Anda di halaman 1dari 133

LAPORAN CONTINUITY OF CARE

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D UMUR 28 TAHUN


DI PMB NILAWATI, S.ST

Disusun oleh :
DAFFINA SYAZAH INDRIANY
P05140319007

Pembimbing Akademik :
Dina Anggraini, M.Tr.Keb

Pembimbing Lahan
Nilawati, S.ST

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE


KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BBL DAN KELUARGA
BERENCANA DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN (PMB)
NILAWATI, S.ST BENGKULU TENGAH
TAHUN 2022

Laporan Pendahuluan

Oleh:
DAFFINA SYAZAH INDRIANY
NIM. P05140319007

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal :

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Dina Anggraini, M.Tr.Keb Nilawati,S.ST


NIP. 197801152008012004

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan
Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb
NIP. 198012102002122002

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan
Kebidanan Dalam Konteks Continuity Of Care. Laporan ini terwujud atas
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :

1. Bunda Yuniarti,SST,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes Bengkulu.
2. Bunda Diah Eka Nugraheni,M,Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Bunda Dina Anggraini, M.Tr.Keb selaku dosen pembimbing akademik.
4. Bidan Nilawati, S.ST selaku pembimbing lahan.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari


bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Bengkulu, November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv

BAB I TINJAUAN TEORI............................................................................ 5


A. Kehamilan........................................................................................... 5
B. Persalinan............................................................................................ 13
C. Bayi Baru Lahir.................................................................................. 30
D. Nifas.................................................................................................... 34
E. Keluarga Berencana............................................................................ 39

BAB II TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN............................................. 52


A. Langkah-langkah Menejemen Kehamilan.......................................... 52
B. Langkah-langkah Menejemen Persalinan........................................... 60
C. Langkah-langkah Menejemen Bayi Baru Lahir................................. 69
D. Langkah-langkah Menejemen Nifas................................................... 75
E. Langkah-langkah Menejemen Keluarga Berencana........................... 81

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 87
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN
1. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan
dimulai dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan
ovum, proses konsepsi, nidasi (implantasi) pada endometrium,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga kira-
kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari ( 43 minggu ),
kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur (cukup bulan), bila
kehamilan 43 minggu disebut dengan kehamilan post matur dan jika
kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature
(Rukiyah. 2014).
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional, kehamilan terbagi menjadi
3trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu, dari minggu ke-28 hingga ke-40 minggu. (Elisabeth, 2015).
2. Proses Kehamilan
Pada proses kehamilan ada beberapa tahapan, yaitu :
a) Konsepsi
Konsepsi adalah sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur yang
menandai awal kehamilan. peristiwa ini merupakan rangkaian
kejadian yang meliputi pembentukan gamet ( telur dn sperma),
ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi
embrio didalam uterus. (Kusmiyati, 2013)
b) Fertilisasi
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani atau
sperma dengan sel telur dituba fallopi. Pada saat kopulasi antara pria
dan wanita (senggama atau coitus), dengan ejukasi sperma dari
saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan
cairan mani yang berisi sel-sel sperma ke dalam saluran reproduksi
wanita. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim,
masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mumngkin dipengaruhi juga oleh
peranan kontaksi miometrium dan dinding tuba juga terjadi saat
senggama. Rukiyah;Yulianti, 2014)
c) Nidasi
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Pada akhir minggu pertama (hari ke
5 sampai hari ke 7) zygot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus
sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengruh progesteron
dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium
dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara
kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif. Setelah
implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium
terus berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem
pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta, yang kemudian
berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigensi bagi jaringan
embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin. (Rukiyah;Yulianti,
2014).
3. Tanda-tanda kehamilan
Untuk menentukan kehamilan yang sudah lanjut memang tidak sukar,
tetapi menentukan kehamilan awal sering kali tidaklah mudah, terutama
bila pasien baru mengeluh terlambat haid beberapa minggu saja. Keadaan
ini akan lebih sulit lagi bila pasien sengaja menyembunyikan
kehamilannya, misal unwanted pregnancy atau sebaliknya pada orang
yang sangat ingin hamil. Berikut ini adalah tanda-tanda kehamilan yaitu :
a) Tanda Dugaan kehamilan
1) Amenorea ( berhentinya menstruasi )
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.
Lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan
hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah
yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut dengan morning
sicknes.
3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-
bulanan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya
kehamilan.
4) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada
pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolisme pada kehamilan yang akan
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas
metabolisme hasil konsepsi.
6) Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudara.
7) Sering kemih
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering,
terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus kekandung
kemih.
8) Konstipasi dan obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus ( tonus
otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB
9) Dan yang lainnya seperti pigmentasi kulit dan varises.
b) Tanda-tanda kehamilan yang tidak pasti
Beragam tanda kehamilan yan tidak pasti adalah:
1) Rahim membesar
2) Hasil positif pada tes kehamilan, padahal kemungkinan hasil tes
positif bisa palsu karena terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan
3) Sakit punggung (Triyana,2013)
c) Tanda pasti hamil
Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan keberadaan janin
secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi
kesehatan yang lain.
1) Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan stetoskop
laenec pada minggu 17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat.
Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan
lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12.
2) Palpasi, yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya
menjadi jelas setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat
dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24. (Kusmiyati,2013).
4. Pembagian Trimester dalam kehamilan
a. Trimester I : Dari minggu pertama ssampai dengan minggu ke 12
( 0-12 minggu)
b. Trimester II : Dari minggu ke 13-27 (15 minggu)
c. Trimester III : Dari minggu ke 28-40 minggu (13 minggu).
(Kusyanti,Dkk. 2015).
5. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Trimester 3
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Pada trimester 3 isthmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada
kehamilan tua karena kontrakasi otot-otot bagian atas uterus, SBR
menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bahwa yang lebih tipis.
Batas itu dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologis dinding
uterus, di atas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada dinding SBR.
a. 28 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifoideus (25
cm)
b. 32 minggu : fundus uteri terletak kira-kira antara 1/2
jarak pusat dan prosesus xifoideus (27 cm).
c. 36 minggu : fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah
prosesus xifoideus (30 cm)
d. 40 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di bawah
prosesus xifoideus (33 cm)
Setelah minggu ke 28 kontraksi Braxton Hicks semakin jelas,
terutama pada wanita yang langsing. Umumnya akan menghilang
bila wanita tersebut melakukan latihan fisik atau berjalan. ( Yuni
Kusmiati, 2009).
2) Serviks
Akibat bertambah aktifitas uterus selama kehamilan, serviks
mengalami pematangan secara bertahap, dank anal yang mengalami
dilatasi. Secara teoritis, pembukaan serviks biasanya terjadi pada
primigravida selama 2 minggu terakhir kehamilan, tapi biasanya
tidak terjadi pada multrigravida hingga persalinan dimulai. Namun
demikian, secara klinis terdapat berbagai variasi tentang kondisi
serviks pada persalinan.
3) Vagina
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatkan ketebalan mukosa, mengendornya
jaringan ikat, hipertrofi otot polos. Perubahan ini mengakibatkan
bertambah panjangnya dinding vagina. Papilla mukosa juga
mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresi akan
berwarna keputihan menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan
hasil dari peningkatan produksi asam laktat glokogen yang
dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus
acidopillus. (Hutari Puji Astuti, 2012)
b. Sistem traktus uranius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kemih
akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter
berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat
ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urin dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urin.
c. Sistem respirasi
Pada minggu ke 32 ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat
kesulitan. (Yuni Kusmiati, 2009)
d. Kenaikan berat badan
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg.
Tabel rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan
berdasarkan indeks massa tubuh

Kategori IMT Rekomendasi


Rendah < 19,8 (kg)
12,5 -18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5

Sumber: Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta, halaman 180.

Pada trimester ke 2 dan 3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan


menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg, sementara pada
perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat
badan perminggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.
Penambahan berat badan
selama kehamilan

Jaringan dan cairan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu

Janin 5 300 1500 3400


Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mamae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan ekstraseluler 0 30 80 1480
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500
Sumber: Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta, halaman 180
e. Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak
pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level
terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34 minggu massa RBC terus
meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan RBC menyebabkan
penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil lanjut mengeluh sesak
nafas dan pendek nafas. Hal ini di temukan pada kehamilan meningkat
untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus.
Walaupun aliran darah uterus meningkat dua puluh kali lipat, ukuran
konseptus meningkat lebih cepat.
Akibatnya lebih banyak oksigen diambil dari darah uterus selama
masa kehamilan lanjut. Pada kehamilan cukup bulan yang normal,
seperenam volume darah total ibu berada di dalam sistem perdarahan
uterus. Kecepatan rata-rata aliran darah uterus ialah 500 ml/mernit dan
konsumsi rata-rata oksigen uterus gravid ialah 25 ml/menit. Tekanan
arteri maternal, kontraksi uterus dan posisi maternal mempengaruhi
aliran darah. Estrogen juga berperan dalam mengatur aliran darah uterus.
f. Sistem Musculoskeletal
Sendi pelvic pada saat hamil sedikit dapat bergerak. Perubahan tubuh
secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur
dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi
abdomen yang membuat pinggul miring ke depan, penurunan tonus
otot perut dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi
wanita bergeser ke depan. Kurva lumbo sacrum normal harus
semakin melengkung dan di daerah servikordosal harus terbenuk
kurvatura (fleksi anterior kepala berlebihan) untuk mempertahankan
keseimbangan. (Heni Puji Wahyuningsih, 2009)
g. Payudara
Di akhir kehamilan kolostrum dapat keluar dari payudara,
progesteron menyebabkan puting lebih menonjol dan dapat digerakkan.
Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis lactose dan akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI. Pada bulan yang sama aerolanakan lebih
besar dan kehitaman. (Hutari Puji Astuti, 2012).
B. PERSALINAN
1. Pengertian
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi
pada kehamilan yang cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai
adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi
serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase
belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada
komplikasi pada ibu dan janin (Indah, Firdayanti 2019).
Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau
lebih tanpa penyulit.
Menurut Mayles dalam (Kemenkes, 2016) Persalinan adalah suatu
proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan
kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi
sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses
persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam.
Persalinan normal ialah suatu proses pengeluaran bayi dengan
usia cukup bulan, letak memanjang atau sejajar dengan sumbu badan ibu,
presentasi belakang kepala, diameter kepala bayi dan panggul ibu
seimbang, serta dengan tenaga ibu sendiri (Yulizawati, 2019)
2. Tanda dan gejala persalinan
a. Tanda dan gejala permulaan persalinan
1) Kepala turun memasuki pintu atas panggul. Pada primigravida
terjadi menjelang minggu ke-36.
2) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.
3) Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.
4) Sakit pinggang dan di perut.
5) Servik mulai lembek dan melebar.
b. Tanda-tanda persalinan inpartu
1) Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.
2) Pengeluaran lendir bercampur darah.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukan
terjadinya perlukaan, pendataran, dan pembukaan
serviks.
3. Tahapan Proses Persalinan
Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala I
persalinan dimulai dari ketika telah mencapai kontraksi uterus dengan
frekuensi, intensitas dan durasi yang cukup untuk menghasilkan
pendataran dan dilatasi serviks yang progesif. Kala I persalinan selesai
ketika serviks sudah lengkap mencapai (10 cm) sehingga memungkinkan
kepala janin masuk dan lewat. Oleh karena itu, kala I persalinan disebut
dengan stadium pendataran dan dilatasi serviks. Kala II persalinan di
mulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap dan berakhir ketika janin telah
lahir. Kala II persalinan disebut juga dengan stadium eksplusi janin. Kala
III persalinan di mulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala III persalinan di sebut
juga dengan stadium pemisah dan eksplusi plasenta (Kostania 2020). Kala
IV juga di anggap penting karna di kala IV ini dapat diamati jika terjadi
pendarahan post partum. Berikut merupakan uraian masing-masing dari
kala persalinan tersebut:
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I di mulai dari saat persalinan dimulai (pembukaan nol) sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:
1) Fase laten: berlangsung selama 7-8 jam, serviks membuka hingga 3
cm.
2) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam, serviks membuka dari 4 cm
sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, di bagi atas 3 fase:
a) Fase akselarasi: berlangsung dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
b) Fase dilatasi maksimal: berlangsung dalam waktu 2 jam
pembukaan dan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi
9 cm.
c) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lebih lambat sekali
berlangsung dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi
lengkap.
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala ini disebuBt juga dengan stadium eksplusi janin atau kala
pengeluaran janin, dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan
berakhir ketika janin sudah dilahirkan. Pada kala ini janin di dorong
keluar dengan kekuatan his dan kekuatan ibu saat mengedan. Pada
primigravida, penurunan bagian terbawah janin terjadi secara khas
agak lambat tapi mantap. Namun pada multigravida penurunan
berlangsung cepat.
c. Kala III (Pelepasan Plasenta)
Stadium pemisah dan eksplusi plasenta, kala III ini dimulai segera
setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta dan selaput ketuban, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat
di perkirakan dengan tanda-tanda, yaitu uterus membundar, uterus
terdorong ke atas karena plasenta dilepas se segmen bawah rahim, tali
pusat memanjang dan terjadi semburan darah tiba-tiba.
d. Kala IV (Kala Pengawasan)
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir dan untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
bahaya pendarahan post partum. Masa post partum merupakan saat
paling kritis untuk mmencegah kematian ibu, terutama kematian yang
disebabkan karena pendarahan. Selama kala IV petugas harus
memantau ibu setiap setiap 15 menit pada jam pertama setelah
kelahiran plasenta dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
Jika kondisi ibu kurang atau tidak stabil, maka ibu harus lebih sering di
pantau (Yulizawati 2019).
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a. Faktor power (Kekuatan mengejan)
Power adalah kekuatan dari ibu untuk mendorong janin keluar dari
jalan lahir. Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan
ialah: his, kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari
ligament, dengan kerja sama yang baik dan sempurna. Kesulitan dalam
jalannya persalinan (distosia) karna kelainan his adalah his yang tidak
normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga dapat menghambat
kelancaran persalinan. Kelainan his sering di jumpai pada multigravida
dan grandemulti. Faktor yang memegang peran penting pada kekuatan
his antara lain faktor herediter, emosi, kekuatan, salah pimpinan
persalinan.
b. Faktor Passage (Jalan Lahir)
Faktor jalan lahir yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya
persalinan tindakan anata lain: ukuran panggul sempit, kelainan pada
vulva, kelainan pada vagina, kelainan pada serviks uteri, uterus dan
ovarium. Faktor jalan lahir di bagi atas: bagian keras: tulang-tulang
panggul, bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan, dan ligament-
ligament.
c. Faktor Passanger (Janin)
Faktor bayi atau janin yang sangat berpengaruh pada proses
persalinan. Pada keadaan normal, bentuk bayi, berat badan bayi, posisi
dan letak dalam perkembangannya sampai pada akhir kehamilan dan
siap untuk di lahirkan, bayi mempunyai kekuatan mendorong dirinya
keluar sehingga persalinan berjalan dengan spontan.
d. Pisikis ibu
Psikis ibu merupakan hubungan saling mempengaruhi yang runut
antara dorongan psikologi dan fisiologis dalam diri wanita dengan
pengaruh dorongan tersebut pada proses kelahiran bayi. Salah satu
kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi atau menghambat proses
persalinan adalah rasa cemas. Beberapa determinan terjadinya
kecemasan pada ibu bersalin :
1) Cemas sebagai akibat dari nyeri persalinan.
2) Keadaan fisik ibu.
3) Kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan.
4) Dukungan dari lingkungan sosial (suami/keluarga).
5) Latar belakang psikososial (pendidikan dan sosial ekonomi).
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lamanya Persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan sehingga persalinan
berlangsung lama yaitu:
a. Faktor ibu
1) Usia ibu
Usia ibu merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan
dengan kualitas kehamilan atau berkaitan dengan kesiapan ibu
dalam reproduksi. Usia reproduksi yang optimal bagi seseorang ibu
untuk hamil dan melahirkan ialah 20-35 tahun karena pada usia ini
secara fisik dan psikologi ibu sudah cukup matang dalam
menghadapi kehamilan dan persalinan, jika umur ibu kurang dari
20 tahun maka semakin muda umur ibu maka fungsi reproduksi
belum berkembang dengan sempurna sehinga kemungkinan terjadi
komplikasi dalam persalinan akan lebih besar. Jika usia ibu lebih
dari 35 tahun juga akan beresiko, maka semakin tua umur ibu maka
akan terjadi kemunduran yang progresif dari endrometrium
sehingga untuk mencukupi nutrisi di butuhkan pertumbuhan
plasenta yang lebih luas sehingga menyebabkan proses kehamilan
dan persalinan beresiko.
2) His
His merupakan suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang
fisiologis pada persalinan. His dikatakan baik apabila memiliki
frekuensi kurang dari 2x10 menit dengan durasi lebih dari 40 detik,
dan his di katakan kurang baik jika memiliki frekuensi kurang dari
2x10 menit dursi kurang dari 40 detik (Surtiningsih, 2017).
3) Paritas
Paritas adalah wanita yang sudah melahirkan bayi hidup.
Paritas primipara yaitu wanita yang telah melahirkan bayi hidup
sebanyak satu kali, multipara yaitu wanita yang telah melahirkan
bayi hidup beberapa kali di mana persalinan tersebut tidak lebih
dari 5 kali, dan grande multipara yaitu wanita yang melahirkan
bayi hidup lebih dari 5 kali. Paritas dikatakan beresiko bila paritas
lebih dari 4 kali sedangkan paritas yang tidak beresiko jika
melahirkan 2-3 kali.
Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka
kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas lebih tinggi
pula kematian maternal (Rohani and Nusantara 2017).
b. Faktor janin
1) Sikap janin
Sikap janin adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu
dengan yang lain dengan bagian yang lain. Janin mempunyai
postur yang khas (sikap) saat berada di dalam rahim. Hal ini
merupakan suatu akibat dari pola pertumbuhan janin dan sebagian
akibat penyesuaian janin terhadap bentuk organ janin. Pada kondisi
normal punggung janin sangat fleksi, kepala fleksi ke arah dada,
paha fleksi ke arah sendi lutut, tangan di silangkan di depan toraks
dan tali pusat terletak di antara lengan dan tungkai sikap janin ini
di sebut sebagai fleksi umum. Penyimpangan sikap normal dapat
menyebabkan kesulitan saat anak akan di lahirkan. Misalnya, pada
saat presentasi kepala dengan kepala janin ekstensi atau fleksi yang
kurang dapat menyebabkan diameter kepala janin berada di posisi
yang tidak menguntungkan terhadap ukuran pangul ibu.

2) Letak janin
Menurut Mochtar dalam (Made Ayu 2017), letak janin adalah
hubungan panjang sumbu (punggung) tubuh janin terhadap
panjang sumbu (punggung) tubuh ibu. Letak janin di bedakan
menjadi 3 yaitu :
a) Letak memanjang
Sumbu bayi sejajar dengan panjang sumbu (punggung) ibu.
Posisi ini masih di bedakan menjadi 2 bagian meliputi :
(1) Letak kepala berada di bagian bawah rongga rahim (janin
letak memanjang presentasi kepala). Letak janin inilah
yang di harapkan, karena dengan posisi ini daoat
memudahkan proses persalinan alami melalui jalan lahir.
Karena ketika persalinan berlangsung, kepala janin akan
terdorong ke arah pintu jalan lahir. Jika kepala sudah
berhasil keluar, maka seluruh bagian tubuh akan mudah
utuk dikeluaran.
(2) Kepala berada di bagian atas rongga rahim (janin letak
memanjang presentasi sumsang). Letak biasanya
bervariasi, ada yang bokong saja di bagian bawah rahim
dan ada pula yang kaki terlebih dahulu.
b) Letak lintang
Sumbu panjang janin melintang dan membentuk sudut tegak
lurus terhadap sumbu panjang tubuh ibu.
c) Letak miring
Letak janin tidak memanjang dan tidak lintang.
3) Malposisi
Malposisi merupakan posisi abnormal dari puncak kepala janin
(dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) dipanggul ibu.
Malposisi juga merupakan sebagai petunjuk tidak berada di
anterior.

4) Malpresentasi
Presentasi janin tersering adalah presentasi belakang kepala.
Pada posisi tersebut, kepala janin fleksi dan wajah janin
menghadap kearah punggung ibu. Hal ini memungkinkan diameter
anterior-posterior yang terpendek dari kepala janin bergerak
melewati panggul dan mengakibatkan kemajuan dalam penurunan
kepala janin secara efisien. Namun bila janin mengalami
malpresentasi maka hal ini bisa terjadi pada posisi dahi, bahu,
muka dengan dagu posterior atau kepala sulit lahir pada presentasi
bokong. Jadi dapat di simpulkan bahwa malpresentasi merupakan
semua presentasi janin selain presentasi belakang kepala.
5) Janin besar
Janin yang besar kemungkinan dapat di lahirkan dengan mudah
melalui panggung yang lebih luas, sedangkan janin kecil mungkin
dapat di lahirkan mudah dengan melalui panggul yang kecil. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkiraan berat dan
ukuran janin, faktor yang pertama yaitu besar dan beratnya ibu. Ibu
yang gemuk cenderung memiliki janin yang besar juga. Faktor
yang kedua ialah paritas. Secara umum bayi-bayi cenderung
menjadi lebih besar dengan meningkatnya paritas. Faktor ketiga
adalah keadaan ibu, dimana ibu yang diabetes atau keadaannya
tidak terkendali dengan baik cenderung mendapat bayi yang lebih
besar. Batasan berat normal bayi yang umum untuk bayi aterem
sebaiknya kisaran 2500-4000 gram.
6) Kelainan kongenital
Hal ini sering terjadi apabila ada kelainan pada janin, misalnya
hidrosefalus, pertumbuhan janin lebih dari 4000 gram, bahu yang
lebar dan (gameli) kembar.
c. Faktor Jalan Lahir
1) Disporposisi Kepala Panggul (DKP)
DKP adalah ketidakseimbangan antara luasnya panggul dengan
besarnya janin kemungkinan penyebab DKP yaitu :
a) Bayi besar (diproporsi absolut) yaitu faktor hereditas,
postmaturitas, diabetes, dan multiparitas.
b) Presentasi abnormal (disproposi relatif)
Janin lahir normal dalam posisi occipito anterior. Jika
kepala fleksi dengan baik kemudian kepala dalam posisi
diameter suboccipito bregmatika dimana diameternya (9,5 cm)
dan akan mudah melewati panggul. Pada presentasi yang lain
akan menghasilkan presentasi dengan diameter yang lebih
besar ( 11,5 cm- 13,5 cm).
c) Panggul sempit
Ibu bertubuh pendek <150 cm yang biasanya berkaitan
dengan malnutrisi dan terjadinya kelainan panggul merupakan
resiko tinggi dalam persalian, tinggi badan <150 berkaitan
dengan panggul sempit. Tinggi badan ibu <145 cm terjadi
ketidakseimbangan antara luas panggul dan besarnya kepala
janin.
d) Abnormalitas pada sistem reproduksi
Misalnya seperti tumor pada pelvis, stenosis vagina kongenital,
perineum kaku, dan tumor vagina.
e) Kelainan velpis dan vagina
Pada awal persalinan mungkin serviks masih tebal dan
belum menipis. Dengan bertambah majunya pembukaan
persalinan dan semakin meningkatnya aktivitas otot uterus,
serviks menjadi lunak dan mendatar serta segmen bawah rahim
menjadi terbentu. Bila ketebalannya sudah tidak ada atau
terjadinya penipisan, makadi katakan bahwa serviks sudah
100% menipis. Pada primigravida akan mengalami penipisan
serviks dalam 3 minggu terakhir kehamilan dan suatu penipisan
serviks yang sempurna akan terjadi pada ssat memasuki proses
perslinan. Sedangkan pada mulitpara sering terjadi perlukaan
serviks tanpa didahului dengan penipisan dari serviks. Pada ibu
multipara akan memasuki persalinan dengan serviks yang
lunak dimana penipisan serviks belum terjadi dengan baik,
namum pembukaan dan penipisan yang cepat akan terjadi
dalam waktu yang bersamaan.
6. 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal
a. Melihat tanda dan gejala kala dua :
1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau
vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
b. Menyiapkan pertolongan persalinan
2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan
menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk yang bersih.
5) Memakai satu sarung tangan steril untuk semua pemeriksaan
dalam.
6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan
memakai sarung tangan steril) dan meletakkan kembali di partus
set tanpa terkontamianasi tabung suntik).
c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vaginan, perineum atau anus
terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan
sekesama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.
Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah
yang benar. Menggati sarung tangan jika terkontaminasi
(meletekkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam
larutan dekontaminasi).
8) Dengan menggunakan teknik akseptik, melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah
lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah sedangkan pembukaan
sudah lengkap, lakukan amniotomi.
9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan.
10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(100-180x/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil pemeriksaan serta asuhan lainnya pada partograf.
d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan
meneran
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Membasmi ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan keinginannya.
a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta
janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai
meneran.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ibu merasa nyaman).
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran:
a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai
keinginan untuk meneran.
b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran.
c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang)
d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu.
f) Menganjurkan asupan cairan per oral.
g) Menilai DJJ setiap lima menit.
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu
primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk
segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil
posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 69
menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak
kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi.
e. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15) Meletakkan kain yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
16) Membuka partus set.
17) Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan.
f. Menolong kelahiran bayi
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan
tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut
dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala
keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk menrean perlahan-
lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bai dengan kain
atau kasa yang bersih.
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses
kelahiran bayi:
a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di
dua tempat dan memotongnya.
21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
g. Lahir bahu
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke
arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan
ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan
menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan
siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (Anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata
kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran bayi.
h. Penanganan bayi baru lahir
25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan
bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami
asfiksia, lakukan resusitasi.
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin
secara IM.
27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.
29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi
mengalami kesulitan bernafas ambil tindakan yang sesuai.
30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya.
i. Oksitosin
31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33) Dalam waktu 2 menit setelah kelaihran bayi, berikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu.
j. Peregangan tali pusat terkendali
34) Memindahkan klem pada tali pusat.
35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang berada di atas perut ibu,
tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang
tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan
tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan
cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detil, hentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi beriku
mulai.
a) Jika uterus telah berkontraksi, meminta ibu atau seseorang
anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.
k. Mengeluarkan plasenta
37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah
pada uterus.
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selama 15 menit : mengulangi pemberian oksitosin 10
unit IM, menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi
kandung kemih dengan menggunakan teknik akseptik jika
perlu, meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan,
mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya,
dan merujuk ibu jikaplasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit
sejak kelahiran bayi,
38) Jika plasenta terlihat di introitus baginam melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar hingga selaput
ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput
ketuban tersebut.
a) Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan steril dan
memeriksa bagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps steril
untuk melepaskan bagian selaput ketuban yang tertinggal.
l. Pemijatan uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras).
m. Menilai perdarahan
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
a) Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan massase
selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
n. Melakukan prosedur pasca persalinan
42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik.
43) Mencelupkan kedua tangan memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkannya dengan kain
yang bersih dan kering.
44) Menempatkan klem tali pusat steril atau mengikatkan tali DTT
dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang bersebarangan
dengan simpul mati yang pertama.
46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5%.
47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam:
a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.
e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan
penjahitan dengan anestesi lokal dan menggunakan teknik yang
sesuai.
50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase
uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
51) Mengevaluasi kehilangan darah.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pascapersalinan.
a) Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama dua
jam pertama pascapersalinan.
b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
o. Kebersihan dan keamanan
53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Memcuci dan membilas peralatan
setelah dekontaminasi.
54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan
cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakain
yang bersih dan kering.
56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan menggunakan air
bersih.
58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
p. Dokumentasi
60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
(Prawirohardjo 2016).

C. BAYI BARU LAHIR (BBL)


1. Pengertian
Bayi Baru Lahir Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram dan harus menyelesaikan diri dari kehidupan intra uteri ke
kehidupan Ekstra Uteri (Marmi, 2014).
2. Ciri-ciri bayi normal
Menurut Marmi, 2014 ciri bayi normal adalah :
a. Berat badan 2500-4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48-52 cm.
c. Lingkar dada 30-35 cm.
d. Lingkar kepala 33-35 cm.
e. Bayi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian
menurun sampai 120-140 x/menit.
f. Pernapasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 x/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subeutan cukup
terbentuk dan diliputi Vernic Caseosa.
h. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
i. Kuku telah agak panjang dan lemas.
j. Genetalia, labia minora sudah menutupi labia mayona (perempuan), testis
sudah turun( pada anak laki-laki)
k. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l. Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
m. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda diatas telapak
tangan , bayi akan mengenggam/ adanyanya gerakan reflek.
n. Eliminasi Bayi, urin dan Mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.
Mekonium berwarna hitam kecoklatan).

3. Perubahan- perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir


Menurut Syahlan (2015) perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru
lahir yaitu :
a. Perubahan Metabolisme Karbohidrat.
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan gula darah
untuk menambah Energi pada jam-jam pertama setelah diambil dari
Metabolisme asam lemak.
b. Perubahan Suhu Tubuh
Ketika bayi lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari
suhu yang berada didalam rahim ibu. Apabila bila bayi dibiarkan dalam
suhu kamar 25 oC, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi,
radiasi, evaporasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit.
c. Perubahan sistem pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2 dari pertukaran gas
melalui plasenta setelah Bayi Lahir pertukaran gas harus melalui paru-
paru Bayi. Rangsangan untuk gerakan pertama adalah :
1) Tekanan Mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.
2) Penurunan PaO2 dan kenaikan CO2 merangsang kemareseptor yang
terletak di sinus kuratis.
3) Rangsangan Dingin didaerah muka dapat merangsangkan permukaan
gerakan pernapasan.
4) Reflek Deflasi Hering Breur
5) Pernapasan pertama pada bayi baru lahir terjadi normal dalam waktu
30 detik setelah persalinan.
6) Perubahan Sirkulasi Dengan perkembangan paru-paru mengakibatkan
tekanan O2 meningkatkan dan tekanan CO2 menurun, hal ini
mengakibatkan menurunnya Refleksi pembuluh darah paru sehingga
aliran darah kealat tersebut meningkat.
d. Perubahan Alat pencernaan, hati, ginjal, dan alat lainnya mulai berfungsi.
4. Penanganan Bayi Baru Lahir
Menurut (Depkes, 2018) penanganan bayi baru lahir yaitu :
a. Membersihkan jalan nafas
b. Memotong dan merawat Tali Pusat
c. Mempertahankan Suhu tubuh Bayi
d. Memberikan injeksi vitamin K
e. Memberi obat/salep mata, untuk mencegah infeksi
f. Identifikasi Bayi Pembersihan jalan nafs, perawatan tali pusat, perawatan
mata, dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam
keadaan krisis, dan dokter memberi intruksi khusus.
5. Pengkajian Bayi Baru Lahir
Menurut (Depkes, 2018) penanganan bayi baru lahir yaitu :
Fisik Nilai Apgar
0 1 2
Denyut Tidak ada Kurang Lebih dari 100/menit
jantung dari 100x/menit
pernapasan/ Tidak ada Nafas lambat dan Baik
respirasi tidak teratur menangis/teratur
Tonus otot Lemah/tidak ada sedikit gerakan bergerak/Normal
gerakan
Respon Tidak ada respon Menangis lemah Respon baik dengan
terhadap mengangis/normal
stimulus
Warna tubuh Seluruhnya biru Warna kulit tubuh Merah muda/normal
normal merah tidak kebiruan
muda, tapi tangan
dan kaki kebiruan

6. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir


a. Bayi bernafas atau menangis, warna merah muda, denyut jantung .
100/menit, serahkan bayi langsung ke abdomen ibu dan keringkan
dengan handuk kering. Tindakan ini meningkatkan bounding dan
mempertahankan suhu karena kontak langsung kulit dengan kulit.
b. Bayi apneu atau terengah-engah, warna kulit biru dan denyut jantung.
100 stimulasi dengan menggosok punggung menggunakan sebuah
handuk atau tepuk-tepuk kaki dengan lembut. Buka dan bersihakn jalan
nafasdengan melakukan penghisapan pada mulut kemudian hidung
dengan lembut. Berikan oksigen fasial. Jika tidak ada respon pada usia
satu menit denyut jantung menurun atau tetap biru, maka ventilasi ambu
bag dan masker harus dimulai, jika tidak ada peningkatan dalam 2 menit
denyut jantung tidak meningkat pertimbangkan untuk
mempertimbangkan intubasi pada bayi.
c. Bayi apnea atau biru pucat denyut jantung , 100/ menit, ventilasi ambu
bag dan masker harus segera dimulai. Jika tidak ada respon dalam 2
menit maka intubasi bayi.
d. Bayi apnea warna kulit putih, denyut jantun , 60 x/menit, resusitasi
jantung paru penuh perlu dilakukan, lakukan intubasi segera dan mulai
berikan ventilasi tekanan positif intermiten.

D. NIFAS
1. Definisi
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan
pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi , yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini
dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. Sebagian besar dari kematian ibu (88%)
terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan, menandakan bahwa ini
adalah kejadian yang berkaitan erat dengan persalinan kala III.
( Prawirohardjo, 2014)

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas


a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis
dimana dalam asuhan pada ibu masa ini peranan keluarga sangat
penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka
kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) di mana
bidan harus melakukan manejemen asuhan kebidanan pada ibu masa
nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif
maupun penunjang.
c. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus
menganalisa data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas dapat
mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi.
d. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung
masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan di atas dapat
dilaksanakan.
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi dan
perawatan bayi sehat: memberikan pelayanan keluarga berencana.
3. Tahapan masa nifas
Masa nifas dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
a. Puerperium Dini
Merupakan masa pemulihan awal dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan. Ibu yang melahirkan pervaginam yang tanpa
komplikasi dalam 6 jam pertama setelah kala IV dianjurkan untuk
mobilisasi segera.
b. Puerperium intermedial
Suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi secara
perlahan-lahan akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa ini
berlangsung selama kurang lebih 6 minggu atau 42 hari

c. Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pilih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi. Rentang waktu remote puerperium berbeda
untuk setiap ibu, tergantung dari berat ringannya komplikasi yang
dialami selama hamil atau persalinan.
4. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
a. Uterus
Terjadi involusi/pengerutan uterus yaitu uterus kembali ke kondisi
semula seperti belum hamil dengan berat uterus 60 gram. Proses
involusi uterus :
a) Autolisis
b) Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system
vaskuler dan system limphatik
c) Efek oksitosin
b. Tinggi Fundus Uteri masa post partum :
1) TFU hari 1 post partum 1-2 jari di bawah pusat
2) TFU hari 2 post partum 2- 3 jari di bawah pusat
3) TFU hari 4- 5 post partum pertengahan simpisis dan pusat
4) TFU hari 7 post partum 2- 3 jari di atas simpisis
5) TFU hari 10- 12 post partum tidak teraba lagi 4
c. Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu kedua hanya 3-4 cm,
dan akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta sangat khas
sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak
pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombus.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan difragma pelvisserta fasia yang meregang
sewaktu kehamilandan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligament rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi.
e. Serviks
Segera setelah berakhirnya kala III, serviks menjadi sangat lembek,
kendur, dan terkulai. Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama
di bagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan
vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil,
beberapa hari setelah persalinan pinggir-pinggirnya retak karena
robekan dalam persalinan.
f. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
selama masa nifas. Lochea mempunyai bau amis (anyir), meskipun
tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda pada setiap wanita.
Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat sebagai berikut:
1) Lochea rubra (Cruenta), keluar pada hari 1- 2 pasca persalinan,
berwarna merah mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban,
jaringan dan desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekoneum.
2) Lochea sanguinolenta, keluar pada hari ke 3-7 pasca persalinan,
berwarna merah kuning dan berisi darah lendir.
3) Lochea serosa, keluar pada hari ke 7-14 pasca persalinan,
berwarna kecoklatan mengandung lebih banyak serum dan lebih
sedikit darah, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi
plasenta.
4) Lochea alba, keluar sejak 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna
putih kekuningan mengandung leukosit, selaput lender serviks dan
serabut jaringan yang mati. Umumnya jumlah lochea lebih sedikit
bila wanita postpartum dalam posisi berbaring daripada berdiri.
g. Perubahan vagina dan perineum
1) Membentuk lorong berdinding lunak dan luas, perlahan mengecil
tetapi jarang kembali ke ukuran nulipara rugae terlihat kembali
pada minggu ke-3.
2) Berkurangnya sirkulasi progesterone mempengaruhi otot-otot pada
panggul, perineum, vagina dan vulva.
3) Proses ini membantu pemulihan kearah tonisitas/elastisitas normal
dari ligament otot rahim
4) Merupakan proses bertahap yang berguna bila ibu melakukan
mobilisasi, senam nifas dan mencegah timbulnya konstipasi.
5. Kunjungan Masa Nifas
Dalam hal ini pemerintah membuat kebijakan program nasional
dengan merekomendasikan kunjungan pada ibu nifas minimal 4 kali
selama masa nifas (Marmi, 2011).
Tujuannya untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, mencegah
kemungkinan adanya gangguan kesehatan pada ibu dan bayi,
mendeteksi adanya komplikasi yang terjadi pada masa nifas, dan
menangani dengan segera apabila terjadi masalah yang timbul pada ibu
nifas dan bayinya. Kebijakan tersebut diantaranya :
1) Kunjungan I
Kunjungan dilakukan pada waktu 6 jam-2 hari post partum, asuhan
yang diberikan dalam kunjungan ini adalah sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas yang
diakibatkan atonia uteri.
b. Melakukan deteksi dini serta melakukan perawatan perdarahan
dengan penyebab lain serta melakukan rujukan apabila
diperlukan.
c. Melakukan KIE pada ibu dan keluarga tentang tanda- tanda
dan cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
d. Melakukan konseling untuk pemberian asi sesegera mungkin.
e. Mengajarkan pada ibu bagaimana melakukan bounding
attachment, atau mempererat hubungan ibu dengan bayi baru
lahir.
f. Mencegah terjadinya hipotermi pada bayi.
g. Selama 2 jam pasca pertolongan persalinan, bidan harus
tinggal untuk menjaga dan memastikan ibu dan bayi dalam
keadaan baik dan sehat.
2) Kunjungan II
Kunjungan dilakukan pada waktu 3 hari – 7 hari post partum,
asuhan yang diberikan dalam kunjungan ini adalah sebagai berikut:
a. Memastikan proses involusi uterus berjalan dengan lancer,
denga ciri-ciri uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus
uteri dibawah umbilicus, dan tidak ada perdarahan abnormal.
b. Menilai dan memastikan tidak ada tanda-tanda demam, infeksi,
dan perdarahan.
c. Memastikani Ibu mendapat istirahat cukup selama masa nifas
berlangsung.
d. Memastikan ibu mendapat asupan nutrisi yang cukup dengan
asupan makanan yang bergizi serta cukup cairan.
e. Memastikan ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dan
benar serta tidak adanya tanda-tanda kesulitan menyusui.
f. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
agar ibu dapat merawat bayinya secara mandiri.
3) Kunjungan III
Kunjungan dilakukan pada waktu 8 hari – 28 hari post partum,
asuhan yang diberikan dalam kunjungan ini kurang lebih sama
dengan asuhan yang dilakukan pada kunjungan ke II.
4) Kunjungan IV
Kunjungan dilakukan pada waktu 29 hari – 42 hari minggu post
partum, asuhan yang diberikan dalam kunjungan ini adalah
konseling KB sejak dini.

E. KELUARGA BERENCANA (KB)


1. Definisi
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang di inginkan. Unutk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda
kehamilan. Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya
mempunyai perencanaan. Perencanaan tersebut di klasifikasikan menjadi
tiga fase, yaitu :
a. Fase menunda kehamilan
Menunda kehamilan dianjurkan bagi pasangan usia subur (PUS)
dengan usia istri kurang dari 20 tahun. Penggunaan kondom kurang
menguntungkan karena kegiatan senggama masih tinggi pada
pasangan muda. Oleh sebab itu, dalam mencari kontrasepsi sebaiknya
mencari metode kontrasepsi yang memiliki reversibilitas dan
efektivitas yang tinggi.
b. Fase menjarangkan kehamilan.
Fase ini biasanya dilakukan pada wanita yang usianya 20-30 tahun
karena rentang usia tersebut merupakan rentang usia terbaik untuk
mengandung dan melahirkan. Selain itu, menjarangkan kehailan
bertujuan agar anak-anak yang telah dilahirkan dapat dirawat dengan
baik dan mendapat kasih sayang serta perhatian yang cukup. Dengan
demikian, sebaiknya metode kontrasepsi yang dipilih adalah metode
kontrasepsi yang memiliki efektivitas dan reversibiltas yang tinggi,
dan tidak menghambat produksi ASI.
c. Fase menghentikan/mencegah kehamilan
Biasanya dianjurkan pada wanita yang berusia lebih dari 30 tahun.
Pada fase ini, penggunaan pil oral kurang dianjurkan karena usia
wanita yang relatif tua dan kemungkinan efek samping serta
komplikasi yang ditimbulkan konrasepsi pil. Oleh sebab itu,
sebaiknya metode kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas
sangat tinggi, dapat dipakai jangka panjang dan tidak menambah
penyakit yang sudah ada.
2. Macam-macam kontrasepsi
a. Kondom
Merupakan sarung karet yang dapat dibuat dari berbagai bahan
diantarannya lanteks(karet),plastic, atau bahan alami yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual. Tipe kondom ada berbagai macam
yaitu kondom biasa,kondom berkontur(bergerigi), Kondo beraroma
dan kondom tidak beraroma.kondom ada yang untuk pria da nada
wanita namun yang lebih terkenal untuk pria.
Keuntungan:
1) Efektif bila digunakan dengan benar.
2) Tidak mengganggu produksi ASI.
3) Tidak menggangu kesehatan klien.
4) Tidak mempunyai pengaruh sistematik.
5) Murah dan dapat dibeli secara umum.
6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan khusus.
Kerugian:
1) Efektifitas tidak terlalu tinggi.
2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi.
3) Agak menggangu hubungan seksual.
4) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
5) Menimbulkan limbah karena membuang kondom sembarangan.
b. Kontrasepsi PIL
Pil adalah obat pencenggah kehamilan yang diminum berisi
hormone estrogen dan atau hormone progestin.Pil telah
diperkenalkan sejak 1960.Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak
hamil dan menginginkan cara pencegahan kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur.
Jenis-jenis kontrasepsi pil:
1) Pil gabungan atau kombinasi
Pada setiap pil mempunyai komposisi yaitu hormone estrogen
dan progestin.Pil gabungan mempunyai cara kerja mencegah
kehamilan dan hamper 100% efektif bila diminum secara
teratur.Dapat dipakai oleh semua ibu usian reproduksi, baik yang
sudah punyah anak maupun yang belum punyah anak.Tidak
dianjurkan pada ibu menyusui,dapat dipakai sebagai kontrasepsi
darurat.
Keuntungan kontrasepsi pil kombinasi:
(1) Memiliki efektifitas tinggi.
(2) Resiko terhadap kesehatan kecil.
(3) Tidak mengganggu hubungan seksual.
(4) Siklus haid tidak teratur.
(5) Dapat digunakan jangka panjang, pada usia remaja
sampai menaupose,dan mudah dihentikan.
(6) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat dan dapat
mencegah kehamilan ekstopik, kanker ovarium dan
kanker endometrium.
Kerugian kontrasepsi pil kombinasi:
(1) Mahal dan membosankan karena digunakan setiap hari.
(2) mual pada 3 bulan pertama.
(3) Berat badan naik, nyeri pada payudara, tidak mencegah
IMS dapat meningkatkan tekanan darah.
(4) Pendarahan bercak terutama 3 bulan pertama.
(5) Pusing dan tidak boleh diberikan pada wanita
menyusui.
Indikasi:
(1) Usia produktif.
(2) Telah mempunyai anak atau belum mempunyai anak.
(3) Gemuk atau kurus.
(4) Pasca kegugugran, riwayat kehamilan ektopik dan
kelainan payudara jinak.
(5) Nyeri haid hebat dan akibat tidak teratur.
b. Kontrasepsi pil khusus – progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari
leher Rahim (merubah sekresi pada lehert Rahim) sehingga
mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah
lingkungan endometrium (lapisan dalam Rahim) sehingga
menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
Pada umumnnya wanita memilih kontrasepsi mini pil dikarenakan
tidak ada kecocokan pada pil kombinasi.
Indikasi kontrasepsi Pil mini:
1) Usia Reproduksi.
2) Telah mempunyai anak atau belum mempunyai anak.
3) Perokok segala usia.
4) Mempunyai tekanan darah tinggi atau masalah dengan
pembekuan darah.
5) Pascapersalinan dan tidak menyusui tidak boleh menggunakan
estrogen.
6) Pasca keguguran.
c. Metode amenore laktasi (MAL)
Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun hingga 6 bulan. Kontrasepsi dapat dikatakan
bahwa laktasi dapat dipertimbangkan sebagai metode keluarga
berencana jika digunakan.
Kelebihan metode ini adalah efektivitasnya tinggi (keberhasilan
98% pada 6 bulan pasca persalinan), segera efektif, tidak
mengganggu senggama, tidak ada efek samping secara sistematik,
tidak perlu pengawasan medis, tidak perlu obat atau alat dan tanpa
biaya. Selain itu bayi mendapat kekebalan pasif, mendapat sumber
asupan gizi terbaik sehingga asupan gizi terpenuhi secara optimal
dan juga terhindar dari paparan terhadap kontaminasi pembuatan
susu formula. Resiko anemia dan perdarahan pasca persalinan
berkurang serta meningkatkan hubungan psikologis antara ibu-bayi
pada wanita yang menerapkan metode sebagai kontrasepsi.
d. Metode Kontrasepsi Alamiah
Metode kontrasepsi alamiah merupakan metode untuk mengatur
kehamilan secara alamiah, tanpa menggunakan alat apapun. Ada
berbagai jenis kontrasepsi dalam metode ini, antara lain natural
family planning, fertility awareness method, rhythm method, pantang
berkala dan periodik abstinens. Metode ini dilakukan dengan
menentukan periode/ masa subur yang biasanya terjadi sekitar 14 hari
sebelum menstruasi sebelumnya, memperhitungkan masa
hidupsperma dalam vagina (48-72 jam), masa hidup ovum (12-24
jam), dan menghindari senggama selama kurang lebih 7-18 hari
termasuk masa subur dari setiap siklus.
e. Metode Kalender (Ogino-Knaus)
Metode kalender atau pantang berkala dicetuskan oleh Kyusuka
Ogino (Jepang) dan Herman Knaus (Australis) pada tahun 1930.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi selalu terjadi pada hari ke- 15
sebelum menstruasi yang akan datang. Sedangkan Ogino berpendapat
bahwa ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 15 sebelumnya.
f. Metode Suhu Basal (Termal)
Metode kontrasepsi ini dilakukan berdasarkan pada perubahan
suhu tubuh. Pengukuran dilakukan dengan mengukur suhu basal
(pengukuran suhu yang dilakukan ketika bangun tidur sebelum
beranjak dari tempat tidur). Tujuan pengukuran ini adalah
mengetahui masa ovulasi. Waktu pengukuran harus dilakukan pada
saat yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak ±3-5 jam serta
masih dalam keadaan istirahat. Pengukuran dapat dilakukan per oral
(3menit), per rektal (1 menit) dan per vagina.
a. Metode Lendir Serviks (Billings)
Metode kontrasepsi ini dilakukan berdasarkan perubahan siklus
lendir serviks yangetrjadi karena perubahan kadar estrogen . pada
setiap siklus menstruasi, sel serviks memproduksi 2 macam lendir
serviks, yaitu lendir estrogenik dan gestragenik.
b. Metode Simpto Termal
Metode ini menggunakan perubahan siklus lendir serviks yang
terjadi karena perubahan kadar estrogen untuk menentukan saat yang
aman untuk bersenggama. Metode simpto termal merupakan gabungan
dari metode suhu basal, metode lendir serviks dan metode kalender.
Tanda dari salah satu metode tersebut dapat dipakai untuk mencocokan
dengan metode lainnya sehingga dapat lebih akurat pada saat
menentukan hari-hari aman bersenggama. Sebagai contoh, menyimpan
catatan lendir serviks dapat bermanfaat pada saat suhu tubuh tinggi
karena demam. Angka kegagalan metode ini sebesar 4,9-34,4
kehamilan pada 100 wanita per tahun.
c. Koitus Interuptus
Koitus interuptus adalah kontrasepsi yang dilakukan dengan
mengakhiri senggama sebelum ejakulasi intervaginal terjadi dan
ejakulasi dilakukan diluar / jauh dari genalia eksternal wanita. Sering
juga disebut withdrawl method. Apakah pria mengalami ajakulasi
prematur atau emngalami “perembesan” cairan pra ejakulasi sebelum
senggama sebaiknya memilih metode kontrasepsi jenis lain.
d. Kontrasepsi Barier Intra-Vagina
Jenis kontrasepsi barier intra-vagina, yaitu diafragma, kap serviks,
spons dan kondom wanita. Satu hal yang perlu diwaspadai pada
penggunaan kontrasepsi barier intra-vagina adalah adanya
kemungkinan sinrom syok toksik, yang muncul karena toksin yang
dihasilkan Staphylococcus aureus. Sindrom ini juga sering terjadi pada
wanita yang memakai tampon vagina saat menstruasi.
e. Kondom Wanita
Kondom wanita sebenarnya merupakan kombinasi antara
diafragma dan kondom. Alasan utama dibuatnya kondom wanita
karena kondom pria dan diafragma biasa tidak dapat menutupi daerah
perineum sehingga masih ada kemungkinan penyebaran
mikroorganisme penyebab IMS.
f. AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau IUD (intra Uterine Device) adalah perangkat kecil
yang diletakakan di rongga Rahim. IUD lebih aman,lebih murah dan
sangat efektif sebagai kontrasepsi jangka panjang.Bagi banyak kaum
wanita merupakan alat kotrasepsi yang terbaik.Alat ini sangat efektif
dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang
menyususl. AKDR tidak akan mempengaruhi isi,kelancaran ataupun
kadar air susu ibu (ASI).Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat
menggunakan sarana kontrasepsi ini.Karena itu, setiap calon pemakai
AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk
alat kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR:
1) Copper-T
AKDR berbentuk T,terbuat dari bahan polyethelen dimana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat
tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan)
yang cukup baik.Jenis ini merupakan metode reversible kedua
yang paling efektig menyaingi sterllisasi bedah dalam mencegah
kehamilan.IUD ini sangat efektif dalam 10 tahun dapat mencegah
kehamilan ektopik dan melindungi terhdap kanker endometrium.
2) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan.Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertical
32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang
mempunyai luas permukaan 200 mm, fungsinya sama seperti
halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
3) Multi Load
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti
spiral atau huruf S bersambung.Untuk memudahkan
kontrol,dipasang benang pada ekornya.Lippes Loop terdiri dari 4
jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnnya.Tipe
A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang
hitam),tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm
(tebal,benang putih) untuk tipe D. Lippers Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah.Keuntungan lain dari pemakain spiral jenis
ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus,sebab terbuat dari bahan plastik.
Keuntungan kontrasepsi IUD:
a) Metode jamgka panjang.
b) Tidak ada efek samping hormonal.
c) Tidak mempengaruhi pemberian ASI.
d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Kerugian kontrasepsi IUD:
a) Tidak melindungi infeksi menular seksual.
b) Munkin sedikit kram, rasa sakit dan bercak darah setelah
insersi.
c) Alergi terhadap tembaga.
d) Menstuasi akan lebih banayk dibandingkan yang normal.
e) Harus rajin control ke tenaga kesehatan.
g. Kontrasepsi Implan (AKBK)
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang bawah kulit
pada lengan ats,alat kontrasepsi ini disusupkan dibawah kulit lengan
ats sebelah dalam.Bentuknnya semacam tabung-tabung kecil atau
pembungkus plastic berongga dan ukurannya sebesar batang korek
apisusuk dipasang seperti kipas dengan enam buh kapsul atau
tergantung jenis susuk yang akan dipakai.Di dalamnya berisi zat aktif
berupa hormone.Susuk tersebut akan mengeluarkan hormone sedikit
demi sedikit.Jadi,konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan
menghalangi migrasi sperma.Pemakain susuk dapat diganti setiap 5
tahun,dan juga yang diganti setiap tahun.
Keuntungan kontrasepsi Implan:
1) Kontrasepsi yang efektif untuk jangka panjang.
2) Tidak menggangu pada waktu hubungan suami istri.
3) Wanita lebih sedikit keluarnnya darah menstruasi mereka juga
tidak kram,sakit kepala dan nyeri pada payudara.
Kerugian:
1) Tidak mencegah penyakit HIV/AIDS.
2) Tidak terjadi perdarahan di luar haid.
3) Kontrasepsi Tubektomi (Sterillisasi pada Wanita)
h. Tebektomi
Tubektomi merupakan suatu tindakan memotong atau menutup
saluran tuba fallopi sehingga memutuskan indikasi: Pada awal
perkembangannya tubektomi atau biasanya dikenal dengan sterilisasi
dilakukan terutama atas indikasi medik,seperti kelainan
jiwa,kemungkinana kehamilan yang dapat membahayakan jiwa
ibu,atau penyakit keturunan.Namun seiring dengan terjadinya
peledakan jumlah penduduk dunia konsep tersebut telah berubah,dan
sekarang kontap merupakan salah satu upayah pembatasan jumlah
anak.
i. Kontrasepsi Vasektomi
Vasektomi adalah tindakan memotong dan menutup saluran
sperma (vasdeferens) yang menyalurkan sperma keluar dari testis.
Vasektomi telah dikenal sejak lama.Pada abad 19 para ahli bedah telah
melakukan vasektomi untuk tujuan pengobatan,seperti mencegah
infeksi dari kelenjer prostat atau hipertrofi kelenjar prostat.Di
Indonesia vasektomi sebagai salah satu pilihan jenis kontrasepsi masih
belum begitu digalakan.Hal ini disebabkan masih adanya anggapan
vasektomi sama dengan dikebiri.
Indikasi:
1) Untuk tujuan kontrasepsi yang bersifat permanen.
2) Untuk tujuan pengobatan supayanmencegah terjadinya
epididitimis.
j. Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik adalah suatu cara kontrasepsi melalui
penyuntikan hormon, baik hormon estrogen dan progesteron maupun
hormon progesteron saja, sebagai suatu usaha pencegahan kehamilan
pada wania usia subur. Ada dua jenis kontrasepsi suntik, yaitu : KB
suntik kombinasi dan KB suntik progestin.
1) Kontrasepsi suntik kombinasi
a) 25 mg depo medrosiprogestreon asetat dan 5 mg estradiol
sipionat (cyclofem)
b) 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat.
Cara pemberian
Keduanya diberikan secara injeksi Intra Musculu (M)
sebulan sekali.
Keuntungan kontrasepsi suntik kombinasi :
(1) Risiko terhadap kesehatan kecil.
(2) Tidak mempengaruhi hubungan suami istri.
(3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
(4) Efek samping kecil
(5) Pemakaian jangka panjang.
(6) Klien tidak perlu menyimapn obat suntik
(7) Terlindung dari penyakit-penyakit radang panggul
(8) Mencegah kehamilan ektopik
(9) Mengurangi nyeri waktu haid.
Kerugian menggunakan kontrasepsi suntik :
(1) Terjadi perubahan pola haid seperti tidak teratur kadang
terjadi bercak/spotting.
(2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan
ini hilang setelah suntikan kedua.
(3) Efektifitas berkurang apabila digunakan bersamaan
dengan obat epilepsi.
(4) Dapat teradi efek samping yang serius seperti penyakit
jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak,
kemungkinan tumor hati.
(5) Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan setelah
pemberhentian pemakaian.
(6) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan
penyakit infeksi menular seksual, penyakit HIV,
hepatitis B.
Indikasi
(1) Usia reproduksi.
(2) Telah memiliki anak maupun belum memiliki anak.
(3) Pascapersalinan dan tidak menyusui.
(4) Riwayat kehamilan ektopik.
(5) Penderita kanker payudara, anemia.
(6) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
2) Kontrasepsi suntikan progestin
Kontrasepesi suntikan progestin dapat dipakai oleh semua
perempuan dalam usia produktif yang sangat efektif cocok untuk
masa laktasi karena tidak menekan ASI, sangat aman digunakan
tetapi kembali kesuburan lambat. Kontrasepsi suntikan yang
mengandung progestin yaitu Depo medroksiprogesteron astet (depo
propera) mengandung 150 DMPA yang diberikan setiap 3 bulan
sekali dengan cara disuntikan intramusculer (IM).
Keuntungan Kontrasepsi Suntikan 3 bulan:
1) Risiko terhadap kesehatan kecil.
2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
3) Tidak di perlukan pemeriksaan dalam.
4) Jangka panjang.
5) Efek samping sangat kecil.
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
Kerugian Kontrasepsi suntik 3 bulan:
1) Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang,
pendarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama
sekali.
2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.
3) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
4) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
5) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
6) Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas
tulang.
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengertian Manajemen Kebidanan SOAP


Pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
kebidanan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian
harus akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat
penting dalam merumuskan suatu diagnosa kebidanan dan memberikan
pelayanan kebidanan sesuai dengan respon individu sebagaimana yang
telah ditentukan sesuai standar dalam praktek kebidanan dalam keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VI/2002 tentang Registrasi
dan Praktik Bidan dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.
Penyusuanan data sebagai indikator dari data yang mendukung diagnosa
kebidanan adalah suatu kegiatan kognitif yang komplek dan bahkan
pengelompokkan data fokus adalah suatu yang sulit.

B. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan Kehamilan


a. Data subjektif
Data subjektif menggambarkan merupakan perkembangan
keadaan didasarkan dari sudut pandang klien tentang ekspresi
klien mengenal kekhawatiran yang dirasakan, dikeluhkan dan
yang diungkapkan klien maupun keluarga klien.
a) Nama
Untuk menyebut atau memanggil orang atau sebagai kata
yang berfungsi sebagai sebutan yang menunjukan orang
atau sebagai penanda identitas seseorang.
b) Umur
Untuk mengetahui faktor resiko penyebab terjadinya
perdarahan kehamilan lanjut.
c) Agama
Untuk memberikan motivasi dorongan moril sesuai dengan
agama yang dianut.
d) Suku bangsa
Untuk mengetahui adat istiadat yang merugikan dan
menguntungkan terutama pada pasien.
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual, informasi hal-hal
baru atau yang menyangkut tentang kesehatan serta
pengetahuan baru karena tingkat pendidikan yang lebih
tinggi juga mempermudah untuk mendapatkan informasi
f) Pekerjaan
Untuk mengetahui status ekonomi dan keadaan ekonomi
keluarganya.
g) Alamat
Untuk mempermudah mencari tempat tinggal pasien jika
diperlukan dalam keadaan yang mendesak sehingga bidan
mengetahui tempat pasien tersebut.
1) Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pada saat
pemeriksaan ketenaga kesehatan. (Masruroh, 2016)
2) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksi pasien/klien.
3) Riwayat hamil sekarang
Riwayat ini untuk mengetahui frekuensi ANC, tempat ANC,
untuk mengetahui usia kehamilan saat ini, HPHT, gerakan
janin, tanda bahaya dan penyulit, imunisasi, obat seperti
penambah darah, dan kekhawatiran khusus serta kebiasaan ibu
minum jamu/obat-obatan dan lainnya serta pergerakan janin.

4) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan lalu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
penyakit menutun dan menular seperti TBC, DM,
Jantung, hipertensi, asma, tipus.
b) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui adanya penyakit menurun atau
menular seperti DM, Hipertensi, jantung , serta
penyakit menular seperti epilepsy, dpat mempengaruhi
kehamilan serta adanya riwayat keturunan kembar.
5) Riwayat perkwaninan
Dikaji untuk mengetahui usia saat menikah, sah apa tidak dan
lamanya pernikahan.
6) Riwayat keluarga berencanan
Untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang pernah dipakai,
lama pemakaian, keluhan pada saat pemakaian alat
kontrasepsi.
7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah pasien pernah mengalami
perdarahan pada kehamilan lanjut pada kehamilan yang lalu.
8) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Makan teratur 3 kali sehari, 1 piring nasi, lauk, sayur dan
buah. Minum kurang lebih 8 gelas perhari seperti susu, air
teh dan air putih.
b) Pola eliminasi
Menggambarkan keadaan BAB meliputi frekuensi, jumlah
konsistensi dan bau serta kebiasaan BAK meliputi warna
dan jumlah
c) Aktivitas
Dikaji untuk mengetahui aktivitas fisik ibu dala kehidupan
ehari-hari
d) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu mandi( normalnya
2 kali sehari), gosok gigi, keramas dan ganti baju setiap
harinya.
e) Pola istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur baik itu tidur siang maupun malam
f) Seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan
hubungan seks dalam satu minggu dan ada keluhan apa
tidak setiap melakukan hubungan seks.
g) Psikososial budaya
Untuk mengetahui apabila ada pantangan makan atau
kebiasaan yang tidak diperbolehkan selama hamil adat
masyarakat setempat, perasaan tentang kehamilan ini, serta
dekungan dari suami dan keluarga terhadap kehamilan ini.
h) Perokok dan pemakai obat-obatan
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan merokok,
menggunakan obat-obatan dan alkohol. Pada perempuan
perokok insiden kasus perdarahan pada kehamilan lanjut
terutama pada solusio plasenta. (Masruroh, 2016)
b. Data Objektif
Data objektif adalah pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium
atau pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan informasi
dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data
objektif ini sebagai data penunjang (Muslihatun, dkk. 2013).
1) Pemeriksaan umum:
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apa baik atau
lemah. keadaan umum atau tanda vital ibu dan janin
mungkin dapat baik atau buruknya tergantun. (Fauziyah,
2016)
b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu compos
mentis, apatis, somnolen.
c) Tanda-tanda vital untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu
apa normal atau tidak
(1) Tekanan darah : Tekanan darah pada ibu hamil tidak
boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik. (Kemenkes RI, 2013)
(2) Denyut nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang
dihitung dalam menit. ( Prawirohardjo. 2014)
(3) Suhu : Apakah ada peningkatan atau tidak.
Normalnya 36,5-37,5°C
(4) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan
yang dihitung dalam 1 menit batas normal dalam 1
menit atau lebih dari 16-24 x/menit
d) Berat Badan
Perubahan berat badan pada ibu hamil sangat penting,
oleh karena itu tiap melakukan pemeriksaan ibu harus
menimbang berat badannya.
e) Tinggi Badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil, kurang dari
145 cm atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak
f) LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu, normal 23,5
cm, ini termasuk resiko tinggi atau tidak
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Rambut : Untuk menilai warna, ketebalan, rontok,
benjolan dan kebersihan
b) Muka
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak adakah
oedema atau tidak serta cloasma gravidarum dan
kebersihan.(Maryunani, 2016)
c) Hidung
Untuk mengetahui ada tidaknya polip, kebersihan,
pengeluaran seperti sekret dan ada tidak pernafasan
cuping hidung.
d) Telinga
Bagaimana keadaan telinga, ada pembengkakan atau
tidak, kebersihan, penguluaran dan pendengaran baik atau
tidak.
e) Mulut
Untuk mengetahui apakah mulut bersih, bibir pucat atu
tidak, ada caries dan gusi berdarah atau tidak
f) Leher
Untuk mengetahui apakah leher ada pembengkakan pada
kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan kelenjar vena jugularis.
g) Dada dan Axilla
Untuk mengetahui bentuk dada dan hyperpigmentasi dan
menonjol puting susu ibu atau tidak, pengeluaran ASI ada
atau tidak, ada benjolan serta nyeri saat ditekan atau
tidak.
h) Ekstremitas
Apakah ada oedea atau tidak, terdapat varices atau tidak,
Reflek patella +/- dan warna pucat atau tidak.

3) Pemeriksaan khusus obstetric


a) Inspeksi : Untuk mengetahui pembesaran perut,
bentuk perut, line alba/nigra, strie albican/livide,
kelainan, ketegangan perut, bekas operasi dan pergerakan
janin.
b) Palpasi
Kontraksi : Untuk mengkaji frekuensi, lamanya dan
kekuatan kontraksi.
Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian janin yang terletak dibagian fundus uteri. Pada
kasus perdarahan kehamilan lanjut salah satunya plasenta
previa janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri
masih rendah. ( Kemenkes RI, 2013)
Leopold II : Untuk menentukkan bagian yang terdapat
disamping kanan dan kiri perut ibu serta letak punggung
janin. Pada kasus perdarahan kehamilan lanjut
Leopold III : Untuk menentukan bagian terbawah janin.
Umumnya pada kasus plasenta previa dan solusio
plasenta turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu
atas panggul akan terhalang karena adanya plasenta
dibagian rahim atau bagian bawah rahim.(Masruroh,
2016)
Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin
sudah berapa jauh masuknya ke pintu atas panggul atau
belum masuk pintu atas panggul, konvergen dan
divergen.
TFU (Mc. Donald) : Untuk mengetahui TFU dengan
cara menggunakan meteran mengukur dari fundus uteri
sampai atas simphisis.
(a) Jika belum masuk pintu atas panggul (TFU-12) x 155
(b) Jika sudah masuk pintu atas panggul (TFU-11) x 155
c) Auskultasi
Merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan
bunyi yang dihasilkan leh tubuh melalui alat stetoskop.
DJJ normal 120-160 x/menit (Sukarni;Sudarti, 2014).
d) Pemeriksaan Panggul
Untuk mengetahui ukuran panggul normal atau tidak ,
berapa ukuran distansia spinarum, distansia kristarum,
conjungata ekterna dan lingkar panggul. (Prawirohardjo,
2014)
e) Pemeriksaan Anogenital
Vulva dan Vagina : Ada varices atau tidak, luka atau
tidak, kemerahan ada atau tidak , ada nyeri atau tidak ,
kelenjar bartholini, pengeluaran pervaginanm ada atau
tidak.. (Nugroho, 2014)
(a) Perineum : Ada bekas luka atau tidak dan ada
keluhan atau tidak
(b) Anus : Ada hemaroid atau tidak dan keluhan
ada atau tidak
4) Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa seperti
pemeriksaan laboratorium yang berguna untuk pemeriksaan
protein urine dan ultrasonografi yang berguna untuk
mengetahui apakah gameli, letak sungsang, lintang, keadaan
ketuban, pemeriksaan darah, hemoglobin, hematokrit,
leukosit, trombosit.
c. Analisa
Analisa merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan data objektif.
Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan
dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun
data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat
dinamis. Hal ini juga akan menuntut bidan untuk sering
melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka
mengikuti perkembangan pasien. Ny “..............”
umur...........tahun, G...P....A umur kehamilan...... minggu,
JTH/Kembar, preskep.presbok, keadaan ibu dan janin baik/tdak.
d. Penatalaksanaan
Pelayanan Standar Minimal 10 T Menurut Kemenkes 2014.
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
2) Pengukuran tekanan darah.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4) Pengukuran TFU.
5) Pemberian imunisasi TT.
6) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.
7) Penentuan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
8) Pelaksanaan temu wicara.
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana minimal tes hemoglobin
darah (Hb), pemeriksaan protein urine, dan pemeriksaan
golongan darah.
10) Tatalaksana kasus.

C. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan Persalinan


1. Data Subjektif
a. Identitas
1) Nama
Dikaji dengan nama yang jelas dengan lengkap, untuk menghindari
adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan klien atau pasien
lainnya.
2) Umur
Untuk menentukan apakah ibu dalam persalinan berisiko karena usia
atau tidak.
3) Agama
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan
spiritual terhadap pasien dan keluarga pada saat persalinan.
4) Suku / Bangsa
Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut oleh pasien
dan keluarga yang berkaitan dengan pesalinan.
5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan istri/suami sebagai dasar
untuk memberikan konseling dan asuhan kebidanan.
6) Pekerjaan
Data ini mengambarkan tingkat ekomoni, pola sosialisasi, dan data
pendukung dalam menentukan pola komunikasi yang akan dipilih
selama asuhan.
7) Alamat
Sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Riwayat mentruasi
1) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk
wanita Indonesia pada usia sekitar 12-16 tahun.
2) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar
23-32 hari.
3) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan.
4) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi misalnya sakit yang sangat, pusing sampai
pingsan, atau jumlah darah yang banyak (Masruroh ,2016)
d. Riwayat kehamilan sekarang
1) HPHT
Untuk mengetahui kapan haid terakhir ibu dan untuk menghitung
usia kehamilan serta tafsiran persalinan.
2) HPL
Untuk mengetahui waktu perkiraan lahir.
3) Obat yang dikonsumsi
Untuk mengetahui apa saja obat yang ibu konsumsi selama masa
kehamilannya.Pemberian vitamin zat besi, satu tablet sehari segera
setelah rasa mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama
kehamilan.
4) Gerakan janin
Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu
pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada kehamilan
multigravida. (Sukarni 2014).
5) Imunisasi TT
Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan
interval minimal 4 minggu.
6) Antenatal Care (ANC)
Untuk mengetahui sudah berapa kali ibu melakukan kunjungan
ANC selama kehamilannya. Idealnya tiap ibu hamil memeriksakan
diri minimal empat kali selama kehamilannya .
Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita
saat ini. Seperti hipertensi, jantung, diabetes mellitus, kehamilan
ganda serta penyakit lainya.

2) Riwayat kesehatan yang lalu


Untuk mengetahui adanya riwayat penyakit yang pernah diderita.
Seperti hipertensi, jantung, diabetes mellitus, kehamilan ganda
serta penyakit lainya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit keturunan yang di
derita pada keluarga, seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung
dan penyakit lainnya.
e. Riwayat perkawinan
Data ini sangat penting untuk kita kaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan serta
kepastian mengenai siapa yang akan mendampingi persalinan.
f. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan antara lain :
1) Usia nikah pertama kali.
2) Status pernikahan sah/tidak.
3) Lama pernikahan
g. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Untuk mengetahui jenis KB apa yang dipakai ibu selama hamil, sudah
berapa lama ibu menggunakan KB tersebut, apa yang ibu keluhkan
selama menggunakan KB tersebut.
h. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
1) Kehamilan
Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil, dan
apakah pernah mengalami abortus atau tidak.
2) Persalinan
Jenis persalinan, lahir aterm atau premature, ditolong oleh siapa,
dimana dan bagaimana keadaan bayinya, waktu lahir, ada atau
tidaknya penyulit.
3) Nifas
Meliputi ada tidaknya penyakit/perdarahan selama nifas, demam,
dan masalah laktasi.
i. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
Data ini penting untuk diketahui agar bisa mendapatkan gambaran
bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil sampai
dengan masa awal persalinan.
2) Eliminasi
Perlu dikaji terakhir kali ibu BAK dan BAB, karena kandung
kemih penuh akan mengganggu pemeriksaan begitu juga dengan
BAB (Norma, 2013).
3) Aktivitas
Kita perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa
dilakukan pasien di rumah.
4) Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh pasien untuk mempersiapkan
energi menghadapi proses persalinannya.
5) Seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seks
dalam satu minggu dan ada keluhan apa tidak setiap melakukan
hubungan seks ( Nugroho, 2014)
6) Personal hygiene
Data ini perlu kita kaji karena akan sangat berkaitan dengan
kenyamanan pasien dalam menjalani proses persalinannya.
2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langlah pertama adalah pengkajian data, terutama
data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan
fisik pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostik lain.
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan.
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien dari
keadaan komposmentis (kesadaran maksimal)
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Untuk mengetahui tekanan darah ibu normal atau tidak,
normalnya 90/60 mmHg sampai140/90 mmHg.
b) Nadi
Untuk mengetahui nadi ibu normal atau tidak, normalnya 60-100
x/menit.
c) Pernafasan
Untuk mengetahui pernafasan ibu normal atau tidak, normalnya
16-24 x/menit.
d) Suhu
Untuk mengetahui suhu ibu normal atau tidak, normal 36,5 – 37,5
ºC
4) Berat badan
Hingga akhir kehamilan pertambahan berat badan yang normal 9 kg
– 13,5 kg.
5) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil. Pada ibu dengan tinggi
badan kurang dari 145 cm terlebih pada kehamilan pertama
tergolong risiko tinggi karena kemungkinan besar memiliki panggul
sempit.
6) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukuran LILA pada ibu digunakan untuk memberi gambaran
tentang status gizi ibu, apakah ibu tersebut mengalami KEP atau
tidak.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Wajah
Untuk mengetahui keadaan muka pucat, Ada oedema atau tidak
b) Mata
(1) Konjungtiva
Untuk menilai konjungtiva anemis atau an anemis.
(2) Sklera
Untuk menilai sclera ikterik atau an ikterik.
c) Hidung
Untuk menilai bentuk hidung simetris atau tidak, adakah
pernapasan cuping hidung, ada polip atau tidak.
d) Telinga
Untuk mengetahui bentuk telingan, keadaan telinga apakah ada
kelainan atau tidak dan ada secret atau tidak.
e) Mulut
Untuk mengetahui mukosa bibir kering atau tidak, lidah stomatitis
atau tidak, dan adakah caries pada gigi.
2) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, dan vena jugularis atau tidak.
3) Dada
Untuk mengetahui kesimetrisan, bentuk dan ukuran,
hiperpigmentasi, areola, keadaan putting susu, kolostrum atau cairan
lain, retraksi, massa, nyeri atau tidak.
4) Abdomen
a) Inspeksi
Pembesaran abdomen sesuai umur kehamilan atau tidak. Apakah
ada luka bekas operasi, apakah tampak striae livide, strae ablican,
dan linea nigra. (Sulistiawaty, 2012).
b) Palpasi
(1) Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang
terdapat pada fundus. Pada bayi letak normal teraba bagian
lunak, dan tidak melenting yang artinya bokong di fundus
uteri.
(2) Leopold II
Untuk mengetahui bagian yang terdapat di samping kanan
atau kiri perut ibu dan letak punggung janin (bagian perut kiri
teraba keras, memajang yang berarti punggung janin dan
bagian kanan teraba bagian kecil janin) atau sebaliknya.
(3) Leopold III
Untuk menentukan bagian janin yang berada di bawah rahim.
Pada bayi letak normal teraba bagian bulat dan melenting
yang artinya kepala.
(4) Leopold IV
Untuk mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah
masuk PAP atau belum. Bila jari-jari tangan saling bertemu
(konvergen) berarti belum turun sebaliknya apabila jari-jari
tangan saling menjauh (divergen) berarti bagian terendah
sudah turun (Baety, 2012; Norma 2013).
c) TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Untuk mengetahui TFU dengan cara menggunakan pita ukur,
mengukur dari fundus uterus sampai simfisis.
d) TBJ (Tapsiran Berat Janin)
Untuk mengetahui tapsiran berat yang berguna sebagai tolok ukur
penanganan bayi. Rumus Mc. Donald :
Jika belum masuk panggul (TFU – 12) x 155
Jika sudah masuk panggul (TFU – 11) x 155 (Jannah, 2012)
e) Auskultasi (DJJ)
Untuk menentukan kesejahteraan janin, dengan nilai normal DJJ
120-160 x/menit. Selain itu dapat pula menentukan letak janin.
f) Pemeriksaan Genetalia
(1) Vulva/Vagina : Untuk mengetahui kebersihan vulva, ada atau
tidaknya luka bekas jahitan, varises, dan perdarahan
pervaginam.
(2) Pemeriksaan dalam : Diperiksa porsio tebal atau lunak,
ketuban (+) atau (-), penurunan kepala Hodge I, II, III atau
IV, pembukaan (0 – 10 cm), dan presentasi penunjuk. Pada
presentasi kepala oksiput sebagai penunjuk.
(3) Perineum : Ada bekas luka atau tidak, ada keluhan lain atau
tidak
(4) Anus : Kebersihan anus, ada haemoroid atau tidak.
(5) Ekstremitas
Untuk mengetahui bentuk simetris sama panjang / tidak
oedema tangan dan kaki, pucat pada kuku jari, varises, dan
refleks patella (Baety, 2012; Sulistyawati, 2012).
3. Analisa
Analisa merupakan maslah atau diagnosa yang ditegakkan
berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang
dikumpulkan atau disimpulkan dari data subjektif dan objektif (Rukiyah,
2014).
Ny....umur... tahun G P A umur kehamilan....minggu, Janin Tunggal
Hidup (JTH), intra uteri, presentasi kepala, K/U ibu dan janin baik dengan
in partu (Rukiyah, 2014).
4. Penatalaksanaan
a. Kala I
1) Beri dukungan dan dengarkan keluhan ibu.
2) Jika ibu tampak gelisah / kesakitan.
3) Biarkan ibu berganti posisi sesuai keinginan, tapi jika ditempat tidur
sarankan ibu miring kiri.
4) Biarkan ibu berjalan atau beraktivitas ringan sesuai kesanggupan.
5) Anjurkan suami / keluarga memijat punggung atau membasuh muka
6) Ajari teknik bernapas.
7) Jaga privasi ibu, gunakan tirai penutup dan tidak menghadirkan
orang lain tana seizin ibu.
8) Izinkan ibu mandi / membasuh kemaluan setelah BAB dan BAK.
9) Jaga kondisi ruangan sejuk untuk mencegah kehilangan panas pada
bayi baru lahir, suhu ruangan minimal 25 ºC dan semua pintu serta
jendela ditutup.
10) Beri ibu minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
11) Pantau kemajuan persalinan dengan partograf.
b. Kala II
60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Menurut (Maryunani,
2016).

D. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan BBL


1. Data Subjektif
Informasi yang didapat mancakup identitas, keluhan yang dperoleh dari
hasil wawancara langsung kepada pasien/klien (anamnesa) atau dari
keluarga dan tenaga kesehatan. Melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan
bayi baru lahir (Sudarti, 2013)
a. Biodata bayi
1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari -hari
agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
2) Umur
Untuk mengetahui faktor resiko
3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan agama pasien tersebut untuk
membimbing ataumengarahkan pasien dalam berdoa.
4) Tanggal lahir/jam
Untuk mengetahui umur bayi berhubungan dengan berat badan
bayi
b. Biodata orang tua
a. Nama
Dikaji dengan nama jelas dan lengkap, untuk menghindari adanya
kekeliruan atau untuk membedakan dengan pasien lainnya.
b. Umur
Untuk mengetahui faktor resiko yang berhubungan dengan bayi
baru lahir
c. Agama
Untuk memberikan motivasi dorongan moril dan spiritual sesuai
dengan agama yang diyakini.
d. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat penerimaan informasi hal-hal baru,
karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi mudah mendapatkan
informasi. Memudahkan ibu untuk menerima informasi KIE
tentang tanda bahaya berat badan lahir rendah. (yeyen, 2013).
e. Pekerjaan
Untuk mengetahui batasan ekonomi keluarga
f. Alamat
Untuk memudahkan hubungan jika diperlukan dalam keadaan
mendesak, sehingga petugas mengetahui tempat tinggal
c. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk keterangan bayi baru lahir..
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui keadaan bayi saat dikaji beserta gangguan apa
saja yang terjadi
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakt keluarga terhadap gangguan kesehtan pasien
dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya (yeyen, 2013)
e. Riwayat prenatal, natal dan post natal
1) Riwayat prenatal
Meliputi umur kehamilan, frekuensi ANC, imunisasi TT,
kenaikan BB ibu selama hamil, keluhan saat hamil, riwayat
komplikasi hamil, kehamilan tunggal/ kembar, kebiasaan waktu
hamil (makan, obat-obatan, merokok dll), penyakit/ kesehatan
ibu dan pengobatan sebelum dan sesudah selama hamil.
2) Riwayat natal
Meliputi riwayat bayi baru lahir bernapas/tidak menangis, warna
air ketuban, letak bayi, jenis persalinan, penolong, jam/tanggal
lahir, jenis kelamin, caput succedeneum, menetek pertama kali,
resusitasi, obat-obatan dan imunisasi (yeyen,2013)
3) Riwayat post natal
Meliputi keadaan umum bayi, keadaan umum ibu, TFU, lochea
ibu dan laktasi.
f. Riwayat psikososial
Mengkaji bagaimana perasaan keluarga mengenai kelahiran bayi.
g. Kebutuhan dasar
Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi dan pola aktivitas.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya baik,
cukup, atau lemah (Norma, 2013).
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien dari
keadaan komposmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan
koma (pasien tidak dalam keadaan sadar)
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Tekanan darah normal kurang dari 140/90 mmHg. Tekanan
darah tersebut bias meningkat dari pra persalinan pad 1-3 hari
post partum.
b) Nadi
Nadi normal ibu nifas adalah 60-100 x/menit. Denyut nadi ibu
akan melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni sewaktu
selesai persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh.
Ini umumnya terjadi pada minggu pertama post partum.
4) APGAR score/kebugaran
APGAR score bayi baru lahir normalnya 7-10
5) Antopometri
a) Berat badan
Berat badan bayi cukup bulan normalnya 2500-400 gram
(Anik M, 2014).
b) Panjang badan
Panjang badan yang diukur dari puncak kepala sampai tumit
pada bayi cukup bulan normalnya adalah 48-52 c.
c) Lingkar dada
Lingkar dada bayi cukup bulan normalnya adalah 30-33 cm.
d) Lingkar kepala
Lingkar kepala normal adalah 33-35.
6) Pernafasan
Pernapasan pada bayi baru lahir normal tidak ada pernapasan
cuping hidung dan retraksi dinding dada.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, sutura
menutup/melebar, adanya caput succedaneum, cepal
hematoma, kraniotabes dan sebagainya.
2) Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva,
tanda-tanda infeksi (pus).
3) Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labioskizia,
labioskizia dan refleks isap (dinilai dengan mengamati bayi
saat menyusu)
4) Telinga : pemeriksaan terhadap preaurical log, kelainan
daun / bentuk telinga.
5) Leher : pemeriksaan terhadap hematom
sternocleidomastoideus, ductus thyroglosssalis, hygroma
colli.
6) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah
dada, pernapasan, retraksi intercostal, subcostal sifoid,
merintih, pernapasan cuping hidung, serta bunyi paru-paru
(sonor, vesikular, bronkial dan lain-lain).
7) Jantung : pemeriksaan terhadap pulpasi, frekuensi bunyi
jantung, kelainan bunyi jantung.
8) Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran
hati, limpa, tumor aster), scaphoid (kemungkinan bayi
menderita diafragmatika/ atresia esofagus tanpa fistula)
9) Tali pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan, jumlah
darah pada tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di
tali pusat atau di selengkangan.
10) Alat kelamin : pemeriksaan terhadap testis apakah berada
dalam skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi
laki-laki), vagina berlubang, apakah labia mayora menutupi
labia minora (pada bayi perempuan).
11) Lain-lain : mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah
lahir, bila tidak, harus waspada terhadap atresia ani atau
obstruksi usus. Selain itu, urin juga harus keluar dalam 24
jam. Kadang pengeluaran urin tidak diketahui karena pada
saat bayi lahir, urin keluar bercampur dengan air ketuban.
Bila urin tidak keluar dalam 24 jam, maka harus
diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih.
(Jenny, 2013).
c. Pemeriksaan Neurologis
1) Tonik neck refleks
Yaitu gerakan spontan otot-otot keduk bayi normal, bila
ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepala.
(yeyen, 2013)
2) Rooting refleks
Bila jarinya menyentuj sekitar mulut bayi maka ia akan
membuka langsung dan memiringkan kepalanya kearah
datangnya jari.
3) Grasping refleks
Bila kita menyentuh telapak tangan bayi maka jari-jarinya
akan langsung menggenggam sangat kuat.
4) Moro refleks
Refleks yang timbul diluar kemauan kesadaran bayi.
5) Staping refleks
Reflek kaki spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya
satu persatu disentukan pada satu dasar maka bayi seolah-olah
berjalan.
6) Suckling refleks
Areola puting susu tertekan gusi bayi, lidah dan langit-langit
sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI.
7) Swalowing refleks
Dimana ASI dimulut bayi mendesak otot didaerah mulut dan
faring sehingga mengaktifkan reflek menelan dan emndorong.
(Rukkiyah, 2013)
3. Analisa
Analisa merupakan pendokumentasian hasil analisa dan
interpetasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif, dalm
pendokumentasian manajemen kebidanan. subjektif dan objektif,
analisan pada bayi baru lahir normal adalah
By ....umur.... dengan NCB snak (Sudarti, 2013).
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipasif, tinadakan segera, tindakan secara komprehensif,
penyuluhan, dukungan (Sudarti, 2013)
Penatalaksanaan bayi baru lahir adalah.
a) Informed consent
b) Jaga kehangatan
c) Bersihkan jalan napas
d) Keringkan
e) Pemantauan tanda bahaya
f) Klem, porong dan ikat tali pusat tanpa membumbuhi
apapun, kira-kira 2 menit setelah lakukan IMD.
g) Berikan suntikan Vit K intramuskular, dipaha kiri setelah
IMD
h) Berikan salep mata antibiotik terasklin 10% ke dua mata
i) Berikan imunisasi HB 0,5 ml intramuskular di paha kanan
j) Dokumentasi

E. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan Nifas


1. Data Subjektif
Data subjektif dapat dilakukan dengan cara anamnesa, yaitu informasi
yang kita dapatkan bisa langsung dari pasien atau juga bisa dari orang -
orang terdekat klien.
Biodata
1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari -hari agar
tidak keliru dalam memberikan penanganan.
2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya risiko usia.
3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan agama pasien tersebut untuk
membimbing ataumengarahkan pasien dalam berdoa.
4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan.
5) Suku / Bangsa
Berpergaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehar-hari.
6) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi status gizi pasien.
7) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
b. Keluhan Utama
Keluhan utama untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu nifas
normal, jika ditemukan tanda-tanda bahaya masa nifas, maka ibu
diketegorikan nifas tidak normal ( Nugroho, 2014)
c. Riwayat Menstruasi
1) Menarche
Usia pertama kali mengalami menstruasi. Pada wanita Indonesi,
umumnya sekitar 12 - 16 tahun.
2) Siklus
Jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32 hari.
3) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan.
4) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
menstruasi.
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Berapa kali ibu hamil, apakah perbah abortus, jumlah anak, cara
persalinan yang lalu, penolong persalinan, dan keadaan sewaktu
nifaspada masa itu.
2) Riwayat Persalinan Sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan
bayi meliputi panjang badan, berat badan, dan penolong
persalinan.
e. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Data - data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan masa nifas dan bayinya.
2) Riwayat Kesehatan Lalu
Data ini perlu untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
atau penyakit akut atau kronis. Seperti diabetes, penyakit jantung,
hipertensi, asma yang mungkin saja dapat mempengaruhi masa
nifas.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakt keluarga terhadap gangguan kesehtan pasien
dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya .
f. Riwayat Perkawinan
Hal ini penting untuk bidan kaji karena dari data inilah bidan akan
mendapat gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan.
g. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB.
h. Pola Kebutuhan Sahari-hari
1) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi ,
banyaknya, jenis makanan, dan pantangan makanan.
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, yaitu kebiasaan ibu BAB
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan kebiasaan BAK
meliputi frekuensi, warn, dan jumlah.
3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien.
4) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan.
5) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini
perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatanya.
i. Adat Istiadat
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat
yang menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa
nifas misalnya pada kebiasaaan pantangan makan.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan.
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien dari
keadaan komposmentis (kesadaran maksimal).
3) Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
Tekanan darah normal kurang dari 140/90 mmHg.
b. Nadi
Nadi normal ibu nifas adalah 60-100 x/menit.
c. Pernafasan
Untuk mengetahui pernafasan ibu normal atau tidak,
normalnya 16-24 x/menit (Norma, 213).
d. Suhu
Untuk mengetahui suhu ibu normal atau tidak, normalnya 36,5
– 37,5 ºC (Norma, 2013).
d. Pemeriksaan Fisik
2) Kepala
a) Wajah
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak. Ada oedema
atau tidak.
b) Mata
(1) Konjungtiva
Untuk menilai konjungtiva anemis atau an anemis.
(2) Sklera
Untuk menilai sclera ikterik atau an ikterik.
c) Hidung
Untuk menilai bentuk hidung simetris atau tidak, adakah
pernapasan cuping hidung, ada polip atau tidak.
d) Telinga
Untuk mengetahui bentuk telingan, keadaan telinga apakah ada
kelainan atau tidak dan ada secret atau tidak.
e) Mulut
Untuk mengetahui mukosa bibir kering atau tidak, lidah stomatitis
atau tidak, dan adakah caries pada gigi.
3) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, dan vena jugularis atau tidak.
4) Dada
Untuk mengetahui kesimetrisan, bentuk dan ukuran, apakah
terdapat benjolan, pembesaran kelenjar, dan bagaimakah keadaan
putting susu ibuapakah menonjol atau tidak, apakah payudara ibu
ada nanah atau tidak.
5) Abdomen
a) Uterus
Dalam pemeriksaan uterus yang diamati anatara lain, TFU
apakah sesuai dengan involusi uterus, apakah kontraksi uterus
baik atau tidak.
b) Kandung Kemih
Apakah kandung kemih penuh atau kosong, normalnya dalam 6
jam pertama ibu sudah BAK.
6) Genetalia
Periksa pengeluaran lochea, warna, bau, dan jumlahnya, periksa
apakah ada hematom vulva, lihat kebersihan genetalia ibu, dan
pada perenium periksa jahitan laserasi.
7) Ekstremitas Atas dan Bawah
Untuk mengetahui bentuk simetris sama panjang / tidak oedema
tangan dan kaki, pucat pada kuku jari.
3. Analisa
Analisa dilakukan berdasarkan hasil dokumentasi data subyektif dan
obyektif agar dapat memberi gambaran melakukan identifikasi yang benar
terhadap diagnosis dan keluhan ibu nifas normal berdasarkan data yang
telah dikumpulkan pada data subyektif dan obyektif.
Ny.....umur.....P..A.. ibu nifas normal dengan....jam....post partum
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan yang akan dilaksanakan
berdasarkan analisa, rencana asuhan bertujuan untuk menyusahkan
tercapainya kondisi nifas seoptimal mungkin dan mepertahankan
kesejahteraan asuhan kebidanan. Adapun rencana asuhan dalam
melakukan penatalaksanaan adalah sebagai berikut :
1. Membeitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat.
2. Memberikan KIE kepada ibu tentang ASI eksklusif pada bayinya yaitu
dengan cara memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan atau makanan apapun.
3. Memberitahu ibu cara perawatan bayi, tali pusat yaitu biarkan saja
mengering tanpa dibungkus dan selalu dibersihkan.
4. Memberiakan KIE tentang cara menyusui yang benar dan personal
hygiene.
5. Memberikan KIE tentang kebutuhan ibu selama masa nifas normal.
6. Memberitahu kepada ibu perubahan yang akan dialami ibu selama
masa nifas.
7. Memberitahu adaptasi ibu nifas yang akan dialami.
8. Mengajari ibu untuk senam nifas

F. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan KB


1. Data Subjektif
a. Identitas
1) Nama
Dikaji dengan nama yang jelas dengan lengkap.
2) Umur
Untuk menentukan apakah ibu dalam persalinan berisiko karena usia
atau tidak.

3) Agama
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan
spiritual terhadap pasien dan keluarga.
4) Suku / Bangsa
Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut oleh pasien
dan keluarga yang berkaitan dengan pesalinan.
5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan istri/suami sebagai dasar
untuk memberikan konseling dan asuhan kebidanan.
6) Pekerjaan
Data ini mengambarkan tingkat ekomoni, pola sosialisasi, dan data
pendukung dalam menentukan pola komunikasi yang akan dipilih
selama asuhan.
7) Alamat
Sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan
c. Riwayat mentruasi
1) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk
wanita Indonesia pada usia sekitar 12-16 tahun.
2) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari.
3) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan.
4) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi.
d. Riwayat kehamilan sekarang
1) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita
saat ini. Seperti hipertensi, jantung, diabetes mellitus, kehamilan
ganda serta penyakit lainnya.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui adanya riwayat penyakit yang pernah diderita.
Seperti hipertensi, jantung, diabetes mellitus, kehamilan ganda
serta penyakit lainya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit keturunan yang di
derita pada keluarga, seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung
dan penyakit lainnya (Jannah, 2013).
e. Riwayat perkawinan
Data ini sangat penting untuk kita kaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan serta
kepastian mengenai siapa yang akan mendampingi persalinan.
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan antara lain :
1) Usia nikah pertama kali.
2) Status pernikahan sah/tidak.
3) Lama pernikahan.
f. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Untuk mengetahui jenis KB apa yang dipakai ibu selama hamil
g. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
Data fokus mengenai asupan makanan pasien, yaitu makanan yang
dimakan, jumlah makanan yang dimakan, adakah jenis pantangan
atau tidak.
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, yaitu kebiasaan ibu BAB
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan kebiasaan BAK
meliputi frekuensi, warn, dan jumlah.
3) Aktivitas
Kita perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien.
4) Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh pasien untuk mempersiapkan
energi menghadapi proses persalinannya.
7) Seksualitas
Data yang diperlukan berkaitan dengan aktivitas seksual meliputi,
frekuensi dan keluhan.
8) Personal hygiene
Data ini perlu kita kaji karena akan sangat berkaitan dengan
kenyamanan pasien dalam menjalani proses persalinannya.
2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langlah pertama adalah pengkajian data, terutama
data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan
fisik pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostik lain
(Muslihatun, 2013).
a. Pemeriksaan Umum
1)Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien.
2)Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien dari
keadaan komposmentis.
3)Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Untuk mengetahui tekanan darah ibu normal atau tidak,
normalnya 90/60 mmHg sampai140/90 mmHg.
b) Nadi
Untuk mengetahui nadi ibu normal atau tidak, normalnya 60-100
x/menit.
c) Pernafasan
Untuk mengetahui pernafasan ibu normal atau tidak, normalnya
16-24 x/menit.
d) Suhu
Untuk mengetahui suhu ibu normal atau tidak, normalnya 36,5 –
37,5 ºC (Norma, 213).
4)Berat badan
Untuk mengetahui adanya peningkatan dan penurunan berat badan
ibu.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Wajah
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak. Ada oedema
atau tidak.
b) Mata
(1) Konjungtiva
Untuk menilai konjungtiva anemis atau an anemis.
(3) Sklera
Untuk menilai sclera ikterik atau an ikterik.
c) Hidung
Untuk menilai bentuk hidung simetris atau tidak, adakah
pernapasan cuping hidung, ada polip atau tidak.
d) Telinga
Untuk mengetahui bentuk telingan, keadaan telinga apakah ada
kelainan atau tidak dan ada secret atau tidak.
f) Mulut
Untuk mengetahui mukosa bibir kering atau tidak, lidah stomatitis
atau tidak, dan adakah caries pada gigi
2) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, dan vena jugularis atau tidak.
3) Dada
Untuk mengetahui kesimetrisan, bentuk dan ukuran,
hiperpigmentasi, areola, keadaan putting susu, kolostrum atau cairan
lain, retraksi, massa, nyeri atau tidak.
4) Abdomen
a) Inspeksi
Apakah ada luka bekas operasi, apakah ada massa atau tidak.
b) Palpasi
Apakah ada benjolan, massa, atau nyeri tekan.
c) Auskultasi
Bunyi bising usus (+) 4-5 x/menit.
5) Pemeriksaan Genetalia
Untuk mengetahui kebersihan vulva, ada atau tidaknya luka bekas
jahitan, varises, dan perdarahan pervaginam. Perineum terdapat
bekas luka atau tidak, ada keluhan lain atau tidak
6) Anus
Kebersihan anus, ada haemoroid atau tidak.
7) Ekstremitas
Untuk mengetahui bentuk simetris sama panjang / tidak oedema
tangan dan kaki, pucat pada kuku jari, varises, dan refleks patella.
3. Analisa
Analisa merupakan maslah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan
data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan dari data subjektif dan objektif (Rukiyah, 2014).
Ny....umur... tahun P A dengan akseptor KB …… (Rukiyah, 2014).
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan metode kontrasepsi yang
digunakan, yaitu metode hormonal (pil KB, suntik, dan implant), non
hormonal (IUD), dan metode barrier.
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan macam-macam KB suntik, keuntungan dan kerugian KB
suntik.
3. Memberikan ibu kesempatan untuk memilih KB suntik yang
diinginkan.

LAPORAN CONTINUITY OF CARE

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D UMUR 28 TAHUN


DI PMB NILAWATI, S.ST

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Fisiologis Dalam Konteks Continuity Of
Care

Disusun oleh :
DAFFINA SYAZAH INDRIANY
P05140319007

Pembimbing Akademik :
Dina Anggraini, M.Tr.Keb

Pembimbing Lahan
Nilawati, S.ST

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2022

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D UMUR 28 TAHUN


DI PMB NILAWATI, S.ST

Laporan Kasus

Oleh:
DAFFINA SYAZAH INDRIANY
NIM. P05140319007

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal :

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan


Dina Anggraini, M.Tr.Keb Nilawati,S.ST
NIP. 197801152008012004

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan

Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb


NIP. 198012102002122002

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D UMUR 28 TAHUN


G2P1A0 HAMIL 38 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL
DI PMB NILAWATI, S.ST

A. Kajian Kasus Kehamilan


Pengkajian
Hari/tanggal pengkajian : Selasa / 15 November 2022
Waktu pengkajian : 09.00 WIB
Tempat pengkajian : Di PMB “N” Bengkulu Tengah
Pengkaji : Daffina.S.I

1) Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. P
Umur : 28 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Lembak Suku : Lembak
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pulau Beringin
No. Hp : 085178689028
2) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu
mengatakan sedang hamil anak kedua dan belum pernah
keguguran, saat ini usia kehamilan ± 38 minggu. Ibu
mengatakan mengeluh nyeri pinggang.
b) Ibu mengatakan Riwayat menstruasi menarche 14 tahun dengan
siklus 28 hari dan lamanya 7 hari. Banyaknya 3-4 kali ganti
pembalut/ hari
c) Ibu mengatakan Pernah menggunakan KB suntik 1 bulan sebagai
alat kontrasepsi sebelumnya.
d) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
Tempat Usia Jenis
No Umur Penolong Penyulit JK BB KB
bersalin kehamilan persalinan
3,500 Suntik
1. 5 Tahun PMB Aterm Normal Bidan - L
gr 1 bln

e) Ibu mengatakan Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 15 Februari 2022
TP : 22 November 2022
UK : 38 minggu
ANC : 6 kali
Tempat : PMB
f) Ibu mengatakan Ibu dan keluarga tidak pernah menderita
penyakit hipertensi, dan tidak menderita penyakit menurun dan
menular seperti asma, DM, jantung, hepatitis, TBC, dan PMS,
serta HIV/AIDS.
g) Ibu mengatakan Riwayat perkawinan Sah, ini nikah ke 1 dan usia
perkawinan sudah 22 tahun.
h) Ibu mengatakan Riwayat psikososial dan spiritual
a) Hubungan suami istri :Baik
b) Hub istri dan keluarga :Baik
c) Keyakinan agama :Ibu dan keluarga menjalankan
ibadah sesuai syariat agama islam.
d) Kebiasaan berobat :Ibu mengatakan tidak
mengkonsumsi obat-obatan selain dari bidan, ibu tidak
merokok, tidak minum-minuman keras, tidak mengonsumsi
obat tradisional.
e) Dukungan keluarga terhadap kehamilan : Keluarga sangat
mendukung dan sangat menanti-nanti atas kelahiran
bayinya kelak
f) Dukungan suami terhadap kehamilan : Suami sangat
mendukung dan sangat mengharapkan atas kelahiran
bayinya.

i) Ibu mengatakan Pola kebiasaan sehari-hari


Nutrisi
1. Makan:
Sebelum Hamil :
Frekuensi 3x sehari, Porsi 1-2 piring. Nasi, sayur, lauk pauk
(ikan, ayam, daging, telur, tempe, sambal cabe dll) ,
Pantangan tidak ada
Saat Hamil :
Frekuensi 3x/hari : pagi 1 ppiring habis, siang 1 piring habis,
malam 1 piring habis . Nasi, lauk pauk (telur, tahu, tempe),
sayur, buah-buahan (apel, alpokat,). Pantangan tidak ada.
2. Minum
Sebelum
Ibu minum 2 gelas setiap makan dan ketika ibu merasa haus.
Pantanagn tidak ada
Saat Hamil
Air putih ± 8 gelas, susu ibu hamil 1 gelas 2 kali sehari,
pantangan tidak ada
3. Eliminasi
Sebelum : BAK : 4-5 x/hari, jernih
BAB : 1-2 x/hari
Saat Hamil : BAK : 6-8 x/hari, jernih
BAB : 1x/hari
4. Istirahat /tidur
Sebelum : Malam : 7-8 jam
Siang : 1 jam
Saat Hamil : Malam : 7-8 jam
Siang : 1-2 jam

5. Aktivitas
Sebelum : Ibu melakukan aktifitas rumah tangga sendiri
Saat Hamil : Ibu melakukan aktifitas rumah tangga dibantu
suami
6. Personal hygiene
Sebelum : mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/ hari, keramas 2
hari sekali, ganti celana dalam 2x/hari
Saat Hamil : mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2
hari sekali, ganti celana dalam 2x/hari
7. Pola seksual
Sebelum: 3-4 x/minggu
Saat Hamil: 1-2x/minggu

b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital : TD : 120/90 mmHg
S : 36,5°C
N : 80x/menit
P : 23x/menit
2) Antropometri :
BB sebelum hamil : 60 Kg
BB sekarang : 75 Kg
Tinggi badan : 160 cm
Lila : 29 cm

3) Pemeriksaan Fisik
Kepala :Keadaan Kulit Kepal Bersih, Warna Rambut
Hitam, Tidak Rontok, Lebat, Distribusi Merata
Muka :Muka tidak pucat, tidak ada oedema, dan tidak ada
cloasma gravidarum.
Mata :Simetris, tidak ada oedema di kelopak
mata, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi
penglihatan baik.
Hidung :Tidak ada pembengkakan polip, Bersih tidak ada
secret, Tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut :mukosa bibir lembab, bersih, gigi lengkap, tidak
ada caries gigi, dan tidak ada stomatitis.
Telinga :Telinga simetris,tidak ada kelainan, dan tidak ada
sekret.
Leher :tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, dan kelenjar tyroid.
Payudara :payudara simetris, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi aerola, kolostrum belum ada,tidak
ada nyeri tekan.
Abdomen :tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan.
Leopold I : Fundus Teraba lunak (mc Donald 33 cm
diatas simfisis) , tidak melenting diperkirakan bokong
janin.
Leopold II : Dibagian kiri perut ibu terasa panjang,
ada tahanan, dan keras diperkirakan punggung janin dan
pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstremitas janin).
Leopod III : Pada bagian perut bawah teraba bagian
bulat, keras, melenting diperkirakan kepala janin dan
masih dapat digoyangkan.
Leopold IV : Bagian terendah sudah masuk PAP,
divergen.
DJJ : Punctum maksimum : Kanan bawah pusat
Frekuensi :146x/m
Kekuatan : Kuat
Keteraturan : Teratur
TBJ : (33-11) X 155 = 3.400 gr
Genetalia : keadaan bersih, tidak ada oedema, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini, tidak ada pengeluaran
cairan
Anus : keadaan bersih, tidak ada hemoroid.
Ekstremitas :
Atas: fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema, simetris kiri
dan kanan tidak ada cacat, keadaan baik, kuku tidak pucat.
Bawah: fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema, simetris kiri
dan kanan tidak ada cacat, keadaan baik, kuku tidak pucat.
4) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12,5 gr/dl%
Urine : 15mg/dL
c. Analisa
Ny. D umur 28 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu, janin tunggal hidup,
intrauterin, presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik.

d. Penatalaksanaan
Hari/ Penatalaksanaan Tempat Jam Pengkaji
Tanggal
Selasa, 1) Menjelaskan hasil pemeriksaan Klinik 09.00 Daffina
15-11- kepada pasien dan keluarga Bidan WIB
2022 bahwa keadaan ibu dan janin ‘’N’’
baik, meliputi tekanan darah
120/90 mmHg, nadi
80x/menit, pernafasan 23
x/menit, suhu 36,5.°C.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 2) Menjelaskan tentang Klinik 09.05 Daffina
15-11- ketidaknyamanan yang Bidan WIB
2022 fisiologis pada trimester III ‘’N’’
yaitu sakit punggung bagian
atas dan bawah, sering BAK,
oedema (pembengkakan),
nyeri ulu hati, konstipasi, kram
dan kesemutan dan insomnia.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 3) Memberikan KIE tentang nyeri Klinik 09.10 Daffina
15-11- pinggang dan cara Bidan WIB
2022 mengatasinya yaitu, minum air ‘’N’’
hangat dan olahraga seperti
senam hamil.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 4.) Jelaskan kepada ibu tentang Klinik 09.15. Daffina
15-11- kebutuhan istirahat selama Bidan WIB
2022 hamil trimester III. kehamilan ‘’N’’
trimester III perut ibu semakin
membesar menyebabkan ibu
mudah lelah, ketidaknyamanan
juga bertambah. Istirahat
sangat membantu karena
kongesti darah pada pelvic dan
tungkai berkurang, kerja
jantung berkurang dan stress
mental juga dapat
berkurang. Ibu hamil
dianjurkan untuk
merencanakan periode istirahat
yang teratur khusunya seiring
kemajuan kehamilannya, yaitu
7-8 jam istirahat malam dan 1-
2 jam istirahat siang. Posisi
miring kiri dianjurkan untuk
meningkatkan perfusi uterus
dan oksigenasi fetoplasenta
dengan mengurangi tekanan
pada vena kava asendan
(hipotensi supine)
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 5) Jelaskan kepada ibu tentang Klinik 09.20 Daffina
15-11- pentingnya latihan fisik ringan Bidan WIB
2022 bagi ibu hamil, manfaat dari ‘’N’’
latihan fisik dapat mengatasi
ketidaknyamanan kehamilan
dan persalinan, meningkatkan
tonus otot, kekuatan otot, dan
ketahanan otot selain itu juga
dapat mempersiapkan wanita
untuk menghadapi stress fisik
selama persalinan dan
perawatan bayi setelah
melahirkan. Aktivitas fisik
meningkatkan sirkulasi,
membantu relaksasi, istirahat
dan mengatasi kebosanan.
Dianjurkan untuk melakukan
senam ibu hamil.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 6) dengan ibu tentang kebutuhan Klinik 09.25 Daffina
15-11- nutrisi selama hamil trimester Bidan WIB
2022 III. Pada trimester ketiga ‘’N’’
(sampai usia 40 minggu) nafsu
makan sangat baik, akan tetapi
tidak boleh berlebihan, ibu
hendaknya mengurangi
karbohidrat dan meningkatkan
protein, sayur-sayuran dan
buah-buahan, lemak harus
tetap dikonsumsi. Selain itu
kurangi makanan terlalu manis
seperti gula dan terlalu asin
seperti garam, ikan asin, telur
asin, tauco dan kecap asin)
karena makanan tersebut akan
memberikan kecenderungan
janin tumbuh besar dan
merangsang timbulnya
keracunan saat kehamilan.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 7) Jelaskan kepada ibu Klinik 09.30 Daffina
15-11- mengenai tanda bahaya Bidan WIB
2022 kehamilan, seperti pecah ‘’N’’
ketuban sebelum waktunya,
perdarahan dan lain-lain.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 8) Diskusikan tanda dan gejala Klinik 09.35 Daffina
15-11- persalinan dan kapan harus Bidan WIB
2022 menghubungi bidan. ‘’N’’
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 9) Diskusikan dengan ibu Klinik 09.40 Daffina
15-11- tentang rencana persalinan Bidan WIB
2022 diantaranya tempat kelahiran, ‘’N’’
pendamping kelahiran, posisi
untuk persalinan, makan dan
minum saat persalinan,
persediaan donor darah,
pakaian ibu dan bayi,
kendaraan ke tempat
persalinan, diskusikan juga
setiap budaya atau agama yang
mungkin ingin dipantau ibu.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D UMUR 28 TAHUN


G2P1A0 DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI PMB NILAWATI, S.ST

B. Kajian Kasus Persalinan


Pengkajian
Hari/tanggal pengkajian : Selasa / 22 November 2022
Waktu pengkajian : 12.00 WIB
Tempat pengkajian : DI PMB “ N” Bengkulu Tengah
Pengkaji : Daffina.S.I

KALA I
Identitas Ibu dan Suami:
Nama Ibu : Ny D
Umur : 28 Tahun
Nama Suami : Tn.P
Umur : 26 Tahun

1. Data Subjektif (S) Kala I


a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan Ibu datang ke BPM dengan keluhan nyeri perut
menjalar sampai pinggang dan mengatakan keluar lendir bercampur
darah dari kemaluannya.
Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan belum pernah keguguran.
Ibu mengatakan usia kehamilannya 9 bulan.
Ibu juga mengatakan haid pertama hari terakhir (HPHT) pada
tanggal 15 Februari 2022 dan tafsiran persalinannya 22 November
2022.
Ibu mengatakan selama hamil ia memeriksakan kehamilan 6 kali di
bidan. Ia mengatakan selama hamil tidak ada keluhan yang berlebih.
Ibu mengatakan selama hamil ruti meminum tablet tambah darah
dengan dosis yang dianjurkan.
Ibu juga mengatakan ia dan keluarga tidak ada riwayat penyakit
menular dan menahun.

2. Data Objektif (O)


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital : TD : 120/90 mmHg
N : 80x/menit
P : 23x/menit
S : 36,5°C
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :Keadaan Kulit Kepal Bersih, Warna Rambut
Hitam, Tidak Rontok, Lebat, Distribusi Merata
Muka :Muka tidak pucat, tidak ada oedema, dan tidak ada
cloasma gravidarum.
Mata :Simetris, tidak ada oedema di kelopak
mata, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi
penglihatan baik.
Hidung :Tidak ada pembengkakan polip, Bersih tidak ada
secret, Tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut :mukosa bibir lembab, bersih, gigi lengkap, tidak
ada caries gigi, dan tidak ada stomatitis.
Telinga :Telinga simetris,tidak ada kelainan, dan tidak ada
secret,bersih.
Leher :tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, dan kelenjar tyroid.
Payudara :payudara simetris, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi aerola, kolostrum belum ada,tidak
ada nyeri tekan.
Abdomen :tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan.
Leopold I : TFU : diatas simfisis (33 cm).
Bagian fundus ibu teraba lunak, agak bulat dan tidak
Melenting (bokong janin)
Leopold II : Bagian kiri ibu teraba bagian keras, memanjang, datar dan
ada tahanan(punggung janin). Sedangkan bagian kanan
ibu teraba bagian-bagian kecil, diperkirakan (ekstremitas
janin).
Leopod III : Teraba bagian keras, bundar dan melenting.
kepala janin. Bagian sudah tidak bisa digoyangkan lagi
sudah memasuki PAP (Preskep)
Leopold IV: Bagian terendah sudah masuk PAP (4/5), divergen
DJJ : Punctum maksimum : Kanan bawah pusat
Frekuensi :142x/m
Kekuatan : Kuat
Keteraturan : Teratur
TBJ : (33-11) X 155 = 3.400 gr
HIS: Frekuensi : 2 x/10 menit
Durasi : 20-30 detik
Genetalia : terdapat lendir bercampur darah, tidak ada oedema dan
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini.
Pemeriksaan Dalam
Portio : Tebal, lunak
Pembukaan : 1 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : Kepala
Penurunan : Hodge 2
Anus : keadaan bersih, tidak ada hemoroid.
Ekstremitas :
Atas : fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema, simetris
kiri dan kanan, kuku tidak pucat, terpasang infus RL
didrip dengan oksitosin di tangan kanan.
Bawah : fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema,
simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, reflek patella
(+)
3. Analisa (A)
Ny. D usia 28 tahun G2P1A0 UK 38 minggu, janin tunggal hidup,
intrauterin, presentasi kepala, jalan lahir normal sudah masuk PAP,
keadaan ibu dan janin baik dengan ketuban pecah dini, inpartu kala I fase
aktif.

4. Penatalaksanaan (P)
1. Menjelaskan hasil pemeriksan kepada ibu dan suami bahwa keadaan
umum ibu dan janin baik, ibu sudah memasuki proses persalinan.
Evaluasi : ibu dan suami mengerti dan merasa senang mendengar hasil
pemeriksaan.
2. Menyarankan ibu untuk didampingi oleh pendamping persalinan.
Evaluasi : Ibu memilih suami sebagai pendamping persalinan
3. Pemeriksaan DJJ, nadi ibu dan kontraksi ibu setiap 30 menit.
Evaluasi : DJJ 146x/m, nadi 80x/m, frekuensi 2x/10menit, durasi 20 -
30 detik dan akan diperiksa setiap 30 menit.
4. Menganjurkan ibu untuk tidak mengedan sebelum di instruksikan
mengedan, karena dapat mengakibatkan pembengkakan pada portio dan
menutup jalan lahir. Jika kontraksi di anjurkan untuk mengatur
pernafasan.
Evaluasi : ibu mengerti dan mampu mengikuti anjuran yang diberikan.
5. Mengajarkan ibu teknik mengurangi rasa nyeri seperti miring kiri serta
menanjurkan anggota keluarga menggosok pinggang bagian bawah ibu
dan ajarkan teknik relaksasi dengan menghirup udara dari hidung serta
keluarkan dari mulut setiap kali perut ibu berkontraksi.
Evaluasi : ibu mengerti dan mampu mengikuti anjuran yang diberikan.
6. Memberikan ibu support mental agar ibu semangat dan mampu melalui
proses persalinan dengan lancer
Evaluasi : Ibu merasa tenang dan bersemangat
7. Melakukan pemantauan partograf
Evaluasi : Pemantauan partograf dilakukan
8. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan perlengkapan ibu dan
bayi
Evaluasi : keluarga mengerti dan membantu menyiapkan perlengkapan
ibu dan bayi
9. Menyiapkan Partus set
Evaluasi : Partus Set disiapkan
KALA II
Hari/tanggal pengkajian : Selasa / 22 November 2022
Waktu pengkajian : 15.00 WIB
Tempat pengkajian : DI PMB “ N” Bengkulu Tengah
Pengkaji : Daffina.S.I

1. Data Subjektif (S)


a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin BAB dan merasa nyeri perut bagian bawah yang
semakin sering lama dan kuat serta ada rasa ingin mengedan.
Ibu mengatakan keluar air dari kemaluan.

2. Data Objektif (O)


a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
P : 23x/menit
S : 36,5°C
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Leopold IV : penurunan kepala 4/5, divergen, kantong
kemih (+)
DJJ : Punctum maksimum : Kanan bawah pusat
Frekuensi :146x/m
Kekuatan : Kuat
Keteraturan : Teratur
HIS: Kekuatan : kuat
Frekuensi : 5x/10 menit
Durasi : 50 detik
Genetalia : Ada dorongan untuk meneran, ada tekanan pada anaus
perineum menonjol, vulva membuka, keluar lender
bercampur darah yang bertambah banyak.
Pemeriksaan Dalam:
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises
Portio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : Kepala, penunjuk UUK
Penurunan : Hodge IV

3. Analisa (A)
Ny. D umur 28 tahun, G2P1A0 dengan inpartu kala II

4. Penatalaksanaan (P)

Hari/ Penatalaksanaan Tempat Jam Pengkaji


Tanggal
Selasa, 1) Memberitahu ibu dan keluarga Klinik 15.00 Daffina
15-11- bahwa pembukaan sudah Bidan WIB
2022 lengkap. ‘’N’’
Evaluasi : ibu dan keluarga sudah
mengetahui bahwa pembukaan
sudah lengkap.
Selasa, 2) Memastikan dan mengawasi Klinik 15.05 Daffina
15-11- tanda dan gejala kala II : ada Bidan WIB
2022 dorongan meneran, tekanan ‘’N’’
anus, perineum menonjol,
vulva membuka.
Evaluasi : sudah muncul tanda dan
gejala kala II.
Selasa, 3) Mendekatkan partus set. Klinik 15.10 Daffina
15-11- Evaluasi: partus set telah Bidan WIB
2022 didekatkan dan lengkap. ‘’N’’
Selasa, 4.) Mempersiapkan diri penolong Klinik 15.15 Daffina
15-11- Evaluasi : celemek telah dipakai, Bidan
2022 tangan telah dicuci, dan memakai ‘’N’’

handscone steril.

Selasa, 5) Meminta bantuan keluarga Klinik 15.20 Daffina


15-11- untuk mengatur posisi ibu. Bidan WIB
2022 Evaluasi : ibu dalam posisi kaki ‘’N’’
ditekuk, kedua tangan berada
dilipatan paha, dan kepala diangkat
melihat kearah perut ibu.

Selasa, 6) Memimpin ibu untuk Klinik 15.25 Daffina


15-11- mengedan saat ada kontraksi Bidan WIB
2022 dan menganjurkan relaksasi ‘’N’’
saat tida k ada kontraksi.
Evaluasi : ibu mampu mengikuti
anjuran yang diberikan
Selasa, 7) Menolong persalinan Klinik 15.30 Daffina
15-11- Evaluasi : Saat kepala bayi Bidan WIB
2022 membuka vulva tangan kanan ‘’N’’
melindungi perineum dengan kain
dan tangan kiri menahan bagian
tepi atas simpisis menggunakan
kassa untuk menahan kepala bayi.
Setelah bayi melakukan putaran
paksi luar posisikan tangan
biparietal, curam kebawah untuk
melahirkan bahu depan dan curam
keatas untuk melahirkan bahu
belakang kemudian sanggah susur
untuk melahirkan seluruh badan
bayi dan seluruh tubuh bayi secara
spontan dilanjutkan menjepit tali
pusat dengan klem dan memotong
tali pusat.. Bayi lahir pada pukul
15.25 WIB dengan jenis kelamin
laki-laki, menangis, warna kulit
kemerahan.

Selasa, 8) Mengeringkan bayi dan Klinik 15.40 Daffina


15-11- melakukan rangsangan taktil Bidan WIB
2022 pada bayi ‘’N’’
Evaluasi : bayi dikeringkan,
rangsangan taktil (+)

Selasa, 9) Melakukan IMD dan menjaga Klinik 15.45 Daffina


15-11- Bidan
2022 kehangatan bayi ‘’N’’ WIB
Evaluasi : IMD sudah dilakukan
bayi terlihat nyaman dan berusaha
mencari putting susu ibu, bayi
dibedong rapi, dipasang topi dan
bayi diletak di bed infant warmer
dengan suhu 36ºc atau sesuai
kebutuhan

KALA III
Hari/tanggal pengkajian : Selasa / 22 November 2022
Waktu pengkajian : 16.00 WIB
Tempat pengkajian : DI PMB “ N” Bengkulu Tengah
Pengkaji : Daffina.S.I

1. Data Subjektif (S)


a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan merasa capek dan
lelah.

2. Data Objektif (O)


a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Kontraksi baik,teraba keras tidak ada janin kedua, kantong
kemih (+)
TFU : setinggi pusat
Uterus : globuler.
Genetalia : Tanda pelepasan plasenta : Tanpak semburan darah
mendadak, Tali Pusat memanjang, Plasenta tanpak di depan
vulva

3. Analisa (A)
Ny. D umur 28 tahun P2A0, inpartu kala III.

4. Penatalaksanaan (P)

1. Melakukan manajemen aktif kala III

a) Melakukan palpasi untuk memastikan tidak ada janin kedua


b) Menilai kontraksi uterus
c) Suntik oksitosin 1 ampul 1/3 pada bagian luar
d) Mengeluarkan plasenta
e) Masase Fundus Uteri
f) Menilai kelengkapan plasenta
Evaluasi: Tidak ada janin kedua, kontraksi uterus baik, ibu bersedia
dilakukan penyutikan oksitosin dan penyutikan telah
dilakukan,mengeluarkan plasenta : uterus globuler, tali
pusat memanjang dan ada semburan darah, masase fundus
telah dilakukan, kelengkapan plasenta: Tidak ada selaput
yang robek/tertinggal, kotiledon lengkap.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat
Evaluasi : Ibu mau mengikuti anjuran yang diberikan.
KALA IV

Hari/tanggal pengkajian : Selasa / 22 November 2022


Waktu pengkajian : 16.40 WIB
Tempat pengkajian : DI PMB “ N” Bengkulu Tengah
Pengkaji : Daffina.S.I

1. Data Subjektif (S)


a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan merasa capek dan
lelah.

2. Data Objektif (O)


a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : teraba keras/lembek
TFU : 1 jari di bawah pusat
Kontraksi : baik
Kandung kemih : kosong.
Genetalia : darah keluar berwarna merah segar berbau khas darah,
±90 cc, tidak ada luka robekan jalan lahir

3. Analisa (A)
Ny. D umur 28 tahun P2A0 dengan inpartu kala IV

4. Penatalaksanaan (P)

Hari/ Penatalaksanaan Tempat Jam Pengkaji


Tanggal
Selasa, 1) Memeriksa kontraksi uterus Klinik 16.45 Daffina
15-11- Evaluasi : uterus berkontraksi Bidan WIB
2022 dengan baik ‘’N’’

Selasa, 2) Mengajarkan ibu cara massase Klinik 16.50 Daffina


15-11- uterus. Bidan WIB
2022 Evaluasi : ibu dapat melakukan ‘’N’’
massase uterus.

Selasa, 3) Memeriksa laserasi perineum. Klinik 16.55 Daffina


15-11- Evaluasi : tidak ada laserasi Bidan WIB
2022 ‘’N’’
Selasa, 4.) Melakukan observasi 15 menit Klinik 17.00 Daffina
15-11- pertama. Bidan
2022 Evaluasi : keadaan umum ibu baik, ‘’N’’
TD:120/90, N: 83 x/m, P: 23 x/m,
S: 36,7ºC, TFU : sepusat, kontrasi
baik dan kandung kemih kosong.

Selasa, 5) Menempatkan semua peralatan Klinik 17.15 Daffina


15-11- dalam larutan klorin 0,5% Bidan WIB
2022 Evaluasi : peralatan sudah ‘’N’’
didekontaminasi.
Selasa, 6) Membersihkan ibu dan Klinik 17.20 Daffina
15-11- mengganti pakaian yang kotor. Bidan WIB
2022 Evaluasi: ibu merasa bersih dan ‘’N’’
nyaman.
Selasa, 7) Melakukan observasi 15 menit Klinik 17.25 Daffina
15-11- kedua. Bidan WIB
2022 Evaluasi: keadaan umum ibu baik, ‘’N’’
TD: 120/80, N: 80 x/m, P: 20x/m,
S: 36,5ºC, TFU : 1 jari di bawah
pusat, kontrasi baik, perdarahan
(5cc).

Selasa, 8) Melakukan pemeriksaan Klinik 17.35 Daffina


15-11- antropometri pada bayi dan Bidan WIB
2022 tetap menjaga kehangatan bayi ‘’N’’
Evaluasi: BB: 3.000 gram, PB : 49
cm, LK 33 cm, LD 34 cm. Bayi
dibedong, dipasang topi dan bayi
diletak di box bayi/tempat tidur
bayi.
Selasa, 9) Melakukan observasi 15 menit Klinik 17.40 Daffina
15-11- ketiga. Bidan WIB
2022 Evaluasi: keadaan umum ibu baik, ‘’N’’
TD: 120/90, N: 81x/m, P: 22x/m,
S: 36,5ºC, TFU : 2 jari di bawah
pusat, kontrasi baik, perdarahan
(10cc).

Selasa, 10) Menganjurkan ibu untuk Klinik 17.55 Daffina


15-11- Bidan
2022 menyusui bayinya. ‘’N’’ WIB
Evaluasi: bayi menyusu dengan
baik
Selasa, 11) Melakukan observasi 15 menit Klinik 18.00 Daffina
15-11- keempat. Bidan WIB
2022 Evaluasi: keadaan umum ibu baik, ‘’N’’
TD: 120/90, N: 80 x/m, P: 21x/m,
S: 36,6ºC, TFU : 2 jari di bawah
pusat, kontrasi baik.

Selasa, Melakukan observasi 30 menit 18.15 Daffina


15-11- pertama. WIB
2022 Evaluasi: keadaan umum ibu baik,
TD: 120/90, N: 82 x/m, P: 20 x/m,
S: 36,5ºC, TFU : 2 jari di bawah
pusat, kontrasi baik, perdarahan (-).

Selasa, 12) Menganjurkan ibu untuk Klinik 18.30 Daffina


15-11- makan dan minum. Bidan
2022 Evaluasi: ibu sudah makan dan ‘’N’’
minum teh manis hangat.

Selasa, 13) Melakukan observasi 30 menit Klinik 18.35 Daffina


15-11- kedua. Bidan WIB
2022 Evaluasi: keadaan umum ibu baik, ‘’N’’
TD: 120/90, N: 83x/m, P: 23x/m,
S: 36,5ºC, TFU : 2 jari di bawah
pusat, kontrasi baik, perdarahan
100 cc, urine ± 50 cc.

Selasa, 14) Menganjurkan ibu untuk Klinik 19.05 Daffina


15-11- istirahat. Bidan WIB
2022
Evaluasi: ibu beristirahat dengan ‘’N’’
nyaman.

Selasa, 15) Menganjurkan ibu untuk Klinik 19.10 Daffina


15-11- mobilisasi Bidan WIB
2022 Evaluasi: ibu bersedia melakukan ‘’N’’
mobilisasi dengan miring kekanan
dan kekiri

Selasa, 16) Memberitahu ibu untuk tidak Klinik 19.15 Daffina


15-11- menahan kencing Bidan WIB
2022 Evaluasi: ibu bersedia untuk selalu ‘’N’’
buang air kencing dengan berjalan
perlahan-lahan kekamar mandi

C. KAJIAN KASUS BAYI BARU LAHIR (BBL)


Pengkajian
Hari/tanggal pengkajian : Selasa / 22 November 2022
Waktu pengkajian : 18.00 WIB
Tempat pengkajian : DI PMB “N” Kota Bengkulu
Pengkaji : Daffina.S.I

1. Data Subjektif (S)


a. Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ny. D
Umur : 2 Jam
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal : 28 November 2022
Jam Lahir : 15.25 WIB
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi lahir secara normal di PMB “N” Bengkulu
Tengah pada tanggal 28 November 2022 pukul 15.25 WIB dengan
jenis kelamin bayi perempuan, berat badan 3000 gr, panjang badan 49
cm.

2. Data Objektif (O)


a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Tanda-Tanda Vital : N : 118x/menit
P : 45x/menit
S : 36,5°C
b. Pemerikasaan Fisik
1) Kepala
Rambut jarang, tidak ada moulage, tidak ada caput
succadenum, tidak ada cephal hematoma.
2) Muka
Bersih, simetris, tidak ada oedema, kulit kemerahan, tidak pucat,
tidak ada ikterus.
3) Mata
Bersih, simetris, sklera putih (tidak ikterus), conjungtiva merah
muda (tidak anemis), tidak ada blenorhoe.
4) Hidung
Bersih, simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
polips.
5) Telinga
Bersih, simetris, tidak ada serumen, daun telinga tidak menempel
pada kulit kepala.
6) Mulut
Bersih, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, tidak ada kelainan
seperti labyoskisis, palatoskisis, refleks sucking bagus.
7) Leher
Bersih, simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak
terdapat struma.
8) Dada
Bersih, simetris, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, bunyi
jantung normal.
9) Abdomen
Bersih, simetris, tidak ada pembesaran hepar, Tali pusat
bersih, masih basah, tidak ada perdarahan, tidak ada tanda-tanda
infeksi.
10) Genitalia
Bersih, tidak ada pengeluaran, labia mayora meutupi labia minora.
11) Ekstremitas
Bersih, simetris, tidak ada kelainan seperti syndactily dan
polidactily.
12) Kulit
Warna kemerahan, agak mengelupas, turgor kulit baik.

c. Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 3000 gr
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm
2) Refleks
Refleks Moro : Positif
Refleks Rooting : Positif
Refleks Sucking : Positif
Graphs / Platar : Positif

3. Analisa (A)
By. Ny. L umur 2 jam dengan neonatus fisiologi.

4. Penatalaksanaan (P)
4) Menjalin komunikasi dengan keluarga pasien
Ev : keluarga menyetujui bayi diperiksa.
5) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pemeriksaan
Ev : sudah dilakukan
6) Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi
menggnunakan kain yang bersih dan kering.
Ev : sudah dilakukan
7) Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan membungkus tali
pusat menggunakan kasa steril.
Ev : sudah dilakukan
8) Mengkaji tanda-tanda bahaya pada bayi:
a) Hipotermi atau Hipertermi
b) Ikterus
Ev : sudah dilakukan dan tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi.
9) Mengkaji Tanda infeksi
Ev : sudah dilakukan dan tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi.
10) Memberi Vit K dan salep mata pada bayi dengan menyuntikkan
vaksin Vit K 1/3 paha kiri bagian luar (IM).
Ev : sudah dilakukan
11) Mengajarkan pada keluarga cara perawatan bayi sehari-hari
antara lain :
a) Cara memandikan bayi
b) Cara merawat tali pusat
c) Mengganti popok bayi setiap kali basah dengan popok yang
bersih dan kering
Ev : sudah dilakukan
12) Memberikan penyuluhan untuk ibu tentang pemberian ASI
eksklusif yaitu pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan dengan frekuensi pemberian sesering mungkin.
Ev : sudah dilakukan.

D. KAJIAN KASUS NIFAS


Pengkajian
Hari/tanggal pengkajian : Selasa / 22 November 2022
Waktu pengkajian : 21.00 WIB
Tempat pengkajian : DI PMB “N” Kota Bengkulu

1. Data Subjektif (S)


a) Keluhan Utama
a. Ibu mengatakan terasa nyeri pada daerah jalan lahir
b. Ibu mengatakan terasa nyeri pada perut bagian bawah
c. Ibu mengatakan ASI belum keluar

2. Data Objektif (O)


a) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,6°C
b) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak rontok
b. Muka : tidak ada oedema, muka terlihat pucat
c. Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva an anemis, pupil
mengecil saat diberi cahaya
d. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
e. Telinga : Simetris, tidak ada serumen
f. Mulut : Simeris, bibir lembab, tidak ada sariawan
g. Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar
limfe dan kelenjar tyroid
h. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, puting
susu tenggelam, ASI sudah keluar
i. Abdomen : Simetris, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
uterus teraba keras dan bundar.
j. Genetalia : pengeluaran lochea rubra, tidak terdapat laserasi,
tidak ada tanda-tanda infeksi.
k. Ektremitas : Atas, simetris, tidak ada eodema bawah, simetris
tidak ada eodema.

3. Analisa (A)
Ny. D usia 28 tahun P2A0 dengan postpartum 6 jam.

4. Penatalaksanaan (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa tanda-tanda vital dalam
batas normal dan keadaan ibu baik.
Evaluasi : Ibu merasa tenang kondisinya dalam keadaan baik.
2. Melakukan pemeriksaan TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan
perdarahan pervaginam.
Evaluasi : Didapatkan hasil TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
uterus teraba keras dan bundar, kandung kemih kosong, pengeluaran
lochea rubra.
3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi agar terhindar
dari hipotermi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan memakaikan bayinya bedong dan topi.
4. Memberitahu ibu untuk tetap melakukan personal hygiene atau
kebersihan diri.
Evaluasi : Ibu mengatakan akan menjaga kebersihan diri.
5. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
Evaluasi : Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
6. Mengajarkan ibu cara menyusui dengan benar yaitu:
a) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis lurus
b) Perut bayi menempel dibadab ibu
c) Dagu bayi menempel dipayudara ibu
d) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
e) Masukan areola sebagian besar masuk kemulut bayi
f) Bibir bayi terputar keluar
g) Selesai memyusui sendawakan bayi dengan menepuk- nepuk
bagaian belakang bayi
Evaluasi : Ibu dapat melakukan seperti yang diajarkan.
7. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan payudara yaitu:
a) Melicinkan tangan dengan minyak/baby oil secukupnya
b) Tempatkan kedua tangan diantara payudara ibu kemudian diurut
kearah atas, terus kesamping, kebawah melintang sehinggga
menyangga payudara, lakukan 20- 30 kali.
c) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri kemudian 3 jari
tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menekan mulai
dari pangkal payudara berakhir pada puting susu. Lakuakan
tahapan yang sama pada payudara kanan lakukan 2 kali gerakan
pada setiap payudara.
d) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, telapak tnagan kiri
menopang payudara kiri dan jari-jari tangan sisi kelingking
mengurut payudara kearah puting susu, gerakan diulang sebanyak
20-30 kali. Untuk setiap payudara.
e) Telapak tangan kiri menyokong payudara, tangan dikepalkan
kemudian buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai dari
pangkal kearah puting susu, gerakan ini diulang sebanyak 20-3-
kali untuk setiap payudara.
f) Setelah pengurutan, kompres kedua payudara dengan air hangat
selama 2 menit kemudian kompres kembali menggunakan air
dingin selama 1 menit
g) Keringkan payudara dengan handuk kering dan pakaikan bra
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan
payudara.
8. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini.
Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya.
9. Memberikan pada ibu pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu nifas.
Evaluasi : Ibu bersedia mengkonsumsi makanan-makanan yang
bernutrisi tanpa ada pantangan
10. Melakukan pendokumentasi.
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan.
Catatan Perkembangan Nifas I (Hari ke-2)

No Hari/Tanggal Diagnosa Catatan SOAP


1 Rabu, 24 Ny. D usia 28 S:
November tahun P2A0 a. Ibu mengatakan ASI nya hanya
2022 dengan sedikit.
postpartum 2 b. Ibu mengatakan rewel pada
hari. malam hari
c. Ibu mengatakan bayinya diberi
susu formula pada malam hari
d. Ibu mengatakan mencret di
pagi hari
e. Ibu mengatakan puting
susunya merasa perih
f. Ibu mengatakan masih ada
pengeluaran dari jalan lahir
berwarna merah dan tidak ada
keluhan yang dirasakan.

O:
TD: 120/90 mmHg
N: 83 x/menit
P: 23 x/menit
S: 36,50C
TFU : 3 jari dibawah pusat
Lochea rubra
ASI (+), putting susu lecet.
A:
Ny. D usia 28 tahun P2A0 dengan
postpartum 2 hari dengan putting
susu lecet.
P:

1. Memberitahu ibu hasil


pemeriksaan bahwa tanda-
tanda vital dalam batas normal
dan keadaan ibu baik.
Evaluasi : Ibu merasa tenang
kondisinya dalam keadaan
baik.
2. Melakukan pemeriksaan TFU,
dan pengeluaran pervaginam.
Evaluasi : Didapatkan hasil
TFU 3 jari dibawah pusat,
pengeluaran lochea rubra.
3. Memberitahu ibu bahwa ASI
yang sedikit pada hari-hari
pertama pasca melahirkan
adalah hal yg normal, dan
meminta ibu untuk tetap
menyusui bayinya yang dapat
merangsang produksi ASI serta
tidak dianjurkan untuk
memberikan susu formula pada
bayinya.
Evaluasi : Ibu mengerti
penjelasan bidan.
4. Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering
mungkin untuk merangsang
produksi ASI.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk
menyusui bayinya sesering
mungkin.
5. Menyarankan ibu untuk tetap
menkonsumsi makanan yang
bergizi seimbang yang
mengandung karbohidrat,
protein, lemak, buah-buahan
dan sayuran.
Evaluasi : Ibu mengerti dan
akan menkonsumsi makanan
bergizi seimbang.
6. Memberitahu ibu untuk tetap
melakukan personal hygiene
atau kebersihan diri.
Evaluasi : Ibu mengatakan
akan menjaga kebersihan diri.
7. Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup.
Evaluasi : Ibu bersedia dan
mau melakukannya.
8. Melakukan dokumentasi.
Evaluasi : Dokumentasi telah
dilakukan.

Catatan Perkembangan Nifas II (Hari ke-6)

No Hari/Tanggal Diagnosa Catatan SOAP


1 Sabtu, 30 Ny. D usia 28 S:
November tahun P2A0 a. Ibu mengatakan bayinya kuat
2022 dengan menyusui.
postpartum 6 b. Ibu mengatakan ASI nya lumayan
hari. banyak.
c. Ibu mengatakan masih ada
pengeluaran dari jalan lahir
berwarna merah kecokelatan dan
tidak ada keluhan yang dirasakan.
O:
TD: 110/90 mmHg
N: 80 x/menit
P: 20 x/menit
S: 36,50C
TFU : ½ pusat-sympisis
Lochea sangunolenta
A:
Ny. L usia 36 tahun P3A0 dengan
postpartum 6 hari.
P:

1. Memberitahu ibu hasil


pemeriksaan bahwa tanda-tanda
vital dalam batas normal dan
keadaan ibu baik.
Evaluasi : Ibu merasa tenang
kondisinya dalam keadaan baik.

2. Melakukan pemeriksaan TFU, dan


pengeluaran pervaginam.
Evaluasi : Didapatkan hasil TFU
½ pusat-sympisis, pengeluaran
lochea sangunolenta.
3. Menyarankan ibu untuk tetap
menkonsumsi makanan yang
bergizi seimbang yang
mengandung karbohidrat, protein,
lemak, buah-buahan dan sayuran.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan
menkonsumsi makanan bergizi
seimbang.
4. Memberitahu ibu untuk tetap
melakukan personal hygiene atau
kebersihan diri.
Evaluasi : Ibu mengatakan akan
menjaga kebersihan diri.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup.
Evaluasi : Ibu bersedia dan mau
melakukannya.
6. Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering
mungkin.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk
menyusui bayinya sesering
mungkin.
7. Melakukan dokumentasi.
Evaluasi : Dokumentasi telah
dilakukan.
A. KAJIAN KASUS KB
Pengkajian
Hari/tanggal pengkajian : Rabu / 24 November 2022
Waktu pengkajian : 12.00 WIB

1. Data Subjektif (S)


a. Keluhan Utama
1. Ibu mengatakan melahirkan anak ketiga 1 minggu yang lalu
2. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
b. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
Ny. D mengatakan dirinya tidak sedang menderita penyakit
seperti TBC, asma, hepatitis dan HIV atau penyakit menukar
lainnya.
2) Riwayat penyakit dahulu
Ny. D mengatakan dirinya tidak pernah menderita penyakit
seperti TBC, asma, hepatitis dan HIV atau penyakit menular
lainnya.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Ny. D mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit
seperti TBC, asma, hepatitis dan HIV atau penyakit menurun
lainnya.
c. Riwayat Obstetri
Jumlah anak lahir, hidup : 1 orang
Jumlah anak meninggal :-
Jenis kelamin anak yang dilahirkan : Perempuan
Persalinan terakhir : 22 November 2022
Jenis persalinan terakhir : Normal
Keadaan nifas terakhir : Baik

d. Riwayat Keluarga Berencana

KB sekarang :-
KB Sebelumnya : KB suntik 1 bulan

e. Pola Kebutuhan Dasar


1) Nutrisi : Makan 2x sehari dengan porsi sedang, makan buah
dan makan sayur. Minum air putih 8-9 gelas sehari. tidak ada
pantangan/alergi makanan
2) Eliminasi : BAB 2 hari sekali, BAK ± 5x sehari
3) Personal hygiene : Mandi 2x sehari, pagi dam sore hari. Tidak
pernah menggunakan sabun pembersih kewanitaan
4) Istirahat : Tidur malam ±8 jam, tidur siang ± 1 jam

2. Data Objektif (O)


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda vital
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,60C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak rontok
b. Muka : tidak ada oedema, muka terlihat pucat
c. Mata :Sklera tidak ikterik, konjungtiva ananemis,
pupil mengecil saat diberi cahaya
d. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
e. Telinga : Simetris, tidak ada
serumen
f. Mulut : Simeris, bibir
lembab, tidak ada sariawan
g. Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis,
kelenjar limfe dan kelenjar tyroid
h. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
puting susu tenggelam, ASI sudah keluar
i. Abdomen : Simetris, tidak ada luka operasi, TFU
tidak teraba
j. Genetalia : pengeluaran lochea serosa, tidak ada
tanda-tanda infeksi
k. Ektremitas : Atas, simetris, tidak ada eodema
Bawah, simetris tidak ada eodema

3. Analisa
Ny. D usia 28 tahun P2A0 dengan calon KB suntik 1 bulan.

4. Penatalaksanaan
1) Melakukan informed consent bahwa akan dilakukan konseling
mengenai KB.
Evaluasi : Ibu mengatakan setuju untuk konseling KB
2) Memberikan ibu konseling KB dengan bahasa yang mudah dimengerti,
meliputi:
1. Jenis-jenis KB
2. Efektifitas
3. Kelemahan dan kelebihan jenis KB
4. Efek samping KB
Evaluasi : Ibu mendengarkan penjelasan dengan baik
3) Memberikan ibu kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang
kurang dimengerti.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan bertanya jika ada yang kurang
dimengerti
4) Memberikan saran jenis KB yang baik untuk digunakan ibu yaitu KB
suntik progestin (1/3 bulan), implan dan IUD yang aman digunakan
untuk ibu menyusui.
Evaluasi : Ibu menerima saran dan mengatakan akan didiskusikan
terlebih dahulu pada suami
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Cv Trans


Media.
Yuni, Heni Puji Wahyuningsih. 2013. Ibu hamil. Yogyakarta : Fitramaya.Ai
Yeyeh, Lia Yulianti. 2014.Asuhan kebidanan II Persalinan. Jakarta : Cv
Trans Media.
Incesmi, Sukarni. 2013. Kehamilan, Persalinan Dan Nifas. Yogyakarta :
Nuhamedika.
Heryani, R. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta : CV.
Trans Info Media.
Jenny, J. S, Sondakh. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga.
Lucky, Taufika, Titik Kurniawati. 2015. Kependudukan Dan Pelayanan. Jakarta :
EGC.
Hadianti, Dian Nur and Rika Resmana. 2018. “Kemajuan Persalinan Berhubungan
Dengan Asupan Nutrisi.” Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan 6(3):231
.
Herinawati, Herinawati, Titik Hindriati, and Astrid Novilda. 2019. “Pengaruh
Effleurage Massase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Praktik
Mandiri Bidan Nuriman Rafida Dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota
Jambi Tahun 2019.” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 19(3):590.

Indah, Firdayanti, Nadyah. 2019. “Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada


Ny. N Dengan Usia Kehamilan Preterm Di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Tanggal 01 Juli 2018.” Jurnal Widwifery 1(1):1–14.

JNPK-KR. 2014. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. keenam. Jakarta:


Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.

Kemenkes, RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Dan Bayi Baru
Lahir. Pertama. edited by A. Suryana. Jakarta: Kemenkes RI.

Kostania, Gita. 2020. “Model Pelaksanaan Dan Evaluasi Asuhan Kebidanan


Berkesinambungan Dalam Praktik Kebidanan.” Jurnal Kebidanan Dan
Kesehatan Tradisional 05:1–13.

Made Ayu, Elin Supliyani. 2017. “Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya Dengan
Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di Kota Bogor.” Jurnal Kebidanan
3(4):204–10.

MDG’S. 2015. “Pencapaian Tujuan MDGs Bidang Kesehatan.” 1–4.

Nita, Venita, Andryani Rika, and Lidya Aryanti. 2014. “Pengaruh Massage
Effleurage Terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sinta Bandar Lampung.” Jurnal Kesehatan
Holistik 8(4):192–97.

Nurhidayanti, Sitti, Ani Margawati, and Martha Irene Kartasurya. 2018.


“Kepercayaan Masyarakat Terhadap Penolong Persalinan Di Wilayah
Halmahera Utara.” Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 13(1):46.

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. keempat. edited by dr. T.


Rachimhadhi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Puspitasari, Indah and Dwi Astuti. 2017. “Tehnik Massage Punggung Untuk
Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I.” Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan 8(2):100.

Rahman, Stang Abdul, Ary Handayani, and Anwar Mallongi. 2017. “Penurunan
Nyeri Persalinan Dengan Kompres Hangat Dan Massage Effleurage.” Jurnal
MKMI 13(2):147–51.

Respati, Supriyadi Hari, Sri Sulistyowati, and Ronald Nababan. 2019. “Analisis
Faktor Determinan Kematian Ibu Di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah
Indonesia.” Jurnal Kesehatan Reproduksi 6(2):52.

RISKESDAS. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018.

Rohani, Siti and Medica Bakti Nusantara. 2017. “Faktor-Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Persalinan.” Jurnall Ilmu Kesehatan 2(1):61–68.

S. Notoadmodjo. 2012. “Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta (2012).” Metodologi Penelitian Kesehatan.

Surtiningsih. 2017. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lama Waktu Persalinan


Di Puskesmas Klampok Kabupaten Banjarnegra.” Jurnal Ilmiah Kebidanan
8:101–15.

Susiana, Sali. 2019. “Faktor Penyebab Dan Upaya Penanganan Angka Kematian
Ibu.” Midwifery.

Yulizawati, DKK. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pertama.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai