Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SIMULASI PATOLOGI

JUDUL

Insersio Velamentosa

Dosen Pembimbing:

Sherly Angellina, S.SiT. M.Keb

Di Susun Oleh:

Manja Ermasari

(21140981541017)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PANCA BHAKTI PONTIANAK

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah individu ini dengan baik dan tanpa kendala apapun. Pada
kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama
dosen pembimbing ibu Sherly Angellina, S.SiT. M.Keb., kedua teman-teman
seperjuangan. Makalah berjudul “Insersio Velamentosa” ini disusun untuk
memenuhi tugas simulasi patologi semester 5.

Penulis memohon maaf jika masih terdapat kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Penulis
juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan
lebih baik di kesempatan berikutnya. Penulis berharap makalah ini memberikan
manfaat dan dampak besar sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.

Pontianak, 08 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................1
C. Rumusan Masalah.............................................................................................2
BAB II...................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pengertian Insersio Velamentosa......................................................................3
B. Angka Kejadian................................................................................................3
C. Etiologi Insersia Velamentosa .........................................................................4
D. Patofisiologi Insersio Velamentosa..................................................................4
E. Faktor Penyebab................................................................................................4
F. Tanda dan Gejala Insersio Velamentosa...........................................................5
G. Komplikasi Insersio Velamentosa....................................................................6
H. Tata Laksana dan Penanganan..........................................................................7
I. Diagnosis Insersio Velamentosa........................................................................8
J. Vasa Previa Insersiio Velamentosa....................................................................8
Contoh Kasus Kebidanan...................................................................................10
Contoh Soal Kasus Kebidanan...........................................................................13
BAB III.................................................................................................................20
PENUTUP............................................................................................................20
A. Kesimpulan.......................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang


berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus.
sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara
kehamilan muda dan kehamilan tua ialah kehamilan 22 minggu, mengingat
kemungkinan hidup janin di luar uterus.

Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah


kehamilan 22 minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada
kehamilan sebelum 22 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya
lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu, oleh
karena itu, perlu diberikan penanganan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang
bersumber pada kelainan plasenta, yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar
untuk menentukannya, ialah plasenta previa, dan solusio plasenta (atau abrupsio
plasenta ). Perdarahan antepartum terjadi pada kira-kira 3% dari semua persalinan
yang terbagi kira-kira antara plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang
belum jelas sumbernya. Di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-
1975, terjadi 2114 kasus perdarahan antepartum di antara 14824 persalinan, atau kira-
kira 14% 4.

B. Tujuan

Agar kami mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala serta
cara penanganan Insersio Velamentosa.

1
C. Rumusan Masalah.

1. Pengertian Insersio Velamentosa

2. Etiologi Insersio Velamentosa

3. Patofisiologi Insersio Velamentosa

4. Tanda dan gejala Insersio Velamentosa

5. Penanganan Insersio Velamentosa

6. Komplikasi Insersio Velamentosa

7. Diagnosa Insersio Velamentosa

8. Vasa Previa Insersio Velamentosa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Insersio Velamentosa

Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan
plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan
diantara amnion dan korion menuju plasenta. Pada persalinan, pembuluh-
pembuluh darah tali pusat ini dapat turun ke bawah melalui pembukaan serviks.
Hal ini dapat diraba pada pemeriksaan dalam, disebut vasa previa yang dalam
persalinan dapat menyebabkan perdarahan antepartum. Bila terjadi perdarahan
banyak, maka kehamilan harus segera di akhir. Umumnya, plasenta tumbuh
setelah pembuahan berhasil dan menempel pada dinding rahim. Dalam
menjalankan fungsinya, plasenta terhubung dengan tali pusar bayi. Plasenta dapat
terbentuk di mana saja dalam rahim. Plasenta akan berkembang tepat di mana
telur yang dibuahi ditanamkan ke dinding rahim, hubungan plasenta dengan tali
pusat: Di tengah keadaan ini disebut Insersio sentralis. Agak ke pinggir:
keadaan ini disebut Insersio lateralis. Dipinggir: keadaan ini disebut Insersio
marginalis. Di luar plasenta : keadaan ini disebut Insersio velamentosa.
Hubungan tali pusat dengan plasenta melalui selaput janin.

B. Angka Kejadian

Tingkat prevalensi pemasangan tali pusat velamentosa dan marginal pada


total 623.478 kehamilan tunggal adalah 1,5% dan 6,3% masing-masing. Pada
populasi lajang, 0,4% lahir pada usia kehamilan minggu ke 17–21 , 0,3% pada
usia kehamilan 22–26 minggu , 0,7% pada usia kehamilan 27–31 minggu , 4,6%
pada usia kehamilan 32 minggu. –36, 93% pada 37–42 minggu dan 0,3% pada
>42 minggu .Di antara pasangan kembar tingkat prevalensi pemasangan tali

3
pusat velamentosa dan marginal masing-masing adalah 5,9% dan 10,9%,
sedangkan OR pada kelahiran kembar adalah 4,0 dan 1,8 masing-masing.

Secara total, 10.208 kehamilan tunggal dikandung dengan bantuan teknologi


reproduksi berbantuan, dan kehamilan ini memiliki OR sebesar 2,5 untuk insersi
velamentosa dan 1,6 untuk insersi marginal.

C. Etiologi Insersia Velamentosa

Insersio velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda/ gemeli,


karena pada kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada plasenta akan
menjadi rebutan oleh janin, sehingga dengan adanya rebutan tersebut akan
mempengaruhi kepenanaman tali pusat insersi.

D. Patofisiologi Insersio Velamentosa

Pada insersio velamentosa tali pusat yang dihubungkan dengan plasenta oleh
pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dalam selaput janin. Kalau pembuluh
darah tersebut berjalan di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa
previa. Hal ini dapat berbahaya bagi janin karena bila ketuban pecah pada
permulaan persalinan pembuluh darah dapat ikut robek sehingga terjadi
perdarahan inpartum dan jika perdarahan banyak kehamilan harus segera di
akhiri.1

E. Faktor Penyebab

Mekanisme pasti yang menyebabkan masuknya tali pusat ke dalam selaput


janin belum diketahui, meskipun kemungkinan besar terjadi pada trimester
pertama. Salah satu teori menyatakan bahwa pemasangan tali pusat velamentosa
mungkin timbul dari proses trofotropisme plasenta, yaitu fenomena di mana
plasenta bermigrasi ke daerah yang memiliki aliran darah lebih baik seiring
bertambahnya usia kehamilan. Plasenta tumbuh di daerah dengan suplai darah
1
Dwi Margareta Andini, dkk. 2022. Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan. PT. Global
Eksekutif: Padang Sumatra Barat. Halm. 35

4
lebih baik dan sebagian mengalami atrofi di daerah dengan aliran darah buruk.
Proses atrofi ini dapat mengakibatkan terbukanya pembuluh darah umbilikalis,
menyebabkan insersi plasenta marginal atau perifer berkembang menjadi insersi
velamentosa seiring berjalannya waktu. Plasenta dengan insersi tali pusat
velamentosa memiliki kepadatan pembuluh darah yang lebih rendah. Karena
pertumbuhan janin bergantung pada organisasi, massa, dan kapasitas transfer
nutrisi plasenta, maka perkembangan janin terhambat pada pemasangan tali pusat
velamentosa. Hal ini dapat menyebabkan malformasi janin dan berat badan lahir
rendah.

F. Tanda dan Gejala Insersio Velamentosa

Tanda dan gejalanya belum diketahui dengan pasti, perdarahan pada insersi
velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu perdarahan segera
setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat
bunyi detak jantung anak menjadi buruk. Bisa juga menyebabkan bayi itu
meninggal, Satu-satunya cara mengetahui adanya insersi velamentosa ini
sebelum terjadinya perdarahan adalah dengan cara USG. Jadi sebaiknya bagi ibu
dengan kehamilan gemeli dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan USG, karena
untuk mengantisipasi dengan segala kemungkinan penyulit yang ada, salah
satunya insersio velamentosa ini.

Beberapa tanda dan gejala insersio velamentosa yaitu:2

a) Perdarahan disertai nyeri: akibat pelepasan prematur plasenta atau


pemisahan plasenta dengan desidua.

b) Anemia dan syok, beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai dengan
banyaknya darah yang keluar.

2
Ira Jayanti, 2019, Evidance Based Dalam Praktik Kebidanan, Deeppulish Publisher, Halm.
46

5
c) Rahim keras seperti papan dan nyeri di pegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang
(uterus enbois) sehingga sulit untuk melakukan palpasi.

d) Fundus uteri makin lama makin naik disebabkan karena isi rahim
bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta.

e) Bunyi jantung biasanya tidak ada (janin meninggal).

f) Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim
bertambah).

g) Sering ada protein urine karena disertai pre eklamsia: insidensi solusio
plasenta meningkat 4x lipat pada penderita pre eklampsia berat.

G. Komplikasi Insersio Velamentosa

Pada insersi velamentosa, tali pusat dihubungkan dengan plasenta oleh


selaput janin. Kelainan ini merupakan kelainan insersi fimiculus umbilikalis dan
bukan merupakan kelainan perkembangan plasenta. Karena pembuluh darahnya
berinsersi pada membran, maka pembuluh darahnya berjalan antara funiculus
umbilikalis dan plasenta melewati membran. Bila pembuluh darah tersebut
berjalan didaerah ostium uteri internum, maka disebut vasa previa. Vasa previa
ini sangat berbahaya karena pada waktu ketuban pecah, vasa previa dapat
terkoyak dan menimbulkan perdarahan yang berasal dari anak. Gejalanya ialah
perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari
anak maka dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk.

Bila perdarahan banyak, maka kehamilan harus segera diakhiri. Perdarahan


vasa previa sering dikira sebagai plasenta previa atau solusio plasenta. Untuk
membedakannya dapat dilakukan tes sebagai berikut. Kira- kira 2 atau 3 cc darah
yang keluar dicampur air dalam jumlah yang sama lalu disentrifusi dengan
kecepatan 2000 rpm selama 2 menit. Supernatan dipisahkan, lalu dicampurkan

6
dengan NaOH 0,25 N dengan perbandingan 5: 1. Dalam waktu 1 atau 2 menit
akan kelihatan perubahan warna. Warna kuning coklat menunjukkan bahwa
darah itu berasal dari ibu. Sedangkan warna merah berarti hemoglobin fetal.
Angka kematian janin karena vasa previa dapat mencapai 60%.

H. Tata Laksana dan Penanganan

Sangat bergantung pada status janin, bila ada keraguan tentang viabilitas
janin, tentukan lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas paru dan
pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan kardiografi. Bila janin hidup
dan cukup matur dapat dilakukan seksio sesar segera namun bila janin sudah
meninggal atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam.

Bidan tidak memiliki kewenangan untuk menangani insersio


velamentosa. Hanya melakukan diagnosa dan bila dicurigai bahwa ibu hamil
mengalami kehamilan ganda segera lakukan USG. Dan apabila mengetahui ibu
positif mengalami insersio velamentosa, lakukan rujukan pada Rumah Sakit
(Seksio Sesarea).

Penderita harus segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas


untuk transfusi darah dan operasi. Jangan sekali-kali melakukan pemeriksaan
dalam pada penderita atau di tempat yang tidak memungkinkan tindakan operatif
segera karena pemeriksaan itu dapat menambah banyak pendarahan. Pemasangan
tampon pada vagina tidak berguna sama sekali untuk menghentikan pendarahan,
malahan akan menambah jumlah pendarahan karena sentuhan pada serviks
sewaktu pemasangannya. Selagi penderita belum jatuh ke dalam keadaan syok,
infus cairan intravena harus segera dipasang, dan dipertahankan terus sampai tiba
di rumah sakit. Memasang jarum infus ke dalam pembuluh darah sebelum terjadi
syok akan jauh lebih memudahkan transfusi darah, apabila sewaktu-waktu
dibutuhkan. Segera setelah tiba di rumah sakit, usaha pengadaan darah harus
segera dilakukan walaupun pendarahan tidak seberapa banyak. Pengambilan

7
contoh darah penderita untuk pemeriksaan golongan darahnya, dan pemeriksaan
kecocokan dengan darah donornya harus segera dilakukan. Dalam keadaan
darurat pemeriksaan seperti itu mungkin terpaksa ditunda karena tidak sempat
dilakukan sehingga terpaksa langsung menransfusikan darah yang golongannya
sama dengan golongan darah penderita, atau menransfusikan darah golongan O
rhesus positif, dengan penuh kesadaran akan segala bahayanya. Pertolongan
selanjutnya di rumah sakit bergantung dari paritas, tuanya kehamilan, banyaknya
pendarahan, keadaan ibu, keadaan janin, sudah atau belum mulainya persalinan,
dan diagnosis yang ditegakkan.

I. Diagnosis Jarang Insersio Velamentosa

Terdiagnosis sebelum persalinan namun dapat diduga bila USG antenatal


dengan Coolor Doppler memperlihatkan adanya pembuluh darah pada selaput
ketuban di depan ostium uteri internum. Tes Apt: uji pelarutan basa hemoglobin.
Diteteskan 2-3 tetes larutan basa ke dalam 1 mL darah. Eritrosit janin tahan
terhadap pecah sehingga campuran akan tetap berwarna merah. Jika darah
tersebut berasal dari ibu, eritrosit akan segera pecah dan campuran berubah
warna menjadi coklat. Diagnosa dipastikan pasca salin dengan pemeriksaan
selaput ketuban dan plasenta. Sering kali janin sudah meninggal saat diagnosa
ditegakkan mengingat bahwa sedikit perdarahan yang terjadi sudah berdampak
fatal bagi janin

J. Vasa Previa Insersio Velamentosa

Pada vasa previa selaput yang berisi pembuluh darah janin yang
menghubungkan tali pusat dan plasenta terletak atau berada dalam jarak 2 cm
dari ostium serviks bagian dalam. Diagnosis ditegakkan dengan ultrasonografi.
Penatalaksanaannya adalah pengawasan janin dan persalinan pada minggu ke-34,
atau lebih awal jika terjadi perdarahan atau status janin yang tidak

8
meyakinkan. Sumber perdarahan pada vasa previa adalah janin, sehingga
kehilangan darah dapat dengan cepat mengganggu status janin.3

Keadaan ini terjadi pada insersio velamentosa apabila sebagian dari


pembuluh janin di selaput ketuban memotong daerah os internum dan menempati
posisi di depan bagian terbawah janin. Pada pemeriksaan yang cermat kadang-
kadang dapat diraba sebuah pembuluh janin tubular di selaput ketuban yang
menutupi bagian terbawah janin.

Penekanan pembuluh oleh jari pemeriksa ke bagian terbawah janin


kemungkinan akan menyebabkan perubahan frekuensi denyut jantung janin. Pada
vasa previa terdapat bahaya yang sangat besar bagi janin karena pecahnya
ketuban dapat disertai oleh ruptur pembuluh janin yang menyebabkan kehilangan
banyak darah.

Apabila terjadi perdarahan antepartum atau intrapartum, terdapat


kemungkinan vasa previa atau ruptur pembuluh janin. Sayangnya, jumlah darah
janin yang boleh keluar tanpa mematikan janin relatif sedikit. Cara tercepat dan
mudah untuk mendeteksi darah janin adalah dengan menghapuskan darah pada
kaca obyek, warnai apusan dengan pewarna Wright, dan periksa preparat untuk
mencari sel darah merah berinti, yang dalam keadaan normal terdapat dalam
darah tali pusat tetapi tidak dalam darah ibu.

3
https://www.msdmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/abnormalities-of-
pregnancy/vasa-previa

9
Contoh Kasus

Seorang ibu primigravida umur 24 tahun, HPHT : 7 Agustus 2022, datang ke RSUD
pada pukul 09.00 WIB. Ibu mengatakan bahwa ia ingin memeriksakan kehamilannya
dan ibu ingin melihat kondisi janin melalui usg. Di RSUD Sambas menyediakan
fasilitas USG karna telah melakukan kolaborasi dengan dr. Annisa Putri, Sp, OG di
RSUD tersebut.

S : - Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama


- Ibu mengatakan HPHT tanggal 7 Agustus 2022
- Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
- Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan kehamilan dengan USG
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Suhu : 36 °C
Nadi : 89 x/m
Pernapasan : 20 x/m
TB : 150 cm
BB : 59 kg
Lila : 24 cm
HEAD TO TOE
Kepala : bersih, tidak ada ketombe, tidak ada rambut rontok
Muka : tidak ada chloasma gravidarum : tidak ada oedem
Mata : Konjungtiva merah muda( tidak anemia) Sklera putih (tidak
ikterik)
Hidung : simetris bersih tidak ada polip dan tidak ada secret

10
Mulut : lembap, tidak pecah-pecah, tidak ada caries , tidak ada
pembengkakan dan simtomatitis
Telinga : bersih tidak ada serumen (tidak ada penumpukan sekret)
Leher : Kelenjar thyroid tidak ada pembengkakan
Payudara : simetris dan tidak ada pembengkakan
Palpasi
LEOPOLD 1 : TFU pusat – px, 32 cm
LEOPOLD 2 : Pung-Ka
LEOPOLD 3 : Presentasi kepala
LEOPOLD 4 : Belum masuk PAP
DJJ : 145 x/m

A : Ny. Rani usia 24 tahun G1P0A0M0 Hamil 32 Minggu, dengan


insersio velamentosa
 Masalah : Tidak ada
 Kebutuhan : KIE tentang insersio velamentosa

 Diagnosis : Insersio velamentosa, potensial terjadi vasa previa dan

potensial pendarahan

 Masalah potensial : Untuk saat ini tidak ada

 Kolaborasi : Kolaborasi dengan dr. Annisa Putri Sp.OG untuk mendapatkan


penanganan dan pengawasan lebih lanjut.
P : 1. Memberitahu ibu bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan USG didapat kelainan insersi
plasenta. Tetapi sejauh ini kondisi ibu dan janin baik.
E: Ibu mengetahui dan tampak waspada terhadap kondisinya. Tetapi setelah mengetahui
kondisi janinya masih baik, rasa cemas ibu berkurang.
2. Memberi KIE kepada ibu tentang kelainan insersi plasenta yang dialami ibu yaitu:
a. Dari hasil USG, didapat temuan bahwa terjadi kelainan insersi tali pusat pada
selaput janin. Untuk mencegah komplikasi yang kemungkinan dialami ibu maka
ibu disarankan untuk merujuk ke dr. Yudhistira Pratama Sp. OG. Karena jika hal

11
ini tidak dipantau oleh dokter maka kemungkinan akan terjadi perdarahan yang
membahayakan janin dan ibu. Tetapi dengan pemantauan yang baik oleh dokter
maka komcanvplikasi dapat dicegah.
b. Memberitahu ibu bahwa kemungkinan ibu akan bersalin dengan metode SC
untuk mencegah komplikasi.
E: Ibu bisa menyebutkan kembali tentang kondisi yang dialaminya dan ibu bersedia
untuk melakukan persalinan secara SC.
c. Memberikan suplemen kepada ibu yaitu tablet besi 1x1 250mg yang diminum
malam hari dan yang diminum tiap pagi.
d. Menyarankan ibu untuk mengonsumsi tablet besi menggunakan air jeruk dan
tidak menggunakan air teh, susu atau kopi.
E: Ibu bersedia untuk minum suplemen secara teratur dan ibu mampu menyebutkan
kembali bagaimana cara minum suplemen dengan benar.
e. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian yaitu
tanggal
E: Ibu akan melakukan kunjungan ulang pada tanggal

12
Contoh Soal Kasus Kebidanan

1. Seorang ibu datang ke klinik untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu


USG, dari hasil USG dokter mengatakan bahwa ibu mengalami insersio
velamentosa , insersio velamentosa biasanya terjadi pada kehamilan.....
a. Kehamilan ganda/gameli
b. Kehamilan tunggal
c. Kehamilan ektopik
d. Kehamilan ektopil terganggu
e. Kehamilan anembrionik

Jawaban : a. Kehamilan ganda/gameli

Alasan : Insersi velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan


ganda/gameli, karena pada kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada
plasenta akan menjadi rebutan oleh janin, sehingga dengan adanya rebutan
tersebut akan mempengaruhi ke penanaman tali pusat/insersi.

2. NY. A umur 27 th G1 P0 A0, hamil 39 minggu datang ke rs mengeluh


perdarahan disertai nyeri yang sangat hebat, rahim keras seperti papan, setelah
dilakukan VT teraba ketuban yang tegang terus menerus.
Dari gejala di atas pasien mengalami....
a. Atonia uteri
b. Plasenta previa
c. Insersio plasenta
d. Mola hidatisoda
e. Fibroid uterus

Jawaban : c. Insersio plasenta

Alasan : Beberapa tanda dan gejala insersio velamentosa ialah :

13
 pendarahan disertai nyeri akibat pelepasan prematur plasenta atau
pemisahan plasenta dengan desidua.
 Rahim keras seperti papan dan nyeri di pegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang
(uterus enbois) sehingga sulit untuk melakukan palpasi.
 Bunyi jantung biasanya tidak ada (janin meninggal)
 Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim
bertambah)
3. Seorang ibu datang ke puskesmas, usia kehamilan 40 minggu, ibu dinyatakan
mengalami insersio velamentosa pada kehamilan 37 minggu. Ibu mengatakan
sudah lewat HPL dua hari yang lalu. Apakah tindakan yang tepat dilakukan?
a. Merawat ibu di puskesmas tersebut
b. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG kembali
c. Menganjurkan ibu untuk datang 1 minggu kemudian
d. Merujuk ke rumah sakit untuk dilakukan SC
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

Jawaban : d. Merujuk ke rumah sakit untuk dilakukan SC

Alasan : Bidan tidak memiliki kewenangan untuk menangani insersio


velamentosa. Hanya melakukan diagnosa dan bila dicurigai bahwa ibu hamil
mengalami kehamilan ganda segera lakukan USG. Dan apabila mengetahui
ibu positif mengalami insersio velamentosa, lakukan rujukan pada Rumah
Sakit.

14
4. Seorang ibu 28 tahun G1P0A0 38 minggu datang ke rumah sakit dengan
perdarahan hebat, nyeri perut hebat, tfu semakin membesar, setelah dilakukan
pemeriksaan usg ibu mengalami insersio velamentosa, Djj : tidak terdengar ,
Tfu lebih besar dari usia kehamilan, pada kasus insersio velamentosa di atas .
Apa yang menyebabkan Tfu tidak sesuai dengan usia kehamilan?
a. Kelebihan air ketuban
b. Kelainan uterus
c. Karna isi rahim bertambah dengan darah dan berkumpul dengan
plasenta
d. Bayi besar
e. Karna adanya kelainan pada janin

Jawaban : c. Karna isi rahim bertambah dengan darah , dan berkumpul di


belakang plasenta
Alasan : Fundus uteri makin lama makin naik disebabkan karena isi rahim
bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta

5. Ny S usia 32 tahun G2P1A0 hamil 24 minggu datang untuk melakukan


pemeriksaan kehamilan , ibu mengatakan usg dengan dokter 2 minggu yang
lalu ,dari hasil usg ibu mengalami insersio plasenta, apa yang di maksud
dengan insersio plasenta.....
a. Tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta
b. Tali pusat lepas dari plasenta
c. Plasenta tidak pada tempatnya
d. Tali pusat melilit bayi
e. Tali pusat mengalami robek

Jawaban : a. Tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta

15
Alasan : tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada
selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan di antara amnion
dan korion menuju plasenta

6. Ny. S usia 32 tahun G2P1A0 hamil 24 minggu datang untuk melakukan


pemeriksaan kehamilan , ibu mengatakan usg dengan dokter 2 minggu yang
lalu ,dari hasil usg ibu mengalami insersio plasenta, yang di mana tali pusat
yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, di mana letak tali pusat pada
kasus insersio velamentosa.....
a. Di luar plasenta
b. Di tengah plasenta
c. Di pinggir plasenta
d. Agak di pinggir
e. Tidak melekat pada plasenta

Jawaban : a. Di luar plasenta


Alasan : hubungan plasenta dengan tali pusat:
- Di tengah : keadaan ini disebut Insersio sentralis.
- Agak ke pinggir: keadaan ini disebut Insersio lateralis.
- Dipinggir: keadaan ini disebut Insersio marginalis.
- Di luar plasenta : keadaan ini disebut Insersio velamentosa. Hubungan tali
pusat dengan plasenta melalui selaput janin

16
7. Ny. Y usia 29 tahun post sc 2 jam yang lalau dengan insersio velamentosa,
berat badan bayi : 1900 gr, apa yang menyebabkan bblr pada pasien dengan
insersio velamentosa.....
a. Karna ibu mengalami pendarahan
b. Karna ibu mengalami syok
c. Karna bayi tidak mendapatkan nutrisi yang bergizi
d. Karna pertumbuhan janin bergantung pada massa dan kapasitas
transfer nutrisi plasenta
e. Karna ibu stress

Jawaban : d. Karna pertumbuhan janin bergantung pada massa dan kapasitas


transfer nutrisi plasenta
Alasan : Plasenta dengan insersi tali pusat velamentosa memiliki kepadatan
pembuluh darah yang lebih rendah. Karena pertumbuhan janin bergantung
pada organisasi, massa, dan kapasitas transfer nutrisi plasenta, maka
perkembangan janin terhambat pada pemasangan tali pusat velamentosa. Hal
ini dapat menyebabkan malformasi janin dan berat badan lahir rendah.

8. NY. S umur 27 th G2P1A0, hamil 40 minggu dibawa oleh keluarga datang ke


rs dengan perdarahan terus menerus , disertai nyeri yang sangat hebat, rahim
keras seperti papan ,Djj : tidak terdengar, setelah dilakukan usg , bayi
dinyatakan meninggal, apa yg menyebabkan kematian janin pada ibu yg
mengalami insersio velamentosa.....
a. Terlilit tali pusat
b. Mengalami distress
c. Tertelan air ketuban
d. Kelainan insersi fimiculus umbikalis
e. Kelainan pada plasenta

Jawaban : d. Kelainan insersi fimiculus umbikalis

17
Alasan : perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini
berasal dari anak maka dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk dan
menyebabkan kematian.

9. Seorang ibu 28 tahun G2P1A0 38 minggu datang ke rs ibu mengatakan keluar


darah bercampur air , nyeri perut hebat , dan ibu mengatakan ini kehamilan
kembar , pada kasus diatas perdarahan terjadi setelah.....
a. Vasa previa
b. Plasenta lepas
c. Solusio plasenta
d. Plasenta previa
e. Ketuban kering

Jawaban : a. Vasa previa


Alasan : perdarahan pada insersi velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa
previa yaitu perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan
ini berasal dari anak dengan cepat bunyi detak jantung anak menjadi buruk.
Bisa juga menyebabkan bayi itu meninggal, Satu-satunya cara mengetahui
adanya insersi velamentosa ini sebelum terjadinya perdarahan adalah dengan
cara USG. Jadi sebaiknya bagi ibu dengan kehamilan gemeli dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan USG, karena untuk mengantisipasi dengan segala
kemungkinan penyulit yang ada, salah satunya insersio velamentosa ini.

18
10. Seorang ibu 28 tahun G1P0A0 39 minggu datang ke klinik untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan , setelah usg , dokter menyatakan bahwa ibu
mengalami Insersio velamentosa, insersio velamentosa adalah tali pusat yang
tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga
pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion menuju.....
a. Plasenta
b. Janin
c. Uterus
d. Air ketuban
e. Dinding rahim

Jawaban : a. Plasenta
Alasan : Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada
jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus
berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta..

19
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan apa yang telah disampaikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Insersio Velamentosa adalah kelainan letak tali pusat yang tidak bisa diketahui secara
pasti kecuali dengan penggunaan USG. Dan bidan tidak mempunyai kewenangan
untuk menangani kelainan ini, sehingga harus di rujuk ke Rumah Sakit ataupun
spesialis kandungan.
A. Kesimpulan
Insersio Velamentosa (vasa previa) Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak
berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah
umblikus berjalan di antara amnion dan korion menuju plasenta
B. SARAN
Bagi rekan yang baru akan menyelesaikan tugas makalah ini diharapkan
menggunakan referensi yang lebih banyak demi kesempurnaan hasil tugas
berikutnya.

20
Daftar Pustaka

Dwi Margareta Andini, dkk. 2022. Keterampilan Klinik Praktek


Kebidanan. PT. Global Eksekutif: Padang Sumatra Barat. Halm. 35
Ira Jayanti, 2019, Evidance Based Dalam Praktik Kebidanan,
Deeppulish Publisher, Halm. 46
https://www.msdmanuals.com/professional/gynecology-and-
obstetrics/abnormalities-of-pregnancy/vasa-previa
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC,
Jakarta.
Mochtar, R.1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 1. EGC, Jakarta.
Winkjosastro, Hanifa dkk.2005.Ilmu Kebidanan. Edisi 3. cetakan 7.
Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Sastrawinata, Sulaiman, dkk. 2003.Obstetri Patologi. Edisi 2.
FKUNPAD. EGC, Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai