Anda di halaman 1dari 6

BAB I

LATAR BELAKANG

Keperawatan bukanlah profesi yang statis dan tidak berubah melainkan

profesi yang terus bergerak menuju masa depan. Profesi tersebut terus

berkembang secara terus menerus sejalan dengan perkembangan dinamika

masyarakat, globalisasi, dan tantangan ekonomi. Dinamika keperawatan juga

sejalan dengan masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode

perawatan berubah, karena perubahan gaya hidup.

Perubahan dunia keperawatan yang diharapkan harus disesuaikan dengan

keadaan dan lingkungan sosial di Indonesia. Namun, perubahan tersebut bukanlah

perkara mudah. Jalan menanjak penuh tantangan harus dihadapi bahkan ketika

memulai menjalani perubahan tersebut.

Nursepreneur sebagai agent of change harus berusaha menunjukkan jati

diri menghadapi banyak tantangan global saat ini baik tantangan internal maupun

eksternal. Tantangan tersebut semakin meningkat seiring tuntutan menjadikan

profesi perawat yang dihargai profesi lain dan khalayak umum. Salah satu

tantangan yang patut mendapat perhatian khusus bagi seorang nursepreneur yaitu

dampak konsep entrepreneurship dalam bidang keperawatan yang erat kaitannya

dengan profesionalisme pelayanan keperawatan kepada masyarakat.


BAB II

ISI

System legal sebagai standar dan panduan pengguna

Penetuan keprimaan suatu layanan, harus ditetapkan standar pelayanan

minimal sesuai isi pasal 20 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik. Hal-hal yang perlu ditetapkan adalah standar pelayanan dengan

memperhatikan kemampuan, kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan.

Penyusunan dan penetapan standar, penyelenggara wajib mengikutsertakan

masyarakat dan pihak terkait, dilakukan dengan prinsip tidak diskriminatif, terkait

langsung dengan jenis pelayanan, memiliki kompetensi dan mengutamakan

musyawarah serta memperhatikan keberadaan. Instansi yang telah memiliki

standar pelayanan minimal, maka pelayanan prima berarti melebihi standar yang

ada.

Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu

pembakuan pelayanan yang baik. Standar pelayanan mengandung baku mutu

pelayanan. Pelayanan prima dapat diwujudkan jika ada standar pelayanan minimal

(SPM). SPM adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai

komitmen atau janji dari penyelenggara negara kepada masyarakat untuk

memberikan pelayanan berkualitas.

Standar Pelayanan Prima

1. Visi dan/atau misi serta motto pelayanan

Visi maupun misi ada dan mampu memotivasi pelaksana untuk

memberikan pelayanan terbaik. Motto telah mampu memotivasi pegawai


untuk memberikan pelayanan terbaik. Motto pelayanan diumumkan dan

dipahami secara luas kepada pengguna layanan.

2. Sistem dan Prosedur

a. Terdapat manual prosedur (MP) atau Standard Operating

Procedure (SOP) dan/atau standar pelayanan

b. Terdapat sistem pengelolaan berkas atau dokumen

c. Terdapat sertifikasi dan implementasi SMM ISO 9001:2008 dalam

penyelenggaraan pelayanan publik

d. Terdapat sistem atau prosedur pengelolaan pengaduan pengguna

layanan

e. Terdapat sistem pengelolaan mutu pelayanan

f. Pegawai memiliki uraian tugas yang jelas

g. Terdapat persyaratan pelayanan yang diumumkan kepada

penggunan layanan

h. Biaya/tarif pelayanan ditetapkan secara resmi berdasarkan hukum

dan kepada pengguna layanan

i. Terdapat standar waktu penyelesaian pelayanan

j. Tingkat keterbukaan informasi pelayanan kepada pengguna

layanan

3. Sumber Daya Manusia

a. Terdapat pedoman internal tentang sikap dan perilaku

b. Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan kepada

pengguna layanan
c. Kedisiplinan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada

pengguna layanan

d. Tingkat kepekaan/respon tenaga pelaksana dalam memberikan

pelayanan kepada pengguna layanan

e. Tingkat keterampilan pegawai dalam memberikan pelayanan

kepada pengguna layanan

f. Kebijakan pengembangan pegawai dalam rangka peningkatan

keterampilan/profesionalisme pegawai dan meningkatkan kualitas

pelayanan kepada pengguna pelayanan

4. Sarana dan Prasarana

a. Sarana yang dipergunakan untuk proses pelayanan telah

didayagunakan secara optimal

b. Sarana pelayanan yang tersedia memberikan kenyamanan,

kebersihan, kesederhanaan, kelayakan dan kemanfaatan kepada

pengguna layanan

c. Sarana pengaduan (kotak pengaduan, loket pengaduan, telepon tol,

email dan lainnya)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penetuankeprimaansuatulayanan, harusditetapkanstandarpelayanan

minimal sesuaiisipasal 20 Undang-undangNomor 25 Tahun 2009

tentangPelayananPublik.Standarpelayananmerupakanukuran yang

telahditentukansebagaisuatupembakuanpelayanan yang

baik.Standarpelayanan prima adalahtolakukur yang

dipergunakansebagaipedomanpenyelenggaraanpelayanandanacuanpenilaia

nkualitaspelayanansebagaikomitmenataujanjidaripenyelenggaranegarakep

adamasyarakatuntukmemberikanpelayananberkualitas.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,

kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan

tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang

tentunga dapat di pertanggung jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau

saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan

dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.


DAFTAR PUSTAKA

Sumitro, warkum. 2012. Standar Pelayanan Prima. Malang : Universitas

Brawijaya Diakses pada tanggal 2 April 2018 dari

http://sosiologi.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/Standar-Pelayanan-

Prima-UB-Juni-2012.pdf

Anda mungkin juga menyukai