Di Susun Oleh :
Kelompok II
No Nama Nim
.
1. Rosnida A1B119076
2. Nurkhaeriyati A1B119085
3. Andi Erine Erlin Widyasti A1B119086
DIV KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas berkah dan rahmat serta hidayah yang diberikan sehingga penyusun
beriring salam Kami kirim kan juga kepada Rasulullah Muhammad saw, sebagai
mempelajari mata kuliah dan merupakan salah satu tugas yang harus dipenuhi
arahan dari Dosen Pengampuh Mata Kuliah Kegawat Daruratan, oleh sebab itu
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Haswinrasari, S.ST M.Keb
ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
pembuatan makalah selanjutnya lebih baik. Kami berharap makalah ini dapat
kami sendiri.
( Kelompok II )
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................01
B. Rumusan Masalah...................................................................................02
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................02
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kala I Memanjang ................................................................03
B. Etiologi Kala I Memanjang.....................................................................05
C. Patofisiolgi Kala I Memanjang...............................................................06
D. Tanda Klinis Kala I Memanjang.............................................................06
E. Komplikasi Ibu Dan Janin Kala I Memanjang........................................07
F. Diagnosis Kala I Memanjang..................................................................09
G. Penatalaksanaan Kala I Memanjang.......................................................09
H. Pengertian Inersia Uteri..........................................................................10
I. Macam-Macam Inersia Uteri ...................................................................11
J. Penyebab Inersia Uteri.............................................................................12
K. Komplikasi Persalinan ..........................................................................12
L. Diagnosis Inersia Uteri............................................................................13
M. Penanganan Inersia Uteri........................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................15
B. Saran........................................................................................................16
CONTOH KASUS...................................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iv
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hamil,, sebuah waktu yang menyenangkan, namun disisi lain merupakan hal
berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh bayi.
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
komplikasi baik pada ibu maupun janin. Persalinan lama, disebut juga
sebabnya dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu: kelainan tenaga (kelainan his),
bagi ibu dan keluarga. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
servik, dan janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin
dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa
4
ketuban dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau
menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap
kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan dalam ukuran dan
kemacetan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persalinan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling
Persalian normal adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan, lahir
plasenta dan selaput ketuban dari tubuh ibu, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin.
Kala I dimulai dari terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
6
2. Fase Aktif : Berlangsung selama 6-7 jam. Dibagi atas 3 sub fase :
lengkap atau telah lengkap. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri
1. Kala I Memanjang
berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaannya
1,2 cm per jam pada primigravida dan kurang dari 1,5 cm per jam pada
pembukaan lengkapa (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden ini terjadi pada
7
b. Klasifikasi
dan 6 jam rata-rata 2,5 jam dengan laju dilatasi serviks kurang dari
persalinan : kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida dan kurang
dari 1,5 cm per jam pada multigravida : lebih dari 12 jam sejak
jam). Insiden ini terjadi pada 5 persen persalinan dan pada primigravida
b. Etiologi
8
Kelainan-Kelainan Panggul
Kalainan His
Primitua
c. Patofisiologi
selesai dalam waktu yang singkat. Partus yang sedah selesai kurang dari
tiga jam, dinamakan partus presipitatus: sifat his normal, tonus otot di
luar his juga biasa, kelainan terletak pada kelaian his. Bahaya partus
presipitatus bagi ibu adalah terjadinya perlukaan luas pada jalan lahir,
d. Tanda Klinis
Tanda klinis kala I fase aktif memanjanag terjadi pada ibu dan juga
Pada Ibu
mekonium.
9
Pada Janin
Memanjang
Bagi ibu
infeksi.
b. Sepsis Puerperalis
Infeksi merupakan bahaya serius bagi ibu dan janin pada kasus
yang berulang-ulang.
c. Ruptus Uterus
10
sehingga tidak ada engagement atau penurunan, segmen bawah
e. Dehidrasi
Bagi Janin
11
f. Diagnosis Penunjang
g. Penatalaksanaan
aktif
3. Jika terdapat gawat janin lakukan section caesarea kecuali jika syarat
5. Jika tidak ada air ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban
12
7. Apabila kontraksi tidak adekuat
d. Acupressure
partograf
secarea
C. Inersia Uteri
Inersia uteri merupakan his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat,
dan lebih jarang dibandingkan dengan his yang normal. Inersia uteri
terjadi karena perpanjangan fase laten dan fase aktif atau kedua-duanya
13
serviks yang belum matang atau karena penggunaan analgetik yang terlalu
dini.
Insersi uteri merupakan kontraksi uterus tidak cukup kuat atau tidak
a. Inersia Uteri Primer adalah kelemahan His timbul sejak dari pemulaan
adanya His yang kuat teratur dan dalam waktu yang lama.
misalnya kontrasi segmen tengah lebih kuat dari segmen atas. Inersia
fase laten. Oleh karena itu dinamakan juga sebagai inersia primer.
14
jarang dan pada puncak kontraksi dinding Rahim masih dapat ditekan
mmHg. Biasanya terjadi dalam fase aktif atai Kala II. Oleh Karen aitu,
15
intrapartum. Walaupun terapi infeksi intrauterine dengan antibiotic
melindungi janin. Lain halnya dengan inersia uteri sekunder, gawat janin
ketuban dalam waktu lama dapat menyertai kondisi ini dan dapat
5. Diagnosis
rasa nyeri tidak cukup untuk membuat diagnosis bahwa persalinan sudah
sebagai akibat kontraksi itu terjadi. Pada fase laten diagnosis akan lebih
sulit, tetapi bila sebelumnya telah ada kontraksi (his) yang kuat dan lama,
16
40-50 tetes per menit. Maksud dari pemberian oksitosin adalah supaya
lemah. Namaun juika His tidak menjadi lebih baik dilakukan seksio
sesarea.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaannya tidak
kurangnya 2 jam setelah kemajuan persalinan : kurang dari 1,2 cm per jam
pada primigravida dan kurang dari 1,5 cm per jam pada multigravida : lebih
cm per jam). Insiden ini terjadi pada 5 persen persalinan dan pada primigravida
Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk
his lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan
keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang
kurang baik. Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks, fase laten atau fase
18
B. Saran
Pada saat ibu sudah dalam keadaan inpartu sebagai seorang bidan harus
punggkiri dalam proses persalinan terjadi Kala I Memanjang dan Inersia uteri.
Dengan adanya pengawasan maka seorang bidan bisa dengan cepat mengambil
keputusan untuk merujuk dan kolaborasi dengan dokter jika terjadi Kala I
19
CONTOH KASUS
1. Diketahui seorang ibu hamil pertama datang ke bidan Shofi pada tanggal 20
Mei 2011 jam 09.00 Wib. Ibu mengeluh mengeluarkan lender bercampur
sedikit darah, kenceng-kenceng sampai ke pinggang sejak jam 06.00 Wib. Saat
pemeriksaan fisik oleh bidan. EFW = 4050 gram; Cortenen 118 x/menit tidak
adekuat, His 5 x 45”/10’, Penurunan Hodge III. Bandle (-), VT : v/v dbn, let
kep, ket (+), 5 cm, eff 50%, H II, UUK Ki dpn, tidak teraba bagian kecil janin.
hasil VT tidak ada perubahan. Diagnose yang tepat untuk peristiwa di atas
yaitu…?
hipertonis
Secondary Arrest
20
2. Seorang perempuan GIIPIA0 umur 30 tahun hamil 39 minggu dating ke BPM,
persalinan yang lalu spontan. Hasil pemeriksaan : keadaan umum baik, THJ
3000 gram, presentasi kepala, pembukaan servik 5 cm, UUK Kanan depan.
penyulit persalinan…?
a. His
b. Letak
c. Jalan Lahir
d. Berat Janin
e. Paritas
21
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo. 2014
Walyani Elisabeth Siwi, Purwoastuti Th. Endah. Asuhan Kebidanan Persalinan &
22