Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DISTOSIA

OLEH

NOVITA DEBORA LAFU 211111108


YUSUADEL NUS SOINBALA 211111121
MAURENT AURELIA NATASYA NDUN 211111103
KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah- Nya yang senantiasa menyertai kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Mata Kuliah Keperawatan Jiwa I dengan judul “Distosia” ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Kami berharap, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca mengenai komunikasi keperawatan, khususnya yang berkaitan
dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi. Dalam proses penyusunan
makalah ini banyak kami temui hambatan dan juga kesulitan, namun berkat bimbingan,
arahan, serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
lancar dan tanpa melampaui batas waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kemajuan makalah ini di waktu mendatang.

Akhir kata, kami hanya dapat berharap agar makalah ini dapat berguna bagi semua
pihak, serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha kami selama ini, amin.

Kupang,15 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN DISTOSIA.............................................................................................2
2.2 ETIOLOGI DISTOSIA....................................................................................................2
2.3 PENYEBAB UTAMA.....................................................................................................2
2.4 PATOFISIOLOGI DISTOSIA.........................................................................................3
2.5 KLASIFIKASI DISTOSIA..............................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Distosia adalah kondisi ketika persalinan sulit atau terhambat. Hal ini dapat terjadi karena
berbagai alasan, seperti posisi janin yang tidak normal, ukuran panggul ibu yang tidak
memadai, kontraksi yang lemah atau tidak teratur, atau adanya kelainan pada jalan lahir ibu.

Distosia dapat menyebabkan komplikasi yang serius bagi ibu dan janin, seperti cedera
pada jalan lahir ibu, perdarahan, infeksi, kelahiran prematur, asfiksia janin, dan kematian
janin.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda distosia dan segera mencari
pertolongan medis jika terjadi persalinan yang sulit atau terhambat. Penanganan yang cepat
dan tepat dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan memperbaiki hasil persalinan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu distosia?
2. Apa saja klasifikasi distosia?
3. Apa saja etiologi distosia?
4. Bagaiman patofisiologi distosia?
5. Apa saja tanda dan gejala yang dapat terjadi pada pasien dengan distosia?
6. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan distosia?
7. Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan distosia?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan distosia?

1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami apa itu distosia
2. Untuk memahami klasifikasi distosia
3. Untuk memahami etiologi distosia
4. Untuk memahami bagaimana patofisiologi distosia
5. Untuk memahami tandan dan gejala yang dapat terjadi pada pasien dengan distosia
6. Untuk memahami komplikasi apa saja yang terjadi pada pasien dengan distosia
7. Untuk memahami bagaimana penatalaksanaan pasien dengan distosia
8. Untuk memahami askep distosia

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DISTOSIA
Distosia adalah gangguan persalinan yang ibu sulit melahirkan, jika seorang ibu
mengalami distosia, waktu persalinannya akan panjang dan bahkan ada yang tidak
mengalami kemajuan sama sekali. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada janin melainkan
ibu juga. Normalnya, jika ibu hamil sudah pecah ketuban maka dalam waktu 6 jam harus
melahirkan jika tidak maka bisa terjadi infeksi. Dokter akan memantau pembukaan jalan
lahir. Perlu diingat jika pembukaan 1 ke 3 bisa menghabiskan waktu 8 jam atau lebih.
Sementara pada pembukaan ke 3 hingga seterusnya, harus dipantau perkembangannya setiap
jamnya. Hitungan kasarnya, setiap 1 jam setidaknya harus ada progres pembukaan 1 cm

2.2 KLASIFIKASI DISTOSIA


 Cervical dystocia
Bisa juga disebut sebagai distosia servikal, kondisi ini terjadi saat leher rahim
tidak membesar ketika proses persalinan berjalan. Hal ini menyebabkan bayi sulit
untuk lahir melalui jalur normal.
 Shoulder dystocia
Shoulder dystocia atau distosia bahu adalah suatu kondisi saat proses persalinan di
mana kepala bayi telah berhasil keluar, namun bahunya menyangkut di jalur lahir.
Kondisi ini membuat proses persalinan membutuhkan waktu yang lebih lama dan
termasuk dalam kegawatdaruratan medis

2.3 ETIOLOGI DISTOSIA


 ibu hamil dengan DM;
 ibu hamil dengan pre-DM;
 ibu hamil dengan gestational diabetes melitus;
 ibu hamil dengan overweight;
 ibu hamil dengan postur gemuk pendek;
 kehamilan serotinus (Manuaba, 2003).

Sedangkan faktor predisposisi pada distosia bahu antara lain:

 bentuk pelvis tidak normal;


 taksiran berat janin 0,5 kg lebih besar dari bayi sebelumnya;

2
 peningkatan berat badan ibu yang berlebihan;
 diabetes kehamilan;
 peningkatan paritas;
 induksi persalinan;
 kala satu dan dua persalinan yang lama;
 makrosomia .
 5P (Power, Passage, Passanger, Psyche, Penolong).

2.4 PATOFISIOLOGI DISTOSIA


His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar
merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus uteri
dimana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara merata
dan menyeluruh hingga tekanan dalam ruang amnion balik ke asalnya +10 mmHg.

Incoordinate uterin action yaitu sifat his yang berubah. Tonus otot uterus meningkat juga
di luar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronasi
kontraksi bagian-bagiannya Tidak adanya koordinasi antara kontraksi atas, tengah dan bawah
menyebabkan tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. Disamping itu tonus otot yang
menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan dapat pula
menyebabkan hipoksia pada janin. His ini juga disebut sebagai incoordinate hipertonic uterin
contraction. Kadang-kadang pada persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah,
kelainan his ini menyebabkan spasmus sirkuler setempat, sehingga terjadi penyempitan
kavum uterin pada tempat itu. Ini dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi.
Secara teoritis lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana, tapi biasanya ditemukan pada batas
antara bagian atas dengan segmen bawah uterus. Lingkaran kontriksi tidak dapat diketahui
degan pemeriksaan dalam, kecuali kalau pembukaan sudah lengkap sehingga tangan dapat
dimasukkan ke dalam kavum uteri.Pada mekanisme persalinan normal, ketika kepala
dilahirkan, maka bahu memasuki panggul dalam posisi oblik. Bahu posterior memasuki
panggul lebih dahulu sebelum bahu anterior. Ketika kepala melakukan paksi luar, bahu
posterior berada di cekungan tulang sakrum atu disekitar spina ischiadika, dan memberikan
ruang yang cukup bagi bahu anterior untuk memasuki panggul melalui belakang tulang pubis
atau berotasi dari foramen obturator. Apabila bahu berada dalam posisi antero-posterior
ketika hendak memasuki pintu atas panggul, maka bahu posterior dapat tertahan
promontorium dan bahu anterior tertahan tulang pubis. Dalam keadaan demikian kepala yang

3
sudah dilahirkan akan tidak dapat melakukan putaran paksi luar, dan tertahan akibat adanya
tarikan yang terjadi antara bahu posterior dengan kepala (disebut dengan turtle sign)
(Prawirohardjo, 2009).

Bentuk pelvis tidak normal, peningkatan berat badan ibu yang berlebihan, diabetes saat
kehamilan serta kala satu dan dua persalinan yang lama menjadi faktor predisposis distosia
bahu terjadi serta faktor predisposisi 5P (Power, Passage, Passanger, Psyche, Penolong) yang
mengakibatkan proses kelahiran lama dengan upaya ibu mengejan yang lebih besar yang
menyebabkan otot panggul tidak berkontraksi dengan baik dan jalan lahir tidak membuka
secara optimal pula sehingga bahu bayi terjepit dan menyebabkan resiko paralisis fleksus
brachialis dan fraktur klavikula dan terjadi keletihan pada ibu karena energi yang banyak
dikeluarkan. Penekanan yang keras pada saat mengejan mengakibatkan adanya KPD atau
ketuban pecah dini yang menyebabkan adanya invasi dari mikroorganisme patologis sehingga
adanya infeksi pada desidua atau membran mukosa yang melapisi rahim. Munculnya
amnionitis atau sepsis mengakibatkan adanya respon inflamasi sehingga metabolisme
meningkat yang mengakibatkan suhu tubuh meningkat, kebutuhan O, meningkat, dan
hipermetabolisme sehingga cairan yang keluar melalui keringat dan urin.

2.5 TANDA DAN GEJALA DISTOSIA


 Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di vulva.
 Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar.
 Dagu tertarik dan menekan perineum.
 Tanda kepala kura-kura yaitu penarikan kembali kepala terhadap perineum sehingga
tampak masuk kembali ke dalam vagina.
 Penarikan kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang terperangkap di belakang
symphisis (tanda kura-kura).
 Ibu merasa gelisah, suhu tubuh meningkat, nadai dan pernafasan meningkat,edema
pada vulva dan serviks, serta ketuban bau.
 DJJ cepat dan tidak teratu

2.6 KOMPLIKASI DISTOSIA


 Komplikasi dystocia yang mungkin terjadi pada ibu, yaitu:
 Pendarahan
 Robekan perineum
 Laserasi vagina

4
 Robekan serviks
 Kandung kemih pecah
 Uterus pecah
 Dislokasi sendi sakroiliaka
 Neuropati saraf femoralis lateral
 Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi, yaitu:
 Cedera pleksus
 Tulang selangka retak
 Pneumotoraks
 Kehilangan oksigen di otak yang menyebabkan kerusakan di otak
 Cedera pada bahu, lengan, atau tangan

2.7 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan distosia bahu berdasarkan pedoman dalam Asuhan Persalinan
Normal (2007):

 Mengenakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.


 Melakukan episiotomi secukupnya dengan didahului dengan
pemberian anastesi lokal.
 Mengatur posisi ibu untuk dilakukan Manuver Mc Robert. Ibu berbaring terlentang
dan diminta menarik lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya dan diupayakan lurus.
Minta suami/keluarga membantu. Melakukan penekanan ke bawah dengan mantap
pada bagian di atas simpisis pubis untuk menggerakkan bahu anterior. Tidak
diperbolehkan mendorong fundus uteri berisiko menyebabkan ruptur uteri.
 Ganti posisi ibu dengan posisi merangkak dan kepala berada di atas. Tekan ke atas
untuk melahirkan bahu depan. Tekan kepala janin. mantap ke bawah untuk
melahirkan bahu belakang.

2.7 ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian
1. Pengkajian Utama
a) Identitas
Nama, umur, alamat, agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, perkawinan, kehamilan, dan lama perkawinan
serta data demografi.

5
b) Keluham Utama
Proses persalinan yang lama dan panjang menyebabkan adanya
keluhan nyeri,letih dan cemas.
c) Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti
kelainan letak janin (lintang, sunsang) apa yang menjadi
presentasi, dll.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya riwayat distosia sebelumnya dan juga biasanya
ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi,
anemia, panggul sempit, ada riwayat DM, biasanya ada
riwayat hamil kembar dll.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit
kelainan darah,DM, eklamsi dan pre eklamsi.
2. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Kongjungtiva anemis dan muka pucat
b) Mata
Biasanya kongjutiva anemis
c) Thorak
Inspeksi pernapasan : Frekuensi, kedalam jenis pernafasan, biasanya ada
bagian paru yang tertinggal saat pernafasan
d) Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal
persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi,
raba fundus keras atau lembek,biasanya anak kembar/ tidak, lakukan
perabaan pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui
adanya distensi usus dan kandung kemih.
e) Vulva dan Vagina
Lakukan VT : ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik,
biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan,

6
biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta
previa
f) Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul
dan kelainan tulang belakang.
3. Pemeriksaan Pola Aktivitas
a) Aktivitas/Istirahat
Klien dengan persalinan distosia biasanya mengeluhkan keletihan dan
kurang energi.
b) Sirkulasi
Klien dengan persalinan distosia biasanya menunjukkan tekanan darah
yang meningkat diikuti dengan frekuensi nadi yang meningkat.
c) Integritas Ego
Klien biasanya mengeluhkan cemas dan ketakutan akan persalinan yang
abnormal karena proses persalinan yang panjang.
d) Eliminasi
Klien biasanya menunjukkan adanya distensi kandung kemih.
e) Makanan / Cairan
Klien dengan persalinan distosia biasanya mengeluhkan tidak nafsu makan
karena nyeri yang dirasakan.
f) Nyeri/ Ketidaknyamanan
Klien biasanya mengeluhkan nyeri akibat proses persalinan yang Panjang
dengan adanya penekanan pada jalan lahir yang keras dari ibu saat
mengejan.
g) Pernapasan
Klien biasanya menunjukkan adanya peningkatan frekuensi pernapasan
dengan proses persalinan yang cukup Panjang.
4. Pemeriksaan Penunjang Distosia Bahu
a) Ultrasonografi (USG): dapat menentukan presentasi janin, ukuran, jumlah
kehamilan, lokasi plasenta, jumlah cairan amnion, malformasi jaringan
lunak atau tulang janin
b) Pelvimetri radiologik (pengukuran panggul ibu melalui foto) Dengan
memperhatikan indikasi, syarat, dan kontraindikasi beberapa tindakan
akan dilakukan untuk persalinan seperti akselerasi (mempercepat)
7
persalinan, ekstrasi (tindakan menarik keluar janin, atau operasi sesar
(Kasdu, 2005).
c) MRI
d) Regumannya untuk pelvimetri yang akurat, gambaran fetal yang lebih
baik, gambaran jaringan lunak di panggul yang dapat
menyebabkan distosia
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan distosia sebagai
berikut:
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan kepala pada servik, partus lama,
kontraksi tidak efektif
2. Resiko tinggi cedera terhadap maternal (ibu) berhubungan dengan penurunan
tonus otot/poa kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin,
keletihan maternal.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan hipermetabolisme,
muntah, pembatasan masukan cairan
4. Risiko tinggi cedera tehadap janin berhubungan dengan persalinan yang lama,
dan bayi sulit keluar dan malpresentasi janin.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan rupture membrane, tindakan
invasive
6. Ansietas berhubungan dengan persalinan lama.
c. Intervensi
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawa Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
tan
Nyeri Setelah dilakukan 1. Kaji keluhan nyeri, 1. Perubahan lokasi atau
akut tindakan perhatikan lokasi atau karakter atau intensitas
berhubun keperawatan selama karakter dan intensitas nyeri dapat
gan 3 x 24 jam
(skala 0-10). mengindikasikan
dengan diharapkan nyeri
tekanan klien berkurang 2. Berikan tindakan terjadinya komplikasi
kepala dengan kriteria hasil: kenyamanan dasar atau perbaikan.
pada a. Skala nyeri contoh tekhnik 2. Meningkatkan relaksasi.
servik, berkurang relaksasi, perubahan 3. Menurunkan reaksi
partus b. Wajah klien posisi dengan sering. terhadap stimulasi dari
lama, 3. Berikan lingkungan luar atau sensivitas pada
tidak meringis
kontraksi
kesakitan yang tenang sesuai suara-suara bising dan
tidak
efektif c. Mampu indikasi. meningkatkan

8
mengontrol nyeri 4. Dorong ekspresi istirahat/relaksasi.
d. Mengatakan rasa perasaan tentang 4. Pernyataan
nyaman setelah nyeri. memungkinkan
nyeri berkurang 5. Berikan kompres pengungkapan emosi
hangat pada lokasi dan dapat meningkatkan
nyeri. mekanisme koping.
6. Kolaborasikan dalam 5. Meningkatkan
pemberian analgetik vasokontriksi,
penumpukan resepsi
sensori yang selanjutnya
akan menurunkan nyeri
di lokasi yang paling
dirasakan.
6. Mungkin diperlukan
untuk menghilangkan
nyeri yang berat serta
meningkatkan
kenyamanan dan
istirahat. Catatan:
Narkotik mungkin
merupakan
kontraindikasi sehingga
menimbulkan ketidak-
akuratan dalam
pemeriksaan neurologis.

Risiko Setelah dilakukan 1. Tinjau ulang riwayat 1. Membantu dalam


tinggi tindakan persalinan, awitan mengidentifikasi
cedera keperawatan selama dan durasi kemungkinan penyebab,
maternal 3 x 24 jam
2. Catat waktu/jenis kebutuhan pemeriksaan
berhubung diharapkan klien
an dengan tidak mengalami obat. Hindari diagnostik, dan
perubahan resiko tinggi cidera pemberian narkotik intervensi yang tepat.
penurunan maternal dengan atau anestetik blok Disfungsi uterus dapat
tonus kriteria hasil: epidural sampai disebabkan oleh keadaan
otot/poa 1. Mencapai dilatasi serviks dilatasi 4 cm atonik atau hipertonik.
kontraksi serviks 3. Evaluasi tingkat 2. Pola kontraksi
otot, sedikitnya 1,2 keletihan yang hipertonik dapat terjadi
obstruksi
cm/jam untuk menyertai, serta pada respons terhadap
mekanis
pada primipara, 1,5 asktivitas dan oksirosin, sedatif yang
penurunan cm/jam untuk istrahat, sebelum diberikan terlalu dini
janin, multipara pada awitan persalinan (atau melebihi
keletihan fase aktif. 4. Kaji pola kontraksi kebutuhan) dapat
maternal. 2. Penurunan janin uterus secara manual menghambat atau
sedikitnya 1 atau secara menghentikan

9
cm/jam untuk elektronik persalinan
primipara, 2 5. Catat kondisi serviks. 3. Kelelahan ibu yang
cm/jam untuk Pantau tanda berlebihan
multipara amnionitis. Catat menimbulkan disfungsi
peningkatan suhu sekunder atau mungkin
atau jumlah sel darah akibat dari persalinan
putih; catat bau dan lama/persalinan palsu.
warna rabas vagina 4. Disfungsi kontrkasi
6. Catat penonjolan, memperlama persalinan
posisi janin, dan meningkatkan risiko
presentasi janin komplikasi
7. Palpasi abdomen maternal;/janin.
pada klien kurus 5. Serviks kaku atau tidak
terhadap adanya siap tidak akan dilatasi,
cincin retraksi menghambat
patologis di anatara penurunan
segmen uterus. janin/kemajuan
8. Tempatkan klien persalinan. Terjadinya
pada posisi amnionitis secara
rekumben lateral langsung dihubungkan
dan anjurkan tira dengan lamanya
baring atau persalinan,sehingga
ambulasi sesuai melahirkan harus
toleransi terjadi dalam 24 jam
setelah pecah ketuban.
6. Indikator kemajuan
persalinan ini dapat
mengindentifikasi
. timbulnya penyebab
persalinan lama..
7. Pada persalinan
terhambat, depresi
cincin patologis (cincin
Bandl) dapat terjadi
pada hubungan segmen
atas dan bawah,
menandakan ancaman
ruptur uterus.
8. Relaksasi dan
peningkatan perfusi
uterus dapat
memperbaiki pola
hipertonik. Ambulasi
dapat membantu

10
kekuatan gravitasi
dalam merangsang pola
persalinan normal dan
dilatasi serviks.

Resiko Setelah dilakukan 1. Pantau tanda 1. Menunjukkan tanda


tinggi tindakan kekurangan cairan, kehilangan cairan
kekurang keperawatan selama seperti kulit dan berlebihan atau
an cairan 3 x 24 jam
membran mukosa dehidrasi.
b/d diharapkan resiko
hipermet tinggi kekurangan kering. 2. memberikan informasi
abolisme, cairan dapat teratasi 2. Observasi masukan tentang keseimbangan
muntah, dengan kriteria hasil: dan haluaran, cairan
pembatas karakter, jumlah 3. Penggantian cairan
an a. Turgor kulit dan berkeringat yang hilang.
masukan kembali normal. 3. Anjurkan klien 4. Menurunkan
cairan b. Membran untuk banyak kehilangan cairan pada
mukosa lembab. minum. usus.
c. Intake output 4. kolaborasi dengan
seimbang. tim kesehatan lain
terkait pemberian
obat sesuai
indikasi
Risiko Setelah dilakukan 1. Kaji DDJ secara 1. Mendeteksi respon
tinggi tindakan manual atau abnormal, seperti
cedera keperawatan selama elektronik, variabilitas yang
tehadap 3 x 24 jam
perhatikan berlebhan, bradikardi
janin diharapkan resiko
berhubun tinggi cidera janin variabilitas, & takikardi, yang
gan dengan kriteria hasil: perubahan periodik mungkin disebabkan
dengan Menunjukan proses dan frekuensi dasar. oleh stres, hipoksia,
persalinan melahirkan dalam 2. Perhatikan tekanan asidosis, atau sepsis)
yang batas normal dengan uterus 2. Tekanan kontraksi
lama, dan variabilitas baik selamaistirahat dan lebih dari 50 mmHg
bayi sulit tidak ada deselerasi
fase kontraksi menurunkan atau
keluar lambat
dan melalui kateter mengganggu
malpresen tekanan intrauterus oksigenasi dalam
tasi janin. bila tersedia ruang intravilos)
3. Kolaborasi : 3. Kontraksi yang terjadi
Perhatikan setiap 2 menit atau
frekuenasi kontraksi kurang
uterus.beritahu tidakmemungkinkan
dokter bila frekuensi oksigenasi adekuat
2 menit atau kurang dalam ruang
4. Siapkan untuk intravilos)
metode melahirkan 4. Presentasi ini

11
yang paling aman meningkatkan risiko ,
5. Atur pemindahan karena diameter lebih
pada lingkungan besar dari jalan masuk
perawatan. ke pelvis
5. Risiko cedera atau
kematian janin
meningkat dengan
malahirkan pervagina
bila presentasi selain
verteks)
Resiko Setelah dilakukan 1. gunakan sabun anti 1. sabun anti mikroba
tinggi tindakan mikroba untuk cuci dapat mengurangi dan
infeksi b/d keperawatan selama tangan mencegah penularan
rupture 3 x 24 jam
2. pertahankan kuman.
membrane diharapkan resiko
, tindakan tinggi infeksi dapat lingkungan aseptik 2. Lingkungan aseptik
invasive teratasi dengan selama tindakan merupakan lingkungan
kriteria hasil: 3. berikan terapi atau keadaan yang
antibiotik bila perlu bebas dari
1. klien bebas dari infection protection mikroorganisme.
tanda dan gejala (proteksi terhadap 3. Antibiotik merupakan
infeksi infeksi) obat-obatan yang
2. jumlah leukosit 4. ajarkan cara digunakan untuk
dalam batas menghindari infeksi menekan atau
normal menghentikan proses
biokimia dalam
organisme, khususnya
pada proses infeksi
oleh bakteri.
4. Sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya
infeksi
Ansietas Setelah dilakukan 1. gunakan pendekatan 1. pendekatan yang
b/d tindakan yang menenangkan menenangkan dapat
persalinan keperawatan selama 2. jelaskan prosedur mengurangi rasa cemas
lama 3 x 24 jam
dan apa yang yang dialami pasien
diharapkan ansietas
klien teratasi dengan dilakukan selama 2. penjelasan mengenai
kriteria hasil: prosedur tindakan serta prosedur
3. dorong keluarga dapat menambah
1. mampu untuk menemani pemahaman pasien dan
mengidentifikasi 4. intruksikan pasien mengurangi kecemasan
mengungkapkan menggunakan teknik 3. dukungan (supportif)
dan menunjukan relaksasi dari keluarga dapat
teknik mengurangi rasa cemas
mengontrol

12
cemas 4. teknik relaksasi adalah
2. vital sign dalam teknik yang dapat
batas normal mengendurkan syaraf-
3. ekspresi wajah syaraf sehingga
dan bahasa tubuh menimbulkan rasa
menunjukkan tenang.
berkurangnya
kecemasan

13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Distosia adalah gangguan persalinan yang ibu sulit melahirkan, jika seorang ibu
mengalami distosia, waktu persalinannya akan panjang dan bahkan ada yang tidak
mengalami kemajuan sama sekali. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada janin melainkan
ibu juga. Normalnya, jika ibu hamil sudah pecah ketuban maka dalam waktu 6 jam harus
melahirkan jika tidak maka bisa terjadi infeksi. Dokter akan memantau pembukaan jalan
lahir. Perlu diingat jika pembukaan 1 ke 3 bisa menghabiskan waktu 8 jam atau lebih.
Sementara pada pembukaan ke 3 hingga seterusnya, harus dipantau perkembangannya setiap
jamnya. Hitungan kasarnya, setiap 1 jam setidaknya harus ada progres pembukaan 1 cm

Distosia dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain disproporsi sefalopelvis,
kontraksi uterus yang tidak adekuat, dan posisi janin yang abnormal. Risiko distosia pada
primipartus, menggunakan analgesia epidural, berat janin di atas 4000 gram, posisi kepala
janin yang tinggi saat dilatasi serviks maksimal, dan usia ibu diatas 35 tahun.

Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi baik terhadap ibu maupun janin.
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu antara lain kelahiran melalui sectio caesarea, trauma
obstretic, dan korioamnionitis. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada janin nilai
apgar dibawah 7, trauma mayor atau minor, dan perawatan ke ruang rawat intensif.

14
DAFTAR PUSTAKA
(Asuhan Keperawatan Maternitas - Lailaturohmah, Neliana Anouw, Wibowo Hanafi Ari
Susanto, Elvia Metti, Nurmah Rachma, Maria Haryanti Butarbutar, Mukhoirotin,
Islamiyah, Ni Made Dewi Susanti, Fitriani, Siti Badria, Ardiansa - Google Buku, n.d.)
(ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR - Legawati, SSiT., MPH - Google Buku,
n.d.)Asuhan Keperawatan Maternitas - Lailaturohmah, Neliana Anouw, Wibowo
Hanafi Ari Susanto, Elvia Metti, Nurmah Rachma, Maria Haryanti Butarbutar,
Mukhoirotin, Islamiyah, Ni Made Dewi Susanti, Fitriani, Siti Badria, Ardiansa -
Google Buku. (n.d.). Retrieved March 15, 2023, from
https://books.google.co.id/books?
id=vLGtEAAAQBAJ&pg=PA229&dq=Materi+tentang+Distosia&hl=id&newbks=1
&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjVtomX_cn9A
hXBBrcAHaubAJ4Q6AF6BAgHEAM#v=onepage&q=Materi tentang
Distosia&f=false
Penyebab Persalinan Macet atau Distosia, Kondisi yang Buat Sulit Melahirkan – Info Sehat
FKUI. (n.d.). Retrieved March 15, 2023, from https://fk.ui.ac.id/infosehat/penyebab-
persalinan-macet-atau-distosia-kondisi-yang-buat-sulit-melahirkan/

15

Anda mungkin juga menyukai