Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Ade Aprilia M
2. Anis Meyly Agustini
3. Ayu Puspita Sari
4. Dede Ratih Haryani
5. Dwi Natalia Setiawati
6. Eka Kartika Pratiwi
7. Evin Anggraini
8. Heni Fitriani
9. Ida Laeni
10. Kania Rianawati
11. Leni Putri Sarumaha
12. Lina Eka Ningrum
13. Luluk Rifana
14. Mairita
15. Mutmainah
16. Neneng Pitriani
17. Prilly Issabel
18. Quratu Aini
19. Ratih Nur Oktavian
20. Sani Anisa Pebriani
21. Sri Yani Syadiah
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Komplikasi Ibu dan Janin pada
Kala I Persalinan.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teks penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat-sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kerja sama
yang diberikan oleh semua pihak, khususnya dosen dan teman-teman yang memberikan ide dan
masukan sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Sudah tentu kekurangan-kekurangan akan terdapat pada makalah ini. Karena itu, saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Rumusan Masalah
Bab 2 Pembahasan
2.1 Persalinan
2.3 Gemeli
1. Pengertian Gemili
2. Resiko pada Ibu dan Janin
3. Cara Penanganan Gemili
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,
dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan persentasi belakang
kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Yulizati,
2019).
Pertama-tama, kita akan membahas tanda-tanda dini bahaya pada kala I persalinan pada
ibu. Salah satu tanda yang paling umum adalah Kala 1 yang memanjang adalah kondisi di mana
fase ini berlangsung lebih lama dari yang diharapkan . Kala I persalinan juga berisiko pada
wanita yang mengandung bayi kembar atau gemeli. Kembar identik atau non-identik, kehamilan
ganda dapat memunculkan komplikasi tambahan yang perlu diwaspadai. Salah satu komplikasi
umum adalah perdarahan lebih banyak karena keberadaan dua atau lebih plasenta. Selain itu,
ketika salah satu atau kedua bayi berada dalam posisi kelainan, seperti lintang atau melintasi
panggul, risiko komplikasi kala I persalinan meningkat.
Pentingnya memahami tanda-tanda dini bahaya atau komplikasi pada kala I persalinan
adalah untuk mengambil tindakan yang sesuai sebelum situasi memburuk. Pemeriksaan rutin
oleh tenaga medis yang terlatih selama persalinan sangat penting untuk memantau kesehatan ibu
dan janin. Dalam beberapa kasus, tindakan darurat seperti operasi caesar atau penanganan medis
intensif mungkin diperlukan untuk menjaga kesejahteraan ibu dan janin.
Dengan memahami tanda-tanda dini bahaya atau komplikasi pada kala I persalinan, kita
dapat meningkatkan peluang untuk intervensi yang tepat waktu, yang pada gilirannya dapat
menyelamatkan nyawa ibu dan janin. Oleh karena itu, pengetahuan yang mendalam tentang
tanda-tanda ini sangat penting bagi para profesional medis dan calon ibu agar persalinan dapat
berlangsung dengan aman dan tanpa komplikasi yang serius.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apa Saja tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin pada kala 1 persalinan: kala 1
memanjang, kelainan letak, gameli”.
3. Tujuan dan Manfaat Masalah
PEMBAHASAN
2.1 Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan persentasi belakang kepala berlangsung
dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Yulizati, 2019).
Pada tiap persalinan ada 3 faktor yang perlu diperhatikan yaitu kekuatan his, jalan lahir, dan
kekuatan ibu.
a. Kekuatan His
His yaitu kontraksi otot rahim pada persalinan, his persalinan mempunyai tanda dominan
didaerah fundus rahim, terasa sakit intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin meningkat,
juga menimbulkan perubahan dengan mendorong janin menuju jalan lahir menimbulkan
pembukaan mulut rahim, memberikan tanda persalinan (pengeluaran lendir, lender campur darah,
pengeluaran air selaput janin pecah (Na'imah, dkk, 2019).
b. Jalan Lahir
Otot rahim tersusun oleh 3 lapis sumbernya dari kedua tanduk rahim yaitu longitudinal
(memanjang), melingkar dan miring. Susunan demikian menguntungkan karena segera setelah
persalinan akan dapat menutup pembuluh darah dan menghindari terjadinya perdarahan dari tempat
implantasi plasenta. Di samping kontraksi dominan di bagian fundus pada skala 1 persalinan
menyebabkan terjadi pembukaan secara pasif mulut rahim, mendorong bagian janin terendah
menuju jalan lahir, sehingga ikut aktif dalam membuka mulut rahim ( Na'imah, dkk, 2019).
c. Kekuatan Ibu
Kekuatan his menimbulkan putaran paksi dalam. Penurunan kepala atau bagian terendah
menekan serviks dimana terdapat fleksus, frankenhauser, sehingga terjadi refleks mengejan makin
mendorong bagian terendah sehingga terjadilah pembukaan pintu dengan crowning dan penipisan
perimeum. Selanjutnya kekuatan his dan refleks mengejan menyebabkan ekspulsi kepala, sehingga
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, muka dan kepala selanjutnya ( Na'imah, dkk, 2019).
Tanda-tanda Inpartu yaitu:
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Kala 1 adalah sebagai tanda awal persalinan dimulai. Kala 1 terjadi dimulai dari kontraksi
uterus yang teratur hingga dilatasi penuh pada serviks, hingga mencapai pada pembukaan lengkap
atau 10 cm. Ada 4 tahap dalam persalinan yang biasa disebut dengan kala. Kala 1 adalah pembukaan
1 cm sampai 10 cm, kala 2 pengeluaran bayi, kala 3 adalah pelepasan plasenta sedangkan kala 4
dimulai dari pelepasan plasenta hingga 2 jam setelah melahirkan.
1. Kala I Memanjang
A. Pengertian
Kala 1 yang memanjang adalah kondisi di mana fase ini berlangsung lebih lama dari
yang diharapkan. Beberapa tanda dan penjelasan tanda-tanda kala 1 memanjang meliputi:
1. Kontraksi yang Tidak Teratur: Kontraksi rahim yang terjadi dengan jarak waktu yang
tidak teratur dan intensitas yang rendah bisa menjadi tanda kala 1 yang memanjang.
2. Pembukaan Serviks yang Lambat: Pembukaan serviks yang sangat lambat, misalnya,
kurang dari 1 sentimeter per jam pada primigravida (ibu yang melahirkan anak pertama)
atau kurang dari 1,2 sentimeter per jam pada multigravida (ibu yang telah melahirkan
sebelumnya) adalah indikator kala 1 yang memanjang.
3. Peningkatan Tekanan pada Rahim: Kala 1 yang berlarut-larut dapat menyebabkan
peningkatan tekanan pada rahim, yang bisa dirasakan sebagai rasa sakit hebat dan tekanan
yang kuat.
Lamanya kala I persalinan pada primigravida berkisar 18 jam. Pada multigravida adalah 8
jam. Ibu akan dipertahankan kekuatan moral dan emosinya karena persalinan masih jauh
sehingga ibu dapat mengumpulkan kekuatan ( Yulizati, 2019). Proses membukanya serviks
sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
1. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
ukuran diameter 3 cm. Fase laten diawali dengan mulai timbulnya kontraksi uterus yang
teratur yang menghasilkan perubahan serviks.
2. Fase aktif
Dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
- Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4cm.
- Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4
cm menjadi 9 cm.
- Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam, pembukaan dari
9 cm menjadi lengkap.
2. Resiko pada Ibu dan Anak
Risiko komplikasi asuhan persalinan normal dapat terjadi pada setiap kala persalinan,
yaitu kala I hingga kala IV. Komplikasi yang terjadi dipengaruhi oleh kondisi selama
kehamilan,8 kondisi ibu, dan kondisi janin Komplikasi Kala I
Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah:
a. Partus lama, biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak adekuat atau dilatasi serviks
yang tidak sempurna
b. Ketuban pecah dini (KPD), yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda inpartu
Komplikasi kala I juga dapat terjadi pada janin, sehingga penting bagi petugas
kesehatan untuk memastikan keselamatan dan kondisi janin. Komplikasi yang dapat
terjadi adalah:
a. Asfiksia, yang dapat menyebabkan intrauterine fetal death (IUFD)
b. Sepsis neonatorum, dapat terjadi karena infeksi akibat KPD
3. Cara Penanganan/Penatalaksanaan Kala 1
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap.
Penanganan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah:
1. Dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT) masukan tangan kedalam
vagina dan bagian terendah janin segera didorong ke atas, sehingga tahanan pada tali
pusat dapat dikurangi.
2. Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubik dan evaluasi keberhasilan
reposisi.
3. Jika bagian terbawah janin sudah terpegang dengan kuat diatas rongga panggul,
keluarkan tangan dari vagina, letakan tangan tetap di atas abdomen sampai dilakukan
sesio caesarea.
4. Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara berlahan untuk mengurangi
kontraksi rahim.
Segera lakukan seksio cesarea.
1. Pengertian
Kelainan letak merupakan suatu kondisi dimana janin dengan posisi terbawah selain kepala.
Kejadian kelainan letak janin dalam rahim ditemukan sekitar 3-4% dengan presentasi bokong dari
seluruh persalinan (Yulizati, 2019). Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu dan
letak sungsang pada primipara.
1. Tidak Bisa Merasakan Bagian Kepala Bayi di Pintu Rahim: Saat pemeriksaan dalam,
bidan tidak dapat merasakan bagian kepala bayi yang seharusnya sudah menempel di
pintu rahim. Sebaliknya, bidan mungkin merasakan bokong atau kaki bayi.
2. Perubahan Bentuk Perut Ibu: Perut ibu mungkin terlihat tidak sesuai dengan bentuk
biasanya jika bayi berada dalam posisi kelainan letak
Dalam upaya agar menghindari kesakitan dan kematian baik pada ibu maupun
bayi dengan kehamilan kelainan letak, maka diupayakan beberapa usaha untuk
menghindari terjadinya persalinan dengan bayi letak sungsang maupun lintang, karena
kelainan letak janin ini tergolong kehamilan resiko tinggi sehingga tidak dapat dilahirkan
secara normal.
Kelainan letak janin diantaranya kelainan letak membujung atau letak lintang,
letak bokong, letak bahu, letak dahi dan letak muka. Hal ini membuat persalinan berjalan
tidak baik atau dapat berbahaya pada ibu dan janin sehingga persentase untuk melakukan
persalinan normal akan sangat sulit bahkan sering sekali dilakukan persalinan secara
seksio secarea.
3. Penanganan/Penatalaksaan
Maka dari itu, bidan tidak berkewenangan untuk menolong persalinan pada ibu hamil
dengan kelainan letak, sehingga bidan melakukan rujukan serta menyarankan kepada ibu
untuk memantau kehamilannya di fasilitas kesehatan yang lebih tinggi atau rumah sakit agar
senantiasa kehamilannya dapat teratasi dengan baik.
Upaya bidan pada ibu hamil yakni dapat melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
secara continuity of care (berkesinambungan), mulai dari dilakukannya persiapan sebelum
hamil (konseling terkait kehamilan), dilanjutkan dengan dilakukannya pemeriksaan
kehamilan antenatal care. Antenatal care adalah salah satu upaya pencegahan awal dari faktor
risiko kehamilan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care untuk
mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Perawatan antenatal.
umumnya dianggap metode yang efektif untuk meningkatkan hasil kehamilan. Dengan
melakukan posisi knee-chest yang dilakukan secara teratur. Bidan menganjurkan atau
membimbing ibu dalam posisi knee chest. Yakni dilakukan 3-4 kali sehari selama 10 menit
atau selama 15 menit setiap. dua jam setelah bangun tidur, selama 10 hari. setelah metode
knee chest diberikan sesuai 3-4 kali sehari selama 10 atau selama 15 menit, dilanjutkan dan
setelah 10 hari dan akhirnya dilakukan janin sudah memutar dan dalam keadaan normal
kembali.
Adapun beberapa tekhnik untuk melahirkan bayi dengan presentasi bokong yaitu :
1. Manuver Bracht
Setelah bayi lahir setinggi skapula, lakukan manuver Bracht dengan langkah
sebagai berikut untuk melahirkan kepala:
a Masih dengan posisi tangan yang sama di tulang ekor dan panggul, dekatkan
punggung janin ke arah perut ibu tanpa memberikan tarikan (punggung janin
hiperlordosis), sehingga leher berputar pada simfisis
b Gerakkan janin ke superior untuk melahirkan seluruh bagian kepala
c Letakkan bayi di atas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, lakukan
pemotongan tali pusat
2. Manuver Pinard
Manuver ini digunakan untuk melahirkan lutut dan kaki janin. Berikut
langkah-langkah melakukan manuver Pinard:
a. Masukkan tangan secara obstetrik pada sisi yang sama dengan bagian kecil janin
b. Jari telunjuk dan jari tengah menyusuri tungkai sampai ke fossa poplitea
d. Tangan yang berada di luar memberikan tekanan pada area suprasimfisis untuk
mempertahankan fleksi kepala janin
3. Manuver Lovset
Manuver Lovset digunakan untuk melahirkan bahu janin dengan melakukan
rotasi pada tubuh janin. Manuver ini digunakan jika lengan bayi terjungkit di
belakang kepalanya (nuchal arm). Langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Letakkan kedua ibu jari pada tulang ekor dengan jari-jari lain menggenggam
bagian atas paha janin
b. Rotasikan tubuh janin 90 derajat sehingga punggung bayi menghadap ke kanan
atau kiri penolong, kemudian lakukan sedikit traksi ke bawah untuk membantu
penurunan bahu
c. Lahirkan bahu dengan cara memasukkan satu atau dua jari ke area bahu janin.
Kemudian, dorong perlahan bahu ke arah dada dalam keadaan bahu fleksi
4. Manuver Mauriceau
Manuver ini digunakan untuk melahirkan kepala janin. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Letakkan badan janin di atas tangan nondominan penolong, sehingga lengan
penolong menyangga seluruh bagian tubuh depan janin
b. Posisikan jari telunjuk dan jari tengah untuk menekan maksila atau eminensia
malar janin guna mempertahankan posisi fleksi. Hindari penekanan pada area
mandibula dan hindari memasukkan jari ke mulut karena meningkatkan risiko
trauma pada janin
c. Tangan dominan penolong berada pada tengkuk janin, dengan jari telunjuk dan jari
tengah mengapit bagian tengkuk
f. Lakukan sedikit traksi ke arah bawah sampai oksiput terlihat di bawah simfisis
pubis. Traksi dilakukan oleh tangan yang berada di tengkuk janin, bukan tangan
yang menyangga badan
g. Setelah oksiput terlihat, angkat badan janin sehingga punggung janin mendekat ke
perut ibu
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komplikasi yang terjadi dipengaruhi oleh kondisi selama kehamilan, kondisi ibu, dan
kondisi janin Komplikasi Kala I Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah: Kala 1
yang memanjang adalah kondisi di mana fase ini berlangsung lebih lama dari yang diharapkan.
Beberapa tanda dan penjelasan tanda-tanda kala 1 memanjang meliputi: ontraksi tidak teratur,
pembukaan servik yang lambat dan peningkatan tekanan pada Rahim..
Ibu hamil dengan masalah kelainan letak dapat memunculkan masalah seperti Masalah
kesehatan, baik pada ibu maupun janin, diantaranya ibu hamil bisa mengalami Traumatik Risiko
kesakitan seperti partus lama Ketuban pecah dini sangat mungkin terjadi pada kondisi kelainan
letak Kelainan letak juga dapat mengakibatkan penyebab utama kematian pada janin, diantaranya
kepala janin terjebak, cedera kepala dan pendarahan intrakranial, prolaps tali pusat dan asfiksia.
Komplikasi paling sering terjadi pada kehamilan ganda salah satunya adalah pre eklamsia,
karena pada kehamilan kembar rahim di isi oleh lebih dari satu bayi yang di mana bayi berbagai
ruang di dalam rahim. Resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada gemeli karena organ
organ tersebut tetap tidak berkembang dengan baik, bayi memerlukan perhatian medis untuk
makan, bernafas, melawan infeksi dan tetap hangat.
3.2 Saran
1. Wanita atau ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko untuk terjadinya komplikasi
persalinan
terutama wanita atau ibu berusia lebih dari 35 tahun dan ibu yang memiliki pekerjaan agar
waspada dan selalu memeriksakan diri kepada tenaga ahli secara teratur.
2. Pada wanita agar lebih waspada dan memeriksakan diri lebih teratur kepada tenaga ahli
kebidanan dan penyakit kandungan, untuk tindakan preventif dan diagnosis dini terjadinya
komplikasi persalinan.
3. Deteksi adanya komplikasi persalinan hendaknya dilakukan sedini mungkin untuk
menghindari morbiditas dan komplikasi lebih lanjut seperti perdarahan dan
anemia/penurunan kadar hemoglobin.
DAFTAR PUSTAKA
American Collage of Obstetrician and Gynecologist, 2019, ACOG Practice Bulletin No. 205: Vaginal
Birth After Cesarean Delivery. Obstetrics & Gynecology, 133 (2), e110-e127
Na'imah, A., Lestari, R., Wibowo, H., & Pemkab, (2019). Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Perhimpunan Obstetri dan ginekologi Indonesia (POGI), 2019, Panduan Praktek Klinis Pelayanan
Obstetri dan Ginekologi, Jakarta:POGI
Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
1st ed. cetakan kelima Abdul Bari Saifuddin, editor. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2018
Bersalin Kala 1 Fase Aktif Dengan Kompres Panas Guna Mengurangi Rasa Nyeri. Dilansir
dari https://journal.stikespemkabjombang.ac.id/index.php/jikeb/article/download/111/106/
Wardah Fajri. (2014, March 14). Kenali 4 Fase Persalinan Normal. Dilansir October 15, 2023, dari
KOMPAS.com website:
https://health.kompas.com/read/2014/03/14/1224054/Kenali.4.Fase.Persalinan.Norma
World Health Organization (WHO), 2018, Intrapartum Care for a Positive Childbirth
Experience Ganeva: WHO
Yulizati, 2019, Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan, Sidoarjo:Indomedia Pustaka