obat merupakan substansi yang dipergunakan dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan dan perbaikan ataupun pencegahan terhadap gangguan kesehatan tubuh atau dapat juga sebagai terapi primer yang berkaitan dengan proses penyembuhan penyakit. Menurut Budiasa (2016) obat merupakan bahan atau paduan bahan2 yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan atau menyembuhkan penyakit maupun gejala penyakit. PRINSIP BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT
melakukan identifikasi dengan melihat serta memastikan gelang pasien. Identifikasi dilakukan dengan menanyakan nama pasien, tanggal lahir pasien atau no RM pasien. BENAR OBAT
Adalah kesesuaian obat yang diberikan dengan yang diresepkan.
The Joint Commission (2008) dalam Perry& Potter (2009) menyatakan hal yg harus diperhatikan dalam benar obat yaitu : a.) menyakinkan informasi pengobatan kapan pun terhadap obat yg baru/obat yang diresepkan saat pasien pindah ke ruang perawatan lain. b.) jangan menyiapkan obat yang ada dalam kotak obat atau kontainer yang tidak diberi nama atau label yang tidak jelas. c.) jika memberikan obat harus memperhatikan unit dosis dalam kemasan kemudian diperiksa kembali label saat memberikan obat. d.) memeriksa kembali seluruh obat yang diberikan pd pasien sesuai dengan RM pasien. e.) Memeriksa dua identitas pasien sebelum obat diberikan pada pasien. BENAR DOSIS
Dosis diberikan sesuai dengan karakteristik pasien
sesuai hasil perhitungan dan jenis obatnya (tablet atau cairan) dalam jumlah tertentu. Tindakan supaya tepat dalam menghitung dosis obat: 1. Kemasan obat dibuka hanya pada saat diberikan pada pasien 2. Sebelum menghitung dosis obat, alat standar digunakan sesuai dengan kebutuhan, seperti syringe pump, skala tetesan, sendok, dll. Rumus Pemberian Obat Ampul Sediaan x Isi Obat Contoh : Pasien X diresepkan ranitidine 20 mg sebanyak 2x sehari. Ranitidine 1 ampul = 2 ml = 50 mg Rumus Pemberian Obat Vial Sediaan x pelarut Contoh : Pasien Y mendapat terapi ceftriaxone 3x500 mg Ceftriaxone 1 vial = 1 gr BENAR WAKTU
Obat diberikan sesuai dengan program pemberian,
frekuensi dan jadwal pemberian. BENAR RUTE
Obat harus diberikan sesuai rute yang diprogramkan
dan dipastikan bahwa rute tersebut aman dan sesuai untuk pasien. Macam rute obat : 1. Oral 2. Parenteral 3. Topikal 4. Rektal 5. Inhalasi BENAR DOKUMENTASI
Dokumentasi dilakukan setelah pemberian obat atau
dokumentasi alasan obat tidak diberikan. Dokumentasi standar Medication Administration Record (MAR) : nama lengkap pasien, waktu pemberian, dosis obat yang dibutuhkan, cara pemberian, dan frekuensi pemberian obat. FAKTOR YG MEMPENGARUHI PEMBERIAN OBAT
Tingkat Pengetahuan Perawat
Tingkat Pendidikan Perawat Motivasi Kerja KESALAHAN PEMBERIAN OBAT (Kemenkes, 2011)
Adverse Drug Event
merupakan suatu insiden dalam pengobatan yang dapat menyebabkan kerugian pd pasien. Adverse Drug Reaction merupakan respon obat yg dapat membahayakan serta menimbulkan kesalahan dalam pemberian obat 1. Hipersensitivitas 2. Alergi 3. Toksisitas 4. Interaksi antar obat PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT
Terapi simptomatis : mengurangi gejala Terapi substitusi : menggantikan zat yang tidak bisa di produksi lagi oleh tubuh Efek samping
Efek samping : hal yang tidak di inginkan karena
proses terapi Idiosinkrasi : memberikan efek secara kualitatif berlainan dari efek normal. Karena kelainan genetik Alergi : hipersensitifitas Foto sensitasi : sensitif terhadap cahaya Efek toksik
Menjadi racun jika dosis berlebihan
Faktor yang mempengaruhi reaksi obat
Absorbsi obat Distribusi obat ke dalam tubuh Metabolisme obat Ekskresi obat Masalah pemberian obat
Menolak pemberian obat
Integritas kulit terganggu Disorientasi dan bingung Menelan obat Alergi obat