Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“MEKANISME PERSALINAN
NORMAL”

OLEH KELOMPOK 1 :

DAHLUL
NUR TASBIH RAMADANI
SUTRIANI
JARNIATI
SILFANI PUTRI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES


PANRITA HUSADA BULUKUMBA KELAS
DOMISILI SELAYAR

2021 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
MEKANISME PERSALINAN NORMAL Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah KEPERAWATAN
MATERNITAS. Stikes Panrita Husada Bulukumba Kelas Domisili Selayar
Jurusan S1 KEPERAWATAN
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Selayar, 9 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
DAFTAR ISI …………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………….…….……...
B. Rumusan Masalah ………………………………………….. …….……....
C. Tujuan Pembahasan ……………………………………….. …….…….....
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian…………………………………………………………. …….
B. Diameter janin…………………………………………………….. …….
C. Pembagian fase/kala persalinan………………………………………….
D. Tahapan dalam persalinan……………………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………...…….…….
B. Saran ………………………………………………………….…….…….
DAFTAR PUSTAK
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,
tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu
maupunjaninnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan
fasilitas yang memadai. Persalinan pada manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan
kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut. (Ida Bagus Gde Manuaba,
1999:138).
Dalam persalinan terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit
pinggang dan perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak nyaman badan, tidak bisa tidur
enak, sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas dan perubahan-perubahan psikis yaitu
merasa ketakutan sehubungan dengan dirinya sendiri, takut kalau terjadi bahaya atas dirinya
pada saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang
dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada
persalinan yang lalu. Ketakutan karena anggapanya sendiri bahwa persalinan itu merupakan
hal yang membahayakan (Cristina’s Ibrahim, 1993;80).
Menurut Susan Martin Tucker masalah lain yang timbul dalam persalinan fisiologis
akibat dari perubahan fisik adalah resiko cedera terhadap ibu, resiko cidera terhadap janin dan
gangguan membran mukosa.
WHO melaporkan sekitar 99 % kematian ibu terjadi di negara berkembang. (2) Pada
tahun 1994 dari 95.866 persalinan terdapat 67 kematian ibu (69,9 / 100.000 kelahiran hidup).
(3) Jumlah kematian diluar rumah sakit sangat tinggi 73,3 % dan di dalam rumah sakit 26,7
%. (4) Di Jawa Timur tahun 2000 angka kematian ibu 396 / 100.000 kelahiran hidup.
(Depkes RI, 1997; 4).
Penyebab utama kematian ibu di negara yang sedang berkembang sebagian besar
adalah penyebab obstetri langsung yaitu; perdarahan post partum, eklamsia, sepsis dan
komplikasi dari keguguran. Penyebab kematian ini sebagian besar dapat dicegah, karena di
negara-negara dengan angka kematian ibu yang rendah penyebab kematian ini tidak
didapatkan lagi. (Depkes RI, DNPK-KR 2001).
Mengingat ibu merupakan satu kesatuan dari Bio Psiko sosial spiritual perlu
mendapatkan perhatian khusus dari bidan dalam menyiapkan fisik dan mental guna
meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Bidan merupakan salah satu
tenaga dari team pelayanan kesehatan yang keberadaanya paling dekat dengan ibu
mempunyai peran penting dalam mengatasi masalah melalui proses kebidanan. Dalam
melaksanakan asuhan kebidanan, bidan dituntut memiliki wawasan yang luas trampil dan
sikap profesional. Tindakan yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas penulis mengambil rumusan masalah mengenai persalinan
normal, yaitu:
1. Pengertian mekanisme persalinan normal
2. Diameter janin
3. Gerakan-gerakan utama dalam mekanisme persalinan normal

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari mekanisme persalinan normal.
2. Mengetahui diameter janin
3. Mengetahui gerakan-gerakan utama dalam mekanisme persalinan.
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin yang mengakomodasikan diri terhadap
panggul ibu. Hal ini sangat penting untuk kelahiran melalui vagina oleh karena janin itu harus
menyesuaikan diri dengan ruangan yang tersedia di dalam panggul. Diameter-diameter yang
besar dari janin harus menyesuaikan dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar
janin bisa masuk melalui panggul untuk dilahirkan.
B. DIAMETER JANIN
1. Diameter biparietal, yang merupakan diameter melintang terbesar dari kepala janin,
dipakai di dalam definisi penguncian (enggagment).
2. Diameter suboksipitobregmantika ialah jarak antara batas leher dengan oksiput ke
anterior fontanel; ini adalah diameter yang berpengaruh membentuk presentasi kepala.
3. Diameter oksipitomental, yang merupakan diameter terbesar dari kepala janin; ini
adalah diameter yang berpengaruh membentuk presentasi dahi.
C. PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
1. KALA 1 – PERSALINAN :
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam,
bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
a) Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
b) b) Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar
6 jam. Fase aktif terbagi atas : a)
c) Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai lengkap ( + 10 cm ).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada
primigravida dan multipara :
a) Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
b) Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah),
sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
c) Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14
jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.
Sifat his pada kala 1 :
a. Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka
sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
b. Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir c) Terjadi peningkatan rasa nyeri,
amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90
detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm). Peristiwa penting Kala 1 : a) Keluar
lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
c. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
d. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah
dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
2. KALA 2 PERSALINAN
a) Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah
lahir lengkap.
b) Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban
mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata
waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ±
0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga
akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala)
yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi
otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala 2 :
a. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
b. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota
badan.
e. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan
lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada kala 2 (persalinan letak belakang kepala) :
a. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan
pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas
panggul (asinklitismus anterior / posterior).
b. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi
otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi
dan menegang.
c. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-
bregmatikus (belakang kepala).
d. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-
ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati
distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
e. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati
bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi,
hidung, mulut, dagu.
f. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu
rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai
di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
g. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
3. KALA 3 PERSALINAN
a. Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
b. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
c. Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai
perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
d. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah
bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah. Pada
keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas
pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel
(retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
4. KALA 4 PERSALINAN
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya. Hal
penting yang harus diperhatikan pada Kala 4 persalinan :
a. Kontraksi uterus harus baik
b. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
c. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d. Kandung kencing harus kosong
e. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
f. Resume keadaan umum ibu dan bayi.
D. TAHAPAN DALAM PERSALINAN
1. Turunnya kepala
Turunnya kepala dibagi dalam :
masuknya kepala dalam pintu atas panggul Masuknya kepala ke dalam pintu atas
panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada
multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam
pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang
ringan. Apabila sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat diantara symphysis
dan promotorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.
Pada synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura
sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati
promotorium, maka dikatakan asynclitismus. Dikatakan asynclitismus posterior, ialah kalau
sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietale belakang lebih rendah dari os
parietale depan, dan dikatakan asynclitismus anterior ialah kalau sutura sagitalis mendekati
promotorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang. Pada
pintu atas panggul biasanya kepala dalam asynclitismus posterior yang ringan.
Pada derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi bila
berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sevalopelvis dengan panggul yang
berukuran normal sekalipun
penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala satu dan k ala dua persalinan. Hal ini
disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang
menyebabkan tekanan langsung pada fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang
bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim,sehingga terjadi penipisan dan
dilatasi serviks. Keaadaan ini menyebabkan bayi terdorong kejalan lahir.
1) majunya kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga
panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala
dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini
bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu : fleksi, putaran paksi dalam, dan
ekstensi.
Penyebab majunya kepala antara lain :
a. tekanan cairan intrauterine
b. tekanan langsung oleh fundus pada bokong
c. kekuatan mengejan
d. melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim
2) Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih
rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala
yang lebih kecil melalui jalan lahir: diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan
diameter suboksipito frontalis (11 cm).
Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan
dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari
kekuatan ini adalah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar
dari moment yang menimbulkan defleksi.
3) Desensus
Pada nulipara, engagemen terjadi sebelum inpartu dan tidak berlanjut sampai awal
kala II; pada multipara desensus berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik.
Penyebab terjadinya desensus :
a) Tekanan cairan amnion
b) Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong
c) Usaha meneran ibu
d) Gerakan ekstensi tubuh janin (tubuh janin menjadi lurus)
Faktor lain yang menentukan terjadinya desensus adalah :
a) Ukuran dan bentuk panggul
b) Posisi bagian terendah janin
Semakin besar tahanan tulang panggul atau adanya kesempitan panggul akan
menyebabkan desensus berlangsung lambat.
a) Desensus berlangsung terus sampai janin lahir.
b) Putar paksi dalam- internal rotation
c) Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin mengalami putar paksi
dalam pada level setinggi spina ischiadica (bidang tengah panggul).
d) Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior (kadang-kadang kearah
posterior).
e) Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai dasar panggul.
4) Putaran paksi dalam
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah
symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun
kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah symphysis.
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan
dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang
baru setelah kepala sampai di dasar panggul.
Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah :
a) pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala
b) bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah
depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m. levator ani kiri dan kanan.
c) ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.
5. Ekstensi Putaran
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi
atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk
melaluinya.
Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya
disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Setelah suboksiput tertahan
pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang
berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum
ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.
6. paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini
disebut putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi luar).
Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
isciadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan
disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior dari pintu bawah panggul.
7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi
hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
Dengan konrtaksi yang efektif pleksi kepala yang adekuat dan janin dengan ukuran
yang rata rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah
menvapai dasar panggul sehingga pesalinan tidak begitu bertambah pajang. Akan tetapi, pada
kira-kira 5-10% kasus, keadaan yang menguntukan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi
yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya,rotasi mungkin tidak sempurna atau
mungkin tidak terjadi sama sekali,khussnya kalau janin besar
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin yang mengakomodasikan diri
terhadap panggul ibu. Hal ini sangat penting untuk kelahiran melalui vagina oleh karena janin
itu harus menyesuaikan diri dengan ruangan yang tersedia di dalam panggul. Diameter-
diameter yang besar dari janin harus menyesuaikan dengan diameter yang paling besar dari
panggul ibu agar janin bisa masuk melalui panggul untuk dilahirkan.
Selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati
panggul, yaitu:
a. Turunnya kepala
b. Fleksi
c. Putaran paksi dalam
d. Ekstensi Putaran
e. paksi luar
f. Ekspulsi
Gerakan-gerakan tersebut menyebabkan janin dapat mengatasi rintangan jalan lahir dengan
baik sehingga dap[at terjadi persalinan per vaginam secara spontan.
B. SARAN
Semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam meningkatkan wawasan ilmu
pengetahuan sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrowinata Sulaiman,(1983)Obstetri Fisiologi. Unpad. Bandung Prawirohardjo Sarwono,
(2009)Ilmu Kebidanan,Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta Widyastuti
yani,Sumarah &Wiyati Nining,(2008)Perawatan Ibu Bersalin(Asuhan Kebidanan pada ibu
Bersalin),Yogyakarta Neonatal, yayasan bidan pustaka sarwono,prawirohardjo, Jakarta
Diposkan oleh isma dunggio di 00.43 Tidak ada komentar:

Anda mungkin juga menyukai