Anda di halaman 1dari 29

BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK


KEPERAWATAN

Ditujukan untuk mahasiswa Keperawatan Semester V Jurusan S-1 Keperawatan


MATA KULIAH KEGAWADTDARURATAN I

Nama :……………………
NIM :……………………
Semester :……………………

YAYASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MASYARAKAT PAPUA


(YP3MP)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) JAYAPURA
PRODI KEPERAWATAN
T.A 2021/2022

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 1


Semester Ganjil TA 2021-2022
KATA PENGANTAR

Keperawatan adalah salah satu profesi bidang kesehatan yang dinamis, selalu
berkembang dan maju mengikuti perkembangan zaman, ilmu dan teknologi yang semakin canggih.
Unuk menghasilkan tenaga keperawatan yang professional, perlunya mempersiapkan mahasiswa
sebelum melakukan praktek klinik keperawatan dengan melaksanakan pembelajaran di laboratorium.
Agar tercapainya kompetensi keperawatan di laboratorium, dirasakan perlu adanya satu buku panduan
praktik laboratorium keperawatan.
Buku panduan prosedur keterampilan keperawatan revisi ke-3 ini merupakan kumpulan
dari prosedur – prosedur keterampilan dasar yang disusun sebagai bahan acuan bagi mahasisa/I Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Jayapura, dalam melaksanakan dan menerapkan pembelajaran nyata dari proses
belajar mengajar secara teori dan praktik laboratorium pada mata kuliah yang telah disusun tiap semester
dan di lahan praktik keperawatan (Rumah Sakit).
Demi penyempurnaan buku panduan ini, maka dari itu diperlukan saran dan kritik yang
berarti yang bersifat membangun, untuk perbaikan selanjutnya sehingga derap langkah maju arus
perkembangan ilmu dan teknologi bagi kesehatan khususnya bidang keperawatan.
Semoga buku kumpulan prosedeur keterampilan dasar ini dapat bermanfaat untuk
mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan diri peserta didik dalam melaksanakan
praktik pada tatanan nyata dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Tim Penyusun

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 2


Semester Ganjil TA 2021-2022
PENDAHULUAN

I. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata Kuliah ini membahas tentang memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk
memberikan kebutuhan dasar manusia pada pasien-pasien kritis yang didasari oleh konsep, sikap dan
keterampilan. Topik-topik yang dibahas meliputi : tindakan pertolongan pasien dalam keadanan
gawat darurat

II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu membantu kebutuhan dasar manusia.
2. Tujuan instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktikum, baik di laboratorium kelas maupun
lapangan, mahasiswa mampu memberikan tindakan cepat dalam penanganan pasien gawat
darurat

III. SASARAN
Jumlah mahasiswa semester V sebanyak 40 mahasiswa kelas reguler, masing-masing kelas
dibagi dalam 4 kelompok Mahasiswa mendapatkan pengarahan prosedur pelaksanaan praktikum
dilaboratorium kelas.

IV. BEBAN SKS


SKS Praktikum untuk Mata Kuliah Kegawatdaruratan I : 1 SKS

V. TATA TERTIB PRAKTIKUM


a. Tata Tertib Praktikum
1. Mahasiswa menyiapkan diri 15 menit di depan laboratorium sebelum praktikum dimulai
2. Mahasiswa menjawab soal pretest yang diberikan oleh instruktur lab selama 10 menit.
3. Mahasiswa yang terlambat 15 menit atau lebih tidak diijinkan mengikuti praktikum
4. Mahasiswa tidak boleh bersendau gurau dan harus bersikap sopan makan dan minum selama
mengikuti praktikum
5. Mahasiswa wajib membereskan alat-alat yang dipakai untuk praktikum dan dikembalikan
dalam keadaan rapi dan bersih
6. Bila mahasiswa memecahkan/merusakkan alat, diwajibkan mengganti alat tersebut paling
lambat 2 hari setelah praktikum
7. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum karena berhalangan atau gagal dalam
praktikum harus menggulang atau mengganti pada hari lain sesuai dengan jadwal yang telah
diatur (sesuai kebijakan dosen)
8. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum 100% dari kegiatan praktikum

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 3


Semester Ganjil TA 2021-2022
b. Tata Tertib Pemakaian Alat Praktikum
1. Setiap mahasiswa berhak meminjam/menggunakan alat-alat laboratorium dengan
persetujuan petugas laboratorium
2. Setiap mahasiswa yang akan praktik laboratorium wajib memberitahu/pesan alat kepada
petugas 1 hari sebelum praktik dilaksanakan
3. Mahasiswa/peminjam wajib mengisi formulir buku peminjaman alat yang telah disediakan
dengan lengkap
4. Mahasiswa atau peminjam bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan alat-alat yang
dipinjam
5. Mahasiswa wajib merapikan dan membersihkan kembali peralatan yang dipinjam setelah
selesai menggunakan alat laboratorium
6. Alat-alat laboratorium dikembalikan segera setelah melaksanakan kegiatan praktik
7. Alat-alat laboratorium yang dipinjam dikembalikan tepat waktu dan dalam keadaan bersih
dan utuh
8. Mahasiswa diperbolehkan meninggalkan ruangan setelah serah terima alat-alat yang
dipinjam kepada kepala laboratorium
9. Keterlambatan mengembalikan alat atau mengembalikan alat dalam keadaan kotor, maka
mahasiswa dikenakan denda Rp.10.000/hari/alat
10. Peminjam alat laboratorium harus mengganti alat yang rusak/hilang dalam waktu kurang dari
dua hari setelah alat rusak/hilang.

VI. Nama Dosen Pengampu Laboratorium


1. Veronika, S.Kep.,Ns
2. Dewi Suhardi, S.Kep.,Ns

VII. Jadwal Praktikum Program Studi S-1 Keperawatan Semester V


Terlampir

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 4


Semester Ganjil TA 2021-2022
INITIAL ASSESMENT
.
A. TUJUAN INITIAL ASSESMENT
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa mampu melakukan
penilaian awal pada pasien dengan cepat untuk mencegah kecacatan atau kematian.

B. TEORI DASAR
1. Pengertian
Initial Assessment  adalah proses penilaian awal pada penderita trauma disertai
pengelolaan yang tepat guna untuk menghindari kematian. Pendekatan Airway,
Breathing, Circulation, Disability, Exposure (ABCDE) adalah pendekatan sistematis
terhadap penilaian langsung pasien dan penanganan pasien pada kondisi kritis atau
pasien cedera.
2. Tujuan
Penentuan keadaan sesaat yang mana penderita berada dalam keadaan hidup atau
mati.
3. Tahapan pengelolaan pasien
a. Pra Rumas Sakit (Pre Hospital)
Prinsip pertama adalah : Do No Further Harm. Petuga yang datang ke
tempat kejadian harus memiliki sertifikat Gawat darurat dan membawa alat
lengkap, koordinasi dan komunikasi dengan rumah sakit untuk persiapan,
pertahankan airway (Jalan nafas dan Breathing (Pernapasan), atasi shockdan control
perdarahan, jaga pasien tetap mobilisasi, optimalkan waktu yang ada dan
informasikan tentang (waktum proses kejadian, riwayat pasien dan bimekanika)
b. Fase Rumah Sakit (in-hospital)
Dimana dilakukan penerimaan pasien sehingga dapat dilakukan resusitasi
dalam waktu cepat, pemasangan alat monitor, pemeriksaan penunjang dan bila
perlu rujuk ke pusat trauma.

4. Penanganan
a. Primary Survey
Penilaian awal keadaan pasien dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis
perlukaan, stabilita TTv. Pada penderita luka parah, prioritas terapi diberikan
berurutan berdasarkan penilaian berikut:
1) Airway
Yang pertama dinilai kelancaran jalan nafas. Ketidaklancaran jalan napas
dapat kita nilai dengan 2 cara, yaitu:

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 5


Semester Ganjil TA 2021-2022
a) Inspeksi, yang bisa kita liat apakah ada cairan yang dikeluarkan oleh
pasien melalui mulut atau hidung, misalnya darah, sputum ataupun skret
lainnya.
b) Listen, yang bisa kita dengar adalah adanya suara snoring (snoring
terdengar disebabkan pangkal lidah jatuh kebelakang, menimbulkan
penuruanan kesadaran), gurling (disebabkan adanya cairan pada jalan
napas atau mulut), Stridor laring (disebabkan adany edema pada laring)
Jika jalan napas terganggu, maka perlu dilakukan pembebasan jalan
napas dengan tehnik head tilt chin lift dan jaw thrust). Untuk membebaskan
jalan napas, harus perhatikan apakah ada faktur atau trauma servikal.
2) Breathing
Setelah jalan napas bebas, maka kualitas dan kuantitas ventilasi
penderita harus dinilai dengan cara Look (lihat), Listen (dengar) dan Feel
(Rasakan). Jika tidak ernapas, maka penilaian dihentiokan dan beri ventilasi
(nafas) buatan. Untuk lebih memastikan atau lebih akurat tentang kondisi
pernafasan korban dilakukan pemasangan pulse oksimetri untuk mengetahui
berapa jumlah oksigen dalam darah (normalnya > 95 %)
3) Circulation
Tindakan yang dapat kita lakukan dengan cepat pada sirkulasi adalah:
balut tekan, penekanan pada arteri besar, pemasangan bidai dan ganti cairan
yang keluar.
Ada 4 hasil observasi yang dalam hitungan detik dapat memberikan
informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran, warna
kulit, nadi dan tekanan nadi.
4) Disability
Kemampuan pasien dapat dinilai berdasarkan tingkat kesadaran
kuantitatif dengan penilain GCS. Kesadaran kualitatif dapat disimpulkan :
compos mentis, apatis, somnolen, spoor, coma dan coma. Sangat penting untuk
mengetahui apakah ada perdarahan pada otak, hal ini dapat dilihat dari adanya
pembesaran pupil
Penilaian pupil sangat penting untuk mengetahui apakah ada perdarahan
padad otak, hal ini dapat dilihat dari adanya pembesaran pupil tidak sama
(anisokor), test banbinsky apakah positif atau negative dan nilai tanda laterasi.
5) Exposure
Exsposure adalah membuka seluruh pakaian dan melakukan
pemeriksaan fisik head to toe. Pemeriksaan bagian belakang tubuh pasien dapat
dilakukan dengan LOG ROL. Dan pasien diselimuti kembali untuk mencegah
hipotermi.
Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 6
Semester Ganjil TA 2021-2022
6) Foley Catheter
Tujuan pemasangan foley catheter salah satuny adalah untuk
mengetahui kebutuhan cairan pasien. Harus di perhatikan warna dan produksi
urine apakah pekat atau jernih.
Output urine normal adalah sebagai berikut
 Dewasa : 0.5 cc/kg bb/jam
 Anak : 1 cc/kg bb/jam
 Bayi : 2 cc/kg bb/jam
Kontraindikasi pemasangan catheter pada pasien trauma adalah adanya
perdarahan pada orevisium uretra ekstenal dan pembengkakan pada skrotum
(Pada pria).
7) Gastric Tube
Tujuannya untuk untuk mengurangi distensi lambung dan mencegah
aspirasi lambung jika terjadi muntah, dan juga mempermudah pemberian obat
dan makanan pada pasien dengan kesadaran menurun. Jika pada pasien fraktur
basis krani maka pemasangan NGt dilakukan melalui mulut (oral).
8) Heart Monitoring
EKG dipasang pada semua pasien trauma. Terutama yang memiliki
riwayat penyakit jantung dantersengat arus listrik.
Re evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui keberhasilan tindakan
yang sudah diberikan, seperti airway, breathing, circulasi, dan disability.

b. Secondary Survey
Yaitu pemeriksaan dengan teliti dari kepala sampai ujung kaki, melakukan
log rol untuk melihat tubuh bagian belakang, jika haemodinamik pasien sudah
stabil. Pemeriksaan Secondary Survey dilakukan dalam 3 langkah:
1) Anamnesi
Meliputi :
S : Subjek (keluhan)
A : Alergi
M : Medikasi (Obat yang dikonsumsi)
P : Penyakit sebelumnya yang diderita
L : Last Meal (terakhir makan jam berapa)
E : Even (riwayat kejadian)
2) Pemeriksaan Fisik
Meliputi Inspeksi, Palpasi, Auskultasi dan Perkusi:
a) Kepala

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 7


Semester Ganjil TA 2021-2022
Seluruh kepala diperiksa, kulit kepala dan tengkorak melalui palpasi dan
inspeksi untuk memastika luka dan fraktur.
b) Wajah
Bagian wajah adalah:
Mata : refleks cahaya, pupil isokor atau anisokor
Hidung : palpasi kemungkinan krepitasi menunjukkan suatu fraktur
Zygoma, telinga dan mandibula.
c) Vertebra servikalis dan leher
Pada saat memeriksa leher, kolar neck harus dileps, dan tetap dilakukan
fiksasi leher. Periksa adanya deviasi trakea yang menunjukkan tension
pneumothoraks
d) Thoraks
e) Abdomen
Cedera intra abdomen kadang luput dari pemeriksaan, bila ragu-ragu
lakukan USG abdomen atau hepar.
f) Pelvis
Cedera pelvis akan Nampak pada pemeriksaan fisik, untuk memfiksasi
pelvis sebaiknya dipasangkan PSAG (Pneumotik Anti Syok Garmen)
g) Punggung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan tehnik LOG ROL (memiringkan pasien
secaa bersamaan)
h) Ekstermitas
Dilakukan dengan “look-feel-move. Jika ada fraktur dengan jelas maka
dilakukan piksasi, raba denyut nadi daerah distal untuk memastikan
sirkulasi periper.
3) Tambahan
Pemeriksaan tambahan dilakukan bila kondisi pasien sudah stabil, seperti USG,
CT-Scan, Endoskopi dll.

c. Re-Evaluasi
Re-evaluasi penderita dilakukan dengan mencatat, melaporkan setiap prubahan
pada kondisi penderita dan respo terhadap resusitasi. Monitoring TTV dan jumlah
produksi urine. Jika merujuk pasien harus dalam keadaan stabil dan pemeriksaan
penunjang harus di bawa serta.

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 8


Semester Ganjil TA 2021-2022
C. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jelaskan secara singkat tujuan dari inisial assessment!
2. Jelaskan langkah-langkah dalam penanganan tahapan Primary Survey
3. Jelaskan pemeriksaan fisik pada penanganan Secondary Survey

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 9


Semester Ganjil TA 2021-2022
TRIAGE

A. TUJUAN TRIAGE
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa mampu melakukan
penilaian pemilihan dan pengelompokkan yang akan mendapat pertolongan medis.

B. TEORI DASAR
1. Pengetian
Triage adalah penilaian, pemilahan, dan pengelompokan penderita yang akan mendapatkan
penanganan medis dan evakuasi pada kondisi kejadian masal atau bencana. Tujuan dari triage
adalah untuk memudahkan penolong memberikan pertolongan dalam kondisi korban masal atau
bencana dan diharapkan banyak penderita yang memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.
Pemilihan penderita diprioritaskan pada penderita yang mengalami kondisi yang sangat
mengancam nyawa. Secara umum prioritas penderita dikelompokkan menjadi empat kategori,
yaitu:
a. High priority: red/merah
Penderita mengalami kondisi kritis sehingga memerlukan penanganan segera untuk
usaha penyelamatan
b. Intermediate priority: yellow/kuning
Kondisi penderita tidak kritis namun jika tidak segera diberikan pertolongan maka
keadaan penderita akan memburuk
c. Low priority:green/hijau
Penanganan pada penderita dapat ditunda. Penderita tidak mengalami cidera yang
serius sehingga dapat menunggu penanganan tanpa menambah tingkat keparahan
d. Lowest priority:black/hitam
Penderita yang sudah tidak dapat bertahan lagi dengan keadaan yang fatal atau
sudah meninggal

2. Tujuan
Tujuan Utama triage adalah memudahkan penolong memberikan pertolongan dalam
kondisi pasien massal atau bencana dan d harapkan banyak pasien yang memiliki kesempatan
untuk bertahan hidup.
Tujuan lain dari pasien triage sebagai berikut:
a. Menempatkan orang yang benar di tempatyang benar sesuai waktu yang benar dengan alsan
yang benar (Newberry, 2005)
b. Mengidentifikasi secara cepat pasien yang membutuhkan stabilisasi segera (DePkes, RI 2005)
c. Memilah dan menggolongkan semua pasienke unit gawad darurat (UGD) dan menetapkan
prioritas penanganan (Oman, 2008)

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 10


Semester Ganjil TA 2021-2022
TRIAGE
Merah Kuning
 Mengalami masalah pada Luka bakar tanpa
airway, breathing dan komplikasi
circulation  Multiple trauma
 Shock  Trauma spinal
 Perdarahan  Abdominal injuries
 Open cest wounds  Eye injuries
 Trauma pada abdomen
 Pneumothoraks
 Trauma kepala
Hijau Hitam

 Sprains, strains, laserasi  Cedera fatal


 Masalah psikologis  Tidak ada respon
 Tanpa luka  Tampak tanda-tanda
kematian

Pengelompokan dan pemilahan penderita dilakukan dengan cara memberikan tanda terhadap korban yaitu
sebuah kartu triage yang disesuaikan dengan warna, yaitu warna merah,kuning, hijau, dan hitam.
Triage dilakukan dengan system START (Simple Triage And Rapid Treatment ) yaitu memilih
korban berdasarkan pengkajian awal terhadap penderita dengan menilai airway, breathing, dan
circulation.
a. Penolong pertama melakukan penilaian cepat tanpa menggunakan alat atau
melakukan tindakan medis
b. Panggil penderita yangdapat berjalan dan kumpulkan diarea pengumpulan/collecting
area
c. Nilai penderita tidak dapat berjalan, mulai dari posisi yang terdekat dengan
penolong.

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 11


Semester Ganjil TA 2021-2022
S.T.A.R.T ( simple triage and rapid treatment)

Panggil penderita(teriak)
Ada luka & dapat Tidak dapat
berjalan/tidak ada berjalan
luka

Hijau Pernapasan
(minor)

Area
kumpul/colekting Ya Tidak
area

<30/menit >30/menit
Buka jalan
napas(look,listen
& feel) cek napas

Perfusi

Ya Tidak
A.radialis Capillary
refill

Tidak Ya Reposisi airway


<2detik >2detik look,listen&feel

Merah Status mental


Ya Tidak

Mengiku Merah
ti perintah Tdk dpt hitam
mengikuti
perintah

Kuni

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 12


Semester Ganjil TA 2021-2022
STANDAR OPERASIONAL TRIASE
N NIL
N VARIABEL YANG DINILAI AI
O 0 1 2
.1 KEBIJAKSANAAN
1. Memilah korban berdasar :
a. Beratnya cidera.
b. Besarnya kemungkinan untuk hidup.
c. Fasilitas yang ada/kemungkinan keberhasilan tindakan
2. Triase tidak disertai tindakan.
3. Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan
harus dilakukan sesegera mungkin.
TAHAP PRA INTERAKSI
2 Siapkan alat:
a. Rekam Medik minimal
b. Tempat sampah non medis beralas plastik : 1 buah
c. Tempat sampah medik beralas plastik dan tertutup, tutup dapat dibuka
dengan menginjak pembuka tutup di bagian bawah tempat sampah : 1
buah
d. Label / bendera 4 warna ( merah, kuning, hijau dan hitam ) masing-
masing warna minimal 10 biji ( kasus KLB)
e. Kit Pemeriksaan Sederhana minimal berisi :
f. Penlight
g. Tensimeter
h. Stetoskop
i. Reflek Hammer
j. Handscoen
TAHAP KERJA
3 Anamnesa ( lakukan dengan cepat )
. Klien datang, petugas memberi salam, dan menatap muka klien,
dengan senyum.
4 Menanyakan identitas pada pasien / keluarga / pengantar :
.  Siapa namanya?
 Berapa umurnya?
 Dimana alamatnya?
 Apa pekerjaannya?
 Apa pendidikan terakhir?
5 Menanyakan keluhan utama :
. Apa yang dirasa / dikeluhkan?  (pasien dengan kesadaran baik)
1 Pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan  
6 derajat kegawatannya
. Mencuci tangan.
7 Memakai masker
.
8 Memakai sarung tangan
1 Memastikan kesadaran dari korban / pasien. Dengan cara
9 menyentuh / menepuk bahu korban / menekan daerah sternum sambil
. memanggil namanya : Pak !!! Bu !!! Mas !!!! Mbak !!! Kaka!!!
2 Memeriksa gangguan sirkulasi (Circulation) dengan cara
0 memeriksa nadi pasien

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 13


Semester Ganjil TA 2021-2022
.  Meminta ijin pada klien.
 Menjelaskan pada klien tujuan pemeriksaan untuk mengetahui
frekuensi , irama dan kekuatan nadi.
 Cara memeriksa nadi arteri radialis :
 Meletakkan 3 jari  (jari ke 2-4) pemeriksa meraba arteri.
 Radialis klien, sambil menghitung nadi selama 15 detik.
 Cara memeriksa nadi arteri carotis.
 Dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kita meraba
denyut arteri karotis pada orang dewasa atau anak-anak, dengan
cara :
 Menarik kepala pasien ke bawah, raba jakun dengan 2 jari,
kemudian jari digeser ke celah antara jakun dan jalinan otot.
Disitu akan teraba denyutan.
(Letak arteri karotis terdapat di kedua sisi laring,
diantara jakun yang berjalan dari telinga, melintas leher
menuju bagian atas tulang dada).
Meraba selama 5 detik sebelum memutuskan tidak ada denyutan.
Memeriksa sumbatan jalan nafas  ( Airway ) tanpa alat
Pemeriksaan Jalan Napas (Breathing) dengan cara Lihat, Dengar,
Rasakan (Look, Listen, Feel) Mengambil posisi di sebelah kanan
brancart pasien
2 Memeriksa adanya luka, patah tulang maupun perdarahan dengan
3. cara melihat dan meraba tubuh korban secara detail mulai dari kepala
sampai ujung kaki sesuai dengan kondisi korban
Dari hasil pemeriksaan tentukan katagori pasien berdasar
pelayanan :
 Pelayanan cepat ( merah ) gawat dan darurat: langsung diberikan di
IGD/ ruang operasi/rujuk
 Pelayanan ditunda ( kuning ) tidak gawat tapi darurat atau gawat
tidak darurat: tindakan medis lebih lanjut/ruang observasi/menunggu
giliran setelah kategori triase merah
 Pelayanan berjalan ( hijau ) tidak gawat dan tidak darurat: rawat
jalan, pasien diperbolehkan pulang
 Meninggal – tak tertolong ( hitam) : dapat langsung dipindahkan ke
ruang jenazah
Rujukan ke ruang tindakan
Memberi label pada pasien sesuai dengan kegawatannya
Menyertakan rekam medisnya
Membawa / merujuk brancart pasien ke ruang tindakan sesuai labelnya
Kegiatan setelah triage
Membersihkan alat / bahan medis setelah dipakai (lihat prosedur
Membersihkan Alat / Bahan Medis).
 Membersihkan ruangan dengan cara :
 Menyapu seluruh ruangan triase dari muka ke belakang.
 Membuang sampah (medis dan non medis) ketempat   sampah
masing-masing.
 Mengepel seluruh lantai dengan menggunakan disinfektan/ lisol.
 Mengembalikan alat-alat pembersih pada tempatnya.
 Mencuci tangan (lihat Prosedur Cuci Tangan)
 Mengumpulkan / membuang sampah medis dan non medis pada
tempatnya (lihat Prosedur Membuang Sampah Medis dan Non Medis).

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 14


Semester Ganjil TA 2021-2022
 Mengembalikan alat/bahan yang telah digunakan pada tempat   semula
(lihat Prosedur pengembalian alat).
Dokumentasi
3  Waktu pelaksanaan (Tanggal, jam)
 Mengisi register kunjungan.
 Membuat laporan yang diperlukan oleh Rumah Sakit/Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten.
 Mengirim laporan secara rutin tiap bulanan.

Keterangan:
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai = Jumlah tindakan yang dilakukan


30
Evaluasi:s

Saran: Sentani, 202


                                                                               Evaluator

.........................

RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)


Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 15
Semester Ganjil TA 2021-2022
A. TUJUAN TINDAKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa mampu melakukan
tindakan pertolongan pertama pada pasien gagal nafas dalam keadaan gawad darurat.

B. TEORI DASAR
1. Pengertian
Resusitasi Jantung Paru adalah satu bentuk tindakan untuk keadaan gawat darurat,
yaitu suatu keadaan ketika korban akan mengalami kematian jika tidak mendapatkan
pertolongan segera. Resusitasi Jantung Paru merupakan usaha yang di lakukan untuk
memfungsikan kembali jantung dan paru-paru. Salah satu tahap pada resusitasi adalah
Basic Life Support (Bantuan Hidup Dasar). Bantuan hidup dasar ini terdiri atas
membuka jalan napas, memeriksa adanya napas, dan kompresi dada. Tahap ini lebih
dikenal dengan metode ABC (Airway, Breathing, Circulation)(Lindon saputra,2013)
Resusitasi Jantung Paru atau CPR adalan tindakan pertama yang dilakukan untuk
mengembalikan fungsi pernapasan (respiratory arrest) dan atau sirkulasi (henti jantung)
pada orang yang mengalami henti napas dan henti jantung karena penyebab tertentu.

2. Tujuan
a. Mencegah terhentinya sirkulasi atau respirasi
b. Melindungi sel otak dari kerusakan yang irreversible akibat hipoksia
c. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami henti jantung atau henti napas.
d. Juga untuk mempertahankan hidup, memulihkan kesehatan, mengurangi penderitaan
dan membatasi kecacatan.

3. Indikasi
a. Gagal Napas
Pernapasan tergangu secara cepat dan dangkal ataupun bradinue merupakan
tanda awal gagal napas dan akan terjadinya henti jantung.
b. Henti Napas
Henti napas didefinisikan sebagai tidak adanya napas. Hal ini dapat disebabkan
oleh sumbatan pada saluran pernapasan, supresi pusat saraf pada otak karena kelebihan
dosis obat, keracunan, asfiksia, kejang, ketidak seimbangan asam – basa atau
elektrolit, tenggelam dan syok listrik.
Jantung dapat terus berdenyut selama beberapa menit setelah napas terhenti. Jika
pada keadaan ini penderita penderita henti napas di berikan bantuan napas, hal ini akan

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 16


Semester Ganjil TA 2021-2022
sangat membantu dan bermanfaat agar penderita tetap hidup dan mencegah henti
jantung.
c. Henti Jantung
Beberapa kondisi dapat menyebabkan jantung mengalami aritmia letal atau
berhenti berdenyut. Jika suplai darah yang masuk ke dalam otot jantung terganggu,
misalnya yang terjadi pada infark miokardium ( seranagan jantung ), jantung dapat
mengalami takikardi ventricular atau vibrasi ventricular, kedua irama tersebut tidak
dapat mendukung kehidupan. Penyebab kontraksi jantung tidak adekuat lainnya yang
mengakibatkan insufisiensi aliran darah keseluruh tubuh (nadi tidak teraba) meliputi
henti napas ,syok listrik, ketidak seimbangan elektrolit, dan penyakit jantung yang
lain. Pernapasan yang terganggu merupakan tanda awal terjadinya henti jantung.

4. Besic life support


a. Airway
Kaji respon klien, panggil bantuan dan atur posisi
Buka jalan napas dengan head tilt-chin lift maneuver,jika ada trauma servikal
dengan jaw thrust maneuver.
b. Breating
Periksa napas lakukan look, listen, feel
c. Circulation

Melakukan head tilt-chin lift

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 17


Semester Ganjil TA 2021-2022
Melakukan jaw thrust manuver

RESUSITASI JANTUNG PARU

ASPEK YANG DINILAI NI


LAI
0 1 2
A. Airway
1. Kaji respon klien ( panggil nama klien, goyangkan bahu klien)
2. Panggil bantuan
3. Atur posisi klien ( terlentang dengan alas datar dank keras)
4. Buka jalan napas dengan head tilt-chin lift maneuver. Jika ada trauma
servikal, buka jalan napas dengan jaw thrust maneuver
Head tilt-chin lift maneuver
a. Letakkan satu tangan dengan telapak tangan menghadap kebawah di atas

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 18


Semester Ganjil TA 2021-2022
dahi.
b. Letakkan jari tangan yang lain di bawah tulang rahang bawah di dekat
dagu. Mulut tidak boleh tertutup penuh dan gigi harus sedikit terbuka.
c. Secara bersamaan tekan dahi pasien ke bawah dengan satu tangan dan
angkat dagu pasien ke atas dengan tangan yang lain.
d. Buka mulut pasien dengan menekan rahang kebawah dengan
menggunakan ibu jari setelah menengadahkan kepala.
Jaw thrust manuver
a. Berlututlah di bagian atas kepala pasien
b. Pada kedua sisi kepala klien, pegang sudut mandibula yang berada tepat di
bawanh cuping telinga di antara ibu jari dan jari telunjuk.
c. Saat menengadahkan kepala pasien, angkat rahang bawah sampai benar-
benar kedepan dan lebih tinggi dari rahang atas.
d. Letakkan siku perawat di permukaan tempat pasien berbaring
e. Tarik kembali bibir bawah dengan menggunakan ibu jari sebelum
memberikan bantuan pernapasan.
B. Breathing
5. Periksa napas. Lakukan look, listen, dan feel
a. Look: Lihat gerakan napas ada atau tidak
b. Listen: dengarkan ada atau tidak suara napas tambahan yang keluar
c. Feel: rasakan adanya aliran udara atau napas yang keluar melalui
mulut atau hidung
6. Jika tidak ada napas, berikan bantuan pernapasan 2 kali
C. Cirkulation
7. Raba nadi selama 5-10 detik. Pada orang dewasa atau anak-anak rabalah nadi
karotis, sedangkan untuk bayi rabalah nadi brakialis.
8. Tentukan titik kompresi dengan benar
a. Dewasa/anak: 2 jari di atas prosesus xifoideus
b. Bayi: 1 jari di bawah garis antarputing
9. Berikan kompresi dada dengan kedalaman dan irama yang sesuai dengan
usia pasien
a. Dewasa: 1,5-2 inci dengan irama 80-100 x/menit, 15:2.
b. Anak-anak: 1-1,5 inci dengan irama 80-100 x/menit. 5:1.
c. Bayi:0,5 inci dengan irama 100 x/menit, 5:1.
10. Periksa arteri setelah 4 siklus ( dewasa/anak) atau 20 siklus pada bayi
11. Jika pasien sudah pulih, letakkan pada posisi stabil
D. DOKUMENTASI

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 19


Semester Ganjil TA 2021-2022
-Hari/tanggal/bulan/tahun….waktu tindakkan, jenis tindakkan yang
dilakukan, Catat pada status klien respon klien serta penemuan-penemuan penting
yang ditemukan selama tindakan, nama dan tanda tangan perawat
TOTAL NILAI

Keterangan:
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Evaluasi:

Saran:
Sentani, 202..
                                                                                                         Evaluator

C. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan RJP / CPR?
2. Sebutkan perbandingan kompresi dengan ventilasi dalam 1 siklus?
3. Sebelum melakukan tindakan RJP, ada beberapa hal yang harus di perhatikan,
sebutkan hal-hal tersebut?

PROSEDUR PEMASANGAN CERVICAL COLLAR


.
A. TUJUAN PEMASANGAN CERVICAL COLLAR
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa mampu melakukan
pemasangan cervical collar

B. TEORI DASAR
1. Definisi
Pemasangan neckcollar adalah memasang alat neckcollar untuk imobilisasi leher
(mempertahankan tulang servikal).

2. Tujuan
a. Mencegah pergerakan tulang servik yang patah( proses imobilisasi serta mengurangi
kompresi pada radiks saraf)

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 20


Semester Ganjil TA 2021-2022
b. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servik dan spinal cord
c. Mengurang ipergerakan leher selama proses pemulihan
d. Mengurangi rasa sakit

3. Indikasi
a. Digunakan pada pasien yang mengalami trauma leher
b. Fraktur tulang servik

Gambar pemasangan neck kollar untuk imobilisasi leher

4. Waktu pemakaian
Kollar digunakan selama satu minggu secara terus-menerus siang dan malam dan dapat di
ubah secara intermiten pada minggu ke dua. Harus diingat bahwa tujuan imobilisasi ini bersifat
sementara dan harus dihindari akibatnya yaitu diantaranya berupa atrofiotot serta kontraktur.
Jangka waktu 1-2 minggu ini biasanya cukup untuk mengatasi nyeri pada sevikal non spesifik.
Apabila disertai dengan iritasi radiks saraf, adakalanya diperlukan waktu 2-3 bulan.
Hilangnya nyeri, tanda spurling dan perbaikan defisit motorik dapat di jadikan indikas
pelepasan kollar.

5. Persiapan alat
a. Neck kollar sesuai ukuran
b. Bantal pasir
c. Hanskun

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 21


Semester Ganjil TA 2021-2022
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN CERVIKAL KOLLAR

Nama mahasiswa      : NIM       :


NIL
N ASPEK YANG DINILAI AI
O. 0 1 2
Persiapan Alat
1 Alat pelindung diri
.
2 Neckolar sesuai ukuran
.
3 Bantal pasir
.
Tahap Pra-interaksi
4 Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
.

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 22


Semester Ganjil TA 2021-2022
5 Siapkan alat-alat dan privasi ruangan dengan memasang
. sampiran
Tahap Orientasi
6 Berikan salam dan panggil nama klien
.
7 Perkenalkan nama perawat
.
8 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
. klien
9 Beri kesempatan kepada klien/keluarga klien untuk bertanya
.
1 Kontrak waktu berapa lama tindakan dilakukan
0.

Tahap Kerja
1 Dekatkan alat ke dekat klien
1.
1 Cuci tangan 6 langkah
2.
1 Pasang masker dan handscoen
3.
1 Atur posisi pasien terlentang, dengan posisi leher segaris/anatomi
4.
1 Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan
5. kepala mulai dari mandibula kearah temporal, demikian juga bagian
sebelah kiri dengan tangan yang lain dengan cara yang sama
1 Petugas lain nya memasukkan neck kollar secara perlahan
6. kebagian belakang leher dengan sedikit melewati leher
1 Leteakkan bagian neck kollar yang bertekuk tepat pada dagu
7.
1 Rekatkan dua sisi neck kollar satu sama lain
8.
1 Pasang bantal pasir dikedua sisi kepala pasien
9.
Tahap Terminasi
2 Evaluasi kegiatan yang telah di lakukan
0.
2 Beri kesan yang positif
1.
2 Akhiri pertemuan & kontak waktu selanjutnya
2.
2 Rapikan alat, lepas handscooen dan masker
3.
2 Cuci tangan 6 langkah
4.
Dokumentasi
2 Hal- hal yang perlu diperhatikan
5. 1. Catat pada setatus klien tindakan yang telah dilakukan, respon klien
serta penemuan penting yang ditemukan selama tindakan
2. Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar
3. Waktu tindakan
4. Nama perawat dan tanda tangan
TOTAL NILAI

Keterangan:

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 23


Semester Ganjil TA 2021-2022
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Evaluasi:

Saran: :
Sentani, 202
                                                                                                 Evaluator

C. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan indikasi di lakukannya pemasangan neckcollar?
2. Sebutkan tujuan di lakukan tidnakan pemasangan neckcollar?
3. Jelaskan prosedur pemasangan neckcollar?

TRANSPORTASI PASIEN
.
A. TUJUAN TRANSPORTASI PASIEN
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa mampu membantu pindah
dari satu tempat ke tempat lain

B. TEORI DASAR
1. Pengertian
Pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan mahluk hidup atau mesin
2. Tujuan

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 24


Semester Ganjil TA 2021-2022
Memindahkan pasien gawat darurat dengan aman tanpa memperberat keadaan
pasien ke sarana kesehatan yang memadai
3. Sarana Transportasi terdiri dari:
a. Kendaraan pengangkat
b. Peralatan medis dan non medis
c. Petugas (tenaga medis/paramedis)
d. Obat-obatan life saving dan life support
4. Persyaratan dalam melakukan transportasi pasien
a. Sebelum diangkat
1. Gangguan pernapasan dan kardiovaskuler telah diatasi
2. Perdarahan telah dihentikan
3. Luka-luka telah ditutup
4. Patah tulang telah difiksasi
Keadaan stabil : Kaji A,B,C, D
b. Selama perjalanan, harus dimonitor
1. Kesadaran
2. Pernafasan
3. Tekanan darah
4. Nadi
5. Keadaan luka
5. Jenis kendaraan
a. Kendaraan darat
1) Angkutan tradisional
Kereta kuda/lembu
Tandu/digotong
2) Angkutan modern
Kendaraan umum roda empat, truk, pick-up
Kereta roda tiga, bemo, becak, bajaj
3) Kendaraan khusus untuk pendidikan: ambulance darat
a) Kendaraan laut
− Angkutan tradisional: perahu dan rakit
− Angkutan modern: kapal, perahu motor dan ambulance laut
b) Kendaraan udara (ambulance udara)
b. Ambulance
Ambulance darat
Fungsi ambulance darat
 Alat transfortasi penderita (200km)

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 25


Semester Ganjil TA 2021-2022
 Sebagai sarana kesehatan untuk menanggulangi pasien gawatdarurat
ditempat kejadian
 Sebagai RS lapangan pada penaggulangan pasien gawatdarurat dalam
keadaan bencana
6. Klasifikasi ambulance
 Ambulance transportasi
 Ambulance gawat darurat
 Ambulance rs lapangan
 Ambulance pelayanan medik bergerak
 Kereta jenazah
 Ambulance air = ambulance darat
 Ambulance udara
Fungsi ambulance udara adalah sebagai alat angkutan udara pasien gawatdarurat dari
lokasi kejadian ke Rumah Sakit
Jenis pesawat udara yg digunakan sebagai ambulance udara
Jenis rotari wing (helikopter -500 km)
Fixed wing (sayap tetap – tak terbatas)

Transportasi korban
Mengangkat korban
Mengangkat dgn alat
Memutar korban
Memindahkan korban
Pemindahan emergency
Pemindahan non emergency
Mengatur posisi korban

MENGANGKAT KORBAN
 Syarat Penolong :
 Kondisi fisik yang baik
 Terlatih
 Menggunakan teknik yang tepat
◦ Sikap tegak dipertahankan
◦ Konsentrasikan beban pada otot paha
◦ Gunakan otot flexor

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 26


Semester Ganjil TA 2021-2022
◦ Titk berat dekat pada tubuh penolong
◦ Usahakan gunakan alat bantu
◦ Jarak kedua tangan/kaki selebar bahu
◦ Kerja tim sangat penting

MENGANGKAT DENGAN ALAT


 Perhatikan posisi awal
 Dua cara pengangkatan menggunakan tandu

PANDUAN DALAM MENGANGKAT PENDERITA :


Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita.
Nilailah beban yang akan diangkat secara bersama, dan bila merasa tidak mampu, jangan
dipaksa.
SELALU KOMUNIKASI SECARA TERATUR DENGAN PASANGAN KITA
 Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki sebelahnya.
 Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat. Punggung harus selalu dijaga lurus.
 Tangan yang memegang menghadap ke depan. Jarak antara kedua tangan yang memegang
(misalnya tandu) minimal 30 cm.
 Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak maksimal tangan
kita ke tubuh kita adalah 50 cm.
 Jangan memutar tubuh saat mengangkat.
 Panduan di atas juga berlaku saat menarik atau mendorong penderita / korban.

PEMINDAHAN PENDERITA DAPAT SECARA :


1. Emergency
2. Non Emergency
Pemindahan penderita dalam keadaan emergency contohnya adalah :
a. Ada api, atau bahaya api atau ledakan.
b. Ketidakmampuan menjaga korban thdp bahaya lain pada TKP.
c. Usaha mencapai penderita lain, yang lebih urgen
d. Ingin RJP korban yg tidak mungkin dilakukan di tempat tersebut.
Apapun cara pemindahan korban trauma selalu ingat kemungkinan patah
tulang leher (cervical)

Pemindahan pasien emergency dan non emergency


1. Pemindahan emergency

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 27


Semester Ganjil TA 2021-2022
• Adanya bahaya jika korban tidak dipindahkan misalnya kebakaran, ledakan
• Ketidakmampuan menghindari pasien dari bahaya lain di tempat kejadian
• Triage sesuai proritas
Pemindahannya dengan cara:
a. Tarikan bahu
b. Tarikan baju
c. Tarikan kaki
d. Tarikan selimut
e. Incline drag
f. Firefighter drag
g. Memapah
h. Membopong
i. Pack strap
j. Dengan satu orang penolong: menjulang, mengendong di punggung
k. Dengan dua orang penolong: memapah

2. Pemindahan non emergensi


• Keadaan sekitar bisa menyebabkan kondisi pasien memburuk
• Anda harus mencapai korban lain
• Untuk melanjutkan perawatan perlu transport pasien atau merujuk ke rumah sakit
• Korban meminta untuk dipindahkan
Pemindahan non emergenci dengan tiga orang penolong

Persiapan alat:
1. Tandu sekop (Scoop stretcher, orthopedic stretcher)
2. Brankar (wheeled strecther)
3. Long spine board
4. Short spine board dan KED (Kindrick extrication device)

Perlengkapan transport pasien


1. Brankar (wheeled stretcher)
Hal-hal yang diperhatikan:
a. Pasien tetap diselimuti
b. Informed concent kepada keluarga
c. Jaga safety pasien (lakukan fiksasi pasien)
d. Atur posisi pasien (brankar bergerak dengan kaki pasien didepan, kepala di
belakang, agar pasien dapat menilai arah perjalanan brankar)

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 28


Semester Ganjil TA 2021-2022
e. Hindari injury. (Jangan meninggalkan pasien sendirian di atas brankar) dan
berjalan dengan hati-hati
2. Tandu sekop (Scoop stretcher, orthopedic stretcher)
Alat yang sangat bermanfaat untuk pemindahan pasien. Bila ada dugaan fraktur
sevical maka dipilih LBS. Tandu sekop bukan alat transportasi tetapi hanya alat
pemindah.
Waktu proses pengangkatan, sebalinya 4 petugas ( satu pada sisi tandu sekop karena
kemungkinan akan melengkung
3. Long Spine Board (LBS)
Sebenarnya bukan alat pemindah tetapi alat fiksasi. Pasien yang difiksasi dengan
LBS tidak akan diturunkan sampai terbukti tidaka da farktur servikal. LBS terbuat
dari bahan yang tidak akan mengganggu pemeriksaan rontgen
4. Short spine board dan KED (Kindrick extrication device)
Lebih merupakan alat ekstraksi. setelah diekstraksi pasien tetap diletakkan pada alat
pemindah yang lain

C. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan transportasi pasien!
2. Sebutkan alat-alat apa saja yang digunakan dalam transportasi pasien!

Panduan Praktikum Laboratorium KMB III Page 29


Semester Ganjil TA 2021-2022

Anda mungkin juga menyukai