Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

SLE (Sistemik Lupus Erythematosus)

Disusun Oleh Kelompok 8 :

1. Desy Ramdani
2. Gerardus Tamokoimu
3. Muhammad Iqbal

YAYASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MASYARAKAT PAPUA (YP3MP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) JAYAPURA


T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat .
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan pendahuluan SLE ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan
pendahuluan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca .

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi laporan pendahuluan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Laporan
pendahuluan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan pendahuluan ini.

Sentani, 15 September 2022

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................3

Pengertian...................................................................................................4
Etiologi........................................................................................................4
Tanda Dan Gejala......................................................................................4
Pataofisiologi...............................................................................................5
Patoflowdiagram........................................................................................6
Penatalaksaan Medis.................................................................................7
Pengkajian Keperawatan.........................................................................7
Diagnosa Keperawatan..............................................................................8
Intervensi ...................................................................................................8
Evaluasi ......................................................................................................9

DAFTAR ISI...............................................................................................10
DOKUMENTASI ......................................................................................11

3
LAPORAN PENDAHULUAN

SLE (Sistemik Lupus Erythematosus)

1. Pengertian
Menurut para ahli reumatologi Indonesia, SLE adalah merupakan penyakit
autoimun sistemik Yng ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap
autoantigen, pembentukan komplek imun, dan disregulasi sistem imun,
sehingga terjadi kerusakan pada beberapa organ tubuh. Perjalanan penyakit
SLE bersifat eksaserbasi yang diselingi periode sembuh. Pada setiap
penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda.
Beratnya penyakit SLE dapat bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan
sampai penyakit yang menimbulkan kecatatan,tergantung dari jumlah dan
jenis antibody yang muncul dan organ yang terlibat (Perhimpunan
Reumatologi Indonesia,2011)

2. Etiologi
Vinay K. dk, (2015) Cacat dasar pada SLE adalah kegagalan untuk
mempertahankan toleransi-diri,yang menyebabkan produksi autoantibodi
dalam jumlah besar yang dapat merusak jaringan baik secara langsung
maupun dalam bentuk endapan kompleks imun. Seperti terjadi pada penyakit
autoimun lain, patogenesis SLE merupakan gabungan dari faktor genetik dan
lingkungan.

3. Tanda dan Gejala


SLE adalah penyakit multisistem yang sangat bervariasi dalam tampilan
klinisnya. Secara khas, penderita adalah wanita mudah dengan sebagai tetapi
kadang-kadang semuanya, dari perangi berikut : ruam menerupai kupu-kupu
diwajah, demam, nyeri dan pembengkakan pada satu atau lebih sendi perifer
( tangan dan pergelangan tangan, lutut, kaki, pergelangan kaki, siku, bahu ),
nyeri dada karena pleurotos dan fotosensitifitas. Walaupun demikian, pada
banyak penderita, tampilan klinis SLE tidak jelas dan meragukan, bentuk

4
seperti penyakit demam yang tidak diketahui sebabnya, kelainan analisis urin
atau penyakit sendi menyerupai artritis reumatika atau demam reuma ( Vinay
K. dkk, 2015 )

4. Patofisiologi
Pada SLE autoantibodi bereaksi dengan antigen anak sendiri untuk
membantu kompleks imun. Kompleks imum berakumulasi dalam jaringan
dan organ, menyebabkan respon inflamasi yang mengakibatkan vasculitis.
Cedera terhadap jaringan dan nyeri. SLE dapat menyerang banyak sistem
organ sehingga gangguan atau kerusakan hebat pada jaringan dimana pun
dalam tubuh dapat terjadi pada beberapa kasus, respon autoimun dapat
didahului oleh reaksi obat, infeksi atau pajanan sinar matahari berlebihan.
Pada anak gejala awal umumnya terkait dengan hematologik, kutaneus dan
musculoskeletal. Penyakit bersifat kronik, dengan priode remisi ( sembuh )
dan eksaserbasi (flare-up) (Kyle Terri dkk, 2014).

5
5. Patoflowgram

Kurang pengetahuan untuk menghindarui


pemajanan patogen
Gangguan Integritas kult
Imunosupresi
Leukopeni
Penurunan hemaglobin

PENATALAKSANAAN
NYERI KRONIS Resiko Infeski:
KELELAHAN Pengkajian
System Lupus
RESIKO INFEKSI Diagnosa Keperawatan
Erythematosus (SLE)
GANGGUAN CITRA Perencanan tindakan
TUBUH Pelaksanaan

Dolor
Kalor
Tumor
Rubor
Fungsiolesa

6
6. Penatalaksanaan Medis
Meskipun SLE tidak diketahui cara penyembuhannya, intervensi dini
sering kali dapat mencegah kerusakan sendi yang serius. Tetapi, yang
berfokus pada pencegahan komplikasi, dan mencegah disfungsi organ obat
yang biasa digunakan mencakup NSAID, kortikosteroid,dan obat
imunosupresif. Ajarkan klien untuk menghindari sinar matahari, intruksikan
mereka untuk istirahat yang adekuat dan pencegahan kelelahan sangat
penting. Terapi gejala musculoskeletal pada SLE serupa dengan terapi untuk
artritis jenis lain: obat, olahraga dan terapi fisik. (Rosdahi, Caroline, 2014).

7. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan proses pertama dalam proses keperawatan.
Pengkajian merupakan metode penggalian informasi atau data yang di
butuhkan untuk menentukan diagnose dan intervensi keperawatan.
Pengakajian dapat dilakukan dengan teknik wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi (Tarwoto dan Wartonah, 2015).
Pengkajian risiko infeksi pada pasien anak dengan SLE menurut Kyle (2014)
sebagai berikut
1) Riwayat kesehatan
Kaji penjelasan lengkap sakit saat ini dan keluhan utama. Tanda dan
gejala umum yang di laporkan selama riwayat kesehatan adalah riwayat
infeksi, keletihan, demam, perubahan berat badan, nyeri atau
pembengkakan pada sendi, kebaal, kesemutan atau rasa dingin pada
ekstremitas, atau perubahan yang memanjang. Kaji untuk faktor risiko,
yang meliputi jenis kelamin wanita; riwayat keluarga; keturunan Afrika.
Amerika Asli, atau Asia; Infeksi terbaru; reaksi obat; atau pajanan sinar
matahari berlebihan.
2) Pemeriksaan Fisik
Ukur suhu dan dokumentasi adanya demam. Obsevasi kulit untuk ruam
malar (ruam yang berbentuk seperti kupu-kupu di pipi): lesi discoid pada

7
wajah, kulit kepela atau leher : perubahan pada pigmentasi kulit: atau
jaringan parut. Dokumentasi alopesia. Inspeksi rongga mulut terhadap
uklus/ulserasi yang tidak terasa nyeri dan sendi untuk edema. Ukur
tekanan darah, karena hipertensi dapat terjadi akibat terpengaruhnya
ginjal. Auskultasi paru: suara napas tambahan dapat ditemukan jika
sistem pulmonal terpengaruh. Palpasi sendi, observasi area nyeri tekan
(pada SLE, gangguan abdomen lebih umum ditemukan pada anak dari
pada orang dewasa).
8. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah suatu pertanyaan yang menggambarkan
respon manusia (keadaan sehat atau pola interaksi atau potensial dari individu
atau kelompok) (Budiono, 2016). Diagnosa keperawatan pada pasien anak
dengan SLE menurut SDKI (2017) salah satunya adanaya resiko infeksi.

9. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah-masalah yang telah
didentifikasi dalam diagnosiskeperawatan (Budiono, 2016). Intervensi untuk
masalah keperawatan resiko infeksi pada pasien anak dengan SLE menurut
Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2019 dan Tim Pokjan SIKI DPP PPNI 2018
sebagai berikut:
1) Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Tingkat Infeksi
2) Intervensi utama:
a) Pemantauan tanda vital
b) Kaji tanda-tanda vital
c) Cuci tangan sebelum dan sesudah setiap melakukan kegiatan
perawatan pasien
d) Anjurkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
e) Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana menghindari infeksu
f) Rawat luka (inpeksi kondisi luka)
g) Ajarkan pasien merawat luka

8
10. Evaluasi
Evaluasi adalah akhir dari proses keperawatan untuk menentukan hasil
tercapainya asuhan keperawatan (Tarwoto dan Wartonah,2015). Evaluasi
untuk masalah keperawatan risiko infeksi pada pasien anak dengan SLE
menurut sebagai berikut:
a) Hasil pengukuram tanda vital pada pasien dalam batas normal.
b) Tidak ditemukan tanda –tanda infeski
c) Cuci tangn sebelum dan sesudah setiap melakukan kegiatan perawatan
pasien
d) Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala infeksi
e) Pasien dan keluarga mengetahui caramenghindari infeksi
f) Kondisi luka baik
g) Pasien dan keluarga mengetahui cara merawat luka

9
DAFTAR PUSTAKA

Vinay Kumar, dkk. (2015). Biuku Ajar Patologi Robbius. Singapura: Elsevier
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Indikator Diagnostik, Esdisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaram Keperawatan Indonesia :
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Tarwanto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.
Rosdahi, Caroline. (2013). Buku Ajar Keperawatan Dasar. (Tampubolon. A.O,
Penerjemah). Jakarta : EGC.
Perhimpunan Reumotologi Indonesia. (2011). Diagnosis dan Pengelolaan Lupus
Eritematosus Sismetik. Jakarta : EGC
Keyle, Terri. (2014). Buku Ajar Keperawatan Pediatric Edisi 2 Vo1.1. Jakarta :
EGC.
Budiono. (2016). Konsep Dasar keperawatan. Jakarta: Kemenkes RI

10
DOKUMENTASI KELOMPOK VIII

11

Anda mungkin juga menyukai