Disusun Oleh :
Tahun 2020
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Preeklamsia adalah gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas
yang terdiri dari hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, edema dan protein
uria 300 mg protein dalam urine 24 jam tetapi tidak menunjukan tanda – tanda
kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul
setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Icemi Sukarni 2013). Tidak berbeda
dengan definisi Icemi Wahyu P. (2013), mendefinisikan bahwa preeklamsia (toksemia
gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein
dalam urin) atau adanya penimbunan cairan, yang terjadi pada kehamilan 20 minggu
sampai akhir minggu pertama setelah persalinan (Icehi Sukarni 2013).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, angka
kejadian preeklamsi di seluruh dunia berkisar 0,51%- 38,4%. Di Negara maju, angka
kejadian preeklamsia berkisar 6%-7%. Sedangkan angka kejadian di Indonesia adalah
sekitar 3,8-8,5%. Di Indonesia, preeklamsia penyebab kematian ibu yang tinggi sebesar
24% (Depkes RI 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di provensi jawa timur adalah
97,41 per 100.000 KH ( Dinkes Jatim 2015). Penyebab kematian utama ibu di jawa
timur terutama preeklamsia atau eklamsia meningkat pada tahun 2010-2012.
Proporsi kejadian preeklamsia atau eklamsia di jawa timur pada tahun 2010 sebesar
26,92% yang meningkat menjadi 27,27% pada tahun 2011 dan 34,88% pada tahun
2012 (Dinkes Jatim 2015).
Dampak preeklamsia-eklamsia pada janin dapat mengakibatkan berat badan lahir
rendah akibat spasmus arteriol spinalis deciduas menurunkan aliran darah ke
plasenta,yang mengakibatkan gangguan fungsi plasenta.Kerusakan plasenta ringan
dapat menyebabkan hipoksia janin, keterbatasan pertumbuhan intrauterine (IUGR),
dan jika kerusakan makin parah maka dapat berakibat prematuritas, dismaturitas
dan IUFD atau kematian janin dalam kandungan. Dampak preeklamsia-eklamsia pada
ibu yaitu solusisio plasenta,abruption plasenta, hipofibrinogrmia, hemolisis, perdarahan
otak, kerusakan pembulu kapiler mata hingga kebutaan, edema paru, nekrosis hati,
kerusakan jantung, sindrom HELLP, kelainan ginjal. Komplikasi terberat terjadinya
preeklamsia-eklamsia adalah kematian ibu ( Devi dan Fiki 2015).
B. PERMASALAHAN MITRA
1. Kegiatan promotif sebagai usaha untuk melakukan penyuluhan/sosialisasi tentang
dampak bahayanya pre-eklampsia pada ibu hamil
2. Kurangnya pengetahuan tentang bahayanya pre eklampsia pada ibu hamil
3. Kurangnya Pengetahuan tentang Bagaimana pencegahan Pre-Eklampsia pada Ibu
Hamil
C. SOLUSI YANG DITAWARKAN
Dari beberapa Permasalahan yang Paling menonjol dan memerlukan penanganan atau
tindak lanjut adalah sosialisasi kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa sehingga
solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut :
1. Pemberian penyuluhan kesehatan yang terkait dengan Pre-Eklampsia yang meliputi :
Pengertian Pre-Eklampsia,penyebab Pre-Eklampsia,tanda gejala Pre-
Eklampsia,komplikasi Pre-Eklampsia,dan pencegahan Pre-Eklampsia.
2. Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab pada Posyandu Ibu Hamil
di Kelurahan Laweyan,Surakarta
Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan ini adalah dalam rangka meningkatkan
pengetahuan tentang Bahaya Pre-Eklampsia pada saat kehamilan. Metode yang
digunakan agar tercapai tujuan dari penyuluhan ini adalah :
1. Pemberian materi Pendidikan Kesehatan yang akan disampaikan sehingga
memudahkan Audiens untuk mempelajari dan mengikuti Pesan yang disampaikan
2. Ceramah dan tanya jawab sebagai metode komunikasi searah dan diskusi atau tanya
jawab sebagai metode komunikasi 2 arah.
D. TARGET LUARAN
???????????????????
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20
minggu atau setelah persalinan di tandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi
140/90 mmHg. (Sitomorang, dkk 2016)
Preeklamsia merupakan hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
(Praworihadrjo, 2009). Preeklampsia adalah hipertensi pada kehamilan yang ditandai
dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai
dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam (Nugroho, 2012).
B. ETIOLOGI
Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui penyebabnya, tetapi ada
yang menyatakan bahwa preeklampsia dapat terjadi pada kelompok tertentu
diantaranya yaitu ibu yang mempunyai faktor penyabab dari dalam diri seperti umur
karena bertambahnya usia juga lebih rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi
kronis dan menghadapi risiko lebih besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan,
riwayat melahirkan, keturunan, riwayat kehamilan, riwayat preeklampsia
(Sitomorang dkk,) Penyebab pasti preeklampsia masih belum diketahui secara
pasti. Menurut Angsar (2009) beberapa faktor risiko terjadinya preeklampsia meliputi
riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia, riwayat preeklampsia sebelumnya,
umur ibu yang ekstrim (35 tahun), riwayat pre-eklampsia dalam keluarga,
kehamilan kembar, hipertensi kronik.
C. MANIFESTASI KLINIS
Preeklamsi merupakan kumpulan dari gejala-gejala kehamilan yang di tandai dengan
hipertensi dan odem (Kusnarman, 2014) . Gambaran klinik preeklampsia mulai dengan
kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah, dan
terakhir terjadi proteinuria (Saraswati,2016 ). Tanda gelaja yang biasa di temukan pada
preeklamsi biasanya yaitu sakit kepala hebat. Sakit di ulu hati karena regangan selaput
hati oleh perdarahan atau edema atau sakit karena perubahan pada lambung dan
gangguan penglihatan, seperti penglihatan menjadi kabur bahkan kadang-kadang
pasien buta. Gangguan ini disebabkan penyempitan pembuluh darah dan edema
(Wibowo, dkk 2015).
D. KOMPLIKASI
Kejang (eklampsia) Eklampsia adalah keadaan ditemukannya serangan kejang
tibatiba yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa
nifas yang sebelumnya menunjukan gejala preeklampsia (Prawirohardjo, 2010).
Preeklampsia pada awalnya ringan sepanjang kehamilan, namun pada akhir
kehamilan berisiko terjadinya kejang yang dikenal eklampsia. Jika eklampsia tidak
ditangani secara cepat dan tepat, terjadilah kegagalan jantung, kegagalan ginjal dan
perdarahan otak yang berakhir dengan kematian (Natiqotul, 2016).
E. PENCEGAHAH
Preeklampsia sulit untuk dicegah karena sampai saaat ini belum diketahui secara
jelasnpenyebab pastinya. Salah satu cara yang bisa anda laukan untuk mengantisipasi
kondisi tersebut adalah dengan menjalani pemeriksaan kandungan secara rutin secara
berkala. Dokter dapat mendeteksi sejak dini ada atau tidaknya gejala yang dicurigai
sebagai tanda preeklampsia atau eklampsia,dengan pemeriksaan berikut ini :
Pemriksaan Tekanan Darah
Tes Darah
Pemeriksaan Urine
Perkembangan Janin dalam Kandungan
Meski tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklampsia,namum ada beberapa faktor
yang berkontribusi dalam mengontrol tekanan darah tinggi dalam kehamilan. Beberapa
hal yang bisa dilakukan dalam hal ini,yaitu :
A. METODE KEGIATAN
Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab. Model yang
dikembangkan dalam kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada ibu ibu
hamil tentang pre eklampsia,penyebab preeklampsia,tanda gejala
preeklampsia,komplikasi preeklampsia, dan pencegahan dari preeklampsia . Metode
yang digunakan agar tercapai tujuan dari usulan pengabdian masyarakat ini adalah.
Mengetahui preeklampsia
No Kegiatan Minggu ke
1 2 3 4
a. Pelaksanaan
kegiatan
b. Penyuluhan tentang
pencegahan pre-eklampsia
pada ibu hamil di posyandu
ibu hamil makam haji
4 Penyusunan laporan
3 Dokumentasi Rp 100.000