DISUSUN OLEH :
NAMA : SOPIANI
NIM 856695213
PROGRAM PGPAUD-S1
1
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................6
1.3 Tujuan..............................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................8
2.1 Internet..................................................................................................8
2.1.1 Internet Sebagai Media Pembelajaran.........................................11
2.2 Internet Sebagai Media Pembelajaran Anak Usia 5-6 Tahun.............15
2.2.1 Media Digital Bagi Anak Usia Dini............................................17
2.3 Peran Guru Dalam Media Pembelajaran Internet Anak Usia Dini.....20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................28
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam waktu yang relatif singkat semenjak Internet pertama kali
terbuka penggunaannya untuk pemakaian umum pada tahun 1986, jaringan
komunikasi ini telah merambah dengan kecepatan luar biasa ke seluruh
pelosok dunia tak terkecuali Indonesia. Menurut data terakhir, pada tahun
1999 lebih dari 100 juta orang menggunakan Internet dan jumlah tersebut
masih terus akan bertambah, seiring dengan bertambahnya kesadaran orang
akan perlunya informasi dan semakin banyaknya kemudahan-kemudahan
yang bisa didapat melalui Internet. IDC memperkirakan ada 196 juta
pengguna Internet di seluruh dunia sampai akhir tahun 1999, dan
diramalkan akan menjadi 502 juta pengguna pada tahun 2003. Kegiatan
berinternet akan bertambah dua kali lipat setiap 100 hari, dan diperkirakan
pada tahun 2005 sebanyak 1 milliar penduduk dunia akan tergabung dan
terhubung satu sama lian melalui jaringan Internet.
3
berbagai pelosok. Sementara itu kesadaran masyarakat baik dari kalangan
content provider maupun khalayak pengguna juga cukup menggembirakan.
Paling tidak pada saat ini ada lima situs di Indonesia yang membentuk
komunitas pendidikan online yaitu supersiswa.com, sekolah 2000.or.id,
pendidikan.net, ksi.plasa.com, esensi.com, ayo.net.com, dan ub.net.id.
Ketujuh situs tersebut tumbuh karena adanya kebutuhan khalayak akan
adanya suatu layanan pendidikan melalui Internet, dan rupanya kebutuhan
tersebut direspon secara positif oleh kalangan swasta, yang mendapat
dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional. Di antara situs-situs yang
mengkhususkan diri dalam bidang pendidikan tersebut ialah situs Sekolah
2000 yang semula bernama SMU 2000, yang merupakan suatu situs
pendidikan yang terbesar yang tumbuh dari inisiatif APJII (Asosiasi
Pengusaha Jaringan Internet Indonesia) yang kemudian mendapatkan
dukungan dari Depdiknas dan fihak swasta lain seperti produsen komputer
dll. Dengan dukungan Depdiknas tersebut kini Sekolah 2000 berhasil
membentuk komunitas pendidikan yang memiliki anggota 404 sekolah
SLTP, SMU dan SMK negeri maupun swasta yang tersebar di 20 propinsi
(sekolah2000.or.id, Mei, 2001).
Pada era yang semakin canggih dan modern teknologi sudah menjadi
kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, baik orang
4
dewasa maupun anak-anak tidak lepas dari penggunaan teknologi. Semakin
lama teknologi semakin dekat dengan kehidupan keseharian manusia untuk
mempermudah dan memberikan wawasan baru bagi penggunanya.
Penggunaan gadget/smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang, yang
didukung data dari Assosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII)
bahwa hampir 55 persen penduduk Indonesia adalah pengguna aktif
smartphone dan itu setengah dari jumlah penduduk Indonesia (Khoiri:2019).
Berdasarkan data dari lembaga riset digital marketing emarketer yang
dikutip dalam katadata bahwa jumlah pengguna samartphone terus
bertambah dari tahun 2016 dengan jumlah pengguna sebesar 65,2 juta orang
dan terus bertambah sampai pada angka 92 juta orang pada tahun 2019
(katadata, 2016).
5
kecanduan gadget ini biasa disebut dengan Screen Dependency Disorder
(SDD) yang disebabkan oleh penggunaan gadget berlebih tanpa adanya
kontrol dari lingkungan disekitarnya, dan faktanya 70 persen orangtua di
Indonesia mengakui memberikan gadget pada anak mereka mulai usia 6
bulan sampai 4 tahun agar orangtua dapat sambil melakukan pekerjaan
rumah tangga, sedangkan 65 persen melakukan hal yang sama agar anak
tidak rewel saat berada ditempat umum (Chusna:2017:319;Zhallina:2020),
dan kondisi ini perlu diantisipasi oleh orangtua agar anak tidak sampai
masuk dalam kondisi SDD dengan adanya arahan dan pendampingan yang
tepat dari orangtua. Selain dalam kehidupan sehari-hari teknologi juga
banyak digunakan untuk mendukung proses pembelajaran termasuk dalam
pendidikan anak usia dini. Menurut Nisa (2012:94) teknologi dapat
dimanfaatkan sebagai media dalam mengenalkan konsep bilangan, dan
penalaran pada anak. Namun tidak semua guru dapat memaksimalkan dan
memanfaatkan penggunaan teknologi secara tepat. Banyak guru khususnya
di desa belum benar-benar memahami cara mengakses informasi melalui
internet, dan seringnya fasilitas televisi atau VCD player hanya digunakan
sebagai media menyalakan video olahraga untuk anak, padahal pemanfaatan
media ini dapat lebih dari itu. Sebenarnya, terdapat banyak potensi dari
teknologi yang dapat memberikan manfaat atau bahkan bahaya bagi anak
(Keengwe dan Onchwari: 2008). Namun semua itu bergantung pada
bagaimana lingkungan mengembangkan dan memberikan secara tepat
aktifitas apa yang dapat dilakukan anak melalui teknologi, bahkan guru
dapat menyediakan berbagai tontonan yang berfariasi dan menjadikan guru
memiliki pandangan dan inspirasi dalam melakukan kegiatan yang inovatif.
Oleh karena itu, pada penulisan ini penulis akan membahas lebih lanjut
mengenai internet sebagai media pembelajaran PAUD pada anak usia 5-6
tahun.
6
2. Bagaimana internet sebagai media pembelajaran untuk anak usia 5-6
tahun?
3. Bagaimana peran guru untuk mengelola internet sebagai media
pembelajaran untuk anak PAUD usia 5-6 tahun?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan internet.
2. Untuk mengetahui bagaimana internet sebagai media pembelajaran
untuk anak usia 5-6 tahun.
3. Untuk mengetahui peran guru dalam mengelola internet sebagai
media pembelajaran untuk anak PAUD usia 5-6 tahun.
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Internet
Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu
bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide ared^ network') dan komputer
pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung
kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain (Brace, 1997).
Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi, karena tak satu
pihakpun yang mengatur dan memilikinya. Brace juga menyebutkan
Internet sebagai suatu "kesepakatan", karena untuk bisa saling berhubungan
dan berkomunikasi setiap komputer harus menggunakan protokol standar
yaitu TCP/IP ( Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang
disepakati bersama. Dengan kata lain meskipun suatu komputer terhubung
ke dalam jaringan Internet, tetapi kalau ia tidak menggunakan standar
komunikasi pengiriman dan penerimaan yang telah disepakati tersebut, tetap
saja ia tidak bisa melakukan komunikasi. Awalnya Internet lahir untuk suatu
keperluan militer Amerika Serikat. Pada awal tahun 1969 Avanced Research
Project Agency (ARPA) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat,
membuat suatu eksperimen jaringan yang diberi nama ARPAnet untuk
mendukung keperluan penelitian (riset) kalangan militer. Tetapi dalam
perkembangan selanjutnya jaringan ini dipergunakan untuk keperluan riset
perguruan tinggi, yang dimulai dengan University of California, Stanford
Research Institute dan University of Utah (Cronin, 1996).
8
- E-mail
- News group
9
pengertian waktu yang sama (real time), dan dengan demikian
berarti komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi yang sinkron
(synchronous communication mode). Bentuk pertemuan ini lazim
disebut sebagai konferensi, dan fasilitas yang digunakan bisa
sepenuhnya multimedia (audio-visual) dengan mengggunakan
fasilitas video conferencing, ataupun text saja atau text dan audio
dengan menggunakan fasilitas chat (IRC).
10
meng-upload sumber-sumber informasi, serta program-progarm
pendukung lain untuk keperluan compress-decompress file (seperti
WinZip, PKZip dll).
11
dengan mengutamakan keseimbangan antara ketiga dialog/komuniaksi
tersebut sangat penting pada lingkungan pembelajaran berbasis Web
(Bottcher, 1995).
12
eksperimen yang dalam kegiatan belajamya dilengkapi dengan akses ke
Internet dan kelompok control.
13
d. Pendidik mampu mendorong serta menjadi model yang
bertanggungjawab dan bagaimana menjadi masyarakat digital
e. Pendidik wajib berpartisipasi dalam pengembangan dan
kepemimpinan professional Salah satu usaha untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan adalah
melalui pemanfaat teknologi sebagai media penyampai materi ajar
pada anak. Hal ini dapat mempermudah guru dalam mengelola dan
menyampaikan pembelajaran kepada anak. Untuk menunjang
penyampaian pembelajaran
14
perkembangan anak secara umum juga dapat
mengembangkan aspek kognitif kususnya.
15
Hal ini diperkuat oleh Ma’arif Syamsul (2011: 32) berpendapat bahwa
terdapat beberapa hal terkait peran guru antara lain guru sebagai pengajar,
pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor,
perencana, supervisor, motivator, elevator, konselor. Semua peran ini harus
dikuasai oleh guru agar mampu melaksanakan proses belajar mengajar
secara optimal dan merealisasikan apa yang menjadi tujuan pendidikan yaitu
mencerdasakan generasi muda. Sebagai pengajar guru sudah seharusnya
mampu merencakan secara profesional materi dan silabus yang akan
diajarkan kepada peserta didik. Setiap kali masuk kelas, seseorang guru
harus siap dengan materi apa yang akan diajarkannya kepada peserta didik.
Bahkan sampai materi pendalamannya, sehingga memungkin kan bagi guru
memberikan pengetahuan secara detail, mendalam dan luas kepada peserta
didiknya. Jangan sampai ada kasus, seorang guru tidak siap dengan materi
yang akan diajarkannya sehingga, ketika ditanya oleh peserta didiknya
terkesan selalu berkelit dan mencari pembenaran. Selain itu, guru harus
senantiasa menjadi sosok yang mampu menumbuhkan inspirasi dan
kreatifitas peserta didiknya, dengan menjadikan diri mereka sendiri sebagai
model percontohan hal ini sangat memungkinkan sebab, guru adalah
seseorang yang sangat dekat dengan peserta didik bahkan menjadi pengganti
dari kedua orang tua mereka. Arief S Sadiman (2006: 6) menyatakan bahwa
16
tetapi merupakan fungsi tersendiri untuk membantu pencapaian tujuan dan
proses pembelajaran yang efektif.
Oleh sebab itu, semua materi yang diajarkan perlu dirancang secara
menarik dan memudahkan peserta didiknya dengan dikemas menggunakan
media digital. Jurnal Kreatif 9 (2) 2019| 90 Seseorang guru wajib menguasai
dan terampil menggunakan media digital dan metodologi pengajaran
sehingga guru dapat membuat media digital secara mandiri. Tidak itu saja,
seseorang guru juga harus senantiasa melakukan evaluasi, untuk bisa
memperoleh suatu pengukuran secara objektif tentang keberhasilan belajar
mengajar.
17
dapat menarik minat anak, sehingga guru dapat mempersiapkan media
berbasis digital dengan baik
18
25-35 tahun. Saat ini anak-anak tumbuh dan berkembang bersama dengan
tumbuh dan berkembangnya teknologi. Berbagai macam teknologi
diciptakan dan digunakan dalam berbagai situasi dan kondisi. Saat teknologi
tersebut digunakan secara bijak dan tepat dapat memberikan banyak
manfaat dan bahkan dapat membantu memberikan stimulasi dan media
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak (NAEYC dan FRC :2012).
Namun jika sebaliknya, teknologi tidak dimanfaatkan dengan tepat dapat
mengganggu perkembangan anak, dan bijak atau tidaknya dalam
menggunakan teknologi ini sangat bergantung pada orangtua. Orangtua
merupakan sekolah pertama dan lingkungan pertama bagi anak dan orangtua
yang bertanggungjawab penuh terhadap apapun yang dilakukan dan yang
terjadi kepada anak, peran orangtua sangat dibutuhkan dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan anak termasuk dalam mengontrol dan
memilihkan tayangan yang tepat saat anak menoton televisi. Batasan yang
dimaksudkan adalah adanya pemberian waktu tertentu bagi anak dalam
penggunaan gadget di waktu senggang, seperti setelah anak pulang sekolah
atau di malam hari. Orangtua yang tidak memberikan batasan dalam
penggunaan gadget menjadikan anak menggunakan waktu senggangnya
untuk bermain game, atau melihat youtube, sehingga menjadikan waktu
istirahat anak terganggu. Selain itu anak cenderung kurang responsif saat
dipanggil atau saat diajak berkomunikasi oleh orangtua, dan anak yang lebih
sering menggunakan gadget diwaktu senggang cenderung kurang mampu
dalam hal kecakapan hidup, yaitu seperti tidak mau makan sendiri,
mengembalikan tempat atau gelas pada tempatnya dan hal-hal yang
menyangkut kemandirian anak (Chusna, 2017:319). Hal tersebut
dikarenakan anak kurang banyak mengamati dan diajak terlibat dalam
kegiatan keseharian yang dapat membantu kecakapan hidup anak.
19
mengganggu aktifitas orangtua. Berbagai pandangan orangtua tentang posisi
dan peran gadget dalam keseharian anak memang beragam, diluar yang
telah dijabarkan diatas gadget juga banyak dimanfaatkan orangtua sebagai
media dalam membantu dalam memberikan stimulasi pada anak khususnya
memberikan motivasi belajar anak (Zaini & Soenarto, 2019:257). Melalui
video interaktif yang dapat diunduh melalui youtube dan dengan
pendampingan serta arahan orangtua. Selain itu, dampak yang dapat
ditimbulkan dan paling banyak muncul pada anak yang menggunakan
internet pada komputer adalah mengakses situs yang seharusnya untuk
orang dewasa, atau konten yang mengandung ujaran kebencian
(NSBF:2000), dampak lain dari sisi sosial adalah menjadikan anak kurang
bergaul dengan lingkungan sosial disekeliing mereka, dan kemampuan
akademik anak menurun dan dampak ini lebih banyak dialami anak-anak
usia sekolah dasar. Untuk mengurangi hal ini lembaga kesehatan Amerika
dan lembaga gedung putih yang menangani obesitas pada anak membatasi
tontotan pada semua media yang memiliki layar (televisi, smartphone,
komputer) dan intensitas menonton khususnya bagi anakanak dibawah 2
tahun tidak lebih dari 2 jam sehari. Selain itu menurut institusi kesehatan
nasional (2011) merekomendasikan pemberian batasan pada anak saat
berhubungan dengan media-media berlayar (screen time) meliputi televisi,
video, media digital, video game, media yang ada di smartphone, telfon
genggam, dan juga internet.
20
komunikasi ini juga dapat membantu orangtua mengontrol tontonan dan
aktifitas anak saat menggunakan teknologi (Spatariu, Peach, dan Bell:2012).
2.3 Peran Guru Dalam Media Pembelajaran Internet Anak Usia Dini
Untuk mendukung pembelajaran di era digital terutama dimasa
pandemic seperti saat ini, kemampuan guru PAUD dalam pengunakan
perangkat teknologi juga masih masih belum optimal. 56% guru PAUD
yang sudah menguasai pengunaan komputer, dan hanya 25% yang dapat
membuat presentasi baik dengan power poin atau membuat video
pembelajaran. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuan guru PAUD di Kecamatan Curug Kota Serang masih belum
optimal. Pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) untuk anak usia dini
dilakukan dengan berbagai metode baik secara daring (dengan jarinagn)
maupun luring (tanpa jaringan). Pembelajaran secara daring dilakukan
dengan memanfaatkan berbagai media diantaranya wa grup, google
meet/zoom/video call, berbagai media sosial, memanfaatkan siaran televisi,
dan tetap memanfaatkan buku tema yang ada di sekolah. Pemanfaatan
media yang dilakukan oleh guru PAUD dalam melaksanakan kegiatan
belajar dari rumah (BDR) di masa pandemic ini paling optimal dengan
menggunakan aplikasi whatsapp, informasi pembelajaran disampaikan
kepada orang tua/wali melalui whatsapp group kemudian orang tua/wali
yang membantu memfasilitasi anak belajar dari rumah.
21
kegiatan pendampingan ke rumah siswa (Home Visit) dengan tetap
memperhatikan protocol kesehatan. Pemerintah juga cukup berperan dalam
memberikan subsidi kuota untuk guru dan siswa yang diberikan setiap
bulannya. Kegiatan penyelenggaraaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
bertujuan untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas sesuai dengan
tingkat perkembangannya yang tumbuh dan berkemabang untuk memiliki
kesiapan memasuki Pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak usia dini
menyelenggarakan upaya pembinaan bagi anak melalui pemberian
rangsangan Pendidikan dalam membantu pertumbuhan untuk perkembangan
jasmani dan rohani yang menitik beratkan pada perkembangan fisik
(motoric kasar dan halus), kecerdasan/kognitif, perkembangan moral dan
agama, social emosional, serta Bahasa dan komunikasi sesuai usianya
seperti yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun 2009. Penerapan
teknologi bagi anak-anak menawarkan banyak kesempatan untuk belajar
dengan cara yang menarik dan berbeda. Para pendidik harus bijak dalam
memanfaatkan dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
sebagai media pendukung pembelajaran yang sesuai peruntukannya.
Pendidik harus ingat bahwa anak-anak perlu belajar secara langsung,
beriteraksi dengan orang sekitar dan bahan bahan yang nyata. Pendidik
diupayakan dapat menyediakan kegiatan interaktif bagi anak, yang dapat
memacu anak untuk merefleksikan apa yang mereka alami dari kegiatan
pembelajaran. Gunakan teknologi yang tepat dan seimbang sehingga dapat
mendukung implementasi kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Secara
kreatif. Pendidik harus memperhatikan penggunaan dan pengembangan
media untuk pembelajaran, khususnya untuk Pendidikan Anak Usia Dini.
Saat ini masih banyak pendidik yang beranggapan bahwa peran media
pembelajaran hanya terbatas sebagai alat yang membantu dalam proses
pembelajaran saja, seorang guru PAUD yang profesional harus memiliki
pandangan yang berbeda bahwa media merupakan bagian integral dari
keseluruhan dalam proses pembelajaran.
22
yang diharapkan pendidik. Dengan adanya media pembelajaran akan lebih
menarik dan menyenangkan. Penggunaan media pembelajaran yang
menarika dan bervariasi dapat mempengaruhi motivasi dan kreativitas anak
sehingga dapat mempercepat pemahaman anak terhadap konsep
pembelajaran. Pendidik harus mampu memilik media yang tepat, mudah
diperoleh, serta aman digunakan oleh peserta didik. Adapun beberapa upaya
yang dapat mengoptimalkan kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) untuk anak
usia dini diantaranya sebagai berikut :
23
dapat diajarkan dengan pendekatan teori untuk anak usia dini, melainkan
harus diberikan contoh perbuatan dengan perilaku untuk mengajarkannya.
Karena anak lebih suka mencontoh perbuatan yang diajarkan oleh orang
tuanya. Kebiasaan orang tua menggunakan gadget memberikan pengaruh
terhadap anak dalam mengenal gadget tersebut, jangan sampau anak lebih
kecanduan gadget disbanding berinteraksi dengan sekitar. Peran orang tua
sangatlah penting dalam mengontrol penggunaan gadget oleh anak. Pola
asuh yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya (parenting) menjadi
solusi dari berbagai persoalan yang muncul dalam pengasuhan anak.
Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama serta cerminan pertama
sang anak sebelum ia berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya.
Pendidikan dalam keluarga membentuk anak agar memiliki kekebalan
terhadap pengaruh negative diluar lingkungannya. Sangat tidak mungkin di
era digital ini, anak seratus persen dapat terbebas dari pengaruh buruk
perkembangan teknologi saat ini. Sehingga sebagai orang tua harus mampu
berupaya mempersiapkan serta mendidik anak secara matang, namun tidak
memaksakan untuk selalu menolak dan menjauhi segala aktivitas yang
mempengaruhi kehidupannya. Anak-anak adalah peniru yang baik dengan
tingkat kepolosan yang cenderung sangat mudah untuk dipengaruhi dan
diarahkan kepada hal yang bersifat negatif. Seharusnya orang tua bertindak
dengan melakukan pendampingan ekstra terhadap tumbuh kembang
anakanaknya. Karena anak-anak lebih suka meniru apapun yang mereka
lihat tanpa tahu sebab akibatnya dalam jangka pendek maupun jangka
panjang, maka diperlukannya peran orang tua yaitu sebagai ‘model’ bagi
anaknya. Semakin sering anak melihat orang tuanya lebih terfokuskan ke
gadget, maka semakin besar pula ketertarikan mereka terhadap gadget. Oleh
karena itu, keluarga menjadi ujung tombak dalam perkembangan sosio-
emosinya. Terutama dimasa pandemic seperti saat ini, peran orang tua
menjadi keberhasilan yang utama terhadap pelaksanaan kegiatan Belajar
dari Rumah (BDR) bagi anak usia dini.
24
dari guru-guru yang memiliki kesadaran lebih awal tentang potensi internet
guna menunjang proses belajar mengajar. Keberhasilan pembelajaran
berbasis internet ini secara signifikan ditentukan oleh karakteristik guru-
guru yang akan dilibatkan dalam pemanfaatan internet. Untuk itu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
25
dengan siswa atau dengan kelompok. Siswa lebih memahami pembelajaran
dengan adanya media yang menarik untuk digunakan. Selain media video,
teks juga digunakan sebagai media pembelajaran yang digunakan guru
untuk contohdalam menyampaikan materi. Media teks yang digunakan ada
dua yaitu: media teks deskripsi dan teks prosedur. Video yang diunduh dari
sumber internet dapat memudahkan guru dalam pembelajaran. Sedangkan
teks didapatkan melaui sumber google. Dengan adanya video dan teks, guru
dapat membantu siswa untuk memahami setiap pembelajaran yang
digunakan. Berikut jenis video yang sering digunakan oleh guru dalam
pembelajaran. Guru sering mengunakan aplikasi youtube untuk mencari
video pembelajaran.Youtube merupakan aplikasi yang bersumber dari
internet dengan menggunakan jaringan untuk menjalankanya.
26
siswa untuk lebih tertarik dalam pembelajaran teks prosedur. Dengan
adanya video tersebut guru membuktikan bahwa media pembelajaran video
sangat membantu dalam berlangsungnya proses belajar-mengjar. Media
video yang bersumber dari internet dapat membantu guru secara langsung
memberikan materi yang kurang dipahami oleh siswa. Dengan bantuan
media pembelajaran jenis video ini siswa menjadi termotivasi untuk lebih
giat dalam belajar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan teknologi bagi anak-anak menawarkan banyak
kesempatan untuk belajar dengan cara yang menarik dan berbeda. Para
pendidik harus bijak dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai media pendukung pembelajaran yang
sesuai peruntukannya. Pendidik harus ingat bahwa anak-anak perlu belajar
secara langsung, beriteraksi dengan orang sekitar dan bahan bahan yang
nyata. Pendidik diupayakan dapat menyediakan kegiatan interaktif bagi
anak, yang dapat memacu anak untuk merefleksikan apa yang mereka alami
dari kegiatan pembelajaran. Gunakan teknologi yang tepat dan seimbang
sehingga dapat mendukung implementasi kurikulum Pendidikan Anak Usia
Dini Secara kreatif. Pendidik harus memperhatikan penggunaan dan
27
pengembangan media untuk pembelajaran, khususnya untuk Pendidikan
Anak Usia Dini.
3.2 Saran
Teknologi juga dapat di manfaatkan dalam dunia pendidikan. Teknologi
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu dalam
proses pembelajaran agar pesan pembelajaran dapat lebih mudah diterima
oleh anak. namun tidak semua pendidik dapat memanfaatkan teknologi
sebagai media pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan dan
pendampingan dari pemerintah terkait agar pendidik dapat memaksimalkan
pemafaatan teknologi dalam dunia pendidikan. Sehingga penulis
memberikan tawaran solusi dari sisi perencanaan pembelajaran sampai
dengan alur regulasi dengan pemerintah terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Boettcher, Judith V., 1999, Faculty Guide for Moving Teaching and
Learning to the Web, League for Innovation in the Community
College, USA
28
Blake Sally, Winsor Denise, dan Allen Lee. (2012). Technology and Young
Children Bridging the Communication-Generation Gap.
Cronin, Mary J., 1996, The Internet Strategy Hanbook: Lessons from the
New Frontier Business, Library of Congress, USA.
29
Kasali, Rhenald, 1999, Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi, Targeting
dan Postioning, Cetakan ketiga, Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Purbo, Onno W., 1996, Internet untuk Duma Pendidikan, Makalah, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Williams, Bard, 1999, The Internet/or Teachers, 3rd Edition, IDG Books
Worldwide, USA
30