Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL KALA I

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Maternitas I

Dosen Pembimbing : Puji Astutik, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Disusun oleh :

1. Purwatiningsih (202014201015)
2. Sherly Vira (202014201018)
3. Intan dilyan salsa N (202014201022)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., berkat rahmat dan
petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Tugas Mata kuliah
Maternitas I yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi para pendidik, praktisi,
dan khalayak umum untuk mengenal, mempelajari, dan memahami teori
pembelajaran.

Semoga makalah ini memberikan manfaat besar dalam meningkatkan


pemahaman tentang keperawatan anak mengenai Asuhan Keperawatan pada Ibu
hamil Intranatal I. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendorong dan memberikan motivasi penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, pembahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat positif dan memberi semangat akan kami terima
dengan senang hati.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Intranatal Kala I............................................................. 3
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Intranatal Kala I.......... 6
BAB III PENUTUP
C. Kesimpulan .......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun kedalam jalan lahir. Pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. Beberapa
pengertian lain dari persalinan spontan dengan tenaga ibu, persalinan buatan
dengan bantuan, persalinan anjuran bila persalinan terjadi tidak dengan
sendirinya tetapi melalui pacuan. Persalinan dikatakan normal bila tidak ada
penyulit (Sukarni K & P, 2013)
Persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I,II,III, dan kala IV. Kala-
kala persalinan bervariasi dalam durasi tergantung apakah ini persalinan
pertama bagi wanita (primigravida) atau persalinan kedua atau selanjutnya
(multigravida). Kala I dimulai dengan pembukaan persalinan, Kala II dimulai
dengan pembukaan penuh dan diakhiri dengan lahirnya bayi, Kala III
terjadinya pelepasan plasenta, Kala IV dimulai dengan pelepasan plasenta dan
diakhiri dengan pertanda stabilisasi organ vita ibu (Johnson,2010).
Kemajuan persalinan pada kala I fase aktif merupakan saat paling
melelahkan, berat dan kebanyakan ibu mulai merasakan nyeri. Dalam fase ini
ibu merasakan nyeri hebat karena kegiatan Rahim mulai lebih aktif. Kontraksi
semakin lama, semakin kuat dan sering yang dapat menimbulkan kecemasan.
Kecemasan pada ibu bersalin Kala I bisa berdampak meningkatnya sekresi
adrenalin, yang dapat menyebabkan vasokontriksi sehingga suplai oksigen ke
janin menurun. Penurunan aliran darah menyebabkan melemahnya kontraksi
Rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan sehingga dapat
menyebabkan persalinan lama. (Danuatmadja, 2004)

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengkajian pada Ibu hamil Intranatal Kala I ?
2. Bagaimana Diagnosa Keperawatan pada Ibu hamil Intranatal Kala I ?
3. Bagaimana Rencana Keperawatana pada Ibu hamil Intranatal Kala I ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengkajian pada Ibu hamil Intranatal Kala I
2. Untuk mengetahui Diagnosa Keperawatan pada Ibu hamil Intranatal Kala I
3. Untuk mengetahui Rencana Keperawatan pada Ibu hamil Intranatal Kala I

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Intranatal Kala I


1. Definisi
Kala satu adalah tahap awal dimulainya periode intranatal yang dimulai
sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dengan diikuti proses
pematangan dan delatasi serviks sampai pembukaan lengkap. pada
permulaan kala satu, his yang timbul tidak begitu kuat sehingga ibu masih
kooperatif dan masih dapat berjalan-jalan. Kala satu persalinan dibagi
menjadi beberapa fase, yaitu :
1. Fase Laten : pembukaan sangat lambat dari 0 sampai 3 cm mengambil
waktu 8 jm.
2. Fase aktif : pembukaan lebih cepat
a. Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 cm – 4 cm
dicapai dalam 2jam.
b. Fase kemajuan (Dilatasi) maksimal dari pembukaan 4 cm – 9 cm
dicapai dalam 2 jam.
c. Fase decelerasi (kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9 cm – 10
cm selama 2 jam.

Kemajuan pembukaan 1 cm 1 jam bagi primi dan 2 cm 1 jam bagi multi.

2. Perubahan Fisiologi Kala I


a. Adanya kontraksi otot uterus
- Adanya penurunan hormon progesteron oleh placenta karena
placenta telah tua.
- Lama His 60-70 sekon.
- His dimulai dari fundus uteri sehingga tegang kemudian ke bawah
menjadi lebih kuat dan terjadi lebih lama  untuk mendesak
fetus turun ke bawah kemudian keluar jalan lahir.
- His bagian bawah lebih lembek  untuk membuka serviks.

3
- Pembukaan serviks  adanya kerja sama antara SAR dan SBR
(Polaritas) dimana SAR bekerja lebih keras untuk mendesak fetus
keluar dan SBR mengikuti SAR sehingga servik akan menjadi
lembek, diameter ostium akan menjadi lebih besar.
b. Adanya pembentukan Segmen atas rahim (SAR) dan Segmen bawah
Rahim (SBR)
- Uterus dibagi menjadi SAR dan SBR.
- SAR  uterus bagian atas yg otot-otot lebih tebal dan sifatnya
kontraktif karena terdapat banyak otot serong dan memanjang.
- SAR dari fundus uteri – istmus uteri dan (batas dari korpus dan
serviks uteri).
- SBR  dari istmus uteri – serviks, otot lebih tipis dan bersifat
elastis (otot melingkar dan memanjang).
- Pada persalinan otot di SAR berkontraksi menarik otot SBR
berelastis (melar seperti karet), dlm keadaan demikian ditambah
dengan desakan anak oleh karena his SAR sehingga SBR
membuka.
c. Adanya perkembangan retraksi Ring
- Retraksi Ring atau bandls ring adalah batas pinggiran antara SAR
dan SBR.
- Bila ada kelainan his maka bandls ring akan tampak dari luar 
batas / garis yg menonjol diatas simphisis sering disalah artikan
kandung kemih yg penuh.
- Disebabkan  anak tidak dapat turun ke dasar panggul karena
SBR harus meregang untuk menyesuaikan dengan keadaan anak.
d. Adanya penarikan serviks
- Akhir bulan kehamilan serviks menjadi pendek berarti ada
penarikan serviks.
- Mulai persalinan otot yang mengelilingi ostium internum ditarik
ke atas oleh retraksi otot SAR sehingga serviks menjadi pendek
dan menjadi bagian dari SBR.

4
e. Adanya pembukaan ostium uteri internum dan eksternum
Disebabkan oleh membesarnya ostium uteri eksternum karena otot –
otot yang melingkari ostium meregang dan cukup dilalui oleh kepala
anak.
f. Adanya Bloody show
- Merupakan lendir yang bercampur darah.
- Lendir berasal dari serviks yaitu lendir yg dibentuk dalam masa
hamil untuk mengisi serviks.
- Karena adanya tarikan serviks keatas lendir keluar.
- Darah berasal dari desidua vera karena pelepasan selaput khorion
dan oleh pemecahan pembuluh darah dan adanya tarikan servik ke
atas karena proses pembukaan.
g. Adanya tonjolan kantong ketuban
- SBR meregang, selaput khorion yang menempel di daerah itu
akan terlepas dan bertambahnya tekanan dalam uterus maka
khorion yang terlepas akan membentuk kantong yang berisi
cairan dan menonjol ke ostium uteri internum yang telah terbuka.
- Kantong ketuban akan masuk dalam ostium yang telah terbuka
walaupun pembukaan masih kecil.
h. Adanya pemecahan kantong ketuban
- Kantong ketuban tinggal tetap, tidak pecah sampai pembukaan
lengkap.
- Pada akhir kala pembukaan  pembukaan lengkap kantong
ketuban tidak mendapat tahanan lagi karena ostium telah
meregang sehingga dengan adanya his dan desakan anak akan
pecah.
3. Tanda dan Gejala
a. Adanya His makin lama makin sering dan makin kuat.
b. Adanya pengeluaran lendir dan darah dari vulva.
c. Perasaan ingin BAK, selaput ketuban pecah spontan.
d. Lama kala I primi 12 jam multi 8 jam

5
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Intranatal Kala I
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data tentang : kemajuan
persalinan, kondisi ibu dan kondisi janin serta komplikasi yang terjadi.
a. Identitas
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama,
alamat, usia. Jika ditemukan usia yang terlalu muda (kurang dari 20
tahun) atau terlalu tua (diatas 35 tahun), itu adalah usia beresiko
tinggi.
b. Keluhan Utama
keluhan yang paling dirasakan. Biasanya pada umunya klien
mengeluh sakit pinggang menjalar ke perut, adanya his atau lendir.
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Melakukan pengkajian mengenai masalah selama kehamilan seperti
perdarahan,hipertensi dan air ketuban serta mengalami kontraksi yang
jarang-jarang dan lemah.
d. Riwayat kehamilan dulu
Melakukan pengkajian mengenai adanya masalah selama kehamilan
dan persalinan sebelumya.
e. Riwayat Obstetri
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan riwayat
menstruasi (HPHT,HPL), riwayat pernikahan, riwayat kehamilan,
persalinan, nifas yang lalu, riwayat kehamilannya saat ini, dan riwayat
keluarga berencana.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji penyakit keturunan ataupun penyakit menular yang pernah
dialami keluarga klien seperti jantung, TBC, DM, Hepatitis, Asma,
Hipertensi, HIV/AIDS.
g. Pola ADL
1) Integritas Ego

6
 Dapat senang atau cemas
 Nyeri/ ketidaknyamanan
 Kontraksi regular, peningkatan frekuensi, durasi dan
keparahan
2) Seksualitas
Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lendir merah
muda, kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir.
3) Sirkulasi
Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi, disertai
peningkatan sistol ratarata 15 - 20 mmHg dan diastole rata-rata 5 –
10 mmHg.
4) Nutrisi : metabolisme meningkat dengan kecepatan tetap.
5) Respirasi : peningkatan frekuensi pernapasan.
6) Eliminasi : Poliuri sering terjadi selama persalinan
7) Istirahat tidur : mengalami kesulitan karena adanya kontraksi
uterus
h. Pemeriksaan Fisik head to toe
1) Kepala
 Inspeksi : warna rambut hitam, bentuk simetris,tidak ada lesi.
 Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
2) Mata
 Inspeksi : Simteris, konjungtiva merah muda, sclera tidak
ikterik
3) Hidung
 Inspeksi : Adanya pernafasan cuping hidung (dyspnea).
4) Mulut
 Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis.
5) Leher
 Inspeksi : tidak ada pembendungan vena jugularis, Tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid

7
6) Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba di Ics V midclavikula sinistra
 Perkusi : tidak ada pembesaran jantung
 Auskultasi : BJ 1 dan 2 terdengar.
7) Payudara
 Inspeksi : simetris, terbentuk papilla, Areola hiperpigmentasi,
asi belum keluar
 Palpasi : Tida ada massa/tumor.
8) Abdomen
 Inspeksi : Bersih, tidak ada striae, tidak ada luka bekas operasi,
pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
 Palpasi :

Leopold I TFU jari dibawah px (28cm) pada fundus


teraba lunak, kurang bundar dan tidak
melenting (bokong)
Leopold II Bagian perut kanan ibu teraba bagian keras,
memanjang, seperti papan(punggung). Pada
bagian perut kiri teraba bagian bagian kecil
janin.
Leopold III Bagian terbawah teraba kepala
Leopold IV Bagian terendah sudah masuk PAP.

 Auskultasi : DJJ normal dan teratur


9) Genetalia
 Inspeksi : bersih, pengeluaran lendir bercampur darah.
10) Ekstermitas atas dan bawah
 Inspeksi : Tidak ada odema dan varises, gerakan aktif
2. Diagnosa keperawatan

8
1) Ansietas : ringan, sedang, berat, panic berhubungan dengan krisis
situasi, kebutuhan tidak terpenuhi ditandai dengan :
a) Biacara cepat dan terputus-putus
b) Menanyakan sesuatu secara berulang-ulang
c) Keluar keringat dingin
d) Tidak dapat berkonsentrasi atau mudah lupa
e) Tanda-tanda vital mengalami peningkatan
2) Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
menurunnya asupan, meningkatnya metabolisme ditandai :
a) Klien merasa haus
b) Suhu tubuh klien meningkat, keringkat yang berlebihan
c) Peningkatan tanda-tanda vital
d) Klien tampak gelisah
3) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus, hipoksia jaringan
uterus delatasi servik, tekanan bagian presentasi terhadap segmen
bawah Rahim dan ketegangan bebrapa ligamentum ditandai :
a) Ketegangan otot, ibu mengungkapkannya secara verbal adanya
rasa nyeri pada pinggang dan menjalar pada daerah bokong
b) Ibu mengekspresikan rasa nyeri dengan berteriak atau menangis
c) Tampak gelisah, keluar keringat yang berlebihan
d) Pengeluaran pervaginam lendir dan darah
e) Tanda-tanda vital mengalami peningkatan
4) Resiko tinggi cedera pada ibu dan bayi berhubungan dengan efek
penggunaan obat-obatan, tekanan bagian presentasi terhadap visika
urinaria dan jalan lahir, kontraksi hipertonik.
5) Risiko terjadi gangguan pertukaran gas atau distress pada fetus
berhubungan dengan kontraksi yang berlebihan, kesalahn posisi tidur
ibu ditandai dengan :
a) Ibu mengatakan gerakan jaringan lemah
b) Ditemukan adanya takikardi atau bradikardi pada pemantauan
DJJ

9
c) Bila ketuban pecah warna kehijauan atau kehitaman atau air
ketuban bercampur darah.

C. Rencana Keperawatan

Diagosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
Ansietas : ringan, Dalam waktu 1x10 menit 1) Orientasikan klien pada
sedang, berat, panic kecemasan ibu dapat lingkungan atau staff
berhubungan dengan diatasi dengan penjelasan 2) Jelaskan proses
krisis situasi tentang mekanisme dan perubahan-perubahan
bagaimana ibu dan fisik dan psikologis
keluarga berpartisipasi yang akan terjadi pada
dalam proses persalinan. masa intranatal dan
Dengan kriteria hasil : efeknya terhadap
1) Ibu melaporkan maternal
bahwa kecemasan 3) Pantau tanda-tanda
dapat diturunkan vital setiap 30 menit
sampai batas adaptif dan dokumentasikan ke
2) Dapat menggunakan dalam partograf.
relaksasi nafas dalam 4) Lakukan pemeriksaan
secara benar leupold dan jelaskan
3) Ibu mau berjalan- pada ibu tentang hasil
jalan selama fase pemeriksaan meliputi
laten letak bayi, presentasi
4) Ibu mengetahui apa posisi presentasi, dan
yang harus dilakukan penurunan fetus.
bila terjadi kontraksi 5) Pantau kontraksi his
his pada fase laten. yang meliputi

10
frekuensi, intensitas,
dan durasinya setiap 30
menit dan
dokumentasikan ke
dalam partograf.
6) Lakukan pemeriksaan
dalam setiap 4 jam
sekali untuk
mengetahui kemajuan
persalinan
dokumentasikan hasil
pemeriksaan kedalam
partograf.
Risiko tinggi Klien tidak terjadi 1) Pantau intake dan
kekurangan volume kekurangan volume output cairan
cairan berhubungan cairan selama dalam 2) Berikan minum ibu
dengan menurunnya pemantauan perawatan dengan air teh manis
asupan, dengan kriteria hasil : hangat
meningkatnya 1) Intake dan output 3) Anjurkan klien untuk
metabolisme dapat terpantau secara berkemih setiap 1,5-2
akurat jam.
2) Membran mukosa, 4) Pantau tanda-tanda
kulit lembab, tidak vital ibu dan DJJ setiap
ada tanda-tanda rasa 30 menit atau bila ada
haus indikasi
3) Tidak ada demam dan 5) Berikan cairan per
tanda-tanda vital parental bila ada
stabil dan dalam batas indikasi
normal.

Nyeri akut Nyeri dapat dihilangkan 1) Kaji ketidaknyamanan

11
berhubungan dengan atau diturunkan sampai melalui syarat verbal
kontraksi uterus, ambang batas adaptif dan perhatikan
hipoksia jaringan dengan intervensi pengaruh budaya pada
uterus delatasi keperawatan selama 1x10 respon nyeri
servik, tekanan menit dengan kriteria 2) Bantu klien dalam
bagian presentasi hasil : menggunakan teknik
terhadap segmen 1) Klien dapat mengikuti lamace, Bradikly untuk
bawah Rahim dan semua anjuran terkait mengatasi nyeri
ketegangan beberapa dengan proses 3) Bantu klien untuk
ligamentum persalinan mengatasi rasa nyeri
2) Klien tampak lebih dengan menekan
tenang lumbal 2-3 menggosok
3) Tanda-tanda vital daerah punggung,
dalam batas normal memijat daerah kaki,
4) Klien menyatakan dan lain-lain.
tidak perlu 4) Dukung keputusan
menggunakan obat- maternal untuk
obat anti nyeri. menggunakan atau
tidak obat-obat
analgesic selama proses
persalinan. Instruksikan
daam menggunakan
obat analgesic yang
dikontrol klien pantau
cara penggunaanya.
5) Pamtau kontraksi
uterus meliputi
frekuensi, intensitas,
dan durasinya setiap 30
menit
6) Berikan tindakan

12
pengaman tempat tidur
7) Kaji tampilan vagina,
tonjolan perineum,
hemoroid, dan lakukan
periksa dalam untuk
menentukan
pembukaan, kondisi
ketuban, posisi
presentasi, dan
penurunan kepala
terhadap jalan lahir.
Resiko tinggi cedera Cedera pada ibu dan bayi 1) Pantau secara manual
pada ibu dan bayi dapat dihindarkan selama maupun elektronik
berhubungan dengan maternal dalam aktivitas uterus dan
efek penggunaan pemnatauan perawat lakukan rujukan bila
obat-obatan, tekanan dengan kriteria hasil : ada tanda-tanda
bagian presentasi 1) Ibu merasakan adanya distosia
terhadap visika gerakan janin secara 2) Lakukan tirah baring
urinaria dan jalan aktif saat persalinan menjadi
lahir, kontraksi 2) Tanda-tanda vital ibu lebih intensif atau telah
hipertonik dan DJJ fetus dalam memasuki fase aktif
batas normal 3) Hindarkan
3) Uterus berkontraksi, meninggalkan klien
dan pembukaan jalan tanpa perhatian
lahir sesuai dengan 4) Berikan minum hangat
tahp-tahap proses yang manis.
kehamilan. 5) Bila klien diberi
oksitosin drip hentikan
pemberian bila durasi
lebih dari atau sama
dengan 60 detik.

13
Risiko terjadi Gangguan sirkulasi 1) Kaji adanya factor-
gangguan pertukaran fetomaternaal selama faktor maternal yang
gas atau distress proses persalinan tidak dapat mengganggu
pada fetus terjadi selama dalam sirkulasi fetomaternal
berhubungan dengan pemantauan perawat 2) Pantau DJJ setiap 15
kontraksi yang dengan kriteria hasil : menit dan pemantauan
berlebihan, kesalahn 1) Hasil pemeriksaan DJJ dapat dilakukan secara
posisi tidur ibu diperoleh antara 120- terus-menerus dengan
160 CTG bila ditemukan
2) Ibu memverbalisasikan DJJ kurang dari 120
adanya gerakan janin atau lebih dari 160 kali
3) Kontraksi uterus sesuai per menit.
dengan tahap-tahap 3) Bila ketuban belum
perkembangan pecah secara spontan
persalinan. dan telah memasuki
fase aktif deselerasi
segera dilakukan
amniotomi.
4) Periksa cairan ketuban
terkait jumlah warna
dan baunya.
5) Pantau aktivitas uterus
baik secara manual atau
elektronik
6) Tidurkan klien dalam
posisi miring ke kanan
dan kiri
7) Persiapan alat-alat
untuk menolong
persalinan.
8) Bila terjadi deselerasi

14
lambat atau takikardi
segera pindahkan ibu
ke ruang perawatan
akut
9) Hentikan pemberian
oksitosin bila klien
dalam pemberian
oksitosin drip
10) Siapkan
seperangkat resusitasi
bayi baru lahir.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kala satu adalah tahap awal dimulainya periode intranatal yang dimulai
sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dengan diikuti proses
pematangan dan delatasi serviks sampai pembukaan lengkap. Kala satu
persalinan dibagi menjadi beberapa fase yaitu Fase laten, Fase aktif (fase
accelerasi, fase kemajuan dan fase decelerasi ). Kala I ditandai dan diakhiri
dengan :

1. Adanya His makin lama makin sering dan makin kuat.


2. Adanya pengeluaran lendir dan darah dari vulva.
3. Perasaan ingin BAK, selaput ketuban pecah spontan.
4. Lama kala I primi 12 jam multi 8 jam

16
DAFTAR PUSTAKA

Asri Hidayat, Sujiatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta. Nuha


medika.

Wagiyo, Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & Bayi Baru
Lahir Fisiologis Dan Patofisiologis. Yogyakarta 55281. Cv. Andi Offset.

Yulizawati,dkk.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Sidoarjo.


Indomedia Pustaka.

http://scholar.unand.ac.id/40115/2/BAB%20I.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai