Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FARMAKOLOGI

“Farmakologi Obat-Obatan Pre dan Eklampsia”

Dosen Pengampu:

Rachmawati Felani Djuria,MPH

Disusun Oleh:

1. Nia Pitaloka (191540126)

2. Rahmania Nurfadila (191540127)

3. Ranti Arifah (191540128)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PANGKAL PINANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan Atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini pada Mata kuliah Farmakologi mengenai “Farmakologi
Obat-obatan Pre dan Eklampsia” dengan tepat waktu, Terima kasih juga kami ucapkan
kepada Dosen Pembimbing kami pada mata kuliah Farmakologi yaitu ibu Rachmawati
Felani Djuria,MPH yang telah memberikan ilmu tentang kefarmasian dengan sebaik
mungkin,yang ilmunya mudah dipahami sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
tanpa kendala yang sangat menyulitkan kami.

Makalah ini kami susun sebagai bahan ajar perkuliahan pada jurusan kebidanan di
Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang. Harapannya Makalah ini bisa menambah
pengetahuan kita terhadap Aspek Ilmu Farmakologi pada praktik kebidanan kelak.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna selalu ada kekurangan yang mungkin saya sengaja dalam penyusunan Makalah
ini. Oleh karena itu kami sebagai kelompok sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga
Tuhan selalu memberikan kebaikan serta rahmat dan nikmat kepada kita semua.
Terimakasih. Selamat Membaca, Semoga mendapatkan Ilmu yang bermanfaat.

Pangkalpinang,10 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….…..3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATARBELAKANG……………………………………………………………………

1.2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….

1.3 TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………

1.4 MANFAAT………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PRE EKLMAPSIA DAN EKLAMPSIA………………………………

2.2 TANDA DAN GEJALA PRE DAN EKLAMPSIA………………………………………..

2.3 PENGGOLONGAN PRE EKLAMPSIA………………………………………………..

2.4 CARA PENGOBATAN ………………………………………………………………….

2.5 MEKANISME KERJA OBAT……………………………………………………………….

2.6 INDIKASI OBAT………………………………………………………………………….

2.7 KONTRAINDIKASI OBAT……………………………………………………………….

2.8 EFEK SAMPING OBAT……………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………….

3.2 SARAN…………………………………………………………………………………….

3.3 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATARBELAKANG

Di Indonesia pre-eklamsi dan eklamsi masih merupakan salah satu penyebab


utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. oleh karena itu,
diagnosa dini pre-eklamsia yang merupakan tingkat pendahuluan tingkat eklamsia
serta penanganannya, perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu.

Preeklamsia dan eklamsi lebih sering terjadi pada primigravida dibandingkan


dengan multigravida. faktor resiko lain yang menjadi predisposisi terjadinya
preeklamsia meliputi hiper kronik, kelainan faktor pembekuan, diabetes, penyakit
ginjal, usia ibu yang terlalu tua atau terlalu muda dan riwayat preeklamsia dalam
keluarga.

Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema


setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat
timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.Pre eklampsia
berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu
atau lebih.Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan
neurologik) dan koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre
eklampsia.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian obat pre dan eklampsia?

2. Apa macam-macam obat pre dan eklampsia?

3. Bagaimana cara kerja obat pre dan eklampsia?

4. Apa Indikasi obat pre dan eklampsia?

5. Apa Kontraindikasi obat pre dan eklampsia?

6. Apa efek samping dari obat pre dan eklampsia?


1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari obat pre dan eklampsia

2. Untuk mengetahui macam-macam obat pre dan eklampsia

3. Untuk mengetahui cara kerja obat pre dan eklampsia

4. Untuk mengetagui Indikasi obat pre dan eklampsia?

5. Untuk mengetahui Kontraindikasi obat pre dan eklampsia?

6. Untuk mengetahui efek samping dari obat pre dan eklampsia?

1.4 MANFAAT

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu dapat dijadikan sebagai sumber
informasi dan bahan ajar dalam mata kuliah farmmakologi pada ilmu kebidanan.
Melalui makalah ini kita dapat mengetahui apa itu pre dan eklampsia yang sering
terjadi pada ibu hamil beserta obat apa saja jenis obat yang dipakai untuk melakukan
penyembuhan dari pre dan eklampsia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PRE EKLMAPSIA DAN EKLAMPSIA

 Preeklampsia

biasa disebut dengan keracunan kehamilan, Suatu kondisi yang bisa terjadi
pada wanita hamil maupun yang tidak hamil. Penyakit ini ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein dalam
urine. Jika pada wanita hamil akan mengalami pembengkakan pada kaki dan
tangan.
 Eklamsia

Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa
nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan
neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-
gejala pre eklampsia. Merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia yang
tidak teratasi dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia, pada wanita
yang terkena eklampsia juga sering mengalami kejang-kejang. Eklampsia
dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian baik sebelum, saat atau
setelah melahirkan.

2.2 TANDA DAN GEJALA PRE DAN EKLAMPSIA

 Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan hipertensi


dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastolik mengukur tahanan perifer dan
tidak tergantung pada keadaan emosional pasien
 Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada 2
pengukuran berjarak 1 jam atau lebih
 Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam: Hipertensi karena kehamilan,
jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama
persalinan dan/atau dalam 48 jam post partum Hipertensi kronik, jika hipertensi
terjadi sebelum kehamilan 20 minggu

2.3 PENGGOLONGAN PRE EKLAMPSIA

 PREEKLAMPSIA RINGAN

Timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema setelah umur kehamilan 20


minggu atau setelah persalinan. Gejala ini timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu pada penyakit trofoblas.

 PREEKLAMPSIA BERAT
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110mmHg atau lebih disertai proteinuria dan
edema pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih.
2.4 CARA PENGOBATAN

1. PENANGANAN UMUM
 Segera rawat Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum.
 Jika pasien tidak bernafas: Bebaskan jalan nafas Berikan O2 dengan
sungkup Lakukan intubasi jika diperlukan
 Jika pasien kehilangan kesadaran / koma:
 Bebaskan jalan nafas Baringkan pada satu sisi.
 Ukur suhu, Periksa apakah ada kaku kuduk.
 Jika pasien syok,Lihat Penanganan Syok
 Jika terdapat perdarahan,Lihat Penanganan Perdarahan

2. PENANGANAN KEJANG
 Beri obat anti kejang (anti konvulsan)Perlengkapan untuk penanganan kejang
(jalan nafas, penghisap lendir, masker oksigen, oksigen)
 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
 Aspirasi mulut dan tenggorokan.
 Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi Trendelenburg untuk mengurangi risiko
aspirasi
 Berikan O2 4-6 liter/menit

3. PENANGANAN PASIEN KEJANG( EKLAMPSIA)


 Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi sekret, muntahan atau darah.
 Bebaskan jalan nafas Pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah
Fiksasi untuk menghindari pasien jatuh dari tempat tidur

4. PENANGANAN UMUM
 Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik antara 90-100 mmHg
 Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih Ukur
keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
 Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria
 Infus cairan dipertahankan 1,5 - 2 liter/24 jam
5. JENIS OBAT DALAM PENANGANAN PRE EKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA

1. ANTIKONVULSAN
 Magnesium sulfat
Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk mencegah dan
mengatasi kejang pada preeklampsia dan eklampsia. Alternatif lain
adalah Diasepam. Mengobati torsades de pointes, yaitu salah satu jenis
gangguan irama jantung. Merupakan antikonvulsan yang efektif dan
membantu mencegah kejang kambuhan dan mempertahankan aliran
darah ke uterus dan aliran darah ke fetus. Magnesium sulfat berhasil
mengontrol kejang eklamptik pada >95% kasus. Selain itu zat ini
memberikan keuntungan fisiologis untuk fetus dengan meningkatkan
aliran darah ke uterus.

 Diazepam
Diazepam merupakan jenis obat penenang yang digunakan untuk
mengatasi kejang dan gangguan kecemasan. Diazepam digunakan pada
ibu hamil untuk mengatasi kejang pada eklampsia
2. ANTI HIPERTENSI
Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang
dapat diulang sampai 8 kali/24 jam. Jika respons tidak membaik
setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg sublingual Nifedipin 10 mg
sublingual.
Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah 10 menit,
berikan lagi Labetolol 20 mg oral.

 Nifedipine
Nifedipine adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan
darah tinggi dan mencegah angina. Selain untuk kedua kondisi tersebut,
obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati fenomena Raynaud, yaitu
suatu kondisi yang disebabkan oleh sirkulasi yang buruk pada tangan
dan kaki.
 Labetalol 
Labetatol adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah
tinggi (hipertensi). Obat ini juga berfungsi untuk menurunkan tekanan
darah, membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan
permasalahan ginjal.

2.5 MEKANISME KERJA OBAT

ANTI KONVULSAN

1. Magnesium sulfat

Magnesium Sulfat bekerja dengan cara mengganti magnesium yang hilang dalam
tubuh dan meningkatkan kadar air dalam usus. Dilatasi dari pembuluh darah otak
yang meningkatkan aliran darah plasenta, sehingga terpenuhinya nutrisi janin dan
perkembangan janin.

2. Diazepam
Diazepam bekerja dengan cara memengaruhi zat kimia di otak sehingga
memberikan efek menenangkan selama beberapa jam atau bahkan beberapa
hari setelah dikonsumsi.

ANTI HIPERTENSI

1. Nifedipine

Nifedipine bekerja dengan menghambat jumlah kalsium yang menuju sel di jantung
dan pembuluh darah. Kondisi ini akan melebarkan pembuluh darah, sehingga
meningkatkan suplai darah dan oksigen ke sel otot, termasuk otot jantung,
sekaligus meringankan beban kerja jantung.

2. Labetalol

Labetalol memiliki efek fisiologis yang berbeda dalam situasi jangka pendek dan
jangka panjang. Dalam situasi akut jangka pendek, labetalol menurunkan tekanan
darah dengan menurunkan resistensi pembuluh darah sistemik dengan sedikit efek
pada stroke volume , detak jantung, dan curah jantung. Selama penggunaan jangka
panjang, labetalol dapat menurunkan detak jantung saat berolahraga sambil
mempertahankan curah jantungdengan meningkatkan volume stroke

2.6 INDIKASI OBAT

ANTIKONVULSAN

1. Magnesium Sulfat

 Mengatasi Preeklampsia Berat dan Eklampsia


 Mengatasi Hipomagnesemia (Kadar Magnesium dalam Darah yang Rendah)
 Mengatasi Torsades de Pointes
 Mengatasi Kejang Karena Epilepsi, Glomerulonefritis, atau Hipotiroid
 Mengatasi Nefritis Akut pada Anak-anak
 Mengatasi Konstipasi
 Mengatasi Edema Otak

2. Diazepam
 Mengatasi kecemasan
 Mengatasi gejala putus alcohol
 Mengatasi kejang otot
 Mengatasi kejang
 Untuk Bius ringan pada anak
 Untuk Tetanus pada anak

ANTI HIPERTENSI

1. Nifedipine
 Mengatasi hipertensi
 Mengatasi hipertensi gestasional/postpartum
 Tekolitik
 Fenomena raynaud
 Angina Pektoris

2. Labetalol
Mengobati tekanan darah tinggi penatalaksanaan angina jangka panjang. Ini
termasuk hipertensi esensial, keadaan darurat hipertensi, dan hipertensi kehamilan.

2.7 KONTRAINDIKASI OBAT

ANTIKONVULSAN

1. Magnesium Sulfat

 hipersensitivitas terhadap magnesium sulfate


 Mengalami gangguan/kerusakan otot jantung, koma diabetes, atau gangguan
irama jantung seperti heart block
 Hipermagnesemia (tingginya kadar magnesium dalam darah)
 Hiperkalsemia (tingginya kadar kalsium dalam darah)
 Tidak boleh diberikan 2 jam sebelum persalinan pada ibu yang mengalami
toksemia pada kehamilan.

2. Diazepam

Masalah ingatan,mengantuk,merasa lelah,pusing sensi berputar,sulit


tidur,gelisah,lemah otot,mual,sembelit, mengiler,mulut kering,penglihatan kabur,ruam
kulit ringan, gatal,gairah seksual yang menurun.
ANTI HIPERTENSI

1. Nifedipine

Riwayat alergi nifedipine,Syok kardiogenik,Angina tidak stabil akut, Angina akut


pada angina kronis stabil,1 bulan pasca infark miokard.

2. Libetatol

Gagal jaantung, Asma, Syok Kardiogenik, Bradikardia Berat, kondisi yang


berhubungan dengan Hipotensi

2.8 EFEK SAMPING OBAT

ANTI KONVULSAN

1. Magnesium sulfat

 Sakit maag
 Diare
 Tekanan darah rendah
 Keringat berlebih
 Sakit kepala ringan.

2. Diazepam
 Masalah ingatan
 Mengantuk
 merasa lelah
 pusing sensi berputa
 sulit tidur
 gelisah,lemah otot,mual
 sembelit
 mengiler
 mulut kering
 penglihatan kabur
 ruam kulit ringan
 gatal
 gairah seksual yang menurun.

ANTI HIPERTENSI
1. Nifedipine

 Tungkai bengkak
 Sakit kepala,Pusing
 Mual,Perut mulas
 Batuk,Sesak napas
 Nyeri dada
 Jantung berdebar
 Kram otot,Kejang
 Biduran
 Gelisah
 Gatal

2. Libetatol

 Tungkai bengkak
 Sakit kepala,Pusing
 Mual
 Perut mulas
 Batuk
 Sesak napas
 Nyeri dada
 Jantung berdebar
 Kram otot,Kejang
 Biduran
 Gelisah
 Gatal
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Preeklampsia biasa disebut dengan keracunan kehamilan, Suatu kondisi yang bisa
terjadi pada wanita hamil maupun yang tidak hamil. Preeklampsia adalah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, odema, dan protein urine yang timbul karena
kehamilan, penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan. Preeklampsia
juga merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat menyebabkan kematian
pada ibu dan bayi pada masa ante, intra dan post partum.

Eklampsia Merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia yang tidak teratasi


dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia, pada wanita yang terkena
eklampsia juga sering mengalami kejang-kejang

Sebagai tenaga kesehatan seperti bidan yang memang berperan dalam


mendukung kesehatan ibu dan anak terkhusus pada ibu yang sedang hamil ataupun
postpartum. untuk mengurangi terjadinya ibu hamil yang memiliki resiko dalam
kehamilannya seperti halnya memiliki pre dan eklampsia pada kehamilannya maka
bidan haruys mengetahui bagaimana dalam memberikan penanganan dan obat
apasaja yang diberikan untuk pemulihan penyakit tersebut. Upaya tersebut merupakan
fungsi bidan dalam mengurangi angka kematian Ibu dan Anak.

3.2 SARAN

Mungkin ini saja yang dapat kami sampaikan melalui makalah yang telah kami
susun. Menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam
penulisan makalah ini,maka dari itu semoga untuk kedepannya kami sebagai
penyusun makalah ini akan lebih baik lagi dalam memberikan pemaparan,serta lebih
jelas dan seakurat mungkin dalam mencari informasi yang dijadikan sebagai bahan
dalam penulisan makalah ini sehingga bisa untuk dipertanggungjawabkan. Tak
terlepas dari itu semua kami tentunya akan selalu memohon bimbingan dan kritik
dalam pembuatan makalah sebagai pembelajaran agar lebih bagus lagi untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini,Airin 2013. Obat Pre dan Eklampsia. Madiun

Anda mungkin juga menyukai