DISUSUNOLEH:
NIM : A.20.12.073
penyusun
i
laDAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
a) Latar belakang..............................................................................................................1
b) Rumusan masalah........................................................................................................1
c) Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2
a) Defenisi persalinan.......................................................................................................2
b) Tahapan persalinan.......................................................................................................2
c) Tanda-tanda persalinan................................................................................................5
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.............................................................6
e) Asuhan persalinan normal.............................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................12
a) Pengkajian....................................................................................................................12
b) Diagnosa keperawatan..................................................................................................24
c) Intervensi keperawatan.................................................................................................24
BAB IV PENUTUP................................................................................................................30
a) Kesimpulan...................................................................................................................30
b) Saran.............................................................................................................................30
Daftar pustaka........................................................................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 - 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, serta
berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (Ardriaansz, 2017).
Persalinan terdiri dari empat kala yaitu, kala I dimulai sejak pembukaan serviks
hingga pembukaan lengkap (10 cm), kala II dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir,
kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit dan kala IV dari lahirnya plasenta sampai dua jam pertama
postpartum (Sutanto & Fitriana, 2018).
Menurut WHO dari seluruh persalinan didapatkan lebih dari 80% proses
persalinan berjalan normal dan sekitar 15-20 % terjadi komplikasi persalinan. Pada tahun
2015 angka ibu bersalin di Indonesia mencapai 5.007.191 kasus (Susetyoaji, 2017).
Berdasarkan Riskesdes tahun 2018, angka ibu bersalin di Indonesia mencapai 79%
dengan proporsi 15% di Rumah Sakit pemerintah dan 18% swasta (Kementerian
Kesehatan, 2018). Berdasarkan profil kesehatan kota Denpasar sasaran ibu bersalin di
kota Denpasar sebanyak 16.304 orang. Sebanyak 16.617 orang melaksanakan persalinan
di fasilitas kesehatan (101,9%) (Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2018).
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan persalinan?
C. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan persalinan.
1
BAB II
KONSEP MEDIS
A. DEFENISI PERSALINAN
Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu persalinan dapat didefinisikan secara
medis sebagai kontraksi uterus yang teratur dan semakin kuat, menciptakan penipisan dan
dilatasi serviks di sepanjang waktu, yang menimbulkan dorongan kuat untuk melahirkan
janin melalui jalan lahir melawan resistansi jaringan lunak, otot, dan struktur tulang
panggul (Kennedy dkk, 2013:2). Sumber lain mengemukakan bahwa persalinan adalah
serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Kuswanti dan Melina, 2014:1).
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dirasakan oleh
ibu. Kontraksi ini terjadi salah satu faktornya adalah akibat tuanya plasenta. Plasenta
yang tua menyebabkan turunnya kadar progesteron yang mengakibatkan ketegangan pada
pembuluh darah, hal ini menimbulkan kontraksi pada rahim (Indrayani dan Djami, 2013:
48).
B. TAHAPAN PERSALINAN
Tahapan persalinan dibagi menjadi 4 bagian:
a. Kala I
Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Kala I dinamakan
pula kala pembukaan. Dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan ibu
tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah disertai dengan pendataran
(effacement). Lendir bersemu darah berasal dari lendir kanalis servikalis karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pembuluh-pembuluh
kapiler (kanalis serviks pecah karena pergeseranpergeseran ketika serviks membuka).
Proses membukanya serviks dibagi dalam 2 macam:
1. Fase laten
Berlangsung selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mecapai
ukuran diameter 3 cm.
2. Fase aktif
Fase ini berlangsung selama 6 jam dibagi menjadi 3 macam, yaitu fase
akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. Fase dilatasi
maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm. Fase deselerasi pembukaan menjadi lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm).
2
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun
terjadi demikian, namun fase laten, fase aktif terjadi lebih pendek. Mekanisme
membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada
primigravida Ostium Uteri Interna (OUI) akan membuka lebih dahulu sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian Ostium Uteri Eksterna (OUE)
membuka. Pada multigravida OUI sudah sudah sedikit mebuka, OUI dan OUE
serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir lengkap
atau kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam dan pada multigravida kirakira 7
jam (Kuswanti dan Melina, 2014: 5-6).
b. Kala II
Kala ini disebut juga sebagai kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari pembukaan
lengkap sampai lahirnya janin. Dalam fase ini ibu merasakan tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang dapat menimbulkan rasa mengedan. Ibu merasakan ada tekanan
pada rektum sehingga hendak buang air besar, perineum tampak menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada saat his hingga lahirnya kepala, badan, ektremitas, dan
anggota tubuh janin yang lain. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5
jam dan pada multigravida rata-rata 0,5 jam (Indrayani dan Djami, 2013: 52).
Tanda dan gejala kala II yaitu : Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan
atau vaginanya, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka,
meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Menurut Ilmiah (2015), Mekanisme persalinan normal adalah sebagai berikut:
1. Fiksasi (Engagement) : merupakan tahap penurunan pada waktu diameter
biparietal dari kepala janin telah masuk panggul ibu.
2. Desensus : merupakan syarat utama kelahiran kepala, terjadi karena adanya
tekanan cairan amnion, tekanan langsung pada bokong saat kontraksi, usaha
meneran, ekstensi dan pelusuran badan janin.
3. Fleksi : sangat penting bagi penurunan kepala selama kala 2 agar bagian terkecil
masuk panggul dan terus turun. Dengan majunya kepala, fleksi bertambah hingga
ubun-ubun besar. Fleksi disebabkan karena janin didorong maju, dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau
dasar panggul
3
4. Putaran paksi dalam/rotasi internal : pemutaran dari bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar kedepan ke bawah
sympisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan kebawah simpisis.
Putaran paksi dalam tidak terjadi sendiri, tetapi selalu kepala sampai ke hodge III,
kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.
5. Ekstensi : setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Bagian leher belakang dibawah
occiputnya akan bergeser dibawah simpisis pubis dan bekerja sebagai titik poros.
6. Rotasi eksternal (putaran paksi luar) : terjadi bersamaan dengan perputaran
interrior bahu. Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putan
paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi yang artinya perputaran kepala
sejauh 45° baik kearah kiri atau kanan bergantung pada arah dimana ia mengikuti
perputaran menuju posisi oksiput anterior. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga
belakang kepala berhadapan dengan tuber ischidicum. Gerakan yang terakhir ini
adalah gerakan paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu,
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
7. Ekspulsi : setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah sympisis dan
menajdi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan
lahir mengikuti lengkung carrus (kurva jalan lahir).
c. Kala III
Disebut sebagai kala uri. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah, kira-kira 100-200 cc (Kuswanti dan
Melina, 2014: 7-8). Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda:
1. Uterus menjadi bundar
2. Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
3. Tali pusat bertambah panjang
4. Terjadi perdarahan(Marmi, 2012).
d. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah :
1. Tingkat kesadaran penderita
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, dan pernapasan
3. Kontraksi uterus
4. Terjadi perdarahan (Marmi, 2012)
4
C. TANDA-TANDA PERSALINAN
Menurut Marmi (2012), tanda-tanda persalinan yaitu:
a. Tanda-Tanda Persalinan Sudah Dekat
1. Tanda Lightening Menjelang minggu ke 36, tanda primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggulyang disebabkan :
kontraksi Braxton His, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamnetum
Rotundum, dan gaya berat janin diman kepala ke arah bawah. Masuknya bayi ke
pintu atas panggul menyebabkan ibu merasakan :
- Ringan dibagian atas dan rasa sesaknya berkurang.
- Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal.
- Terjadinya kesulitan saat berjalan.
- Sering kencing (follaksuria).
2. Terjadinya His Permulaan
Makin tua kehamilam, pengeluaran estrogen dan progesteron makin
berkurang sehingga produksi oksitosin meningkat, dengan demikian dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering, his permulaan ini lebih sering
diistilahkan sebagai his palsu. Sifat his palsu antara lain :
- Rasa nyeri ringan dibagian bawah.
- Datangnya tidak teratur.
- Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda tanda kemajuan
persalinan.
- Durasinya pendek.
3. Tanda-Tanda Timbulnya Persalinan (Inpartu)
- Terjadinya His Persalinan
His merupakan kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri
diperut serta dapat menimbulkan pembukaan servik. Kontraksi rahim dimulai
pada 2 face maker yang letaknya didekat cornuuteri. His yang menimbulkan
pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu disebut his efektif
- His persalinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut
Pinggangnya terasa sakit dan menjalar ke depan, Sifat his teratur, interval
semakin pendek, dan kekuatan semakin besar. Keluarnya lendir bercampur
darah pervaginam (show), lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan
lepasnya lendir dari kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran darah
disebabkan robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka.
- Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat
berlangsung dalam 24 jam. Namum apabila tidak tercapai, maka persalinan
harus diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstaksi vakum dan sectio
caesarea
5
- Dilatasi dan Effacement Dilatasi merupakan terbukanya kanalis servikalis
secara berangsur-angsur akibat pengaruh his. Effacement merupakan
pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang semula panjang 1-2 cm
menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya ostium yang tipis seperti
kertas.
8
g. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu
120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu
multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
h. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang aman.
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran
pada pncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.
i. Jika bayi belum lahir atau kelahiran atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk
bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih yang dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan
lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan
kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau
bernapas cepat saat kepala lahir.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang
bersih.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar sacara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-
masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.
Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior
muncul di bawah arcus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan
ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai dari kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior
lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati
perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat
dilahirkan. Menggunakan tangan anterior untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi di atas perut
ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat
terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi
mengalami asfiksia, lakukan resusitasi.
9
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit
ibu-bayi. Lakukan penyuntikkan oksitosin/ im.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm
dari klem pertama.
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut.
29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan
kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali
pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya
dengan memulai memberikan ASI jika ibu menghendakinya.
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit/ im di
gluteusatau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih
dahulu.
34. Memindahkan klem pada tali pusat.
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis,
dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus ke atas dan belakang (dorsokranial)
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga
kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang
anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke
arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil
meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi
10
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami perdarahan aktif.
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke larutan klorin 0,5%
membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air desinfeksi
tingkat tinggi dan mengeringkan dengan kain yang bersih dan kering.
44. Menempatkan klem tali pusat DTT atau steril atau mengikatkan tali DTT dengan
simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikatkan satu lagi simpul mati di bagian pusat yang bersebarangan dengan
simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5%.
47. Menyelimutikan kembali bayi dengan menutupi bagian kepalanya. Memastikan
handuk atau kainnya bersih dan kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa
kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
selama 10 menit. Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban,
lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan
kelurga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin
0,5% dan membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
dalam ke luardan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
60. Melengkapi partograf. (Saifuddin, 2010).
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
No. Register : 467xxx
Tanggal Masuk : 01 Mei 2022, jam 22.00 WITA
Tanggal Pengkajian : 01 Mei 2022, jam 22. 10 WITA
Tanggal Partus : 02 Mei 2022, jam 04.15 WITA
Nama Pengkaji : Resky amelia
A. IDENTIFIKASI DATA DASAR
1. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny “ S “ / Tn “ I “
Umur : 29 Tahun / 34 Tahun
Nikah/Lamanya : 1 X / ± 12 Tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMP
Pekerjaan : IRT / Supir
Alamat : Manyampa, Pallangga
2. Data Biologis / Fisiologi
a. Keluhan utama
Ibu mengeluh merasakan nyeri perut tembus belakang disertai pengeluaran
lendir dan darah
b. Riwayat keluhan utama
- Nyeri perut tembus belakang sejak tanggal 01-05-2022 jam 02.00 WITA
- Sifat nyeri hilang timbul dan semakin lama semakin sakit.
- Pengeluaran lendir dan darah sejak tanggal 01-05-2022 jam 02.40 WITA
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Kehamilan ketiga dan tidak pernah mengalami keguguran.
b. HPHT tanggal 28-7-2021.
c. Usia kehamilan ibu ± 10 bulan.
d. Tidak pernah merasakan nyeri perut hebat selama hamil.
e. Ibu merasakan pergerakan janin sejak usia kehamilan ±4 bulan sampai sekarang
dan terasa pada bagian kanan dan kiri perut ibu.
f. Memeriksakan kehamilannya sebanyak 9 kali di RSUD Syekh Yusuf
- Kunjungan 1 tanggal 20-12-2021
- Kunjungan 2 tanggal 23-01-2022
- Kunjungan 3 tanggal 20-02-2022
- Kunjungan 4 tanggal 12-03-2022
- Kunjungan 5 tanggal 02-04-2022
12
- Kunjungan 6 tanggal 20-04-2022
- Kunjungan 7 tanggal 21-04-2022
- Kunjungan 8 tanggal 28-04-2022
- Kunjungan 9 tanggal 29-04-2022
g. Ibu mendapat suntik Tetanus Toksoid (TT) 1 kali di RSUD Syekh Yusuf tanggal
02-04-2022
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Lalu
kehamila Tanggal Jk bbl Proses Tempat penolong kondisi ASI
n lahir persalinan
Anak ke
I 11-04- P 3.90 Normal RS St. Bidan Hidup +-2
2007 0 gr Fatimah tahun
II 21-11- L 3.70 Normal BPS Bidan Hidup +-9
2015 0 gr Pallangga bulan
III Kehamilan
sekarang
5. Riwayat reproduksi
a. Menarche : 13 Tahun
b. Siklus : 26-28 hari
c. Lamanya : 7 hari 59
d. Dismenorrhea : hari 1-3
e. Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali perhari pada hari 1-3
6. Riwayat Kesehatan Lalu
a. Pernah dirawat opname karena demam berdarah selama ± 1 minggu
b. Tidak ada riwayat penyakit menular seksual (PMS).
c. Tidak ada riwayat alergi obat-obatan
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada anggota keluarga yang menderita hipertensi, astma dan kista ovarium, ada
riwayat keluarga kembar.
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu adalah akseptor KB suntuk 3 bulan setelah kelahiran anak pertama selama ±2
tahun.
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
- Makan : 2 x sehari dengan porsi 1 piring
- Minum : ibu biasa minum air putih 7-8 gelas perhari
- Selama inpartu ibu telah makan ½ piring nasi+lauk, dan minum lebih dari 3
gelas
b. Eliminasi
- BAB : 1-2 x sehari dengan konsistensi padat warna kuning
- BAK : 4-5 kali sehari bau amoniak warna kekuningan
- Selama inpartu ibu belum BAB, dan sudah BAK 2 kali.
13
c. Istirahat
- Tidur siang : ± 2 jam
- Tidur malam: ± 8 jam
- Selama inpartu ibu duduk dan berbaring
10. . Riwayat Sosial Ekonomi
a. Ibu mengerjakan sendiri pekerjaan dalam keluarga
b. Suami adalah pengambil keputusan utama dalam keluarga
c. Suami dan keluarga senang dengan kehamilan sekarang
11. Data Psikologi
a. Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya
b. Ibu selalu mendapat dukungan/support dari keluarga
12. Data Spiritual
a. Ibu selalu sholat lima kali sehari.
b. Ibu rutin mengaji setiap hari.
c. Ibu selalu berdoa kepada Allah swt agar diberi keselamatan dan kesehatan untuk
diri dan janinnya.
13. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan ibu baik
b. Kesadaran komposmentis
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Nadi : 80 kali permenit
- Pernapasan : 20 kali permenit
- Suhu : 36,60C
d. Mata : konjungtiva tidak pucat sklera tidak ikterus, kelopak mata tidak oedema
e. Wajah : tidak pucat dan tidak oedema
f. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar limfe,
pergerakan baik
g. Payudara : puting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areoal mammae, tidak ada
massa dan nyeri tekan, ada pengeluaran ASI saat ditekan
h. Abdomen :
- Tampak striae albicans dan linea nigra, pembesaran perut melebihi usia
kehamilan, tidak ada bekas operasi.
- Tidak ada nyeri tekan
- Leopold I : TFU 2 jari di bawah Processus Xipoideus (PX) 36 cm
- Leopold II : Pada bagian perut kanan ibu teraba punggung. Pada bagian perut kiri
ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
- Leopold III : Baggian terbawah teraba kepala
- Leopold IV : BDP, 2/5
- Lingkar panggul : 94 cm
- Taksiran Berat Janin (TBJ) : 3.384 gram
- His : 3 kali dalam 10 menit dengan frekuensi 35- 40 detik.
14
- Denyut Jantung Janin (DJJ) :
terdengar jelas pada kuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 136 kali
permenit teratur.
i. Genitalia : tidak ada varises dan tidak oedema
Hasil pemeriksaan dalam atau VT (vaginal tousche) tanggal 02-05 - 2022, jam 03.
10 WITA
- Vulva-vagina: tidak ada kelainan
- Porsio : lunak tipis
- Pembukaan : 9 cm
- Ketuban : utuh
- Presentasi : ubun-ubun kecil (UUK) kanan depan
- Penurunan : hodge III
- Penyusupan : o
- Penumbungan : tidak ada
- Kesan panggul : normal
- Pelepasan : lendir dan darah
j. ekstremitas
tidak ada varises, pergerakan baik, terpasang infus pada tangan kiri (cairan RL),
tidak oedema.
14. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal 01 Mei 2022, jam 18.30 WITA.
WBC : 14.2x103 /µL
RBC : 4.10x103 /µL
HGB : 10.0 g/dl
PLT : 322x103 /µL
CT/BT : 7’20/ 2’25
Protein : negatif
Reduksi : negatif
HbsAg : negatif
b. Hasil pemeriksaan Ultrasonografi (USG) tanggal 07-04-2021
1. GIII PII A0, hidup
2. FHR : : 103 bpm
3. TBJ : ± 2.000 gr
4. UK : ± 32-33 minggu, TP: ± 30-05-2021.
5. Plasenta di posterofundal grade 1
6. Cairan amnion normal
15
1. GIIIP1A0
Data Subjektif :
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga dan tidak pernah mengalami
keguguran.
2. Ibu merasakan pergerakan janin sejak usia kehamilan ±4 bulan sampai
sekarang Data Objektif :
1. Tonus otot tampak kendur, tampak striae albicans.
2. Palpasi abdomen
Leopold I : TFU 2 jari di bawah Processus Xipoideus (PX) 36 cm
Leopold II : Pada bagian perut kanan ibu teraba punggung. Pada bagian perut kiri ibu
teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : bagian terbawah adalah kepala
Leopold IV : BDP, 2/5
- Analisa dan interpretasi data
1. Pada multigravida tonus otot perut tampak kendor karena sudah
mengalami peregangan pada kehamilan sebelumnya.
2. Pada multigravida terdapat garis-garis putih yang merupakan bekas ldari
striae gravidarum pada kehamilan yang lalu disebut striae albikan yang
timbul akibat hiperfungsi glandula supranalis dan timbul garis lurus
berwarna hitam disebut linea nigra.
3. Tanda pasti hamil diantaranya teraba bagian-bagian janin saat palpasi.
2. Gestasi 39 minggu 5 hari
Data Subjektif :
1. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 28-07-2021.
2. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 10 bulan.
Data Objektif :
1. Hari taksiran persalinan tanggal 04-05-20122.
2. Leopold I : Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah PX, 36 cm, teraba bokong pada
fundus.
3. Tanggal pengkajian 01-05-2022.
- Analisa dan interpretasi data
1. Dari hari pertama haid terakhir tanggal 28-07-2021 sampai tanggal pengkajain
01-05-2022 maka ibu amenorrhoe selama 277 hari atau umur kehamilan ibu 39
minggu 5 hari. 2. Menurut rumus Mc. Donald : TFU dalam cm 3.5 = 𝑇𝑢𝑎𝑛𝑦𝑎
𝑘𝑒ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑛 = 10.2 bulan
16
3. Situs memanjang
Data Subjektif :
ibu mengatakan pergerakan janin kuat terasa pada bagian kiri dan kanan perut ibu.
Data Objektif :
1. Leopold I : tinggi fundus uteri 2 jari di bawah PX 36 cm, teraba 2 bokong pada
fundus.
2. Leopold II : Pada bagian perut kanan ibu teraba punggung. Pada bagian perut kiri
ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
3. Leopold III : bagian terbawah teraba kepala
4. Leopold Iv : BDP, 2/5 5. Denyut jantung janin terdengar jelas pada kuadran
kanan perut ibu dengan frekuensi 136 kali permenit teratur
- Analisa dan interpretasi data
Jika ukuran janin adalah ukuran bokong/ kepala dan sesuai dengan sumbu
panjang ibu
maka janin dalam keadaan letak memanjang.
4. Intra Uterin
Data Subjektif : 1. Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat 2. Ibu mengatakan
tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil
Data Objektif : ibu tidak merasakan nyeri saat di palpasi. Pada palpasi didapatkan
1. Leopold I : TFU 2 jari di bawah PX 36 cm, teraba 1 bokong.
2. Leopold II : Pada bagian perut kanan ibu teraba punggung. Pada bagian perut
kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
3. Leopold III : bagian terbawah teraba kepala
4. Leopold IV : BDP, 2/5
- Analisa dan interpretasi data
Bagian dari uterus yang merupakan tempat janin dapat tumbuh dan
berkembang adalah kavum uteri dimana rongga ini merupakan tempat yang luas
bagi janin untuk dapat bertahan hidup sampai aterm tanpa ada rasa nyeri perut
yang hebat. Tempat tersebut berada dalam korpus uteri yang disebut dengan
kehamilan intra uterin.
5. Inpartu Kala I Fase Aktif
Data Subjektif :
ibu mengatakan sakit perut tembus belakang disertai pengeluaran lendir dan darah
sejak tanggal 02-05-2022 jam 02.00 WITA.
Data Objektif :
kontraksi uterus baik, his 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 35-40 detik VT
tanggal 02-05-2022 jam 03.10 WITA
- Keadaan vula-vagina : tidak ada kelainan
- Porsio : melesap
- Pembukaan : 9 cm
- Ketuban : utuh
- Presentasi : UUK kanan lintang
17
- Penurunan : hodge III
- Penyusupan : o
- Penumbungan : tidak ada
- Kesan panggul : normal
- Pelepasan : lendir dan darah
LAPORAN PERSALINAN
PENGKAJIAN AWAL
1. Tanggal : 01 mei 2022. Jam 22.00 WITA
18
PROSES PERSALINAN
KALA I
Tanggal Jam Hasil observasi
01 Mei 22.00 Fase dilatasi maksimal : His (+) kontraksi uterus (+),
2022 frekuensi 1x dalam 5 menit, , kekuatan sedang, partio lunak
tipis, selaput ketuban (+), DJJ 136x/menit . lokasi
ketidaknyamanan pada bagian bawah perut, klien mengeluh
nyeri, skala nyeri 5, pasien tampak gelisah, kepala turun di
H2, VT : pembukaan 3, vital sign : TD : 130/80 mmHg, RR :
20x/m, N : 80x/menit, T : 36.0ºC. Dan Pasien terpasang
IVFD RL + Oksitosin 2 ampul.
19
KALA II
Tanggal Jam Hasil Observasi
02 mei 04.15 Ibu mengedan, perinium terlihat menonjol, bagian kepala bayi
2022 terlihat, pasien tampak meringis, skala nyeri 8. Jam 04.15 bayi
lahir spontan dengan BBL : 3384 gr, PB : 47 cm Apgar : 10, bayi
normal, cacat (-), anus (+), jenis kelamin laki-laki. Pasien
terpasang IVFD RL + Oksitosin 2 ampul
KALA III
02 mei 04.30 Kontraksi uterus (+), pasien tampak meringis, skala nyeri 5.
2022 plasenta dilahirkan secara spontan dan lengkap, kotiledon
lengkap, perdarahan ± 150 cc, vital 120/80 mmHg, N: 84x/menit.
Pasien terpasang IVFD RL + Oksitosin 2 ampul
KALA IV
02 mei 04.35 Kontraksi uterus (+) ,TFU setinggi pusat, perdarahan pervagina ±
2022 150 cc, vital sign: TD 120/80 mmHg, RR
20x/menit, N 80x/menit. Pasien terpasang IVFD RL +
Oksitosin 1 ampul
20
ANALISA DATA
KALA I
No Data Etiologi Masalah
DS : Klien mengeluhkan nyeri pada Penurunan Nyeri
perut dan pinggangnya progesteron melahirkan
DO : ↓
- Klien tampak gelisah Pelepasan oksitosin
- Klien tampak meringis Skala ↓
- nyeri 6 Peningkatan frekuensi
- kontraksi 3 x dalam 10 menit, intensitas kontraksi
- VT : Pembukaan 9 cm. ↓
- TD : 130/80 mmHg, Kontraksi uterus
- Nadi : 80x/menit, ↓
- RR : 20 x/mnit Persepsi nyeri
Suhu: 36,0oc hypotalamus
↓
Nyeri
2 DS : Kontraksi uterus Ansietas
- ↓
Klien mengatakan ini Krisis situasional
kehamilan ketiga, klien cemas ↓
dengan nyeri yang terus Kurang pengetahuan
menerus dialami. Klien selalu tentang proses
-
menyampaikan bahwa persalinan
nyerinya semakin bertambah. ↓
Klien meminta suaminya
- Ibu menjadi cemas
untuk menemaninya
↓
DO : Ansietas
- Klien tampak cemas
- Klien berkeringat
- TD : 13/80 mmHg.
- Nadi : 80x/menit,
- Suhu : 36.0oC,
- RR : 20 x/menit
KALA II
No Data Etiologi Masalah
DS : Klien mengeluhkan nyeri semakin Penurunan Nyeri
bertambah pada perut, punggung dan progesteron melahirkan
↓
kemaluannya, klien ingin mengejan
Merangsang hipofise
DO : posterior
- Klien tampak merintih ↓
Keluar oksitosin
kesakitan
↓
- Klien tampak gelisah Kontraksi uterus
- Skala nyeri 8 ↓
Tekanan hidrostatis air
- Klien tampak mengejan sambil ↓
menahan kesakitan Ketuban dan tekanan
- Tampak tonjolan kepala pada ↓
perinium Intrauterine
↓
Penipisan perinium
↓
Dorongan kepala janin
↓
Laserasi kelahiran
↓
Muncul mediator
kimia. Merangsang
bradikinin.
Prostaglandin.
Histamin.
↓
Persepsi nyeri
hypotalamus
↓
Nyeri
KALA III
No Data Etiologi Masalah
Ds : Ibu mengatakan perutnya terasa Management kala III Nyeri
melilit dan mules serta terasa ↓ berhubunga
Kontraksi uterus
nyeri pada jalan lahir. n dengan
↓
Do : Involusi uteri infolusi uteri
- Ekspresi wajah meringis ↓
Muncul mediator
- Skala nyeri 5 kimia, merangsang
- Plasenta lahir spontan, ketiledon bradikinin,
lengkap prostaglandin,
histamin
- Perdarahan ± 150 cc. ↓
Persepsi nyeri
hypotalamus
↓
Nyeri
KALA IV
No Data Etiologi Masalah
Ds : Ibu mengatakan lemas Do : Kontraksi uterus Kelelahan
- Ekspresi wajah tampak kelelahan ↓ berhubungan
Tekanan hidrostatis
- TFU setinggi pusat dengan
air ketuban dan
- TD : 120/80 mmHg tekanan intrauterine kontraksi
naik uterus kuat
- RR: 20x/menit
↓ dan cepat
- Nadi : 80x/menit Serviks mendatar dan
terbuka
↓
Kontraksi kuat dan
cepat
↓
Penekanan pada vena
inferior
↓
Penurunan aliran balik
ke jantung
↓
Curah jantung
menurun
↓
Energi berkurang
↓
Kelelahan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kala I 1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan kontraksi uterus.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kala I
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Kep. Hasil
Nyeri Setelah dilakukan Pain management
melahirkan tindakan keperawatan 1. Lakukanpengkaji
berhubunga 1. Mengetahui
n dengan selama kala I klien an nyeri secara
tingkatan nyeri
kontraksi mampu beradaptasi komprehensif dan
uterus karena kontraksi
dengan baik Dengan lakukan
unterus
kriteria: pemantauan
2. Tekhnik
• Pain level kontraksi uterus
pernapasan dapat
• Pain control 2. Ajarkan tekhnik
meningkatkan
• Comfort level pernafasan
relaksasi otot-otot
Ditandai dengan : 3. lakukan masase
abdomen
Mampu Punggung 3. Merupakan tekhnik
mengontrol nyeri 4. anjurkan untuk untuk mengalihkan
( tahu penyebab memberi air hangat perhatian dari nyeri
nyeri, mampu untuk mengompres 4. Membantu relaksasi,
menggunakan pinggang bawah meningkatkan
teknik 5. anjurkan klien kenyamanan
nonfarmokologi banyak berdoa dan 5. Membantu klien
untuk mengurangi mengajarkan doa tenang dengan cara
nyeri) melahirkan spiritual dan
Melaporkan 6. Anjurkan klien memberikan
nyeri berkurang posisi miring kiri sugesti
dengan 6. Menghindari
menggunakan penekanan vena kava
manajemen nyeri sehingga
Melaporkan rasa meningkatkan
nyaman setelah
sirkulasi ke ibu
nyeri berkurang
maupun
26
Kala II
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Kep. Hasil
Nyeri Setelah dilakukan Pain management
melahirkan tindakan keperawatan 1. Lakukan
berhubungan
dengan selama kala II klien pengkajian nyeri 1. Mengetahui
dilatasi uterus mampu beradaptasi secara tingkatan nyeri
pemantauan 2. Tekhnik
Pain level
kontraksi uterus pernapasan dapat
Pain control
meningkatkan
Comfort level Ditandai 2. Ajarkan tekhnik
pernafasan relaksasi otot-otot
dengan :
3. lakukan masase abdomen
Mampu
punggung 3. Merupakan tekhnik
mengontrol nyeri
( tahu penyebab 4. anjurkan klien untuk mengalihkan
nyeri, mampu perhatian dari
banyak berdoa
menggunakan
nyeri
teknik 5. anjurkan klien
nonfarmokologi mengejan saat 4. Membantu klien
kontraksi tenang dan
memberikan
untuk 6. Kolaborasi sugesti
mengurangi dengan bidan 5. Mengejan saat
untuk proses
nyeri) persalinan kontraksi
Melaporkan membantu
nyeri berkurang
pengeluaran bayi
dengan
menggunakan 6. Membantu
manajemen nyeri pengeluaran bayi
Melaporkan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
Kala III
Diagnosa Tujuan dan kriteria
Intervensi Rasional
Kep. Hasil
Nyeri Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
berhubunga tindakan keperawatan lokasi, lokasi nyeri, lama
n dengan nyeri, setiap
involusi selama 1x24 jam karakteristik, berapa lama nyeri.
uteri masalah keperawatan durasi, Unruk
mengurangi nyeri
klien berkurang frekuensi,kualit 2.
secara non
ditandai dengan : as, intensitas farmakologis.
Kriteria hasil : nyeri. Untuk
mengurangi nyeri
1. Mampu 2. Ajurkan teknik dan memperlancar
non
mengontrol nyeri. 3. pengeluaran
farmakologis
2. Melaporkan lokhea serta
untuk
memperkecil
bahwa nyeri mengurangi
uteri.
rasa nyeri.
berkurang dengan
Lakukan
menggunakan masasse
manajemen nyeri. fundus.
3.
3. Mampu mengenal
nyeri (skala
intensitas,
28
Kala IV
Diagnosa Tujuan dan kriteria
Intervensi Rasional
Kep. Hasil
Kelelahan Setelah dilakukan Fluid management 1. Mengetahui
berhubunga tindakan keperawatan 1. dorong untuk respon pasien
n dengan
kontraksi selama kala IV klien mengungkapk terhadap
uterus kuat tidak mengalami an perasaan kelelahannya
dan cepat
kekurangan cairan terhadap 2. Mengetahui
Dengan kriteria: keterbatasan jumlah nutrisi
• endurance 2. monitor yang di
• contrentation sumber nutrisi konsumsi oleh
29
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 - 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui
jalan lahir, serta berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (Ardriaansz, 2017).
Persalinan terdiri dari empat kala yaitu, kala I dimulai sejak pembukaan serviks
hingga pembukaan lengkap (10 cm), kala II dari pembukaan lengkap sampai bayi
lahir, kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan kala IV dari lahirnya plasenta sampai dua
jam pertama postpartum (Sutanto & Fitriana, 2018).
B. PENUTUP
Penulis menyadari sepenuhnya penulisan asuhan keperawatan ini masih banyak
kurangnya, oleh karena itu penulis meminta kritik dan saran dari para pembaca.
30
DAFTAR PUSTAKA
Baety, Aprilia Nurul, Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik Pemeriksaan. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012
Benson, Ralph C dan Martin L. Pernoll. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC,
2013.
Budijanto, Didik dkk. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Indonesia, 2015.
Eniyati & Sholihah. Asuhan Kebidanan pada Persalinan Patologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
2013.
Eniyati & Melisa Putri. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012
Fadlun & Feryanto, Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika,
31