Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA DENGAN

GANGGUAN PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN

S1 KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA
Nama Anggota :
Hesti Septia N (C2018060)
Icha Puri W (C2018061)
Ida Astuti (C2018062)
Iiq Widowati S (C2018063)
Ika Yuniati (C2018064)
Indra Bachtiar (C2018065)
Indriyani Ayu M (C2018066)
Inggit Zulkharisma (C2018067)
Isyani Wahyu S (C2018069)
Joni Prastio (C2018070)
Kartikasari (C2018071)
Karunia Rosa (C2018072)
Kevin Seand G J (C2018073)
DEFINISI Menurut Sharif la ode (2012)
Penglihatan
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi pada mata
yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa dapat juga
akibat dari keduanya. Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau
bahan dalam kapsul mata. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi-
akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Katarak mengakibatkan pengurangan
visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan dalam mata, seperti melihat air terjun.

Pendengaran
Telinga sebagai organ pendengaran dan ekuilibrium terbagi dalam 3 bagian yaitu luar, tengah,
dan dalam. Telinga berisi reseptor-reseptor yang mnenghantarkan gelombang ke dalam impuls-
impuls saraf dan reseptor yang berespons pada gerakan kepala
Perubahan pada telinga luar sehubungan dengan proses penuaan adalah kulit berkurang elastisi-
tasnya.daerah lobus yang merupakan satu-satunyabagian yang sokong oleh kartilago mengalami
pengeriputan, aurikel tampak lebih besar, dan tragus ditutupi oleh rumbai-rumbai rambut yang
kasar. Lebih kurang 40% dari populasi lansia mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pen-
dengaran mulai dari derajat ringan sampai berat dapat di pantau menggunakan alat audiometer.
Pada umumnya laki-laki lebih sering menderita gangguan pendengaran dibandingkan wanita
ETIOLOGI Menurut Ilyas, sidarta(2009)

Etiologi pengelihatan
1. Ketuaan ( Katarak Senilis )
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseora rata-
rata terjadinya katarak adalah pada usia 60 tahun keatas.
2. Trauma
Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda, terpoton yang
tinggi, dan bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini disebut traumatik.
3. Penyakit mata lain ( Uveitis )
4. Penyakit sistemik(Diabetes Mellitus )
5. Defek congenital

Etiologi pendengaran
Etiologi di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Internal
Degenerasi primer eferen dari koklea, degenerasi primer organ corti penurunan vascularisas re-
septor neuro sensorik mungkin juga mengalami gangguan.Sehingga baik jalur auditori lobus
temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia.
2. Eksternal
Terpapar bising yang berlebihan, penggunaan otottoksik dan reaksi paska radang.
MANINFESTASI KLINIS
System penglihatan (Jaime L. Stockslager)2007
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Klien melaporkan
penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai
derajat tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan. Temuan objektif
biasanya meliputi pengembunann sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.
Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup, menyilaukan dengan distorsi
bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam akan
tampak atau putih. Penglihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan
akan bertambah putih.Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan
tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun dan ketika katarak sudah
sangat memburuk lensa yang lebih kuat pun tidak akan mampu memperbaiki
penglihatan
MANINFESTASI KLINIS
System Pendengaran Menurut Tabloski,P. A. (2014)
1. Berkurangnya pendengaran secara erlahan dan progresif perlahan pada kedua telinga dan
tidak disadari oleh penderita
2. Suara suara terdengar seperti bergumam, sehungga merka sulit untuk mengerti pem-
bicaraan
3. Sulit mendengar pembicaraan sekitar, terutama jika berada di tempat dengan latar be-
lakang suara ramai.
4. Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga. Telinga terdengar
berdenging ( tinnitus )
 
PATOFISIOLOGI ( Istiqomah, 2012)
A. Patofisiologi Gangguan Penglihatan
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kanc-
ing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa men-
gakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang me-
manjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa
dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalan-
nya cahaya ke retina. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada ke-
banyakan pasien yang menderita katarak. Katarak bisa terjadi bilateral, dapat disebabkan oleh
kejadian trauma atau sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan
yang normal. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar
UV, obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka
waktu yang lama
PATOFISIOLOGI ( Istiqomah, 2012)

B. Patofisiologi Gangguan pendengaran


Pada individu lansia, serumen telinga bersifat kering dan kemudian menumpuk sehingga ter-
akumulasi di dalam saluran telinga. Akumulasi serumen tersebut menyebabkan penurunan
fungsi pendengaran. Selain itu perubahan organ telinga akibat atropi pada neuron koklear, penu-
runan sel sensori dapat menjadi penyebab gangguan fungsi pendengaran pada individu lansia
(tabolski,2014). Kondisi gangguan fungsi pendengaran pada individu lanjut usia terjadi karena
terdapat penumpukan serumen yang kering, atropi neuron koklear, serta penurunan sel sensori.
KOMPLIKASI Menurut lilik ma'rifatul, 2011

Indra Penglihatan :
• Amblyopia sensori
• Glaukoma
• Katarak
• Mata kering
• Radang dan infeksi mata
• Retinopati
• Presbiopi
• Age-related Macular Degeneration (AMD)

Indra Pendengaran
• Presbikusis
PENATALAKSANAAN (Muhammad Nangga Dipa, 2012).

Adapun penatalaksanaan pada Gangguan penglihatan antara :


• Memakai kacamata/ lensa dengan benar
• Memakai huruf braile
• Pembatasan aktivitas
• Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari, mengenakan kacamata pada
siang hari
• Ketika tidur, berbaring, terlentang atau miring pada posisi mata yang tidak dioperasi, dan
tidak boleh telengkup.
• Aktivitas dengan duduk
• Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan
• Berlutut/ jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai.
PENATALAKSANAAN (Muhammad Nangga Dipa, 2012).

Adapun penatalaksanaan pada Gangguan pendengaran antara lain :


Farmakologi :
-Hormon
-Vasodilator
-Vitamin
-Obat lipoproteinolitik

Medis :
Menggunakan Alat bantu dengar sesuai dengan kebutuhan
Terapi wicara
Rehabilitasi
*) Hearing AID :
-Belakang telinga (behind the ear-BTE)
-Dalam telinga (in the ear-ITE)
-Kanalis telinga 9 (in the canal-ITC)
-Input microphone
-Amplifler
-Output receiver
*) Lakukan pemeriksaan berkala
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK INDIVIDU
Kasus
Siang hari Ny. B yang sudah lanjut usia datang ke IGD RS Mulya Indah diantar oleh
anaknya. Mengeluh mata kanannya tampak kabur , tidak bisa melihat objek dengan jelas. Ny
B mengatakan 1 tahun yang lalu dinyatakan matanya terkena katarak dan operasi. Perawat
menemukan kasus terbaru dari Ny B saat diajak bicara Ny B kurang mendengar apa yang diu-
capkan perawat. Anaknya bilang pendengaran ibunya terganggu akibat telinganya pernah
mengalami infeksi dan ada serangga yang masuk dalam telinga. Sebelum dibawa ke RS di
rumah mencoba mengeluarkan serangga dengan cotton but tapi terlalu dalam dan mengakib-
takan gendang telinganya terluka. Hasil pemeriksaan TD: 140 / 100 mmHg, N: 84x/m, RR:
22x/m, S: 36,8°C
NO. ANALISA DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS: Gangguan persepsi sensori- Gangguan penerimaan sensori/
-Pasien mengatakan mata kanannya tampak perseptual penglihatan status organ indra
kabur
-Pasien mengatakan tidak bisa melihat objek
dengan jelas
-Pasien mengatakan 1 tahun lalu matanya
katarak dan operasi
DO :
TTV
-TD : 140/100mmHg
-N : 84x/menit
-RR : 22x/menit
2. DS :
S : 36,8 0
C Resiko infeksi Proses penyakit
-Pasien mengatakan bagian telinganya sakit
-Anak pasien mengatakan pendengaran ibunya
terganggu akibat telinganya pernah mengalami
infeksi dan ada serangga masuk ke dalam telinga
DO :
-Pasien tampak kurang mendengar suara
TTV
-TD : 140/100mmHg
-N : 84x/menit
-RR : 22x/menit
S : 36,80 C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan penerimaan sen-
sori/status organ indra
2. Resiko infeksi b.d proses penyakit
No Diagnosa Keperawatan Kriteria dan Hasil Intervensi Keperawatan
1 Gangguan persepsi sensori- Setelah dilakukan tindakan keperawatan se- Observasi ;
perseptual penglihatan berhubun- lama 1*24 jam diharapkan gangguan persepsi 1) Monitor perilaku yang mengidentifikasi
gan dengan gangguan peneri- sensori halusinasi

maan sensori/status organ indra Menurun : 2) Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan
Definisi : Perubahan persepsi ten- 1. Verbalisasi mendengar bisikan stimulasi lingkungan

tang stimulus baik internal 2. Verbalisasi melihat bayangan 3) Monitor isi halusinasi (mis. Kekerasan atau
maupun eksternal yang disertai 3. Verbalisasi merasakan sesuatu melalui membahayakan diri )
dengan respon yang indra penciuman Terapeutik :

berkurang,berlebihan atau terdis- 4. Verbalisasi merasakan sesuatu melalui 4) Pertahankan lingkungan yang aman
torsi indra perabaan 5) Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak

5. Verbalisasi merasakan sesuatu melalui dapat mengontrol perilaku


indra pengecapan Edukasi :
6. Distorsi sensori 6) Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya

7. Perilaku halusinasi halusinasi


7) Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya

untuk memberi dukungan dan umpan balik


korektif terhadap halusinasi
8) Anjurkan melakukan distrkasi (mis.menden-

garkan music,melakukan aktivitas dan Teknik


relaksasi )

9) Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol


halusinasi
2 Resiko infeksi berhubun- Setelah dilakukan tindakan keper- Observasi :
gan dengan proses awatan selama 1*24 jam diharap- 1. Monitor tanda gejala infeksi local
penyakit kan resiko infeksi dan sistemik

Defnisi : beresiko men- Menurun : Terapeutik :


galami peningkatan 1. Demam 2. Batasi jumlah pengunjung
terserang organisme 2. Kemerahan 3. Berikan perawatan kulit pada
patogenik 3. Nyeri daerah edema
4. Bengkak 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah
  kontak dengan pasien dan
  lingkungan pasien
5. Pertahankan Teknik aseptic pada
pasien beresiko

Edukasi :
6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Ajarkan cara memeriksa luka
8. Anjurkan meningkatkan asupan
IMPLEMENTASI
NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON TTD/

NA
MA
1. Senin, 15 November Gangguan persepsi Monitor perilaku yang S : Pasien mengatakan melihat benda K.R
  2021 sensori-perseptual mengidentifikasi halusinasi tidak jelas dan melihat benda seperti
  08.00 penglihatan ada ganda

  berhubungan dengan O : pasien tidak bisa melihat dengan


  gangguan penerimaan jelas
  sensori/status organ
indra

2. 09.30 WIB  Gangguan persepsi Monitor dan sesuaikan S : pasien mengatakan tidak bisa K.R
sensori-perseptual tingkat aktivitas dan beraktifitas dengan bebas
penglihatan stimulasi lingkungan O : pasien terbatas penglihatannya
 
berhubungan dengan

gangguan penerimaan
sensori/status organ
indra
3. 10.30 WIB Gangguan persepsi sen- Monitor isi halusinasi (mis. S : pasien mengatakan ketika jalan K.R
sori-perseptual pengli- Kekerasan atau suka menabrak benda yang ada
hatan berhubungan membahayakan diri ) dirumah dikarenakan penglihatannya
4. 10.00 WIB Gangguan persepsi sen- Pertahankan lingkungan S : keluarga pasien K.R
sori-perseptual pengli- yang aman mengatakan sudah
hatan berhubungan   memindahkan benda-
dengan gangguan benda yang bisa
penerimaan sensori/sta- menyelakai pasien

tus organ indra ketika sedang


berjalan
O : pasien terlihat
murung
5. 11.30 WIB Gangguan persepsi sen- Lakukan tindakan S : keluarga pasien K.R
sori-perseptual pengli- keselamatan ketika tidak mengatakan ketika

hatan berhubungan dapat mengontrol berjalan selalu dibantu


dengan gangguan pener- perilaku O : pasien terlihat
imaan sensori/status or- putus asa
gan indra
6. 13.00 WIB Gangguan persepsi sen- Kolaborasi pemberian S : pasien mengatakan bersedia K.R
sori-perseptual pengli- obat antipsikotik dan untuk minum obat

hatan berhubungan antiansietas, O : pasien terlihat minum obat


dengan gangguan pener-
imaan sensori/status or-
gan indra
7 14.30 WIB Resiko infeksi Monitor tanda gejala S : pasien merasa kurang nyaman K.R
berhubungan dengan
infeksi local dan sistemik pada bagian telinga
proses penyakit
  O : pasien terlihat pucat
8. 16.30 WIB Resiko infeksi Jelaskan tanda dan gejala S : pasien mengatakan memahami K.R
berhubungan dengan infeksi dengan apa yang dijelaskan oleh
proses penyakit perawat
O : pasien tampak mendengarkan
9 18.30 WIB Resiko infeksi Ajarkan cara memeriksa S : keluarga pasien mengatakan K.R
berhubungan dengan luka sudah memahami cara memeriksa
proses penyakit luka yang ada ditelinga pasien

  O : keluarga pasien terlihat


memahami dengan yang diajarkan
oleh perawat
10 20.00 WIB Resiko infeksi Anjurkan meningkatkan S : pasien mengatakan bersedia K.R
EVALUASI FORMATIF

NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI TTD/


NAMA
TERAN

G
1. Senin, 15 November Gangguan persepsi sensori- S : Pasien mengatakan pandangannya kabur K.R
2021 perseptual penglihatan O : Badan terlihat lemas
14.00 WIB berhubungan dengan A : Gangguan persepsi sensori-perseptual
gangguan penerimaan sen- penglihatan berhubungan dengan gangguan
sori/status organ indra penerimaan sensori/status organ indra,
  lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3

2.   Resiko infeksi berhubungan S : Pasien mengatakan telinganya sakit K.R

dengan proses penyakit O : pasien terlihat menahan kesakitan


  A : Resiko infeksi berhubungan dengan proses
penyakit,lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi 1, 3
EVALUASI SUMATIF

NO HARI/TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI TTD/


NAM
A
TERA
NG
1. Rabu, 16 November Gangguan persepsi sensori- S : Pasien mengatakan mata kabur pasien sudah K.R
2021 perseptual penglihatan berangsur membaik
08.00 WIB berhubungan dengan O : pasien terlihat bersemangat untuk sembuh
gangguan penerimaan sen- A : Gangguan persepsi sensori-perseptual pengli-
sori/status organ indra hatan berhubungan dengan gangguan penerimaan
  sensori/status organ indra teratasi
P : Intervensi dihentikan pasien pulang

2.   Resiko infeksi berhubungan S : Pasien mengatakan rasa sakit ditelinga sedikit K.R
dengan proses penyakit berkurang

O : pasien terlihat sedikit ceria


A : Resiko infeksi berhubungan dengan proses
penyakit teratasi
P : Intervensi dihentikan pasien pulang
Daftar pustaka

(American Academy Of Ophthalmology 11 2011-2012) (Soekardi I, Hutauruk


JA)(Timothy L.Jackson, Moorfields 2008).
Azizah, Lilik Ma’rifatul.2011. Keperawatan Lanjut Usia.Edisi 1.Jogjakarta:Graha
Ilmu
Jaime L. Stockslager.2007.Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik ( dr buku
saku - geriatrik di cetak miring ) . Jakarta : EGC
Tabloski,P. A. (2014). Gerontological nursing 3rd edition. United States of Amer-
ica : Pearson
THANK YOU

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

Anda mungkin juga menyukai