DI SUSUN OLEH
NESIA KARUNDENG
NIM.202141160
DOSEN
DR. IR. FRANKY R. TULUNGEN, MS. DEA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna rahmat dan tuntunan-Nya Makalah ini
boleh selesai dengan baik. Makalah ini khususnya membahas tentang “ABORSI PADA REMAJA”.
Terima kasih untuk semua yang menopang, orang tua, teman-teman yang selalu mensuport sehingga
makalah ini selesai dengan baik. Adapun makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen yang
terkasih Bpk DR. IR. FRANKY R. TULUNGEN, MS., DEA, kiranya Makalah ini dapat menambah
wawasan para pembaca sehingga dapat mengerti bahaya Aborsi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN REMAJA
B. PENGERTIAN ABORSI
C. DAMPAK ABORSI
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aborsi atau bahasa ilmiahnya adalah Abortus Provocatus, merupakan cara yang paling
sering digunakan mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan, meskipun merupakan cara
yang paling berbahaya. Abortus Provocatus dibagi dalam dua jenis, yaitu Abortus Provocatus
Therapeuticus dan Abortus Provocatus Criminalis. Abortus Provocatus Therapeuticus
merupakan Abortus Provocatus yang dilakukan atas dasar pertimbangan kedokteran dan
dilakukan oleh tenaga yang mendapat pendidikan khusus serta dapat bertindak secara
profesional. Sementara Abortus Provocatus Criminalis adalah Abortus Provokatus yang
secara sembunyi-sembunyi dan biasanya oleh tenaga yang tidak terdidik secara khusus,
termasuk ibu hamil yang menginginkan perbuatan Abortus Provocatus tersebut.Abortus
Provocatus Criminalis merupakan salah satu penyebab kematian wanita dalam masa subur di
negara-negara berkembang.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian dari Remaja ?
2. Pengertian Aborsi ?
3. Mengetahui Dampak Positif dan Negatif Aborsi ?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif tersebut ?
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu Remaja.
2. Untuk Mengetahui apa itu Aborsi.
3. Untuk mengetahui dampak dampak positif dan negatif Aborsi.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif Aborsi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN REMAJA
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak
dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah
masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Dalam mempelajari perkembangan remaja, remaja dapat didefinisikan secara biologis
sebagai perubahan fisik yang ditandai oleh permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan
fisik; secara kognitif, sebagai perubahan dalam kemampuan berpikir secara abstrak atau
secara sosial, sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa. Perubahan pubertas
dan biologis utama termasuk perubahan pada organ seks , tinggi, berat, dan massa otot, serta
perubahan besar dalam struktur otak. Kemajuan kognitif mencakup peningkatan pengetahuan
dan kemampuan berpikir secara abstrak dan bernalar secara lebih efektif.
B. PENGERTIAN ABORSI
Aborsi adalah praktik menghentikan kehamilan dengan jalan menghancurkan janin dalam
kandungan. Alasannya beraneka ragam, tetapi di Indonesia aborsi hanya bisa dilakukan
karena alasan medis dan untuk korban pemerkosaan. Praktiknya yang tidak aman juga
memiliki risiko kesehatan.
C. DAMPAK ABORSI
1. Dampak Positif Aborsi
Alasan medis untuk melakukan aborsi. Banyak orang menentang tindakan aborsi yang
dilakukan wanita. Namun dalam kasus tertentu, aborsi atau menggugurkan kandungan
secara sengaja ternyata dibolehkan, asalkan ada alasan medis di baliknya. Apa saja?
Simak selengkapnya seperti yang dilansir dari Live Strong berikut ini.
Kebanyakan kasus keguguran lebih berisiko bagi kesehatan wanita daripada aborsi.
Misalnya saja pendarahan, ketidaksuburan, dan rasa sakit yang berlebihan. Jadi ketika
dokter mengetahui bahwa janin pasti akan gugur (dengan ciri-ciri detak jantung janin
sudah tidak ada atau kadar darah menurun drastis), metode aborsi justru lebih dianjurkan
untuk dilakukan.
- Bayi cacat
Teknologi membantu ahli medis untuk mendeteksi apakah ada yang tidak
beres dengan kehamilan wanita. Melalui pemeriksaan ultrasonik, tes darah, dan
metode lainnya, wanita bisa tahu apakah anaknya berisiko lahir cacat atau tidak.
Jika risiko cacat cukup tinggi, biasanya dokter menyarankan untuk melakukan
aborsi. Sebab jika dipaksakan untuk melahirkan, anak juga akan menderita atau
bahkan langsung meninggal dan tidak punya kesempatan hidup dalam waktu
lama.
- Kondisi kesehatan ibu
Kondisi medis tertentu yang muncul selama hamil kemungkinan bisa
membahayakan nyawa ibu. Penyebabnya bisa jadi adalah karena kehamilan itu
sendiri atau penyakit lain (seperti kanker yang baru terdeteksi). Dalam kasus
seperti ini, wanita pun diberi pilihan apakah harus tetap menjaga janin dalam
kandungannya tetapi nyawanya sendiri yang terancam atau aborsi demi
menyelamatkan ibu.
2. Dampak Negatif Aborsi
- Risiko Komplikasi Aborsi
Setelah aborsi, wanita biasanya akan mengalami keluhan nyeri atau kram
perut, mual, lemas, dan perdarahan ringan selama beberapa hari. Pada kondisi
tertentu, tindakan aborsi dapat menimbulkan masalah kesehatan serius dalam
waktu beberapa hari hingga sekitar 4 minggu setelahnya. Beberapa bahaya aborsi
yang dapat terjadi adalah:
- Perdarahan
Salah satu risiko yang sering terjadi setelah aborsi adalah perdarahan berat
melalui vagina. Aborsi kehamilan di bawah 13 minggu memiliki risiko perdarahan
yang lebih kecil dibandingkan kehamilan yang usianya sudah di atas 20 minggu.
Perdarahan berat juga lebih berisiko terjadi jika masih ada jaringan janin atau ari-
ari yang tertinggal di dalam rahim setelah aborsi. Untuk menanganinya,
diperlukan transfusi darah dan tindakan kuret untuk mengangkat sisa jaringan.
- Infeksi
Infeksi merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi akibat aborsi.
Kondisi ini biasa ditandai dengan munculnya keputihan yang berbau, demam, dan
nyeri yang hebat di area panggul. Pada kasus infeksi yang berat, bisa
terjadi sepsis setelah aborsi.
- Kerusakan pada rahim dan vagina
Bila tidak dilakukan dengan benar, aborsi dapat menyebabkan kerusakan pada
rahim dan vagina. Kerusakan ini dapat berupa lubang maupun luka berat pada
dinding rahim, leher rahim, serta vagina.
- Masalah psikologis
Tak hanya masalah fisik, trauma psikologis juga dapat dirasakan oleh wanita
yang menjalani aborsi. Perasaan bersalah, malu, stres, cemas,
hingga depresi merupakan beberapa masalah psikologis yang banyak dialami oleh
wanita setelah menjalani aborsi.
- Kemungkinan untuk Kembali Hamil
Dalam waktu 4-6 minggu setelah aborsi, haid akan kembali seperti biasa.
Dengan kata lain, pasien dapat hamil lagi setelah aborsi. Namun, pasien perlu
melakukan pemeriksaan rutin selama setidaknya 2 minggu setelah aborsi,
guna memastikan aborsi yang dilakukan berhasil dan tidak menimbulkan
komplikasi.
Setelah aborsi, risiko gangguan kesuburan tetap ada jika pasien mengalami
perdarahan parah, infeksi pada rahim yang tidak ditangani, atau kerusakan dinding
rahim. Selain dapat menimbulkan masalah kesuburan, hal-hal tersebut juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik dan persalinan prematur di
kehamilan berikutnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Aborsi hanya boleh dilakukan atas alasan medis untuk korban pemerkosaan dan alasan
medis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.halodoc.com/artikel/fakta-mengenai-aborsi-yang-perlu-dipahami
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Remaja
https://m.merdeka.com/sehat/alasan-medis-untuk-melakukan-aborsi.html
https://www.alodokter.com/perhatikan--bahaya-aborsi-sebelum-melakukannya
https://radioedukasi.kemdikbud.go.id/read/787/pencegahan-aborsi-dengan-kebudayaan-dan-
pendidikan.html