharga dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan, khususnya pada kasus PE dan E.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Pre eklampsia
Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami
oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti
oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan
mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada
pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal
masa kehamilan.
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg
setelah kehamilan 20 minggu (akhir trisemester kedua sampai trisemester ketiga) atau bisa lebih
awal terjadi.
Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab
kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan
berdampak pada ibu dan bayi.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan,
preklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum
kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan).
Eklampsia
Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia yang tidak teratasi dengan baik.
Selain mengalami gejala preeklampsia, pada wanita yang terkena eklampsia juga sering
mengalami kejang kejang. Eklampsia dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian baik
sebelum, saat atau setelah melahirkan.
Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “halilintar“ karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan.
Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan ditandai
dengan munculnya kejang tonik - klonik, biasanya pada pasien yang telah menderita
preeklampsia. (Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebut gangguan hipertensi
kehamilan dan toksemia kehamilan.) Prawiroharjo 2005.
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di
tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya
sudah menimbulkan gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 ).
Pre-eklampsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah sistolik ? 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik ? 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
4. Trombosit < 100.000/mm3
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam) 6. Proteinuria (protein dalam air seni>3g/L)
6. Nyeri ulu hati
7. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
8. Perdarahan di retina (bagian mata)
9. Edema (penimbunan cairan) pada paru
10. Koma
Tanda Eklampsia
Seluruh kejang eklamsia didahului dengan pre eklamsia. Eklamsi digolongkan menjadi kasus
antepartum, intrapartum dan post partum, adapun tanda dan gejalanya sebagai berikut:
a. Eklamsia ringan
Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
Keluarnya protein melalui urine (proteinuria) dengan hasil lab proteinuria kuantitatif
(esbach) >=300mg/24 jam
Kenaikan berat badan lebih dari 1 kg seminggu
Bengkak kedua kaki, lengan dan kelopak mata
b. Eklamsia berat
o Tekanan darah 160/110 mmHg
o Proteinuria kuantitatif > = 2 gr/24 jam
o terdapat protein di dalam urine dalam jumlah yang signifikan
o Trombosit kurang dari 100.000/mm3
o
F. Komplikasi Pre-Eklampsia dan Eklampsia
Pre-Eklampsia
Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Mitayani, 2009):
a. Pada ibu
1) Eklamsia
2) Solusio plasenta
3) Perdarahan subkapsula hepar
4) Kelainan pembekuan darah
5) HELLP syndrome (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count)
6) Ablasio retina
7) Gagal jantung hingga syok dan kematian.
b. Pada janin
1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
2) Prematur
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
Eklampsia
Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan bayi hidup
dari ibu yang menderita eklampsia.
Berikut adalah beberapa komplikasi yang ditimbulkan pada preeklampsia berat dan eklampsia :
a. Solutio Plasenta
Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada pre
eklampsia.
b. Hipofibrinogemia
Kadar fibrin dalam darah yang menurun.
c. Hemolisis
Penghancuran dinding sel darah merah sehingga menyebabkan plasma darah yang tidak
berwarna menjadi merah.
d. Perdarahan Otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia.
e. Kelainan Mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung selama seminggu, dapat terjadi.
f. Edema Paru
Pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena penyakit jantung.
g. Nekrosis Hati
Nekrosis periportan pada preeklampsia, eklampsia merupakan akibat vasopasmus anterior
umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia,tetapi ternyata juga ditemukan pada
penyakit lain.Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan pada hati,terutama
penentuan enzim-enzimnya.
h. Sindrome Help
Haemolisis, elevatea liver anymes dan low platelet
i. Kelainan Ginjal
Kelainan berupa endoklrosis glomerulus, yaitu pembengkakkan sitoplasma sel endotial
tubulus. Ginjal tanpa kelainan struktur lain, kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria
sampai gagal ginjal.
j. Komplikasi lain ;
Lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh akibat kejang-kejang preumania
aspirasi, dan DIC (Disseminated Intravascular Coogulation)
Prematuritas
Dismaturitas dan kematian janin intro uteri.
G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan pre eklampsia
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-tanda sedini
mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak
menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre eklampsia kalau
ada faktor-faktor peredisposisi. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan, dan pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, karbohidrat, tinggi protein dan
menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
a. Untuk mencegah terjadinya PE dan E
b. Hendaknya janin lahir hidup
c. Trauma pada janin seminimal mungkin
Pada dasarnya penanganan preeklampsia terdiri atas pengobatan medik dan penanganan
obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal
yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar
uterus. Setelah persalinan berakhir jarang terjadi eklampsia dan janin yang sudah cukup
matur lebih baik hidup diluar kandungan daripada dalam uterus. Waktu optimal tersebut
tidak selalu dapat dicapai pada penanganan preeklampsia, terutama bila janin masih sangat
prematur. Dalam hal ini diusahakan dengan tindakan medis untuk dapat menunggu selama
mungkin, agar janin lebih matur.
2. Radiologi
a. Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas
janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
b. Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
Eklampsia
Urine : Protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin.
Darah : Trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH dan bilirubin
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odema, dan protein urine yang
timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya terjadi dalam trisemster ke-3 kehamilan.
Preeklampsia juga merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat menyebabkan kematian
pada ibu dan bayi pada masa ante, intra dan post partum. Pre eklamsi merupakan suatu kondisi
spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya
memiliki tekanan darah normal. Preeklampsia adalah suatu penyakit vasospastik, yang
melibatkan banyak system yang ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi, dan proteinuria
(Bobak, 2004).
Eklamsia adalah kejang yang dialami oleh ibu hamil pada usia kehamilan 8-9 bulan. Eklamsia
disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya keracunan pada saat mengkonsumsi obat-obatan
dan penyakit darah tinggi yang diderita oleh ibu hamil. Selain faktor medisa tersebut, eklamsia
bisa disebabkan juga oleh faktor psikis dari sang ibu yaitu, faktor trauma atau ketakutan saat
kehamilan sebelumnya.
B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit pre-
eklampsia dan Eklampsia serta untuk pencegahannya.
Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting dan diharapkan kepada
mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan
keperawatannya.
Dalam penyusunan makalah kami menyadari bahwa makalah ini sangatlah kurang dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Reeder,Martin dan grifin kontak.1997.Maternity Nursing: Family new born and women and
Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2006). Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam