Puji syukur kehadirat Allah AWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pembahasan
Konsep dan Asuhan Keperawatan Maternitas Dengan Plasenta Previa.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini. Terlebih saya ucapkan
terimakasih kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada
penulis secara moril maupun materil hingga makalah ini dapat selesai.
2. Ibu Ns. Ditha Astuti Purnamawati, M.Kep yang telah banyak membimbing saya
dalam pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman Mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak jurusan D-III
Keperawatan tahun ajaran 2020/2021.
4. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan makalah ini sangat
penulis harapkan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca, khususnya guna mengetahui informasi tentang Konsep dan Asuhan
Keperawatan Maternitas Dengan Kelainan Plasenta.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang
Batas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu
setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia
saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak
plasenta previa dan solusio plasenta serta perdarahan yang belum jelas
persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan
ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana Konsep dan Asuhan Keperawatan Maternitas
dengan Plasenta Previa
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini agar mahasiswa mampu memahami
Konsep dan Asuhan Keperawatan Maternitas dengan Plasenta Previa
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep teori kelainan plasenta
b. Untuk mengetahui konsep keperawatan pada plasenta previa
D. Manfaat Penelitian
Hasil makalah ini diharapkan dapat bermanfat bagi teoritis maupun praktisi
1. Penulis
Penulisan makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi penulis untuk
menambah wawasan serta pengetahuan maupun pengalaman
2. Pembaca
Penulisan makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi pembaca sebagai
referensi menambah wawasan serta pedoman dalam mengelola
pengetahuan dibidang maternitas
3. Institusi
Diharapkan dapat bermanfaat untuk institusi sebagai bahan masukan
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta dapat diterapkan dengan
baik diruang lingkup institusi
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud
2. Etiologi
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas
dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada
3. Patofisiologi
Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding
uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena
permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebihbanyak
tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi
plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah
kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang
vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller
di atas.
Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari
300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit
pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-
jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan
sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-
sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel;
stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan
pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan
tropoblast (Kay, 2003).
Menurut Manuaba (2008) Implantasi plasenta di segmen bawah rahim
dapat disebabkan:
a) Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi
b) Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk
mampu memberikan nutrisi janin
c) Villi korealis pada korion leave yang persisten
Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan
lebih melebar lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh
pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu
tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saai itu
mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan
dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-
hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena
terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus
marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak dapat dihindarkan karena
ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi
menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus
menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya
normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh
karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini
daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah
persalinan mulai (Oxorn, 2003).
Terjadinya plasenta previa biasa terjadi pada tahap pertama setengah
dari kehamilan, dan persistensinya terhadap istilah akan tergantung
padausia kehamilan dan definisi yang digunakan untukhubungan yang tepat
dari os serviks interna ke plasenta di TVS. Dalam panduan ini, terminologi
berikut dianjurkan untuk menggambarkan hubungan ini: kapan tepi
plasenta tidak mencapai os internal, jaraknya dilaporkan dalam milimeter
dari os internal; ketika tepi plasenta tumpang tindih os internal dengan
jumlah apapun, jarak digambarkan sebagai milimeter tumpang tindih.
Sebuah tepi plasenta yang persis mencapai os internal digambarkan
oleh pengukuran 0 mm.Untuk tepi plasenta mencapai atau tumpang tindih
os internal,Mustafa et al. menemukan dalam sebuah studi longitudinal
sebuah kejadian42% antara 11 dan 14 minggu, 3,9% antara 20 dan 24
minggu, dan 1,9% pada saat. Dengan tumpang tindih antara 23 mm11 dan
14 minggu, mereka memperkirakan bahwa probabilitas plasenta previa
pada saat itu adalah 8%. Demikian pula Hill et al. Melaporkan kejadian 6,2%
untuk plasenta yang membentang di atasOs internal antara 9 dan 13 minggu.
Dalam seri mereka 1252pasien, 20 (1,6%) memiliki tumpang tindih tepi
plasenta16 mm atau lebih, dan hanya 4 yang memiliki plasenta previa
bertahan sampai term (0,3%). Dua studi tambahan yang ada memeriksa
berbagai jarak tumpang tindih antara 9 dan16 minggu23,24 sepakat bahwa
persistensi plasenta previa adalahsangat tidak mungkin jika tingkat
tumpang tindih plasenta tidak lebih dari 10 mm.
Dua penelitian meneliti nilai cut-off di18 sampai 23 minggu
gestasi.25,26 Ini menemukan kejadian serupa dari plasenta mencapai atau
tumpang tindih internalOs hingga 2%, dan keseluruhan kurang dari 20% ini
bertahan sebagai plasenta previa Kemungkinan plasenta persisten previa
efektif nol saat tepi plasenta tercapainamun tidak tumpang tindih os (0 mm)
dan meningkat secara signifikan melebihi 15 mm tumpang tindih sehingga
jarak> 25 mm, tumpang tindih memiliki kemungkinan adanya plasenta
previa saat melahirkan antara 40% dan 100%.
4. Klasifikasi
Klasifikasi Plasenta Previa :
5. Manifestasi Klinis
Kay (2003) menyebutkan bahwa gejala plasenta previa mencakup
satu atau kedua hal berikut:
a. Tiba-tiba, tanpa rasa sakit pendarahan vagina yang berkisar dari ringan
sampai berat. Darah sering berwarna merah terang. Pendarahan dapat
terjadi pada awal minggu ke-20 kehamilan tetapi yang paling umum
selama trimester ketiga.
Penatalaksanaan Terapi :
1. Terapi konservatif
Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir
prematur, pasien dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam
melaui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non
invasif. Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan
baik.Syarat pemberian terapi ekspektatif :
7. Pathway
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
c. Pemeriksaan inspekulo
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,
minggu/trimester III.
intravaginal/rectal.
Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya
c) Inspeksi
d) Palpasi abdomen
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Obstetri
meliputi:
penolong persalinan
dan perdarahan.
3) Riwayat Kontrasepsi
c. Pemeriksaan fisik
1) Umum
dan paha.
(3) Hidung
(5) Leher
darah pulmonal.
Diafragma meningga.
(8) Abdomen
(9) Vagina
b) Khusus
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Catat suhu, hitung SDP, dan bau serta warna rabas vagina,
dapatkan kultur bila dibutuhkan
R/ : Kehilangan darah berlebihan dengan penurunan Hb
meningkatkan risiko klien untuk terkena infeksi.v
Catat masukan/ keluaran urin. Catat berat jenis urin.
R/ : Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan penurunan
haluaran urin.
Berikan heparin, bila diindikasikan
R/ : Heparin dapat digunakan pada KID di kasus kematian
janin, atau kematian satu janin pada kehamilan multiple, atau
untuk memblok siklus pembekuan dengan melindungi factor-
faktor pembekuan dan menurunkan hemoragi sampai terjadi
perbaikan pembedahan
Berikan antibiotic secara parenteral
R/ :m Mungkin diindikasikan untuk mencegah atau
meminimalkan infeksi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat
menyebabkan kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya.
Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah
memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan
Chalik, TMA. 2009. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan dalam Buku
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2005. Ilmu Kandungan Dan Penyakit Kandungan
.Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Scearce J and Uzelac PS. 2007. Third-trimester vaginal bleeding. In: AH DeCherney
et al. (eds). Current Diagnosis and Treatment Obstetrics and Gynecology.10th
ed. New York: McGraw-Hill