Anda di halaman 1dari 39

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGI NY.


G3P3A0Ah3 UMUR 37 TAHUN DENGAN RETENSIO PLASENTA

Dosen Pembimbing : Retno Heru Setyorini, SST.Keb., MPH


Disusun Oleh :
Kelompok 3 (Tiga) Semester 3 (Tiga)
1. Laila Nur Fitri (160063)
2. Maria Alna Priska (160064)
3. Nindya Yutiara (160066)
4. Retno Nurasisyah. I (160073)
5. Siska Putri Juliana (160076)
6. Tri Retna Ningsih (160080)
7. Wiwit Surya Ayuning. S (160081)
8. Anisa Widhayanti (160084)
9. Ayustina Mahardika (160088)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AKBIDYO

JL. PARANGTRITIS, KM. 6, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA


TAHUN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi Ny.S Usia 37 Tahun
G3P3A0Ah3 dengan retensio plasenta dengan baik. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi, membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
kepada kita semua mengenai pentingnya Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
khususnya patologi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Akhir kata
kami berharap makalah tentang Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi
Ny.S Usia 37 Tahun G3P3A0Ah3 dengan retensio plasenta ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswi STIKES
Akbidyo Yogyakarta.

Yogyakarta, 11 Oktober 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penulisan 5
D. Manfaat Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A. Persalinan 7
B. Retensio Plasenta 9
C. Diagnosa Klinik Retensio Plasenta...............................................................11
D. Penanganan Retensio Plasenta.......................................................................9
E. Teori Manajemen Kebidanan .........12
F. Dokumentasi SOAP .14

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................16

BAB IV PENUTUP 36

A. Kesimpulan 36
B. Saran 37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin yang terjadi pada


kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa
komplikasi baik bagi ibu maupun janin (Rukiyah,2009).

Kala III dan IV persalinan merupakan kelanjutan dari kala I (Kala


pembukaan) dan kala II (Kala pengeluaran bayi) persalinan dengan
demikian berbagai aspek yang akan di kerjakan pada tahap-tahap
sebelumnya (Wiknjosastro dkk, 2008). Proses kala III didahului dengan
tahap pelepasan plasenta akan ditantadi oleh oleh perdarahan pervaginam
(cara pelepasan Duncan) atau plasenta sudah sebagian terlepas tapi tidak
keluar pervaginam (cara pelepasan Schultze) sampai akhirnya tahap
ekspulsi, plasenta lahir. Pada retensio plasenta, sepanjang plasenta belum
terlepas sehingga tidak menimbulkan perdarahan. Sebagian plasenta yang
sudah lepas dapat menimbukan perdarahan yang cukup banyak
(perdarahan kala III) dan harus lewat diantisipasi dengan segera
melakukan placenta manual, meskipun kala uri belum lewat setengah jam
(Sarwono, 2016).

Perdarahan postpartum adalah perdarahan atau hilangnya darah


sebanyak lebih dari 500cc yang terjadi setelah anak lahir. Menurut waktu
kejadiannya, perdarahan postpartum sendiri dapat dibagi atas perdarahan
postpartum primer yang terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir, dan
perdarahan postpartum sekunder yang terjadi lebih dari 24 jam sampai
dengan 6 minggu setelah kelahiran bayi (Sarwono, 2008).

Retensio plasenta disebabkan oleh Antonia uteri dimana plasenta


belum keluar selama setengah jam setelah bayi dilahirkan atau karena

4
adanya lingkaran kontraksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan
penanganan kala III yang menghalangi plasenta keluar (plasenta
inkarserata) (Jones dkk, 2002). Plasenta yang sukar dilepaskan dengan
pertolongan aktif kala III bisa disebabkan oleh adhesi yang kuat antara
plasenta dan uterus (Sarwono, 2016).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penatalaksaan asuhan kebidanan pada retensio plasenta?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum

Dapat memberi asuhan kebidanan pada retensio placenta


2. Tujuan khusus
Diharapkan setelah melaksanakan asuhan kebidnan pada penulis
mampu :
a. Penulis mampu melakukan pengkajian secra lengkap
dengan mengumpulkan data subyektif dan obyektif
terhadap retensio plasenta.
b. Penulis mampu mengintepretasikan data dan menemukan
diagnosa atau maslah utama dan kebutuhan terhadap
retensio plasenta.
c. Penulis mampu menentukan diagnosa potensial dari hasil
pengkajian asuhan kebidanan pada retensio plasenta.
d. Penulis mampu memberi tindakan asuhan kebidanan pada
retensio plasenta.
e. Penulis mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh
sesuai dengan pengkajian pada retensio plasenta.
f. Penulis mampu melaksanakan perencanaan secara efisiensi
asuhan kebidananpada retensio plasenta.
g. Penulis mampu mengevaluasi hasil tindakan asuhan
kebidanan pada retensio plasenta.

5
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
1. Bagi penulis
Makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan
penulis tentang asuhan kebidanan retensio plasenta.
2. Bagi pembaca
Makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan
pembaca tentang asuhan kebidanan retensio placenta

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan
a. Definisi Persalinan Normal

Persalinan normal adalah proses dimana bayi ,plasenta dan


selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada kehamilan usia cukup bulan (37 minggu) tanpa
disertai ada nya penyulit . (JNPK-KR, 2008)

Menurut Rukiyah (2009) persalinan adalah suatu proses


pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37
minggu – 42 minggu) ,lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin.

a) Tanda-tanda perasalinan

Menurut Rukiyah (2009) tanda tanda persalinan yaitu rasa sakit oleh
ada nya his yang datang lebih kuat ,sering dan teratur, keluar darah
lendir yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks,
terkadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam
didapatkan serviks yang mendatar dan pembukaan jalan sudah ada.

b) Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan

Menurut manuaba (2007) , faktor-faktor yang berperan dalam


persalinan :

1) Power ( kekuatan his yang adekuat dan tambahan kekuatan


mengejan)
2) Passage ( jalan lahir tulang ,jalan lahir otot)
3) Passanger (plasenta ,janin dan selaput ketuban)

7
a) Tahap-tahap persalinan

Dalam proses persalinan terdapat 4 kala ,yaitu :

1) Kala I persalinan (kala pembukaan)

Persalinan kala I terdiri dari 2 fase : fase laten dan fase aktif

a. Fase laten persalinan

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan


dan pembukaan serviks secara bertahap.Berlangsung pembukaan
serviks kurang dari 4 cm. Pada umumnya fase laten berlangsung
hampir atau hingga 8 jam (JNPK-KR ,2008)

b. Fase aktif persalinan

Frekuensi dan lama (durasi) kontraksi uterus biasanya


meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi ≥ 3x dalam 10
menit dan berlangsung selama ≥ 40 detik), pembukaan serviks dari
4 sampai lengkap (10cm) biasanya dengan kecepatan ≥ 1
cm/jam ,dan terjadi pada penurunan bagian terbawah janin.
(Kurniawati ,2009)

c. Kala II persalinan (kala pengeluaran janin)

Tanda dan gejala kala II persalinan yaitu ibu merasa ingin


meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan
makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau pada vagina
nya ,perenium terlihat menonjol ,vulva-vagina , sfingter ani
terlihat membuka , peningkatan pengeluaran lendir dan
darah.Diagnosis kala II dapat ditegakkan atas dasar hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan :

 Pembukaan serviks telah lengkap


 Terlihat ya bagian kepala bayi pada introitus vagina
d. Kala III persalinan (kala pelepasan ari)

8
Pada kala III persalinan , otot uterus (miometrium)
berkontraksi mengikuti berkurang nya ukuran rongga uterus secara
tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurang nya ukuran tempat implantasi plasenta,
karena tempat implantasi menjadi semakin kecil sedangkan ukuran
plasenta tetap maka plasenta akan menekuk, menebal ,kemudian
dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas ,plasenta akan turun
ke bagian bawah uterus atau ke bagian atas vagina. (JNPK-KR ,
2008)

e. Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah


bayi dan ari lahir untuk mengamati keadaan ibu terhadap bahaya
berdarah post parfum. (JNPK-KR ,2007) .Mekanisme persalinan
normal menurut Wiknjosastro (2010), mekanisme persalinan
normal yaitu pada presentasi kepala dengan fleksibel kepala
janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil
yakni dengan sub oksipito bregmatikus (9,5 cm) dan dengan
sirkumferensio sub oksipito bregmatikus (23cm).

B. Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama
setengah jam setelah kelahiran bayi. Plasenta harus dikeluarkan karena
akan menimbulkan pendarahan ,infeksi karena benda mati dapat terjadi
plasenta incarserata ,polip plasenta , degenerasi ganas khoriso karsinoma
(Rukiyah dkk, 2009)
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama
30 menit setelah bayi lahir (Nugroho, 2012). Menurut Nugroho (2012)
penyebab terjadinya retensio plasenta yaitu :
1) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena vili chorialis
tumbuh melekat didalam ,

9
2) Plasenta sudah lepas tapi belum keluar karena atonia uteri atau karena
adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan
penanganan kala III (plasenta incarserata)

Faktor predisposisi

Menurut Rukiyah dkk (2009), kontraksi uterus kurang kuat


untukmelepaskan plasenta melekat erat pada dinding uterus karena vili
chorialis menembus desisua sampai miometrium , Plasenta yang sudah
lepas tapi belum keluar karena atonia uteri atau karena adanya
lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan
penanganan kala III (plasenta incarserata)

Menurut Nugroho (20012), diagnosis plasenta yang selalu ada,


yaitu plasenta belum lahir sampai 30 menit ,perdarahan segera dan
kontraksi uterus baik. Jenis retensio plasenta

Menurut Saifuddin (2009), jenis retensio plasenta yaitu :

1) Plasenta adhesiva yaitu implantasi yang kuat dari jonjotan korion


plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi
fisiologi
2) Plassenta akreta adalah implantasi jonjotan plasenta hingga
memasuki sebagia lapisan miometrium
3) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjotan plasenta hingga
memasuki miometrium
4) Plasenta perkreta adalah implantasi jonjotan plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus.
5) Plasenta inkaserata adalah tertahannya plasenta di dalam cavum
uteri disebabkan oleh kontraksi ostium uteri.

10
C. Diagnosa Klinik Retensio Plasenta

Diagnosa patologi klinik

1. Plasenta adhesiva : tipis sampai hilangkan lapisan jaringan ikat


nitabush sebagian atau keseluruhannya sehingga menyulitkan lepasnya
plasenta saat terjadi kontraksi dan retaksi otot uterus
2. Plasenta akreta
 Hilangnya lapisan jaringan ikat longgar nitabush sehingga plasenta
sebagian atau seluruhan mencapai lapisan desidua basalis dengan
demikian agak sulit melepaskan diri saat kontraksi atau retraksi
otot uterus.
 dapat terjadi tidak diikuti perdarahan karena sulitnya plasenta
lepas.
 plasenta manual sering tidak lengkap sehingga perlu diikuti dengan
kuretase.
3. Plasenta inkreta
 Implantasi jogot plasenta sampai mencapai otot uterus sehingga
tidak mungkin lepas sendiri
 perlu dilakuakan manual plasenta tetapi tidak akan lengkap dan
harus diikuti kuretase tajam dan dalam serta histerektomi
4. Plasenta perkreta
 Jinjot plasenta menembus lapisan otot dan sampai lapisan
peritoneum kavum abdomen
 retensio plasenta tidak diikuti perdarahan
 plasenta manual sangat sukar bila dipaksa akan terjadi perdarahan
dan sulit dihentikan dan perforasi
5. Plasenta inkarserata
 Tindakan definitife hanya histerektomi
 plasenta telah lepas dari implantasi tetapi tertahan oleh karena
kontraksi SBR

11
D. Penanganan Retensio Plasenta

Menurut Rukiyah (2009), penanganan retensio plasenta yaitu :

1) Jika terlihat plasenta didalam vagina, mintalah ibu mengejan dan


jika dapat merasakan plasenta ,keluarkan plasenta tersebut
2) Pastikan kandung kemmih sudah kosong
3) Lakukan kateterisasi kandung kemih jika plasenta belum keluar
berikan pemberian oksitosin 10 unit IM
4) Setelah pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi lakukan
penarikkan tali pusat terkendali jika penarikkan tali pusat tidak
berhasil lakukan pengeluaran tali pusat secara manual
5) Jika perdarahan terus berlangsung lakukan uji pembekuan darah
sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah selama 7
menit atau adanya bekuan lunak yang dapat dengan mudah
menunjukkan adanya koagulopati
6) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang
berbau) berikan antibiotik.
E. Teori Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah. Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa
langah yang berurutan mulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut menbentuk kerangka yang
lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi akan tetapi
langkah-langkah tersebut dapat dipecah berdasarkan dengan kondisi pasien
(Varney, 2007).

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, dan keterampilan dalam rangkaian atau

12
tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada
klien (Jannah, 2011).

1. Proses Asuhan Manajemen Kebidanan


Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada
penerapan manajemen kebidanan pada ibu nifas dengan engorgement
menurut 7 langkah Varney karena metode dan pendekatannya sistematik
dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah
terhadap klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu :

a. Langkah I : Pengkajian Data


Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi
yang akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

b. Langkah kedua : Interpretasi Data


Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan
interpretasi yang benar-benar atas data-data yang telah dikumpulkan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

c. Langkah ketiga : Diagnosa potensial


Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial yang mungkin
akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasi maslah atau diagnose
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan dignosa, hal ini
membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu
mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Diagnosa yang mungkin terjadi
pada nifas dengan engorgement adalah terjadinya mastitis (Ambarwati
dan Wulandari, 2010).

13
d. Langkah keempat : Antisipasi tindakan segera
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi
pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Antisipasi pertama yang
dilakukan pada ibu nifas dengan engorgement adalah pemberian
paracetamol 500 mg peroral setiapn4 jam serta memberikan kompres
hangat (Vivian, 2011).

e. Langkah kelima : Perencanaan


Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya
yang merupakan lanjutan dari masalah dan diagnose yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi (Ambarwati dan Wulandari, 2010)

f. Langkah keenam : Pelaksanaan rencana asuhan


Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan
pada klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana
asuhan secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009).

g. Langkah ketujuh : Evaluasi


Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan
yang diberikan, ulangi kembali manajemen dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Sulistyawati, 2009).

F. Dokumentasi SOAP
Metode pendokumentasian dalam asuhan kebidanan adalah SOAP,
merupakan . singkatan dari :

S : Subjektif

      Menggambarkan hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

14
O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,


tes diagnostik dan dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assesment.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data


subjektif (langkah II, III dan VI)

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari rencana dan evaluasi assesment


(langkah IV, V dan VII).

Alasan Pemakaian Dokumentasi asuhan kebidanan (SOAP)

a. Metode dokumentasi SOAP merupakan perkembangan informasi yang


sistematis mengorganisir penemuan dan kesimpulan seorang bidan
menjadi suatu rencana asuhan.
b. Metode ini merupakan intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan
untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.
c. SOAP merupakan urutan- urutan yang dapat membantu bidan dalam
mengorganisasikan pikiran dalam memberikan asuhan yang
komprehensif (Simatupang, 2006).

15
BAB III
PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI NY. S


G3P3A0 Ah3 UMUR 37 TAHUN DENGAN RETENSIO
PLASENTA DI RB MULIA HATI KARANGANYAR

A. TINJAUAN KASUS

Ruang : VK RB Mulia Hati Karanganyar

Tanggal masuk : 03 April 2017

No Register :-

I. PENGKAJIAN

Tanggal 03 April 2017 Pukul 09.30 WIB

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S Nama Suami : Tn. T


Umur : 37 tahun Umur : 40 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa :Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
No telepon : 08225678xxxx No telepon :08567434xxxx
Alamat : Gestasrejo RT 04 RW 02
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Tanggal 03 April 2017 Pukul 09.30 WIB
1. Alasan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiga pada tanggal 03
April 2017 pukul 07.14 WIB, dan ibu mengatakan merasa

16
cemas karena ari-arinya belum dapat lahir, ibu juga merasa
lemah dan pusing.
2. Tanda-tanda persalinan
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng sejak tanggal 02
April 2017 pukul 23.30 WIB. Frekuensi 2x setiap 10 menit,
lamanya 20 detik, kekuatan lemah, lokasi nyeri perut bagian
bawah menjalar ke pinggang.
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : ± 13 tahun
b. Siklus : 28-30 hari
c. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut perhari
d. Teratur/tidak : teratur
e. Lamanya : 6-7 hari
f. Sifat darah : encer, warna merah
g. Dismenorhoe : tidak ada nyeri
4. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan perkawinannya sah dan menikah satu kali,
menikah umur 20 tahun dengan suami umur 25 tahun, lama
pernikahan 17 tahun dan dikaruniai 3 orang anak.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lain

No Tgl/th Tmpt UK Jenis Penolong Jenis BB PB Keada laktasi Keadaan


pertus pertu (bulan) partus kelamin (cm) - anak
s an sekarang

1 2001 RB 9 Norma Bidan L 3300 48 Baik lancar Hidup


l

2 2011 RB 9 Norma Bidan L 3200 48 Baik lancar Hidup


l

3 2017 RB 9 Norma Bidan P 3300 48 Baik + Hidup

17
l

6. Riwayat hamil ini


a. HPHT : ibu mengatakan tanggal 25 Juni 2016
b. HPL : ibu mengatakan 03 April 2017
c. Keluhan-keluhan
- Trimester I : ibu mengatakan mual muntah
- Trimester II : ibu mengatakan tidak ada keluhan
- Trimester III : ibu mengatakan pegal-pegal
d. ANC
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 7 kali di RB
secara teratur :
- Trimester I : 1 kali, umur kehamilan 10 minggu
- Trimester II : 2 kali, umur kehamilan 16+2 dan
20+4
- Trimester III : 3 kali, umur kehamilan 29 minggu,
31+1 minggu, 35+5dan 37 minggu.
e. Penyuluahan yang didapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang
gizi ibu hamil dan senam hamil.
f. Imunisasi TT
Ibu mengatakan 2 kali, Trimester I : umur kehamilan 16+2
minggu , Trimester II : umur kehamilan 20+4 minggu
7. Riwayat keluarga berencana

N Pasang Lepas
o.
Metode Tahun Petugas Tempat Tahu Petugas Tempat Alasan
n

1 Pilkombinasi 2001 Bidan BPM 2010 Bidan BPM Ingin memiliki anak

18
lagi

2 Pil 2011 Bidan BPM 2016 Bidan BPM Ingin memiliki anak
kombinasi lagi

8. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak sedang sakit seperti flu, batuk,
demam, ataupun diare
b. Riwayat penyakit sistemik
1) Jantung
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri pada
dada sebelah kiri
2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit pada
pinggang sebelah kiri maupun kanan
3) Asma
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sesak
napas
4) TBC
Ibu mengatakan tidak pernah batuk > 2 minggu
5) Hepatitis
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
kuning dan pada mata, kuku, kulit tidak pernah
terlihat kuning
6) DM
Ibu mengatakan tidak pernah BAK <5 kali/hari dan
tidak sering merasa haus dan lapar pada malam hari
7) Hipertensi

19
Ibu mengatakan tensinya tidak pernah >140/90
mmHg
8) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai
mengeluarkan busa dari mulutnya
9) Lain-lain
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
lain sperti IMS, HIV/AIDS, dan PMS
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari keluarganya maupun darimkeluarga
suami tidak ada yang menderita penyakit menurun (asma,
DM ), menular (TBC, Hepatitis), menurun (hipertensi,
jantung).
d. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakn dari keluarga maupun dari keluarga suami
tidak ada yang emiliki keturunan kembar.
e. Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
- Makan dan minum terakhir : ibu mengatakan makan
terakhir tanggal 02 April 2017 pukul 20.00 WIB dan
minum terakhir tanggal 03 April 2017.
- Jenis makanan dan minum : ibu mengatakan makan
terakhir sebanyak 1 porsi jenis nasi, lauk, sayur dan
minum terakhir sebanyak 1 gelas teh manis
b. Personal hygiene
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, gosok
gigi 2 kali.
c. Pola eliminasi

20
- BAB terakhir pukul : ibu mengatakan tanggal 02 April
2017 pukul 21.00 WIB warna kuning kecoklatan,
lembek, bau khas feces.
- BAK terakhir pukul : ibu mengatakan tanggal 03 April
2017 pukul 04.00 WIB warna kuning jernih, bau khas
urin.
d. Aktifitas
- Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan
rumah sendiri.
- Sesudah hamil : ibu mengatakan pekerjaan rumah
dibantu suami dan anaknya.
e. Istirahat
- Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam
dan tidur malam 7-8 jam.
- Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam dan
tidur malam 7-8 jam.
- Tidur terakhir : ibu mengatakan tidak bisa tidur sejak
tanggal 02 April 2017 pukul 23.30 WIB.
f. Psikososial budaya :
1) Perasaan menghadapi persalinan ini
Ibu mengatakan senang dengan kehamilan ini
2) Kehamilan ini direncanakan/tidak
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan
3) Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan laki-laki atau perempuan sama saja
4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan keluarganya mendukung
5) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan hanya tinggal bersama suami dan anak-
anak
6) Pantangan makanan

21
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun
7) Kebiasaan adat-istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan ada acara pengajian pada usia
kehamilan 7 bulan.
g. Penggunaan obat-obatan, jamu/rokok
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
selain selain dari bidan, tidak minum jamu, tidak merokok
tetapi suami merokok.

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)


1. Status generalis
- Keadaan umum : sedang
- Kesadaran : composmentis
- TTV : TD : 110/70mmHg S: 36,6oC N :
82 kali/menit R : 20 kali/menit
- TB : 150 cm
- BB sebelum hamil : 46 kg
- BB sekarang : 57 kg
- LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala dan muka
1) Rambut : hitam, bersih, tidak mudah rontok, tidak ada
benjolan
2) Muka : simetris pucat, tidak odem, tidak ada cloasma
gravidarum
3) Mata
 Oedema : tidak ada
 Conjungtiva : merah muda
 Sklera : putih
4) Hidung: simetris, tidak ada benjolan, tidak ada secret

22
5) Telinga : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
serumen
6) Mulut/gigi/gusi : tidak stomatitis/tidak caries/tidak
berdarah
b. Leher
1) Kelenjar gondok thyroid : tidak ada pembesaran
2) Tumor : tidak ada benjolan
3) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
c. Dada dan Axilla
1) Dada : simetris
2) Mammae
 Membesar
 Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
 Tumor : tidak ada benjolan
 Simetris : simetris kanan kiri
 Areola : hiperpigmentasi
 Puting susu : menonjol
 Kolostrum : sudah keluar kanan
kiri
3) Axilla
a. Varices : tidak ada
b. Oedema : tidak ada
c. Reflek patella : tidak dilakukan
d. Betis merah/keras : normal
e. Kuku : bersih, warna merah muda
3. Pemeriksaan khusus obstetri (status lokalis)
a. Abdomen
1) Inspeksi
 Membesar : normal
 Pelebaran vena : memanjang

23
 Striae albican/livide : linea nigra
 Linea nigra/alba : striae albican
 Kelainan lain : tidak ada
2) Palpasi
 Pergerakan janin : tidak ada
 Konraksi : lembek
 TFU : setinggi pusat
 Kandung kemih : penuh
3) Auskultasi : tidak ada
b. Pemeriksaan panggul
1) Kesan panggul : tidak dilakukan
2) Distantia spinarum : tidak dilakukan
3) Distantia kristarum : tidak dilakukan
4) Conjungtiva eksterna : tidak dilakukan
5) Lingkar panggul : tidak dilakukan
c. Anogenital
1) Vulva vagina
 Varices : tidak ada
 Luka : tidak ada
 Kemerahan : tidak ada
 Nyeri : tidak ada
 Pengeluaran pervaginam : ± 200 cc
 Vulva : tali pusat terjulur keluar ± 30cm
2) Perineum
 Bekas luka : laserasi derajat II
 Lain-lain : tidak ada
3) Anus
 Haemoroid : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada
4) Inspekulo

24
 Vagina : tidak dilakukan
 Portio : tidak dilakukakan
5) Vaginal Toucher
 Pembukaan : tidak dilakukan
 Ketuban : tidak dilakukan
 Presentasi : tidak dilakukan
 Posisi : tidak dilakukan
 Penurunan : tidak dilakukan
 Kesan panggul : tidak dilakukan

4. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan penunjang lain : tidak dilakukan
5. Pemberian injeksi
a. Injeksi pertama setelah bayi lahir pukul 07.15 WIB
b. Injeksi kedua 15 menit setelah injeksi pertama pukul 07.30
WIB
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal 03 April 2017 Pukul 07.40 WIB
a. Diagnosa kebidanan
Ny. S 37 tahun G3P3A0Ah3, inpartu kala III dengan retensio
plasenta
Data dasar :
DS :
1. Ibu mengatakan bernama Ny. S dan berumur 37 tahun.
2. Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiga tanggal 03 April
2017 pukul 07.14 WIB dan tidak pernah keguguran.
3. Ibu mengatakan ari-arinya belum dapat keluar
4. Ibu mengatakan merasa cemas karena ari-arinya belum lahir
sampai saat ini.

25
5. Ibu mengatakan merasa lemah dan pusing.

DO :

1. Keadaan umum : sedang


2. Kesadaran : composmentis
3. TTV : TD : 110/70 mmHg S: 36,6oC R : 20
kali/menit N : 82 kali/menit
4. Kontraksi : lembek
5. TFU : setinggi pusat
6. Perdarahan pervaginan : ± 200 cc
7. Vulva : tali pusat terjulur ± 30cm
8. Pemberian injeksi : pemberian oksitosin ke 2 pukul 07.30 WIB
b. Masalah
Ibu mengatakan merasa cemas kerena ari-arinya belum dapat
lahir
c. Kebutuhan
Beritahu ibu tentang keadaannya dan tindakan yang akan
dilakukan beri dukungan moril pada ibu.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi syok haemorrhage dan infeksi puerperium
IV. ANTISIPASI MASALAH
Pasang infus drip oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal 03 April 2017 Pukul 07.42 WIB
1) Kososngkan kandung kemih dengan kateterisasi
2) Beritahu ibu tentang keadaannya saat ini
3) Beritahu ibu dan keluarga tindakan yang akan dilakukan
4) Lakukan inform consent dengan suami atau persetujuan ibu
5) Memasang infus RL
6) Lakukan manual plasenta

26
7) Pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV, kontraksi, TFU,
perdarahan dan laserasi.
8) Dokumentasi.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 03 April 2017 Pukul 07.44 WIB
1) Pukul 07.45 WIB mengosongkan kandung kemih dengan
menggunakan kateter nelaton.
2) Pukul 07.47 WIB memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini
bahwa ari-ari ibu belum dapat lahir setelah 30 menit lebih bayi
lahir dan harus segera dilakukan dengan tindakan agar tidak
terjadi perdarahan
3) Pukul 07.48 WIB memberi tahu dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan yaitu dengan cara memasukan tangan
kedalam rahim ibu untuk melahirkan ari-ari agar tidak terjadi
perdarahan dan infeksi.
4) Pukul 07.49 WIB inform consent dengan suami pasien atas
persetujuan ibu.
5) Pukul 07.50 WIB memasang infus RL 40 tpm drip oksitosin 20
unit dalam 500 cc untuk mengatasi syok hipovolemia dengan
memberikan asupan minum pada ibu.
6) Pukul 07.51 WIB melakukan manual plasenta
a. Menjepit tali pusat dengan kelm 5-10 cm dari vulva,
menegangkan dengan satu tangan sejajar lantai.
b. Memasukan tangan kanan secara obstetrik (punggung
tangan mengahadap kebawah) kedalam vagina dengan
menelusuri sisi bawah tali pusat.
c. Memindahkan tangan kiri untuk menahan fundus uteri
d. Memasukan tangan kanan hingga ke kavum uteri hingga
mencapai tempat implantasi plasenta sambil menahan
fundus uteri.

27
e. Membentangkan tangan obstetri menjadi datar (ibu jari
merapat kajari telunjuk dan jari-jari lainya merapat).
f. Menentukan tempat implantasi plasenta, mencari sisi yang
sudah terlepas dengan menyisipkan ujung-ujung jari tangan
diantara plasenta dan dinding uterus.
g. Memperluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser
dari kanan ke kiri hingga seluruh plasenta terlepas dari
dinding uterus dengan menggunakan sisi ulna.
h. Melakukan ekporasi untuk menilai tidak ada plasenta yang
tertinggal.
i. Memindahkan tangan kiri ke supra simpisis untuk menahan
segmen bawah uterus (dorsokranial) sambil tangan kanan
membawa plasenta keluar.
j. Melakukan massase uterus sirkuler selama 15 detik
k. Mengecek kelengkapan plasenta kemudian menaruh
plasenta pada tempatnya.
7) Pukul 08.30 WIB melakukan pemeriksaan keadaan umum ibu,
TTV, kontraksi, TFU, perdarahan.
8) Melakukan dokumentasi.
VII. EVALUASI
Tanggal 03 April 2017 Pukul 09.00 WIB
1) Kandung kemih sudah dikosongkan melalui kateterisasi
2) Ibu tahu keadaannya saat ini bahwa plasenta belum lahir dan
harus segera dilakukan tindakan
3) Ibu dan keluarga tahu tindakan yang akan diakukan untuk
melahirkan plasenta yaitu dengan memasukkan tangan ke
dalam rahim ibu.
4) Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya sehingga sedikit
merasa tenang dan ibu serta keluarga telah setuju dengan
tindakan yang akan dilakukan dengan menandatangani lembar
inform concent yang diwakili oleh suami.

28
5) Telah terpasang infus RL 40 tpm drip oksitosin 20 unit dalam
500 cc pada tangan kiri ibu.
6) Pukul 08.05 WIB plasenta lahir lengkap secara manual,
berbentuk cakram, berat ± 500 gram, kotilidon lengkap, selaput
ketuban utuh,insersi tali pusat sentralis, panjang tali pusat ±45
cm.
7) Hasil pemeriksaan pasca tindakan
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV : TD : 120/80 mmHg S: 37oC N : 82
kali/menit R: 24 kali/menit
d. TFU : 2 jari diatas pusat
e. Kontraksi : keras
f. Kandung kemih : kosong
g. Perdarahan pervaginam : perdarahan ± 60cc
h. Perineum : laserasi derajat II
8) Dokumentasi telah dilakukan.
B. DATA PERKEMBANGAN
Tanggal 3 April 2017 Pukul 09.20WIB

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan ari-arinya sudah lahir.


2. Ibu mengatakan sudah merasa tenang tetapi ibu sedikit lelah
3. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules.
4. Ibu mengatakan perdarahan tidak sur-suran.

O : Obyektif

1. Keadaan umum : baik


Kesadaran : composmentis
2. TTV : TD 120/80 mmHg,
Nadi : 82x / menit

29
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 37oC
3. TFU : 2 jari bawah pusat
4. Kontraksi : keras
5. Kantung kemih : kosong
6. Perenium : Laserasi derajat 2
7. Perdarahan per vagina : ± 60cc
8. Plaenta lahir : pukul 08.05 WIB , plasenta lahir lengkap
secara normal, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, insersi tali
pusat sentralis, panjang tali pusat ±45cm.

A : Assesment

Ny. S 37 tahun G3P3A0Ah3 inpartu kala IV dengan riwayat retensio


plasenta.

P : Planning

Tanggal 3 April 2017 Pukul 09.30 WIB

1. Mengevaluasi laserasi pada vagina dan perenium


Tindakan : Melakukan penjahitan perenium laserasi derajat 2 agar
tidak menyebabkan pendarahan
2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervagina
Tindakan : Telah dilakukan pemeriksaan uterus berkontraksi keras
dan perdarahan ±60cc
3. Pemeriksaan TTV ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama
jam ke 2 pasca persalinan.Hasil : Observasi pemantauan kala IV
pada 15 menit pertama
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis

30
c. TTV : TD 120/80 mmHg, S: 37˚C , N 82x/menit,
R 24x/menit
d. TFU : 2 jari dibawah pusat
e. Kontraksi : keras
f. Kandung kemih : kosong
g. Perenium : Laserasi derajat 2
h. Perdarahan pervagina : ±60cc
4. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi

Hasil : Semua peralatan sudah bersih dan sudah disterilkan

5. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT dan


membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu
memakai pakaian bersih dan kering.

Hasil : ibu sudah merasa nyaman ditempat tidur dalam keadaan


bersih

6. Memastikan ibu merasa nyaman dan beri tahu keluarga untuk


membantu apabila ibu ingin minum
Hasil : Ibu mengatakan ibu sudah minum teh manis hangat ½
gelas.
C. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang perbedaan


yang terjadi antara praktek yang dilakukan dilahan dengan teori yang ada.
Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu kesimpulan dan
pemecahan masalah dari perbedaan yang terjadi sehingga dapat digunakan
sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang efektif dan
efisien khususnya pada pasien ibu bersalin patologi dengan Retensio
plasenta.

31
1. Pengkajian
Tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu kesehatan klien (Nursalam,
2008). Dari pengkajian didapatkan data subjektif keluhan utama yang
terjadi pada ibu bersalin dengan retensio plasenta adalah ibu mengeluh
lemah dan pusing (Saifuddin, 2009). Data obyektif didapatkan keadaan
umum ibu bersalin dengan retensio plasenta yaitu sedang, kesadaran
composmentis (Rukiyah, 2010). Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi :
(tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi), plasenta belum lahir setelah 30
menit, perdarahan segera, dan kontraksi uterus baik (Rukiyah dan Yulianti,
2010).
Pengkajian kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta didapatkan
data Subjektif keluhan utama Ny. S mengatakan merasa lemah dan pusing,
sedangkan data Obyektif Ny. S didapatkan keadaan umum sedang.
Tekanan Darah 120/70 mmHg, Nadi 82 x/menit, Suhu 37˚C, Pernafasan
24 x/menit, kontraksi keras, TFU setinggi pusat, PPV ± 200cc, Tali pusat
terjulur ± 30 cm, pemberian oksitosin ke 2 pukul 07.30 WIB.
Pada langkah pengkajian ini penulis tidak menemukan perbedaan antara
teori dan praktek.
2. Interpretasi Data
Masalah yang muncul pada ibu bersalin dengan retensio plasenta
adalah kecemasan terhadap keadaan yang dialami pasien berupa
perdarahan (Halloway,2003). Kebutuhan yang diberikan yaitu
informasi tentang keadaam ibu, informasi tentang tindakan yang akan
dilakukan, dorongan moril dari keluarga dan tenaga kesehatan,
pemenuhan kebutuhan cairan dan penghentian perdarahan (Varney,
2004).
Sedangkan pada kasus didapatkan diagnosa kebidanan Ny. S
G3P2A0 umur 37 tahun inpartu kala III dengan retensio plasenta.
Masalah yang muncul adalah ibu mengatakan cemas karena ari-ari

32
belum lahir dan perdarahan yang banyak dan kebutuhan yang
diberikan adalah memberikan dukungan moril pada ibu dan
memberitau ibu bahwa ari-ari akan segera dilahirkan dan
menghentikan perdarahan.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan
antara teori dan kasus yang ada dilahan praktik.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial pada kasus retensio plasenta yang mungkin
terjadi adalah potensi terjadi syok haemorrage : karena adanya
perdarahan pasca persalinan dan potensial terjadi infeksi puerperium :
Pada tindakan manual plasenta (Wiknjosastro, 2007).
Pada langkah ini diagnosa potensial tidak terjadi dikarenakan
penanganan yang cepat dari tenaga medis.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan
antara teori dan kasus yang ada dilahan praktik.
4. Antisipasi
Antisipasi yang dilakukan adalah pemberian infus drip oksitosin 20
unit dalam 500cc NS dan RL dengan 40 tetes/menit dan antibiotik
ampicilin 2 gram secara IM serta dilakukan plasenta manual
(Saifuddin, 2006).
Antisipasi pada kasus Ny. S dengan kasus retensio plasenta
pemberian drip oksitosin 20 unit dalam 500cc NS dan RL 40 tpm.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan
antara teori dan kasus.
5. Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada ibu bersalin patologi dengan retensio
plasenta, yaitu:
1) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk
mengejan dan jika dapat merasakan plasenta dalam vagina,
keluarkan plasenta tersebut
2) Pastikan kandung kemih sudah kosong

33
3) Lakukan kateterisasi kandung kemih jika plasenta belum keluar
berikan oksitosin 10 unit IM
4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian
oksitosin dan uterus terasa berkontraksi lakukan penarikan tali
pusat terkendali, jika traksi pusat terkendali, jika traksi pusat
terkendali belum selesai cobalah untuk melakukan pengeluaran
plasenta secara manual
5) Jika perdarahan terus berlangsung lakukan uji pembekuan darah
sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7
menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan
mudah menunjukkan adanya koagulopati
6) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang
berbau) berikan antibiotik untuk metritis (Rukiyah dkk, 2009).

Rencana tindakan pada kasus Ny. S dengan retensio plasenta


dilakukan :

a) Kosongkan kandung kemih dengan kateterisasi


b) Beritahu ibu tentang keadaannya saat ini
c) Beritahu ibu dan keluarga tindakan yang akan dilakukan
d) Lakukan inform consent dengan suami pasien atau
persetujuan ibu
e) Memasang infus RL
f) Lakukan manual plasenta
g) Pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV, kontraksi, TFU,
perdarahan dan laserasi

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan


antara teori dan kasus yang ada dilahan praktik.

6. Pelaksanaan
Pada langkah ini pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah dibuat seperti diatas.

34
Pelaksanaan pada kasus Ny. S dalam kasus retensio plasenta
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencananan yang telah dibuat.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan
antara teori dan praktik yang ada dilahan.
7. Evaluasi
Sebuah perbandingan atau rencana asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007).
Di dalam evaluasi diharapkan memperoleh hasil : plasenta lahir
lengkap, keadaan umum baik, perdarahan dapat teratasi dan ibu merasa
nyaman.
Pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S dengan retensio plasenta
didapatkan hasil : keadaan umum : baik, Tekanan Darah : 120/70
mmHg, Nadi : 82x/menit, Suhu : 37˚C, Pernafasan : 24 x/menit,
kontraksi : keras, TFU : setinggi pusat, Perdarahan : ± 60cc, plasenta
lahir secara lengkap secara manual, berbentuk cakram, berat ±
500gram, kotiledon, selaput ketuban utuh, insersi tali pusat sentralis,
panjang tali pusat ± 45 cm.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan
antara teori dan kasus yang ada dilahan.

35
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan


menggunakan manajemen menurut Varney pada ibu bersalin patologi Ny.
S G3P3A0Ah3 umur 37 tahun dengan retensio plasenta di Rumah Bersalin
Mulia Hati Karanganyar, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai
berikut :

1. Pengkajian pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S G3P3A0Ah3 umur


37 tahun dengan retensio plasenta di Rumah Bersalin Mulia Hati
Karanganyar didapatkan data Subjektif keluhan utama Ny. S
mengatakan merasa lemah dan pusing, sedangkan data Obyektif Ny. S
didapatkan keadaan umum sedang Tekanan Darah 110/70 mmHg,
Nadi 82 x/menit, Suhu 36,6 ˚C, Pernafasan 20 x/menit ,kontraksi
lembek, TFU setinggi pusat,PPV + 200cc, Tali pusat terjulur + 30 cm,
Pemberian oksitosin ke 2 pukul 07.30 wib.
2. Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah ibu bersalin patologi Ny. S
G3P3A0Ah3 umur 37 tahun dengan retensio plasenta di RB Mulia
Hati Karanganyar inpartu kala III dengan retensio plasenta. Masalah
yang muncul adalah ibu mengatakan cemas karena ari-ari belum lahir,
perdarahan dan kebutuhan yang diberikan adalah memberikan
dukungan moril pada ibu dan memberitahu ibu bahwa ari-ari akan
segera dilahirkan dan menghentikan perdarahan.

36
3. Diagnosa potensial kasus ibu bersalin patologi Ny. S G3P3A0Ah3
umur 37 tahun dengan retensio plasenta di RB Mulia Hati Karanganyar
tidak terjadi dikarenakan penanganan yang cepat dari tenaga medis.
4. Antisipasi pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S G3P3A0Ah3 umur
37 tahun dengan retensio plasenta di RB Mulia Hati Karanganyar
pemberian drip oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS dan RL 40 tpm.
5. Rencana tindakan pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S G3P3A0Ah3
umur 37 tahun dengan retensio plasenta di RB Mulia Hati Karanganyar
dilakukan :
a. Kosongkan kandung kandung kemih dengan kateterisasi
b. Beritahu ibu tentang keadaannya saat ini
c. Beritahu ibu dan keluarga tindakan yang akan dilakukan
d. Lakukan informconsent dengan suami pasien atau persetujuan
ibu
e. Memasang infus RL
f. Lakukan manual plasenta
g. Pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV, kontraksi, TFU,
perdarahan dan laserasi.
6. Pelaksanaan pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S G3P3A0Ah3 umur
37 tahun dengan retensio plasenta di RB Mulia Hati Karanganyar telah
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S G3P3A0Ah3 umur 37 tahun
dengan retensio plasenta di RB Mulia Hati Karanganyar didapatkan
hasil : keadaan umum : baik ,Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi :
82 x/menit, Suhu : 37˚C, Pernafasan : 24 x/menit ,kontraksi : keras,
TFU : setinggi pusat, perdarahaan : + 60 cc, plasenta lahir lengkap
secara manual, berbentuk cakram, berat + 500 gram, kotiledon
lengkap, selaput ketuban utuh, insersi tali pusat sentralis, panjang tali
pusat + 45 cm.
8. Pada kasus ibu bersalin patologi dengan retensio plasenta penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus.

37
B. Saran
1. Bagi Profesi
a. Agar bidan lebih memahami indikasi dilakukannya manual
plasenta dan mampu melakukan manual plasenta dengan
prosedur yang telah ditentukan.
b. Memberikan konseling kepada ibu agar rajin melakukan ANC
agar dapat ditanggulangi dan dideteksi secara dini apabila ada
potensial masalah.
c. Melakukan penyuluhan dan mensukseskan program pemerintah
dengan menekan atau mengurangi angka mordibitas dan
mortalitas.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Agar lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani kasus
persalinan patologis, terutama dalam tindakan kegawatdaruratan pada
kasus Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan retensio plasenta.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang tepat kepada
mahasiswa dalam penanganan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan
retensio plasenta.

38
DAFTAR PUSTAKA

Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Kebidanan. Alih bahasa: Laily Mahmudah
& Gita Trisetya. Editor edisi bahasa Indonesia: Esty Wahyuningsih dkk.
Edisi 4. Jakarta : EGC.

Eniyati & Melisa Putri. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.Yogyakarta :
Pustaka Belajar

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga

Bothamley, Judy & Maureen Boyle. 2009. Patofisiologi Dalam Kebidanan.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC

39

Anda mungkin juga menyukai