Disusun Oleh
Kelompok 7
Apnike Gobai
Clara Hukubun
Desy Ramdani
Ida Lestari
Pertama-tama kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah ta’ala, karena atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
shalawat dan salam Penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, Sang
Sebaik-baik teladan. “ ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA
KLIEN PENYAKIT KANDUNGAN NY.R DIRUANGAN KEBIDANAN RS
ABEPURA” ini merupakan hasil diskusi yang disusun dengan persiapan yang
maksimal. Untuk itu, kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Hilda N Konday. S. ST. MPH. selaku pembimbing di
Akademi Keperawatan RS Marthen Indhey. Diharapkan kritik dan saran agar
bisamenjadi lebih baik lagi .
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS KOMPLETUS .....................1
A Pengertian..............................................................................................1
B Macam-macam Abortus........................................................................1
C Patofisiologi..........................................................................................3
D Etiologi..................................................................................................4
E Manisfestasi Klinik...............................................................................5
F Penangan...............................................................................................5
G Pemeriksaan Diagnostik........................................................................6
H Komplikasi............................................................................................6
I Pathway.................................................................................................8
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN......................................9
PENGKAJIAN............................................................................................13
KLASIFIKASI DATA................................................................................22
ANALISA DATA........................................................................................23
DIAGNOSA.................................................................................................25
INTERVENSI,IMPLEMENTASI DAN EVALUASI.............................36
CATATAN PERKEMBANGAN...............................................................33
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................36
iii
LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS KOMPLETUS
A. Pengertian
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi
kurang dari 20 minggu dan berat badan janin kurang dari 500 gram (Murray,
2002)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat
tertentu pada atau sebelum kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan (Praworihardjo, 2006)
Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
sebelum janin mampu hidup di luar kandungan (Nugroho, 2010)
Abortus kompletus adalah keguguran lengkap di mana semua hasil
konsepsi (desidua dan fetus) telah keluar tanpa membutuhkan intervensi
medis.
B. Macam-Macam Abortus
Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai
viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi :
1. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).
2. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang
menjadi
abortus inkomplit atau abortus komplit).
3. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
4. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan
sebelum janin mencapai viabilitas.
1
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang
tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar
medis minimal atau keduanya.
Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-
sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran
kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis
cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan
dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.
Abortus pun dibagi bagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
1. Abortus Komplet
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20
minggu.
2. Abortus Inkomplet
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal.
3. Abortus Insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah
mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim.
4. Abortus Iminens
Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan
lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.
5. Missed Abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih dalam kandungan.
6. Abortus Habitualis
Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih.
2
C. Patofisilogi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya.Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus.Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan isinya.Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu
biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus
desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi
korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak
dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada
kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban
pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta.Perdarahan tidak
banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.Peristiwa abortus ini
menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai
bentuk.Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda
kecil tanpa bentuk yang jelas dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila
mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu yang cepat maka ia dapat
diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk
ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah diserap dan dalam
sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk
lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol
karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
proses mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion
berkurang maka ia jadi gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut
ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus)
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan
adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut
membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan
3
dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi
sudah berlangsung lama. (Prawirohardjo, 2006)
D. ETIOLOGI
4
b. Mola hidatidosa.
c. Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.
D. Manifestasi Klinik
Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh
tentang perdarahan per vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga
sering terdapat rasa mulas dan keluhan nyeri pada perut bagian bawah.
(Mitayani, 2009)
Secara umum terdiri dari:
1. Terlambat haid atau amenhore kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3. Perdarahan per vaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
4. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
Ciri-ciri abortus kompletus adalah :
perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada
keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus.
E. Penangan
1. Abortus KompletTidak memerlukan penanganan khusus, hanya apabila
menderita anemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya
makan makanan yang mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per
hari
selama 2 minggu.
5. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
6. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.
5
F. Pemeriksaan
Pemeriksaan Ginekologi
1. Inspeksi vulva : Perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.
2. Inspekulo : Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan
atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3. Vaginal toucher : Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari
usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan
2-3 minggu setelah abortus.
2. Pemeriksaan doppler atau USG : untuk menentukan apakah janin masih
hidup.
3. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus
submukosa dan anomali kongenital.
4. BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau
tidak gangguan glandula thyroidea.
5. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.
G. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi,
6
laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada
uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang
merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu
staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma,
Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis,
sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram
negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur.
Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi
paska abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci
anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium
perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae,
Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial
berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.
7
H. Patways
8
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan
bagi klien. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
2. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat
3. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya
perdarahan pervaginam berulang pervaginam berulang
Riwayat kesehatan ,
Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh
klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah
dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah
ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari
genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan
penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta
kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya
Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak
klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan
kesehatan anaknya.
9
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan
posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal
Perkusi
Auskultasi
6. Pemeriksaan laboratorium :
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap
smear. Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB,
apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan
menggunakan KB jenis apa.
7. Data lain-lain :
Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat
di RS.
Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler dalam
jumlah berlebih
2. Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan dan kontraksi
uterus
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian diri sendiri dan janin
Intervensi Keperawatan
10
Mata tidak cekung kehilangan darah Untuk mengetahui
perkiraan banyak nya
kehilangan darah
2. Nyeri berhubungan Tujuan: Observasi TTV Untuk mengetahui
dengan dilatasi Setelah dilakukan keadaan umum klien
serviks, trauma tindakan 3 x 24 jam Meningkatkan koping
jaringan dan nyeri teratasi dengan Lakukan pengkajian klien dalam mengatasi
kontraksi uterus kriteria hasil: nyeri nyeri
Pasien tidak mengeluh Untuk mengetahui
nyeri lagi lokasi nyeri, skala, dan
Skala nyeri berkurang intensitasnya
(<3)
. Ajarkan metode Untuk mengurangi nyeri
distraksi
11
diri janin dan masa dan tertulis serta beri sedang terjadi dengan
depan kehamilan, juga kesempatan klien lebih efektif. Informasi
mengenai ketakutan untuk mengajukan sebaiknya tertulis, agar
yang sehat dan tidak pertanyaan nantinya memungkinkan
sehat ibu untuk mengulang
Klien tampak tenang informasi akibat tingkat
Klien tidak terlihat stress.
cemas lagi
Pantau respon verbal Menandai tingkat
dan non verbal ibu kecemasan yang sedang
dan pasangan. dialami ibu atau
pasangan.
Libatkan ibu dalam Menjadi mampu
perencanaan dan melakukan sesuatu
berpatisipasi dalam untuk membantu
perawatan sebanyak mengontrol situasi
mungkin sehingga dapat
menurunkan rasa takut
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri
adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat
serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan
kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain. (Mitayani, 2009)
5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan yang
berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. (Mitayani, 2009)
Kasus
Pada tanggal 27 Januari 2020 Jam 10.00 seorang ibu masuk rumah sakit
dengan keluhan terasa nyeri dibagian perut bawah. Ibu hamil 10 minggu
G2P1A0, keluar darah pervaginan warna merah sedikit sejak jam 04.00.
12
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA KLIEN PENYAKIT KANDUNGAN
NY.RDIRUANGAN KEBIDANAN RS ABEPURA
I. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas / Biodata
Nama Ibu :Ny.R Nama Suami : Tn. F
Umur : 25 Tahun Umur : 25 Tahun
Suku/kebangsaan : Sorong Suku/kebangsaan : Sorong
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dok 8 bawah Alamat :Dok 8 bawag
d. Riwayat Obstetri
13
1. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
14
- Panas Menggigil : □ Ya □
Tidak
- Sakit kepala berat/terus menerus : □ Ya □
Tidak
- Penglihatan kabur : □ Ya □
Tidak
- Rasa nyeri, panas waktu BAK : □ Ya □
Tidak
- Rasa gatal pada vulva dan sekitarnya : □ Ya □
Tidak
- Pengeluaran cairan pervaginam : □ Ya □
Tidak
- Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai: □ Ya □
Tidak
- Oedema : □ Ya □
Tidak
e. Riwayat Ginekologi :
1. Riwayat Menstruasi
Menarche :
15
Siklus Haid :
Teratur/ tidak teratur :
Sifat darah :
Banyak :
Lamanya :
Dismenorhoe :
Keluhan :
Cara Mengatasi :
2. Riwayat Penyakit / Keluhan Pada System Reproduski
Keputihan :
Benjolan / Massa :
1. DIET
Makan
- Frekuensi : 2 x/hari
- Jenis Makanan : Nasi, sayur, lauk pauk dan buah.
- Perubahan makan yang dialami : Mual muntah
- Cara mengatasi : Makan dengan porsi sedikit
Minum
- Frekuensi : 8 gelas/hari
- Minuman tambahan: Susu ibu hamil
- Frekuensi : 2 gelas/hari
16
- Keluhan : Tidak ada
- Cara mengatasi : Tidak ada
4. Seksualitas
- Coitus/senggama : 3x/minggu
- Keluhan : Tidak ada
- Cara mengatasi : Tidak ada
6. Imunisasi
- TT1 : Kehamilan minggu ke : Tidak ada
- TTII : Kehamilan minggu ke : Tidak ada
17
Minuman Keras : Tidak ada
Obat-obat terlarang : Tidak ada
4. Rambut
- Jenis rambut : Keriting
- Distribusi : Merata
- Kebersihan : Bersih
- Kelainan : Tidak ada
5. Wajah
Tampak Meringis
- Cloasma gravidarum : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
6. Mata
- Sklera : Normal
- Konjungtiva : Normal
- Kelopak mata : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
7. Hidung
- Polip : Tidak ada
- Sekret : Tidak ada
- Sinositis : Tidak ada
18
- Kelainan : Tidak ada
9. Telinga
- Letak : Simetrsis
- Serumen : Tidak ada
- OMA : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
10. Leher
- Kelenjar tiroid : Teraba
- Kulit : Tidak ada kemerahan
11. Dada
- Letak payudara : Simetris
- Areola mamae : Hiperpigmentasi
- Puting susu : Menonjol +/+
- Colostrum : Tidak ada
- Massa/ benjolan : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
12. Aksila
- Pembengkakan kelenjar : Tidak ada
- Kebersihan : Normal
13. Abdomen
a. Inspeksi
- Bekas luka / operasi : Tidak ada
- Linea nigra : Belum membesar
- Striae Albicans : Belum membesar
- Striae Livid : belum membesar
b. Palpasi
- Leopold I:
- Leopold II :
- Leopold III :
- Leopold IV :
- Letak :
- Presentasi :
- Kontraksi/his:
19
- Frekuensi :
- TBBJ :
c. Auskultasi
DJJ :
Frekuensi :
15. Genetalia
a. Vulva dan Vagina
- Varices : Tidak ada
- Luka : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
b. Perineum
Bekas luka parut: ada bagian kiri
c. Anus
Hemoroid : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
16. Ekstremitas
- Ekstremitas Atas
a. Inspeksi
Tangan dan jari : Normal, Terpasang infus NacL 500 mL ditangan kanan
b.Palpasi :
Kelainan : Tidak ada
c. Perkusi
Refleks patela :+/+
g. Pemeriksaan Laboratorium
- HB :12 gr/%
- Protein Urine :-
20
- Glukosa :-
21
KLASIFIKASI DATA
22
ANALISA DATA
DO:
HB :12 gr/%
TD : Penanganan terlambat
110/70 mmHg
23
Pols : 92 x/i
RR : 20 x/i
Suhu : 37 ºC
Resiko Pendarahan
DO:
BB sebelum hamil : Nutrisi berkurang dari
48 kg kebutuhan
BB sekarang :
47 kg
24
DIAGNOSA BERDASARKAN PRIORITAS
25
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA KLIEN PENYAKIT KANDUNGAN NY.R
DIRUANGAN KEBIDANAN RS ABEPURA
Nama : Ny.R Tanggal Pengkajian :12 Januari 2020 , Jam : 12.00 WIT
Usia :25 Tahun Tanggal MRS :12 Jabuari 2020 , Jam : 10.00 WIT
No. RM :724513 Diangnosa Medis :G2P1A0,Abortus Kompletus
26
DO : relaksasi menggurangi H:Pasien belum teratasi
rasa nyeri. merasakan nyaman
Pasien tampak
dan rileks. P: Lanjutkan
meringis Intervensi.
4. Atur posisi 4. Memberikan 4. Mengatur posisi
TD : 110/70 miring kanan ketepatan Jam : miring kanan dan
mmHg dan kiri tiap 2 otot rahim 14.30 kiri tiap 2 jam
Pols : 92 x/i jam sekali untuk sekali.
RR : 20 x/i relaksasi H: Pasien
Suhu : 37 ºC seoptimal melakukan
mungkin mobilisasi miring
kanan dan kiri.
2 Resiko Pendarahan b/d Setelaha 1. Monitor TTV 1. Untuk Senin, 27 1. Memonitor Senin, 27 Januari
dilastasi serviks. melakukan mengetahui Januari tanda-tanda vital. 2020. Jam : 17.20
tindakan status 2020 H: WIT
DS: keperawatan kesehatan Jam: TD :110/80 S: Pasien
Pasien mengatakan 3x24 jam pasien. 14.40 mmHg Mengatakan
pusing. diharapakan N : 90 x/m Pusing.
Sudah keluar darah resiko RR : 18 x/m
sedikit lewat vagina pendarahan dapat Suhu : 37 ºC O:
sejak jam 04.00 dan dihentikan TD :110/80
sudah keluar gumpalan dengan kriteria 2. Catat nilai HB Jam mmHg
darah dirumah hasil sebelum dan 2. Mengetahui 14.50 2. Mencatat nilai N : 90 x/m
Pasien tidak sesudah terjadinya Hb dan sesudah RR : 18 x/m
DO: merasakan terjadinya penurunan terjadi pendarahan. Suhu : 37 ºC
HB :12 gr/% pusing. pendarahan. hemaglobin. H: HB :12gr/%.
TD : 110/70 TTV dalam HB: 12gr/%..
mmHg keadaan 3. Beri Jam:
27
N : 92 x/i normal. penanganan 3. Untuk 15.00 3. Memberikan A: Masalah
RR : 20 x/i Pendarahan langsung atau mengurangi penanganan belum terasi.
Suhu : 37 ºC vagina tidak penekanan pada pendarahan langsung
ada. balutan. yang terjadi. penekanan pada P: Lanjutkan
Penurunan balutan. intervensi.
hemaglobin H: pasien masih
tidak ada. nampak
pendaharan sedikit
dibagian perut
bawah.
4. Monitor status Jam:
cairan termaksud 4. Memantau 15.10 4.Menonitor status
input dan ouput. cairan yang cairan termasuk
masuk dan input dan ouput.
keluar. H: Terpasang
cairan NacL 500
mL
5. Kolaborasi Jam:
dengan doktor 5. Untuk 15.20 5. Mengkaloborasi
untuk pemberian mengurangi dengan doktor
obat. terjadinya untuk pemberian
pendarahan. obat.
H: Ergrometrin
tablet
3 Nutrisi berkurang dari Setalah 1. Kaji status 1. Untuk Senin, 27 1. Mengkaji status S: Pasien
kebutuhan b/d mual melakukan pasien. mengkontrol Januari pasien. mengatakan
muntah tindakan status nutrisi 2020 H: 47 Kg. masih merasakan
keperawatan pasien sehingga Jam : mual dan muntah
28
3x24 jam jam dapat bb pasien 15.30
nutrisi kurang dalam keadaan O : Pasien tampak
dari kebutuhan stabil lemas.
diharapkan dapat
terpenuhi. 2. Monitor 2. Untuk 2. Memonitor A: Masalah
perasan mual mengetahui perasaan mual dan belum teratasi.
Dengan kriteria muntah pasien. berapa kali muntah.
hasil: pasien H: Klien P: Lanjutkan
Pasien tidak mengalami mengatakan masih intervensi
mengalami mual dan mengalami mual
mual dan muntah. muntah .
muntah
Nutrisi 3. Anjurkan px 3. Untuk
terpenuhi. makanan sedikit menghindari
tapi sering. mual, muntah
dan naiknya 3. Menanjurkan
asam lambung makana sedikit tapi
yang sering.
diakibatkan H: Pasien nampak
oleh perut tidak
kosong. menghabiskan
makanannya.
4. Kabolorasi 4. Agar nutrisi
dengan tim gizi klien terpenuhi.
tentang
pemberian nurisi
29
4. Mengkabolarasi
dengan tim gizi
tentang pemberian
nutrisi.
H:
30
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Ny.R HARI/TGL : Senin, 28 januri 2020
NO. RM : 724513 RUANGAN : Kebidanan
DIAGNOSA MEDIS :G1P2A0, Abortus Kompletus.
31
langsung dan penekanan pada
balutan.
E:
S: Pasien mengatakan masih rasa
pusing.
O: pasien tampak lemas.
HB: 12gr/%.
A: Masalah belum terasi
P: Lanjutkan intervensi
32
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Ny.R HARI/TGL : Rabu,29 januri 2020
NO. RM : 724513 RUANGAN : Kebidanan
DIAGNOSA MEDIS :G1P2A0, Abortus Kompletus.
No Diagnosa keperawatan Waktu Soap/Sopier
1 Nyeri akut b/d kontraksi Jam S:
uterus 14.00 Pasien mengatakan masih merasakan
nyeri dibagian bawah perut.
O:
Pasien tampak meringis.
A:
Masalah belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi, 1,2, dan 3
1. Kaji skala Nyeri
2. Ajarkan pasien melakukan teknik
relaksasi dan distraksi.
3 Observasi tanda-tanda vital.
E:
S: Pasien mengatakan nyeri sedikit
berkurang dari skala 5 ke 3.
O: Pasien tampak meringis.
TD: 100/70 mmHg
N : 90 x/m
RR : 17 x/m
S: 37,2 C
A: Masalah Belum terasi
P: Lanjutkan intervensi.
2. Resiko Pendarahan b/d Jam S: Pasien mengatakan pusing sudah
dilastasi serviks 14.20 berkurang.
O:
Pasien tampak rileks
TTV:
TD: 100/70 mmHg
N : 90 x/m
RR : 17 x/m
S: 37,2 C
HB:12gr%
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi.
33
Pasien tampak lemas.
BB: 47 kg
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 2 dan 3
1. Monitor perasaan mual dan
muntah
2. Anjur pasien makan sedikit tapi
sering.
E:
S: Pasien masih rasakan mual
O: Klien tampak lemas
A: Masalah belum terasi
P: Lanjutkan intervsi.
34
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Ny.R HARI/TGL : Kamis, 30 januri 2020
NO. RM : 724513 RUANGAN : Kebidanan
DIAGNOSA MEDIS :G1P2A0, Abortus Kompletus.
35
DAFTAR PUSTAKA
36