Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya penulis dapat menyusun Makalah ini dengan
judul “Makalah Farmakologi Obat Pre Eklamsia, Eklampsia dan Anti Konvulsi
yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................3
C. TUJUAN..................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
A. Obat Pre Eklampsia dan Eklampsia.........................................................................4
B. Anti Konvulsi...........................................................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) saat ini
masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan. Hal tersebut menjadi
indikator penentu yang menunjukkan bahwa masih rendahnya derajat
kesehatan masyarakat. Setiap tahun hampir 50.000 wanita meninggal akibat
komplikasi terkait preeklampsia dan eklampsia (Hezelgrave dkk., 2012).
Preeklampsia dan eklampsia merupakan hipertensi dalam kehamilan yang
berperan sebagai penyebab utama tingginyaangka morbiditas dan mortalitas
pada ibu dan bayi (WHO,2011). Preeklampsia diartikan sebagai hipertensi
yang disertai dengan proteinurin, yang terjadi setelah usia kehamilan 20
minggu. Sedangkan, eklampsia merupan preeklampsia yang disertai dengan
kejang. Preeklampsia dan eklampsia berkontribusi terhadap 10 – 15% dari
total kematian ibu di dunia. Sebagian besar kematian di negara berkembang
diakibatkan oleh eklampsia, sementara di negara maju lebih sering
disebabkan oleh komplikasi dari preeklampsia (Turner, 2010). Eklampsia
menduduki urutan kedua setelah perdarahan sebagai penyebab utama
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 (Hernawati, 2011).
Penyebab dari preeklampsia itu sendiri masih belum dapat dipahami
dengan jelas sehingga menjadi tantangan dalam pencegahan penyakit
tersebut. Cara untuk mengatasi preeklampsia dan komplikasinya difokuskan
pada deteksi dini penyakit dan pemberian terapi yang tepat. Tatalaksana terapi
preeklampsia bergantung pada ketersediaan pelayanan obstetri emergensi
termasuk antihipertensi (Hezelgrave dkk, 2012). Pengontrolan tekanan darah
ibu dengan menggunakan obat antihipertensi penting dilakukan untuk
menurunkan kejadian perdarahan pada otak dan mencegah terjadinya stroke
maupun komplikasi serebrovaskular lain akibat preeklampsia (Sidani dan
Siddik-Sayyid, 2011).
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari preeklamsia dan eklamsia?
2. Apa saja macam-macam obat pre eklamsia dan eklamsia?
3. Bagaimana cara kerja/khasiat obat pre eklamsia dan eklamsia?
4. Apa indikasi dan kontra indikasi obat pre eklamsia dan eklamsia?
5. Bagaimana dosis yang digunakan pada obat pre eklamsia dan eklamsia?
6. Bagaimana efek samping dan cara mengatasinya pada obat pre eklamsia
dan eklamsia?
7. Apa pengertian dari obat anti konvulsi?
8. Bagaimana mekanisme kerja obat anti konvulsi?
9. Bagaimana efek samping dan cara mengatasinya obat anti-konvulsi?
10. Apa saja contoh obat anti konvulsi?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari preeklamsia dan eklamsia.
2. Untuk mengetahui macam-macam obat pre eklamsia dan eklamsia.
3. Untuk memahami cara kerja/khasiat obat pre eklamsia dan eklamsia.
4. Untuk mengetahui mengenai indikasi dan kontra indikasi obat pre
eklamsia dan eklamsia.
5. Untuk memahami mengenai dosis yang digunakan pada obat pre
eklamsia dan eklamsia.
6. Untuk memahami mengenai efek samping dan cara mengatasinya pada
obat pre eklamsia dan eklamsia.
7. Untuk mengetahui pengertian anti konvulsi.
8. Untuk mengetahui mekanisme kerja
9. Untuk mengetahui efek samping dan cara mengatasinya obat anti
konvulsi
10. Untuk mengetahui contoh obat anti konvulsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Diagnosis
a. Preeklampsia Berat
Menurut (WHO, 2013), diagnosis PEB antara lain sebagai berikut;
1) Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20
minggu
2) Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam
3) Atau disertai keterlibatan organ lain:
- Trombositopenia (<100.000 sel/uL),hemolisis
mikroangiopati
- Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan
atas
- Sakit kepala, skotoma penglihatan
- Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
- Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
- Oliguria (<500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
b. Eklampsia
Menurut (WHO, 2013), diagnosis Eklampsia antara lain;
- Kejang umum dan/atau koma
4
5
B. Anti Konvulsi
1. Pengertian
Antikonvulsi (anti kejang) digunakan untuk mencegah dan
mengobati bangkitan epilepsi ( epileticseizure) dan bangkitan non-
epilepsi. Kebanyakan obat anti konvulsi bersifat sedatif (meredakan).
Semua obat antikonvulsi memiliki waktu paruh panjang, dieliminasi
dengan lambat, dan berkumulasi dalam tubuh pada penggunaan
kronis.
Anti Konvulsi merupakan golongan obat yang identik dan
sering hanya digunakan pada kasus- kasus kejang karena
Epileptik. Golongan obat ini lebih tepat dinamakan Anti Epilepsi,
sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau
penyakit susunan saraf pusat yang timbul spontan dengan episode
singkat (disebut Bangkitan atau Seizure), dengan gejala utama
kesadaran menurun sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai
kejang (Konvulsi), hiperaktifitas otonomik, gangguan sensorik atau
8
d. Pembengkakan gusi
e. Penambahan berat badan, rambut rontok
Cara Mengatasi efek samping obat Anti konvulsi:
a. Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lain dari benda
keras, tajam atau panas.
b. Longgarakan pakaian, bila mungkin miringkan kepala kesamping
untuk mencegah sumbatan jalan nafas.
c. Biarkan kejang berlangsung, jangan memasukkan benda keras
diantara gigi karena dapat mengakibatkan gigi patah.
d. Biarkan istirahat setelah kejang, karena penderita akan bingung
atau mengantuk setelah kejang.
e. laporkan adanya serangan pada kerabat dekat penderita epilepsy
( penting untuk pemberian pengobatan dari dokter ).
f. Bila serangan berulang dalam waktu singkat atau mengalami luka
berat, segera larikan ke rumah sakit.
4. Contoh obat anti konvulsi
Beberapa Obat Golongan Antikonvulsi/ Antiepilepsi
a. Golongan Hidantoin
Pada golongan ini terdapat 3 senyawa yaitu Fenitoin,
mefentoin dan etotoin, dari ketiga jenis itu yang tersering
digunakan adalan Fenitoin dan digunakan untuk semua jenis
bangkitan, kecuali bangkitan Lena.Fenitoin merupakan
antikonvulsi tanpa efek depresi umum SSP, sifat antikonvulsinya
penghambatan penjalaran rangsang dari focus ke bagian lain di
otak.
b. Golongan Barbiturat
Golongan obat ini sebagai hipnotik- sedative dan efektif
sebagai antikonvulsi, yang seing digunakan adalah barbiturate
kerja lama ( Long Acting Barbiturates ).Jenis obat golongan ini
antara lain fenobarbital dan primidon, kedua obat ini dapat
menekan letupan di focus epilepsy.
c. Golongan Oksazolidindion
Salah satu jenis obatnya adalah trimetadion yang
mempunyai efek memperkuat depresi pascatransmisi, sehingga
transmisi impuls berurutan dihambat , trimetadion juga dalam
10
f. Golongan Benzodiazepin
Salah satu jenisnya adalah diazepam, disamping senagai
anti konvulsi juga mempunyai efek antiensietas dan merupakan
obat pilihan untuk status epileptikus.
Contoh-Contoh Obat Anti Konvulsi
Carbamazepine Carbatrol
Clobazam Clonazepam
Depakene Depakote
Depakote ERDiastat
Dilantin Felbatol
Frisium Gabapentin
Gabitril Keppra
Klonopin Lamictal
Lyrica Mysoline
Neurontin Phenobarbital
11
Phenytek Phenytoin
Sabril Tegretol
Tegretol XRTopamax
Trileptal Valproic Acid
Zarontin Zonegran
Zonisamide.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Preeklampsia dan eklampsi menduduki peringkat kedua penyebab
kematian ibu sedangkan peringkat pertama adalah pendarahan. Oleh karena itu
deteksi dini preeklampsia yang merupakan langkah awal sebelum terjadinya
eklampsia, serta penanganannya harus segera dilaksanakan untuk menekan
angka kematian ibu dan bayi. Kejang yang tidak ditangani dengan
antikonvulsan secara tepat menjadi masalah utama pada kasus kematian akibat
eklampsia (Duley dkk., 2010). Pemberian antikejang sangat bermanfaat bagi
penderita preeklampsia untuk mencegah terjadinya penyakit lanjutan yaitu
eklampsia. Obat antikejang yang bisa diberikan antara lain: MgSO4 (pada
kondisi kehamilan termasuk kategori A/aman pada kehamilan), Diazepam
(termasuk kategori D/tidak aman pada kehamilan) dan Fenitoin (termasuk
kategori D/tidak aman pada kehamilan) (Roeshadi, 2006).
Anti konvulsi adalah obat yang di gunakan terutama untuk mencegah dan
mengobati bangkitan epilepsi (epilec seizure). Bangkitan ini biasa di sertai
kejang(konvulsi), hiperaktivitas otonom, gangguan sensoris atau psikis. Obat
anti konvulsi di sebut juga obat anti-epilepsi. Epilepsi{berasal dari bahasa
Yunani berarti Kejang}atau di indonesia di kenal dngan penyakit ayan. Ayan
adalah penyakit yang menyerang saraf sehinggaa fungsi saraf terganggu yang
timbul secara tiba-tiba dan berkala,biasa nya di sertai perubahan
kesadaran.penyebab utama dari epilepsi adalah akibat adanya muatan listrik
yang cepat.
12
13
B. Saran
Bidan dalam memberikan obat antikonvulsi harus selalu memperhatikan
faktor 5T1W agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Selalu pertimbangkan
dengan dokter mengenai masalah pemberian obat, dan juga selalu melakukan
prinsip 5 benar dan cek obat 3 kali sebelum pemberian agar tidak terjadi efek
samping yang merugikan.
Hernawati, I., 2011, Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010 Berdasarkan
Data SDKI, Riskesdas, dan Laporan Rutin KIA, disampaikan pada
Pertemuan Teknis Kesehatan Ibu di Bandung, 6 April 2011..
Hezelgrave, N.L., Duffy, S.P., dan Shennan, A.H., 2012, Preventing The
Preventable: Preeclampsia and Global Maternal Mortality, Obstetrics,
Gynaecology, and Reproductive Medicine, 22 (6). 170-172.
Kee, J. L., & Hayes, E. R. (2002). Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC.
L Duley. DJ Henderson-Smart, S Meher, JF King. Antiplatelet agents for
preventing preeclampsia and its complications. Cochrane database of
systematic reviews. 2010.
Prawirohardjo, S. (2013). Ilmu Kebidanan . Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Roeshadi, H.R., 2006. Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian
Ibu pada Penderita Pre-eklampsia dan Eklampsia: USU. (Thesis)
Schellack, G. dan Schellack, N., 2011, Pharmacotherapy During Pregnancy,
Childbirth, and Lactation: Principle to Consider, South African
Pharmaceutical Journal, 78 (3), 12-17.
Sidani, M. dan Siddik-Sayyid, S.M., 2011, Preeclamsia, A New Perspective in
2011, The Middle East Journal of Anesthesiology, 21 (2), 207-216
Turner, J.A., 2010, Diagnosis and Management of Preeclampsia: An Update,
International Journal of Women’s health, 2, 327-337
WHO. (2013). Buku saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI.
World Health Organization, 2011.Prevention and treatment of Preeklampsia and
Eclampsia. Diaskes tanggal 14 Agustus 2019