Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBLR

“PERUBAHAN FISIOLOGI KALA I,II,III,IV”

DosenPembimbing:

Indrayanti, SST., S.Pd., M.Keb.

Disusun Oleh:

1. Cindy Nur Permatasari (P27824519003)


2. Nadya Sri Kusumawati (P27824519006)
3. Novi Kristina Agapin (P27824519007)

Kelas:
Freesia

PRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS BOJONEGORO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


BOJONEGORO
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana, yang telah
memberikan segala nikmat dan hidayah-Nya kepada umat manusia supaya selalu
dekat kepada-Nya. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kehadirat Rasulullah SAW baik kepada keluarga, sahabat maupun kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini penulis sampaikan kepada pembimbing mata kuliah Asuhan
Persalinan Dan BBLR sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Indrayanti.,SST.,SPd.,M.Keb yang telah
membimbing kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
penulisan makalah ini.
Alhamdulillah makalah ini akhirnya dapat diselesaikan oleh kami
walaupun masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi
sub-materinya. Untuk itu kami memohon kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah jualah kita memohon perlindungan dan
hanya kepada Allah-lah kita memohon ampun. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi yang membacanya kelak. Amin.

Bojonegoro, 24 Agustus 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................1
Daftar Isi........................................................................................................2
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................3
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Persalinan................................................................................4
2.2 Macam-macam Persalinan........................................................................4
2.3 Perubahan Fisiologi Kala I,II,III,IV.........................................................5
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................18
Daftar Pustaka............................................................................................19

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Persalinan merupakan proses alamiah atau fisiologi yang akan
dialamioleh setiap wanita/ibu. Persalinan dapat dibagi dalam 4 tingkat
yaitu: kala Idimulai dari kontraksi uterus yang teratur dan berakhir
pada pembukaanlengkap serviks, kala II dimulai dari pembukaan
lengkap serviks sampaidengan bayi lahir, dan kala III dari bayi lahir
sampai keluarnya plasenta. Rata-r a t a l a m a k a l a I I I b e r k i s a r 1 5 - 3 0
m e n i t , b a i k p a d a p r i m i p a r a m a u p u n multipara,dan kala IV yaitu
plasenta lahir sampai dengan dua jam.
Persalinan memang hal yang fisiologis tetapi keadaan ini dapat
berubahmenjadi patologi apabila terjadi kelalaian dan kurang hati-hati.
Jika hal yangpatologik tersebut tidak segera ditangani maka dapat
mengakibatkan berbagaimacam komplikasi yang dapat membahayakan
nyawa ibu. Untuk mencegahhal itu sebaiknya s elama mas a
kehamilan ibu selalu memeriks akan diri kepetugas kesehatan dan
jika sudah waktunya melahirkan ibu harus ditolongoleh petugas kesehatan
pula (Dr/bidan).
Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli
kebidananatau bidan terlambat mengenali, terlambat merujuk pasien ke
perawatan yanglebih lengkap, terlambat sampai di tempat rujukan, dan
terlambat ditangani.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari persalinan?
1.2.2 Apa saja macam-macam persalinan?
1.2.3 Bagaimana perubahan fisiologi pada kala I,II,III,IV?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mampu mengetahui pengertian dari persalinan
1.3.2 Mampu mengetahui macam-macam persalinan
1.3.3 Mampu mengetahui perubahan fisiologi pada kala I,II,III,IV

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Persalinan
a. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui
jalan lahir. ( Kurniarum,2016)
b. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi
yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada
saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya
dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam.
( Kurniarum,2016)
c. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus ke dunia luar. ( Kurniarum,2016)
d. Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada
kehamilan yang cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks,
dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase
belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada
komplikasi pada ibu dan janin (Sari,2014)
2.2 Macam-Macam Persalinan
1. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut.
2. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
forceps, atau dilakukan operasi sectio caesaria.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelahcpemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin.

5
2.3 Perubahan Fisiologis Persalinan Kala I-IV
a. Kala I
1) Pengertian
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus
dan pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi
menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
1. Fase laten persalinan
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan servix secara bertahap
b) Pembukaan servix kurang dari 4 cm
c) Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
2. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi
maximal, dan deselerasi
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama
40 detik atau lebih
b) Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan
kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan
lengkap (10 cm)
c) Terjadi penurunan bagian terendah janin
( Kurniarum,2016)
2) Perubahan Fisiologis Kala 1
A. Perubahan pada uterus
Uterus terdiri dari dua komponen fungsional utama
myometrium dan serviks. Berikut ini akan dibahas tentang
kedua komponen fungsional dengan perubahan yang terjadi
pada kedua komponen tersebut. Kontraksi uterus bertanggung
jawab terhadap penipisan dan pembukaan servik dan

6
pengeluaran bayi dalam persalinan. Kontraksi uterus saat
persalinan sangat unik karena kontraksi ini merupakan kontraksi
otot yang sangat sakit. Kontraksi ini bersifat involunter yang
beketrja dibawah control saraf dan bersifat intermitten yang
memberikan keuntungan berupa adanya periode istirahat/reaksi
diantara dua kontraksi. Terdapat 4 perubahan fisiologi pada
kontraksi uterus yaitu :
a) Fundal dominan atau dominasi
Kontraksi berawal dari fundus pada salah kornu.
Kemudian menyebar ke samping dan kebawah. Kontraksi
tersebar dan terlama adalah dibagian fundus. Namun pada
puncak kontraksi dapat mencapai seluruh bagian uterus.
b) Kontraksi dan retraksi
Pada awal persalinan kontraksi uterus berlangsung
setiap 15 – 20 menit selama 30 detik dan diakhir kala 1
setiap 2 – 3 menit selama 50 – 60 detik dengan intensitas
yang sangat kuat. Pada segmen atas Rahim tidak
berelaksasi sampai kembali ke panjang aslinya setelah
kontraksi namun relative menetap pada panjang yang lebih
pendek. Hal ini disebut dengan retraksi.
c) Polaritas
Polaritas adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keselarasan saraf – saraf otot yang berada
pada dua kutub atau segmen uterus ketika berkontraksi.
Ketika segmen atas uterus berkontraksi dengan kuat dan
berertraksi maka segmen bawah uterus hanya berkontraksi
sedikit dan membuka.
d) Differensisiasi atau perbedaan kontraksi uterus
Selama persalinan aktif uterus berubah menjadi dua
bagian yang berbeda segmen atas uterus yang berkontraksi
secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan maju.
Segmen bawah uterus dan servik relative pasif dibanding

7
dengan dengan segmen atas dan bagian ini berkembang
menjadi jalan yang berdinding jauh lebih tipis untuk janin.
Cincin retraksi terbentuk pada persambungan segmen
bawah dan atas uterus. Segmen bawah Rahim terbentuk
secara bertahap ketika kehamilan bertambah tua dan
kemudian menipis sekali pada saat persalinan.
B. Perubahan serviks
Kala I persalinan dimulai dari munculnya kontraksi
persalinan yang ditandai dengan perubahan serviks secara
progesif dan diakhiri dengan pembukaan servik lengkap, Kala
ini dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif
a) Fase laten : fase yang dimulai pada pembukaan serviks 0
dan berakhir sampai pembukaan servik mencapai 3 cm.
pada fase ini kontraksi uterus meningkat frekuensi, durasi,
dan intensitasnya dari setiap 10 – 20 menit, lama 15 – 20
detik dengan intensitas cukup menjadi 5 – 7 menit, lama 30
– 40 detik dan dengan intensitas yang kuat.
b) Fase aktif : fase yang dimulai pada pembukaan serviks 4
dan berakhir sampai pembukaan serviks mencapai 10 cm.
pada fase ini kontraksi uterus menjadi efektif ditandai
dengan meningkatanya frekuensi, durasi dan kekuatan
kontraksi. Tekanan puncak kontraksi yang dihasilkan
mencapai 40 – 50 mmHg. Diakhir fase aktif kontraksi
berlangsung 2 – 3 menit sekali, selama 60 detik dengan
intensitas lebih dari 40 mmHg.
Fase aktif dibedakan menjadi fase akselerasi, fase
lereng maksimal dan fase deselarasi.
1. Fase akselerasi : dari pembukaan servik 3 menjadi 4 cm.
fase
ini merupakan fase persiapan menuju fase berikutnya.
2. Fase lereng maksimal : fase ini merupakan waktu ketika
dilatasi servik meningkat dengan cepat. Dari pembukaan 4

8
cm menjadi 9 cm selama 2 jam. Normalnya pembukaan
servik pada fase ini konstan yaitu 3 cm perjam untuk
multipara dan 1.2 cm untuk primipara.
3. Fase deselerasi : merupakan akhir fase aktif dimana dilatasi
servik dari 9 cm menuju pembukaan lengkap 10 cm.
Dilatasi servik pada fase ini lambat rata – rata 1 cm perjam
namun pada multipara lebih cepat.
Ada 2 proses fisiologi utama yang terjadi pada servik :
a) Pendataran servik
Pendataran servik disebut juga penipisan
servik pemendekan saluran servik dari 2 cm menjadi
hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir
setiis kertas. Proses ini terjadi dari atas kebawah
sebagai hasil dari aktivitas myometrium. Serabut –
serabut otot setinggi os servik internum ditarik keatas
dan dipendekkan menuju segmen bawah uterus,
sementara os eksternum tidak berubah
b) Pembukaan servik
Pembukaan terjadi sebagai akibat dari
kontraksi uterus serta tekanan yang berlawanan dari
kantong membrane dan bagian bawah janin. Kepala
janin saat fleksi akan membantu pembukaan yang
efisien. Pada primigravida pembukaan didahului oleh
pendatara servik. Sedangkan multi gravida
pembukaan servik dapat terjadi bersamaan dengan
pendataran
(Yulizawati,2019)
C. Lendir Percampur Darah
Pendataran dan dilatasi serviks melonggarkan membran
dari daerah internal os dengan sedikit perdarahan dan
menyebabkan lendir bebas dari sumbatan atau
operculum.Terbebasnya lendir dari sumbatan ini menyebabkan

9
terbentuknya tonjolan selaput ketuban yang teraba saat
dilakukan pemeriksaan intravagina. Pengeluaran lendir dan
darah ini disebut dengan sebagai “show” atau “bloody show”
yang mengindikasikan telah dimulainya proses persalinan.
(Yulizawati,2019)
D. Ketuban
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika
pembukaan hampir atau sudah lengkap.Tidak jarang ketuban
harus dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap. Bila
ketuban telah pecah sebelum pembukaan 5 cm, disebut ketuban
pecah dini (KPD). (Yulizawati,2019)
E. Tekanan darah
1) Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi, disertai
peningkatan sistol ratarata 15 - 20 mmHg dan diastole rata-
rata 5 – 10 mmHg.
2) Pada waktu-waktu tertentu di antara kontraksi, tekanan darah
kembali ke tingkat sebelum persalinan. Untuk memastikan
tekanan darah yang sebenarnya, pastikan untuk melakukan
cek tekanan darah selama interval kontraksi.
3) Dengan mengubah posisi pasien dari telentang ke posisi
miring kiri, perubahan tekanan darah selama persalinan dapat
dihindari.
4) Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin
meningkatkan tekanan darah.
5) Apabila pasien merasa sangat takut atau khawatir,
pertimbangkan kemungkinan bahwa rasa takutnya
menyebabkan peningkatan tekanan darah (bukan
preeklampsi). Cek parameter lain untuk menyingkirkan
kemungkinan pre-eklampsi. Berikan perawatan dan obat -
obat penunjang yang dapat merelaksasi pasien sebelum
menegakkan diagnosis akhir, jika pre-eklampsi tidak terbukti.
(Yulizawati,2019)

10
F. Metabolisme
1) Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob
maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap.
Peningkatan ini terutama diakibatkan oleh kecemasan dan
aktivitas otot rangka.
2) Peningkatan aktivitas metabolisme terlihat dari peningkatan
suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah jantung, dan
cairan yang hilang. (Yulizawati,2019)
G. Suhu tubuh
1) Suhu tubuh meningkat selama persalinan, tertinggi selama
dan segera setelah melahirkan.
2) Peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5 – 1° C dianggap
normal, nilai tersebut mencerminkan peningkatan
metabolisme selama persalinan
3) Peningkatan suhu tubuh sedikit adalah normal dalam
persalinan, namun bila persalinan berlangsung lebih lama
peningkatan suhu tubuh dapat mengindikasi dehidrasi,
sehingga parameter lain harus di cek. Begitu pula pada kasus
ketuban pecah dini, peningkatan suhu dapat mengindikasikan
infeksi dan tidak dapat dianggap normal pada keadaan ini.
(Yulizawati,2019)
H. Detak jantung
1) Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai
peningkatan selama fase peningkatan, penurunan selama titik
puncak sampai frekuensi yang lebih rendah daripada
frekuensi diantara kontraksi, dan peningkatan selama fase
penurunan hingga mencapai frekuensi lazim di antara
kontraksi

11
2) Penurunan yang mencolok selama puncak kontaksi uterus
tidak terjadi jika wanita berada pada posisi miring, bukan
terlentang.
3) Frekuensi denyut nadi di antara kontraksi sedikit lebih tinggi
dibanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini
mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama
persalinan.
4) Sedikit peningkatan denyut jantung dianggap normal, maka
diperlukan pengecekan parameter lain untuk menyingkirkan
kemungkinan proses infeksi. (Yulizawati,2019)
I. Perubahan pernapasan
1) Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal
selama persalinan,hal tersebut mencerminkan peningkatan
metabolisme. Meskipun sulit untuk memperoleh temuan yang
akurat mengenai frekuensi pernapasan, karena sangat
dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri, rasa takut, dan
penggunaan teknik pernapasan.
2) Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan abnormal dan
dapat menyebabkan alkalosis. Amati pernapasan pasien dan
bantu ia mengendalikannya untuk menghindari hiperventilasi
berkelanjutan, yang ditandai oleh rasa kesemutan pada
ekstremitas dan perasaan pusing. (Yulizawati,2019)
J. Perubahan renal
1) Poliuri sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat
diakibatkan karena peningkatan lebih lanjut curah jantung
selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi
glomerolus dan aliran plasma ginjal. Poliuri menjadi kurang
jelas pada posisi telentang karena posisi ini membuat aliran
urine berkurang selama kehamilan.
2) Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap dua jam)
untuk mengetahui adanya distensi, juga harus dikosongkan
untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih

12
yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian
presentasi janin dan trauma pada kandung kemih akibat
penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia
kandung kemih dan retensi urine selama periode pasca
persalinan.
3) Sedikit proteinuria (+1), umum ditemukan pada sepertiga
sampai setengah jumlah ibu bersalin. Lebih sering terjadi
pada primipara, pasien yang mengalami anemia, atau yang
persalinannya lama.
4) Proteinuria yang nilainya +2 atau lebih adalah data yang
abnormal. Hal ini mengindikasikan preeklamsi.
(Yulizawati,2019)
K. Gastointestinal
1) Motilitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat jauh
berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan
lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka
saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu
pengosongan lambung menjadi lebih lama. Cairan tidak
dipengaruhi dan waktu yang dibutuhkan untuk pencernaan di
lambung tetap seperti biasa. Makanan yang dimakan selama
periode menjelang persalinan atau fase prodormal atau fase
laten persalinan cenderung akan tetap berada di dalam
lambung selama persalinan.
2) Lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan
selama masa transisi. Oleh karena itu, pasien dianjurkan
untuk tidak makan dalam porsi besar atau minum berlebihan,
tetapi makan dan minum ketika keinginan timbul guna
mempertahankan energi dan hidrasi.
3) Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi yang
menandai akhir fase pertama persalinan. Pemberian obat-
obatan oral tidak efektif selama persalinan. Perubahan
saluran cerna kemungkinan timbul sebagai respon terhadap

13
salah satu kombinasi antara faktor-faktor seperti kontaksi
uterus, nyeri, rasa takut, khawatir,obat atau komplikasi.
(Yulizawati,2019)
L. Hematologi
1) Hemoglobin meningkat rata-rata 1.2 mg% selama persalinan
dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama
pasca persalinan jika tidak ada kehilangan darah yang
abnormal.
2) Jangan terburu-buru yakin bahwa seorang pasien tidak
anemia. Tes darah yang menunjukkan kadar darah berada
dalam batas normal membuat kita terkecoh sehingga
mengabaikan resiko peningkatan resiko pada pasien anemia
selama masa persalinan
3) Selama persalinan, waktu koagulasi darah berkurang dan
terdapat peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut.
Perubahan ini menurunkan resiko perdarahan pasca
persalinan pada pasien normal.
4) Hitung sel darah putih secara progresif meningkat selama
kala I sebesar kurang lebih 5 ribu/ul hingga jumlah rata-rata
15 ribu/ul pada saat pembukaan lengkap, tidak ada
peningkatan lebih lanjut setelah ini. Peningkatan hitung sel
darah putih tidak selalu mengindikasikan proses infeksi
ketika jumlah ini dicapai. Apabila jumlahnya jauh di atas
nilai ini, cek parameter lain untuk mengetahui adanya proses
infeksi.
5) Gula darah menurun selama proses persalinan yang lama dan
sulit. Hal ini kemungkinan besar terjadi akibat peningkatan
aktivitas otot uterus dan rangka. Penggunaan uji laboratorium
untuk menapis (menyaring) seorang pasien terhadap
kemungkinan diabetes selama masa persalinan akan
menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak dapat
dipercaya. (Yulizawati,2019)

14
3 Kala II
1) Pengertian
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi. ( Kurniarum,2016)
2) Perubahan Fisiologi Kala II
A. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim
Sejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri
dari 2 bagian, ialah segmen atas rahim yang dibentuk oleh
korpus uteri dan segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus
uteri. Dalam persalinan perbedaannya lebih jelas lagi.
Segmen atas berkontraksi dan dindingnya bertambah
tebal dengan majunya persalinan.Sebaliknya, segmen bawah
rahim dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi
saluran tipis dan teregang yang akan dilalui bayi.Segmen atas
makin lama makin mengecil, sedangkan segmen bawah makin
diregang dan makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit
pindah ke segmen bawah. Karena segmen atas makin tebal dan
segmen bawah makin tipis, maka batas antara segmen atas dan
segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut lingkaran retraksi
yang fisiologis. Kalau segmen bawah sangat diregang maka
lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat dan
disebut lingkaran retraksi yang patologis (Lingkaran Bandl).
Lingkaran Bandl adalah tanda ancaman robekan rahim dan
terjadi jika bagian depan tidak dapat maju misalnya panggul
sempit.
(Yulizawati,2019)
B. Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah
panjang sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka
belakang berkurang. (Yulizawati,2019)
C. Faal ligamentum rotundum dalam persalinan

15
Ligamentum rotundum mengandung otot–otot polos dan
kalau uterus berkontraksi, otot–otot ligamentum rotundum ikut
berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
(Yulizawati,2019)
D. Perubahan serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya
didahului oleh pendataran serviks yaitu pemendekan dari kanalis
servikalis, yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya
1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis.
Lalu akan terjadi pembesaran dari ostium eksternum yang
tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa
milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak, kira–kira 10
cm. Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio,
segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan satu
saluran. (Yulizawati,2019)
E. Perubahan pada vagina
Sejak kehamilan vagina mengalami perubahan–
perubahan sedemikian rupa,sehingga dapat dilalui bayi. Setelah
ketuban pecah, segala perubahan, terutama pada dasar panggul
diregang menjadi saluran dengan dinding–dinding yang tipis
oleh bagian depan anak. Waktu kepala sampai di vulva, lubang
vulva menghadap ke depan atas. (Yulizawati,2019)
c. Kala III
1) Pengertian
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
a) Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
b) Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
c) Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian
oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan
d) Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1. Perubahan ukuran dan bentuk uterus

16
2. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas
karena plasenta sudah terlepas dari Segmen Bawah
Rahim
3. Tali pusat memanjang
4. Semburan darah tiba tiba( Kurniarum,2016)
2) Perubahan Fisiologi Kala III
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada
di dalam uterus, kontraksi akan terus berlangsung dan ukuran
rongga uterus akan mengecil. Pengurangan dalam ukuran uterus ini
akan menyebabkan pengurangan dalam ukuran tempat melekatnya
plasenta. Oleh karena tempat melekatnya plasenta tersebut menjadi
lebih kecil, maka plasenta akan menjadi tebal atau mengkerut dan
memisahkan diri dari dinding uterus. Sebagian dari pembuluh-
pembuluh darah yang kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat
melekatnya plasenta akan berdarah terus hingga uterus seluruhnya
berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan
berkontraksi dan menekan semua pembuluh-pembuluh darah ini
yang akan menghentikan perdarahan dari tempat melekatnya
plasenta tersebut. Sebelum uterus berkontraksi, wanita tersebut
bisa kehilangan darah 350-360 cc/menit dari tempat melekatnya
plasenta tersebut. Uterus tidak bisa sepenuhnya berkontraksi
hingga plasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab itu, kelahiran
yang cepat dari plasenta segera setelah ia melepaskan dari dinding
uterus merupakan tujuan dari manajemen kebidanan dari kala III
yang kompeten.
( Kurniarum,2016)
d. Kala IV
1) Pengertian
a) Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
itu
b) Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
c) Masa 1 jam setelah plasenta lahir

17
d) Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran
plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika
kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering
e) Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini
f) Observasi yang dilakukan :
1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda vital.
3. Kontraksi uterus.
4. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400-500cc. ( Kurniarum,2016)
2) Perubahan Fisiologi Kala IV
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari
dibawah pusat. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang
ada diantara anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan.
( Kurniarum,2016)

18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan (inpartu) dimulai saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada servix (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu yang belum inpartu jika mengalami kontraksi
uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.Kala I persalinan dimulai
sejak terjadinya kontraksi uterus dan serviks mencapai pembukaan lengkap
(10 cm), kala II dimulai ketika pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan pengeluaran lahirnya bayi. Kala III dan IV persalinan disebut juga kala
uri atau kala pengeluaran plasenta. Kala III dan IV persalinan merupakan
kelanjutan dari kala I (kala pembukaan) dan kala II (kala pengeluaran bayi).
Tindakan untuk mencegah perdarahan pasca persalinan, deteksi awal penyulit,
penatalaksanaan penyulit dan rujukan yang sesuai.

19
DAFTAR PUSTAKA
Kurniarum Ari.2016.Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru
Lahir.Jakarta:Pusdik SDM Kesehatan
Yulizawati dkk.2019.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Persalinan.Sidoarjo:Indomedia Pustaka
Sari, Eka Puspita, Kurnia Dwi Rimandini. 2014. Asuhan Kebidanan pada
Persalinan Cetakan1. Jakarta : Trans Info Medika

20

Anda mungkin juga menyukai