Anda di halaman 1dari 17

Makalah Maternitas keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUS

DISUSUN

KELOMPOK 8 :

ENJEL M. ENTE

NICHOLAS USMAN PAKAYA

SINDY HAIRUNISYA HUMOLUNGO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga Kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Maternitas "ABORTUS”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gorontalo, 15 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

BAB I KONSEP MEDIS..........................................................................................1

A. Definisi.......................................................................................................1
1. Pengertian .............................................................................................1
2. Etiologi .................................................................................................3
3. Patofisiologi...........................................................................................4
4. Pathway.................................................................................................5
5. Manifestasi klinis..................................................................................6
B. Pemeriksaan Laboratorium.........................................................................6
BAB II KONSEP KEPERAWATAN..................................................................7

A. Pengkajian...................................................................................................7
B. Pemeriksaan fisik........................................................................................7
C. Pemeriksaan Laboratorium.........................................................................8
D. Diagnosa Keperawatan................................................................................8
E. Rencana Asuhan Keperawatan....................................................................8
BAB III KESIMPULAN....................................................................................13

A. Kesimpulan...............................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
BAB I
KONSEP MEDIS

A. DEFINISI
1.Pengertian abortus

Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana


janin belum mampuhidup di luar rahim (belum viable), dengan kriteria usia
kehamilan kurang dari &0minggu atau berat badan janin kurang 500 gram.
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. imana
masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari
500gr (Derek liewollyn & jones, 2002)

Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu :


Abortus spontaneous Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak
didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor
alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi :

 Abortus Imminens

Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus


pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens
ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama
kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari
beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri
abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat
berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di
panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah
suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa
minggu.

 Abortus insipiens :

Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan


sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi
lebih sering dan kual perdarahan bertambah. Abortus inkompletus :
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

 Abortus kompletus :

Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada


penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil
konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah
keluar dengan lengkap.

 Abortus Servikalis

Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi


oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya
terkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang
lebih bundar, dengan dinding menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks
membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri
atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan
hasil konsepsi dari kanalis servikalis.

 Missed Abortion

Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu,


tetapi janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau
lebih. Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh
hormone progesterone. Pemakaian Hormone progesterone pada abortus
imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.

 Abortus Habitualis

Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau


lebih berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil,
tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu

 Abortus lnkompletus

Abortus Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada


kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat
atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus
inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang
sedemikian masif sehingga menyebabkan hipovolemia berat.

Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat ) Yaitu:


menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada
umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila
kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum
1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat
terus hidup. Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :

 Abortus medisinalis

abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan


dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan dua sampai tiga tim dokter ahli

 Abortus kriminalis

abortus yang terjadi oleh karena tindakan – tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis..

2. Etiologi

Factor – factor yang menyababkan kematian fetus adalah factor ovum


sendiri, factor ibu, dan factor bapak.

a) Kelainan ovum

Menurut HERTIG dkk dalam Mochtar 2002 pertumbuhan abnormal


dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Menurut penyelidikan
mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9 % disebabkan karena ovum
yang patologis; 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio; dan 9,6%
disebabkan karena plasenta yang abnormal.
Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili.
Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang
kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin
muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan
disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%).
b) Kelainan genitalia ibu

Misalnya pada ibu yang menderita :


Anomaly congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis dll)
Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang
sudah dibuahi, seperti kurangnya progesterone atau estrogen, endometritis,
mioma submukosa Uterus terllu cepat teregang (kehamilan danda, mola)
Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.

c) Gangguan sirkulasi plasenta

Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi,


toksemia gradivarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.

d) Penyakit –penyakit ibu

Misalnya pada Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi


seperti pneumonia, typoid, pielitis, rubeola, demam malta dan sebagainya.
Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi kuman
atau virus pada fetus.
Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol, dll

e) Antagonis Rhesus

Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi
anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

f) Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi

Misalnya terkejut, ketakutan, laparatomi, trauma langsung terhadap


fetus : selaput janin rusak langsung karena instrument, benda, dan obat –
obatan.

3. Patofisiologi

Pada permulaan, terjadinya perdarahan pada desidua basalis, diikuti


oleh nekrosis jaringa sekitarnya, kmudian sebagian atau seluruh hasil
konsepsi terlepas. Karena dianggap bendaasing mak uterus berkontraksi
untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua
terlalu dalam; sedangkan paa kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak
dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena
itu akan banyak terjadi pendarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu
janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar
dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak
jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola
kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

4. Pathway

5. Manisfestasi klinis

1. terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.


2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah atau
kesadaran menurun,tekanan darah normal atau menurun, denyut
nadi normal atau cepat dan kecil,suhu badan normal atau
meningkat.
3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya aringan hasil
konsepsi.
4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai
nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.

B. PEMERIKSAAN LAB

1. Test HCG urine indicator kehamilan positif.positif bila janin masih


hidup,bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus.
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
3. Kadar hemoglobin status hemodinamika penurunan (<10 mg%)dan
pemeriksaan pada fibrinogen darah pada missed abortion.
4. Kadar sdp resiko infeksi meningkat (>10000 U/dl)
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUS

A. Pengkajian
1. Identitas klien :
Meliputi nama, usia, alamat, agama ,bahasa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, dan
diagnosa medis. Ibu hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun rentang terjadi aborsi pada kandungannya. Pendidikan dan
pekerjaan yang semakin berat akan meningkatkan resiko aborsi
2. Keluhan utama :
Dalam kasus abortus masalah yang banyak dikeluhkan pasien pada
umumnya adalah rasa nyeri pada bagian abdomen. Tingkat nyeri yang
dirasakan dapat menunjukkan jenis aborsi yang terjadi.
3. Riwayat kesehatan :
Riwayat kesehatan yang dimonitor adalah riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu(faktor pendukung terjadinya aborsi misalnya
mioma uteri) dan keluarga(faktor genetik), riwayat pembedahan ( seksio
sesaria atau tidak), riwayat penyakit yang pernah dialami(misal :
hipertensi, DM, typhoid, dll), riwayat kesehatan reproduksi, riwayat
seksual, riwayat pemakaian obat(misalnya : obat jantung), pola aktivitas
sehari – hari.
B. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breath)
- RR= 18 x/menit
- Tidak ada suara nafas tambahan
- Tidak menggunakan alat bantu pernafasan

b. B2 (Blood)
- Tekanan darah : 60/40 mmHg
- Nadi : 50x/menit
- Suhu : 39o
- Hb : 5 gr/Dl
- Leukosit : 15.000
- Golongan darah : A
- Akral dingin
- CRT > 2 detik
c. B3 (Brain)
- Stupor, tidak mengalami gangguan tidur
d. B4 (Bladder) : -
e. B5 (Bowel)
- Nyeri di daerah perut
- Penurunan nafsu makan
- Frekuensi BAB 1 x/hari, berbau khas, konsistensi
f. B6 (Bone)
- Turgor kulit baik
- Pergerakan dalam batas normal
g. Psikologis
- Ansietas
h. Sosial
Hubungan dengan suami dan keluarga : baik

C. Pemeriksaan Laboratorium
a. darah : leukosit naik 15.000
Hb : 5 gr/dL

D. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko syok b.d perdarahan
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
c. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan
d. Risiko infeksi b.d penurunan hemoglobin
e. Ansietas b.d kurang terpapar informasi

E. Rencana Asuhan Keperawatan


a. Risiko syok b.d perdarahan
Kriteria hasil :
- Tingkat kesadaran meningkat
- Pucat membaik
- Frekuensi nadi membaik
- Frekuensi napas membaik
Intervensi Keperawatan :
Observasi :
- Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi napas, TD, MAP)
- Monitor status cairan ( masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
Terapeutik :
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94 %
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala awal syok
- Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala
awal syok
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian tranfusi darah

b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan


Kriteria hasil :
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari – hari meningkat
- Kecepatan berjalan meningkat
- Perasaan lemah menurun
- Tekanan darah membaik
Intervensi Keperawatan :
Observasi :
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan

c. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan


Kriteria hasil :
- Kesejahteraan fisik meningkat
- Dukungan sosial dari keluarga meningkat
- Keluhan tidak nyaman menurun
- Gelisah menurun
- Kebisingan menurun
- Menyalahkan diri sendiri menurun
- Kewaspadaan membaik
Intervensi keperawatan :
Observasi :
- Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
Terapeutik :
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik
atau tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi :
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi

d. Risiko infeksi b.d penurunan hemoglobin


- Kebersihan badan meningkat
- Nafsu makan meningkat
- Kultur darah membaik
Intervensi Keperawatan :
Observasi :
- Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik :
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit dan pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
-
e. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
Kriteria hasil :
- Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
- Perilaku gelisah menurun
- Konsentrasi membaik
- Pola tidur membaik
- Perasaan keberdayaan membaik
Intervensi Keperawatan :
Observasi :
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
Kondisi,waktu,stressor)
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda – tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik :
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi :
- Jelaskan prosedur, termasuk sensai yang mungkin dialami
- Informasikan secara fraktual mengenai diagnosis,pengobatan, dan
prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana


janin belum mampuhidup di luar rahim (belum viable), dengan kriteria usia
kehamilan kurang dari &0minggu atau berat badan janin kurang 500 gram.
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. imana
masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari
500gr (Derek liewollyn & jones, 2002)

Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu :


Abortus spontaneous Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak
didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor
alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi :

a. Abortus Imminens
b. Abortus insipiens
c. Abortus kompletus
d. Abortus Servikalis
e. Missed Abortion
f. Abortus Habitualis
g. Abortus lnkompletus
h. Abortus medisinalis
i. Abortus kriminalis

B. Saran

Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna


sehingga penulis
mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga
makalah ini
bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi
kami guna
evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Morgan, (2011).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa: I Made
K., Nimade S

Hamilton, C.M. 1995. Dasar – dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6,


EGC : Jakarta

MansJoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, jilid I. Media Aesculapius :


Jakarta

Marylin E. D. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 : Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. ILMU KEBIDANAN. Tridasa Printer :


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai