Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH FARMAKOLOGI


PENGGUNAAN ANTI PREEKLAMPSI/EKLAMPSI PADA IBU HAMIL

Dosen Pengampu :
Triana Septiani P., S.SiT., M.Keb

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Indah Cahyaningrum (P27824423179)
2. Ivon Nabila Akbar (P27824423182)
3. Mutiara Rachma Dhanny (P27824423186)
4. Nisya Titania Niluh Dewani (P27824423195)
5. Putri Naurina Salsabilah (P27824423200)
6. Ridha Cahyaning Wulan (P27824423204)
7. Rizka Safiratur Rahmah (P27824423208)
8. Shinta Fina Setiyani (P27824423210)
9. Tiara Pia Amelia (P27824423216)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
KELAS ALIH JENJANG REGULER B
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah

Farmakologi yang berjudul “Penggunaan Anti Preeklampsi/Eklampsi Pada Ibu

Hamil”

Dalam penulisan makalah, penulis mendapat banyak bimbingan, petunjuk

dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Luthfi Rusyadi, SKM, M.Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Surabaya

2. Dwi Wahyu Wulan Sulistyowati, SST., M.Keb., selaku Ketua Jurusan

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

3. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes., selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan

Kebidanan Kelas Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Surabaya.

4. Triana Septiani P., S.SiT., M.Keb, sebagai dosen pengampu mata kuliah

farmakologi

5. Semua pihak yang telah berkontribusi membantu dalam pembuatan dan

penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 14 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................4

1.3. Tujuan ...............................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Preeklampsi/Eklampsi......................................................................6

2.2 Klasifikasi Preeklampsia. ...................................................................................6

2.3 Obat Preeklampsia .............................................................................................7

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Contoh Kasus Penggunan Obat Preeklampsi/Eklampsi...................................15

BAB 4 PENUTUP

3.1. Kesimpulan .....................................................................................................27

3.2. Saran ...............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................28

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Preeklampsia merupakan salah satu masalah utama karena

preeklampsia mempengaruhi banyak sistem dalam tubuh. Preeklamsia terjadi

ketika hipertensi atau tekanan darah ditemukan lebih dari atau sama dengan

140/90 mmHg dan proteinuria ditemukan pada 300 mg / 24 jam atau +1 tes

dipstick, terjadi pada wanita dengan usia kehamilan 20 minggu atau lebih.

Preeklampsia sulit dideteksi pada awal kehamilan sehingga wanita hamil

disarankan untuk melakukan perawatan antenatal rutin untuk mendeteksi

preeklampsia secara rutin (Jannah, M., 2022).

Preeklampsia atau eklampsi merupakan penyumbang utama kematian

ibu dari beberapa kejadian saat kehamilan yang diawali dengan tingginnya

tekanan darah ibu hamil menjadi preeklampsi. Berdasarkan data dari Profil

Kesehatan Jawa Timur pada Tahun 2022 yaitu penyebab terbanyak kematian

ibu adalah gangguan hipertensi kehamilan (24,45%) dan perdarahan

(21,24%). Preeklampsia pada ibu dapat menyebabkan komplikasi seperti

solusio plasenta, hemolisis, oedem paru, nekrosis hati, dan kelainan ginjal,

sedangkan pada janin akan menyebabkan Intrauterin Growth Restriction

(IUGR) dan prematur (Khayati, Y. N., & Veftisia, V., 2018).

Studi penggunaan obat anti preeklampsi pada wanita hamil yang

dilakukan oleh di rumah sakit PMI Kota Bogor, MgSO4 juga banyak

diresepkan sebagai profilaksis terhadap eklampsia pada pasien preeklampsia

3
berat. (Indhayani, 2018). Tatalaksana preeklampsia untuk mencegah

perburukan penyakit memerlukan perhatian khusus terkait efek teratogen dari

obat dan perubahan fisiologis ibu sebagai respon terhadap kehamilan.

Pemilihan obat-obatan selama kehamilan harus mempertimbangkan rasio

manfaat dan resiko bagi ibu maupun janin untuk menghasilkan terapi yang

aman. Untuk itu hal – hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama obat,

tujuan penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, cara

pemakaian serta dosis yang digunakan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari preeklampsi/eklampsi ?

2. Apa saja macam-macam obat preeklampsi/eklampsi untuk ibu hamil ?

3. Bagaimna cara kerja/khasiat obat preeklampsi/eklampsi untuk ibu hamil ?

4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi obat preeklampsi/eklampsi untuk ibu

hamil?

5. Bagaimana dosis obat untuk preeklampsi/eklampsi untuk ibu hamil?

1.3 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui penggunaan anti preeklampsi/eklampsi pada ibu

hamil.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengertian dari preeklampsi/eklampsi

2. Untuk mengetahui macam-macam obat preeklampsi/eklampsi untuk

4
ibu hamil

3. Untuk mengetahui cara kerja/khasiat obat preeklampsi/eklampsi

untuk ibu hamil

4. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi obat

preeklampsi/eklampsi untuk ibu hamil

5. Untuk mengetahui dosis obat untuk preeklampsi/eklampsi untuk ibu

hamil

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pre -Eklampsia

Preeklampsia yaitu penyakit yang terjadi di dalam kehamilan dan muncul

setelah umur kehamilan 20 minggu festasi, ditandai dengan gejala hipertensi,

edema, proteinuria. Preeklampsia disebabkan oleh banyak faktor dan jika tidak

segera ditangani akan menimbulkan eklamsia atau kejang (Wahyuni, 2013).

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria atau

edema generalisata yang nyata atau keduanya akibat kehamilan setelah usia

kehamilan 20 minggu. Perkembangan penelitian terbaru menyatakan bahwa

edema tungkai tidak lagi dimasukkan dalam penegakan diagnosis preeklampsia

karena sering ditemukan pada kehamilan normal (Cunningham, 2012).

2.2 Klasifikasi Pre-Eklampsia

Klasifikasi preeklampsia menurut Mitayani (2013) dibagi menjadi dua

golongan yaitu :

1. Preeklampsia Ringan, dengan tanda-tanda :

a. Tekanan darah 140/90mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 15

mmHg atau lebih, dan kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.

b. Edema pada kaki, jari tangan, dan wajah atau kenaikan BB 1 Kg atau

lebih per minggu.

c. Proteinuria kuantitatif 0,3 gram atau lebih perliter =, kualitatif 1+ atau

2+ pada urine kateter atau mid steam.

6
2. Preeklampsia Berat, dengan tanda-tanda :

a. Tekanan darah 160/110mmHg atau lebih.

b. Proteinuria 5 gram atau lebih perliter.

c. Oliguria jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.

d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di

epigastrum.

e. Ada edema paru dan sianosis.

2.3 Obat Pre-Eklampsia

1. Obat Anti Konvulsan

a. Magnesium Sulfat (MgSO4)

1) Pengertian

Magnesium sulfat (MgSO4) adalah antagonis kalsium yang

bekerja di otot polos pembuluh darah yang akan menyebabkan

penurunan kalsium intraseluler sehingga akan terjadi relaksasi

arteri, meredakan vasospasme, dan menurunkan tekanan darah

arteri, seperti aorta serta pembuluh resisten yang lebih kecil

termasuk mesenterika, otot rangka, uterus, dan arteri serebral

(Ninike, 2021).

2) Cara kerja

Salah satu mekanisme kerjanya adalah menyebabkan

vasodilatasi melalui relaksasi dari otot polos, termasuk otot polos

pada pembuluh darah perifer dan uterus. Selain sebagai

antikonvulsan, magnesium sulfat juga berguna sebagai

7
antihipertensi dan tokolitik. MgSO4 juga berperan dalam

menghambat reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA) di otak.

Reseptor NMDA yang teraktivasi akan menyebabkan asfiksia dan

kerusakan sel sehingga terjadi kejang (POGI, 2016).

3) Indikasi dan Kontraindikasi

Kontraindikasi MgSO4 sebagai berikut :

• Magnesium Sulfat injeksi tidak boleh diberikan secara

parenteral pada pasiendengan blok jantung atau kerusakan

miokard.

• Hipersensitivitas

• Kerusakan miokard, koma diabetikum, dan blok jantung

• Hipermagnesemia

• Hiperkalsemia

• Pemberian selama 2 jam sebelum persalinan pada ibu dengan

toksemiakehamilan.

Penggunaan obat Magnesium Sulfat harus berada di bawah

pengawasan dokter.Informasi awal sebelum dokter menerapkan

terapi obat Magnesium Sulfatkepada pasien perlu untuk

diberikan, terkait dengan adanya alergi tertentu padapasien.

Beritahu dokter tentang kondisi alergi Anda sejelas-jelasnya agar

dokterdapat mempertimbangkan dosis Magnesium Sulfat yang

tepat, sekaligusmeminimalisir efek samping yang merugikan.

4) Dosis Obat

Menurut POGI (2016), dosis pemberian MgSO4 sebagai berikut:

8
a) Dosis Awal

4g MgSO4 (10 ml kosentrasi 40% atau 20 ml kosentrasi

20%) IV selama 5-8 menit (kecepatan 0,5-1 gr/menit). Untuk

10 ml Kosentrasi 40% dilarutkan menjadi 20 ml dengan

aquadest.

b) Dosis Pemeliharaan

• Lanjutkan dengan 15 ml MgSO4 (40%) atau 6 gr dalam

larutan ringer asetat/ ringer laktat selama 6 jam (1 gr/jam).

• Jika terjadi kejang ulangan, berikan MgSO4 2 gr IV selama

5 menit

• Infus MgSO4 1 gr/jam diberikan hingga 24 jam pasca

persalian/ setelah bayi lahir

2. Obat Anti Hipertensi

Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan

hipertensi berat dan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolic <110

mmHg. Indikasi umum pemberian obat antihipertensi pada kehamilan

adalah demi keselamatan ibu dalam mencegah penyakit serebro vascular

(POGI, 2016).

a. Labelatol

1) Pengertian

Labetalol adalah obat pilihan untuk penurun hipertensi pada

kehamilan (Karthikeyan, 2015).

9
2) Cara Kerja

Labetalol termasuk ke dalam golongan obat penghambat

beta. Obat ini bekerja dengan cara merelaksasi pembuluh darah

dan memperlambat detak jantung. Dengan begitu, aliran darah

menjadi lebih lancar dan tekanan darah akan menurun.

3) Indikasi Kontraindikasi

Labetalol hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum

menggunakan labetalol:

• Jangan menggunakan obat ini jika alergi terhadap labetalol.

• Menderita asma, gagal jantung, penyakit paru obstruktif

kronis, tekanan darah rendah, angina, atau gangguan irama

jantung, seperti AV blok atau bradikardia.

• Menderita penyakit tiroid, penyakit hati, penyakit ginjal,

diabetes, tumor di kelenjar adrenal, psoriasis, gangguan

sirkulasi darah atau myasthenia gravis.

• Pernah melakukan operasi bypass.

4) Dosis Obat

Labelatol oral

Dosis awal : 100 mg, 2 kali sehari

Dosis Lanjutan : 200-400 mg, 2 kali sehari

Dosis Maksimal : 1.200 mg/hari (NICE, 2019).

10
b. Nifedipine

1) Pengertian

Nifedipine adalah antagonis kalsium dari tipe 1,4-

dihidropiridin. Antagonis kalsium mengurangi influks ion

kalsium transmembran ke dalam selsel otot polos vaskular dan

otot jantung, tanpa mengubah konsentrasi kalsium serum.

Kalsium berperan penting pada proses coupling eksitasikontraksi

pada jantung dan sel otot polos vaskular, serta pada proses

pengeluaran arus listrik dari sel-sel konduksi khusus di jantung

(Wardana et al, 2018).

Nifedipin digunakan sebagai antihipertensi pilihan pada

preeklampsia berat atau tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan

diastolik≥ 110 mmHg. Efek samping yang dapat terjadi setelah

menggunakan nifendipineantara lain sakit kepala, pusing, mual,

wajah memerah, konstipasi, kram otot (WHO, 2015).

2) Cara Kerja

Cara kerja yang menghambat influks kalsium, nifedipine

menghambat kontraksi otot polos di jantung dan vaskular,

sehingga akan melebarkan arteri koroner dan arteri sistemik yang

utama (Wardana et al, 2018).

Berdasarkan aspek farmakokinetik maka nifedipine

diabsorpsi dengan cepat pada pemberian secara oral. Nifedipine

mengalami metabolisme lintas pertama, sehingga availabilitas

sistemik pada pemberian per oral dari nifedipine adalah 50-70%.

11
Konsentrasi plasma maksimum tercapai setelah 0,5-2 jam.

Nifedipine juga terikat pada protein plasma sebanyak 92-98%.

Ikatan protein tersebut berkurang pada pasien dengan gangguan

ginjal atau hati (misalnya pada penderita sirosis hati). Nifedipine

dalam hal eliminasi pada pasien dengan fungsi ginjal dan hati

yang normal, waktu paruh eliminasinya adalah 2-5 jam.

Nifedipine dimetabolisme dengan cepat dan lengkap di dalam hati

dan diubah menjadi metabolit tidak aktif. Kurang lebih 70-80%

diekskresikan melalui urin dalam bentuk metabolitnya dan 15%

diekskresikan melalui feses juga dalam bentuk metabolitnya

(Diana et al, 2020).

Penggunaan nifedipin secara sublingual sebaiknya

dihindari untuk meminimalkan terjadinya hipotensi maternal dan

fetal distress akibat hipoperfusi plasenta.

3) Indikasi Kontraindikasi

Indikasi

• Indikasi nifedipine adalah untuk angina vasospastik, angina

stabil kronis, dan hipertensi.

Kontraindikasi

• Kontraindikasi absolut pemberian nifedipine adalah pada

pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap

nifedipine, komponen penyusunnya, maupun calcium-

channel blocker lainnya. infark miokard dengan ST elevasi

12
juga merupakan kontraindikasi absolut pemberian

nifedipine.

• Kontraindikasi relatif, antara lain stenosis aorta berat, angina

tidak stabil, gagal jantung, dan gangguan hati sedang hingga

berat.

Pada stenosis aorta, nifedipine dapat menyebabkan kolaps

dan disfungsi ventrikel. Nifedipine dapat memicu kontraktilitas

otot jantung, yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen dan

memperburuk iskemia. Syok kardiogenik juga merupakan

kontraindikasi pemberian nifedipine. Pada keadaan ini, fungsi

pompa jantung terganggu, dan gangguan berpotensi semakin

berat pada pemberian nifedipine yang menghambat influks

kalsium dalam sel-sel jantung.

4) Dosis Obat

Diberikan jika labelatol tidak cocok

Nifedipine oral : 30-60 mg sekali sehari setelah makan

Dosis maksimal : 120mg/hari (NICE, 2019).

c. Methyldopa

1) Pengertian

Metildopa merupakan obat antihipertensi yang paling

sering digunakan untuk wanita hamil dengan hipertensi kronis.

Metildopa mempunyai safety margin yang luas (paling aman)

(WHO, 2015).

13
Metildopa merupakan antagonis reseptor alfa yang bekerja

di sistem syaraf pusat, dan memiliki sedikit efek perifer yang akan

menurunkan tonus simpatis dan tekanan darah arteri. Frekuensi

nadi,cardiac output, dan aliran darah ginjal relatif tidak

terpengaruh. Efek samping metildopa pada ibu antara laih letargi,

mulut kering, mengantuk, depresi, hipertensi postural, anemia

hemolitik, dan drug induced hepatitis (POGI, 2016).

2) Cara Kerja

Metildopa memiliki mekanisme kerja dengan menstimulasi

reseptor alfa-2 sentral sehingga menurunkan aliran simpatetik

dari pusat vasomotor di otak yang mengakibatkan meningkatnya

aktivitas parasimpatetik yang berpengaruh pada penurunan

denyut jantung (Wells et al, 2014).

3) Indikasi Kontraindikasi

Kontraindikasi sebagai berikut :

• Penyakit hati.

• Anemia hemolitik positif.

• Tengah mengonsumsi monoamine oxidase inhibitors

• Feokromositoma.

• Alergi terhadap methyldopa dan obat anti hipertensi lainnya.

4) Dosis Obat

Diberikan jika labelatol atau nifedipine tidak cocok

Methyldopa oral : 250- 500 mg 2-3 kali perhari

Dosis maksimal : 2-3 g/hari (NICE, 2019).

14
BAB 3

TINJAUAN KASUS

STUDI KASUS FARMAKOLOGI

Ny. G G1P0A0 USIA 24 TAHUN UK 22 MINGGU IBU HAMIL

TM II DENGAN PREEKLAMSIA

Tanggal Pengkajian : 12 Februari 2024

Pukul : 10.00 WIB

Identitas Pasien

Ibu Suami

Nama : Ny. G Tn. S

Umur : 24 tahun 28 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMU S1

Pekerjaan : Swasta PNS

Alamat : Jl. Raya Tajem, Maguwoharjo Jl. Raya Tajem,

Maguwoharjo

No. Telp : 085333123456 082145456789

15
A. DATA SUBYEKTIF

1. Alasan kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan sudah dua hari ini kaki dan tangannya bengkak, ibu merasa sering

pusing, sakit kepala bagian depan, terkadang pandangannya kabur, serta perut ibu

terasa sakit.

4. Riwayat menstruasi

Menarche : 15 tahun Siklus : 28 hari

Lama : 5 hari Teratur : Ya

Sifat darah : Merah Segar Keluhan : Tidak ada

5. Riwayat pernikahan

Status pernikahan : Kawin (Sah) Menikah ke : Pertama

Lama : 3 tahun Usia menikah pertama : 21 Tahun

6. Riwayat obstetrik: G1 P0 A0Ah0

Persalinan Nifas

Hamil Umur Jns


Tangg Penolon komplika BB Laktas Komplik
ke- khamil prsalina JK
al g si Lahir i asi
n n

Hamil

ini

16
6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

No Jenis Pasang Lepas

. Kontraseps Tg Ole Tempa Keluha Tgl Ole Tempa Alasa

i l h t n . h t n

- - - - - - - - - -

7. Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : 10 September 2023

ANC pertama usia kehamilan 8 minggu

a. Trimester I

Frekuensi : 2x, Tempat : BPM Oleh : Bidan

Keluhan : mual-mual

Terapi : B6 (2x1)

b. Trimester II

Frekuensi : 2x, Tempat : BPM Oleh : Bidan

Keluhan : sering pusing dan pandangan kabur

Terapi : tablet Fe (1x1) dan asam folat (1x1).

c. Imunisasi TT

T5 (lengkap)

d. Pergerakan janin selama 12 jam (dalam sehari)

Ibu mengatakan merasakan gerakan janinnya aktif dan sering terasa saat malam

hari

17
8. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah /sedang diderita (menular, menurun dan menahun)

Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular seperti

TBC, Hepatitis, PMS. Ibu mengatakan sedang menderita penyakit menurun

yaitu hipertensi. Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit

menahun seperti asma dan jantung.

b. Penyakit yang pernah /sedang diderita keluarga (menular, menurun dan

menahun)

Ibu mengatakan keluarga tidak pernah/sedang menderita penyakit menular

seperti TBC, Hepatitis, PMS. Ibu mengatakan dalam keluarga ada riwayat

penyakit menurun yaitu hipertensi (ayah). Ibu mengatakan keluarga tidak

pernah/sedang menderita penyakit menahun seperti asma dan jantung.

b. Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suami tidak ada riwayat

keturunan kembar

c. Riwayat operasi

Ibu mengatakan tidak pernah melakukan tindakan operasi apapun

d. Riwayat alergi obat

Ibu mengatakan tidak ada alergi obat apapun

9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi sebelum hamil saat hamil

Makan

Frekuensi : 3x/hari 4x/hari

Porsi : 1 piring 1-2 piring

18
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk, buah

Pantangan : tidak ada tidak ada

Keluhan : tidak ada tidak ada

Minum

Frekuensi : 7x/hari, 8x/hari

Porsi : 1 gelas 1 gelas

Jenis : air putih air putih dan susu

Pantangan : tidak ada tidak ada

Keluhan : tidak ada tidak ada

b. Pola eliminasi

BAB

Frekuensi : 1x/hari 1x/hari

Konsistesi : lunak lunak

Warna : kuning kuning

Keluhan : tidak ada tidak ada

BAK

Frekuensi : 5x/hari 6-7x/hari

Konsistesi : cair cair

Warna : kuning jernih kuning keruh

Keluhan : tidak ada tidak ada

c. Pola istirahat

Tidur siang

Lama :- -

Keluhan : tidak ada tidak ada

19
Tidur malam

Lama : 8 jam/hari 8 jam/hari

Keluhan : tidak ada tidak ada

d. Personal hygiene

Mandi : 2 x/hari 2 x/hari

Ganti pakaian : 2 x/hari 2 x/hari

Gosok gigi : 2 x/hari 2 x/hari

Keramas : 4 x/minggu 4 x/minggu

e. Pola seksualitas

Frekuensi : 3 x/minggu 3x/minggu

Keluhan : tidak ada

f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)

Ibu mengatakan sebelun dan selama hamil ia tetap melakukan pekerjaan rumah

tangga dan bekerja di luar rumah sebagai karyawan salon kecantikan.

g. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok,minum jamu,minuman

beralkohol)

Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu dan minuman beralkohol.

h. Psikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan,

dukungan sosial, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi,

kegiatan ibadah, kegiatan sosial, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)

1) Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kehamilan ini karena merupakan

kehamilan yang pertama.

20
2) Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat menerima dan mendukung

kehamilan ini karena kehamilan ini sangat diharapkan

3) Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik-baik saja.

4) Ibu mengatakan taat beribadah (sholat 5 waktu)

5) Ibu mengatakan selalu mengikuti arisan ibu-ibu setiap bulan

6) Ibu mengatakan pendapatan keluarga cukup untuk memenuhi kebituhan

sehari-hari.

i. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan,persalinan,dan laktasi)

Ibu mengatakan cukup paham dengan kehamilan yang ia peroleh dari orang

tuanya maupun bidan tetapi persalinan dan laktasi kurang begitu paham karena

ia hanya membaca dari beberapa artikel dan majalah pregnancy.

j. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)

1) Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami dan mertunya

2) Ibu mengatakan lingkungnnya cukup bersih

3) Ibu mengatakan tidak ada hewan peliharaan dirumah.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : sedang

Kesadaran : composmentis

Tanda-Tanda Vital

Tekanan darah : 170/110mmHg Nadi : 89 x/menit

Pernapasan : 24 x/menit Suhu : 37,1 0c

BB sebelum hamil : 60 kg

21
BB 3 hari yang lalu : 68 kg

BB saat ini : 74 kg

Tinggi badan : 158 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Mesochepal, kulit kepala bersih, tidak ada massa atau benjolan dan tidak nyeri

tekan.

b. Rambut

Hitam pendek, tidak rontok

c. Muka

Bulat, wajah pucat, terdapat cloasama gravidarum, tidak ada bekas luka dan

terdapat oedema.

d. Mata

Simetris, sklera tidak ikterik , konjungtiva tidak anemis maupun tanda-tanda

infeksi

e. Hidung

Mancung, ada secret, tidak ada polip maupun tanda-tanda infeksi.

f. Mulut

Bibir lembab, gigi bersih, gusi merah muda, tidak caries, lidah bersih, tidak ada

stomatitis dan tidak ada pembesaran tonsil.

g. Telinga

Simetris, tidak ada serumen dan tidak ada gangguan pendengaran.

22
h. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan jugularis tidak ada

nyeri tekan maupun nyeri telan

i. Dada

Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing dan bunyi jantung normal.

j. Payudara

Simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola, tidak ada

massa/benjolan dan tidak nyeri tekan.

k. Abdomen

Terdapat ada pembesaran, ada striae alba dan linea nigra, tidak ada bekas luka

atau operasi.

Palpasi Leopold

• Leopold I : TFU 20 cm, teraba bulat, lunak, tidak melenting

• Leopold II : sebelah kanan teraba keras, panjang seperti papan (puka),

sebelah kiri teraba bagian kecil janin (ekstremitas)

• Leopold III : teraba bulat, keras, dan melenting (kepala)

• Leopold IV : belum dapat dilakukan

l. TFU menurut Mc. Donald : 2 jari di atas pusat

m. Auskultasi DJJ : 121 x/mnt

n. Ekstremitas atas : simetris, jari lengkap, aktif, ada oedema

LILA : 28 cm

o. Ekstremitas bawah

Simetris, jari lengkap, aktif, ada oedema, tidak ada varises.

23
p. Genetalia luar

Tidak ada secret, varises (-), pembesaran kelenjar bartolini (-), darah (-).

q. Anus

Tidak haemorroid

r. Pemeriksaan panggul (bila perlu) : tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal : 12-02-2024 Jam : 09.30 WIB

a. Protein urine : +2

b. HB : 11,6 gr%

C. ASSESMENT

Ny. G G1P0A0 usia 24 tahun, UK 22 minggu dengan pre-eklamsia berat.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya harus segera di tangani

karena terdapat tanda dan gejala pre-eklamsia berat sedangkan bayinya masih

dalam keadaan normal. Ditandai dengan :

Tekanan darah : 170/110mmHg

BB sebelum hamil : 60 kg

BB 3 hari yang lalu : 68 kg

BB : 74 kg

DJJ : 121 x/mnt

Pemeriksaan fisik : kaki, tangan dan wajah ibu bengkak, wajah ibu pucat.

Protein urine : +2

24
HB : 11,6 gr%

2. Memberitahu ibu bahwa keadaanya harus segera dirujuk untuk memperoleh

perawatan yang intensif dan optimal dari tenaga medis yang lebih yaitu di Rumah

sakit yang memiliki fasilitas yang memadai.

3. Memberikan dukungan sepenuhnya pada ibu dan keluarga denagan cara

meyakinkan ibu dan keluarga bahwa perawatan medis yang ditanggani oleh dokter

ahli akan lebih baik karena peralatan dan sarana praserana yang tersedia juga komlit

dan memadai sehingga komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu dan

janinnya dapat ditangani, selain itu menyarankan keluarga untuk tetap tenang dan

selalu mendukung ibu dengan cara berdoa.

4. Menerapkan BAKSO KUDA : dalam tindakan merujuk yaitu menyertakan bidan

untuk menemani ibu jika terjadi kegawatdaruratan, dipersiapkan pula peralatan

yang memadai untuk proses perujukan, mempersiapkan kendaraan untuk perujukan

serta surat rujukan beserta obat-obatan yang mungkin akan diperlukan. Selain itu

juga disertakan keluarga untuk menemani ibu dan memberikan semangat pada ibu,

tidak lupa uang atau biaya serta doa yang tulus demi kesembuhan sang ibu dan tidak

lupa juga donor darah (persediaan darah).

5. Memberikan pertolongan pertama yaitu memasang infuse dengan memberikan

dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah kejang atau kejang

berulang. Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4 dalam 6 jam

sesuai prosedur. Cara pemberian dosis awal :

• Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10

ml aquades

• Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit

25
• Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml larutan

MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan

6. Melakukan dokumentasi di buku KIA ibu, buku register dan rekam medis

26
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Preeklampsia yaitu penyakit yang terjadi di dalam kehamilan dan muncul

setelah umur kehamilan 20 minggu festasi, ditandai dengan gejala hipertensi,

edema, proteinuria. Namun pada perkembangan penelitian terbaru menyatakan

bahwa edema tungkai tidak lagi dimasukkan dalam penegakan diagnosis

preeklampsia karena sering ditemukan pada kehamilan normal. Preeklampsi

dibagi menjadi dua golongan yaitu preeklampsi ringan dan preeklampsi berat.

Obat preeklampsi dibagi menjadi obat anti konvulsan dan obat anti

hipertensi. Contoh obat anti konvulsan adalah magnesium sulfat (MgSO4), dan

contoh obat anti hipertensi adalah labelatol, nifedipine, methyldopa.

4.2 Saran

1. Memberitahukan kondisi pasien sejelas-jelasnya kepada dokter agar dapat

mempertimbangkan dosis magnesium sulfat yang tepat dan meminimalisir

efek samping yang merugikan.

2. penggunaan nifedipine secara sublingual sebaiknya dihindari untuk

meminimalkan terjadinya hipertensi maternal dan fetal distress akibat

hipoperfusi plasenta.

27
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, M. (2022). Asuhan Kebidanan Terhadap Ibu Hamil Dengan Kejadian


Preeklampsia. Zona Kebidanan: Program Studi Kebidanan Universitas Batam,
12(3).

Karthikeyan, V.J.,. Hypertension in pregnancy; in Nadar, S. and Lip, G.Y.H.,


Hypertension, Ch. 22, 2nd Ed. Oxford Cardiology Library. Oxford. 2015.

Khayati, Y. N., & Veftisia, V. (2018). Hubungan stress dan pekerjaan dengan
preeklampsia di wilayah kabupaten semarang. Indonesian Journal of Midwifery
(IJM), 1(1).

Indhayani, L. (2018). Studi penggunaan obat antihipertensi pada wanita hamil yang
didiagnosis hipertensi di Rumah Sakit PMI Kota Bogor. Indones J Pharm Sci
Technol, 7(1), 1-17.

NICE. Hypertension in pregnancy: diagnosis and management [internet]. 2019.


Available at : https://www.nice.org.uk/guidance/ng133 /resources/hypertension-in-
pregnancydiagnosis-and-managementpdf66141717671365#page33

Ninike A. Peran magnesium sulfat dalam penatalaksanaan preeklampsia. Jurnal


Penelitian Perawat Nasional [internet]. 2021. 3(1):9-20. Tersedia dari:
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/246

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Pedokteran . Jakarta: JNPK-KR DEPKES RI.


2016.

Wardana, I.N.G., Widianti, I.G.A., Wirata, G. 2018. Testosterone increases corpus


cavernous smooth muscle cells in oxidative stress-induced rodents (Sprague-
Dawley). Bali Medical Journal 7(2): 313-322. DOI:10.15562/bmj. v7i2.970

Wells BG, DiPiro JT, Scwinghammer TL, DiPiro C V. Pharmacotherapy Handbook


Ninth Edition. Ninth Edit. McGraw-Hill Education; 2014.

WHO. WHO Recomendations For Prevention and Treatment of Preeclampsia and


Eclampsia. Switzerlan. WHO Press. 2015.

28

Anda mungkin juga menyukai