KEPERAWATAN MATTERNITAS
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pre Eklampsia Berat”
DOSEN PEMBIMBING :
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul: “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pre
Eklampsia Berat”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kesalahan,
berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak maka makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, tim penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………1
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………………….2
C. Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………………...3
A. Kesimpulan……………………………………………...………………….…....24
B. Saran……………………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur
kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan dan gangguan
2012).
Pre eklamsia atau toksemia preeklantik (pre eclamtic toxaemia, PET) adalah
penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu dan janin. Pre eklamsia dapat
timbul pada masa antenatal, intrapartum, dan postnatal. Pre eklamsia dapat
2012). Eklamsia adalah suatu penyakit yang pada umumnya terjadi pada wanita
kelainan akut pada ibu hamil yang tidak dapat disebabkan oleh hal lain.
dari 20 minggu dan dapat timbul pada masa antenatal, intrapartum, dan
postnatal.
Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan
abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2%.Angka
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep utama teori Pre Eklamsia Berat
2. Bagaimana Etiologi Preeklamsia Berat
3. Bagaimana Manifestasi Klinis Preeklamsia Berat
4. Bagaimana Perubahan yang terjadi akibat Preeklampsia berat
5. Bagaimana Penatalaksaan Preeklampsia Berat
6. Bagaimana Pencegahan Kejadian Preeklmpsia Dan Eklampsia
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pre Eklamsia Berat
C. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Mahasiswa mampu memahami Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pre
Eklamsia Berat
2. Tujuan Khusus:
a. Mahasiswa mampu mengetahui konsep utama teori Pre Eklamsia Berat
b. Mahasiswa mampu mengetahui Etiologi Preeklamsia Berat
c. Mahasiswa mampu mengetahui Manifestasi Klinis Preeklamsia Berat
d. Mahasiswa mampu mengetahui Perubahan yang terjadi akibat
Preeklampsia berat
e. Mahasiswa mampu mengetahui Penatalaksaan Preeklampsia Berat
f. Mahasiswa mampu mngetahui Pencegahan Kejadian Preeklmpsia Dan
Eklampsia
g. Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pre
Eklamsia Berat
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman penulis tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pre Eklamsia
Berat
2. Bagi Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi civitas
akademik dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta dapat dijadikan
sebagai bahan untuk kelengkapan perpustakaan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Klasifikasi
Menurut Ratnawati (2018) klasifikasi preeklampsia diantaranya:
a. Preeklampsia ringan
Tanda-tanda preeklampsia ringan:
1) Tekanan dara 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
telentang atau kenaikan diastolik 15mmHg atau lebih kenaikan sistolik
30mmHg atau lebih.
2) Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
3) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat 1 kg atau
lebih per minggu.
4) Proteinuria memiliki berat 0,3 gram atau per liter, kualitatif 1+ atau 2+
pada urin kateter atau midstream.
b. Preeklampsia berat
Tanda-tanda preeklampsia berat:
1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
2) Proteinuria 5 gram atau lebih per liter
3) Oliguria yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam. Adanya
gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
4) Terdapat edema paru dan sianosis.
1. Preeklampsia Ringan
Tanda-tanda preeklampsia ringan:
a. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
b. Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmhg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
d. Proteinuria 0. 3 g atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sanpai 2
pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.
2. Preeklampsia berat
a. Bila salah satu di antara gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil,
sudah dapat digolongkan preeklampsia berat.
b. Tekanan darah 160/110 mmHg.
c. Oliguria, urin <400 cc/24 jam
d. Proteinuria lebih dari 3 g/liter.
e. Keluhan subjektif: nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri
kepala, edema paru, dan sianosis.
f. Gangguan kesadaran.
g. Pemeriksaan kadar enzim hati meningkat disertai ikterus.
h. Perdarahan pada retina.
i. Trombosit < 100. 000/mm.
3. Etiologi Preeklamsia Berat
a. Penyebab preeklampsia:
1) Penyebab preeklampsia yaitu bertambahnya frekuensi pada
primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.
2) Bertambahnya frekuensi karena semakin tua kehamilan.
3) Dapat terjadi perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus.
4) Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
b. Perkiraan etiologi
Teori lain terkait etiologi PEB:
1) Faktor imunologis
2) Faktor genetik
3) Faktor predisposisi
a. Mola hidatidosa
b. Diabetes mellitus
c. Kehamilan ganda
d. Hidropfetalis
e. Obesitas
f. Umur yang lebih dari 35 tahun
Manifestasi klinis menurut Mitayani (2011), ada dua gejala yang sangat penting
pada preeklampsia yaitu hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak disadari
oleh wanita hamil. Penyebab dari kedua masalah di atas adalah:
a. Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal yang penting
pada preeklampsia. Tekanan diastolik merupakan tanda prognostik yang lebih
andal dibandingkan dengan tekanan sistolik. Tekanan diastolik sebesar
90mmHg atau lebih yang terjadi terus menerus menunjukkan keadaan
abnormal.
b. Kenaikan berat badan
Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan preeklampsia
dan bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan merupakan tanda
pertama preeklampsia pada sebagian wanita. Peningkatan BB normal adalah
0,5 kg per minggu. Bila 1 kg dalam seminggu, maka kemungkinan terjadinya
preeklampsia harus dicurigai. Peningkatan berat badan terutama disebabkan
karena retensi cairan dan selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala edema
yang terlihat jelas seperti kelopak mata yang bengkak atau jaringan tangan
yang membesar.
c. Proteinuria
Pada preeklampsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu, positif dua,
atau tidak sama sekali. Pada kasus berat proteinuri dapat ditemukan dan dapat
mencapai 10g/dl. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan
hipertensi dan kenaikan BB yang berlebihan.
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis
pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme
dan iskemia. Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami
peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen yang dapat
menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan
perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit
kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis
hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati.
Manifestasi terhadap kardiovaskular meliputi penurunan volume intravaskuler,
meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan pembuluh perifer.
Peningkatan hemolisis mikroangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni.
Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat
bahkan kematian janin dalam rahim (Ayu, 2016).
a. Identitas pasien
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama, umur,
Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku, alamat, nomer
rekam medis (RM), tanggal masuk rumah sakit, (MRS), dan tanggal
pengkajian, dan kaji identitas penanggung jawab atas pasien.
h. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: lemah.
2) Kepala: sakit kepala, wajah edema.
3) Mata: konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina.
4) Pencernaan abdomen: nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual, dan
muntah.
5) Ektremitas: edema pada kaki, tangan, dan jari-jari.
6) System pernafasan: hiper refleksia, klonus pada kaki.
7) Genitourinaria: oliguria, proteinuria.
8) Pemeriksaan janin: bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin
melemah.
i. Pemeriksaan penunjang
Data penunjang dilakukan atas indikasi tertentu yang digunakan untuk
memperoleh keterangan yang lebih jelas. Pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendapatkan data penunjuang seperti pemeriksaan laboratorium, dan
pemeriksaan ultrasonography (USG).
k. Data psikologis
Ibu preeklamsia berada dalam kondisi yang labil serta mudah marah, ibu
merasa khawatir dengan keadaan dirinya serta keadaan janin dalam
kandungannya, karena ibu akan merasa takut dengan anaknya akan lahir
cacat atau meninggal dan takut untuk melahirkan.
2. Diagnosis Keperawatan
a. Risiko cedera pada janin dengan faktor risiko nyeri pada abdomen
b. Risiko cedera pada ibu dengan faktor risiko penyakit penyerta
c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan
N
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
o
( SLKI ) ( SIKI )
1 Risiko cedera pada janin dengan Setelah dilakukan tindakan Pemantauan DJJ
faktor risiko nyeri pada abdomen keperawatan, diharapkan
Observasi :
risiko cedera pada janin
menurun dengan kriteria - Identifikasi status
hasil : obstetrik
menurun obstetric
Terapeutik
- Lakukan maneuver
leopold untuk
menentukan posisi
janin
Edukasi
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2 Risiko cedera pada ibu dengan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Persalinan
faktor risiko penyakit penyerta keperawatan, diharapkan Risiko Tinggi
risiko cedera pada ibu
Observasi :
menurun dengan kriteria
hasil : - Identifikasi kondisi
umum pasien
- Kejadian cedera
menurun - Monitor tanda-tanda
- Monitor denyut
jantung janin
Terapeutik
- Diskusikan
ketidaknyamanan
selama hamil
- Diskusikan persiapan
persalinan dan
kelahiran
Edukasi
- Anjurkan melakukan
perawatan diri untuk
meningkatkan
kesehatan
- Ajarkan mengenali
tanda bahaya
Kolaborasi
- Kolaborasikan dengan
spesialis jika
ditemukan tanda dan
bahaya kehamilan
3 Ansietas berhubungan dengan krisis Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi
situasional keperawatan, diharapkan
Observasi
tingkat ansietas menurun
dengan kriteria hasil : - Identifikasi penurunan
tingkat energy,
- Konsentrasi meningkat
ketidakmampuan
- Perilaku gelisah
berkonsentrasi, atau
menurun
gejala lain yang
- Verbalisasi khawatir
menganggu
akibat kondisi yang
kemampuan kognitif
dihadapi menurun
- Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
- Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan prosedur
teknik relaksasi
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis, relaksasi yang
tersedia (mis. music,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
- Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi
yang dipilih
- Anjurkan mengambil
psosisi nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulang atau
melatih teknik yang
dipilih
- Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. napas dalam,
pereganganm atau
imajinasi terbimbing )
(Sumber : (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019), (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Preeklamsi ialah suatu gangguan kehamilan yang menjadi penyebab kematian ibu
dan bayi. Preeklamsi terbagi menjadi dua yaitu preeklamsi ringan dan preeklamsi
berat. Penyebab terjadinya prekklamsi sampai saat ini belum dapat diketahui secara
pasti. Itulah sebabnya preklamsi disebut juga “disease of theory”, gangguan
kesehatan yang diasumsikan pada teori. Preklamsi ringan ditandai dengan :
kehamilan lebih dari 20 minggu; kenaikan tekanana darah 140/90 mmHg atau lebih
dangan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan
pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit); edema tekan pada tungkai
(pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan; proteinuria lebih 0,3
gr/liter/2jam, kualitatif +2.
Preeklamsi berat di tandai dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg, diastolik >
110 mmHg, peningkatan kadar enzim hati atau ikterus, trombosit < 100.000/ mm 3,
oliguria < 400 ml/24 jam, protein urine > 3 gr/liter, nyeri episgtastrium, skotoma dan
gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina, odem
pulmonum. Jika preeklamsi ringan dan berat tidak dapat ditangani dengan baik pada
ibu hamil, maka akan dapat mengakibatkan terjadinya eklamsi pada ibu hamil.
Eklamsi adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan karena kelainan neorologik) atau
koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi.
B. Saran
Demikianlah makalah kami ini dapat dipaparkan, semoga berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Kami sebagai penulis menyadari bahwa apa yang kami tulis dan
kami paparkan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritikannya yang membangun demi kelancaran makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Niwang. 2016. Patologi dan Patofisiologi kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. JAKARTA: Kementrian
Kesehatan RI.
Leveno, Kenneth, 2017. Manual Williams Komplikasi Kehamilan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan KB.
Jakarta: EGC.
Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Mitayani. (2013). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Padilla. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
Ratnawati, Ana. 2018. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Robson, Elizabeth S dan Jason Waugh. 2012. Patologi pada Kehamilan Manajemen dan
Asuhan Kebidanan. Jakarta:EGC
Rosdahl, Caroline Bunker dan Kowalski, Mary T. 2017. Buku Ajar Keperawatan Dasar:
Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir. Ed. 10. Jakarta: EGC.
Sukarni, dkk. 2014. Patologi: kehamilan persalinan, nifas, dan neonates resiko tinggi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sukarni K, Icemi dan Wahyu. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Yulia Fauziyah. 2012. Obstetri Patologi.Yogyakarta : Nuha Medika.