Anda di halaman 1dari 8

PENGALAMAN PENDELEGASIAN KEPALA

RUANGAN DI RUMAH SAKIT BANJARMASIN

Chrismilasari, Lucia Andi

Dosen Ilmu Keperawatan STIKES Suaka Insan Banjarmasin


Email. luciachrismilasari@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Kepala ruang merupakan manajer tingkat bawah/lini yang
memegang peranan cukup penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan
keperawatan melalui fungsi manajemen pelayanan. Fungsi pengorganisasian di
manajemen keperawatan adalah sebagai alat yang mengatur kegiatan terkait
personal, finansial, material dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang
sudah disepakati bersama (Simamora, 2012). Kegiatan Kepala Ruangan pada
fungsi pengorganisasian adalah melaksanakan pembagian kerja, pendelegasian
tugas, koordinasi kerja dan manajemen waktu. Selain itu dengan pendelegasian ,
seorang pimpinan mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain yang
lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi (Rika Endah, 2002). Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman kepala ruangan dalam
menjalankan fungsi pendelegasian di Rumah Sakit Banjarmasin.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi untuk mengekplorasi berbagai pengalaman kepala ruangan dalam
pendelegasian tugas. Pengumpulan data yang dilakukan terhadap 7 orang
partisipan dengan wawancara mendalam di tiga rumah sakit berbeda di
Banjarmasin. Wawancara direkam kemudian dibuat dalam bentuk transkrip
verbatim.
Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan 4 tema yaitu 1) Unsur dalam pendelegasian,
2) Teknis pendelegasian, 3) Aspek legal dalam pendelegasian, 4) Langkah-
langkah dalam melakukan pendelegasian.
Kesimpulan: Pelaksanaan delegasi yang dilakukan oleh kepala ruangan terdiri
atas pendelegasian yang dilakukan secara berjenjang dengan memperhatikan
aspek legal.

Kata Kunci : Keperawatan, delegasi, manajemen keperawatan


pengawasan dan supervisi
LATAR BELAKANG
(Cartney
Kepala ruang merupakan
2009; Potter 2010; Tappen alam
manajer tingkat bawah/ lini yang
Kuswantoro 2010). Hal ini
memegang peranan cukup penting
sejalan dengan penelitian yang
dan strategis dalam manajemen di
dilakukan Saparwati et all
unit perawatan rawat inap, karena
2013 yang mengatakan salah
secara manajerial dituntut mampu
satu upaya untuk dapat
menentukan keberhasilan pelayanan
menerapkan manajemen
keperawatan melalui fungsi
keperawatan diruang rawat inap
manajemen pelayanan seperti
dengan baik diperlukan
pengarahan, memotivasi,
1
seorang kepala ruangan yang
pendelegasian , seorang pimpinan
kompeten sebagai seorang manajer.
mempunyai waktu lebih banyak
Fungsi pengorganisasian
untuk melakukan hal lain yang lebih
dimanajemen keperawatan adalah
penting seperti perencanaan dan
sebagai alat yang mengatur kegiatan
evaluasi (Rika Endah, 2002)
terkait personal, finansial, material
Pendelegasian juga merupakan
dan tata cara untuk mencapai tujuan
alat pengembangan dan latihan
organisasi yang sudah disepakati
manajemen yang bermanfaat. Staf
bersama (Simamora, 2012). Kegiatan
yang memiliki minat terhadap
Kepala Ruangan pada fungsi
tantangan yang lebih besar akan
pengorganisasian adalah
menjadi lebih komit dan puas bila
melaksanakan pembagian kerja,
diberikan kesempatan untuk
pendelegasian tugas, koordinasi kerja
memegang tugas atau tantangan yang
dan manajemen waktu.
penting. Sebaliknya kurangnya
Banyak tuntutan terhadap
pendelegasian akan menghambat
kepala ruangan dalam melakukan
inisiatif staf. Keuntungan bagi staf
manajemen di rumah sakit sehingga
dengan melakukan pendelegasian
menyita waktu yang sangat banyak,
adalah mengambangkan rasa
membuat para pemimpin sulit untuk
tanggung jawab, meningkatkan
melakukan hal-hal dalam
pengetahuan dan rasa percaya diri,
pelaksanaan manajemen dengan
berkualitas, lebih komit dan puas
sendiri. Sehingga memerlukan
pada pekerjaan.Walaupun
bantuan dari para bawahanya,
pendelegasian merupakan alat
dengan pendelegasian, seorang
manajemen yang efektif, banyak
pimpinan dapat mencapai tujuan dan
pimpinan yang gagal mengerjakan
sasaran kelompok melalui usaha
pendelegasian ini. (Rika
orang lain, hal mana merupakan inti
Endah,2002).
manajemen. Selain itu dengan
Penelitian yang ada belum
menggambarkan secara jelas
kemampuan kepala ruang dan
hambatan yang ada dalam melakukan
pendelegasi, sehingga penelitian ini
berupaya untuk mempelajari secara
mendalam persepsi dan bagaimana
kepala ruang melakukan
pendelegasian di Rumah Sakit di
Banjarmasin. Pendekatan kualitatif
diperlukan untuk memahami
pengalaman manusia dan
interaksinya dengan manusia lain
serta lingkungannya, termasuk
berbagai pengalaman yang dialami
oleh para kepala ruangan dalam
menjalani peran fungsi pengarahan di
Rumah Sakit di Banjarmasin.
Fokus pendekatan
fenomenologi adalah memahami
keunikan fenomena dunia kehidupan
berbeda. Hal ini adalah
individu, bahwa realitas dunia
respon- respon yang unik dan
kehidupan masing-masing individu
2
spesifik yang dialami tiap individu,
dan mengungkap makna dari setiap
termasuk interaksinya dengan orang
pernyataan partisipan tersebut
lain, selanjutnya mengeksplorasi
(Creswell, 2014).
makna atau arti dari fenomena
tersebut (Afiyanti, 2014).
HASIL
METODOLOGI
Jenis kelamin dari partisipan
Penelitian ini dilaksanakan
terdiri dari tiga laki-laki dan dua
dengan menggunakan metode
perempuan yang mana untuk usia
kualitatif dengan pendekatan
partisipan bervariasi antara 35 tahun
fenomenologi. Penelitian ini
sampai dengan 55 tahun. Sebagian
mengeksplorasi makna atau arti dari
besar dari partisipan saat ini masih
fenomena yang dialami oleh kepala
menjabat sebagai kepala ruangan.
ruangan terkait pengalaman kepala
Partisipan memiliki pengalaman
ruangan dalam menjalankan fungsi
menjabat sebagai kepala ruangan
pengarahan (Afiyanti & Rachmawati,
antara tiga bulan sampai dengan 15
2014).
tahun Latar belakang pendidikan
Pengambilan sampel dilakukan
partisipan adalah tiga orang sarjana
dengan teknik purposive sampling,
keperawatan-ners, hanya satu orang
pada penelitian ini melibatkan 7
yang berpendidikan Diploma III
partisipan dengan kriteria punya
Keperawatan dan dua orang dengan
pengalaman sebagai kepala ruangan,
pendidikan akhir S2 Keperawatan.
bersedia dan mau membagikan
Tujuh partisipan ini bekerja di tiga
pengalamannya kepada peneliti
rumah sakit berbeda di Banjarmasin.
dimana tujuh partisipan tersebut
Gambaran Pengalaman
bekerja di tiga rumah sakit berbeda
Pendelegasian yang dilakukan oleh
di Banjarmasin.(Afiyanti &
kepala ruangan
Rachmawati, 2014).
Penelitian ini menghasilkan lima
Penelitian ini dimulai pada
tema besar yang merupakan
bulan November 2016 - Januari 2017
penjelasan pelaksanaan fungsi
pada kepala ruangan di RS Suaka
delegasi yang dilakukan oleh kepala
Insan Banjarmasin, RS Moch Ansari
ruangan.
Saleh, RSUD Ulin Banjarmasin.
Data diperoleh dengan
Kepala ruangan dalam menjalankan
menggunakan wawancara mendalam
tugasnya tidak dapat bekerja sendiri
(in-depth interview) dan bantuan
dan Ia memerlukan bantuan dari
catatan lapangan (field note).
orang lain. Bantuan orang lain
Analisis data dilakukan setiap selesai
tersebut dapat terlaksana bila adanya
mengumpulkan data dari satu
pendelegasian yang tepat.
partispan. Hasil rekaman dan catatan
Pendelegasian kepada orang lain
lapangan kemudian disusun dalam
dapat dilakukan dengan
bentuk transkrip verbatim.
memperhatikan unsur pendelegasian,
Selanjutnya peneliti berusaha untuk
teknis pendelegasian, langkah
membentuk berbagai aspek tematik
penelegasian, pendelegasian
berjenjang dan aspek legal.
1) Unsur dalam pendelegasian
Unsur delegasi didukung oleh
dua kategori yaitu “delegasi
Delegasi tugas
tugas/ pekerjaan dan delegasi
dapat dilakukan
wewenang/ tanggung jawab”.
3
dengan pembuatan jadwal
dia belajar bertanggung
dinas, pengkajian pasien awal
jawab..” (P1)
masuk seperti ungkapan
partisipan satu dan tiga
2) Teknis Pendelegasian
berikut:
Teknis pendelagasian
terdiri atas; penerima delegasi,
“..contoh misalkan ya pas
cara penyampaian delegasi,
akhir bulan kita ada tugas
waktu pendelegasian
harus meolah (membuat)
terencana. Penerima delegasi
jadwal dinas terus kita ada
berbeda antara kepala ruangan
pelatihan-pelatihan bisa
yang satu dengan kepala
kita serahkan ke katim..”
ruangan yang lain. Seperti
(P1)
ungkapan partisipan berikut:
“...delegasi kita memang
“Delegasi kita memang
sudah berjalan, nah kalo
sudah berjalan, nah kalo saya
saya ke katim, itulah
ke katim , itulah fungsi katim
fungsi katim (hehehehe)
(hehehe tertawa) Pengkajian
melakukan tugas
pasien awal masuk oleh katim
pengkajian pasien awal
itu pengkajian awal kalo dr
masuk oleh katim itu
belum dihubungi maka kita
pengkajian awal kalo
hubungi ke dokter irna..”(P3)
dokter belum dihubungi..”
“..Kalo saya tidak hadir
(P3)
disini kepala ruangan yang
lain (ruang berbeda) akan
Pendelegasian yang diberikan
menggantikan..” (P4)
cukup luas namun masih
sesuai dengan aturan dan
Variasi peneriam delegasi
kebijakan dari rumah sakit
adalah ketua tim keperawatan,
yang bersangkutan.
kepala ruangan yang lainnya
Pengambilan keputusan
dan juga kepada supervisor.
setelah diberikan tanggung
Cara penyampaian delegasi
jawab atau delegesi
dilakukan dengan berbagai
diserahkan langsung kepada
cara, yaitu secara lisan dengan
mereka yang sudah diberikan
menggunakan media
delegasi.
komunikasi (Telepon) dan ada
juga secara tertulis berupa
“..o..tidak harus kepala
surat pelimpahan tugas.
ruangan, karena
Waktu pendelegasian
wewenang kita sudah
dilakukan dalam konteks
didelegasikan juga kepada
terencana/terjadwal dan tidak
katim diruangan.......kalo
terencana/tidak terjadwal tau
memang masalah biasa
sewaktu-waktu.
saja ya keputusan kita
percayakan saja sekalian
3) Aspek legal dalam
pendelegasian
(Surat kuasa), aturan
Aspek legal dalam proses
dan ada tidaknya format
pelaksanaan delegasi
untuk melaksanakan
berbicara seputar adanya SK
4
delegasi, yang diungkapkan
ketujuh yang memunyai
partisipan berikut:
kriteria ketika akan
memberikan delegasi:
“ ..dari segi pendelegasian
saya belum menemukan
“kitakan punya
formatnya itu..” (P2)
kriterianya, dipangkat itu
sudah..kemudian yang
Proses pendelegasian
lainnya” (P7)
dalam kaitannya dengan aspek
legal juga berhubungan
Kontrol yang dilakukan
dengan ada tidaknya SPO
oleh pemberi delegasi
(Standar Pelasanaan
dilakukan dengan bertanya
operasional), surat pelimpahan
kepada mereka yang diberikan
dan kebijakan dari rumah sakit
delegasi terkait dengan hal-hal
yang bersangkutan.
yang ada hubungannya dengan
apa yang didelegasikan,
” Jadi untuk pelaksanaan
seperti ungkapan partisipan
kita sesuaikan dengan
berikut:
SPO kita, kepala ruangan
itu lebih ke,,,sarana
“..nanti saya telepon lagi
prasarana kemudian kita
untuk tanya apa hasilnya
punya supervisor
tadi”(P3)
keperawatan
diruangan....tugas dan
Sebagai tambahan,
fungsi kepala ruangan
pendelegasian berjenjang juga
dibantu oleh supervisor
sangat diperlukan dalam
keperawatan
proses pendelegasian. Seperti
ruangan..”(P6)
yang diungkapkan oleh
informan berikut ini:
4) Langkah-langkah dalam
melakukan pendelegasian
“..kalo pendelegasian
Langkah pendelegasian
disini berjenjang mba,
terbagi menjadi dua kategori
kabid ke kasie, kasie ke ka
yaitu adanya seleksi orang/
irna dan kairna baru ke
seleksi pekerjaan dan juga
kepala ruangan, dan
kontrol. Seleksi orang atau
kepala ruangan ke
pekerjaan ditekankan pada
katim..”(P2).
adanya pemahaman akan
kriteria dan juga system yang
sedang berjalan ditempat
PEMBAHASAN
praktik atau di rumah sakit,
Monteiro & Simbolon (2014)
seperti ungkapan partisipan
yang secara spesifik bahwa ternyata
waktu tertinggi yang dihabiskan oleh
kepala ruangan dalam menjalankan
fungsi manajemen keperawatan.
Mengingat hal itu, kepala ruangan
dituntut agar memiliki kemampuan
yang lebih dalam mencapai tujuan
menjadi kepala ruangan yaitu
melalui orang lain. Dimana Depkes
pendidikan minimal ahlimadya
juga mensyaratkan bahwa untuk
5
keperawatan/kebidanan, pernah
melaksankan tugasnya. Ketika
mngikuti kursus/ pelatihan
melakukan pendelegasian terdapat
manajemen pelayanan keperawatan
tiga unsur yaitu tugas, kekuasaan dan
ruang/ bangsa, memiliki pengalaman
tanggung jawab. Pendelegasian tugas
kerja sebagai perawat pelaksana 3-5
adalah pekerjaan yang harus
tahun serta sehat jasmani dan rohani.
dilakukan oleh seseorang pada suatu
Pendidikan merupakan suatu
jabatan. Salah satu contoh delegasi
indikator yang mencerminkan
tugas yang dapat diberikan adalah
kemampuan seseorang untuk dapat
pembuatan jadwal dinas, maupun
menyelesaikan suatu pekerjaan,
melakukan pengkajian untuk pasien
dengan latar belakang pendidikan
baru.
seseorang dianggap mampu
Pendelegasian juga dapat
menduduki suatu jabatan tertentu
dilakukan secara berjenjang, dari
(Hasibuanm 2005). Itu semua telah
kabid ke kasie, kasie ke ka irna dan
tergambar pada karakteristik
kairna baru ke kepala ruangan, dan
partisipan pada penelitian ini dimana
kepala ruangan ke katim, dimana jika
partisipan yang menjadi kepala
yang didelegasikan tidak dapat
ruangan pendidikan minimal diploma
menjalankan tugas maka ia pun dapat
tiga keperawatan dan bahkan ada
mendegasikan kepada orang lain lagi
yang mencapai pendidikan magister
sesuai dengan kriteria yang ada.
keperawatan.
Proses pendelegasian harus ada garis
Terkait teknik pendelgasian
wewenang yang jelas mengalir
tersebut dimana kepala ruangan
setingkat demi setingkat dari tingkat
harus menentukan kepada siapa
organisasi paling atas ke tingkat
delegasi tersebut diberikan, kepala
paling bawah, garis wewenang yang
ruangan dapat melihat kriteria
jelas akan memudahkan bagi setiap
tertentu pada individu yang akan
anggota (Marques & Huston, 2000).
menerima delegasi seperti latar
Semua tentang pendegasian
belakang pendidikan, masa kerjanya,
dapat berjalan dengan baik bila
sikapnya, yang paham akan kerjaan,
mendapat dukungan dari pihak
pangkat. Hal ini sependapat dengan
manajemen yaitu berupa aturan dan
yang diungkapkan oleh Hasibuan
kebijakan yang ada dirumah sakit,
(2005) dimana dengan latar belakang
karena dengan adanya aturan dan
pendidikan seseorang dianggap
kebijakan maka kedua belah pihak
mampu menduduki suatu jabatan
akan terlindungi secara hukum,
tertentu, lamanya masa kerja
disedikannya form untuk melakukan
seseorang akan berpengaruh terhadap
delegasi.
kualitas masa kerjanya.
Pendelegasian dapat berjalan
KESIMPULAN
dengan baik jika diberikan pada
Berdasarkan hasil penelitian ini
waktu yang tepat, dalam artian waktu
terdapat beberapa kesimpulan
yang terencana dimana dengan waktu
tentang gambaran arti dan makna
yang terencana penerima delegasi
pengalaman kepala ruang dalam
dapat menyiapkan diri untuk
menjalankan pendelegasian di rumah
sakit di Banjarmasin yaitu
pendelegasian harus yang dilakukan
secara berjenjang dengan
memperhatikan aspek legal sehingga
Perlu penelitian lebih
memberikan rasa aman bagi si
lanjut terkait faktor-faktor yang
penerima delegasi.
6
mempengaruhi delegasi kepala
Kesehatan.Universitas
ruangan dan juga hubungan delegasi
Indonesia, Jakarta
terhadap kepuasan dari perawat
Huber, D.L. (2010). Leadership and
pelaksana.
Nursing Care Management. 4th
Edition. Missouri: Elsevier
ACKNOWLEDGMENT
Health Sciences.
Ucapan Terima kasih yang
Kuswantoro & Subekti 2011.
sebesar-besarnya bagi seluruh
Pengaruh Pelaksanaan Fungsi
responden yang sudah dengan sangat
Manajerial Kepala Ruang Dalam
baik membantu menyukseskan
Meode Penugasan Tim Terhadap
kegiatan peneltian ini. Terima kasih
Kinerja Ketua Tim Di RSU Dr
juga kepada semua pihak dan
Saiful Anwar Malang, Jurnal
STIKES Suaka Insan yang sudah
Keperawatan
sangat mendukung terselesaikannya
Marquis, B.L. & Huston, C.J.
penelitian ini.
(2013). Kepemimpinan da n
Manajemen Keperawatan: Teori
DAFTAR PUSTAKA
& Aplikasi. Edisi 4. Jakarta:
Afiyanti, Y., & Rachmawati, I.N.
EGC.
(2014). Metodologi Penelitian
Monteiro, E. & Simbolon, S. (2014).
Kualitatif dalam Riset
Pola Penggunaan Waktu Kepala
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta:
Ruang Untuk Menjalankan
Rajawali Pers
Fungsi Manajemen di Ruang
Chase, L.K. (2010). Nurse manager
Rawat Inap Rumah Sakit
competencies. Theses and
Sumber Waras Jakarta Barat.
Dissertations. University of
Nursing Current Journal
Iowa. Diunduh melalui
(Internet), January, 2 (1) pp.1-
http://ir.uiowa.edu/ etd/2681/.
10. Available from:
(Accessed 14th August
<http://dspace.library.uph.edu//
2016)
123456789/2675> (Accessed
Creswell, J.W. (2014). Penelitian
13th August 2016)
kualitatif dan desain riset:
Novita et all (2012). PenguatanPeran
memilih di antara lima
dan Fungsi Manajemen Kepala
pendekatan. Edisi 3.
Ruang Melalui Faktor
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kepribadian dan Sosial
Depkes RI (2005). Pedoman
Organiasasi. Muhammadiyah
pengembangan jenjang karir
Jornal of Nursing. (Accessed
profesional perawat Direktorat
13th August 2016)
Bina Keperawatan. Direktoral
Rika Endah (2002). Pelatihan
Jendral Bina Pelayanan Medik.
Manajemen Keperawatan.
Departemen Kesehatan RI
(Accessed 13th August 2016)
Hatta, G.R (2008). P e dom a n
Saparwati, et all. 2013. Pengalaman
Manajemen Informasi Kesehatan
Kepala ruang Dalam Mengelola
Di Sarana Pelayanan
Ruang Rawat Inap DI RSUD
Ambarawa. Prosiding Konfrensi
Nasional PPNI Jawa Tengah
2013. (Accessed 14th August
2016)

7
Simamora, R.H. (2012). Buku Ajar
Manajemen
Keperawatan. Jakarta: EGC Siswanto
(2012). Pengantar
Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara
Susilo, W.H., Kusumaningsih, C.I.,
Aima, M.H. & Hutajulu, J.
(2015). Riset Kualitatif dan
Aplikasi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Analisis Data
dengan Pendekatan
Fenomenologi, Colaizzi dan
Perangkat Lunak N Vivo.
Jakarta: TIM.
Warsito, B.E. & Mawarni, A. (2007).
Pengaruh Persepsi Perawat
Pelaksana Tentang Fungsi
Manajerial Kepala Ruang
Terhadap Pelaksanaan
Manajemen Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat
Inap RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang. Nurse
Media Journal of
Nursing (Internet), 1 (1).
Available from:
<http://id.portalgaruda.org/index
.php?ref=browse&
mod=viewarticle&article=19521
4> (Accessed 1st August 2016)
Prasojo, S.(2005). Hubungan
karakteristik dan motivasi
dengan disiplin kerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap
RSUD Batang. Tesis. Program
Pasca Sarjana FIK.UI tidak
dipublikasikan.
Wirawan (2009). Evaluasi Kinerja
Sumber Daya Manusia: Teori,
Aplikasi, Penelitian.Jakarta:
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai