Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Identifikasi Komplikasi Ibu dan Janin pada Kala I Persalinan Kala I


Memanjang, Kelainan Letak dan Gemeli

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Ade Aprilia M
2. Anis Meyly Agustini
3. Ayu Puspita Sari
4. Dede Ratih Haryani
5. Dwi Natalia Setiawati
6. Eka Kartika Pratiwi
7. Evin Anggraini
8. Heni Fitriani
9. Ida Laeni
10. Kania Rianawati
11. Leni Putri Sarumaha
12. Lina Eka Ningrum
13. Luluk Rifana
14. Mairita
15. Mutmainah
16. Neneng Pitriani
17. Prilly Issabel
18. Quratu Aini
19. Ratih Nur Oktavian
20. Sani Anisa Pebriani
21. Sri Yani Syadiah

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI


KESEHATAN BHAKTI PERTIWI INDONESIA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Komplikasi Ibu dan Janin pada
Kala I Persalinan.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teks penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat-sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kerja sama
yang diberikan oleh semua pihak, khususnya dosen dan teman-teman yang memberikan ide dan
masukan sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Sudah tentu kekurangan-kekurangan akan terdapat pada makalah ini. Karena itu, saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1. Latar belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Bab 2 Pembahasan

2.1 Persalinan

1. Pengertian Kala I Memanjang


2. Resiko pada Ibu dan Janin
3. Cara Penanganan Kala I

2.2 Kelainan Letak

1. Pengertian Kelainan Letak


2. Resiko pada Ibu dan Janin
3. Cara Penanganan Kelainan Letak

2.3 Gemeli

1. Pengertian Gemili
2. Resiko pada Ibu dan Janin
3. Cara Penanganan Gemili

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,
dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan persentasi belakang
kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Yulizati,
2019).

Pertama-tama, kita akan membahas tanda-tanda dini bahaya pada kala I persalinan pada
ibu. Salah satu tanda yang paling umum adalah Kala 1 yang memanjang adalah kondisi di mana
fase ini berlangsung lebih lama dari yang diharapkan . Kala I persalinan juga berisiko pada
wanita yang mengandung bayi kembar atau gemeli. Kembar identik atau non-identik, kehamilan
ganda dapat memunculkan komplikasi tambahan yang perlu diwaspadai. Salah satu komplikasi
umum adalah perdarahan lebih banyak karena keberadaan dua atau lebih plasenta. Selain itu,
ketika salah satu atau kedua bayi berada dalam posisi kelainan, seperti lintang atau melintasi
panggul, risiko komplikasi kala I persalinan meningkat.

Pentingnya memahami tanda-tanda dini bahaya atau komplikasi pada kala I persalinan
adalah untuk mengambil tindakan yang sesuai sebelum situasi memburuk. Pemeriksaan rutin
oleh tenaga medis yang terlatih selama persalinan sangat penting untuk memantau kesehatan ibu
dan janin. Dalam beberapa kasus, tindakan darurat seperti operasi caesar atau penanganan medis
intensif mungkin diperlukan untuk menjaga kesejahteraan ibu dan janin.

Dengan memahami tanda-tanda dini bahaya atau komplikasi pada kala I persalinan, kita
dapat meningkatkan peluang untuk intervensi yang tepat waktu, yang pada gilirannya dapat
menyelamatkan nyawa ibu dan janin. Oleh karena itu, pengetahuan yang mendalam tentang
tanda-tanda ini sangat penting bagi para profesional medis dan calon ibu agar persalinan dapat
berlangsung dengan aman dan tanpa komplikasi yang serius.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apa Saja tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin pada kala 1 persalinan: kala 1
memanjang, kelainan letak, gameli”.
3. Tujuan dan Manfaat Masalah

a. Bagi Tempat Kerja


Hasil makalah ini dapat dipakai sebagai tambahan informasi yang nantinya dapat
dijadikan pertimbangan dan pengembangan promosi kesehatan ibu dalam pembuatan
kebijakan serta upaya peningkatan kesehatan ibu bersalin.
b. Bagi Masyarakat
Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi pengetahuan
khususnya mengenai kejadian komplikasi persalinan pada masyarakat, selain itu
diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya sehubungan dengan
kejadian komplikasi persalinan.
c. Bagi Pemakalah
Makalah ini merupakan sarana untuk melatih diri dan berfikir secara ilmiah khususnya
masalah kejadian komplikasi persalinan pada ibu bersalin.
BABI II

PEMBAHASAN

2.1 Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan persentasi belakang kepala berlangsung
dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Yulizati, 2019).

Pada tiap persalinan ada 3 faktor yang perlu diperhatikan yaitu kekuatan his, jalan lahir, dan
kekuatan ibu.

a. Kekuatan His

His yaitu kontraksi otot rahim pada persalinan, his persalinan mempunyai tanda dominan
didaerah fundus rahim, terasa sakit intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin meningkat,
juga menimbulkan perubahan dengan mendorong janin menuju jalan lahir menimbulkan
pembukaan mulut rahim, memberikan tanda persalinan (pengeluaran lendir, lender campur darah,
pengeluaran air selaput janin pecah (Na'imah, dkk, 2019).

b. Jalan Lahir

Otot rahim tersusun oleh 3 lapis sumbernya dari kedua tanduk rahim yaitu longitudinal
(memanjang), melingkar dan miring. Susunan demikian menguntungkan karena segera setelah
persalinan akan dapat menutup pembuluh darah dan menghindari terjadinya perdarahan dari tempat
implantasi plasenta. Di samping kontraksi dominan di bagian fundus pada skala 1 persalinan
menyebabkan terjadi pembukaan secara pasif mulut rahim, mendorong bagian janin terendah
menuju jalan lahir, sehingga ikut aktif dalam membuka mulut rahim ( Na'imah, dkk, 2019).

c. Kekuatan Ibu

Kekuatan his menimbulkan putaran paksi dalam. Penurunan kepala atau bagian terendah
menekan serviks dimana terdapat fleksus, frankenhauser, sehingga terjadi refleks mengejan makin
mendorong bagian terendah sehingga terjadilah pembukaan pintu dengan crowning dan penipisan
perimeum. Selanjutnya kekuatan his dan refleks mengejan menyebabkan ekspulsi kepala, sehingga
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, muka dan kepala selanjutnya ( Na'imah, dkk, 2019).
Tanda-tanda Inpartu yaitu:

a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Kala 1 adalah sebagai tanda awal persalinan dimulai. Kala 1 terjadi dimulai dari kontraksi
uterus yang teratur hingga dilatasi penuh pada serviks, hingga mencapai pada pembukaan lengkap
atau 10 cm. Ada 4 tahap dalam persalinan yang biasa disebut dengan kala. Kala 1 adalah pembukaan
1 cm sampai 10 cm, kala 2 pengeluaran bayi, kala 3 adalah pelepasan plasenta sedangkan kala 4
dimulai dari pelepasan plasenta hingga 2 jam setelah melahirkan.

1. Kala I Memanjang
A. Pengertian
Kala 1 yang memanjang adalah kondisi di mana fase ini berlangsung lebih lama dari
yang diharapkan. Beberapa tanda dan penjelasan tanda-tanda kala 1 memanjang meliputi:
1. Kontraksi yang Tidak Teratur: Kontraksi rahim yang terjadi dengan jarak waktu yang
tidak teratur dan intensitas yang rendah bisa menjadi tanda kala 1 yang memanjang.
2. Pembukaan Serviks yang Lambat: Pembukaan serviks yang sangat lambat, misalnya,
kurang dari 1 sentimeter per jam pada primigravida (ibu yang melahirkan anak pertama)
atau kurang dari 1,2 sentimeter per jam pada multigravida (ibu yang telah melahirkan
sebelumnya) adalah indikator kala 1 yang memanjang.
3. Peningkatan Tekanan pada Rahim: Kala 1 yang berlarut-larut dapat menyebabkan
peningkatan tekanan pada rahim, yang bisa dirasakan sebagai rasa sakit hebat dan tekanan
yang kuat.
Lamanya kala I persalinan pada primigravida berkisar 18 jam. Pada multigravida adalah 8
jam. Ibu akan dipertahankan kekuatan moral dan emosinya karena persalinan masih jauh
sehingga ibu dapat mengumpulkan kekuatan ( Yulizati, 2019). Proses membukanya serviks
sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
1. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
ukuran diameter 3 cm. Fase laten diawali dengan mulai timbulnya kontraksi uterus yang
teratur yang menghasilkan perubahan serviks.
2. Fase aktif
Dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
- Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4cm.
- Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4
cm menjadi 9 cm.
- Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam, pembukaan dari
9 cm menjadi lengkap.
2. Resiko pada Ibu dan Anak
Risiko komplikasi asuhan persalinan normal dapat terjadi pada setiap kala persalinan,
yaitu kala I hingga kala IV. Komplikasi yang terjadi dipengaruhi oleh kondisi selama
kehamilan,8 kondisi ibu, dan kondisi janin Komplikasi Kala I
Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah:
a. Partus lama, biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak adekuat atau dilatasi serviks
yang tidak sempurna
b. Ketuban pecah dini (KPD), yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda inpartu
Komplikasi kala I juga dapat terjadi pada janin, sehingga penting bagi petugas
kesehatan untuk memastikan keselamatan dan kondisi janin. Komplikasi yang dapat
terjadi adalah:
a. Asfiksia, yang dapat menyebabkan intrauterine fetal death (IUFD)
b. Sepsis neonatorum, dapat terjadi karena infeksi akibat KPD
3. Cara Penanganan/Penatalaksanaan Kala 1
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap.
Penanganan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah:
1. Dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT) masukan tangan kedalam
vagina dan bagian terendah janin segera didorong ke atas, sehingga tahanan pada tali
pusat dapat dikurangi.
2. Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubik dan evaluasi keberhasilan
reposisi.
3. Jika bagian terbawah janin sudah terpegang dengan kuat diatas rongga panggul,
keluarkan tangan dari vagina, letakan tangan tetap di atas abdomen sampai dilakukan
sesio caesarea.
4. Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara berlahan untuk mengurangi
kontraksi rahim.
Segera lakukan seksio cesarea.

Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu :


a. Memberikan dukungan emosional.
b. Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.
c. Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.
d. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara:
- Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
- Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
- Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
- Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
- Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
e. Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman
f. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi – memberikan kecukupan energi dan
mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan
kurang efektif.

g. Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan


spontan
Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan
menghambat turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko
perdarahan pasca persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu;
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.
h. Pencegahan infeksi
Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan persalinan yang bersih
dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
baru lahir.

2.2. Kelainan Letak

1. Pengertian
Kelainan letak merupakan suatu kondisi dimana janin dengan posisi terbawah selain kepala.
Kejadian kelainan letak janin dalam rahim ditemukan sekitar 3-4% dengan presentasi bokong dari
seluruh persalinan (Yulizati, 2019). Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu dan
letak sungsang pada primipara.

2. Resiko pada Ibu dan Janin


Ada beragam faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan letak pada janin antara lain yaitu
dari faktor ibu seperti keadaan uterus, volume air ketuban terlalu banyak (polihidromnion),
keadaan plasenta, keadaan jalan lahir, sedangkan faktor bayi meliputi tali pusat pendek / lilitan
tali pusat, hidrosefalus / anensefalus, gemelli, hidramnion, dan prematuritas. Ibu hamil dengan
masalah kelainan letak dapat memunculkah masalah seperti
1. Masalah kesehatan, baik pada ibu maupun janin, diantaranya ibu hamil bisa
mengalami Traumatik
2. Risiko kesakitan seperti partus lama
3. Ketuban pecah dini sangat mungkin terjadi pada kondisi kelainan letak
Kelainan letak juga dapat mengakibatkan penyebab utama kematian pada janin,
diantaranya kepala janin terjebak, cedera kepala dan pendarahan intrakranial, prolaps tali
pusat dan asfiksia.
Kelainan letak juga dapat menimbulkan dampak pada persalinan yakni terjadi laserasi
jalan lahir, maneuver intrauterin, terutama pada segmen bawah rahim yang tipis, atau
kelahiran aftercoming head melalui serviks yang belum dilatasi lengkap, akan
menyebabkan ruptur uteri, laserasi serviks dan dinding vagina, atau keduanya.
Kelainan letak terjadi ketika bayi tidak berada dalam posisi kepala turun, yang
merupakan posisi yang paling aman untuk proses persalinan. Berikut adalah tanda-tanda
dan penjelasan tanda-tanda kelainan letak:

1. Tidak Bisa Merasakan Bagian Kepala Bayi di Pintu Rahim: Saat pemeriksaan dalam,
bidan tidak dapat merasakan bagian kepala bayi yang seharusnya sudah menempel di
pintu rahim. Sebaliknya, bidan mungkin merasakan bokong atau kaki bayi.

2. Perubahan Bentuk Perut Ibu: Perut ibu mungkin terlihat tidak sesuai dengan bentuk
biasanya jika bayi berada dalam posisi kelainan letak

Dalam upaya agar menghindari kesakitan dan kematian baik pada ibu maupun
bayi dengan kehamilan kelainan letak, maka diupayakan beberapa usaha untuk
menghindari terjadinya persalinan dengan bayi letak sungsang maupun lintang, karena
kelainan letak janin ini tergolong kehamilan resiko tinggi sehingga tidak dapat dilahirkan
secara normal.

Kelainan letak janin diantaranya kelainan letak membujung atau letak lintang,
letak bokong, letak bahu, letak dahi dan letak muka. Hal ini membuat persalinan berjalan
tidak baik atau dapat berbahaya pada ibu dan janin sehingga persentase untuk melakukan
persalinan normal akan sangat sulit bahkan sering sekali dilakukan persalinan secara
seksio secarea.

3. Penanganan/Penatalaksaan

Maka dari itu, bidan tidak berkewenangan untuk menolong persalinan pada ibu hamil
dengan kelainan letak, sehingga bidan melakukan rujukan serta menyarankan kepada ibu
untuk memantau kehamilannya di fasilitas kesehatan yang lebih tinggi atau rumah sakit agar
senantiasa kehamilannya dapat teratasi dengan baik.

Upaya bidan pada ibu hamil yakni dapat melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
secara continuity of care (berkesinambungan), mulai dari dilakukannya persiapan sebelum
hamil (konseling terkait kehamilan), dilanjutkan dengan dilakukannya pemeriksaan
kehamilan antenatal care. Antenatal care adalah salah satu upaya pencegahan awal dari faktor
risiko kehamilan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care untuk
mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Perawatan antenatal.
umumnya dianggap metode yang efektif untuk meningkatkan hasil kehamilan. Dengan
melakukan posisi knee-chest yang dilakukan secara teratur. Bidan menganjurkan atau
membimbing ibu dalam posisi knee chest. Yakni dilakukan 3-4 kali sehari selama 10 menit
atau selama 15 menit setiap. dua jam setelah bangun tidur, selama 10 hari. setelah metode
knee chest diberikan sesuai 3-4 kali sehari selama 10 atau selama 15 menit, dilanjutkan dan
setelah 10 hari dan akhirnya dilakukan janin sudah memutar dan dalam keadaan normal
kembali.
Adapun beberapa tekhnik untuk melahirkan bayi dengan presentasi bokong yaitu :
1. Manuver Bracht
Setelah bayi lahir setinggi skapula, lakukan manuver Bracht dengan langkah
sebagai berikut untuk melahirkan kepala:
a Masih dengan posisi tangan yang sama di tulang ekor dan panggul, dekatkan
punggung janin ke arah perut ibu tanpa memberikan tarikan (punggung janin
hiperlordosis), sehingga leher berputar pada simfisis
b Gerakkan janin ke superior untuk melahirkan seluruh bagian kepala
c Letakkan bayi di atas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, lakukan
pemotongan tali pusat
2. Manuver Pinard
Manuver ini digunakan untuk melahirkan lutut dan kaki janin. Berikut
langkah-langkah melakukan manuver Pinard:
a. Masukkan tangan secara obstetrik pada sisi yang sama dengan bagian kecil janin

b. Jari telunjuk dan jari tengah menyusuri tungkai sampai ke fossa poplitea

c. Lakukan gerakan abduksi pada fossa poplitea sehingga menyebabkan fleksi


spontan pada lutut janin

d. Tangan yang berada di luar memberikan tekanan pada area suprasimfisis untuk
mempertahankan fleksi kepala janin

e. Kaki dikeluarkan dengan memegang pergelangan kaki janin dan menuntunnya


keluar vagina sampai batas lutut

f. Lakukan hal yang sama terhadap sisi lainnya

3. Manuver Lovset
Manuver Lovset digunakan untuk melahirkan bahu janin dengan melakukan
rotasi pada tubuh janin. Manuver ini digunakan jika lengan bayi terjungkit di
belakang kepalanya (nuchal arm). Langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Letakkan kedua ibu jari pada tulang ekor dengan jari-jari lain menggenggam
bagian atas paha janin
b. Rotasikan tubuh janin 90 derajat sehingga punggung bayi menghadap ke kanan
atau kiri penolong, kemudian lakukan sedikit traksi ke bawah untuk membantu
penurunan bahu

c. Lahirkan bahu dengan cara memasukkan satu atau dua jari ke area bahu janin.
Kemudian, dorong perlahan bahu ke arah dada dalam keadaan bahu fleksi

d. Rotasikan tubuh janin 180 derajat ke arah berlawanan sehingga punggung


menghadap ke sisi sebaliknya, sambil lakukan traksi ringan ke bawah

e. Lahirkan bahu dengan cara yang sama seperti di atas

4. Manuver Mauriceau
Manuver ini digunakan untuk melahirkan kepala janin. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Letakkan badan janin di atas tangan nondominan penolong, sehingga lengan
penolong menyangga seluruh bagian tubuh depan janin

b. Posisikan jari telunjuk dan jari tengah untuk menekan maksila atau eminensia
malar janin guna mempertahankan posisi fleksi. Hindari penekanan pada area
mandibula dan hindari memasukkan jari ke mulut karena meningkatkan risiko
trauma pada janin

c. Tangan dominan penolong berada pada tengkuk janin, dengan jari telunjuk dan jari
tengah mengapit bagian tengkuk

d. Asisten dapat membantu dengan memberikan penekanan suprapubik

e. Kepala janin dilahirkan dengan tetap mempertahankan posisi fleksi

f. Lakukan sedikit traksi ke arah bawah sampai oksiput terlihat di bawah simfisis
pubis. Traksi dilakukan oleh tangan yang berada di tengkuk janin, bukan tangan
yang menyangga badan

g. Setelah oksiput terlihat, angkat badan janin sehingga punggung janin mendekat ke
perut ibu

h. Jika tidak berhasil, manuver ini bisa dikombinasi dengan simfisiotomi

5. Ekstraksi Cunam Piper

Teknik persalinan menggunakan cunam atau forceps diindikasikan untuk


membantu melahirkan kepala pada aftercoming head. Tindakan ini dilakukan
untuk penyelamatan jika kepala tidak berhasil dilahirkan dengan manuver
Mauriceau. Namun, tindakan ini hanya direkomendasikan untuk tenaga penolong
yang terlatih.
Bagian tubuh dan tangan janin disangga dan diangkat dengan handuk
hangat kemudian masing-masing bilah dari forceps dimasukkan sampai ke regio
parietal kepala janin. Lalu, kepala janin ditarik menggunakan bantuan forcep.
2.3. Gemeli
1. Pengertian
Gemeli adalah istilah medis yang berarti kehamilan kembar. Pada kehamilan gemeli,
seorang perempuan mengandung lebih dari satu janin di dalam rahimnya. Tidak hanya dua,
tapi bisa juga tiga, bahkan bisa empat janin atau lebih sekaligus. Pada kehamilan gemeli
biasanya ukuran perut lebih besar dibanding kehamilan tunggal.
2. Resiko pada Ibu dan Janin
Menurut Yulizati (2019) komplikasi yang terjadi akibat kehamilan kembar pada ibu
dan janin adalah :
Pada Ibu
a. Resiko terjadinya abortus lebih meningkat
b. Meningkatkan tindakan operatif obsteri (khususnya SC)
c. Anemia ibu hamil karena kebutuhan nutrisi meningkat
d. Frekuensi terjadinya hipertensi kehamilan, pre eklamsia dan eklamsia meningkat
e. Perdarahan anepartum karena solusio placenta meningkat
f. Perdarahan post partum karena atonia uteri meningkat akibat overdistensiuteri.
Pada Janin
a. Prematuritas, atau persalinan prematur
b. Berat badan lahir rendah
c. Pembatasan pertumbuhan intrauterine (IUGR)
d. Sindrom deformitas janin atau cacat
e. Sindrom transfusi Twin-to-Two.
f. membutuhkan perhatian medis khususnya. Bayi kembar premature sering
membutuhkan perawatan khusus di NICU
3. Penanganan/Penatalaksanaan
Menurut Sarwono (2019) pencegahaan komplikasi gemeli dapat dengan 5 cara yaitu:
1. Pemeriksaan kehamilan yang teratur
2. Kebiasaan hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan yang sehat , minum cukup,
olahraga yang teratur dan berhenti merokok
3. Membiasakan diri membersihkan daerah kemaluan dengan benar yakni daridepan ke
belakang, terutama setelah berkemih dan buang air besar
4. Memeriksakan diri ke dokter apabila ada sesuatu yang tidak normal di daerah
kemaluan,misalnya keputihan yang berbau atau warna tidak seperti biasan
5. Untuk sementara waktu, berhenti melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang
menyebabkan, seperti mulut rahim yang lemah.
Penatalaksanaan gemeli sebelum hamil antara lain:
1. Resiko hamil kembar pada wanita dengan pemicuan ovulasi
20%-40%diberitahukan saat konseling
2. Kejadian hamil kembar pada bayi tabung sangat tergantung pada jumlah embrio yang
di transfer ke dalam rahim
3. Untuk mengurangi resiko hamil kembar sebaiknya jumlah embrio yang di transfer
dikurangi
Penatalaksanaan gemeli saat hamil antara lain:
1. ANC lebih sering setiap 1 minggu setelah usia kehamilan 20 minggu
2. Fe dan asam folat di berikan mulai trimester 1
3. Kadar hb di periksa setiap 3 bulan
4. Apabila besar kemungkinan persalinan preterm di anjurkan untuk banyak istirahat
sejak usia kehamilan 28 minggu
5. Hindari coitus dalam 3 bulan terakhir

.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komplikasi yang terjadi dipengaruhi oleh kondisi selama kehamilan, kondisi ibu, dan
kondisi janin Komplikasi Kala I Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah: Kala 1
yang memanjang adalah kondisi di mana fase ini berlangsung lebih lama dari yang diharapkan.
Beberapa tanda dan penjelasan tanda-tanda kala 1 memanjang meliputi: ontraksi tidak teratur,
pembukaan servik yang lambat dan peningkatan tekanan pada Rahim..
Ibu hamil dengan masalah kelainan letak dapat memunculkan masalah seperti Masalah
kesehatan, baik pada ibu maupun janin, diantaranya ibu hamil bisa mengalami Traumatik Risiko
kesakitan seperti partus lama Ketuban pecah dini sangat mungkin terjadi pada kondisi kelainan
letak Kelainan letak juga dapat mengakibatkan penyebab utama kematian pada janin, diantaranya
kepala janin terjebak, cedera kepala dan pendarahan intrakranial, prolaps tali pusat dan asfiksia.
Komplikasi paling sering terjadi pada kehamilan ganda salah satunya adalah pre eklamsia,
karena pada kehamilan kembar rahim di isi oleh lebih dari satu bayi yang di mana bayi berbagai
ruang di dalam rahim. Resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada gemeli karena organ
organ tersebut tetap tidak berkembang dengan baik, bayi memerlukan perhatian medis untuk
makan, bernafas, melawan infeksi dan tetap hangat.

3.2 Saran
1. Wanita atau ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko untuk terjadinya komplikasi
persalinan
terutama wanita atau ibu berusia lebih dari 35 tahun dan ibu yang memiliki pekerjaan agar
waspada dan selalu memeriksakan diri kepada tenaga ahli secara teratur.
2. Pada wanita agar lebih waspada dan memeriksakan diri lebih teratur kepada tenaga ahli
kebidanan dan penyakit kandungan, untuk tindakan preventif dan diagnosis dini terjadinya
komplikasi persalinan.
3. Deteksi adanya komplikasi persalinan hendaknya dilakukan sedini mungkin untuk
menghindari morbiditas dan komplikasi lebih lanjut seperti perdarahan dan
anemia/penurunan kadar hemoglobin.
DAFTAR PUSTAKA

American Collage of Obstetrician and Gynecologist, 2019, ACOG Practice Bulletin No. 205: Vaginal
Birth After Cesarean Delivery. Obstetrics & Gynecology, 133 (2), e110-e127

Na'imah, A., Lestari, R., Wibowo, H., & Pemkab, (2019). Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Perhimpunan Obstetri dan ginekologi Indonesia (POGI), 2019, Panduan Praktek Klinis Pelayanan
Obstetri dan Ginekologi, Jakarta:POGI

Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
1st ed. cetakan kelima Abdul Bari Saifuddin, editor. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2018

Bersalin Kala 1 Fase Aktif Dengan Kompres Panas Guna Mengurangi Rasa Nyeri. Dilansir
dari https://journal.stikespemkabjombang.ac.id/index.php/jikeb/article/download/111/106/

Wardah Fajri. (2014, March 14). Kenali 4 Fase Persalinan Normal. Dilansir October 15, 2023, dari
KOMPAS.com website:

https://health.kompas.com/read/2014/03/14/1224054/Kenali.4.Fase.Persalinan.Norma

World Health Organization (WHO), 2018, Intrapartum Care for a Positive Childbirth
Experience Ganeva: WHO

Yulizati, 2019, Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan, Sidoarjo:Indomedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai