Disusun oleh :
DAFFINA SYAZAH INDRIANY
P05140319007
Pembimbing Akademik :
Dina Anggraini, M.Tr.Keb
Pembimbing Lahan
Nilawati, S.ST
Laporan Pendahuluan
Oleh:
DAFFINA SYAZAH INDRIANY
NIM. P05140319007
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan
Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb
NIP. 198012102002122002
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan
Kebidanan Dalam Konteks Continuity Of Care. Laporan ini terwujud atas
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 87
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
1. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan
dimulai dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan
ovum, proses konsepsi, nidasi (implantasi) pada endometrium,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga kira-
kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari ( 43 minggu ),
kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur (cukup bulan), bila
kehamilan 43 minggu disebut dengan kehamilan post matur dan jika
kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature
(Rukiyah. 2014).
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional, kehamilan terbagi menjadi
3trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu, dari minggu ke-28 hingga ke-40 minggu. (Elisabeth, 2015).
2. Proses Kehamilan
Pada proses kehamilan ada beberapa tahapan, yaitu :
a) Konsepsi
Konsepsi adalah sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur yang
menandai awal kehamilan. peristiwa ini merupakan rangkaian
kejadian yang meliputi pembentukan gamet ( telur dn sperma),
ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi
embrio didalam uterus. (Kusmiyati, 2013)
b) Fertilisasi
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani atau
sperma dengan sel telur dituba fallopi. Pada saat kopulasi antara pria
dan wanita (senggama atau coitus), dengan ejukasi sperma dari
saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan
cairan mani yang berisi sel-sel sperma ke dalam saluran reproduksi
wanita. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim,
masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mumngkin dipengaruhi juga oleh
peranan kontaksi miometrium dan dinding tuba juga terjadi saat
senggama. Rukiyah;Yulianti, 2014)
c) Nidasi
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Pada akhir minggu pertama (hari ke
5 sampai hari ke 7) zygot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus
sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengruh progesteron
dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium
dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara
kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif. Setelah
implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium
terus berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem
pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta, yang kemudian
berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigensi bagi jaringan
embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin. (Rukiyah;Yulianti,
2014).
3. Tanda-tanda kehamilan
Untuk menentukan kehamilan yang sudah lanjut memang tidak sukar,
tetapi menentukan kehamilan awal sering kali tidaklah mudah, terutama
bila pasien baru mengeluh terlambat haid beberapa minggu saja. Keadaan
ini akan lebih sulit lagi bila pasien sengaja menyembunyikan
kehamilannya, misal unwanted pregnancy atau sebaliknya pada orang
yang sangat ingin hamil. Berikut ini adalah tanda-tanda kehamilan yaitu :
a) Tanda Dugaan kehamilan
1) Amenorea ( berhentinya menstruasi )
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.
Lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan
hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah
yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut dengan morning
sicknes.
3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-
bulanan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya
kehamilan.
4) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada
pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolisme pada kehamilan yang akan
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas
metabolisme hasil konsepsi.
6) Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudara.
7) Sering kemih
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering,
terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus kekandung
kemih.
8) Konstipasi dan obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus ( tonus
otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB
9) Dan yang lainnya seperti pigmentasi kulit dan varises.
b) Tanda-tanda kehamilan yang tidak pasti
Beragam tanda kehamilan yan tidak pasti adalah:
1) Rahim membesar
2) Hasil positif pada tes kehamilan, padahal kemungkinan hasil tes
positif bisa palsu karena terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan
3) Sakit punggung (Triyana,2013)
c) Tanda pasti hamil
Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan keberadaan janin
secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi
kesehatan yang lain.
1) Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan stetoskop
laenec pada minggu 17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat.
Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan
lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12.
2) Palpasi, yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya
menjadi jelas setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat
dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24. (Kusmiyati,2013).
4. Pembagian Trimester dalam kehamilan
a. Trimester I : Dari minggu pertama ssampai dengan minggu ke 12
( 0-12 minggu)
b. Trimester II : Dari minggu ke 13-27 (15 minggu)
c. Trimester III : Dari minggu ke 28-40 minggu (13 minggu).
(Kusyanti,Dkk. 2015).
5. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Trimester 3
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Pada trimester 3 isthmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada
kehamilan tua karena kontrakasi otot-otot bagian atas uterus, SBR
menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bahwa yang lebih tipis.
Batas itu dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologis dinding
uterus, di atas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada dinding SBR.
a. 28 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifoideus (25
cm)
b. 32 minggu : fundus uteri terletak kira-kira antara 1/2
jarak pusat dan prosesus xifoideus (27 cm).
c. 36 minggu : fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah
prosesus xifoideus (30 cm)
d. 40 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di bawah
prosesus xifoideus (33 cm)
Setelah minggu ke 28 kontraksi Braxton Hicks semakin jelas,
terutama pada wanita yang langsing. Umumnya akan menghilang
bila wanita tersebut melakukan latihan fisik atau berjalan. ( Yuni
Kusmiati, 2009).
2) Serviks
Akibat bertambah aktifitas uterus selama kehamilan, serviks
mengalami pematangan secara bertahap, dank anal yang mengalami
dilatasi. Secara teoritis, pembukaan serviks biasanya terjadi pada
primigravida selama 2 minggu terakhir kehamilan, tapi biasanya
tidak terjadi pada multrigravida hingga persalinan dimulai. Namun
demikian, secara klinis terdapat berbagai variasi tentang kondisi
serviks pada persalinan.
3) Vagina
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatkan ketebalan mukosa, mengendornya
jaringan ikat, hipertrofi otot polos. Perubahan ini mengakibatkan
bertambah panjangnya dinding vagina. Papilla mukosa juga
mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresi akan
berwarna keputihan menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan
hasil dari peningkatan produksi asam laktat glokogen yang
dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus
acidopillus. (Hutari Puji Astuti, 2012)
b. Sistem traktus uranius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kemih
akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter
berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat
ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urin dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urin.
c. Sistem respirasi
Pada minggu ke 32 ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat
kesulitan. (Yuni Kusmiati, 2009)
d. Kenaikan berat badan
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg.
Tabel rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan
berdasarkan indeks massa tubuh
2) Letak janin
Menurut Mochtar dalam (Made Ayu 2017), letak janin adalah
hubungan panjang sumbu (punggung) tubuh janin terhadap
panjang sumbu (punggung) tubuh ibu. Letak janin di bedakan
menjadi 3 yaitu :
a) Letak memanjang
Sumbu bayi sejajar dengan panjang sumbu (punggung) ibu.
Posisi ini masih di bedakan menjadi 2 bagian meliputi :
(1) Letak kepala berada di bagian bawah rongga rahim (janin
letak memanjang presentasi kepala). Letak janin inilah
yang di harapkan, karena dengan posisi ini daoat
memudahkan proses persalinan alami melalui jalan lahir.
Karena ketika persalinan berlangsung, kepala janin akan
terdorong ke arah pintu jalan lahir. Jika kepala sudah
berhasil keluar, maka seluruh bagian tubuh akan mudah
utuk dikeluaran.
(2) Kepala berada di bagian atas rongga rahim (janin letak
memanjang presentasi sumsang). Letak biasanya
bervariasi, ada yang bokong saja di bagian bawah rahim
dan ada pula yang kaki terlebih dahulu.
b) Letak lintang
Sumbu panjang janin melintang dan membentuk sudut tegak
lurus terhadap sumbu panjang tubuh ibu.
c) Letak miring
Letak janin tidak memanjang dan tidak lintang.
3) Malposisi
Malposisi merupakan posisi abnormal dari puncak kepala janin
(dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) dipanggul ibu.
Malposisi juga merupakan sebagai petunjuk tidak berada di
anterior.
4) Malpresentasi
Presentasi janin tersering adalah presentasi belakang kepala.
Pada posisi tersebut, kepala janin fleksi dan wajah janin
menghadap kearah punggung ibu. Hal ini memungkinkan diameter
anterior-posterior yang terpendek dari kepala janin bergerak
melewati panggul dan mengakibatkan kemajuan dalam penurunan
kepala janin secara efisien. Namun bila janin mengalami
malpresentasi maka hal ini bisa terjadi pada posisi dahi, bahu,
muka dengan dagu posterior atau kepala sulit lahir pada presentasi
bokong. Jadi dapat di simpulkan bahwa malpresentasi merupakan
semua presentasi janin selain presentasi belakang kepala.
5) Janin besar
Janin yang besar kemungkinan dapat di lahirkan dengan mudah
melalui panggung yang lebih luas, sedangkan janin kecil mungkin
dapat di lahirkan mudah dengan melalui panggul yang kecil. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkiraan berat dan
ukuran janin, faktor yang pertama yaitu besar dan beratnya ibu. Ibu
yang gemuk cenderung memiliki janin yang besar juga. Faktor
yang kedua ialah paritas. Secara umum bayi-bayi cenderung
menjadi lebih besar dengan meningkatnya paritas. Faktor ketiga
adalah keadaan ibu, dimana ibu yang diabetes atau keadaannya
tidak terkendali dengan baik cenderung mendapat bayi yang lebih
besar. Batasan berat normal bayi yang umum untuk bayi aterem
sebaiknya kisaran 2500-4000 gram.
6) Kelainan kongenital
Hal ini sering terjadi apabila ada kelainan pada janin, misalnya
hidrosefalus, pertumbuhan janin lebih dari 4000 gram, bahu yang
lebar dan (gameli) kembar.
c. Faktor Jalan Lahir
1) Disporposisi Kepala Panggul (DKP)
DKP adalah ketidakseimbangan antara luasnya panggul dengan
besarnya janin kemungkinan penyebab DKP yaitu :
a) Bayi besar (diproporsi absolut) yaitu faktor hereditas,
postmaturitas, diabetes, dan multiparitas.
b) Presentasi abnormal (disproposi relatif)
Janin lahir normal dalam posisi occipito anterior. Jika
kepala fleksi dengan baik kemudian kepala dalam posisi
diameter suboccipito bregmatika dimana diameternya (9,5 cm)
dan akan mudah melewati panggul. Pada presentasi yang lain
akan menghasilkan presentasi dengan diameter yang lebih
besar ( 11,5 cm- 13,5 cm).
c) Panggul sempit
Ibu bertubuh pendek <150 cm yang biasanya berkaitan
dengan malnutrisi dan terjadinya kelainan panggul merupakan
resiko tinggi dalam persalian, tinggi badan <150 berkaitan
dengan panggul sempit. Tinggi badan ibu <145 cm terjadi
ketidakseimbangan antara luas panggul dan besarnya kepala
janin.
d) Abnormalitas pada sistem reproduksi
Misalnya seperti tumor pada pelvis, stenosis vagina kongenital,
perineum kaku, dan tumor vagina.
e) Kelainan velpis dan vagina
Pada awal persalinan mungkin serviks masih tebal dan
belum menipis. Dengan bertambah majunya pembukaan
persalinan dan semakin meningkatnya aktivitas otot uterus,
serviks menjadi lunak dan mendatar serta segmen bawah rahim
menjadi terbentu. Bila ketebalannya sudah tidak ada atau
terjadinya penipisan, makadi katakan bahwa serviks sudah
100% menipis. Pada primigravida akan mengalami penipisan
serviks dalam 3 minggu terakhir kehamilan dan suatu penipisan
serviks yang sempurna akan terjadi pada ssat memasuki proses
perslinan. Sedangkan pada mulitpara sering terjadi perlukaan
serviks tanpa didahului dengan penipisan dari serviks. Pada ibu
multipara akan memasuki persalinan dengan serviks yang
lunak dimana penipisan serviks belum terjadi dengan baik,
namum pembukaan dan penipisan yang cepat akan terjadi
dalam waktu yang bersamaan.
6. 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal
a. Melihat tanda dan gejala kala dua :
1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau
vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
b. Menyiapkan pertolongan persalinan
2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan
menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk yang bersih.
5) Memakai satu sarung tangan steril untuk semua pemeriksaan
dalam.
6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan
memakai sarung tangan steril) dan meletakkan kembali di partus
set tanpa terkontamianasi tabung suntik).
c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vaginan, perineum atau anus
terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan
sekesama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.
Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah
yang benar. Menggati sarung tangan jika terkontaminasi
(meletekkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam
larutan dekontaminasi).
8) Dengan menggunakan teknik akseptik, melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah
lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah sedangkan pembukaan
sudah lengkap, lakukan amniotomi.
9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan.
10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(100-180x/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil pemeriksaan serta asuhan lainnya pada partograf.
d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan
meneran
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Membasmi ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan keinginannya.
a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta
janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai
meneran.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ibu merasa nyaman).
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran:
a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai
keinginan untuk meneran.
b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran.
c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang)
d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu.
f) Menganjurkan asupan cairan per oral.
g) Menilai DJJ setiap lima menit.
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu
primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk
segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil
posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 69
menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak
kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi.
e. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15) Meletakkan kain yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
16) Membuka partus set.
17) Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan.
f. Menolong kelahiran bayi
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan
tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut
dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala
keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk menrean perlahan-
lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bai dengan kain
atau kasa yang bersih.
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses
kelahiran bayi:
a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di
dua tempat dan memotongnya.
21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
g. Lahir bahu
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke
arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan
ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan
menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan
siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (Anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata
kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran bayi.
h. Penanganan bayi baru lahir
25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan
bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami
asfiksia, lakukan resusitasi.
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin
secara IM.
27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.
29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi
mengalami kesulitan bernafas ambil tindakan yang sesuai.
30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya.
i. Oksitosin
31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33) Dalam waktu 2 menit setelah kelaihran bayi, berikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu.
j. Peregangan tali pusat terkendali
34) Memindahkan klem pada tali pusat.
35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang berada di atas perut ibu,
tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang
tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan
tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan
cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detil, hentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi beriku
mulai.
a) Jika uterus telah berkontraksi, meminta ibu atau seseorang
anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.
k. Mengeluarkan plasenta
37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah
pada uterus.
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selama 15 menit : mengulangi pemberian oksitosin 10
unit IM, menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi
kandung kemih dengan menggunakan teknik akseptik jika
perlu, meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan,
mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya,
dan merujuk ibu jikaplasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit
sejak kelahiran bayi,
38) Jika plasenta terlihat di introitus baginam melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar hingga selaput
ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput
ketuban tersebut.
a) Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan steril dan
memeriksa bagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps steril
untuk melepaskan bagian selaput ketuban yang tertinggal.
l. Pemijatan uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras).
m. Menilai perdarahan
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
a) Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan massase
selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
n. Melakukan prosedur pasca persalinan
42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik.
43) Mencelupkan kedua tangan memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkannya dengan kain
yang bersih dan kering.
44) Menempatkan klem tali pusat steril atau mengikatkan tali DTT
dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang bersebarangan
dengan simpul mati yang pertama.
46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5%.
47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam:
a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.
e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan
penjahitan dengan anestesi lokal dan menggunakan teknik yang
sesuai.
50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase
uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
51) Mengevaluasi kehilangan darah.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pascapersalinan.
a) Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama dua
jam pertama pascapersalinan.
b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
o. Kebersihan dan keamanan
53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Memcuci dan membilas peralatan
setelah dekontaminasi.
54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan
cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakain
yang bersih dan kering.
56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan menggunakan air
bersih.
58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
p. Dokumentasi
60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
(Prawirohardjo 2016).
D. NIFAS
1. Definisi
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan
pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi , yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini
dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. Sebagian besar dari kematian ibu (88%)
terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan, menandakan bahwa ini
adalah kejadian yang berkaitan erat dengan persalinan kala III.
( Prawirohardjo, 2014)
c. Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pilih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi. Rentang waktu remote puerperium berbeda
untuk setiap ibu, tergantung dari berat ringannya komplikasi yang
dialami selama hamil atau persalinan.
4. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
a. Uterus
Terjadi involusi/pengerutan uterus yaitu uterus kembali ke kondisi
semula seperti belum hamil dengan berat uterus 60 gram. Proses
involusi uterus :
a) Autolisis
b) Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system
vaskuler dan system limphatik
c) Efek oksitosin
b. Tinggi Fundus Uteri masa post partum :
1) TFU hari 1 post partum 1-2 jari di bawah pusat
2) TFU hari 2 post partum 2- 3 jari di bawah pusat
3) TFU hari 4- 5 post partum pertengahan simpisis dan pusat
4) TFU hari 7 post partum 2- 3 jari di atas simpisis
5) TFU hari 10- 12 post partum tidak teraba lagi 4
c. Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu kedua hanya 3-4 cm,
dan akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta sangat khas
sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak
pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombus.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan difragma pelvisserta fasia yang meregang
sewaktu kehamilandan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligament rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi.
e. Serviks
Segera setelah berakhirnya kala III, serviks menjadi sangat lembek,
kendur, dan terkulai. Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama
di bagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan
vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil,
beberapa hari setelah persalinan pinggir-pinggirnya retak karena
robekan dalam persalinan.
f. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
selama masa nifas. Lochea mempunyai bau amis (anyir), meskipun
tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda pada setiap wanita.
Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat sebagai berikut:
1) Lochea rubra (Cruenta), keluar pada hari 1- 2 pasca persalinan,
berwarna merah mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban,
jaringan dan desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekoneum.
2) Lochea sanguinolenta, keluar pada hari ke 3-7 pasca persalinan,
berwarna merah kuning dan berisi darah lendir.
3) Lochea serosa, keluar pada hari ke 7-14 pasca persalinan,
berwarna kecoklatan mengandung lebih banyak serum dan lebih
sedikit darah, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi
plasenta.
4) Lochea alba, keluar sejak 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna
putih kekuningan mengandung leukosit, selaput lender serviks dan
serabut jaringan yang mati. Umumnya jumlah lochea lebih sedikit
bila wanita postpartum dalam posisi berbaring daripada berdiri.
g. Perubahan vagina dan perineum
1) Membentuk lorong berdinding lunak dan luas, perlahan mengecil
tetapi jarang kembali ke ukuran nulipara rugae terlihat kembali
pada minggu ke-3.
2) Berkurangnya sirkulasi progesterone mempengaruhi otot-otot pada
panggul, perineum, vagina dan vulva.
3) Proses ini membantu pemulihan kearah tonisitas/elastisitas normal
dari ligament otot rahim
4) Merupakan proses bertahap yang berguna bila ibu melakukan
mobilisasi, senam nifas dan mencegah timbulnya konstipasi.
5. Kunjungan Masa Nifas
Dalam hal ini pemerintah membuat kebijakan program nasional
dengan merekomendasikan kunjungan pada ibu nifas minimal 4 kali
selama masa nifas (Marmi, 2011).
Tujuannya untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, mencegah
kemungkinan adanya gangguan kesehatan pada ibu dan bayi,
mendeteksi adanya komplikasi yang terjadi pada masa nifas, dan
menangani dengan segera apabila terjadi masalah yang timbul pada ibu
nifas dan bayinya. Kebijakan tersebut diantaranya :
1) Kunjungan I
Kunjungan dilakukan pada waktu 6 jam-2 hari post partum, asuhan
yang diberikan dalam kunjungan ini adalah sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas yang
diakibatkan atonia uteri.
b. Melakukan deteksi dini serta melakukan perawatan perdarahan
dengan penyebab lain serta melakukan rujukan apabila
diperlukan.
c. Melakukan KIE pada ibu dan keluarga tentang tanda- tanda
dan cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
d. Melakukan konseling untuk pemberian asi sesegera mungkin.
e. Mengajarkan pada ibu bagaimana melakukan bounding
attachment, atau mempererat hubungan ibu dengan bayi baru
lahir.
f. Mencegah terjadinya hipotermi pada bayi.
g. Selama 2 jam pasca pertolongan persalinan, bidan harus
tinggal untuk menjaga dan memastikan ibu dan bayi dalam
keadaan baik dan sehat.
2) Kunjungan II
Kunjungan dilakukan pada waktu 3 hari – 7 hari post partum,
asuhan yang diberikan dalam kunjungan ini adalah sebagai berikut:
a. Memastikan proses involusi uterus berjalan dengan lancer,
denga ciri-ciri uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus
uteri dibawah umbilicus, dan tidak ada perdarahan abnormal.
b. Menilai dan memastikan tidak ada tanda-tanda demam, infeksi,
dan perdarahan.
c. Memastikani Ibu mendapat istirahat cukup selama masa nifas
berlangsung.
d. Memastikan ibu mendapat asupan nutrisi yang cukup dengan
asupan makanan yang bergizi serta cukup cairan.
e. Memastikan ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dan
benar serta tidak adanya tanda-tanda kesulitan menyusui.
f. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
agar ibu dapat merawat bayinya secara mandiri.
3) Kunjungan III
Kunjungan dilakukan pada waktu 8 hari – 28 hari post partum,
asuhan yang diberikan dalam kunjungan ini kurang lebih sama
dengan asuhan yang dilakukan pada kunjungan ke II.
4) Kunjungan IV
Kunjungan dilakukan pada waktu 29 hari – 42 hari minggu post
partum, asuhan yang diberikan dalam kunjungan ini adalah
konseling KB sejak dini.
TINJAUAN KASUS
4) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan lalu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
penyakit menutun dan menular seperti TBC, DM,
Jantung, hipertensi, asma, tipus.
b) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui adanya penyakit menurun atau
menular seperti DM, Hipertensi, jantung , serta
penyakit menular seperti epilepsy, dpat mempengaruhi
kehamilan serta adanya riwayat keturunan kembar.
5) Riwayat perkwaninan
Dikaji untuk mengetahui usia saat menikah, sah apa tidak dan
lamanya pernikahan.
6) Riwayat keluarga berencanan
Untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang pernah dipakai,
lama pemakaian, keluhan pada saat pemakaian alat
kontrasepsi.
7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah pasien pernah mengalami
perdarahan pada kehamilan lanjut pada kehamilan yang lalu.
8) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Makan teratur 3 kali sehari, 1 piring nasi, lauk, sayur dan
buah. Minum kurang lebih 8 gelas perhari seperti susu, air
teh dan air putih.
b) Pola eliminasi
Menggambarkan keadaan BAB meliputi frekuensi, jumlah
konsistensi dan bau serta kebiasaan BAK meliputi warna
dan jumlah
c) Aktivitas
Dikaji untuk mengetahui aktivitas fisik ibu dala kehidupan
ehari-hari
d) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu mandi( normalnya
2 kali sehari), gosok gigi, keramas dan ganti baju setiap
harinya.
e) Pola istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur baik itu tidur siang maupun malam
f) Seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan
hubungan seks dalam satu minggu dan ada keluhan apa
tidak setiap melakukan hubungan seks.
g) Psikososial budaya
Untuk mengetahui apabila ada pantangan makan atau
kebiasaan yang tidak diperbolehkan selama hamil adat
masyarakat setempat, perasaan tentang kehamilan ini, serta
dekungan dari suami dan keluarga terhadap kehamilan ini.
h) Perokok dan pemakai obat-obatan
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan merokok,
menggunakan obat-obatan dan alkohol. Pada perempuan
perokok insiden kasus perdarahan pada kehamilan lanjut
terutama pada solusio plasenta. (Masruroh, 2016)
b. Data Objektif
Data objektif adalah pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium
atau pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan informasi
dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data
objektif ini sebagai data penunjang (Muslihatun, dkk. 2013).
1) Pemeriksaan umum:
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apa baik atau
lemah. keadaan umum atau tanda vital ibu dan janin
mungkin dapat baik atau buruknya tergantun. (Fauziyah,
2016)
b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu compos
mentis, apatis, somnolen.
c) Tanda-tanda vital untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu
apa normal atau tidak
(1) Tekanan darah : Tekanan darah pada ibu hamil tidak
boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik. (Kemenkes RI, 2013)
(2) Denyut nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang
dihitung dalam menit. ( Prawirohardjo. 2014)
(3) Suhu : Apakah ada peningkatan atau tidak.
Normalnya 36,5-37,5°C
(4) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan
yang dihitung dalam 1 menit batas normal dalam 1
menit atau lebih dari 16-24 x/menit
d) Berat Badan
Perubahan berat badan pada ibu hamil sangat penting,
oleh karena itu tiap melakukan pemeriksaan ibu harus
menimbang berat badannya.
e) Tinggi Badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil, kurang dari
145 cm atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak
f) LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu, normal 23,5
cm, ini termasuk resiko tinggi atau tidak
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Rambut : Untuk menilai warna, ketebalan, rontok,
benjolan dan kebersihan
b) Muka
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak adakah
oedema atau tidak serta cloasma gravidarum dan
kebersihan.(Maryunani, 2016)
c) Hidung
Untuk mengetahui ada tidaknya polip, kebersihan,
pengeluaran seperti sekret dan ada tidak pernafasan
cuping hidung.
d) Telinga
Bagaimana keadaan telinga, ada pembengkakan atau
tidak, kebersihan, penguluaran dan pendengaran baik atau
tidak.
e) Mulut
Untuk mengetahui apakah mulut bersih, bibir pucat atu
tidak, ada caries dan gusi berdarah atau tidak
f) Leher
Untuk mengetahui apakah leher ada pembengkakan pada
kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan kelenjar vena jugularis.
g) Dada dan Axilla
Untuk mengetahui bentuk dada dan hyperpigmentasi dan
menonjol puting susu ibu atau tidak, pengeluaran ASI ada
atau tidak, ada benjolan serta nyeri saat ditekan atau
tidak.
h) Ekstremitas
Apakah ada oedea atau tidak, terdapat varices atau tidak,
Reflek patella +/- dan warna pucat atau tidak.
3) Agama
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan
spiritual terhadap pasien dan keluarga.
4) Suku / Bangsa
Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut oleh pasien
dan keluarga yang berkaitan dengan pesalinan.
5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan istri/suami sebagai dasar
untuk memberikan konseling dan asuhan kebidanan.
6) Pekerjaan
Data ini mengambarkan tingkat ekomoni, pola sosialisasi, dan data
pendukung dalam menentukan pola komunikasi yang akan dipilih
selama asuhan.
7) Alamat
Sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan
c. Riwayat mentruasi
1) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk
wanita Indonesia pada usia sekitar 12-16 tahun.
2) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari.
3) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan.
4) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi.
d. Riwayat kehamilan sekarang
1) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita
saat ini. Seperti hipertensi, jantung, diabetes mellitus, kehamilan
ganda serta penyakit lainnya.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui adanya riwayat penyakit yang pernah diderita.
Seperti hipertensi, jantung, diabetes mellitus, kehamilan ganda
serta penyakit lainya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit keturunan yang di
derita pada keluarga, seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung
dan penyakit lainnya (Jannah, 2013).
e. Riwayat perkawinan
Data ini sangat penting untuk kita kaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan serta
kepastian mengenai siapa yang akan mendampingi persalinan.
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan antara lain :
1) Usia nikah pertama kali.
2) Status pernikahan sah/tidak.
3) Lama pernikahan.
f. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Untuk mengetahui jenis KB apa yang dipakai ibu selama hamil
g. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
Data fokus mengenai asupan makanan pasien, yaitu makanan yang
dimakan, jumlah makanan yang dimakan, adakah jenis pantangan
atau tidak.
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, yaitu kebiasaan ibu BAB
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan kebiasaan BAK
meliputi frekuensi, warn, dan jumlah.
3) Aktivitas
Kita perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien.
4) Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh pasien untuk mempersiapkan
energi menghadapi proses persalinannya.
7) Seksualitas
Data yang diperlukan berkaitan dengan aktivitas seksual meliputi,
frekuensi dan keluhan.
8) Personal hygiene
Data ini perlu kita kaji karena akan sangat berkaitan dengan
kenyamanan pasien dalam menjalani proses persalinannya.
2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langlah pertama adalah pengkajian data, terutama
data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan
fisik pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostik lain
(Muslihatun, 2013).
a. Pemeriksaan Umum
1)Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien.
2)Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien dari
keadaan komposmentis.
3)Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Untuk mengetahui tekanan darah ibu normal atau tidak,
normalnya 90/60 mmHg sampai140/90 mmHg.
b) Nadi
Untuk mengetahui nadi ibu normal atau tidak, normalnya 60-100
x/menit.
c) Pernafasan
Untuk mengetahui pernafasan ibu normal atau tidak, normalnya
16-24 x/menit.
d) Suhu
Untuk mengetahui suhu ibu normal atau tidak, normalnya 36,5 –
37,5 ºC (Norma, 213).
4)Berat badan
Untuk mengetahui adanya peningkatan dan penurunan berat badan
ibu.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Wajah
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak. Ada oedema
atau tidak.
b) Mata
(1) Konjungtiva
Untuk menilai konjungtiva anemis atau an anemis.
(3) Sklera
Untuk menilai sclera ikterik atau an ikterik.
c) Hidung
Untuk menilai bentuk hidung simetris atau tidak, adakah
pernapasan cuping hidung, ada polip atau tidak.
d) Telinga
Untuk mengetahui bentuk telingan, keadaan telinga apakah ada
kelainan atau tidak dan ada secret atau tidak.
f) Mulut
Untuk mengetahui mukosa bibir kering atau tidak, lidah stomatitis
atau tidak, dan adakah caries pada gigi
2) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, dan vena jugularis atau tidak.
3) Dada
Untuk mengetahui kesimetrisan, bentuk dan ukuran,
hiperpigmentasi, areola, keadaan putting susu, kolostrum atau cairan
lain, retraksi, massa, nyeri atau tidak.
4) Abdomen
a) Inspeksi
Apakah ada luka bekas operasi, apakah ada massa atau tidak.
b) Palpasi
Apakah ada benjolan, massa, atau nyeri tekan.
c) Auskultasi
Bunyi bising usus (+) 4-5 x/menit.
5) Pemeriksaan Genetalia
Untuk mengetahui kebersihan vulva, ada atau tidaknya luka bekas
jahitan, varises, dan perdarahan pervaginam. Perineum terdapat
bekas luka atau tidak, ada keluhan lain atau tidak
6) Anus
Kebersihan anus, ada haemoroid atau tidak.
7) Ekstremitas
Untuk mengetahui bentuk simetris sama panjang / tidak oedema
tangan dan kaki, pucat pada kuku jari, varises, dan refleks patella.
3. Analisa
Analisa merupakan maslah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan
data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan dari data subjektif dan objektif (Rukiyah, 2014).
Ny....umur... tahun P A dengan akseptor KB …… (Rukiyah, 2014).
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan metode kontrasepsi yang
digunakan, yaitu metode hormonal (pil KB, suntik, dan implant), non
hormonal (IUD), dan metode barrier.
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan macam-macam KB suntik, keuntungan dan kerugian KB
suntik.
3. Memberikan ibu kesempatan untuk memilih KB suntik yang
diinginkan.
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Fisiologis Dalam Konteks Continuity Of
Care
Disusun oleh :
DAFFINA SYAZAH INDRIANY
P05140319007
Pembimbing Akademik :
Dina Anggraini, M.Tr.Keb
Pembimbing Lahan
Nilawati, S.ST
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Oleh:
DAFFINA SYAZAH INDRIANY
NIM. P05140319007
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan
1) Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. P
Umur : 28 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Lembak Suku : Lembak
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pulau Beringin
No. Hp : 085178689028
2) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu
mengatakan sedang hamil anak kedua dan belum pernah
keguguran, saat ini usia kehamilan ± 38 minggu. Ibu
mengatakan mengeluh nyeri pinggang.
b) Ibu mengatakan Riwayat menstruasi menarche 14 tahun dengan
siklus 28 hari dan lamanya 7 hari. Banyaknya 3-4 kali ganti
pembalut/ hari
c) Ibu mengatakan Pernah menggunakan KB suntik 1 bulan sebagai
alat kontrasepsi sebelumnya.
d) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
Tempat Usia Jenis
No Umur Penolong Penyulit JK BB KB
bersalin kehamilan persalinan
3,500 Suntik
1. 5 Tahun PMB Aterm Normal Bidan - L
gr 1 bln
5. Aktivitas
Sebelum : Ibu melakukan aktifitas rumah tangga sendiri
Saat Hamil : Ibu melakukan aktifitas rumah tangga dibantu
suami
6. Personal hygiene
Sebelum : mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/ hari, keramas 2
hari sekali, ganti celana dalam 2x/hari
Saat Hamil : mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2
hari sekali, ganti celana dalam 2x/hari
7. Pola seksual
Sebelum: 3-4 x/minggu
Saat Hamil: 1-2x/minggu
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital : TD : 120/90 mmHg
S : 36,5°C
N : 80x/menit
P : 23x/menit
2) Antropometri :
BB sebelum hamil : 60 Kg
BB sekarang : 75 Kg
Tinggi badan : 160 cm
Lila : 29 cm
3) Pemeriksaan Fisik
Kepala :Keadaan Kulit Kepal Bersih, Warna Rambut
Hitam, Tidak Rontok, Lebat, Distribusi Merata
Muka :Muka tidak pucat, tidak ada oedema, dan tidak ada
cloasma gravidarum.
Mata :Simetris, tidak ada oedema di kelopak
mata, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi
penglihatan baik.
Hidung :Tidak ada pembengkakan polip, Bersih tidak ada
secret, Tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut :mukosa bibir lembab, bersih, gigi lengkap, tidak
ada caries gigi, dan tidak ada stomatitis.
Telinga :Telinga simetris,tidak ada kelainan, dan tidak ada
sekret.
Leher :tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, dan kelenjar tyroid.
Payudara :payudara simetris, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi aerola, kolostrum belum ada,tidak
ada nyeri tekan.
Abdomen :tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan.
Leopold I : Fundus Teraba lunak (mc Donald 33 cm
diatas simfisis) , tidak melenting diperkirakan bokong
janin.
Leopold II : Dibagian kiri perut ibu terasa panjang,
ada tahanan, dan keras diperkirakan punggung janin dan
pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstremitas janin).
Leopod III : Pada bagian perut bawah teraba bagian
bulat, keras, melenting diperkirakan kepala janin dan
masih dapat digoyangkan.
Leopold IV : Bagian terendah sudah masuk PAP,
divergen.
DJJ : Punctum maksimum : Kanan bawah pusat
Frekuensi :146x/m
Kekuatan : Kuat
Keteraturan : Teratur
TBJ : (33-11) X 155 = 3.400 gr
Genetalia : keadaan bersih, tidak ada oedema, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini, tidak ada pengeluaran
cairan
Anus : keadaan bersih, tidak ada hemoroid.
Ekstremitas :
Atas: fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema, simetris kiri
dan kanan tidak ada cacat, keadaan baik, kuku tidak pucat.
Bawah: fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema, simetris kiri
dan kanan tidak ada cacat, keadaan baik, kuku tidak pucat.
4) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12,5 gr/dl%
Urine : 15mg/dL
c. Analisa
Ny. D umur 28 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu, janin tunggal hidup,
intrauterin, presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik.
d. Penatalaksanaan
Hari/ Penatalaksanaan Tempat Jam Pengkaji
Tanggal
Selasa, 1) Menjelaskan hasil pemeriksaan Klinik 09.00 Daffina
15-11- kepada pasien dan keluarga Bidan WIB
2022 bahwa keadaan ibu dan janin ‘’N’’
baik, meliputi tekanan darah
120/90 mmHg, nadi
80x/menit, pernafasan 23
x/menit, suhu 36,5.°C.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 2) Menjelaskan tentang Klinik 09.05 Daffina
15-11- ketidaknyamanan yang Bidan WIB
2022 fisiologis pada trimester III ‘’N’’
yaitu sakit punggung bagian
atas dan bawah, sering BAK,
oedema (pembengkakan),
nyeri ulu hati, konstipasi, kram
dan kesemutan dan insomnia.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 3) Memberikan KIE tentang nyeri Klinik 09.10 Daffina
15-11- pinggang dan cara Bidan WIB
2022 mengatasinya yaitu, minum air ‘’N’’
hangat dan olahraga seperti
senam hamil.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 4.) Jelaskan kepada ibu tentang Klinik 09.15. Daffina
15-11- kebutuhan istirahat selama Bidan WIB
2022 hamil trimester III. kehamilan ‘’N’’
trimester III perut ibu semakin
membesar menyebabkan ibu
mudah lelah, ketidaknyamanan
juga bertambah. Istirahat
sangat membantu karena
kongesti darah pada pelvic dan
tungkai berkurang, kerja
jantung berkurang dan stress
mental juga dapat
berkurang. Ibu hamil
dianjurkan untuk
merencanakan periode istirahat
yang teratur khusunya seiring
kemajuan kehamilannya, yaitu
7-8 jam istirahat malam dan 1-
2 jam istirahat siang. Posisi
miring kiri dianjurkan untuk
meningkatkan perfusi uterus
dan oksigenasi fetoplasenta
dengan mengurangi tekanan
pada vena kava asendan
(hipotensi supine)
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 5) Jelaskan kepada ibu tentang Klinik 09.20 Daffina
15-11- pentingnya latihan fisik ringan Bidan WIB
2022 bagi ibu hamil, manfaat dari ‘’N’’
latihan fisik dapat mengatasi
ketidaknyamanan kehamilan
dan persalinan, meningkatkan
tonus otot, kekuatan otot, dan
ketahanan otot selain itu juga
dapat mempersiapkan wanita
untuk menghadapi stress fisik
selama persalinan dan
perawatan bayi setelah
melahirkan. Aktivitas fisik
meningkatkan sirkulasi,
membantu relaksasi, istirahat
dan mengatasi kebosanan.
Dianjurkan untuk melakukan
senam ibu hamil.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 6) dengan ibu tentang kebutuhan Klinik 09.25 Daffina
15-11- nutrisi selama hamil trimester Bidan WIB
2022 III. Pada trimester ketiga ‘’N’’
(sampai usia 40 minggu) nafsu
makan sangat baik, akan tetapi
tidak boleh berlebihan, ibu
hendaknya mengurangi
karbohidrat dan meningkatkan
protein, sayur-sayuran dan
buah-buahan, lemak harus
tetap dikonsumsi. Selain itu
kurangi makanan terlalu manis
seperti gula dan terlalu asin
seperti garam, ikan asin, telur
asin, tauco dan kecap asin)
karena makanan tersebut akan
memberikan kecenderungan
janin tumbuh besar dan
merangsang timbulnya
keracunan saat kehamilan.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 7) Jelaskan kepada ibu Klinik 09.30 Daffina
15-11- mengenai tanda bahaya Bidan WIB
2022 kehamilan, seperti pecah ‘’N’’
ketuban sebelum waktunya,
perdarahan dan lain-lain.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 8) Diskusikan tanda dan gejala Klinik 09.35 Daffina
15-11- persalinan dan kapan harus Bidan WIB
2022 menghubungi bidan. ‘’N’’
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan.
Selasa, 9) Diskusikan dengan ibu Klinik 09.40 Daffina
15-11- tentang rencana persalinan Bidan WIB
2022 diantaranya tempat kelahiran, ‘’N’’
pendamping kelahiran, posisi
untuk persalinan, makan dan
minum saat persalinan,
persediaan donor darah,
pakaian ibu dan bayi,
kendaraan ke tempat
persalinan, diskusikan juga
setiap budaya atau agama yang
mungkin ingin dipantau ibu.
Ev : ibu mengerti dan memahami
apa yang dijelaskan
KALA I
Identitas Ibu dan Suami:
Nama Ibu : Ny D
Umur : 28 Tahun
Nama Suami : Tn.P
Umur : 26 Tahun
4. Penatalaksanaan (P)
1. Menjelaskan hasil pemeriksan kepada ibu dan suami bahwa keadaan
umum ibu dan janin baik, ibu sudah memasuki proses persalinan.
Evaluasi : ibu dan suami mengerti dan merasa senang mendengar hasil
pemeriksaan.
2. Menyarankan ibu untuk didampingi oleh pendamping persalinan.
Evaluasi : Ibu memilih suami sebagai pendamping persalinan
3. Pemeriksaan DJJ, nadi ibu dan kontraksi ibu setiap 30 menit.
Evaluasi : DJJ 146x/m, nadi 80x/m, frekuensi 2x/10menit, durasi 20 -
30 detik dan akan diperiksa setiap 30 menit.
4. Menganjurkan ibu untuk tidak mengedan sebelum di instruksikan
mengedan, karena dapat mengakibatkan pembengkakan pada portio dan
menutup jalan lahir. Jika kontraksi di anjurkan untuk mengatur
pernafasan.
Evaluasi : ibu mengerti dan mampu mengikuti anjuran yang diberikan.
5. Mengajarkan ibu teknik mengurangi rasa nyeri seperti miring kiri serta
menanjurkan anggota keluarga menggosok pinggang bagian bawah ibu
dan ajarkan teknik relaksasi dengan menghirup udara dari hidung serta
keluarkan dari mulut setiap kali perut ibu berkontraksi.
Evaluasi : ibu mengerti dan mampu mengikuti anjuran yang diberikan.
6. Memberikan ibu support mental agar ibu semangat dan mampu melalui
proses persalinan dengan lancer
Evaluasi : Ibu merasa tenang dan bersemangat
7. Melakukan pemantauan partograf
Evaluasi : Pemantauan partograf dilakukan
8. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan perlengkapan ibu dan
bayi
Evaluasi : keluarga mengerti dan membantu menyiapkan perlengkapan
ibu dan bayi
9. Menyiapkan Partus set
Evaluasi : Partus Set disiapkan
KALA II
Hari/tanggal pengkajian : Selasa / 22 November 2022
Waktu pengkajian : 15.00 WIB
Tempat pengkajian : DI PMB “ N” Bengkulu Tengah
Pengkaji : Daffina.S.I
3. Analisa (A)
Ny. D umur 28 tahun, G2P1A0 dengan inpartu kala II
4. Penatalaksanaan (P)
handscone steril.
KALA III
Hari/tanggal pengkajian : Selasa / 22 November 2022
Waktu pengkajian : 16.00 WIB
Tempat pengkajian : DI PMB “ N” Bengkulu Tengah
Pengkaji : Daffina.S.I
3. Analisa (A)
Ny. D umur 28 tahun P2A0, inpartu kala III.
4. Penatalaksanaan (P)
3. Analisa (A)
Ny. D umur 28 tahun P2A0 dengan inpartu kala IV
4. Penatalaksanaan (P)
c. Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 3000 gr
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm
2) Refleks
Refleks Moro : Positif
Refleks Rooting : Positif
Refleks Sucking : Positif
Graphs / Platar : Positif
3. Analisa (A)
By. Ny. L umur 2 jam dengan neonatus fisiologi.
4. Penatalaksanaan (P)
4) Menjalin komunikasi dengan keluarga pasien
Ev : keluarga menyetujui bayi diperiksa.
5) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pemeriksaan
Ev : sudah dilakukan
6) Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi
menggnunakan kain yang bersih dan kering.
Ev : sudah dilakukan
7) Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan membungkus tali
pusat menggunakan kasa steril.
Ev : sudah dilakukan
8) Mengkaji tanda-tanda bahaya pada bayi:
a) Hipotermi atau Hipertermi
b) Ikterus
Ev : sudah dilakukan dan tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi.
9) Mengkaji Tanda infeksi
Ev : sudah dilakukan dan tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi.
10) Memberi Vit K dan salep mata pada bayi dengan menyuntikkan
vaksin Vit K 1/3 paha kiri bagian luar (IM).
Ev : sudah dilakukan
11) Mengajarkan pada keluarga cara perawatan bayi sehari-hari
antara lain :
a) Cara memandikan bayi
b) Cara merawat tali pusat
c) Mengganti popok bayi setiap kali basah dengan popok yang
bersih dan kering
Ev : sudah dilakukan
12) Memberikan penyuluhan untuk ibu tentang pemberian ASI
eksklusif yaitu pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan dengan frekuensi pemberian sesering mungkin.
Ev : sudah dilakukan.
3. Analisa (A)
Ny. D usia 28 tahun P2A0 dengan postpartum 6 jam.
4. Penatalaksanaan (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa tanda-tanda vital dalam
batas normal dan keadaan ibu baik.
Evaluasi : Ibu merasa tenang kondisinya dalam keadaan baik.
2. Melakukan pemeriksaan TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan
perdarahan pervaginam.
Evaluasi : Didapatkan hasil TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
uterus teraba keras dan bundar, kandung kemih kosong, pengeluaran
lochea rubra.
3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi agar terhindar
dari hipotermi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan memakaikan bayinya bedong dan topi.
4. Memberitahu ibu untuk tetap melakukan personal hygiene atau
kebersihan diri.
Evaluasi : Ibu mengatakan akan menjaga kebersihan diri.
5. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
Evaluasi : Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
6. Mengajarkan ibu cara menyusui dengan benar yaitu:
a) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis lurus
b) Perut bayi menempel dibadab ibu
c) Dagu bayi menempel dipayudara ibu
d) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
e) Masukan areola sebagian besar masuk kemulut bayi
f) Bibir bayi terputar keluar
g) Selesai memyusui sendawakan bayi dengan menepuk- nepuk
bagaian belakang bayi
Evaluasi : Ibu dapat melakukan seperti yang diajarkan.
7. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan payudara yaitu:
a) Melicinkan tangan dengan minyak/baby oil secukupnya
b) Tempatkan kedua tangan diantara payudara ibu kemudian diurut
kearah atas, terus kesamping, kebawah melintang sehinggga
menyangga payudara, lakukan 20- 30 kali.
c) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri kemudian 3 jari
tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menekan mulai
dari pangkal payudara berakhir pada puting susu. Lakuakan
tahapan yang sama pada payudara kanan lakukan 2 kali gerakan
pada setiap payudara.
d) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, telapak tnagan kiri
menopang payudara kiri dan jari-jari tangan sisi kelingking
mengurut payudara kearah puting susu, gerakan diulang sebanyak
20-30 kali. Untuk setiap payudara.
e) Telapak tangan kiri menyokong payudara, tangan dikepalkan
kemudian buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai dari
pangkal kearah puting susu, gerakan ini diulang sebanyak 20-3-
kali untuk setiap payudara.
f) Setelah pengurutan, kompres kedua payudara dengan air hangat
selama 2 menit kemudian kompres kembali menggunakan air
dingin selama 1 menit
g) Keringkan payudara dengan handuk kering dan pakaikan bra
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan
payudara.
8. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini.
Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya.
9. Memberikan pada ibu pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu nifas.
Evaluasi : Ibu bersedia mengkonsumsi makanan-makanan yang
bernutrisi tanpa ada pantangan
10. Melakukan pendokumentasi.
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan.
Catatan Perkembangan Nifas I (Hari ke-2)
O:
TD: 120/90 mmHg
N: 83 x/menit
P: 23 x/menit
S: 36,50C
TFU : 3 jari dibawah pusat
Lochea rubra
ASI (+), putting susu lecet.
A:
Ny. D usia 28 tahun P2A0 dengan
postpartum 2 hari dengan putting
susu lecet.
P:
KB sekarang :-
KB Sebelumnya : KB suntik 1 bulan
c. Tanda vital
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,60C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak rontok
b. Muka : tidak ada oedema, muka terlihat pucat
c. Mata :Sklera tidak ikterik, konjungtiva ananemis,
pupil mengecil saat diberi cahaya
d. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
e. Telinga : Simetris, tidak ada
serumen
f. Mulut : Simeris, bibir
lembab, tidak ada sariawan
g. Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis,
kelenjar limfe dan kelenjar tyroid
h. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
puting susu tenggelam, ASI sudah keluar
i. Abdomen : Simetris, tidak ada luka operasi, TFU
tidak teraba
j. Genetalia : pengeluaran lochea serosa, tidak ada
tanda-tanda infeksi
k. Ektremitas : Atas, simetris, tidak ada eodema
Bawah, simetris tidak ada eodema
3. Analisa
Ny. D usia 28 tahun P2A0 dengan calon KB suntik 1 bulan.
4. Penatalaksanaan
1) Melakukan informed consent bahwa akan dilakukan konseling
mengenai KB.
Evaluasi : Ibu mengatakan setuju untuk konseling KB
2) Memberikan ibu konseling KB dengan bahasa yang mudah dimengerti,
meliputi:
1. Jenis-jenis KB
2. Efektifitas
3. Kelemahan dan kelebihan jenis KB
4. Efek samping KB
Evaluasi : Ibu mendengarkan penjelasan dengan baik
3) Memberikan ibu kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang
kurang dimengerti.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan bertanya jika ada yang kurang
dimengerti
4) Memberikan saran jenis KB yang baik untuk digunakan ibu yaitu KB
suntik progestin (1/3 bulan), implan dan IUD yang aman digunakan
untuk ibu menyusui.
Evaluasi : Ibu menerima saran dan mengatakan akan didiskusikan
terlebih dahulu pada suami
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes, RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Dan Bayi Baru
Lahir. Pertama. edited by A. Suryana. Jakarta: Kemenkes RI.
Made Ayu, Elin Supliyani. 2017. “Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya Dengan
Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di Kota Bogor.” Jurnal Kebidanan
3(4):204–10.
Nita, Venita, Andryani Rika, and Lidya Aryanti. 2014. “Pengaruh Massage
Effleurage Terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sinta Bandar Lampung.” Jurnal Kesehatan
Holistik 8(4):192–97.
Puspitasari, Indah and Dwi Astuti. 2017. “Tehnik Massage Punggung Untuk
Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I.” Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan 8(2):100.
Rahman, Stang Abdul, Ary Handayani, and Anwar Mallongi. 2017. “Penurunan
Nyeri Persalinan Dengan Kompres Hangat Dan Massage Effleurage.” Jurnal
MKMI 13(2):147–51.
Respati, Supriyadi Hari, Sri Sulistyowati, and Ronald Nababan. 2019. “Analisis
Faktor Determinan Kematian Ibu Di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah
Indonesia.” Jurnal Kesehatan Reproduksi 6(2):52.
Rohani, Siti and Medica Bakti Nusantara. 2017. “Faktor-Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Persalinan.” Jurnall Ilmu Kesehatan 2(1):61–68.
Susiana, Sali. 2019. “Faktor Penyebab Dan Upaya Penanganan Angka Kematian
Ibu.” Midwifery.
Yulizawati, DKK. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pertama.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.