Disusun oleh:
1. Antoni adi pradana
2. Muhlis
3. Hidayat
4. Yutina endang pramita
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 KELAINAN KONGENITAL ( CACAT BAWAAN).....................................4
2.1.1 Pengertian Cacat Bawaan........................................................................4
2.1.2 Cacat Bawaan Gastrointesisnal...............................................................4
2.1.3 Cacat Bawaan Pada Usus Besar..............................................................6
2.1.4 Cacat Bawaan Pada Organ Viscera........................................................7
2.1.5 Cacat Bawaan Pada Sistem Genitalia Pria.............................................8
2.1.6 Cacat Bawaan Pada Daerah Kepala.......................................................9
2.2 KELAINAN HEREDITER (PENYAKIT KETURUNAN).........................10
2.2.1 Pengaruh Kromosom Pada Kesehatan Tubuh.....................................10
2.2.2 Susunan Kromosom...............................................................................11
2.2.3 Biokimia Kromosom...............................................................................12
2.2.4 Mitosis dan Meiosis................................................................................12
2.2.5 Faktor-Faktor Yang Dapat Menimbulkan Kelainan Kromosom 13
2.2.6 Virus Diketahui Dapat Mengubah DNA Pada Kuman........................13
2.2.7 Klasifikasi Penyakit Herediter...............................................................15
BAB III............................................................................................................................23
PENUTUP........................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUA
N
1.1 LATAR BELAKANG
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat
merupakan sebab terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera lahir. Sebab
kelainan-kelainan kongenital alat alat genital yaitu faktor lingkungan, seperti
keadaan endometrium yang mempengaruhi nutrisi mudgah, penyakit metabolik,
penyakit virus, akibat obat-obat teratogenik dan lain-lain. Sebagian besar kelainan
tidak mengikutsertakan ovarium atau genitalia eksterna, sehingga banyak
diantaranya tidak menampakkan diri sebelum menarche atau sebelum perkawinan.
Penyakit keturunan adalah suatu penyakit kelainan genetik yang diwariskan dari
orangtua kepada anaknya. Namun ada orangtua yang hanya bertindak sebagai
pembawa sifat (carrier) saja dan penyakit ini baru muncul setelah dipicu oleh
lingkungan dan gaya hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kelainan congenital?
2. Apa saja kelainan–kelainan congenital?
3. Apa yang dimaksud dengan penyakit keturunan?
4. Apa saja penyakit-penyakit keturunan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kelainan
congenital?
2. Untuk mengetahui apa saja kelainan–kelainan congenital?
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit keturunan?
4. Untuk mengetahui apa saja penyakit-penyakit keturunan?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Sumbing pada bibir bawah yang biasanya disebut Sindroma Piere Robin
yang terdiri dari:
5
4. Atresia dan sinosis
Kelainan ini terjadi karena herniasi ke atas dari lambung melalui lubang
(hiatus oesofagus), sehingga bagian lambung yang menyembul itu berada
diatas diafragma. Gejala lainnya berupa rasa tidak enak dan rasa penuh
didaerah epigastrium sesudah makan.
Penyakit Hirchsprung
6
MEISNER dan plexus aurebach pada Usus besar. Disini sebagian rectum dan
kadang-kadang sebagian sigmoid tidak mendapat persyarafan (keadaan tanpa
ganglion). Gejala khas adalah segmen usus proximal mengembang. Sedangkan
segmen usus yang mengalami kelainan tidak terdengar peristaltic. Sebanyak 4%
dari saudara kandung terkena (kelainan genetik).
7
yang seringkali bilateral. Kadang-kadangjuga berupa kista ada juga dalam bentuk
perpaduan kedu ginjal.
8
Seringkali berkombinasi dengan gangguan turunnya testis serta
malformasi kandung kemih, dan lain-lain.
2. Phimosis
Lubang preputium terlalu kecil sehingga retraksinya melewati glans penis
tidak dimungkinkan. Kelainan ini selain akibat bawaan juga bisa Karena
jaringan parut bekas radang. Akibat selanjutnya adalah akumulasi secret
dan smegma di bawah preputium yang selanjutnya terkena infeksi
sekunder dengan pembentukan jaringan parut.
Radang pada glans penis dan preputium yang bersamaan dengan phimosis
disebut Balanopostitis. Bila preputium sering ditarik paksa maka akan
berakibat konstriksi, nyeri, dan bengkak.
Hidrosefalus
Pada keadaan ini volume cairan cerebrospinal (CSS) meningkat. Ada pula
hidrosefalus dengan tekanan yang normal (H.Kompensatoris), pada jenis ini
volume meningkat karena volume otak menurut. Pada H dengan tekanan CSS
tinggi terjadi karena pola sirkulasi CSS. Bila terjadinya obstruksi pada masa janin
dimana sutura dan tulang tengkorak belum bersatu, maka kepala bisa membesar
dan mengurangi akibat buruk dari tingginya tekanan CSS. (dapat dicegah dan
dapat ditunda).
9
2.2 KELAINAN HEREDITER (PENYAKIT KETURUNAN)
10
kebanyakan diantaranya memiliki kelainan genotip yang kurang ekstirm sehingga
individu masih dapat melewati fase perkembangan embrio dan kelahiran.
Diperkirakan 50% dari abortus spontan terdapat kelainan kromosom yang bisa
diperlihatkan. Dengan semakin berkembangnya penelitian Genome manusia,
semakin banyak pula rahasia kelainan genetik yang dapat terjawab, berkat
kemajuan biologi molekuler dan teknologi rekombinan DNA.
11
2.2.3 Biokimia Kromosom
Sel yang baru, dibentuk dengan cara pembelahan sel yang berlangsung secara
mitosisatau meiosis. Mitosis menghasilkan sel yang susunan gennya diploid (23
pasang), sedangkan meiosis menghasilkan sel gamet yang susunan gennya
haploid (23 unit). Bila 2 sel gamet, yaitu ovum dan spermatozoon, bersatu maka
hasilnya adalah sel baru yang diploid. Susunan DNA pada sel baru hasil mitosis
atau meiosis sama dengan susunan DNA pada sel induk. Hal ini menyebabkan
bahwa bahwa sel baru mempunyai cirri-ciri yang sama dengan sel induk. Dalam
sel yang diploid sepasang gen daripada kromosom dapat terdiri atas 2 komponen
yang identik, keadaan ini disebut Homozigot.
Sebaliknya sepasang gen terdiri atas komponen yang berlainan, keadaan ini
dinamai heterozigot. Gen yang dalam keadaan tunggal (heterozigot) dapat
mempengaruhi sifat individu dinamai gen yang dominan. Gen yang dalam
keadaan heterozigot tidak menunjukkan pengaruhnya dinamai gen yang resesif.
Gen pada penyakit Anemia sickle cell (Sel Sabit), bersifat resesif, yang hanya bila
(gen ini) terdapat dalam keadaan homozigot akan terjadi gejala-gejala klinik.
Seseorang yang
12
mempunyai gen sickle cell anemia dalam keadaan heterozigot tidak menunjukkan
gejala-gejala klinik dan ia dinamai “sickle cell trait”.
Usia ibu yang lanjut berkolerasi dengan frekuensi sindrom Down yaitu suatu
kelainan herediter yang disertai defisiensi mental dan mata sipit sebagai pada ras
mongol.
Berbagai zat kimia dapat mengubah susunan gen. Diantaranya obat- obatan
anti kanker mempunyai pengaruh terhadap kromosom sebagai halnya radiasi.
Kelainan kromosom sering amat kecil hingga tidak tampak degan mikroskop,
kelainan demikian hanya dapat disimpulkan daripada terdapatnya kelainan fungsi
atau penyakit pada individu (fenotip).
Berikut ini dijelaskan beberapa istilah dalam ruang lingkup genetika yakni:
DOMINAN artinya bila terdapat satu saja gen abnormal pada pasangan
kromosom maka akan berakibat kelainan.
RESESIF, kelainan baru nampak bila terdpat dua gen abnormal pada
pasangan kromosom
X-LINKED gen abnormal yang diturunkan melalui kromosom kelamin.
NONDISJUNCTION akan diuraikan dibawah ini.
13
Pada X-Linked, hampir selalu terjadi pada pria oleh karena tidak adanya salinan
(kopi) gen normal pada kromosom Y (Alel) maka pria disebut berada dalam
keadaan Homozigot untuk gen-gen pada kromosom X.
NONDISJUNCTION
Sewaktu mitosis atau meiosis maka pada saat saat anaphase pasangan
kromosom harus berpisah dan masing-masing menuju kedua inti yang baru.
Kadang-kadang perpisahan kromosom ini tidak terjadi dan seluruh pasangan
bergerak ke satu inti. Akibatnya ialah satu inti akan kelebihan satu kromosom dan
yang lain kekurangan satu kromosom. Bila kromosom ini menyangkut kromosom
biasa maka keadaan ini dinamai trisomi autosom, sedangkan bila berupa
kromosom seks menyebabkan adanya kromosom seks extra. Contoh trisomi ialah
trisomi 21 yang dikenal dengan Sindrom Down dan yang terdiri atas ciri-ciri
defisiensi mental, pertumbuhan lambat, muka mongoloid. Pasangan kromosom
seks yang normal ialah XX pada wanita dan XY pada laki-laki.
14
wanita yang steril dan mental terbelakang. Individu XXY adalah laki-laki yang
secara klinik menunjukkan “Sindrom Klinefelter” yang terdiri atas dysplasia
tubuli testis disertai sterilitas, bentuk tubuh eunuchoid (laki-laki yang dikebiri).
Bila tidak ada kromosom Y, misalnya pada XO maka terjadi individu dengan
Sindrom Turner yaitu wanita yang pendek, genetalianya kurang berkembang,
amenorrthoea, steril dan sering mengalami mental terbelakang. Kebanyakan
wanita dengan Sindrom Turner inti selnya tidak mengandung kromatin seks.
1. Kelainan Mendel
2. Kelainan Multigenetik atau poligenik
3. Kelainan pada gen kromosom seks
Ekspresi fenotip dari gen dapat terjadi dalam satu dari 4 macam pola
keturunan: dominan otosomal, resesif otosomal, dominan terkait X, dan resesif
terkait X (Mendelian). Dalam tulisan, sifat bawaan dominan ditunjukkan dengan
huruf kecil.
Ada tiga kemungkinan dari genotip, AA, Aa, dan aa. Jika ada 2 alel (bentuk-
bentuk alternatif dari sebuah gen pada tempat yang sama dalam kromosom), A
dan a, pada sebuah lokus. Individu mempunyai 2 gen yang sama, AA atau aa
disebut homozigot utnuk gen tersebut, dan individu yang mempunyai Aa disebut
heterozigot untuk gen tersebut. Jika sifat bawaan dominan, maka ia selalu
bermanifestasi bila individu tersebut mempunyai gen A meskipun ada gen dari
heterozigot. Jika sifat bawaan resesif, ia hanya dapat bermanifestasi nila tidak ada
dosis majemuk, yaitu apabila individu itu mempunyai homozigot aa. Sifat
bawaan ini tidak
15
bermanisfestasi pada homozigot AA atau heterozigot Aa. Namun, heterozigot Aa
adalah karier untuk sifat bawaan, sebab individu itu dapat meneruskan gen itu
kepada keturunannya. Selain tu, heterozigot juga dapat menunjukkan fenotip dari
kedua alel.
Skema
16
Salah satu contoh adalah hiperkolesterolemi familial. Dalam beberapa keadaan,
seperti penyakit Huntington dan penyakit ginjal polikistik, meskipun gen
abnormalnya sudah ada pada fetus, keadaan patologisnya baru muncul pada saat
dewasa.
Kelainan Mendel yakni kelainan gen tunggal yang mengikuti pola herediter
menurut teori Mendel. Abnormalitas dari gen tunggal tak dapat diketahui dengan
pemeriksaan sel scara mikroskopik, karena kariotip dari individu yang terkena
normal. Adanya gen abnormal dapat dilacak dengan mengamati sebuah sifat
bawaan fenotipik yang abnormal pada individu dan pada pohon keluarga.
Abnormaltas gen tunggal dapat nampak dalam berbagai keadaan, mulai dari defek
lokalisasi anatomis yang sederhana sampai pada gangguan yang tidak nyata atau
kompleks dari kimia tubuh. Populasi secara keseluruhan dari frekuensi gangguan
gen tunggal adalah sekitar 1% dengan 0,7% sebagai dominan, 0,25% sebagai
resesif, dan 0,04% terkait X.
Individu dengan anemia sel sabit mempunyai gen resesif abnormal yang
homozigot yang mengubah satu asam amino dalam rantai hemoglobin beta.
Hemoglobin yang berbeda ini menghasilkan sel darah merah yang mengalami
deformitas atau yang berbentuk sabit. Sel darah merah berbentuk sabit ini mudah
sekali rusak dan mengakibatkan tanda-
17
tanda dan gejala yang hebat. Abnormalitas gen tunggal ini mungkin muncul
sebagai gangguan metabolsime sejak lahir. Defisiensi total pada individu dengan
dua gen mutan, yaitu genotip aa, akan mengakibatkan kelainan metabolism yang
serius.
Sebuah gen yang abnormal dapat mengakibatkan produksi yang salah atau
sama sekali tidak memproduksi Enzim tertentu. Akibat dari enzimopati
bermacam-macam. Contoh klasik adalah albinisme. Pigmen melanin tidak
diproduksi, akibatnya tidak ada pigmen pada rambut, kulit atau iris. Contoh lain
adalah tidak adanya hormone tiroid yang mengakibatkan kretinisme, dan diabetes
insipidus akibat tidak diproduksinya hormone anti diuretic oleh kelenjar pituitaria.
Sama seperti halnya pada autosom, gen-gen pada kromosom X dapat bersifat
dominan atau resesif. Gen-gen abnormal yang terletak pada kromosom X disebut
terkait X. karena wanita mempunyai dua kromosom X, maka ada dua
kemungkinan bagi terjadinya gen mutan yaitu homozigot atau heterozigot. Karena
pria hanya mempunyai satu kromosom X, maka bagi sifat bawaan terkait X
selalu merupakan hemizigot. Oleh karena itu,
18
setiap sifat bawaan pada kromosom X selalu diekspresikan pada pria, sedangkan
pada wanita bias bersifat resesif atau dominan. Karena seorang pria hanya dapat
menurunkan kromosom X-nya pada anak wanita, maka tidak pernah menurunkan
atau (transmisi) sifat bawaan terkait X dari seorang ayah kepada anak laki-
lakinya, tapi selalu ada penurunan dari ayah kepada anak wanitanya.
19
mempengaruhi penolakan pada proses pencangkokan. Rincian kelaian herediter
berdasarkan Mendel beserta prefarensinya.
Hermafrodit
Galaktosemia
Phenylketonuria
20
kerusakan bagian otak, sehingga mengakibatkan defiensi mental karena
phenylalanine tidak diubah menjadi tirosin aka juga tidak terjadi melanin
Alkaptonuria
Albinisme
21
Sickle Cell Anemia
Penyakit ini disebabkan gen yang resesif. Bila gen bersangkutan dengan
keadaan heterozigot, maka penderita biasanya asimtomatik dan penderita
dikatakan hanya mengandung “Trait” bagi Sickle Cell Anemia tidak berdasarkan
defiensi enzi melainkan berdasarkan produksi enzim yang berubah hingga
terbentuk protein abnormal yaitu terjadi hemopglobin S yang berbeda daripad
hemoglobin normal. Hemoglobin abnormal ini menyebabkan eritrosit melisut
(sickling) pada keadaan tekanan oksigen yang berkurang.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat
merupakan sebab terjadinya aborus, lahir mati atau kematian segera lahir. Sebab
kelainan-kelainan kongenital alat alat genital
:
Faktor lingkungan ,seperti keadaan endometrium yang mempengaruhi
nutrisi mudigah,penyakit metabolic, penyakit virus,akibat obat-obat teratogenik
dan lain-lain. Sebagian besar kelainan, tidak mengikutsertakan ovarium atau
genitalia eksterna, sehingga banyak diantaranya tidak menampakkan diri sebelum
menarche atau sebelum perkawinan.
Adapun penyebabnya adalah kelainan genetik dan kromosom, faktor
mekanik, faktor infeksi, faktor obat, faktor umur ibu, faktor hormonal, faktor
radiasi, faktor gizi dan faktor-faktor lain.
Penyakit keturunan adalah suatu penyakit kelainan genetik yang diwariskan dari
orangtua kepada anaknya. Namun ada orangtua yang hanya bertindak sebagai
pembawa sifat (carrier) saja dan penyakit ini baru muncul setelah dipicu oleh
lingkungan dan gaya hidupnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Tamher, Sayuti. 2008. Ilmu Patologi Untuk Mahasiswa Kedokteran.
Jakarta: Trans Info Media
24