Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN MATERNITAS

PRE EKLAMSI

Pembimbing : Ns. Sunirah.,M.Kep,Sp.Kep.Mat

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

Achmad Fauzan 0432950422050


Bagus Rachmat Hidayat 0432950422064
Fitri Widianingsih 0432950422068
Indra Wijaya 0432950422063
Wahyu Nugroho W 0432950422051

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH BEKASI

ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023

Jln. RA Kartini No.88, RT.003/RW.005, Margahayu,Kec.Bekasi Timur, Kota Bekasi, J


awa Barat 17113
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Karunia dan Rah
matnya kepada kelompok 2 sehingga kami bisa mengerjakan tugas Mata Kuliah Maternitas.
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW,
yang telah mengeluarkan manusia dari zaman jahiliyyah kepada zaman yang penuh dengan i
lmu.

Dalam menyusun makalah ini, kami kelompok 2 ingin mengucapkan terima kasih ke
pada dosen pembimbing Ibu Ns. Sunirah., M.Kep, S.Kep.Mat yang telah memberikan bimbi
ngannya.

Makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami memohon kritik da
n saran yang membangun agar kelak dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi.

Bekasi 07 Desember 2022

Tim Penulis
BAB I

TINJAUAN TEORI

1. DEFINISI

Pre-eklamsia menurut (Sofian,2015) merupakan kesatuan penyakit yang langsung di


sebabkan kehamilan ,sebab terjadinya belum jelas.Definisi pre-eklamsia menurut (Mita
yani,2012) penyakit dengan tanda tanda hipertensi,edema,dan proteinuria yang timbul k
arena kehamilan,atau dapat lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformosis yang lu
as pada vili dan korialis.Pre-emklasia merupakan salah satu gangguan hipertensi dalam
kehamilan.Pre-eklamsia menurut (Chapman & Durham,2010) penyakit kehamilan yang
berkisar dari hipertensi ringan sampai berat disertai dengan mendasari sistemik patologi
yang dapat memiliki dampak ibu dan janin yang parah.

2. DASAR DALAM ALQURAN

Secara umum di dalam Al Quran Allah menyebutkan kesulitan yang dialami seorang
ibu yang mengandung buah hatinya. Di dalam surat Al Ahqof ayat 15 disebutkan :

‫َو َو َّصْيَنا اِإْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِه ِإْح َس اًنا َح َم َلْتُه ُأُّم ُه ُك ْر ًها َو َو َضَع ْتُه ُك ْر ًها َو َح ْم ُلُه َو ِفَص اُلُه َثاَل ُثوَن َش ْهًرا‬

Artinya: “Kami perintahkan kepadamu supaya berbuat baik kepada dua orang, yakni i
bu dan bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya de
ngan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya, maka ia akan mendap
at pahala yang setimpal.” (QS. Al Ahqaf: 15)

Di dalam surat Luqman ayat 14, disebutkan :

‫َو َو َّصْيَنا اِاْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِۚه َح َم َلْتُه ُاُّم ٗه َو ْهًنا َع ٰل ى َو ْهٍن َّوِفَص اُلٗه ِفْي َعاَم ْيِن َاِن اْشُك ْر ِلْي َو ِلَو اِلَد ْيَۗك‬
‫ِاَلَّي اْلَم ِص ْيُر‬

Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua oran
g tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ora
ng tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
Salah satu keutamaan ibu hamil adalah ketika ia meninggal dalam keadaan melahirkan,
maka dianggap sebagai mati syahid. Rasulullah SAW bersabda:

“Mati syahid itu ada tujuh, selain mati terbunuh dalam perang fisabilillah, yaitu: mati
karena penyakit tha’un, mati karena tenggelam, mati karena penyakit lambung, mati ka
rena sakit perut, mati karena terbakar, mati karena tertimpa reruntuhan, dan wanita ya
ng mati karena hamil atau melahirkan.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i dan Malik)

Allah SWT memberikan jaminan surga kepada ibu hamil yang meninggal dunia dalam
masa kehamilannya. Kedudukan yang sangat tinggi bagi perempuan yang meninggal sa
at masa kehamilan atau proses melahirkan ini menunjukkan betapa besar harkat yang di
berikan Allah. Akan tetapi, perempuan tersebut akan mati sia-sia jika kehamilannya
adalah hasil dari berbuat zina.

3. ETIOLOGI

Penyebab pre-eklamsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Ada yang menyat
akan pre-eklamsia dapat terjadi dikelompok tertentu yang terdapat dari ibu yang mempu
nyai faktor penyebab seperti umur kerena bertambahnya usia lebih rentan untuk terjadin
ya peningkatan hipertensi kronis dan menghadapi risiko lebih besar untuk menderita hip
ertensi karena kehamilan, riwayat melahirkan, keturunan, riwayat kehamilan, riwayat pr
e-eklamsia. (wardani et all,2015.Menurut (sutrinah,2015) faktor-faktor yang diperkiraka
n akan mempengaruhi timbulnya pre-eklamsia sebagai berikut

a. Usia Ibu

Kejadian tertinggi pada kasus pre-eklamsia pada usia 20 tahun,namun prevalensiny


a meningkat pada wanita dengan usia diatas 35 tahun

b. Usia kehamilan

Pre-klamsia biasanya akan muncul setelah kehamilan minggu ke 20, gejalanya yait
u kenaikan tekanan darah. Jika usia kehamilan 20 minggu, masih dikategorikan dal
am hipertensi kronik. Sebagian besar pre-eklamsia terjadi pada minggu ke 37 dan s
emakin tua kehamilan maka semakin berisiko terjadinya pre-eklamsia.
c. Paritas

Paritas merupakan keadaan ibu yang melahirkan janin lebih dari satu (primigravida,
multipara, grande multipara)

d. Riwayat hipertensi / pre-eklamsia

Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi mempunyai kemungkinan lebih besar men
galami pre-eklamsia saat hamil.

e. Genetik

Riwayat pre eklamsia pada keluarga juga dapat meningkatkan resiko hampir 3 kali
lipat.

f. Riwayat penyakit diabetes militus

Dengan mepunyai riawat diabestes kemungkian resiko mengalami pre-eklamsia me


ningkat 4 kali lipat.

g. Gaya hidup

Ibu hamil yang mempunyai riwayat sering mengkonsumsi makanan instan juga beri
siko 2 kali lipat mengalami pre-eklamsia.( Wardani et all, 2015)

h. Obesitas sebelum hamil dan masa indeks tubuh (IMT) tidak ideal

Obesitas dan IMT yang besar merupakan faktor resiko paling besar dalam pre-ekla
msia.Pada obesitas faktor resikonya naik 2.47 kali lipat.Sedangkan IMT lebih dari
35 mengalami resiko 4 Kali lipat.(Roberts.2013) .

4. KLASIFIKASI

Klasifikasi pre-emklasia dibagi menjadi 2 yaitu pre-eklamsia ringan dan pre-eklamsia b


erat

a. Pre-eklamsia ringan

Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlenta
ng, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg at
au lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jar
ak periksa 1 jam, sebaiknya dengan selang waktu 6 jam. Edema umum, kaki, jari ta
ngan, serta wajah, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu. Proteinuri
a kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau
midstream.

b. Pre-eklamsia berat

Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 gr atau lebih per liter, Olig
uria, adalah jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam. Adanya gangguan serebral,
gangguan visus, serta rasa nyeri di epigastrium. Dan terdapat edema paru dan siano
sis.

5. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Mitayani (2012), preeklamsia memiliki dua gejala yang sangat penting yaitu hi
pertensi dan proteinuria yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Penyebab dari
kedua masalah diatas yaitu sebagai berikut

a. Tekanan darah

Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal yang penting pada p
reeklamsia. Tekanan diastolik adalah tanda prognostik yang lebih andal dibandingk
an dengan tekanan sistolik. Pada tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih yan
g terjadi terus-menerus menunjukkan keadaan abnormal.

b. Kenaikan berat badan

Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan preeklamsia serta bah
kan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan adalah tanda pertama preeklamsia
pada sebagian wanita. Peningkatan berat badan normal ialah 0,5 kg per minggu. Ap
abila 1 kg dalam seminggu, maka kemungkinan terjadinya preeklamsia harus dicuri
gai. Peningkatan berat badan terutama disebabkan karena retensi cairan serta selalu
dapat ditemukan sebelum timbulnya gejala edema yang tampak jelas seperti kelopa
k mata yang bengkak atau jaringan tangan yang membesar.
c. Proteinuria

Pada preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu, positif dua, atau ti
dak sama sekali. Pada kasus berat proteinuria dapat ditemukan serta dapat mencapa
i 10 g/dL. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan hipertensi serta
kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan.

Adapun gejala subjektif yang dialami ibu hamil pre-eklamsia adalah :

a. Nyeri kepala

Jarang ditemukan pada kasus ringan, namun akan sering terjadi pada kasus-kasus b
erat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital, dan tidak sembuh
dengan pemberian analgesik biasa.

b. Nyeri epigastrium

Adalah keluhan yang sering ditemukan pada preeklamsia berat. Keluhan ini diseba
bkan oleh tekanan pada kapsula hepar akibat edema atau perdarahan.

c. Gangguan penglihatan

Keluhan penglihatan yang tertentu dapat disebabkan oleh spasme arterial, iskemia,
serta edema retina serta pada kasus-kasus yang langka disebabkan oleh ablasio retin
a. Pada preeklamsia ringan tidak ditemukan tanda-tanda subjektif
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI

Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik ke
perawatan, terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu pengkaji
an, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Tahap- tahap tersebut berintegras
i terhadap fungsi intelektual problem-solving dalam mendefinisikan suatu asuhan kepera
watan (Nur Salam, 2013). Berikut lima tahap konsep asuhan keperawatan pada klien den
gan preeklampsi: 1. Pengkajian Pengkajian adalah pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan (Purba, 2019)

2.1 Pengkajian

1) Anamnesa
A. Identifikasi umum ibu meliputi : nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidika
n, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah.
B. Data riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengalami sakit kepala didaerah frontal, terasa sakit di ulu hati/n
yeri epigastrium, penglihatan kabur, mual muntah, anoreksia, tidak na
fsu makan, bisa terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wa
jah dan ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat b
adan 1 kg/ minggu.

b) Riwayat kesehatan Dahulu

Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita penya


kit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempun
yai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan terdahulu, bi
asanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga


Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi dala
m keluarga.

d) Riwayat Perkawinan

Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun at


au di atas 35 tahun.

e) Riwayat Obstetri

Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu ha


mil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa
dan semakin semakin tuanya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2013).

C. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum
a) Tekanan Darah

Biasanya ibu hamil dengan pre-eklamsia akan mengalami kelelahan, t


ekanan darah ibu hamil ditemukan dengan darah sistol diatas 140 mm
Hg dan diastole diatas 90 mmHg.

b) Nadi

Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut na


di yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
ditemukan nadi yang semakin cepat.

c) Nafas

Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan nafas pen
dek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan terdengar bunyi n
afas yang berisik dan ngorok.

d) Suhu
Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya tidak
ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami
eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.

e) Berat Badan

Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/ming
gu, dan pada ibu hamil yang mengalami pre-eklampsia akan terjadi pe
ningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1 bul
an

f) Kepala

Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kura
ng bersih dan pada ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami sakit
kepala.

g) Wajah

Biasanya pada ibu hamil yang mengalami pre-eklampsia/eklampsia w


ajah tampak edema.

h) Mata

Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan konjungtiva su


b anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu ha
mil yang mengalami preeklampsia atau eklampsia biasanya akan terja
di gangguan penglihatan yaitu penglihatan kabur.

i) Hidung

Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan

j) Bibir

Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab

k) Mulut
Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi, menyebabkan ko
ndisi gusi menjadi hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa mengalam
i pembengkakan dan perdarahan.

l) Leher

Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjar tiroid

m) Thorax

Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru d


an napas pendek .

jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi jantung, pada
ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan, khususnya pada ibu
yang mengalami pre-eklampsia beratakan terjadi dekompensasi jantu
ng. Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,lebih pa
dat dan lebih keras,puting menonjol dan areola menghitam dan memb
esar dari 3 cm menjadi 5cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah
menjadi lebih terlihat.

n) Abdomen

Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar, dan mem
bentuk suatu area berwarna gelap di dinding abdomen, serta akan dite
mukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu hamil dengan hipertensi bi
asanya akan ditemukan nyeri pada daerah epigastrum, dan akan terjad
i anoreksia, mual dan muntah.

o) Pemeriksaan janin

Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunyi jantung janin
yang tidak teratur dan gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).

p) Ekstermitas
Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa ditemukan
edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.

w) Sistem persarafan

Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan hiper refleksia,


klonus pada kaki

x) Genitourinaria

Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria dan pr


oteinuria, yaitu pada ibu Hamil dengan preeklampsia (Reeder, 2011;
Mitayani, 2011).

2.2. Pemeriksaan Penunjang

Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang hipertensi dal


am kehamilan yang dapat dilakukan adalah :

1. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar norm
al untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%) 3)
3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3

b) Urinalisis

Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi terseb


ut mengalami protein uria atau tidak. Biasanya pada ibu hipert
ensi ringan tidak ditemukan protein dalam urin.

c) Pemeriksaan fungsi hati

1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)


2) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
3) Aspartat amino transferase (AST) > 60 ul.
4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningk
at (N:15- 45 u/ml).
5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meni
ngkat(N: < 31u/l).
6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).

d) Tes kimia darah

Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).

2. Radiologi

a) Ultrasonografi

Bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus, perna


pasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat,dan volume ca
iran ketuban sedikit.

b) Kardiotografi

Diketahui denyut jantung janin lemah

3. Data sosial ekonomi

Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita d
engan golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsums
i makanan yang mengandung protein dan juga melakukan perawatan
antenatal yang teratur.

4. Data Psikologis

Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dal


am kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan k
eadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut ana
knya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut unt
uk melahirkan (Prawihardjo, 2013).
2.3 Kemungkinan Diagnosis Keperawatan Purwaningsih dan Fatmawati (2010);

Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus pre-eklampsi sebagai berikut:

1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D.


0003).
2. Nyeri akut b.d adgen pencedera fisiologis (D.0077).
3. Risiko Cedera Pada Janin (D.0138)
4. Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih (D
0040).
5. Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142).
6. Menyusui tidak efektif b.d payudara bengkak (D.0029).
7. Gangguan proses keluarga b.d perubahan peran keluarga (D.0120)
8. Resiko gangguan perlekatan d.d ketidakmampuan orang tua memenu
hi kebutuhan bayi (D.0127).

2.4 Intervensi Keperawatan

Intervensi Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tuj


uan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan inte
rvensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan mer
upakan langkah awal dalam menentukan apa yang dilakukan untuk membant
u klien dalam memenuhi serta mengatasi 71 masalah keperawatan yang telah
ditentukan. Tahap perencanaan keperawatan adalah menentukan prioritas dia
gnosa keperawatan, penetapan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi k
eperawatan (Purba, 2019).

Penerapan luaran keperawatan dengan menggunakan ketiga komponen luara


n keperawatan yaitu Label, Ekspektasi dan Kriteria Hasil. Metode yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :

a) Metode Dokumentasi Manual/tertulis Setelah dilakukan intervensi ke


perawatan selama waktu tertentu maka Luaran Keperawatan Ekspekta
si dengan kriteria hasil :
1) Kriteria 1 (Hasil)
2) Kriteria 2 (Hasil)
3) Dan seterusnya.

b) Metode Dokumentasi Berbasis Komputer Setelah dilakukan interv


ensi keperawatan selama waktu tertentu Luaran Keperawatan Ekspekt
asi dengan kriteria hasil :

1) Kriteria 1 (Skor)
2) Kriteria 2 (Skor)
3) Dan seterusnya.

Komponen tindakan, yang dilakukan pada intervensi keperawatan ter


diri atas Observasi, Terapeutik , Edukasi dan Kolaborasi (Tim Pokja
Siki DPP PPNI, 2018

Pendekatan intervensi keperawatan menurut Roy direncanakan denga


n tujuan merubah stimulus fokal, kontekstual dan residual serta memp
erluas kemampuan koping klien pada tatanan yang adaptif sehingga k
emampuan adaptasi meningkat, Fokus aktivitas dalam intervensi kepe
rawatan ditujukan pada penyelesain etiologi dalam diagnosa keperaw
atan klien (Hidayati, 2014). Berikut Intervensi yang dapat dilakukan s
esuai standar intervensi keperawatan Indonesia (Tim Pokja Siki DPP
PPNI, 2018).

1) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D.0003).

● Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama wak


tu tertentu diharapkan pertukaran gas meningkat
● Kriteria hasil :

a) Pasien melaporkan keluhan sesak berkurang.

b) Tidak terdengar bunyi nafas tambahan.

c) Tanda – tanda vital dalam batas normal

● Intervensi ( Dukungan Ventilasi ) :


a) Observasi

(1) Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas.

(2) Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernafasan.

(3) Monitor status respirasi dan oksigenisasi.

b) Terapeutik

(1) Pertahankan kepatenan jalan nafas.

(2) Berikan posisi semi fowler atau fowler.

(3) Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin.

(4) Berikan oksigenisasi sesuai kebutuhan.

c) Edukasi

(1) Ajarkan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam

(2) Ajarkan mengubah posisi secara mandiri

2) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077).

● Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan

selama waktu tertentu diharapkan tingkat nyeri berkurang.

● Kriteria hasil :

a) Pasien melaporkan keluhan nyeri berkurang

b) Keluhan nyeri meringis menurun

c) Pasien menunjukkan sikap protektif menurun.

d) Pasien tidak tampak gelisah.

● Intervensi ( Manajemen Nyeri ) :


a) Observasi

(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

intensitas nyeri.

(2) Identifikasi skala nyeri.

(3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan

nyeri.

(4) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

(5) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah

diberikan.

b) Terapeutik

(1) Berikan tehnik norfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(2) Fasilitasi istirahat dan tidur

c) Edukasi

(1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.

(2) Jelaskan strategi meredakan nyeri

(3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.

(4) Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.

d) Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

3) Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih (D.0040).

● Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama wa


ktu tertentu diharapkan eliminasi urine pasien membaik.
● Kriteria Hasil
a) Pasien melaporkan sensasi berkemihnya meningkat.
b) Pasien melaporkan dapat berkemih dengan tuntas.
c) Tidak ada tanda – tanda distensi kandung kemih.
● Intervensi ( Manajemen Eliminasi Urine)

a) Observasi Monitor eliminasi urine (Frekuensi, konsistensi,


volume dan warna).

b) Terapeutik

(1) Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih

(2) Ambil sampel urine tengah ( Midstream ).

c) Edukasi

(1) Identifikasi tanda dan gejala infeksi saluran kemih.

(2) Ajarkan mengambil spesimen urine midstream.

4) Risiko Cedera Pada Janin (D.0138)

 Tujuan Umum :

a. Tingkat cedera:

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 30 menit


diharapkan risiko cedera pada janin tidak terjadi

Kriteria Hasil :

1) Kejadian cedera menurun (DJJ membaik 120- 160x/menit)

2) Frekuensi gerak janin membaik

3) Berat badan membaik

4) Tanda – tanda vital dalam rentang normal


Intervensi :

1. Pemantauan denyut jantung janin

Observasi

a. Identifikasi status obstetrik

b. Identifikasi Riwayat obstetric

c. Identifikasi adanya penggunaan obat, diet dan merokok

d. Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya

e. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit

f. Monitor tanda vital ibu

Terapeutik

a. Atur posisi pasien

b. Lakukan maneuver leopold untuk menentukan posisi janin

Edukasi

a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

5) Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142).

● Tujuan Umum : Setelah dilakukan intrevensi keperawatan selama wa


ktu tertentu diharapkan tingkat infeksi menurun.
● Kriteria Hasil

a) Tidak ada tanda–tanda infeksi ( Demam, Nyeri, Kemerahan dan Be


ngkak).

b) Kadar sel darah putih membaik.

● Intervensi ( Pencegahan Infeksi)


a) Observasi Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.

b) Terapeutik

(1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingk
ungan pasien.

(2) Pertahankan tehnik aseptik pada pasien beresiko tinggi.

c) Edukasi

(1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

(2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar.

(3) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka post operasi.

(4) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.

6) Menyusui tidak efektif b.d payudara bengkak (D.0029).

● Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama

waktu tertentu diharapkan status menyusui membaik.

● Kriteria Hasil :

a) Perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat.

b) Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar

meningkat.

c) Pancaran ASI meningkat

d) Suplai ASI adekuat meningkat.

e) Pasien melaporkan payudara tidak bengkak

● Intervensi ( Konseling Laktasi ) :

a) Observasi
(1) Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses

menyusui.

(2) Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui.

(3) Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan

konseling menyusui.

b) Terapeutik

(1) Gunakan tehnik mendengar aktif.

(2) Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar.

c) Edukasi Ajarkan tehnik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan ibu.

7) Gangguan proses keluarga b.d perubahan peran keluarga (D.0120)

● Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama wa


ktu tertentu diharapkan kemampuan untuk berperan dalam fungsi kelu
arga membaik.
● Kriteria Hasil

a) Keluarga melaporkan dapat meningkatkan adaptasi terhadap situasi.


b) Kemampuan keluarga berkomunikasi secara terbuka di antara ang
gota keluarga meningkat.

● Intervensi ( Dukungan Koping Keluarga )

a) Observasi

(1) Identifikasi respons emosional terhadap kondisi pasien saat ini.

(2) Identifikasi beban prognosis secara psikologis.

(3) Identifikasi pemahaman tentang perawatan setelah pulang.

b) Terapeutik
(1) Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga.

(2) Terima nilai nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi.

8) Resiko gangguan perlekatan d.d ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ba


yi (D.0127)

● Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama wa


ktu tertentu diharapkan kemampuan berinteraksi ibu dan bayi mening
kat.

● Kriteria Hasil
a) Pasien menunjukkan peningkatan verbalisasi perasaan positif t
erhadap bayi.
b) Pasien menunjukkan peningkatan perilaku mencium bayi, ters
enyum pada bayi, melakukan kontak mata dengan bayi, berbic
ara dengan bayi, berbicara kepada bayi serta berespon dengan
isyarat bayi.
c) Pasien menunjukkan peningkatan dalam menggendong bayiny
a untuk menyusui.
● Intervensi ( Promosi Perlekatan )
a) Observasi
(1) Monitor kegiatan menyusui.
(2) Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan menelan
ASI.
(3) Identifikasi payudara ibu.
(4) Monitor perlekatan saat menyusui
● Terapeutik
a) Diskusikan dengan ibu masalah selama proses menyusui.
● Edukasi
a) Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi.
b) Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi dapat me
nyentuh payudara ibu.
c) Ajarkan ibu agar bayi yang mendekati kearah payudara ibu da
ri bagian bawah.
d) Anjurkan ibu untuk memegang payudara menggunakan jariny
a seperti huruf “ C”.
e) Anjurkan ibu untuk menyusui pada saat mulut bayi terbuka le
bar sehingga areola dapat masuk dengan sempurna.
f) Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusui.

2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi k
e status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang d
iharapkan (Potter & Perry, 2011). Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan ses
udah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru.

2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan sebera
pa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian p
roses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dar
i pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri (Purba,
2019)

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah membandingkan tingkah laku klien
sebelum dan sesudah implementasi. Hal ini terkait kemampuan klien dengan
preeklampsia primigravida dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kemb
ali masalah yang pernah dialami. Pada klien preeklampsia multigravida dapat
mengevaluasi kemampuan masalah adaptasi yang pernah dialami, kemampua
n adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik psiko maupun social (Hidayati, 201
4).
CONTOH KASUS
Tanggal Pengkajian : 4 Desember 2022
Ruangan/RS : Intensive Care Unit (ICU)
A. PENGKAJIAN DATA UMUM KLIEN
1. Inisial klien : Ny. S Inisial Suami : Tn. A 2
2. Usia : 35 Tahun Usia : 37 Tahun
3. Status perkawinan : Menikah Status perkawinan : Menikah
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
5. Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan : SMA

Riwayat Kehamilan dan Persalinan Yang Lalu

NO TAHUN TIPE PE PENOLO JENIS KE BB LA KEADAA MASA


RSALIN NG LAMIN HIR N BAYI LAH K
AN EHAMI
LAN

1 2007 normal bidan laki-laki 2800 sehat -

2 2009 - - - - - abortus

3 2019 - - - - - abortus

Pengalaman menyusui 2 tahun.


Riwayat Kehamilan saat ini :
1. Berapa kali periksa kehamilan : Selama masa kehamilan 4 kali periksa kehamilan
2. Masalah kehamilan : preeklamsia
3. Masalah dalam persalinan : Tidak ada masalah patologis dalam proses persalinan
Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi : Tidak ada keputihan yang bersifat patologis.
2. Riwayat KB : Implan
DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
Status obstetrik : G4 P2 A2
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, BB/TB : 68/155 Kg/cm
Tanda Vital :
Tekanan Darah:159/92 mmHg
Nadi: 80 Kali permenit
Suhu: 36,50C
Pernapasan : 20 kali permenit
Masalah Khusus : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, kulit kepala nampak bersih, warna rambut hitam, tidak a
da rambut rontok
Palpasi : Tidak ada benjolan massa, atau luka di kepala dan tidak ada nyeri tekan
b. Mata
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, konjugtiva merah mudah pada mata kiri dan kanan, re
fleks cahaya positif pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik pada mata kiri dan ka
nan, refleks pupil positif isokor pada kiri dan kanan.
Palapsi : tidak ada nyeri tekan
c. Hidung
Inspeksi : simetris, bersih dan pernafasan cuping hidung tidak ada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tulang hidung normal dan tidak teraba massa
d. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir lembab,warna bibir normal tidak ada lesi, keadaan mulut bersih
tidak berbau, tidak terdapat masalah pada gigi.
Palapsi: tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan
e. Telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, Besih,tidak peradangan, perdarahan, maupun kotoran
tidak ada lesi ataupun massa, pendengaran baik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Leher
simetris tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
g. Jantung
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2 reguler
h. Paru
Inspeksi : simetri kiri dan kanan, pengembangan dinding dada simetris, tidak tampak ad
anya pembengkakan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya pembengkakan
Perkusi : Bunyi sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesiculer dan tidak ada suara nafas tambahan
i. Payudara
Inspeksi :simetris kiri kanan, keadaan bersih, tidak terdapat pembengkakan pada payuda
ra kiri dan kanan, hiperpigmentasi pada areola dan pengeluaran ASI lancar.
Palapsi : Lunak, tidak ada nyeri tekan
Puting susu : Puting susu menonjol keluar
Pengeluaran ASI : ASI belum keluar
Masalah Khusus : Tidak ada masalah
j. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris, warna kulit di sekitar pusar berwarna cokelat, terda
pat striae gravidarum, terdapat luka post operasi sectio caesarea dengan bentuk memanj
ang sekitar 10 cm.
Auskultasi : Bising usus normal 12 kali permenit
Palpasi : Involasi uterus baik, tidak tampak adanya peningkatan aliran pengeluaran loch
ea, TFU : 2 jari di bawah pusar dengan konsistensi uteri baik dan keras.
Perkusi : Normal, dengan bunyi tympani
k. Kandung Kemih
Kandung kemih : Tidak ada distensi kandung kemih
Fungsi pencernaan : Makanan tercerna dengan baik, tidak ada gangguan pencernaan da
n konstipasi.
Masalah Khusus : Tidak ada masalah khusus berarti.
l. Perineum dan Genital
Vagina
integritas kulit : Lembab dan tidak kering
Edema : Tidak ada
Memar : Tidak Memar
Perineum : Utuh tidak ada jahitan, tidak ada robekan dan keadaan baik
Kebersihan : Tampak Lochea
Lokia : Rubra
Jumlah : 50 cc
Jenis/warna : Merah kehitaman
Konsistensi : Cair (berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban)
Bau : Darah
Hemorrhoid : Tidak ada
Masalah khusus : Tidak ada masalah
m. Ekstremitas Atas : Terpasang IVFD RL 500 cc + Drips MGSO4 40% 25 ml 20 tetes per
menit dibagian tangan sebelah kanan.
n. Ekstremitas Bawah : kaki simetris kiri dan kanan, kedua kaki tidak tampak adanya ede
ma. Varises : Tidak
o. Eliminasi
Urin : kebiasaan BAK 5-6 x/hari
BAK : terpasang kateter (500 cc)
Fekal : kebiasaan BAB : 1x/hari BAB saat ini normal dan tidak konstipasi
Masalah Khusus : Tidak ada
p. Istirahat dan Kenyamanan
Pola tidur : Klien mengatakan sering terbangun akibat nyeri
kebiasaan tidur : klien mengatakan jam tidurnya ± 8 jam
frekuensi : malam dan siang keluhan ketidaknyamanan pada klien
P: Klien mengatakan nyeri saat bergerak dan klien Nampak meringis saat bergerak
Q: klien mengatakan nyerinya seperti di sayat-sayat
R : klien mengatakan nyerinya pada luka bekas operasi
S : 7 (NRS)
T : klien mengatakan nyerinya biasa hilang timbul dan terasa ±2 menit.
Masalah khusus : Nyeri Akut
q. Mobilisasi dan Latihan
Tingkat mobilisasi: Klien mengatakan gerakannya terbatas, klien Nampak lemah Latiha
n/senam : Klien jarang bergerak karena nyeri bekas operasi
Masalah khusus : Gangguan Mobilitas Fisik
r. Nutrisi dan Cairan
Asupan nutrisi : Terpenuhi, nafsu makan : baik Asupan cairan : 4-8 gelas/hari
Masalah khusus : Tidak Ada
s. Keadaan Mental
Adaptasi psikologis :Klien mengatakan senang dengan kehidupannya di tambah dengan
kelahiran putrinya. Penerimaan terhadap bayi : Klien mengatakan sangat bersyukur atas
kehadiran bayinya.
Masalah khusus :tidak ada masalah keperawatan
t. Kemampuan menyusui
Klien mengatakan sudah mengerti dan sudah berpengalaman menyusui pada anak pertam
anya.
Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :
1. Injeksi Cefotaxime 1 gr/Intravena/12 jam
2. Injeksi Ranitidin 50 mg/intravena/8 jam
3. Injeksi Ketorolac 30 mg/intravena/8 jam
4. Injeksi Asam tranexamat 500 gr/8 jam

U. Hasil Lab Penunjang


Hemoglobin : 11 g/dl
Hematoktit : 45%
Trombosit : 450
Protein Urin : ++

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN


Pada saat mengkaji klien hanya mengalami masalah keperawatan, yaitu :
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Mobilitas Fisik
3. Resiko Infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Dra.Atin Karjatin,M.Kes (Desember 2016).Keperawatan Maternitas,Kementrian Kesehatan


RI,Jakarta 2016
Al Quran dan Terjemahan. (Jakarta : Pustaka Al Mubin). 2013

kumparan.com. 17 Mei 2022. Janji Allah Untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Mendapat Pahala
Mati Syahid. Diakses pada 04 Desember 2022, dari https://kumparan.com/berita-hari-ini/jan
ji-allah-untuk-ibu-hamil-salah-satunya-mendapat-pahala-mati-syahid-1y5eQXYcNRp/full

Hidayati, R. (2014). Aplikasi Teori Adaptasi Dalam Asuhan Keperawatan. Retrieved from
Diakses pada 04 Desember 2022 http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20391269-

Nur Salam. (2013). Proses Keperawatan. Retrieved from fkep.unand.ac.id/images/Proses_ke


p.doc Diakses pada 04 Desember 2022

Purba, M. A. (2019). Konsep Dasar Asuhan Keperawatan. Diakses pada 04 Desember 2022
https://doi.org/https://doi.org/10.31227/osf.io/pz42x

Anda mungkin juga menyukai