Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN


DIARE

Di Susun Oleh : Kelompok IV


1. Adelia Tiba
2. Jefrina Tanamera
3. Lusi Priskila Manas
4. Meskelina Susana Homer
5. Miriam Selviana Mariang
6. Naomi Febiola Kambuaya
7. Nikolaus Boli Lolonrian
8. Eflen sulita khlumbless

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA(YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
PAPUA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah melimpah berkah dan
rahmat nya sehingga kita masih dapat menghirup nafas kehidupan sampai saat ini,dan restu nya
lah kita di beri kesehatan yang baik sehingga kita dapat menyelesaikan tugas kelompok yang
berjudul Asuhan Keperawatan Anak Diare.
Tidak lupa kami mengucapkan permohonan maaf apa bila dalam proses penulisan tugas
makalah yang berjudul Asuhan Anak Diare penepatan kata yang salah kami mintah maaf , kami
hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kelemahan dan kekurangan.
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................I
Kata Pengantar.......................................................................................................II
Daftar Isi................................................................................................................III
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.....................................................................................1
BAB II Pembahasan
A. Definisi....…………………………………........................................2
B. Anatomi Dan Fisiologi……................................................................2
C. Etiologi................................................................................................2
D. Patofisiologi dan Pathways.................................................................2
E. Komplikasi..........................................................................................5
F. Fokus Pengkajian................................................................................6
BAB III Penutup
A. Kesimpulan........................................................................................9
B. Daftar Pustaka....................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare merupakan masalah kesehatan yang cukup banyak dialami oleh penduduk
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya angka penderita diare dari tahun ke
tahun. Didunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian
kejadian tersebut terjadi di negara berkembang.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefenisikan diare sebagai kejadian buang
air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi kalau atau lebih
selama 1 hari atau lebih. Defenisi ini lebih menekankan pada konsistensi tinja dari pada
frekuensinya. Jika frekuensi BAB meningkat namun konsistensi tinja padat, maka tidak
disebut sebagai diare.
B.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi)  dengan jumlah Tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat,
dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air
besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu
diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
B. Etiologi
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus),
parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak
kutang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
C. Patofisiologi Dan Pathways
Pada umumnya timbulnya diare karena passage bolus terlalu cepat dan
terganggunya reabsorbsi air dalam usus besar, sehingga menyebabkan sering buang air
besar (Hadi, 1999). Pendapat senada dikemukakan oleh staf pengajar ilmu kesehatan
anak FKUI (2002) yang menambahkan tentang mekanisme timbulnya diare:
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus berlebihan ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsang tertentu (misal : oleh tokisn) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare.

faktor infeksi F malabsorbsi F makanan F. Psikologi


KH,Lemak,Protein

Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat   cemas
kembang dlm             tik     diserap
  usus

Hipersekresi air pergeseran air dan             hiperperistaltik


dan elektrolit elektrolit ke rongga
(    isi rongga usus)           usus menurunya kesempatan usus
menyerap makanan

DIARE

Frek. BAB meningkat         distensi abdomen

Kehilangan cairan & elekt integritas kulit         


berlebihan      perianal

gg. kes. cairan & elekt As. Metabl mual, muntah

Resiko hipovolemi syok   sesak nafsu makan 

Gang. Oksigensi BB menurun

      
         Gangg. Tumbang
D. Komplikasi
Masalah yang terjadi kepada anak yang mengalami diare terbagi atas tiga bagian:
1. Diare tampa dehidrasi
Tandadiare tampa dehidrasi, bila terdapat dua tanda dibawah ini atau lebih:
a. Keadaan umum : Baik
b. Mata : Normal
c. Rasa haus : Normal, minum biasa
d. Turgor kulit : Kembali cepat
Dosis oralit bagi penderita diare tampa dehidrasi sebagai berikut:
a. Umur < 1 tahun : 2/4-1/2 gelas setiap kali anak mencret
b. Umur < 1-4 tahun : ½-1 gelas setiap kali anak mencret
c. Umur > 5tahun : 1-1 1/2 gelas setiap kali anak mencret
2. Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang
Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang, bila terdapat dua tanda dibawah ni atau
lebih:
a. Keadaan umum: gelisah, rewel
b. Mata : cekung
c. Rasa haus : haus, ingin minum banyak
d. Turgor kulit : kembali lambat
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/kg berat badan dan
selajutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tampa dehidrasi
3. Diare dehidrasi berat
Diare dehidrasi berat, bila terdapat dua tanda dibawah ini atau lebih:
a. Keadaan umum: lesu, tidak sadar
b. Mata: cekung
c. Rasa haus: tidak bisa minum atau malas minum
d. Turgor kulit kembali sangat lamabat ( lebih dari dua detik )
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke fasilitas
kesehatan terdekat untuk diberi infus.
E. Fokus Keperawatan
a. Pengkajian
1) Kaji riwayat diare
2) Kaji status hidrasi: ubun-ubun, turgor kulit, mata, membran, mukosa mulut.
3) Kaji tinja: jumlah, warna, bau, konsistensi dan waktu buang air besar.
4) Kaji intake dan output ( pemasukan dan pengeluaran )
5) Kaji berat badan
6) Kaji tingkat aktivitas anak
7) Kaji tanda-tanda vital
b. Diagnosa Keperawatan
1) Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan
encer
2) Risiko gangguan integritas kulit berhubung dengan seringnya buang air besar
3) Risiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksi kuman di area atau
kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
pemasukan dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan
5) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak
6) Cemas dan takut pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan
kondisi sakit
c. Perencanaan
1) Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal yang di tandai
dengan pengeluaran urene sesuai.pengisian kembali kapiler(capillary refill)kurang
dari dua detik,turgor kulit elastis membran mukosa lembab,dan berat badan tidak
menunjukan penurunan.
2) Anak tidak menunjukan gangguan integritas kulit yang ditandai dengan kulit utuh
dan tidak lecet.
3) Tidak terjadi penularan diareh pada orang lain.
4) Anak akan toleran dengan diet yang sesuai yang ditandai dengan berat badan
dalam batas normal dan tidak terjadi kekambuhan diareh.
5) orangtua dapat berpartisipasi dalam perawatan anak.
6) Anak dan orangtua menunjukan rasa cemas atau takut berkurang yang ditandai
dengan orangtua yang aktif merawat anak ,bertanya dengan perawat atau dokter
tentang kondisi dan kelarifikasi ,dan anak tidak menangis.
d. Implementasi
1) Meningkatkan hidrasi dan keseimbangan elektrolit
a) Kaji kasus hidrasi: ubun-ubun mata turgor kulit, dan membran mukosa
b) Kaji pengeluaran urine: gravitasi urine, atau berat jenis urine(1, 005-1,020)
atau sesuai dengan usia pengeluaran urine1-2 ml/kg per jam
c) Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
d) Monitor tanda-tanda vital
e) Pemeriksaan laboratorium sesuai program elektrolit HT, PH dan serum
albumin.
f) Pemberian cairan dan elektrolit sesuai protokol ( dengan oralit dan cairan
parenteral bila ada indikasi).
g) Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program
h) Anak diistirahatkan
2) Mempertahankan keutuhan kulit
a) Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar.
b) Gunakan kapas lembab atau sabun bayi( atau PH normal untuk membersihkan
anus setelah buang air besar.
c) Hindari dari pakaian dan alas tempat tidur yang lembab.
d) Ganti popok atau kain apabila lembab /basah .
e) Gunakan obat krim Bila perlu untuk keperawatan perineal.
3) Mengurangi dan mencegah infeksi
a) Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan pengunjung
b) Segera bersihkan dan angkat bekas buang air besar dan tempatkan pada
tempat yang khusus.
c) Gunakan standar pencegahan universal seperti gunakan sarung tangan dan
lain-lain
d) Tempatkan pada ruangan khusus
4) Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimum
a) Timbang berat badan anak setiap hari
b) Monitor intake dan output ( pemasukan dan pengeluaran
c) Setelah dehidrasi berikan minuman oral dengan sering dan makan yang sesuai
dengan diet dan usia dan atau berat badan anak..
d) Hindari minuman buah-buahan
e) Lakukan kebersihan mulut setelah habis makan.
f) Bagi bayi ASI tetap diteruskan
g) g. Bila bayi tidak toleran dengan Asi berikan formula yang rendah laktosa.
5) Meningkatkan pengetahuan orang tua
a) Kaji tingkat pemahaman orang tua
b) b ajarkan tentang prinsip diet dan kontrol diare
c) Ajarkan kepada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari
kontaminasi
d) Jelaskan tentang penyakit dan pengobatan
e) Jelaskan pentingnya kebersihan.
6) Menurunkan rasa takut /cemas pada anak dan orang tua
a) Ajarkan pada orang tua untuk mengespresikan perasaan rasa takut dan
cemas:dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati dan sentuhan
terapeutik
b) Gunakan Komunikasi terapeutik: kontak mata, sikap tubuh dan sentuhan
c) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua
d) Libatkan orang tuan dalam perawatan anak
e) Jelaskan kondisi anaperawata, pengobatan dan perawatan
e. Perencanaan Pemulangan
1) Jelaskan penyebab diare.
2) Ajarkan untuk mengenal komplikasi diare.
3) Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan;ajarkan tentang standar
pencegahan.
4) Ajarkan perawatan anak; pemberian makanan dan minuman (misalnya oralit).
5) Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan mata cekung, turgor
kulit tidak elastis, membran mukosa kering.
6) Jelaskan obat-obatan yang diberikan; efek samping dan kegunaannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai