Disusun oleh :
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas serta diberikan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ini.
i
Dalam penyusunan karya tulis ini, tentunya terdapat kekurangan, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga karya tulis ini bermanfaat
bagi semua pihak, terutama mahasiwi STIKes Pelita Ilmu depok.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................35
3.2 Saran.....................................................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian plasenta
2
a) Plasenta paevia/plasenta previa yang berasal dari kata “prae”
yang berarti depan dan “vias” yang berarti jalan. Jadi plasenta
previa berarti plasenta didepan jalan lahir atau menutupi jalan
lahir (sarwono,1991).
b) Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum (saifudin AB,dkk 2006).
c) Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta yang melekat
pada bagian bawah uterus menutupi sebagian atau seluruh leher
rahim (cervik) sehingga pembuluh darah besar berada disekitar
mulut rahim (harsono, T, 2013).
E. Gejala klinis
c. Pemeriksaan obstetrik:
5
1) Pemeriksaan luar:
2) Pemeriksaan inspekulo
6
b) Plasenta previa dapat didiagnosa dengan menggunakan USG
transabdominal dengan akurasi 93% sampai 97%
c) Dengan menggunakan USG, plasenta previa bisa ditemukan
pada trimester ke 2 atau sekitar kehamilan 18 minggu
d) Hasil yang negatif atau palsu dan positif palsu biasanya terjadi
akibat masuknya kepala, implantasi plasenta pada bagian
posterior, ibu yang gemuk dan kompresi segmen bawah rahim
karena overdistensi kandung kemih
e) Jika USG menampakkan implantasi yang normal, pemeriksaan
menggunakan spekulum perlu dilakukan untuk mengetahui
penyebab perdarahan (seperti servisitis, polips, atau karsinoma
serviks)
H. Komplikasi Plasenta Previa
d) Infeksi
e) Laserasi serviks
f) Plasenta akreta
g) Plasenta talipusat
7
h) Prolaps plasenta
J. Penatalaksanaan Medis
a. Penanganan konservatif/espektatif
1) Kriteria
8
a) Jika usia kehamilan belum optimal/kurang dari 37 minggu
b) Perdarahan sedikit
2) Rencana penangananan :
b. Penanganan aktif
Kriteria:
9
K. Penatalaksanaan asuhan ibu dengan plasenta previa
2. Pengkajian:
A. Pengertian
B. Predisposisi
c. Multiparitas
e. Ibu perokok
11
f. Ibu pemakai kokain
i. Leiomioma uteri
5) Uji beku darah baik kadar fibrinogen plasma lebih dari 250
mg%
14
10) Telah ada tanda-tanda persalinan
5) Uji beku darah tidak ada pembekuan, kadar fibrinogen < dari
100 mg%
E. Gejala Klinis
15
2. Terjadi perdarahan pervaginam yang berwarna kehitaman (darah
kehitaman menunjukkan bahwa perdarahan sudah terjadi (dalam
waktu yang lama)
4. Pada palpasi, uterus tegang dan bagian janin sukar teraba dari
luar.
1. Anamnesa:
16
a) Perasaan sakit yang tiba-tiba diperut, kadang-kadang pasien dapat
menunjukkan tenpat yang dirasa paling sakit
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan inspeksi:
a. Pasien gelisah
17
d. Tinggi fundus uteri (TFU), tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan
6. Pemeriksaan dalam:
2. Ketuban tegang dan menonjol (dalam hal ini, apabila sudah ada
pembukaan (terbuka) maka plasenta teraba menonjol dan tegang,
baik sewaktu his maupun diluar his).
G. Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan urine
3) Darah
4) Tepian plasenta
I. Pemeriksaan plasenta
a. Perdarahan
d. Perdarahan pascapartum
b. BBLR
c. Infeksi
20
-inpartu
-anemis
21
a. Luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus
22
c. Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, COT, kadar
fibrinogen plasma, urine lengkap, fungsi ginjal
1) Memasang infus
23
5) Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan dalam
pemberian pertolongan pertama
Dengan:
b. Mencegah infeksi
24
2.3 PLASENTA ABNORMAL PADA KEHAMILAN
Presentasi Abnormal-> bisa terjadi pada dahi, bahu, muka dengan dagu
posterior dan kepala yang sulit lahir pada presentasi bokong.
Menurut Marmi, dkk (2016) presentasi puncak kepala atau disebut juga
presentasi sinsiput, terjadi apabila derajat defleksinya ringan, sehingga ubun-
ubun besar menjadi bagian tercadah Pada umumnya presentasi puncak kepala
merupakan kedudukan sementara yang kemudian akan berubah menjadi
presentasi belakang kepala.
Menurut Rukiyah dan Lia (2010). presentasi dahi adalah keadaan dimana
kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal, sehingga dahi merupakan
bagian terendah. Janin dengan presentasi dahi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu kemiringan anterior uterus, kontraksi pelvis. polihidramnion dan
abnormalitas kongenital misalnya, anensefalus.
25
Pervaginam. Karena besamya diameter oksipitomental yang harus melewati
panggul, maka tindakan seksio sesarea diperlukan untuk melahirkan janin
dengan presentasi dahi (Prawirahardjo Sarwono, 2010).
Presentasi bahu adalah janin dalam kondisi melintang di dalam uterus dengan
sumbu janin tegak lurus atau hampir tegak lurus dengan sumbu panjang ibu
dan bahu sebagai bagian terendah janin. Penyebab presentasi bahu yaitu
dinding perut yang kendur pada multipara, kesempitan panggul, plasenta
previa, prematuritas, kelainan bentuk rahim seperti uterus arkuatum, mioma
uteri dan kehamilan ganda (Fauziyah Yulia, 2012)
26
Persisten Oksipito Posterior (POP) yaitu ubun-ubun kecil tidak berputar ke
depan, sehingga tetap berada di belakang disehakan karena usaha penyesuain
kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul. Etiologi POP yaitu usaha
penyesuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul, pada diameter
anteroposterior lebih besar dari diameter transversal. Pada panggul anterior,
segmen depan menyempit seperti pada panggul android, ubun-ubun kecil akan
sulit memutar ke depan, otot-otot dasar panggul lembek pada multipara atau
kepala janin yang kecil dan bulat sehingga tak ada paksaan pada belakang
kepala janin untuk memutar ke depan (Rukiyah, dan Lia, 2010).
(1) Makrosomia
Makrosomia adalah bayi lahir dengan berat badan. lebih dari 4000
gram. Bayi dengan makrosomia dapat disebakan karena ibu dengan penyakit
diabetes melitus, adanya keturunan penyakit diabetes melitus di keluarga, atau
multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya (Solikhah, 2011).
Hydrochepalus IVERS
(2) Hydrochepalus
27
Penyebab hidrosephalus adalah tersumbatnya aliran cairan cerebro
spinal (CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam
sistem ventrikel dan tempat absorbs dalam ruang subarachnoid. Akibat
penyumbatan tersebut terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Hidrosephalus
disebakan oleh satu dari tiga faktor yaitu produksi CSS yang berlebihan,
obstruksi jalur atau gangguan absorbsi CSS (Rukiyah, A. Y. dan Lia Yulianti,
2010).
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu.
Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna. Kembar siam dibedakan menjadi dua yaitu dizigot (kembar yang
berasal dari dua sel telur yang dibuahi sperma) dan monozigot (kembar yang
berasal dari satu telur yang dibuahi sperma kemudian membelah menjadi dua).
Pembelahan pada kembar siam akan menentukan kondisi bayi. Masa
pembelahan sel telur terbagi menjadi empat waktu yaitu 0-72 jam, 4-8 hari, 9-
12 hari dan 13 hari atau lebih.
Pembelahan yang terjadi pada waktu 13 hari atau lebih akan menghasilkan
satu plasenta dan satu selaput ketuban serta karena waktu pembelahannya
yang kelamaan sehingga sel telur terlanjur berdempetan. Faktor yang
mempengaruhi waktu pembelahan dan mengakibatkan pembelahan tidak
sempurna sehingga mengakibatkan dempet dikaitkan dengan infeksi, kurang
gizi dan masalah lingkungan (Marmi, dkk, 2016).
2) Pada kala satu akhir atau dua persalinan (tanda obstruksi akhir)
a) Infeksi intrapartum
b) Ruptur Uteri
29
Apabila disproporsi diantara kepala janin dan panggul
sedemikiann besar sehingga kepala tidak cakap dan tidak adanya
penurunan, segmen bawah uterus menjadi sangat teregang yang
kemudian dapat menyebabkan ruptur. Pada kasus ini mungkin
terbentuk cincin retraksi patologis yang dapat diraba sehingga
sebuah krista transversal atau oblik yang berjalan melintang di uterus
antara simfisis dan umbilikus.
c) Pembentukan fistulat
30
Komplikasi yang mungkin ditimbukan karena partus macet bagi
janin adalah sebagai berikut:
a) Kaput suksadaneum.
1) Rehidrasi pasien
31
a) Memasang IV kateter, menggunakan nidle ukuran besar (no. 18)
b) Jika ibu mengalami syok, berikan larutan salin atau ringer laktat hingga
1 liter, kemudian ulangi 1 liter dengan tetesan 20 tetes per menit sampai
nadi lebih dari 90 kali per menit, tekanan darah sistolik 100 mmHg atau
lebih tinggi. Namun jika muncul masalah pernafasan, turunkan 1 liter
untuk 4-6 jam.
c) Jika ibu tidak mengalami syok tetapi ada dehidrasi dan ketonik. beri 1
liter cepat dan ulangi jika masih dehidrasi dan ketonik. Kemudian
turunkan 1 liter untuk 4-6 jam
2) Beri antibiotik
3) Berikan dukungan
4) Kelahiran bayi
32
a) Jika pasti cephalopelvic disproportional, bayi harus dilahirkan secara
sectio sesarea
c) Jika bayi masih hidup, servik telah berdilatasi maksimal dan kepala
berada distasi 0 atau dibawahnya, lahirkan dengan ekstasi vavum
d) Jika bayi masih hidup dan servik telah berdilatasi maksimal dan ada
indikasi untuk melakukan simpisiotomi untuk meringankan kemacetan
(jika seksio sesarea tidak memungkinkan) dan kepala bayi berada di stasi
2, maka lahirkan dengan simpisiotomi dan ekstaksi vakum
33
Abnormalitas sistem reproduksi
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta yang melekat pada bagian
bawah uterus menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (cervik) sehingga
pembuluh darah besar berada disekitar mulut rahim.
Solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta dari rahim ibu dalam masa
kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir Ruptur uteri adalah
komplikasi yang sangat berbahaya dalam persalinan. Dalam hal ini ruptur uteri
atau robekan uterus merupakan peristiwa yang bebahaya, yang umunya terjadi
pada persalinan tetapi dapat pula terjadi pada kehamilan.
Presentasi Abnormal terjadi pada dahi keadaan dimana kepala janin ditengah
antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, Presentasi bahu merupakan bagian
terbawah janin dan abdomen cenderung melebar dari satu sisi kesisi yang lain,
Pada presentasi muka, kepala mengalami hiperekstensi sehingga oksiput
menempel pada punggung janin dan dagu merupakan bagian terendah.
3.2 Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
36