DI SUSUN OLEH:
Rani Purnama Sari
30220018
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi rabbi yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Persalinan Kala 1 dan Kala 2”.
Salawat serta salam marilah kita limpahkan kepada baginda kita yakni Nabi
Besar Muhammad Saw beserta keluarga dan kerabatnya.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah serta kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk pembuatan makalah yang akan datang.
Penyusun
4
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................6
1.1 Latar Belakang...............................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................7
1.3 Tujuan............................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................8
2.1 Pengertian Persalinan.....................................................................................8
2.2 Persalinan Kala I............................................................................................9
2.3 Persalinan Kala II.........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
5
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti
ilmiah menunjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu
yang umumnya akan selalu berada menurut derajat keadaan dan tempat
terjadinya.
ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam menjalani proses
6
persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi pada
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
7
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mekanisme Persalinan
a. Turunnya kepala, meliputi :
1) Masuknya kepala dalam PAPDimana sutura sagitalis terdapat
ditengah – tengah jalan lahir tepat diantara symfisis dan
promontorium, disebut synclitismus. Kalau pada synclitismus
os.parietal depan dan belakang sama tingginya jika sutura sagitalis
agak kedepan mendekati symfis atau agak kebelakang endekati
promontorium disebut Asynclitismus
.
8
2) Jika sutura sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus posterior
jika sebaliknya disebut asynclitismus anterior.
b. Fleksi
d. Ekstensi
Setelah kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari kepala hal ini
disebabkan karena lahir pada intu bawah panggul mengarah ke depan dan keatas
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
f. Ekspulsi
9
a. Tanda dan Gejala Persalinan Kala 1
a. His / kontraksi uterus sudah adekuat.
b. Penipisan dan pembukaan serviks sekurang - kurangnya 3 cm.
c. Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah.
d. Sering BAK.
e. Akhir kala I primigravida keluar darah menetas.
10
1) Periode Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang
membutuhkan waktu 2 jam.
2) Periode Dilatasi Maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam
waktu 2 jam.
3) Periode Deselarasi : pembukaan menjadi lambat dari 9 cm menjadi 10
cm dalam waktu 2 jam.
c. Deselerasi 9 – 10 cm 2 Jam
a. Perubahan Fisiologis
1) Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan miometrium berkontraksi dan
berelaksasi seperti otot pada umumnya.Pada saat otot retraksi, dia
tidak akan kembalike ukuran semula tapi berubah ukuran ke ukuran
yang lebih pendek secara progresif.Dengan perubahan bentuk otot
uterus pada proses kontraksi, relaksasi, dan retraksi; maka kavum
uterus lama kelamaan menjadi semakin mengecil.Proses ini
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan janin turun ke pelviks
(Sulistyawati,dkk. 2010).
2) Serviks
Sebelum onset persalinan, serviks mempersiapkan kelahiran menjadi
lembutSaat persalinan mendekat, serviksmulai menipis dan membuka.
3) Ketuban
11
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir atau
sudah lengkap dan tidak ada tahanan lagi,ditambah dengan konstraksi
yang kuat serta desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban
pecah,diikuti dengan proses kelahiran bayi.. Tidak jarang ketuban
harus dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap.Bila ketuban telah
pecah sebelum pembukaan 5 disebut Ketuban Pecah Dini ( KPD ),
(Sulistyawati, dkk. 2010).
4) Perubahan Tekanan Darah
Perubahan darah meningkat selama konstraksi uterus dengan kenaikan
sistolik rata-rata sebesar 10–20mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata
5-10 mmHg diantara konstraksi-konstraksi uterus. tekanan darah akan
turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi
konstraksi.(Sumarah, dkk. 2009).
5) Perubahan Metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun
anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar
diakibatkan karena kecemasan serta kegiatan otot rangka tubuh.
Kegiatan metabolisme yang meningkat tercermin dengan kenaikan
suhu badan,denyut nadi,pernapasan,kardiak output dan kehilangan
cairan. (Sumarah, dkk, 2009).
6) Perubahan Suhu Tubuh
Suhu tubuh meningkat selama persalinan,tertinggi selama dan segera
setelah persalinan .peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5 - 1 0C
dianggap normal.karena peningkatan metabolisme selama dan segera
setelah persalinan (Sulistyawati,dkk.2010). Jika ibu terasa hangat, atau
jika suhu tubuh ibu antara 37 – 38 0C, dia mungkin mengalami
dehidrasi.mintalah ibu minum lebih bnyak cairan. (Thomson, dkk.
2009).
7) Perubahan pada ginjal
Poliuri (jumlah uri lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan,
disebabkan oleh kardiak output yang meningkat, serta disebabkan
karena filtrasi glomerulus dan aliran plasma ke renal (ginjal).kandung
12
kemih harus dikontrol setiap 2 jan sekali agar tidak menghambat
penurunan terendah janin dan agar tidak trauma pada kandung kemih
setelah melahirkan. Normal jika Ibu yang merasakan kelelahan saat
persalinan,namun jika mulai kehabisan tenaga, maka bukaannya akan
lebih lama.untuk mencegah agar ibu tidak kelelahan bri ibu the hangat
dengan gula atau madu, jus buah atau minuman rehidrasi. (Thomson,
dkk. 2009; h.251)
8) Denyut Jantung ( Denyut Nadi )
Penurunan yang menyolok selama konstraksi uterus tidak terjadi jika
ibu berada dalam posisi miring bukan posisi terlentang. Denyut
jantung diantara konstraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama
periode persalinan atau belum masuk persalinan.Hal ini mencerminkan
kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama persalinan. Denyut
jantung yang sedikit naik merupakan hal yang normal,meskipun
normal perlu dikontrol secara periode untuk mengidentifikasi infeksi.
Periksa denyut nadi setiap 4 jam sekali, denyut nadi normal antara 60-
160x/menit diantara kontraksi.(Thomson, dkk. 2009).
9) Pernafasan
Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa
nyeri,kekhawatiran serta penggunaan tehnik pernafasan yang tidak
benar.
13
sebesar 5000s/d 15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan
lengkap,hal ini tidak berindikasi adanya infeksi. Gula darah akan turun
selama dan akan turun secara menyolok pada persalinan yang
mengalami penyulit atau persalinan lama.
b. Perubahan Psikologis
1) Perasaan tidak enak.
2) Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
3) Sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal.
4) Menganggap persalinan sebagai percobaan.
5) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolongnya.
6) Apakah bayinya normal apa tidak.
7) Apakah ia sanggup merawat bayinya.
8) Ibu merasa cemas.
Yang harus dilakukan pada fase ini adalah memberi perhatian lebih kepada
ibu, jika tampak ibu merasa kesakitan maka kita harus dapat menghiburnya, baik itu
dengan mengalihkan perhatiannya maupun dengan memberi support kepada ibu
tentang bayi yang dikandungnya untuk pertama kali akan ia lahirkan. Makan dan
minum tidak boleh dibatasi, hal ini agar ibu memiliki cadangan energi yang
mencukupi saat harus mengejan di persalinan kala II. Lakukan semua tindakan
dengan tetap menjaga privasi klien, agar klien merasa dihormati selayaknya
manusia.Pada saat HIS berkurang, dapat ditawarkan berbagai posisi melahirkan kala
II yang akan dirasa cukup memberinya rasa nyaman. Persilahkan ibu untuk memilih
yang sesuai dengan keadaannya serta berikan konseling tentang kelebihan dan
kekurangan berbagai metode tersebut.
14
Kelahiran seorang bayi akan mempengaruhi kondisi emosional seluruh
keluarga, usahakan agar suami dan anggota keluarga yang lain dilibatkan dalam
proses persalinan ini. Usahakan agar mereka melihat, mendengar, dan
membantu jika dapat. Perwatan dan pemahaman dari sudut penolong persalinan
akan membuat keluargamemahami pentingnya persalinan. Ibu akan merasa
nyeri dan menderita jika ia khawatir tentang proses persalinannya atau jika ia
mempunyai masalah sebelum bertemu dengan penolong persalinan. Jadi tetaplah
tenang dan yakinkan mereka walaupun mungkin merasa kuatir dan cemas.
b. Pengaturan posisi
Usahakan ibu yang sedang dalam proses persalinan untuk mendapatkan
posisi yang paling nyaman, seperti : Posisi Jongkok atau berdiri, Berbaring
Miring Kiri, Posisi Merangkak, Duduk atau setengah duduk yang akan
membantu turunnya kepala janin.
c. Cairan
Anjurkan ibu untuk minum cairan yang mengandung nutrisi atau biasa
selama proses persalinan, cairan akan memberikan tenaga dan mencegah
dehidrasi yang akan dapat mempengaruhi his. Tujuannya adalah dehidrasi akan
membuat ibu lelah dan menurunkan kekuatan his atau membuat his menjadi
tidak teratur.
d. Kebersihan
Infeksi yang dapat terjadi selama proses akan dapat menyebabkan kematian
atau penyakit pada ibu maupun anak. Ibu hamil harus selalu mandi dan
menggunakan baju yang bersih selama persalinan. Penolong persalinan harus
mencuci kedua tangannya sesering mungkin, menggunakan alat - alat yang steril
atau DDT.
15
2.3 Persalinan Kala II
Kala pengeluaran janin yaitu waktu uterus dengan kekuatan his ditambah
kekuatan mengejan mendorong janin hingga keluar. Pada kala II ini memiliki ciri
khas :
1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali
2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin mengejan
3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
4) Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan
lahir dan diikuti seluruh badan janin. Menurut Kismoyo (2014) lama pada
kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :
1) Primipara kala II berlangsung sekitar 2 jam
2) Multipara kala II berlangsung sekitar 1 jam
Pimpinan persalinan
a. 60 Langkah APN
16
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan degan sabun dan
air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan
untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin dan letakan kembali ke dalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva
ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam (pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban sudah pecah).
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai (pastikan DJJ
dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta
ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
17
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri
dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong
dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk
tangan kiri di antara kedua lutut janin).
25. Melakukan penilaian selintas : (a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas
tanpa kesulitan? (b) Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
18
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.
35. Meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsokrainal. Jika
plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorsokranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-
hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan
lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah
robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan) pada fundus uteri
dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4
jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap,
dan masukan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan
bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan
rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5 % selama sepuluh menit. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering. Kemudian pakai sarung tangan untuk
melakukan pemeriksaan fisik bayi.
19
44. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit
1 jam.
45. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri
anterolateral.
46. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
paha kanan anterolateral.
47. Celupkan tangan dilarutan klorin 0,5% ,dan lepaskan secara terbalik dan rendam,
kemudian cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, keringkan
dengan handuk bersih dan pakai sarung tangan.
48. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
49. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
50. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
51. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
52. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
53. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
54. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan
kering.
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila
ibu ingin minum.
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
60. Melengkapi partograf.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan merupakan proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,
tetapi persalinan pada anusia setiap saat terancam dan membahayakan ibu maupun
dengan fasilitas memadai. Persalinan dibagi menjadi emat tahap penting dan
kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut. (Manuaba, IG., 1999).
3.2 Saran
1. Institusi Pendidikan
Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan bagi pembelajaran.
2. Mahasiswa
21
DAFTAR PUSTAKA
Kismoyo, C.P., dkk. 2014. Modul 2 Persalinan Normal: Persalinan Bagi Ibu
Muhammadiyah Purwokerto.
22
23