SIMULASI PATOLOGI
JUDUL
Insersio Velamentosa
Dosen Pembimbing:
Di Susun Oleh:
Manja Ermasari
(21140981541017)
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah individu ini dengan baik dan tanpa kendala apapun. Pada
kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama
dosen pembimbing ibu Sherly Angellina, S.SiT. M.Keb., kedua teman-teman
seperjuangan. Makalah berjudul “Insersio Velamentosa” ini disusun untuk
memenuhi tugas simulasi patologi semester 5.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................1
C. Rumusan Masalah.............................................................................................2
BAB II...................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pengertian Insersio Velamentosa......................................................................3
B. Angka Kejadian................................................................................................3
C. Etiologi Insersia Velamentosa .........................................................................4
D. Patofisiologi Insersio Velamentosa..................................................................4
E. Faktor Penyebab................................................................................................4
F. Tanda dan Gejala Insersio Velamentosa...........................................................5
G. Komplikasi Insersio Velamentosa....................................................................6
H. Tata Laksana dan Penanganan..........................................................................7
I. Diagnosis Insersio Velamentosa........................................................................8
J. Vasa Previa Insersiio Velamentosa....................................................................8
Contoh Kasus Kebidanan...................................................................................10
Contoh Soal Kasus Kebidanan...........................................................................13
BAB III.................................................................................................................20
PENUTUP............................................................................................................20
A. Kesimpulan.......................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Agar kami mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala serta
cara penanganan Insersio Velamentosa.
1
C. Rumusan Masalah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan
plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan
diantara amnion dan korion menuju plasenta. Pada persalinan, pembuluh-
pembuluh darah tali pusat ini dapat turun ke bawah melalui pembukaan serviks.
Hal ini dapat diraba pada pemeriksaan dalam, disebut vasa previa yang dalam
persalinan dapat menyebabkan perdarahan antepartum. Bila terjadi perdarahan
banyak, maka kehamilan harus segera di akhir. Umumnya, plasenta tumbuh
setelah pembuahan berhasil dan menempel pada dinding rahim. Dalam
menjalankan fungsinya, plasenta terhubung dengan tali pusar bayi. Plasenta dapat
terbentuk di mana saja dalam rahim. Plasenta akan berkembang tepat di mana
telur yang dibuahi ditanamkan ke dinding rahim, hubungan plasenta dengan tali
pusat: Di tengah keadaan ini disebut Insersio sentralis. Agak ke pinggir:
keadaan ini disebut Insersio lateralis. Dipinggir: keadaan ini disebut Insersio
marginalis. Di luar plasenta : keadaan ini disebut Insersio velamentosa.
Hubungan tali pusat dengan plasenta melalui selaput janin.
B. Angka Kejadian
3
pusat velamentosa dan marginal masing-masing adalah 5,9% dan 10,9%,
sedangkan OR pada kelahiran kembar adalah 4,0 dan 1,8 masing-masing.
Pada insersio velamentosa tali pusat yang dihubungkan dengan plasenta oleh
pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dalam selaput janin. Kalau pembuluh
darah tersebut berjalan di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa
previa. Hal ini dapat berbahaya bagi janin karena bila ketuban pecah pada
permulaan persalinan pembuluh darah dapat ikut robek sehingga terjadi
perdarahan inpartum dan jika perdarahan banyak kehamilan harus segera di
akhiri.1
E. Faktor Penyebab
4
lebih baik dan sebagian mengalami atrofi di daerah dengan aliran darah buruk.
Proses atrofi ini dapat mengakibatkan terbukanya pembuluh darah umbilikalis,
menyebabkan insersi plasenta marginal atau perifer berkembang menjadi insersi
velamentosa seiring berjalannya waktu. Plasenta dengan insersi tali pusat
velamentosa memiliki kepadatan pembuluh darah yang lebih rendah. Karena
pertumbuhan janin bergantung pada organisasi, massa, dan kapasitas transfer
nutrisi plasenta, maka perkembangan janin terhambat pada pemasangan tali pusat
velamentosa. Hal ini dapat menyebabkan malformasi janin dan berat badan lahir
rendah.
Tanda dan gejalanya belum diketahui dengan pasti, perdarahan pada insersi
velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu perdarahan segera
setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat
bunyi detak jantung anak menjadi buruk. Bisa juga menyebabkan bayi itu
meninggal, Satu-satunya cara mengetahui adanya insersi velamentosa ini
sebelum terjadinya perdarahan adalah dengan cara USG. Jadi sebaiknya bagi ibu
dengan kehamilan gemeli dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan USG, karena
untuk mengantisipasi dengan segala kemungkinan penyulit yang ada, salah
satunya insersio velamentosa ini.
b) Anemia dan syok, beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai dengan
banyaknya darah yang keluar.
2
Ira Jayanti, 2019, Evidance Based Dalam Praktik Kebidanan, Deeppulish Publisher, Halm.
46
5
c) Rahim keras seperti papan dan nyeri di pegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang
(uterus enbois) sehingga sulit untuk melakukan palpasi.
d) Fundus uteri makin lama makin naik disebabkan karena isi rahim
bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta.
f) Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim
bertambah).
g) Sering ada protein urine karena disertai pre eklamsia: insidensi solusio
plasenta meningkat 4x lipat pada penderita pre eklampsia berat.
6
dengan NaOH 0,25 N dengan perbandingan 5: 1. Dalam waktu 1 atau 2 menit
akan kelihatan perubahan warna. Warna kuning coklat menunjukkan bahwa
darah itu berasal dari ibu. Sedangkan warna merah berarti hemoglobin fetal.
Angka kematian janin karena vasa previa dapat mencapai 60%.
Sangat bergantung pada status janin, bila ada keraguan tentang viabilitas
janin, tentukan lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas paru dan
pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan kardiografi. Bila janin hidup
dan cukup matur dapat dilakukan seksio sesar segera namun bila janin sudah
meninggal atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam.
7
contoh darah penderita untuk pemeriksaan golongan darahnya, dan pemeriksaan
kecocokan dengan darah donornya harus segera dilakukan. Dalam keadaan
darurat pemeriksaan seperti itu mungkin terpaksa ditunda karena tidak sempat
dilakukan sehingga terpaksa langsung menransfusikan darah yang golongannya
sama dengan golongan darah penderita, atau menransfusikan darah golongan O
rhesus positif, dengan penuh kesadaran akan segala bahayanya. Pertolongan
selanjutnya di rumah sakit bergantung dari paritas, tuanya kehamilan, banyaknya
pendarahan, keadaan ibu, keadaan janin, sudah atau belum mulainya persalinan,
dan diagnosis yang ditegakkan.
Pada vasa previa selaput yang berisi pembuluh darah janin yang
menghubungkan tali pusat dan plasenta terletak atau berada dalam jarak 2 cm
dari ostium serviks bagian dalam. Diagnosis ditegakkan dengan ultrasonografi.
Penatalaksanaannya adalah pengawasan janin dan persalinan pada minggu ke-34,
atau lebih awal jika terjadi perdarahan atau status janin yang tidak
8
meyakinkan. Sumber perdarahan pada vasa previa adalah janin, sehingga
kehilangan darah dapat dengan cepat mengganggu status janin.3
3
https://www.msdmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/abnormalities-of-
pregnancy/vasa-previa
9
Contoh Kasus
Seorang ibu primigravida umur 24 tahun, HPHT : 7 Agustus 2022, datang ke RSUD
pada pukul 09.00 WIB. Ibu mengatakan bahwa ia ingin memeriksakan kehamilannya
dan ibu ingin melihat kondisi janin melalui usg. Di RSUD Sambas menyediakan
fasilitas USG karna telah melakukan kolaborasi dengan dr. Annisa Putri, Sp, OG di
RSUD tersebut.
10
Mulut : lembap, tidak pecah-pecah, tidak ada caries , tidak ada
pembengkakan dan simtomatitis
Telinga : bersih tidak ada serumen (tidak ada penumpukan sekret)
Leher : Kelenjar thyroid tidak ada pembengkakan
Payudara : simetris dan tidak ada pembengkakan
Palpasi
LEOPOLD 1 : TFU pusat – px, 32 cm
LEOPOLD 2 : Pung-Ka
LEOPOLD 3 : Presentasi kepala
LEOPOLD 4 : Belum masuk PAP
DJJ : 145 x/m
potensial pendarahan
11
ini tidak dipantau oleh dokter maka kemungkinan akan terjadi perdarahan yang
membahayakan janin dan ibu. Tetapi dengan pemantauan yang baik oleh dokter
maka komcanvplikasi dapat dicegah.
b. Memberitahu ibu bahwa kemungkinan ibu akan bersalin dengan metode SC
untuk mencegah komplikasi.
E: Ibu bisa menyebutkan kembali tentang kondisi yang dialaminya dan ibu bersedia
untuk melakukan persalinan secara SC.
c. Memberikan suplemen kepada ibu yaitu tablet besi 1x1 250mg yang diminum
malam hari dan yang diminum tiap pagi.
d. Menyarankan ibu untuk mengonsumsi tablet besi menggunakan air jeruk dan
tidak menggunakan air teh, susu atau kopi.
E: Ibu bersedia untuk minum suplemen secara teratur dan ibu mampu menyebutkan
kembali bagaimana cara minum suplemen dengan benar.
e. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian yaitu
tanggal
E: Ibu akan melakukan kunjungan ulang pada tanggal
12
Contoh Soal Kasus Kebidanan
13
pendarahan disertai nyeri akibat pelepasan prematur plasenta atau
pemisahan plasenta dengan desidua.
Rahim keras seperti papan dan nyeri di pegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang
(uterus enbois) sehingga sulit untuk melakukan palpasi.
Bunyi jantung biasanya tidak ada (janin meninggal)
Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim
bertambah)
3. Seorang ibu datang ke puskesmas, usia kehamilan 40 minggu, ibu dinyatakan
mengalami insersio velamentosa pada kehamilan 37 minggu. Ibu mengatakan
sudah lewat HPL dua hari yang lalu. Apakah tindakan yang tepat dilakukan?
a. Merawat ibu di puskesmas tersebut
b. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG kembali
c. Menganjurkan ibu untuk datang 1 minggu kemudian
d. Merujuk ke rumah sakit untuk dilakukan SC
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
14
4. Seorang ibu 28 tahun G1P0A0 38 minggu datang ke rumah sakit dengan
perdarahan hebat, nyeri perut hebat, tfu semakin membesar, setelah dilakukan
pemeriksaan usg ibu mengalami insersio velamentosa, Djj : tidak terdengar ,
Tfu lebih besar dari usia kehamilan, pada kasus insersio velamentosa di atas .
Apa yang menyebabkan Tfu tidak sesuai dengan usia kehamilan?
a. Kelebihan air ketuban
b. Kelainan uterus
c. Karna isi rahim bertambah dengan darah dan berkumpul dengan
plasenta
d. Bayi besar
e. Karna adanya kelainan pada janin
15
Alasan : tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada
selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan di antara amnion
dan korion menuju plasenta
16
7. Ny. Y usia 29 tahun post sc 2 jam yang lalau dengan insersio velamentosa,
berat badan bayi : 1900 gr, apa yang menyebabkan bblr pada pasien dengan
insersio velamentosa.....
a. Karna ibu mengalami pendarahan
b. Karna ibu mengalami syok
c. Karna bayi tidak mendapatkan nutrisi yang bergizi
d. Karna pertumbuhan janin bergantung pada massa dan kapasitas
transfer nutrisi plasenta
e. Karna ibu stress
17
Alasan : perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini
berasal dari anak maka dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk dan
menyebabkan kematian.
18
10. Seorang ibu 28 tahun G1P0A0 39 minggu datang ke klinik untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan , setelah usg , dokter menyatakan bahwa ibu
mengalami Insersio velamentosa, insersio velamentosa adalah tali pusat yang
tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga
pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion menuju.....
a. Plasenta
b. Janin
c. Uterus
d. Air ketuban
e. Dinding rahim
Jawaban : a. Plasenta
Alasan : Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada
jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus
berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta..
19
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan apa yang telah disampaikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Insersio Velamentosa adalah kelainan letak tali pusat yang tidak bisa diketahui secara
pasti kecuali dengan penggunaan USG. Dan bidan tidak mempunyai kewenangan
untuk menangani kelainan ini, sehingga harus di rujuk ke Rumah Sakit ataupun
spesialis kandungan.
A. Kesimpulan
Insersio Velamentosa (vasa previa) Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak
berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah
umblikus berjalan di antara amnion dan korion menuju plasenta
B. SARAN
Bagi rekan yang baru akan menyelesaikan tugas makalah ini diharapkan
menggunakan referensi yang lebih banyak demi kesempurnaan hasil tugas
berikutnya.
20
Daftar Pustaka
21