Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASKEP PADA PASIEN ABORTUS

“ABORTUS”
Dosen Tutor: Khristina Dias, MPH

Disusun Oleh:
1. Aidatus Isro Umairoh 212201001
2. Sifa Amaliyanah 212201005
3. Agis Dwisetyo Pramungkas 212201009
4. Alwi Gian Pambudi 212201013
5. Andin Permadani 212201017
6. Atin Rahayu 212201021
7. Cicilya Yasukma Peter 212201026
8. Devinta Berliana Pitaloka 212201031
9. Diah Yulianti 212201036
10. Endar Meilana 212201040
11. Firlanda Rista Fatmawati 212201045
12. Luluk Mubarokah 212201050
13. Kristinaningsih 212201054
14. Layyinatu Muzayyanah 212201058

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 3
1.2 Learning Outcome (LO) ................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
KONSEP PENYAKIT ...................................................................................................... 4
2.1 Definisi ............................................................................................................... 4
2.1 Etiologi Abortus ................................................................................................ 4
2.3 Tanda dan gejala ............................................................................................... 5
2.4 Patofisiologi ....................................................................................................... 8
2.5. Komplikasi ......................................................................................................... 9
ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................................................... 10
BAB III............................................................................................................................. 17
Kesimpulan .................................................................................................................. 17
Saran ............................................................................................................................ 17
BAB I
1.1 Latar Belakang

Membahas persoalan aborsi sudah bukan merupakan rahasia dan yang tabu
lagi untuk di bicarakan, Dikarena kan aborsi yang terjadi yang terjadi pada orang
dewasa ini sudah menjadi hal yang aktual di peristiwanya dan sering terjadi di
mana-mana dan biasa dilakukan olah berbagai kalangan. Baik itu dilkukan secara
legal maupun ilegal. Dalam memandang bagaimana kedudukan hukum aborsi di
indonesia sangat perlu dilihat kembali apa yang menjadi tujuan dari aborsi tersebut.

Tindakan aborsi pada sejumlah kasus tertentu dapat di benarkan apabila


melakukan abortus provokatus medinalis sedangkan aborsi yang di digenerisasi
menajadi suatu tindak pidana yang di kenal sebagai abortus provokatus criminalis
aborsi itu sendiri dapat terjadi akibat perbuatan manusia atau (abortus provokatus)
maupun karena sebab-sebab alamiah, yakni terjadi dengan sendirinya dalam arti
bukan terjadi akibat perbuatan manusia (Abortus spontanus). Secara istilah aborsi
adalah peng- guguran kandungan, keluarnya konsepsi atau pembuahan hasil
sebelum waktunya. misalnya wanita yang hamil di dorong oleh suatu penyakit dan
untuk menyelamatkan wanita tersebut maka kandungannya harus di gugurkan
(Abortus provokatus terapeutics atau bisa di sebut aborsi terapeuticus)

1.2 Learning Outcome (LO)


1. Mahasiswa mampu merumuskan Askep Pada pasien abortus
2. Mahasiswa mampu memahami Konsep penyakit yang meliputi
a) Definisi
b) Etiologi
c) Tanda dan Gejala
d) Patofisiologi
e) Komplikasi
f) Penatalaksanaan
3. Mahasiswa mampu merencanakan Rencana Asuhan Keperawatan pada
pasien dengan Abortus
BAB II
KONSEP PENYAKIT
2.1 Definisi
Abortus adalah ancaman dan pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Ini adalah
suatu proses pengakhiran hidup janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

2.1 Etiologi Abortus


Penyebabnya atas latar belakanginya terjadinya aborsi adalah, pertama, terdapat
adanya kekhawatiran akan terjadinya kemiskinan, untuk memelihata kecantikannya
dan mempertahankan jenjang karier mereka. Kedua, kekhawatiran anak yang lahir
itu akan mengalami kecacatan yang disebabkan radiasi, obat-obatan, keracunan dan
sebagainya. Ketiga, beban moral yang ditanggungnya karena anak yang
dikandungnya hasil dari hubungan gelap atau hubungan diluar dari pernikahan.
Ketika salah satu atau lebih penyebab tersebut ada pada seseorang, maka aborsi
dapat dilakukan dengan sengaja menggunakan berbagai macam cara yang dapat di
kelompokkan menjadi:

1. Curattage dan Dilatage (C&D) yaitu Dengan alat khusus, mulut rahim
dilebarkan, kemudian janin di kiret dengan alat seperti sendok kecil.
2. Aspirasi, yaitu dengan cara disedot sisi rahim menggunakan pompa kecil
3. Hysterotomi (operasi)

Pada umumnya, wanita yang melakukan aborsi ini karena terdapat beberapa faktor
berikut:

1. Faktor ekonomi atau faktor individual. Faktor ekonomi akan timbul


dikarenakan khawatir dengan mengalami kemiskinan sehingga tidak ingin
mempunyai banyak anak. Sementara itu, faktor individual timbul karena
ingin menjaga kelangsingan bentuk tubuh.
2. Faktor kecantikan. Faktor ini timbul apabila ada kekhawatiran bahwa janin
yang ada dalam kandungan akan lahir dalam keadaan cacat akibat dari
radiasi, obatobatan ataupun keracunan.
3. Faktor moral. Faktor ini muncul dikarenakan wanita yang hamil tidak
sanggup lagi menerima sanksi sosial dari masyarakat akibat kehamilan di
luar nikah.
4. Faktor lingkungan. Faktor ini muncul karena adanya pihak yang
menyediakan fasilitas aborsi, seperti dokter, bidan, dukun pijat ataupun
klinik pengobatan alternatif.

2.3 Tanda dan gejala


Macam -macam Tanda & Gejala Abortus
1) Abortus imminens
Abortus yang mengancam, perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau bisa
berulang. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau di
pertahankan.
Dasar Diagnosis
a) Anamnesis
• Kram perut bagian bawah
• Perdarahan sedikit dari jalan lahir
b) Pemeriksaan Dalam
• Fluksus ada (sedikit)
• Ostium uteri tertutup
• Ukuran uterus sesuai dengan usiake hamilan
• Uterus lunak
c) Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG menunjukan:
• Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin
• Meragukan
• Buah kehamilan tidak baik, janin sudah
2) Abortus insipiens
Abortus insipient didiagnosis jika pada wanita hamil di temukan perdarahan
banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri akibat dari kontraksi
Rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat
masuk dan ketuban dapat di raba.
Dasar Diagnosis
a) Anamnesis
• Disertai nyeri / kontraksi Rahim
• Perdarahan dari jalan lahir

b) Pemeriksaan Dalam
• Perdarahan sedang hingga bayak Ostium uteri terbuka
• Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
• Buah kehamilan masih di dalam Rahim, belum terjadi ekspulsi hasil
konsepsi
• Ketuban utuh

3) Abortus inkomplit
Abortus incompletes jika sebagian konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina,
tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan placenta).
Dasar Diagnosis
a) Anamnesa
• Kram perut bagian bawah
• Perdarahan banyak dari jalan lahir

b) Pemeriksaan Dalam
• Perdarahan sedang hingga bayak
• Ostium uteri terbuka Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
• Teraba sisa jaringan buah kehamilan
4) Abortus Complitus
Hasil konsepsi lahir dengan lengkap dalam keadaan ini Curretage tidak perlu
dilakukan.
Dasar Diagnosis
a) Anamnesis
• Nyeri perut bagian bawah sedikit / tidak ada
• Perdarahan dari jalan lahir sedikit
b) Pemeriksaan Dalam
• Perdarahan bercak
• Teraba sisa jaringan buah kehamilan
• Ostium uteri tertutup, bila ostium uteri terbuka teraba rongga uterus kosong
• Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.

5) Abortus Tertunda (Missed Abortion)


Apabila buah kehamilan yang tertahan dalam Rahim selam 8 minggu atau lebih.
Dasar Diagnosis
a) Anamnesis
• Buah dada kecil
• Tanpa nyeri
• Perdarahan bisa ada / tidak

b) Pemeriksaan fisik
• Hilangnya tanda kehamilan.
• Tidak ada bunyi jantung
• Berat badan menurun Fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan

c) Pemeriksaan Penunjang
• USG tampak janin utuh dan membentuk gambar kompleks
• Laboratorium: Hb, Trombosit,Fibrinogen, waktu arahan, waktu pembekuan
dan waktu promtombin.

6) Abortus habitualis
adalah abortus spontan yang terjadi tiga kali berturut-turut atau lebih. Etiologi
adalah kelainan genetic (kromosom), kelainan hormonal (imunologik) dan kelainan
antomis.

7) Abortus Febrialis
Abortus yang disertai dengan febris
Dasar Diagnosis
a) Anamnesa
• Demam
• Perdarahan dan jalan lahir berbau

b) Pemeriksaan fisik
• Ostium uteri umumnya terbuka dan teraba sisa jaringan
• Rahim maupun adneksa nyeri pada perabaan
• Fluksus berbau

2.4 Patofisiologi
Abortus biasanya diawali oleh perdarahan desidua basalis diikuti nekrosis
jaringan sekitarnya. Patofisiologi terjadinya abortus mulai dari terlepasnya
sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga
janin kekurangan nutrisi dan oksigen. Bagian yang terlepas tersebut dianggap benda
asing sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
Abortus disebabkan oleh kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan
plasenta, infeksi akut, dan kelainan traktus genitalis. Kelainan plasenta
menyebabkan oksigenasi pada plasenta terganggu sedangkan infeksi akut dapat
menimbulkan toksin atau racun dan bakteri virus. Gangguan tersebut menyebabkan
perdarahan dalam desidua basalis. Perdarahan dalam desidua basalis
mengakibatkan terjadinya nekrosis jaringan sekitar plasenta, karena jaringan
disekitar plasenta mengalami nekrosis hasil dari konsepsi mengalami pelepasan
(aborsi).
Hasil konsepsi yang lepas terdiri dari 2 jenis yaitu vili korialis yang
menembus lebih dalam usia 8-9 minggu yaitu hasil konsepsi yang lepas sebagian,
dan vili korialis yang belum menembus desidua usia 8 minggu yaitu hasil konsepsi
yang lepas seluruhnya. Hasil konsepsi yang lepas tersebut menyebabkan
perdarahan pervagina. Namun hasil konsepsi yang lepas sebagian harus
mendapatkan tindakan kuretase untuk menghindari infeksi.
2.5. Komplikasi
Faktor penyebab terjadinya abortus imminens yaitu penyakit - penyakit ibu
seperti penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi karrna pneumonia, tifoid,
pielitid, rubella, demam malta. Kematian fetus dapat di sebabkan karena toksin dari
ibu atau invasi kuman dan virus seperti nikotin, gas racun, alkohol. Ibu yang
asfeksia seperti pada dekomprnsasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis,
malnutrisi, avitaminosis, gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A,
C , E dan diabetes melitus.Komplikasi abortus imminens berupa perdarahan atau
infeksi yang dapat menyebabkan kematian

2.6 Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan abortus berulang dibutuhkan anamnesis yang terarah
mengenai riwayat suami istri dan pemeriksaan ibu baik secara anatomis maupun
laboratorik. Apakah abortus terjadi pada trimester pertama atau kedua penting
untuk diperhatikan. Bila terjadi pada trimester pertama maka banyak faktor yang
harus dicari sesuai dengan kemungkinan etiologi atau mekanisme terjadinya
abortus berulang. Bila terjadi pada trimester kedua maka faktor-faktor penyebab
lain cenderung pada faktor anatomis terjadinya inkompetensia serviks dan adanya
tumor mioma uteri serta infeksi yang berat pada uterus atau serviks. Menurut
(Norma, dkk, 2013) tahap-tahap penatalaksaan tersebut meliputi :
1) Riwayat Penyakit Dahulu
a) Kapan abortus terjadi, apakah pada trimester pertama atau trimester
berikutnya, adakah penyebab mekanis yang menonjol.
b) Mencari kemungkinan adanya toksin lingkungan atau pecandu obat
terlarang.
c) Infeksi ginekologi dan obstetri.
d) Faktor genetika antara suami istri.
e) Riwayat keluarga yang pernah mengalami abortus berulang dan
sindrom yang berkaitan denga kejadian abortus atau partus premature
yang kemudian meninggal.
f) Pemeriksaan diagnostik yang terkai dan pengobatan yang pernnah
didapat.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan fisik secara umum
b) Pemeriksaan ginekologi
c) Pemeriksaan laboratorium

ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Tingkat Nyeri L.08066 Manajemen nyeri I.08238
krisis situasional Setelah dilakukan tindakan tiga Observasi
kali 24 jam diharapkan nyeri akut - Identifikasi lokasi
dapat teratasi dan ekspektasi karakteristik durasi frekuensi
tingkat nyeri menurun dengan kualitas intensitas nyeri
kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
1. Kemampuan menuntaskan - Identifikasi respon nyeri non
aktivitas meningkat dari verbal
cukup menurun 2 menjadi - Identifikasi faktor yang
cukup meningkat 4 memperberat dan
2. Keluhan nyeri menurun dari memperingan nyeri
cukup meningkat 2 menjadi - Identifikasi faktor
cukup menurun 4 pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
3. Sikap protektif menurun dari -
Identifikasi pengaruh budaya
cukup meningkat 2 menjadi terhadap respon nyeri
cukup menurun 4 - Identifikasi pengaruh nyeri
4. Gelisah menurun dari cukup pada kualitas hidup
meningkat 2 menjadi cukup - Monitor keberhasilan terapi
menurun 4 komplementer yang sudah
5. Kesulitan tidur menurun dari diberikan
cukup meningkat 2 menjadi - Monitor efek samping
cukup menurun 4 Penggunaan analgetik
6. Menarik diri menurun dari Terapeutik
cukup meningkat 2 menjadi - Berikan teknik non
cukup menurun 4 farmakologis untuk
7. Berfokus pada diri sendiri mengurangi rasa nyeri (misal
menurun dari cukup TENS, hipnosis, terapi
meningkat 2 menjadi cukup musik, biofeedback, terapi
menurun 4 pijat, aroma terapi, teknik
8. Perasaan depresi/tertekan imajinasi terbimbing,
menurun dari cukup kompres hangat atau dingin,
meningkat 2 menjadi cukup terapi bermain).
menurun 4 - Kontrol lingkungan yang
9. Perasaan takut mengalami memperberat rasa nyeri
cedera berulang menurun dari (misalnya suhu ruangan,
cukup meningkat 2 menjadi pencahayaan, kebisingan).
cukup menurun 4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
10. Ketegangan otot menurun dari - Pertimbangkan jenis dan
cukup meningkat 2 menjadi sumber nyeri dalam
cukup menurun 4 pemilihan strategi meredakan
11. Pupil dilatasi menurun dari nyeri
cukup meningkat 2 menjadi Edukasi (E)
cukup menurun 4
- Jelaskan penyebab periode
12. Frekuensi nadi membaik dari
dan pemicu nyeri
cukup memburuk 2 menjadi
- Jelaskan strategi meredakan
cukup membaik 4
nyeri
13. Pola nafas membaik cukup
- Anjurkan memonitor nyeri
memburuk 2 menjadi cukup
secara mandiri
membaik 4
- Anjurkan menggunakan
14. Tekanan darah membaik
analgetik secara tepat
cukup memburuk 2 menjadi
cukup membaik 4
15. Proses berpikir membaik - Ajarkan teknik non
cukup memburuk 2 menjadi farmakologis untuk
cukup membaik 4 mengurangi rasa nyeri
16. Fokus baik cukup memburuk Kolabirasi (K)
2 menjadi cukup membaik 4 - Kolaborasi pemberian
17. Fungsi berkemih membaik analgetik, Jika perlu
dari cukup memburuk 2
menjadi cukup membaik 4
18. Perilaku membaik cukup
memburuk 2 menjadi cukup
membaik 4
19. Nafsu makan membaik cukup
memburuk 2 menjadi cukup
membaik 4
20. - Pola tidur membaik cukup
memburuk 2 menjadi cukup
membaik 4
2 Resiko Status Cairan L.03028 Manajemen Hipovolemia I.03116
Hipovolemia b.d Setelah dilakukan tindakan 3x24 Observasi
Kehilangan cairan jam, diharapkan Risiko - Periksa tanda dan gejala
aktif d.d adanya
hipovolemia dapat dicegah dan hipovolemia (misalnya
pendarahan
ekspektasi status cairan membaik frekuensi nadi meningkat, nadi
dengan kriteria hasil: teraba lemah, tekanan darah
Kekuatan nadi meningkat dari menurun, denyut nadi
cukup menurun 2 menjadi cukup menyempit, turgor kulit
meningkat 4 menurun, membran mukosa
- Output urine meningkat cukup kering, volume urine menurun,
menurun 2 menjadi cukup hematokrit meningkat, haus,
meningkat 4 lemah)
- Membran mukosa lembab - Monitor intake dan output
meningkat dari cukup cairan
menurun 2 menjadi cukup Terapeutik (T)
meningkat 4 - Hitung kebutuhan cairan
- Pengisian Vena meningkat - Berikan posisi modified
dari cukup menurun 2 menjadi trendenburg
cukup meningkat 4 - Berikan asupan cairan oral
- Distensi Vena jugularis Edukasi (E)
menurun dari cukup - Anjurkan memperbanyak
meningkat 2 menjadi cukup asupan cairan oral
menurun 4
- Suara napas tambahan - Anjurkan menghindari
menurun dari cukup perubahan posisi mendadak
meningkat 2 menjadi cukup Kolaborasi (K)
menurun 4 - Kolaborasi pemberian cairan
- Kongesti paru menurun dari IV isotonis seperti NaCl atau
cukup meningkat 2 menjadi RL
cukup menurun 4 - Kolaborasi pemberian cairan
- Perasaan lemah menurun dari IV hipotonis seperti glukosa
cukup meningkat 2 menjadi 2,5% NaCl 0,4%
cukup menurun 4 - Kolaborasi pemberian cairan
- Rasa haus menurun dari koloid seperti albumin plasma
cukup meningkat 2 menjadi - Kolaborasi
cukup menurun 4 pemberian produk darah
- Konsentrasi urine menurun
dari cukup meningkat 2
menjadi cukup menurun 4
- Edema perifer menurun dari
cukup meningkat 2 menjadi
cukup menurun 4
- Frekuensi Nadi membaik dari
cukup memburuk 2 menjadi
cukup membaik 4
- Tekanan darah membaik dari
cukup memburuk 2 menjadi
cukup membaik 4
- Hemoglobin membaik dari
cukup memburuk 2 menjadi
cukup membaik 4
- Hematokrit membaik dari
cukup memburuk 2 menjadi
cukup membaik 4
- Berat badan membaik dari
cukup memburuk 2 menjadi
cukup membaik 4
- Intake cairan membaik dari
cukup memburuk 2 menjadi
cukup menarik 4
- Status mental membaik dari
cukup memburuk 2 menjadi
cukup membaik 4
- Suhu tubuh membaik dari
cukup memburuk 2 menjadi
cukup membaik 4

3 Intoleransi aktivitas Toleransi Aktivitas L.05047 Manajemen Energi I. 05178


b.d kelemahan dan Setelah dilakukan tindakan Observasi (O)
tirah baring keperawatan selama 3x24 jam - monitor kelelahan fisik dan
diharapkan pasien dapat emosional
melakukan aktivitas secara - monitor pola dan jam tidur
normal dengan kriteria hasil : - monitor lokasi dan
- Frekuensi nadi meningkat ketidaknyamanan selama
dari skala 3 sedang menjadi melakukan aktivitas
skala 5 meningkat Terapeutik (T)
- Saturasi oksigen meningkat - sediakan lingkungan nyaman
dari skala 3 sedang menjadi dan rendah stimulus (mis.
skala 5 meningkat Cahaya, suara, kunjungan)
- Kekuatan tubuh bagian atas - lakukan latihan rentang gerak
meningkat dari skala 3 pasif dan atau aktif
sedang menjadi skala 4 cukup - berikan aktivitas distraksi
meningkat yang menenangkan
- kekuatan tubuh bagian bawah - fasilitasi duduk di sisi tempat
meningkat dari skala 3 tidur, jika tidak dapat
sedang menjadi skala 4 cukup berpindah atau berjalan
meningkat Edukasi (E)
- keluhan lelah menurun dari - anjurkan tirah baring
skala 3 sedang menjadi skala - Anjurkan melakukan aktivitas
2 cukup meningkat secara bertahap
- dispnea saat aktivitas - Anjurkan menghubungi
menurun dari skala 3 sedang perawat jika tanda dan gejala
menjadi skala 2 cukup kelelahan tidak berkurang
meningkat - Ajarkan strategi kuping untuk
- dispnea setelah aktivitas mengurangi kelelahan
menurun dari skala 3 sedang Kolaborasi (K)
menjadi skala 2 cukup - Kolaborasi dengan ahli gizi
meningkat tentang cara
- tekanan darah membaik dari meningkatkan asupan makanan
skala 3 sedang menjadi skala
5 membaik
- - frekuensi napas membaik
dari skala 3 sedang menjadi
skala 5 membaik
4 Ansietas b.d krisis Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.)
situasional Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi saat tingkat
diharapkan Ansietas b.d Agen ansietas berubah (mis,
pencedera fisik dapat teratasi kondisi, waktu, stresor)
dengan kriteria hasil: - Identifikasi kernampuan
mengambil keputusan
- Verbalisasi khawatir akibat Monitor tanda-tanda ansietas
kondisi yang dihadapi dari (verbal dan nonverbal)
cukup meningkat (2) menjadi Terapeutik (T)
cukup menurun (4) - Ciptakan suasana terapeutik
- Perilaku gelisah dari cukup untuk menumbuhkan
meningkat (2) menjadi cukup kepercayaan
menurun (4) - Temani pasien untuk
Kalo dibutuhkan menyesuaikan mengurangi kecemasan, jika
kasus memungkinkan
- Frekuensi pernapasan dari - Pahami situasi yang
cukup meningkat (2) menjadi membuat ansietas
cukup menurun (4) - Dengarkan dengan penuh
- Frekuensi nadi dari cukup perhatian
meningkat (2) menjadi cukup - Gunakan pendekatan yang
menurun (4) tenang dan meyakinkan
- - Tekanan darah dari cukup - Tempatkan barang pribadi
meningkat (2) menjadi cukup yang memberikan
menurun (4) kenyamanan.
- Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi (E)
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin
dialami
- Informasikan secara faktual
mengenal diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
- Anjurkan umelakukan
kegiatan yang tidak kompetit,
sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi (K)
- Kolaborasi pemberian obat
antiansitadietas, jika perlu
BAB III
Kesimpulan
Abortus adalah ancaman dan pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu dengan janin yang beratnya kurang dari 500
gram, terjadinya abortus mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan
oksigen. Bagian yang terlepas tersebut dianggap benda asing sehingga rahim
berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi. Hasil konsepsi yang lepas terdiri
dari 2 jenis yaitu vilikorialis yang menembus lebih dalam usia 8-9 minggu yaitu
hasil konsepsi yang lepas sebagian, dan vilikorialis yang belum menembus desi dua
usia 8 minggu yaitu hasil konsepsi yang lepas seluruhnya. Hasil konsepsi yang lepas
tersebut menyebabkan perdarahan pervagina.Namun hasil konsepsi yang lepas
sebagian harus mendapatkan tindakan kuret untuk menghindari infeksi.

Terjadinya abortus banyak beberapa faktor yaitu faktor ekonomi atau faktor
individual, faktor kecantikan, faktor moral dan faktor lingkungan. Selain itu tanda
dan gejala bermacam- macam yaitu abortus imminens, abortus insipiens, abortus
inkomplit, abortus complitus, abortus tertunda, dan abortus febrialis.

Saran
Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat
dalam dua undang-undang yaitu KUHP & UU Kesehatan.Dalam KUHP & UU
Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi (pengguguran kandungan,
tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal (terapetikus
atau medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan. Maka diharuskan sangatlah bijak,
karena abortus dapat juga menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan tubuh,
seperti penyakit komplikasi dari abortus itu sendiri.

Dalam pembuat makalah kami tidak lepas dari kesalahan dan demi
kesempurnaan makalah kami mengharap kritik dan saran agar pembuatan makalah
selanjutnya kami bisa lebih baik dan cermat.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, M. T. (2021). Kompilkasi Kehamilan dan Penatalaksanaannya. . Get Press.

Layla Fadhilah Rangkuti, S. R. (2019). Penyakit Ibu Terhadap Terjadinya Abortus


Imminens Dirumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan. urnal Muara
Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 1-8.

Miranda, A. (2022 ). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Cairan


Pada Kasus Abortus Imminens Terhadap Ny. E di Ruang Kebidanan RSU
Handayani Kota Bumi Lampung Utara . Doctoral dissertation, Poltekes Tanjung
Karang .

Suryani, L. (2021). Faktor-Faktor Pendorong dan Praktik Aborsi di Indonesia . Jurnal Studi
Gander dan Anak , 148-167.

Syuhada, W. O. (2022). Gambaran Karakteristik Kejadian Abortus Di BLUD RSUD Kota


Baubau. JURNAL ILMIAH OBSGIN: Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan.
Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan , 238-242.

Anda mungkin juga menyukai