Anda di halaman 1dari 4

1.

Pola baru masyarakat dengan implementasi Internet of Things (IoT) menjadi penyebab
berubahnya cara berinteraksi orang Indonesia. Jelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan
analisis adopsi IoT telah membentuk gaya hidup dan perilaku masyarakat.
Jawab:
Internet of Things (IoT) merupakan sistem yang menghubungkan berbagai objek untuk dapat
saling berkomunikasi dan menjalankan sebuah program tertentu. Objek pada Internet of Things
(IoT) dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi dengan mudah. Teknologi tidak hanya
alat yang memudahkan hidup kita, tetapi juga bentuk kekuatan yang mempengaruhi cara kita
berpikir, merasa, dan berinteraksi. Teknologi telah mempengaruhi berbagai aspek gaya hidup
kita. Ini termasuk cara kita bekerja, berbelanja, mengakses hiburan, dan bahkan menjalani
rutinitas sehari-hari.

Penggunaan media sosial dan platform online lainnya telah menciptakan identitas online yang
semakin penting, bagaimana individu membentuk dan memelihara identitas mereka di dunia
digital, serta bagaimana hal ini mempengaruhi cara mereka memahami diri sendiri dan
berinteraksi dengan orang lain. Teknologi juga telah membantu mengatasi batasan geografis
dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai negara dan budaya,
teknologi telah menciptakan jaringan koneksi sosial yang lebih global dan diversifikasi dalam
interaksi sosial. Selain itu teknologi mempengaruhi cara kita bekerja, berkolaborasi dengan
orang lain, mengintegrasikan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari, cara kita belajar dan
mengakses pendidikan.

2. Jika Internet menjadi solusi untuk masa depan, hal apa yang paling penting harus di bangun
pada bangsa ini, sehingga bisa menuju generasi emas pada era bonus demografi? Jelaskan faktor
apa saja yang perlu dikembangkan dan urutkan dari yang paling penting.
Jawab:
Menurut data yang diperoleh dari Indonesiabaik.id, pada tahun 2045, Indonesia akan
mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif
(15-64 tahun). Sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah
14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045. Dalam mengoptimalkan manfaat
bonus demografi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu dengan mengembangkan kualitas
manusia melalui pendidikan dan pelatihan, memperluas pasar tenaga kerja, mengelola
pertumbuhan populasi, dan meningkatkan tingkat kesehatan penduduk dan hal itu dapat
dioptimalkan dengan penggunaan internet.

3.Sebutkan dan analisis 3 faktor utama penetrasi internet di Indonesia dan bagaimana faktor-
faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk pola pertumbuhan internet di
Indonesia.
Jawab:
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna
internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. Jumlah tersebut
meningkat 2,67% dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebanyak 210,03 juta pengguna.
Jumlah pengguna internet tersebut setara dengan 78,19% dari total populasi Indonesia yang
sebanyak 275,77 juta jiwa. 3 faktor utama penetrasi internet di Indonesia adalah:
1. Perkembangan telepon seluler, telepon seluler telah menjadi perangkat utama untuk
mengakses internet. Mayoritas lalu lintas online dunia juga berasal dari perangkat
tersebut.
2. Perkembangan internet of things (IoT). Pada 2016, hampir 18 miliar piranti berbasis
internet telah saling terkoneksi, yang mengakibatkan terciptanya konsep-konsep inovatif
seperti smart homes.
3. Adanya Big Data yang didukung oleh kemampuan komputer melakukan analisis yang
kompleks (advance analytics). Tahun 2016, lalu lintas internet global setidaknya telah
mencapai 1,2 zetabyte atau 1,2 triliun gigabytes, yang terutama dipicu oleh peningkatan
tren penggunaan media sosial melalui perangkat gawai (gadget).

4. Industri kecerdasan buatan (AI) semakin mudah diakses dan gratis merupakan wujud
tantangan dunia digital. Berikan analisis mendalam tentang potensi pertumbuhan ini, hambatan
utama, serta dampak bagi profesi pekerja dunia industri kreatif maupun lainya.
Jawab:
Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah teknologi komputer merepresentasikan kecerdasan
manusia melalui sistem dan program yang sudah diatur berbasis internet. Dengan kata lain,
teknologi ini memungkinkan sistem untuk bisa berpikir, bertindak, dan berperan dalam
pengambilan keputusan layaknya manusia. Perkembangan AI di Indonesia menjadi lebih pesat
seiring banyaknya pengguna internet. Tercatat ada 196,7 juta atau lebih dari 70% populasi
Indonesia sudah menjadi pengguna akses internet pada kuartal II/2020, yang membuat data AI
semakin berkembang.

Secara umum, teknologi AI memberikan banyak manfaat bagi operasional bisnis. Namun ada
juga beberapa hambatannya, salah satunya adalah potensi pengambilan keputusan yang bias.
Karena sistem AI belajar dari data historis, sistem ini dapat melanggengkan bias dan
ketidaksetaraan yang ada dalam data, yang mengarah pada hasil yang tidak adil. Jika data
memiliki bias, maka AI juga akan menjadi bias. Dalam produksi konten kreatif, AI dapat
digunakan untuk menghasilkan karya seni digital, musik, dan desain grafis dengan cepat dan
efisien. AI memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kinerja industri kreatif di
Indonesia. Dengan implementasi yang tepat, AI dapat membantu meningkatkan efisiensi,
kualitas, dan inovasi dalam industri kreatif. Oleh karena itu, perusahaan dan pelaku industri
kreatif di Indonesia perlu mempertimbangkan penggunaan AI sebagai strategi yang dapat
memberikan keunggulan kompetitif dan membantu mendorong pertumbuhan sektor ini ke arah
yang lebih baik.

5. Berbasis data terbaru, jelaskan perbedaan fundamental antara penetrasi penggunaan


smartphone di kota-kota besar dan daerah pedesaan di Indonesia. Sertakan analisis mendalam
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan ini dan implikasinya terhadap akses
informasi, ekonomi, dan sosial di kedua wilayah tersebut.
Jawab:
Penetrasi Internet di Indonesia Belum Merata sampai 2022. Sebagai contoh, pada 2022 tingkat
akses internet di DKI Jakarta sudah mencapai 84,65%, sedangkan di Papua hanya 26,32%.
Kesenjangan digital atau digital divide merupakan sebuah permasalahan yang muncul di
masyarakat karena adanya perkembangan teknologi yang kurang merata. Permasalahan ini kerap
dialami oleh masyarakat rural (masyarakat pedesaan), karena masyarakat urban (masyarakat
perkotaan) lebih dulu mendapatkan kesempatan untuk merasakan dampak pembangunan
infrastruktur teknologi jika dibandingkan dengan masyarakat rural.

Menurut Ariyanti (2013) yang dikutip oleh Oktavianoor (2020), menyatakan bahwa kesenjangan
digital disebabkan oleh 4 faktor, yaitu faktor infrastruktur, skill, konten bahasa, dan
pemanfaatan. Hal ini membuat implikasi terhadap akses informasi, ekonomi, dan sosial
masyarakat rural dan urban berbeda.
- Ketersediaan dan pembangunan infrastruktur digital di daerah pedesaan sangatlah kurang,
masih banyak daerah-daerah pedesaan di Indonesia yang tidak memiliki infrastruktur
TIK, yang menyebabkan mereka kesulitan untuk mengakses teknologi.
- Skill atau kemampuan seseorang dalam menggunakan perangkat teknologi sangatlah
dibutuhkan agar keberadaan komputer dan ketersediaan akses internet dapat
dimanfaatkan secara maksimal. Kurangnya kemampuan digital seseorang disebabkan dari
hasil rendahnya pendidikan atau kurangnya pelatihan dalam menggunakan perangkat
digital.
- Masyarakat rural cenderung mengalami kesulitan dalam memahami konten atau
informasi yang ada di internet karena kendala bahasa. .Hal ini terjadi karena tingkat
pendidikan masyarakat rural tergolong cukup rendah untuk memahami informasi pada
dunia internet yang umumnya berbahasa asing.
- Meskipun beberapa teknologi digital sudah masuk pada desa- desa yang ada di Indonesia
dan kebanyakan masyarakatnya sudah memiliki perangkat dan akses internet, akan tetapi
masyarakat rural masih belum bisa memaksimalkan kesempatan ini untuk menggunakan
dan memanfaatkan teknologi dengan benar dikarenakan minimnya pengetahuan
masyarakat rural terkait dengan teknologi dan jaringan internet .

References
Abimanyu, M. (2023). Bagaimana Teknologi Membentuk Gaya Hidup dan Koneksi Sosial, 3(10).

http://www.teknologiterkini.org/index.php/cyberarea/article/view/490

Hanifa, Sholihin, A., & Ayudya, F. (2023). PERAN AI TERHADAP KINERJA INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA, 2(7). p-

ISSN: 2962-4738 e-ISSN: 2962-4584

Manfaat Internet of Things Bagi Manusia di Berbagai Bidang. (n.d.). https://it.telkomuniversity.ac.id/manfaat-internet-of-

things-bagi-manusia-diberbagai-bidang/

Oktavianoor, R. (2020). : Journal of Information and Library Science. Kesenjangan Digital Akibat Kondisi Demografis di

Kalangan Masyarakat Rural, 11(1), 9-57.

Penetrasi internet Di Indonesia Belum Merata sampai 2022. (2023, March 9). Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Indonesia |

Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/09/penetrasi-internet-di-indonesia-belum-merata-sampai-2022

Pengguna internet Di Indonesia Makin Tinggi | Indonesia Baik. (n.d.). https://indonesiabaik.id/infografis/pengguna-internet-di-

indonesia-makin-tinggi

Siapkah Kamu jadi Generasi Emas 2045 | Indonesia Baik. (n.d.). https://indonesiabaik.id/infografis/siapkah-kamu-jadi-generasi-

emas-2045

Setiawan, S. (2019). MENGOPTIMALKAN BONUS DEMOGRAFI UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DI


INDONESIA. Jurnal Analis Kebijakan, 2(2). https://doi.org/https://doi.org/10.37145/jak.v2i2.34

Anda mungkin juga menyukai