KELOMPOK 1:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Makalah ini berisi tentang “Asuhan Kehamilan dan Penatalaksanaan Pasien Dengan Kasus
Abortus”.
Makalah ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
diantaranya ; Ibu Nurus Safa’ah, SST., M. Kes. dan ibu Dyah Pitaloka, S.Kep., Ns., M.Kep.
Selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Maternitas. Oleh karena itu kami
sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
i
DAFTAR ISI
D. Manfaat ........................................................................................................................... 3
B. Penyebab abortus......................................................................................................... 4
D. Patofisiologi abortus.................................................................................................. 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan, dan yang
paling sering terjadi adalah abortus. Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai
viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang
ini dapat mencapai angka 50% jika diperhitungkan banyaknya wanita yang mengalami
kehamilan dengan usia sangat dini, terlambatnya menarche selama beberapa hari,
ada 5 juta kehamilan pertahun, dengan demikian setiap tahun terdapat 500.000-750.000
masyarakat masih merupakan suatu tindakan yang dipandang sebe;ah mata. Oleh
karena itu, pandangan yang ada di dalam masyarakat tidak boleh sama dengan
pandangan yang dimiliki oleh tenaga kesehatan, dalam hal ini adalah perawat.
adalah dengan memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Asuhan keperawatan yang
tepat untuk klien harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi serius
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut telah kita ketahui pembahasan yang akan
dibicarakan dalam makalah ini ialah tentang “ABORTUS”, yakni sebagai berikut:
C. Tujuan Pembahasan
a) Tujuan Umum
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
Maternitas.
b) Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian abortus
2
D. Manfaat
a. Bagi masyarakat
b. Bagi penulis
penatalaksanaan abortus.
c. Bagi institusi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Abortus
dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000).
abortus.Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000
gram atau umur kehamilan 28 minggu.Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk
abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir beratnya antara
atau belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
B. Penyebab abortus
Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada
4
• Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
abortus dini dan kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom. Kelainan
belum siap untuk menerima implasi hasil konsepsi. Bisa juga karena gizi ibu kurang
dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol,
menahun.
Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.
5
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan
toksoplasmosis.
infeksi virus akut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap
penyakit cacar . nefritis kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin.
Kesalahan pada metabolisme asam folat yang diperlukan untuk perkembangan janin
akan mengganggu proses normal pembelahan sel yang cepat. Prostaglandin akan
trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
6
Kerusakan pada servik akibat robekan yang dalam pada saat melahirkan atau akibat
dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks
inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks
postpartum.
5. Trauma.
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri. Hubungan seksual
khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan
6. Faktor-faktor hormonal.
terjadinya abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta
7. Sebab-sebab psikosomatik.
Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi uterus lewat
hipotalamus-hipofise.
i) Infeksi
7
ii) Infeksi kronis
f. Trauma fisik.
c. Retroversi kronis.
• Mola hidatidosa.
• Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan bahwa pada 70%
kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi malformasi pada
tubuh janin.
8
• Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah kelainan
chromosomal.
• Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan implantasi
dengan adekuat.
C. Macam-macam abortus
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Pada tipe ini terlihat perdarahan pervaginam. Pada 50% kasus, perdarahan
wanita yang mengalaminya mungkin tetap merasa khawatir akan akibat perdarahan
pada bayi. Biasanya kekhawatirannya akan dapat diatasi dengan menjelaskan kalu
Abortus imminens merupakan abortus yang paling banyak terjadi. Pada abortus
dipertahankan.
Setengah dari abortus ini akan menjadi abortus inkomplit atau komplit,
bahwa abortus ini terdapatadanya risiko untuk terjadinya prematuritas atau gangguan
9
(1) Perdarahan flek-flek (bisa sampai beberapa hari).
(2) Rasa sakit seperti saat menstruasi bisa ada atau tidak .
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus.
kontraksi uterus yang menyebabkan nyeri kram pada abdomen bagian bawah dan
dilatasi serviks.
berlangsung dan hasil konsepsi masih berada di dalam cavum uteri. Abortus ini sedang
berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi, OUE terbuka, teraba ketuban, dan berlangsung
10
• Diagnosa abortus insipiens :
(1) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila
perlu).
a. Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
b. Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik atau larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes permenit
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Abortus inkompletus berkaitan
11
dengan retensi sebagian produk pembuahan (hampir selalu plasenta) yang tidak
begitu mudah terlepas pada kehamilan dini seperti halnya pada kehamilan aterm.
Dalam keadaan ini perdarahan tidak segera berkurang sementar serviks tetap terbuka.
lahir atau teraba pada vagina (belum keluar semua) dan masih ada sisa-sisa jaringan
(2) Perdarahan sedikit kemudian banyak, disertai keluarnya hasil konsepsi, tidak
(1) Jika perdarahant idak seberapab anyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
per oral.
(2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum
12
b. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg
b. Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi telah keluar semua dari cavum uteri.
lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena dalam massa ini
luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai Semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan.
ketuban dan plasenta sudah keluar. Perdarahan dan rasa nyeri kemudian akan
13
(3) Uterus telah mengecil
(4) Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per
5. Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-
turut. Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan penyebab abortus
spontan. Selain itu telah ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi
(1) Kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mulas.
(4) Penderita sering mengeluh bahwa ia telah mengeluarkan banyak lender dari
vagina
14
• Penanganannya terdiri atas :
6. Missed abortion
Kalau janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau
lebih, maka keadaan itu disebut missed abortion. Sekitar kematian janin kadang-
abortus imminens.
Kalau tidak terjadi abortus dengan pitocin infus ini, sekurang-kurangnya terjadi
(1) Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban
berlangsung terus.
15
Biasanya keaddan ini berakhir dengan abortus yang spontan selambat-
lambatnya 6 minggu setelah janin mati. Kalau janin mati pada kehamilan yang
masih muda sekali, maka janin lebih cepat dikeluarkan. Sebalikya kalau
kehamilan lebih lanjut retensi janin lebih lama. Sebagai batas maksimal retensi
janin diambil 2 bulan, kalau dalam 2 bulan belum lahir disebut missed abortion
(abortus tertunda).
(4) Tes kehamilan menjadi negatif, serta denyut jantung janin menghilang.
(5) Dengan ultrasonografi (USG) dapat ditentukan segera apakah janin sudah
• Penatalaksanaan :
dari berbagai faktor, seperti apakah kadar fibrinogen dalam darah sudatr
mulai turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang mati lebih
dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu
16
diperhatikan karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah,
mengetahui ia mengandung janin yang telah mati, dan ingin supaya janin
secepatnya dikeluarkan
Perdarahan hebat, sepsis, syok bakterial, dan gagal ginjal akut pernah terjadi pada
Hasil biasanya adalah metritis, tetapi dapat juga terjadi parametritis, peritonitis,
bahkan darah posotif pada seperempatnya. Hampir dua pertiga adalah bakteria
lain adalah evakuasi segera produk konsepsi disertai anti mikroba spektrum luas
secara intravena. Apabila timbul sepsis dan syok, perlu diberikan terapi suportif.
diseminata.
17
(1) Abortus yang disertai dengan gejala dan tanda infeksi alat genitalia,
menggigil.
Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada
umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan
belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram,
walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
18
Pada hamil yang tua (di atas 12 minggu) dilakukan hysterotomi juga dapat
penyakit vaskuler hipertensi tahap lanjut. Yang lain adalah karsinoma serviks
b) Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam hal ini pada
mampu hidup atas permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan karena
19
alasan penyakit janin atau gangguan kesehatan ibu. Sebagian besar abortus yang
D. Patofisiologi abortus
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua
secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya pada kehamilan 8
minggu sampai 14 minggu, penembus sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari
14 minggu, janin dikeluarkan lebih dulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam
berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya, janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi
Keguguran dini dapat disebabkan oleh infeksi, inkompetensi serviks, kelainan genetic,
20
PATHWAY
Abortus
Defisit Volume
Perdarahan Cairan
Therapy bedrest
Intoleransi
Aktivitas
21
E. Diagnosa banding perdarahan kehamilan muda
22
Kram atau Abortus Evakuasi
nyeri perut inkomplit
bawah
Ekspulsi
sebagian hasil
konsepsi
dan syok.
1. Perdarahan
konsepsi dan jika perlu diberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada
23
tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk
3. Infeksi
abortus dan Campylobacter fetusmerupakan kausa abortus pada sapi yang telah lama
berkaitan dengan peningkatan insidensi abortus setelah terjadi infeksi genital pada awal
imunodefisiensi manusia (HIV-1) dalam darah ibu, seroreaktivitas sifilis pada ibu, dan
4. Syok
Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dank
Pasal 229
24
karenapengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan
bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang
Pasal 346
25
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus (buatan).
Aborsi provokatus (buatan) secara aspek hukum dapat golongkan menjadi dua, yaitu
aborsi provokatus terapetikus (buatan legal) & aborsi provokatus kriminalis (buatan
dalam dua undang-undang yaitu KUHP & UU Kesehatan. Dalam KUHP & UU
disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal (terapetikus atau
melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut
melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh, karena
operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia
27
kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak masuk dalam kategori
aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin (melahirkan) yang tidak alami.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca khususnya mahasiswa untuk mendalami dan memahami tentang abortus.
Sebaiknya perawat juga harus mengetahui dan memahami konsep
kegawatdaruratan, baik kegawatdaruratan umu maupun kegawatdaruratan maternitas.
Karena dengan perawat memahami konsep penanganan abortus, diharapkan pasien
dengan kasus abortus dapat tertangani dan bisa diselamatkan.
28
DAFTAR PUSTAKA
2018.
Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, FKUI. Jakarta: Media
Aesculapius.
Fauzi, Ahmad. Lucianawaty, Mercy. Hanifah, Laily. Bernadette, Nur. 2002. Aborsi di
Indonesia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan#Pengaturan_oleh_pemerintah_Indonesia)
29