Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

DENGAN PRE-EKLAMSIA

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1. Fadilla Aprilia Hanisa (2014301057)
2. Gustia Purnama (2014301059)
3. Irma Noviyanti S (2014301062)
4. Lutfiyah Salwa (2014301069)
5. Tegar Abilah (2014301090)
6. Wardah Alaya (2014301096)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya


kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Pre-eklamsia”

Dalam penyusunan makalah ini dengan keras dan dukungan dari


berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan hasil yang terbaik
dan sesuai dengan harapan. Walaupun dalam pembuatannya kami mendapatkan
beberapa kesulitan karena faktor keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang kami miliki.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada
dosen pembina mata kuliah Maternitas. kami juga mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan semua yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada
kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, Saran
kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki danmenyempurna
kan tugas yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna bagi rekan-rekan
dan semua pihak yang berkepentingan.

Bandar Lampung, 27 Juli 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Preeklamsia adalah gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg,
edema dan protein uria 300 mg protein dalam urine 24 jam tetapi tidak
menunjukan tanda – tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu
atau lebih ( Icemi Sukarni 2013). Tidak berbeda dengan definisi Icemi Wahyu
P. (2013), mendefinisikan bahwa preeklamsia (toksemia gravidarum) adalah
tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam urin)
atau adanya penimbunan cairan, yang terjadi pada kehamilan 20 minggu
sampai akhir minggu pertama setelah persalinan (Icehi Sukarni 2013).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,
angka kejadian preeklamsi di seluruh dunia berkisar 0,51%- 38,4%. Di
Negara maju, angka kejadian preeklamsia berkisar 6%-7%. Sedangkan
angka kejadian di Indonesia adalah sekitar 3,8-8,5%. Di Indonesia,
preeklamsia penyebab kematian ibu yang tinggi sebesar 24% (Depkes RI
2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di provensi jawa timur adalah 97,41 per
100.000 KH ( Dinkes Jatim 2015). Penyebab kematian utama ibu di jawa
timur terutama preeklamsia atau eklamsia meningkat pada tahun 2010-2012.
Proporsi kejadian preeklamsia atau eklamsia di jawa timur pada tahun 2010
sebesar 26,92% yang meningkat menjadi 27,27% pada tahun 2011 dan
34,88% pada tahun 2012 (Dinkes Jatim 2015).
Dampak preeklamsia-eklamsia pada janin dapat mengakibatkan berat
badan lahir rendah akibat spasmus arteriol spinalis deciduas menurunkan
aliran darah ke plasenta,yang mengakibatkan gangguan fungsi
plasenta.Kerusakan plasenta ringan dapat menyebabkan hipoksia janin,
keterbatasan pertumbuhan intrauterine (IUGR), dan jika kerusakan makin
parah maka dapat berakibat prematuritas, dismaturitas dan IUFD atau
kematian janin dalam kandungan. Dampak preeklamsia-eklamsia pada ibu
yaitu solusisio plasenta,abruption plasenta, hipofibrinogrmia, hemolisis,
perdarahan otak, kerusakan pembulu kapiler mata hingga kebutaan, edema
paru, nekrosis hati, kerusakan jantung, sindrom HELLP, kelainan ginjal.
Komplikasi terberat terjadinya preeklamsia-eklamsia adalah kematian ibu
( Devi dan Fiki 2015).
Menurut Prawiroharjo dalam Fathur Rohma, Rini Hayu Lestari, (2015),
preeklamsia dapat dicegah dengan cara medical dan non medical.
Pencegahan non medical yaitu melakukan tirah baring. Di Indonesia
tirahbaring masih di perlukan pada mereka yang mempunyai resiko tinggi
terjadinya preeklamsia. Sedangkan pencegahan dalam medical yaitu dengan
cara melakukan diet suplemen yang mengandung minyak ikan yang kaya
asam lemak tidak jenuh, misalnya omega-3 PUFA, antioksidan: vitamin C,
vitamin E, β- karoten, CoQ10, N- Asetilsistein, asam lipotik, dan elemen
logam berat, zinc, magnesium, kalsium. Preeklamsia hendaknya melakukan
pemeriksaan ANC secara rutin, istirahat cukup, diet tinggi protein, redah
lemak, karbohidrat, garam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan masalah asuhan keperawatan pre-eklamsia pada ibu hamil..

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pre-eklampsia pada ibu hamil.
PENGKAJIAN
Pengumpulan data
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga
kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat
terjadi hipertensi laten.
2. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan
berupa seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata
dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria
(protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan
diawali dengan tandatanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang
dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas
(epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan
sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita
diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau
skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan
atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
4. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti
kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas,
ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan
sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari
pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan
yang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru
mengembalikan resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor
predisposisi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung
hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetic yang telah
diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan
meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
6. Riwayat psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan
yang dilakukan terhadap dirinya.
7. Riwayat maternal
Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.
8. Pengkajian sistem tubuh

Diagnose, tujuan dan intervensi

A. PENKAJIAN
Pengkajian dilakukkan pada tanggal 11 Maret 2014, jam 10.00 WIB diruang
Mawar I RSUD Dr. Moewardi

1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny. P
Umur : 32 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Karyawan Swasta Alamat: Klodran,
Boyolali Status Perkawinan : Kawin No. RM 01245266
Tanggal masuk RS: 09 Maret 2014 (19.00 WIB)
b. Identitas penanggung jawab
Nama Suami : Tn. S
Umur : 30 th
Agama : Islam
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan bengkak pada kaki dan mata saat bangun tidur

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan satu hari sebelum masuk rumah sakit


pasien memeriksakan kandungannya ke klinik kandungan, dalam
pemeriksaan didapatkan bahwa TD pasien 180/100 mmHgndan
oedem pada kaki, kemudian pasien dianjurkan untuk dirawat intensive
di RS Dr. Moewardi karena kehamilan disertai PEB, pada tanggal ( 9
maret 2014(19.00 wib) pasien datang ke RS Dr. Moewardi dan
didapatkan TD pasien 180/110 mmHg, kemudian pasien diberi injeksi
MGSO4 4gr/im, kemudian pasien dirawat diruang mawar

b. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan satu tahun yang lalu pernah keguguran
anak pertama saat janin berumur 8 minggu dikarenakan aktivitas yang
berat dan sebelumnya juga tidak pernah menderita penyakit hipertensi

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit yang sama dengan klien maupun penyakit
menurun seperti Diabitus Militus, Hipertensi serta penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis dan HIV

Implementasi

No Jam Implementasi Respon TTD


.
Dx
1 11/03/14 Mengaustalsi DS:pasien
08.00wib suara mengatakk
an sesak
nafas nafas
tambahan dan DO : pasien Saralangi
memonitor pola tampak lemah RR:
nafas 28x/m Tidak ada
Menganjurkan suara
pasien posisi nafas tambahan
semi DS: pasien
mengatakan
pusing seperti
tertusuk- tusuk,
pusing hilang
timbul, pasien
juga mengatakan
akan mencoba
nafas dalam
ketika pusing DO:
pasien tampak

A. Evaluasi

No Jam Evaluasi TTD


.
Dx
1 14.00 S : pasien mengatakan masih
WIB sesak nafas
O : pasien terlihat lemah
terpasang kanul oksigen 3liter
RR:28x/m
A : masalah belum
teratasi P : intervensi
dilanjutkan:
1. Monitor respirasi dan Saralangi
status O2 pasienMonitor
pola nafas pasien
A. Diagnosa keperawatan
1. Adapun diagnosa yang muncul dalam kasus adalah :
i. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan suplai oksigen
(NANDA, 2013)
ii. Gangguan rasa nyaman berkaitan dengan Nyeri
iii. Kelebihan volume cairan gangguan mekanisme
regulasi.
Kesimpulan
Preeklamsia berat merupakan suatu kelanjutan dari preeklamsia ringan
dimana terjadinya kenaikan tekanan darah 160/110mmHg, proteinuria
5gram atau lebih dalam 24 jam (+3 atau +4), oliguria, nyeri epigastrium
gangguan pengelihatan.Dalam keadaan preeklamsia berat, jika
tidak ditangani segera maka pasien akan mengalami kejang/ sudah
dalam tahap eklamsia. Banyak pasien yang berpotensi dalam
preeklamsia berat antara lain karena factor genetik
(keturunan/riwayat keluarga hipertensi), kehamilan ganda,
obesitas, diabitus militus. Untuk mencegah agar preeklamsia
menjadi berat atau bahkan menjadi eklamsia, perlu dipantau dalam
setiap kunjungan ulang antenatal yaitu pertambahan berat badan yang
terlalu besar setiap minggu, tekanan darah tinggi serta kadar protein
dalam urine.
DAFTAR PUSTAKA

Persis Mary Hamilton, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas,


EGC, Jakarta R. Sulaeman Sastrawinata, (1981), Obstetri Patologi,
Elstar Offset, Bandung. ——(1995), Ilmu Penyakit Kandungan UPF
Kandungan Dr.Soetomo. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai